ACCOUNTING ON MY HEAD ACCOUNTING ON MY HEAD
Definisi
Definisi : Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan :
membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan.
Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan.
Auditing, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini – yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya – mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Essential characteristics of accounting are:
Essential characteristics of accounting are:
(1)
(1) the identification, measurement, and communication of financial information about the identification, measurement, and communication of financial information about (2)
(2) economic entities to economic entities to (3)
(3) interested parties.interested parties.
Accounting merupakan suatu cara untuk menidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan
Accounting merupakan suatu cara untuk menidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan
mengenai entitas ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai entitas ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Karakteristik Secara Kualitatif
Karakteristik Secara Kualitatif
- Relevan
- Relevan : 1. Nilai yang akan datang: 1. Nilai yang akan datang
2. Nilai Timbal Balik 2. Nilai Timbal Balik 3. Ketepatan waktu
3. Ketepatan waktu
- Reliable
- Reliable : 1. Dapat diverifikasi: 1. Dapat diverifikasi
2. Merepresentasikan nilai kejujuran 2. Merepresentasikan nilai kejujuran
3. Bersifat Netral – Terbebas dari kepentingan-kepentingan pihak lain 3. Bersifat Netral – Terbebas dari kepentingan-kepentingan pihak lain - Comparability
- Comparability : Informasi yang dibuat dan dilaporkan dalam permasalahan yang sama pada perusahaan: Informasi yang dibuat dan dilaporkan dalam permasalahan yang sama pada perusahaan yang berbeda dianggap sama dan dapat diperbandingkan.
yang berbeda dianggap sama dan dapat diperbandingkan.
- Consistency
- Consistency : Sebuah perusahaan dapat diakatan bersifat konsisten jika menerapkan kebijakan: Sebuah perusahaan dapat diakatan bersifat konsisten jika menerapkan kebijakan akuntansi yang sama untuk tiap periode
akuntansi yang sama untuk tiap periode
Asumsi-Asumsi / Konsep-konsep dalam Akuntansi
Asumsi-Asumsi / Konsep-konsep dalam Akuntansi
- Entitas Ekonomi
- Entitas Ekonomi : Pemisahan antar kepemilikan pribadi dengan kepemilikan perusahaan: Pemisahan antar kepemilikan pribadi dengan kepemilikan perusahaan - Going Concern
- Going Concern : Perusahaan diasumsikan akan berlangsung lama untuk mencapai tujuannya: Perusahaan diasumsikan akan berlangsung lama untuk mencapai tujuannya - Monetary Unit
- Monetary Unit : Setiap transaksi ekonomi dapat diukur dengan nilai uang: Setiap transaksi ekonomi dapat diukur dengan nilai uang - Periodicity
- Periodicity : Perusahaan dapat dipisah dalam aktivitas ekonomi yang berjalan pada suatu periode: Perusahaan dapat dipisah dalam aktivitas ekonomi yang berjalan pada suatu periode tertentu
tertentu
Prinsip-Prinsip Akuntansi
Prinsip-Prinsip Akuntansi
- Historical Cost
- Historical Cost : Harga yang dikelurakan untuk melakukan … adalah biaya : Harga yang dikelurakan untuk melakukan … adalah biaya - Revenue Recognition
- Revenue Recognition : Pengakuan biaya terjadi jika direlialisasikan atau ketika diterima : Pengakuan biaya terjadi jika direlialisasikan atau ketika diterima - Matching/ Perbandingan : Setiap biaya harus dibandingkan dengan penerimaan, “
- Matching/ Perbandingan : Setiap biaya harus dibandingkan dengan penerimaan, “Let the expense follow theLet the expense follow the
revenues.”
revenues.”
-
- Full DisclosureFull Disclosure : Menyajikan informasi secara pernuh untuk penetapan penilaian dan keputusan kepada: Menyajikan informasi secara pernuh untuk penetapan penilaian dan keputusan kepada
para pengguna informasi.
para pengguna informasi.
Disajikan melalui : Laporan Keuangan, catatan atas L/K dan Laporan tambahan
Disajikan melalui : Laporan Keuangan, catatan atas L/K dan Laporan tambahan
Constraint dalam Accounting
Constraint dalam Accounting
- Cost / Benefit
- Cost / Benefit : Biaya untuk menghasilkan sebuah informasi harus sesuai dnegan keuntungan yang akan: Biaya untuk menghasilkan sebuah informasi harus sesuai dnegan keuntungan yang akan didapatkan dalam mempergunakannya.
didapatkan dalam mempergunakannya.
- Materialitas
- Praktis Industri
- Praktis Industri : Tidak semua praktik akuntansi yang ada dapat disesuaikan dengan teori akuntansi yang: Tidak semua praktik akuntansi yang ada dapat disesuaikan dengan teori akuntansi yang berkembang.
berkembang.
- Konservatisme
- Konservatisme : Ketika dalam keraguan dalam penetapan nilai, maka diambil nilai kemungkinan terendah: Ketika dalam keraguan dalam penetapan nilai, maka diambil nilai kemungkinan terendah Pengakuan Rugi harus dicatat di awal, pengakuan laba di akhir
Pengakuan Rugi harus dicatat di awal, pengakuan laba di akhir Accounting Cycle
Definisi : Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Transaksi Usaha Pembuatan Bukti Asli
Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal) Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan
Neraca Lajur Penyesuaian Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
Neraca Saldo setelah penutupan Penjelasan :
1. Transaksi Usaha : Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.
Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
2. Dokumentasi : Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa. Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut.
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara lain :
1.
Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima sejumlah uang tunai.2.
Faktur Penjualan atau Pembelian Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang dikirimkan kepada pembeli merupakan faktur pembelian.3.
Bukti-bukti lain misalnya: nota-nota dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang3. General Journal
Definisi : Jurnal adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas Pencatatan Dalam Jurnal :
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal).
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut:
1
Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksiNama perkiraan.
0
Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet1
Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit. Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan mengklasifikasikan
berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan yang
disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.
4. General Ledger and Subsidiary Ledger a. Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri. Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar.
b. Buku Tambahan (Sub Ledger)
Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur.
Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur dibukalah perkiraan untuk tiap
langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku
tambahan) . Perkiraan masing-masing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut buku
besar langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor yang
membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar hutang).
Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar dari perkiraan-perkiraan buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu disebut perkiraan kontrol (Controlling accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga halnya dengan perkiraan hutang. Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku controlling (perincian) piutang dan hutang tahun lalu dan transaksi, sehingga apabila digambarkan tampak seperti yang terdapat pada gambar 3.
5. Trial Balance ( Neraca Lajur )
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.
Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal penyesuaian.
6. Ajusting Journal Entries
Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menempatkan pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.
Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode tersebut lebih akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga memiliki nilai sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui jurnal penyesuaian dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak kelihatan.
Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain ialah: 1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar
2. Pendapatan yang masih harus diterirna 3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu 4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu
5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain
6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies) 7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih
8. Persediaan Barang dagangan.8
Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dari PT. Yudi Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember.
Inforrnasi yang diperoleh untuk membuat ayat jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 199X adalah: 1 a. Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000
2 b. Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp. 400.000 3 c. Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp. 1.000.000 4 d. Penyusutan meubel Rp. 275.000
5 e. Beban gaji terhutang Rp. 950.000
6 f. Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat dianggap sebagai pendapatan Rp. 150.000 Ayat – ayat jurnal penyesuaian :
a. Piutang………... 250.000
Pendapatan Jasa ..………. 250.000
Untuk mencatat pendapat pendapatan jasa Yang belum diterima
b. Beban perlengkapan ………. 300.000
Perlengkapan……….. 300.000 Untuk mencatat perlengkapan yang terpakai . c. Beban Sewa ….………. 1.000.000
Sewa dibayar Dimuka………….. 1.000.000
d. Beban penyusutan – Meubel ………..……. 275.000 Akumulasi penyusutan –Meubel……… 275.000
Untuk mencatat penyusutan meubel e. Beban gaji……..……… 950.000
Hutang Gaji……..………. 950.000 f. Pendapatan Jasa diterima dimuka …… 150.000
Pendapatan Jasa .………. 150.000 Untuk mencatat pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat diakui Sebagai pendapatan.
7. Financial Report
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan antara laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca.
a) Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yang diperoleh dengan mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatan dan beban juga merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, maka selisih antara pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian bersih) akan dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika diperhatikan, laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal pemilik dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik
b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan akan
dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan elemen keseimbangan yang paling akhir dalam
neraca. Hal ini dapat ditelusuri melalui nilai Rp. 31.575.000,-
8. Closing Entries
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.9
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1) Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
2) Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar
jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar
laba rugi.
3) Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit perkiraan modal.
4) Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet perkiraan modal
pemilik perusahaan.
Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi Makmur menutup buku pacta akhir Desember, maka jurnal penutupnya adalah:
1. Pendapatan Jasa ……….. 7.400.000 Ikhtisar Laba Rugi……… .. 7.400.000 2. Ikhtisar Laba Rugi………... 3.875.000
Beban Sewa ……….. 1.000.000 Beban Gaji……… 1.900.000 Beban Perlengkapan………. 300.000 Beban Penyusutan………. 275.000
Beban Listrik……….. 400.000 3. Ikhtisar Laba Rugi
(Rp.7.400.000-Rp.3.875.000)…………. 3.525.000 Modal Y udi Makmur ……… 3.525.000 4. Modal Yudi Makmur ... 3.200.000
Pengambilan Pribadi Yudi M…………. 3.200.000 9. Ending Balance
Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat. Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak termasuk perkiraan sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau pengambilan pribadi, karena nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup (gambar 8).
PT. Yudi Makmur
Neraca Saldo Setelah penutupan 31 Desember 199x Kas………
Piutang……… Perlengkapan ……….. Sewa Dibayar Dimuka………. Meubel ………... Akumulasi penyusutan……… utang ……… Hutang Gaji………..
Pendaptan jasa diterima dimuka…. Modal Yudi Makmur ………..
Rp. 24.800.000 2.500.000 400.000 2.000.000 16.500.000 275.000 13.100.000 950.000 300.000 31.575.000 Total Rp. 46.200.000 Rp.46.200.000
OKAY NOW LET DISCUSS ABOUT ACCOUNT AND METHOD ON BALANCE SHEET
Balance sheet summarizes an organization or individual's assets, equity and liabilities at a specific point in
time. Individuals and small businesses tend to have simple balance sheets.
[3][dead link]Larger businesses tend to
have more complex balance sheets, and these are presented in the organization's annual report.
[4]Large
businesses also may prepare balance sheets for segments of their businesses.
[5]A balance sheet is often
presented alongside one for a different point in time (typically the previous year) for comparison.
Struktur Umum Neraca Assets
Current assets
1.
Cash and cash equivalents2.
Inventories3.
Accounts receivable4.
Prepaid expenses Fixed assets Liabilities1.
Accounts payable2.
Provisions for warranties or court decisions3.
Financial liabilities (excluding provisions and accounts payable), such as promissory notes and corporate bonds4.
Liabilities and assets for current tax5.
Deferred tax liabilities and deferred tax assets6.
Minority interest in equity7.
Issued capital and reserves attributable to equity holders of the Parent company8. Unearned revenue Equity
The net assets shown by the balance sheet equals the third part of the balance sheet, which is known as the
Formally, shareholders' equity is part of the company's liabilities: they are funds "owing" to shareholders (after payment of all other liabilities); usually, however, "liabilities" is used in the more restrictive sense of liabilities excluding shareholders' equity. The balance of assets and liabilities (including shareholders' equity) is not a coincidence. Records of the values of each account in the balance sheet are maintained using a system of accounting known as double-entry bookkeeping. In this sense, shareholders' equity by construction must equal assets minus liabilities, and are a residual.
1.
Numbers of shares authorized, issued and fully paid, and issued but not fully paid2.
Par value of shares3. Reconciliation of shares outstanding at the beginning and the end of the period 4. Description of rights, preferences, and restrictions of shares
5.
Treasury shares, including shares held by subsidiaries and associates6.
Shares reserved for issuance under options and contracts7. A description of the nature and purpose of each reserve within owners' equity OKAY NOW LET DISCUSS ABOUT THE METHOD OF THESE ACCOUNTS
CURRENT ASSETS Cash dan Setara Kas
Cash : Asset yang paling likuid, standar dalam nilai tukar mata uang, dasar pengukuran akuntansi, asset lancar contoh : coin, currency, available funds on deposit at the bank, money orders, certified checks, cashier’s checks, personal checks, bank drafts and savings accounts
Yang tidak termasuk Kas yaitu :
- Wesel tagih, jika ada wesel tagih yang diserahkan ke bannk untuk ditagihkan, maka wesel tersebut tetap dicatat sebagai piutang wesel.
- Perangko, kadang perangko dapat digunakan untuk pembayaran yang jumlahnya kecil, tetapi perangko tidak diterima sebagai setoran oleh bank, oleh karena itu perangko bukan kas.
.- Cek Mundur (Post Date Checks)
- Surat-surat berharga seperti saham, obligasi
- Simpanan pada bank-bank di luar negeri atau tabungan dalam dalam mata uang asing. - Uang kas yang dibatasi penggunaannya, biasanya dalam bentuk dana, tidak dimasukkan dalam kas tetapi dilaporkan terpisah sebagai dana.
Contoh : dana bantuan, kredit usaha mikro. Jika penggunaannya masih dalam waktu satu tahun maka termasuk dalam kelompok aktiva lancar, tetapi jika tidak dapat digunakan untuk pengeluaran dalam satu tahun maka
dilaporkan dalam kelompok aktiva tidak lancar.
Dalam prakteknya, kadang kas dikelompokkan menjadi dua yaitu Kas Kecil dan Kas Besar. Kas Kecil digunakan untuk operasional sehari-hari dan jumlahnya tidak terlalu besar. Biasanya digunakan untuk biaya operasional seperti biaya administrasi, biaya telepon, listrik, dll. Kas besar biasanya digunakan untuk menampung penerimaan Piutang, Pinjaman bank, pengeluaran untuk membayar utang, pengeluaran untuk membeli aktiva.
Kas Kecil (petty cash)
Kas Kecil adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
Salah satu prinsip pokok dalam pengawasan terhadap pengeluaran kas adalah bahwa semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran kas dilakukan melalui kas kecil. Untuk pengeluaran kas yang jumlahnya kecil dan rutin jika menggunakan cek maka akan menghabiskan cek banyak, hal ini menjadi tidak ekonomis.
Maka dibentuk kas kecil untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil nominalnya seperti pengeluaran untuk biaya pos, perangko, fax, pembelian alat tulis, fotocopy, dll. Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan harus menaksir jumlah kas yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu atau satu bulan. Jurnal pembentukan kas kecil yaitu :
Bank Rp 2.000.000
Ada dua metode yang digunakan untuk mencatat kas kecil yaitu : Sistem Imprest
Dalam sistem ini jumlah rekening kas kecil selalu tetap yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Setiap kali melakukan pembayaran, kasir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran, apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dikeluarkan. Pada sistem imprest pengeluaran kas kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.
Sistem Fluktuasi
Pada metode fluktuasi saldo kas kecil tidak tetap tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengeluaran-pengeluaran kas kecil. Dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran-pengeluaran kas kecil langsung dicatat, jadi buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening-rekening buku besar
Metode Pencatatan Kas dan Setara Kas 1. Cash Basis
Cash Basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi, dimana Pencatatan basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan tetapi uang pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat seperti halnya dengan “dasar akrual” hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan, kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan dasar akrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi. Cash Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :
1) Pengakuan Pendapatan :
Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih. 2) Pengakuan Biaya :
Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis, contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
b) Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan pendapatan.
c) Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang sebenanya.
d) Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
e) Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat laporan tersebut.
f) Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum tertagih. 2) Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
a) Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.
b) Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan pendapatan sampai diterimanya uang kas.
c) Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak tertagih.
d) Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).
e) Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
f) Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar.
g) Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena selalu berpatokan kepada kas.
2. Accrual Basis
Basis Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar – benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Accrual Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu: 1) Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya dalam accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum diterima.
2) Pengakuan biaya :
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga dengan kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini, perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep accrual basis ini.
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
1) Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a) Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
b) Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpercaya. c) Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.
d) Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis akural).
e) Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
f) Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
g) Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat diakui sebagai pendapatan.
h) Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.
i) Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
2) KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis a) Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.
b) Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
c) Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi pendapatan perusahaan. d) Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
e) Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.
Pengendalian Intern Terhadap Kas
Karena sifatnya yang sangat mudah untuk dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya, maka kas mudah digelapkan. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang ketat terhadap kas. Langkah preventif untuk mencegah penggelapan terhadap kas yaitu dengan Pengendalian Intern Terhadap Kas. Sistem pengendalian intern terhadap kas yaitu dilakukan dengan memisahkan fungsi-fungi penerimaan, pencatatan dan penyimpanan. Bentuk-bentuk prosedur pengendalian antara lain :
- Untuk penerimaan uang :
1. Pemisahan yang jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas, setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.
2. Pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatat kas. 3. Pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatat kas. 4. Dibuat laporan kas setiap hari.
- Untuk pengeluaran kas
1. Setiap pengeluaran uang harus menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yaitu menggunakan kas kecil.
2. Dibentuk kas kecil
3. Pemisahan antara pihak yang mengumpulkan bukti pengeluaran, yang menulis cek dan yang menandatangani cek serta yang mencatat pengeluaran.
4. Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu. 5. Laporan pengeluaran kas harian
Account Receivables
Account Receivables : Janji pembayaran secara lisan mengenai pembelian suatu barang atau jasa terhutang Vs Notes Receivable Catatan pengakuan hutang dari pelanggan
Metode Pengakuan Piutang Gross Method Vs Net Method
•
Example : Pembelian barang pada tanggal 03 Juni 2009 dengan persyaratan 2/10,n/60 artinya jika pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 hari maka akan mendapatkan Dicount sebesar 2% dengan jangka waktu jatuh tempo Piutang selama 60 hari.• Jurnal yang disiapkan adalah sebagai berikut :
• Gross Method 3/06/09 Accounts receivable 5.000
Sales 5.000
12/06/09 Cash ($5,000 x 98%) 4,900 Sales discounts 100
Accounts receivable 5,000
• Net Method 3/06/09 Accounts receivable 4,900
Sales 4,900
12/06/09 Cash ($5,000 x 98%) 4,900
Accounts receivable 4,900
• Jika Tidak Jadi Discount 3/06/09 Accounts receivable 4,900
Sales 4,900
12/06/09 Cash 5,000
Accounts receivable 4,900 Sales Discount Forfeited 100 Catatan Mengenai Piutang
Piutang termasuk aktiva lancar. Artinya piutang tersebut dapat dicairkan dalam jangka waktu yang singkat, maksimal dalam satu tahun buku. Ditinjau dari sumber terjadinya, piutang digolongkan menjadi dua kategori yaitu:
1. Piutang Usaha
Piutang Usaha ( account receivable ) ini timbul dari hasil utama perusahaan yang berupa penjualan produk atau penjualan jasa dan layanan yang diberikan perusahaan. Piutang ini seluruhnya dapat dimasukkan sebagai aktiva lancar dengan syarat jangka waktu penagihannya kurang dari satu tahun.
2. Piutang Lain-lain
Piutang Lain-lain ( other receivable ) timbul karena transaksi selain dari kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya penjualan aktiva perusahaan, pemberian pinjaman kepada karyawan.
Piutang dalam laporan keuangan ditulis sebesar jumlah kotor tagihannya dan disertai dengan jumlah taksiran
piutang yang tidak dapat ditagih / piutang diragukan.
Jurnal yang berkaitan dengan piutang usaha sebagai berikut : - Timbulnya piutang usaha karena penjualan kredit :
Piutang Usaha 50.000.000
Penjualan 50.000.000 ( Penjualan tidak kena PPN )
Piutang Usaha 55.000.000
Penjualan 50.000.000 PPN Keluaran 5.000.000 ( Penjualan kena PPN ) - Terjadi pengembalian barang oleh konsumen :
Retur 1.000.000
Piutang Usaha 1.000.000
( retur barang tidak kena PPN ) Retur 1.000.000
PPN Keluaran 100.000 Piutang Usaha 1.100.000 ( retur barang kena PPN )
- Pemberian potongan atas penjualan tunai : Kas 49.000.000
Pot. Tunai 1.000.000
Penjualan 50.000.000
Kadang piutang tidak dapat ditagih keseluruhan, hal ini menimbulkan kerugian. Jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih relatif kecil, perusahaan tidak perlu membentuk cadangan / penyisihan. Tapi jika jumlah piutang yang tidak dapat ditagih jumlahnya cukup besar dan berisiko maka sebaiknya perusahaan membentuk cadangan.
Metode penghapusan piutang yaitu :
a.
Metode penghapusan langsung ( direct write off method ) Ketika dalam satu tahun buku ada piutang tidak tertagih maka pada akhir tahun dilakukan penghapusan dengan jurnal :Biaya piutang tidak tertagih 5.000.000 Piutang Usaha 5.000.000
b.
Metode penyisihan / cadangan ( allowance method ) Dengan metode ini, piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat dengan jurnal. Contoh, piutang usaha Rp 20.000.000,- diperkirakan 2% tidak dapat ditagih. Maka jurnal untuk penyisihan piutang tidak tertagih adalah :Biaya piutang tidak tertagih 400.000
Penyisihan piutang tidak tertagih 400.000 ( 20.000.000 x 2% = 400.000 )
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Dalam neraca, piutang yang tertera adalah jumlah kotornya. Di bawahnya, penyisihan piutang tak tertagih. Ada dua cara dalam menetapkan jumlah penyisihan piutang tak tertagih, yaitu
Atas dasar saldo piutang
Caranya yaitu dengan menetapkan suatu persentase tertentu terhadap saldo piutang rata-rata atau golongan umur piutang pada akhir periode.
Contoh : Saldo Piutang per 1 Januari 2009 sebesar Rp 10 juta dan saldo piutang per 31 Desember 2008 Rp. 20 juta. Diasumsikan penyisihan piutang tak tertagih 2%. Besarnya penyisihan piutang tak tertagih dihitung sebagai berikut :
saldo piutang rata-rata : (10 juta + 20 juta)/2 = Rp. 15.000.000 penyisihan piutang tak tertagih : 2% X 15.000.000 = Rp. 7.500.000 Atas dasar saldo penjualan
Cara ini dilakukan dengan menetapkan persentase tertentu terhadap penjualan, dasar yang digunakan dapat menggunakan penjualan kredit atau total penjualan.
Contoh : total penjualan kredit tahun 2007 Rp. 140 juta, persentase penyisihan yang ditetapkan perusahaan 2% dari penjualan.
Besarnya saldo penyisihan piutang tak tertagih : 2% X Rp. 140 juta = Rp. 2.800.000 Pajak Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Dalam pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh mengatakan, Piutang yang nyata-nyata tak tertagih dapat dibebankan sebagai biaya dengan syarat :
Telah dibebankan sebagai biaya pada laporan laba rugi komersial
Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (PBULN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang atau pembebasan utang antara kreditor dan debitor yang bersangkutan. Tindakan tersebut sebagai upaya penagihan yang maksimal dan terakhir.
Telah dipublikasikan dalam pnerbitan umum dan khusus, dan penerbitan dimaksud tidak berarti penerbitan berskala.
Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak. Catatan :
Piutang Tak Tertagih yang dapat dibebankan sebagai biaya adalah Piutang Tak Tertagih yang timbul di bidang usaha bank, lembaga pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya.
Piutang Tak Tertagih yang dapat dihapuskan adalah piutang usaha sesuai dengan bidang usaha wajib pajak yang bersangkutan.
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal indonesia dalam bentuk surat berharga yaitu 1. Saham
Saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu perseroan terbatas atau emiten. Terdapat dua jenis saham yaitu, saham atas nama dan saham atas unjuk. Yang biasa diperdagangkan di Indonesia adalah saham atas nama. Nama orang yang memilikinya tertera di dalam saham.
2. Obligasi
Obligasi merupakan surat pengakuan utang atas pinjaman yang diberikan kepada perusahaan penerbit obligasi. Jangka waktu obligasi ini terbatas yaitu ditetapkan yang disertai imbalan bunga yang jumlah dan saat
pembayarannya telah ditetapkan dalam perjanjian. Obligasi dapat diterbitkan oleh badan usaha milik negara, swasta, pemerintah pusat, atau pemerintah daerah.
3. Derivatif dari efek
Pengertian efek adalah setiap surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, sekuritas kredit, tanda bukti utang, setiap right (klaim), waran, opsi, atau setiap derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagai efek.
a. Right (Klaim)
adalah sebagai bukti hak memesan saham terlebih dahulu yang melekat pada saham yang memungkinkan para pemegang saham untuk membeli saham baru yang akan diterbitkan perusahaan sebelum ditawarkan ke pihak lain. Apabila pemegang saham tidak menggunakan haknya maka bukti right yang dimilikinya dapat diperjualbelikan di bursa.
b. Waran
waran ini seperti right namun dengan jangka waktu tertentu. Waran umumnya berjangka panjang, antara 6 bulan sampai dengan 5 tahun.
c. saham deviden
Keuntungan yang diberika kepada pemegang saham biasanya dalam bentuk deviden. Deviden tersebut biasanya tidak dibagi dalam bentuk tunai tapi dalam bentuk saham baru.
d. Saham bonus
saham bonus biasanya diberikan kepada pemegang saham lama. e. Obligasi Konvertibel (convertible bond)
obligasi Konvertibel adalah obligasi yang dapat ditentukan dengan saham perusahaan emiten apabila obligasi tersebut setelah melewati jangka waktu tertentu atau masa tertentu dengan perbandingan atau harga tertentu f. Reksadana
Reksadana atau mutual fund merupakan wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang diinvestasikan dalam portofolio oleh manager investasi. Reksadana berbentuk sertifikat sebagai penjelasan bahwa pemodal menitipkan uang kepada manajer investasi sebagai pengelola dana untuk diinvestasikan baik di pasar modal maupun di pasar uang.
Inventory ( Persediaan )
•
Inventory adalah barang yang siap dijual atau barang yang dipakai untuk produksi dan dipergunakan untuk penjualan di masa yang akan dating• Untuk perusahaan Dagang biasnya disebut dengan Merchandise Inventory karena barang diterima hanya untuk dijual kembali pada periode berikutnya.
• Untuk perusahaan Manufaktur, biasanya Inventory dibagi ke dalam tiga jenis Inventory Raw Materials ( Bahan Baku )
Work In Process ( Barang dalam pengerjaan ) Finished Goods ( Barang Jadi )
•
Metode Pencatatan Untuk Inventory terdiri dari Dua Jenis Metode 1. Metode PerpetualSistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan.
Setiap jenis barang dibuatkan kartu persediaan dan di dalam pembukuan dibuatkan rekening pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bisa diawasi dqari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga perolehannya.
Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.
Ciri-ciri terpenting dalam sistem perpetual pada perjurnalan adalah :
a. Pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening persediaan
b. Harga pokok penjualan dihitung untuk tiap transaksi penjualan dan dicatat dengan mendebet rekening HPP pada persediaan.
c. Persediaan merupakan rekening kontrol dan dilengkapi dengan buku pembantu persediaan yang berisi catatan untuk setiap jenis persediaan. Buku pembantu persediaan menunjukkan keuantitas dan harga perolehan untuk setiap jenis barang yang ada dalam persediaan.
2. Metode Periodik
Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan
inventarisasi atau stock opname pada akhir periode.
Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.
1. Beginning inventory (100 units at $7 = 700)
Metode Perpetual System Metode Periodic System
2. Purchase 900 units at $7: |
Inventory 6,300 | Purchases 6,300
Accounts payable 6,300 | Accounts payable 6,300
3. Sale of 600 untis at $14: |
Accounts receivable 8,400 | Accounts receivable 8,400
Sales 8,400 | Sales 8,400
Cost of goods sold 4,200 |
Inventory 4,200 |
4. Adjusting entries (ending inventory = 400 units @ $7 = $2,800)
No Entry Necessary | Inventory 2,100
| Cost of goods sold 4,200
| Purchases 6,300
•
Metode Perhitungan Untuk Inventory terdiri dari Tiga Jenis Metode Keterangan Pembelian25/10/2009 Harga 10.000 First In First Out 26/10/2009 Harga 20.000 Last In First Out
27/10/2009 Harga 15.000 Average Cost = 10+20+15 /3 = 15
FIFO LIFO Average
Sales $ 90 $ 90 $ 90
Cost of goods sold 10 20 15
Gross profit 80 70 75 Operating expenses: Administrative 14 14 14 Selling 12 12 12 Interest 7 7 7 Total expenses 33 33 33
Income before taxes 47 37 42
Income tax expense 14 11 12 Net income $ 33 $ 26 $ 30
Additional Method
1. Identifikasi Khusus
Metode ini berdasarkan anggapan bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya. Tiap jenis barang
dipisah berdasarkan harga pokoknya dan tiap kelompok dibuatkan kartu persediaan sendiri. Contohnya
ponsel merek A tipe 123 dibuatkan kartu persediaan sendiri.
Harga pokok penjualan terdiri dari harga pokok barang-barang yang dijual, dan sisanya merupakan
persediaan akhir.
Metode ini dapat digunakan perusahaan yang menggunakan prosedur pencatatan persediaan dengan cara
fisik maupun cara buku. Tetapi karena cara ini menimbulkan banyak pekerjaan tambahan maupun gudang
yang luas maka jarang digunakan.
Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang menjual produk dengan harga mahal, jumlah dan
jenis produknya terbatas
Barang Dalam Perjalanan
( Work in Process )
Barang dalam perjalanan adalah barang yang pada saat tanggal neraca berada di tangan pihak pengangkut, seperti perusahaan kereta api, perusahaan angkutan darat atau udara.
Barang dalam perjalanan harus dimasukkan sebagai persediaan pihak yang memegang hak milik atas barang tersebut. Hak pemilikan ditentukan oleh syarat penjualan yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli. Ada dua jenis syarat yaitu :
1. FOB (Free On Board) shipping point : Pada syarat jenis ini barang akan berpindah kepemilikan ke tangan pembeli pada saat pihak pengangkut menerima barang dari tangan penjual.
2. FOB destenation : Hak milik atas barang akan tetap berada di tangan penjual sampai barang diserahkan ke tangan pembeli oleh perusahaan pengangkut.
FIXED ASSETS (
Aktiva Tetap)
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (PSAK No. 16 tahun 2007) Masa manfaat adalah periode aktiva tetap diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan, atau jumlah produksi atau unit serupa yang
diharapkan perusahaan
Pengakuan Aktiva Tetap
Suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap berdasarkan ketentuan akuntansi komersial yaitu :
1. Manfaat keekonomian masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut yang kemungkinan akan diperoleh perusahaan
2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal Karakteristik yang membedakan aktiva tetap dari barang dagangan adalah bahwa aktiva tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, sedangkan barang dagangan untuk dijual.
Contoh : komputer pada toko komputer adalah barang dagangan, karena perusahaan membeli komputer untuk dijual kembali. Sekarang bagaimana kalau tabung gas elpiji pada toko pengecer gas elpiji? Kalau yang dijual gasnya saja maka tabungnya adalah aktiva tetap milik toko tersebut, tapi jika toko tersebut menjual gas + tabungnya maka tabungnya termasuk barang dagangan.
Tanah yang dibeli perusahaan dan tidak langsung digunakan untuk operasional perusahaan, ada rencana menggunakan tapi tidak dalam waktu dekat maka tanah tersebut bukanlah aktiva tetap tapi investasi jangka panjang.
Aktiva tetap diakui / dicatat sebesar harga atau biaya perolehan. Harga ini terdiri dari harga beli, termasuk bea impor, PPN masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan biaya lain yang dapat diatribusikan secara langsung sampai
aktiva tersebut siap dipakai.
Biaya yang dapat diatribusikan contohnya adalah biaya persiapan tempat, pengiriman awal (initial delivery), penyimpanan, bongkar muat, pemasangan dan biaya profesional (arsitek/ insinyur).
Perolehan Aktiva Tetap
Harga perolehannya meliputi semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan aktiva, dan pengeluaran-pengeluaran lain agar aktiva siap untuk digunakan
Tanah
Harga perolehan tanah meliputi harga beli tunai tanah, biaya balik nama, komisi perantara, dan pajak atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli. Semua pengeluaran lain yang diperlukan agar tanah siap untuk digunakan yang bersifat perbaikan permanen di debet ke rekening tanah. Seandainya tanah yang dibeli tidak rata, berbatu dan penuh tanaman liar maka harga perolehan juga termasuk pengeluaran untuk pembersihan dan
perataan tanah.
Gedung / Bangunan
Semua pengeluaran yang berhubungan dengan pembelian atau pembangunan sebuah gedung harus dibebankan pada rekening gedung. Apabila gedung dimiliki melalui pembelian maka harga perolehannya meliputi harga beli, biaya notaris dan komisi perantara. Apabila gedung dibangun sendiri maka harga perolehannya meliputi semua pengeluaran untuk membuat gedung, termasuk pembuatan saluran listrik dan air.
Mesin dan Peralatan
Harga perolehannya terdiri dari harga beli tunai, biaya pengangkutan dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan, yang dibayar oleh pembeli, termasuk pula biaya perakitan, pemasangan dan pengujian peralatan yang dibeli.
Apabila dalam pemasangan terjadi kesalahan dan harus dikeluarkan uang lagi untuk memperbaiki kesalahan pemasangan maka biaya tersebut tidak dimasukkan sebagai biaya perolehan. jurnalnya yaitu :
Mesin 60.000.000
Kerugian pemasangan mesin 500.000
Kas 60.500.000
Depreciation, Impairments, and Depletion
Depresiasi : Alokasi Biaya untuk Asset tetap
Impairments : Alokasi Biaya untuk Intangible Assets / Assets yang tidak bisa diukur
• Patents
• Copyrights
• Franchises or licenses
• Goodwill
Depletion : Alokasi Biaya untuk sumber daya yang tidak terbatas Allocating costs of long-term assets:
• Fixed assets = Depreciation expense
• Intangibles = Amortization expense
• Natural resources = Depletion expense Depresiasi
Depreciation adalah sebuah proses akuntansi untuk mengalokasikan biaya pembelian asset kepada biaya dalam sebuah periode yang sistematik dan rasional dan diharapakn dalam periode tersebut asset yang dipergunakan akan mendatangkan manfaat dalam penggunaannya.
Allocating costs of long-term assets: Fixed assets = Depreciation expense Intangibles = Amortization expense Natural resources = Depletion expense Metode Depresiasi
Exercise (Depreciation Computations—Four Methods) Robert Parish Corporation purchased a new machine for its assembly process on September 30, 2007. The cost of this machine was $117,900. The company estimated that the machine would have a salvage value of $12,900 at the end of its service life. Its life is estimated at 5 years and its working hours are estimated at 1,000 hours. Year-end is December 31.
Instructions: Compute the depreciation expense under the following methods. (a) Straight-line depreciation.
(b) Activity method.
(c) Sum-of-the-years’-digits. (d) Double-declining balance. Answer :
(a) Straight-line depreciation. Depreciabl
e Annual
Partia
l Year Accum.
Year Base Years
Expens e Year Expense Deprec . 2007 $105,000 / 5 = $21,00 0 x 3/12 = $ 5,250 $ 5,250 2008 105,000 / 5 = 21,000 21,000 26,25 0 2009 105,000 / 5 = 21,000 21,000 47,25 0 2010 105,000 / 5 = 21,000 21,000 68,25 0 2011 105,000 / 5 = 21,000 21,000 89,25 0 2012 105,000 / 5 = 21,000 x 9/12 = 15,750 105,00 0 $105,00 0 Journal entry: 2007 Depreciation expense 5,25 0 Accumultated depreciation 5,250 (b) Activity method
(Given) Current Hours
Rate
per Annual Partial Year Accum.
Year Used Hours
Expens
e Year Expense Deprec. 2007 200 x $105 = $ 21,000 $ 21,000 $21,000 2008 150 x 105 = 15,75 0 15,750 36,750 2009 250 x 105 = 26,25 0 26,25 0 63,000 2010 300 x 105 = 31,50 0 31,500 94,500 2011 100 x 105 = 10,50 0 10,500 105,000 1,000 $105,00 0 Journal entry: 2007 Depreciation expense 21,00 0 Accumultated depreciation 21,000 (c) Sum-of-the-years’-digits.
Double-Declining Balance: Annual Portion
Current Year Year Base Rate Expense of Year Expense
2003 77,000 x 40% = 30,800 30,80 0 2004 46,200 x 40% = 18,480 18,48 0 2005 27,720 x 40% = 11,088 11,088 2006 16,632 x 40% = 6,653 6,65 3 2007 9,979 x 40% = 4,979 4,97 9 72,000 ( 0) 72,00 0 ( 0) Depreciation expense - Accumulated depreciation - (d) Double-declining balance.
Depreciable Rate Annual Partial
Current
Year Accum.
Year Base per Year Expense Year Expense Deprec.
2007 $117,900 x 40% = $47,160 x 3/12 = $ 11,790 $11,790 2008 106,110 x 40% = 42,444 42,444 54,234 2009 63,666 x 40% = 25,466 25,466 79,700 2010 38,200 x 40% = 15,280 15,280 94,980 2011 22,920 x 40% = 9,168 9,168 104,148 2012 13,752 x 40% = 5,501 Plug 852 105,000
$105,000 Journal entry:
2007 Depreciation expense 11,790
Accumultated depreciation 11,790
DIVIDEN DAN SAHAM Type-Type Deviden 1. Cash Deviden 2. Property Deviden 3. Likuidating Deviden 4. Stock Deviden
Tiga Waktu dalam Deviden 1. Saat Pengumuman
2. Saat Pencatatan 3. Saat Pembayaran
Contoh Jurnal Untuk Cash Deviden
Pada tanggal 10 Maret diumumkan nilai cah deviden sebesar 50.000, dibayarkan pada tanggal 6 April dan dicatat pada catatan pemegang saham pada tanggal 25 Maret
10 Maret 2009 Retained Earnings 50.000 Dividens Payable 50.000 25 Maret 2009 No Journal Entrie 06 April 2009 Dividens Payable 50.000 Cash 50.000 PASSIVA KEWAJIBAN
Utang / Kewajiban / Liabilities
Utang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena transaksi waktu yang lalu dan harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada waktu yang akan datang. Utang dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
Utang Jangka Pendek/ Kewajiban Lancar
Utang jangka pendek adalah utang yang diharapkan harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Utang jangka pendek terdiri dari :
• Utang dagang
• Utang wesel
• Pendapatan diterima di muka
• Utang gaji
• Utang pajak
Perusahaan harus memberikan perhatian khusus pada utang jangka pendek ini. Jika utang jangka pendek/ kewajiban lancer lebih besar dari pada aktiva lancer maka perusahaan berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Ini berarti perusahaan tidak bisa membayar seluruh utang jangka pendeknya. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang adalah utang yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Yang termasuk utang jangka panjang yaitu :
• Utang obligasi
• Utang wesel jangka panjang
• Utang hipotik
• Uang muka dari perusahaan afiliasi
• Utang kredit bank jangka panjang
Utang jangka panjang biasanya timbul karena kebutuhan untuk membeli aktiva, menambah modal perusahaan, investasi, atau mungkin juga untuk melunasi utang.
Pendapatan Diterima Dimuka
Perusahaan kadang menerima pembayaran untuk barang atau jasa yang belum diberikan. Untuk penerimaan jenis ini, perusahaan harus memasukkannya ke dalam pos utang, karena perusahaan mempunyai kewajiban untuk memberikan barang atau jasa di waktu yang akan datang.
Contoh : PT. D menerima pembayaran Rp 50 juta untuk barang dagangan yang dipesan konsumen, barang dagangan tersebut harus dikirim akhir bulan depan.
• Jurnal untuk mencatat penerimaan kas : Kas Rp. 50.000.000
Pendapatan diterima dimuka Rp 50.000.000
• Jurnal pada saat menyerahkan barang dagangan :
Pendapatan diterima dimuka Rp 50.000.000 Penjualan Rp 50.000.000 Utang Pajak
Utang pajak biasanya timbul karena pajak untuk bulan ini dibayar bulan depan atau kekurangan pajak tahun ini baru dibayar tahun depan. Misal pada bulan ini melakukan penjualan barang kena PPN, biasanya PPN yang kita pungut baru kita setorkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya, pajak penghasilan (Pph) untuk bulan ini biasanya baru kita bayar paling lambat tanggal 10 bulan depan.
Contoh : Selama bulan januari 2009 PT. D Menjual barang dagangan kena PPN sebesar Rp 100 juta
• Jurnal penjualan selama bulan januari : Piutang Usaha Rp 110.000.000
Penjualan Rp 100.000.000 PPN Keluaran Rp 10.000.000 3) 100.000.000 X 10% = Rp 10.000.000
Note :
• Jurnal Penyesuaian pada akhir bulan januari : PPN Keluaran Rp 10.000.000
Utang Pajak Rp 10.000.000 Utang Wesel
Utang wesel adalah utang yang berbentuk bukti tertulis formal, yang isinya tertulis kesanggupan untuk
membayar pada tanggal tertentu. Orang atau perusahaan yang mempunyai tagihan biasanya lebih menyukai jenis ini karena ada bukti yang kuat untuk menagih, apalagi jika urusannya dengan pengadilan.
Wesel digolongkan menjadi dua jenis yaitu : 1. Wesel berbunga
Wesel berbunga adalah wesel yang pada saat pembayarannya selain membayar pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati.
Contoh : bank A pada tanggal 1 oktober 2008 setuju memberikan pinjaman kepada PT. B sebesar Rp. 5000.000; untuk itu PT. B harus menandatangani promes dengan bunga 10% yang berjangka waktu 5 bulan.
• Jurnal penerimaan kas oleh PT. B : Kas Rp 6.000.000
>>>Utang wesel Rp 6.000.000
Saat tutup tahun, 31 desember 2008, PT. B membuat jurnal penyesuaian untuk biaya bunga selama tiga bulan (okt-des)
Biaya bunga Rp 150.000
>>>Utang bunga Rp 150.0001 1. Rp 6.000.000 X 10% X 3/12 = Rp 150.000 Jurnal saat pembayaran utang wesel, 1 maret 2009 :
Utang wesel Rp 6.000.000 Utang bunga Rp 150.000 Biaya bunga Rp 100.000
>>>Kas Rp 6.250.000 Keterangan :
• utang biaya Rp 150.000 telah dibebankan pada tahun 2008
• biaya bunga Rp 100.000, biaya bunga untuk bunga bulan januari dan februari 2009
Contoh 2 : pada tanggal 3 desember 2008 PT. C menarik wesel sebesar Rp 12.000.000 dengan bunga 10% dan jangka waktu 2 bulan untuk menggantikan utang yang telah jatuh tempo
• jurnal saat penggantian utang : Utang dagang Rp 12.000.000
>>>Wesel bayar Rp 12.000.000 • jurnal saat pembayaran/ pelunasan wesel bayar Rp 12.000.000
bunga Rp 200.0002
>>>Kas Rp 12.200.000
2) Rp 12.000.000 X 10% X 2/12 = Rp 200.000
2. Wesel tidak berbunga
Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Sebenarnya wesel tersebut tetap ada bunganya karena peminjam wajib membayar lebih besar daripada pinjaman yang diterima. Selisih antara pinjaman yang diterima dengan yang harus dibayar inilah bunga. Dengan kata lain, peminjam menerima kas sebesar nilai tunai atau nilai wesel saat ini (present value). Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo dikurangi bunga/ diskonto yang dibebankan.
Contoh : PT. C menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 9.300.000, jangka waktu 3 bulan tanpa bunga. Nilai tunai wesel adalah Rp 9.000.000.
Jurnal untuk mencatat transaksi di atas dalam pembukuan PT. C adalah : Kas Rp 9.000.000
Diskonto utang wesel Rp 300.000
>>>Utang wesel Rp 9.300.000
Rekening diskonto utang wesel adalah merupakan lawan (contra account) terhadap rekening utang wesel, rekening ini dalam neraca dikurangkan terhadap rekening utang wesel. Diskonto utang wesel ini diamortisasi selama jangka waktu utang wesel.
Jurnal untuk mencatat amortisasi diskonto utang wesel : Biaya bunga Rp 300.000
>>>Diskonto utang wesel Rp 300.000 Perbandingan Akuntansi Komersial dengan Fiskal
Perbandingan akuntansi komersial dengan non komersial
- akuntansi komersial biasanya untuk laporan intern perusahaan, sedangkan akuntansi non komersial untuk laporan pajak, atau sering disebut laporan fiskal.
- menurut akuntansi komersial semua pendapatan deviden merupakan pendapatan/ penghasilan perusahaan, sedang menurut akuntansi non komersil (fiskal) jika perusahaan mempunyai saham lebih dari 25% di perusahaan lain maka deviden yg diterimanya bukan termasuk penghasilan kena pajak.
- menurut akuntansi komersial : semua biaya bisa dikurangkan sebagai beban operasional. Sedangkan menurut akuntansi fiskal, ada biaya2 yang tidak boleh dikurangkan sebagai pengurang penghasilan kena pajak, seperti : biaya natuna (beras, gula, minyak) dan kenikmatan (by. pengobatan karyawan, by. rekreasi karyawan), biaya sumbangan juga tidak boleh dikurangkan sebagai biaya.
- Menurut akuntansi komersial, setiap perusahaan boleh menggunakan metode penilaian persediaan (FIFO, LIFO, rata2, dll) apa saja yang disukai asal konsisten. Sedangkan untuk akuntansi fiskal, metode penilaian persediaan yang boleh digunakan adalah metode FIFO dan rata-rata.
- Menurut akuntansi komersial, perusahaan boleh menggunakan metode penyusutan aktiva apa saja. Sedangkan untuk akuntansi fiskal, metode penyusutan aktiva tetap yang boleh digunakan adalah metode garis lurus dan metode menurun
Rekonsiliasi Bank
Pengendalian intern kas yang baik akan dapat memberi informasi mengenai sumber kas perusahaan, dikeluarkan untuk apa dan berapa saldo kas setiap saat dapat diketahui. Oleh karena itu, akuntan harus dapat menjelaskan sebab-sebab terjadinya perbedaa antara catatan perusahaan dengan laporan bank ( rekening koran ), dan menentukan jumlah saldo rekening giro yang sesungguhnya setiap bulannya. Proses ini disebut rekonsiliasi bank. Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan dengan saldo menurut rekening koran bank yaitu :
Bank belum mencatat transaksi tertentu Setoran dalam perjalanan
Perusahaan telah mencatat setoran ke bank tetapi bank belum mencatatnya. Contoh : setoran pada akhir bulan, biasanya bank akan membukukan pada bulan berikutnya.
Cek dalam perjalanan (cek masih beredar)
Cek yang ditarik dan telah dibukukan perusahaan tetapi bank belum mencatatnya, biasanya terjadi karena sampai akhir bulan yang menerima cek belum mencairkan cek tersebut.
Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu Penerimaan kas melalui bank
Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam rekening giro perusahaan, misalnya konsumen langsung membayar ke bank.
Biaya administrasi bank
Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-transaksi yang dilakukan oleh pemegang giro, biaya ini baru diketahui setelah ada laporan dari bank yang berupa rekening koran
Pendapatan bunga atau jasa giro
Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah perusahaan menerima laporan bank.
Cek kosong
Perusahaan yang sering menerima pembayaran dari konsumen dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan uang tunai. Cek tersebut kemudian disetorkan ke bank. Perusahaan baru tahu kalau cek tersebut kosong setelah menerima laporan dari bank.
Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya ( jumlah rupiah dalam cek lebih besar daripada saldo giro kensumen )
Cek dikembalikan ke penyetor karena alasan lain ( bukan cek kosong )
Bank kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut : Rekening penarik cek telah ditutup
Cek telah kadaluwarsa, cek kadang hanya dapat diuangkan dalam jangka waktu tertentu, apabila selama jangka waktu tersebut tidak diuangkan maka cek menjadi tidak berlaku lagi.
Tanda tangan yang tercantum pada cek tidak sah Kesalahan dalam penulisan cek
Pencatatan akuntansi untuk kasus ini sama dengan cek kosong. Bank atau perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan
Contoh, bank mungkin salah mengurangi saldo giro perusahaan untuk giro yang ditarik bukan oleh perusahaan tersebut, mungkin karena nama perusahaannya hampir sama. Bisa juga bank atau perusahaan salah dalam mencatat jumlah rupiah yang disetorkan ke bank.
Dasar-dasar Perbankan Syariah
Manajemen bank syariah tidak ada bedanya dengan manajemen bank konvesional. Namun berdasarkan peraturan pemerintah tentang bank syariah No. 10 tahun 1998, organisasi maupun system operasional bank syariah
terdapat perbedaan terhadap bank umum yaitu dewan pengawas syariah pada struktur organisasi dan adanya system bagi hasil.
Sistem muamalah dalam islam adalah meliputi berbagai aspek ajaran, yaitu mulai dari persoalan hak atau kewajiban (the right) sampai kepada urusan lembaga keuangan.
1. Prinsip wadiah (simpanan)
Al-wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individual maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penyimpan menghendaki.
2. Prinsip syarikah (bagi hasil)
Syarikah atau musyarikah adalah suatu perkongsian atau kerjasama antara dua pihak atau lebih dalam suatu proyek di mana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing. Prinsip ini sama seperti sistem dalam firma atau cv.
3. Prinsip tijarah (jual beli/ pengembalian keuntungan)
Prinsip tijarah adalah prinsip jual beli dimana penjual mengambil keuntungan dari penjualan tersebut. 4. Prinsip al-Ajr (pengambilan fee)
Prinsip ini diterapkan untuk kegiatan sewa-menyewa, penjualan jasa, pengalihan hak, dll. 5. Prinsip al-Qard (biaya administrasi)
Al-Qard Al-Hasan atau benevolent loan adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, dimana si peminjam tidak dituntut untuk mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.
Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima, diperoleh atau dipunyai dalam satu tahun pajak (psl. 1 UU PPh th 2000).
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan PPh yaitu : 1. Subjek Pajak
Subjek Penghasilan adalah Wajib Pajak (WP) yang menurut ketentuan perundang-undangan harus membayar, memotong atau memungut pajak yang terhutang atas objek pajak.
Subjek pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Subjek pajak dalam negeri
Subjek pajak dalam negeri dapat berupa : - Orang pribadi
Yang dimaksud orang pribadi adalah perorangan, baik yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan berkeinginan untuk bertempat tinggal di Indonesia.
- Warisan yang belum dibagi - Badan
Badan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia. Badan ini dapat berupa PT, CV, Koperasi, Yayasan, dan badan-badan lain
- Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Bentuk Usaha Tetap adalah perwakilan usaha yang ada di Indonesia tetapi kantor pusatnya ada di luar negeri. b. Subjek pajak luar negeri
Subjek pajak ini dapat berupa :
- Orang pribadi yang berada di Indonesia tetapi tidak lebih dari 183 hari dan badan yang tidak didirikan dan berkedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap
- Menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tetapi tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT.
Yang bukan termasuk subjek pajak yaitu : o Badan perwakilan negara asing
o Organisasi internasional
o Pejabat perwakilan negara asing o Pejabat organisasi internasional