NATRIUM BIKARBONAT
SODIUM BICARBONATE
1. N a m a
Golongan
Garam anorganik (1,9); mineral (12).
Sinonim / Nama Dagang (1,6,7,8,9,10,12)
Bicarbonatedesodium; Baking soda; Bicarbonate of soda; Col-evac; Jusonin; Meylon; Neuts; Carbonic acid monosodium salt; Carbonic acid sodium salt (1:1); Monosodium carbonate; Monosodium hydrogen carbonate; Sodium
acid carbonate; Sodium carbonate (NA (HCO3)); Sodium hydrogen
carbonate; Sodium hydrocarbonate; Soludal; “L”, soda (COMCO INC);
CHNAO3; OHS20970; E500; Natrii bicarbonas; Sal de vichy; Soda mint;
Bicarbonate soda;
Nomor Identifikasi (1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12)
Nomor CAS : 144-55-8
Nomor RTECS : VZ095000
Nomor EC (EINECS) : 205-633-8
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Natrium bikarbonat
Deskripsi (1,4,6,8,9,10)
Bentuk fisik padat berupa granula, kristal, serbuk; Berwarna putih; Tidak berbau; Terasa dingin: Rumus molekul NAHCO3; Berat molekul 84,01; Titik
leleh 270 o C(518F); Berat jenis (air=1) 2,159; Indeks bias 1,500; Suhu dekomposisi > 50 o C; pH 8,3 (larutan 0,84 %); Bahan bersifat higroskopis; Sedikit larut dalam air (kelarutan dalam air 10%; 8,6 g/100 mL @ 20oC); Sedikit larut dalam alkohol.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1,4) :
Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0 = Tidak reaktif
Klasifikasi EC (6):
S24/25 = Hindari/cegah persinggungan/kontak dengan kulit dan
mata 3. Penggunaan (2,,3,6,8,9,11,12)
Natrium bikarbonat digunakan sebagai bahan kimia di laboratorium; sebagai
buffer biologis; digunakan dalam pembuatan garam natrium ; sebagai sumber
CO2; sebagai bahan tambahan pangan, yaitu sebagai bahan pengembang
pada pembuatan roti,, garam busa, dan minuman; sebagai bahan pemadam
kebakaran; sebagai bahan tambahan dalam larutan elektrolit IV, antasida, pengalkalin urinaria dan sistemik; sebagai larutan garam terapetik untuk irigasi; sebagai bahan tambahan pangan pada pakan hewan.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan organ sasaran
Bahaya utama terhadap kesehatan: Dapat mengiritasi mata, kulit, saluran
napas, dapat menyebabkan efek merugikan pada ginjal (8).
Organ sasaran: Mata, kulit, sistem saraf pusat, ginjal, darah, jantung, hati
(8,10)
.
Rute paparan
Paparan jangka pendek (1,5,8,9) Terhirup
Iritasi saluran napas.
Kontak dengan kulit
Iritasi kulit, kulit kering, dermatitis.
Kontak dengan mata
Iritasi mata.
Tertelan
Dapat membahayakan jika tertelan; dapat menyebabkan efek merugikan pada ginjal; dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, dan diare.
Paparan jangka panjang (1) Terhirup
Tidak tersedia informasi.
Kontak dengan kulit
Tidak menimbulkan efek yang merugikan.
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi.
Tertelan
Tidak menimbulkan efek yang merugikan.
5. Stabilitas dan Reaktivitas
Stabilitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal (1,4,5)
Kondisi yang harus dihindarkan
: Hindarkan suhu di atas 65oC (150F) (4,10);
hindarkan pembentukan debu (8,10); hindarkan
terkena uap air atau air.
Bahan tak tercampurkan : Asam (1,4,10), bahan yang mudah meledak (1), logam (1) , bahan pengoksidasi kuat (8,10)
Natrium bikarbonat dengan (1):
Asam (kuat) : Dapat bereaksi keras dan melepaskan
karbon dioksida.
2-Furaldehida : Kemungkinan bahaya kebakaran
Monoammonium fosfat : Reaksi penyebaran diri disertai pembentukan
tekanan
Aloy natrium-kalium : Reaksi keras
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: oksida karbon
(karbon monoksida, karbon dioksida), sisa oksida fosfor, oksida natrium (1,4,5,10)
Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (1,4,8)
6. Penyimpanan
Simpan sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku (1,5)
Simpan terpisah dari bahan yang tak tercampurkan (1,4).
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (4,5,8,10,11)
Hindarkan kontak dengan air atau kelembaban (1,8,10).
Hindarkan dari panas (8).
7. Toksikologi
Data pada manusia Data iritasi (1)
Iritasi ringan: Kulit-manusia 30 mg/3 hari intermittent.
Data toksisitas (1,9)
TDLo oral-infant 1260 mg/kg; TDLo oral-pria 20 mg/kg/5 hari intermittent; LD50 oral-manusia >4000 mg/kg.
Data pada hewan Data iritasi (1)
Iritasi ringan: Mata-kelinci 100 mg/30 detik.
Data toksisitas (1,4,8,9,10)
LD50 oral-tikus 4220 mg/kg; LC inhalasi-tikus >900 mg/m3; LD50 oral-mencit
3360 mg/kg; TCLo inhalasi-tikus 77200 µg/kg/17 minggu; LD50 oral-tikus 7,3
g/kg; LC50 inhalasi-tikus >4,74 mg/L. Data Karsinogenik (4,5,8)
Tidak diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh NTP, IARC, OSHA, ACGIH atau NIOSH.
Tidak diketahui adanya bahan karsinogenik dalam produk ini.
Tingkat Toksisitas Akut
Toksisitas sedang melalui saluran cerna (1).
Kondisi Medis yang Diperburuk oleh Paparan
Tekanan darah tinggi, gangguan ginjal (1).
Data Mutagenik (1,8)
Sintesis DNA yang tidak terjadwal - oral-tikus 50400 mg/kg selama 4 minggu terus menerus.
TDLo 40 mg/kg intraperitoneal-mencit selama 7 hari pada wanita hamil secara berkelanjutan (1,8,10).
Data Teratogenik (9)
NOAEL melalui intubasi oral-mencit dengan usia kehamilan 6-15 hari 580 mg/kg; NOAEL melalui intubasi oral-tikus dengan usia kehamilan 6-15 hari 340 mg/kg; NOAEL melalui intubasi oral-kelinci dengan usia kehamilan 6-15 hari 330 mg/kg.
Data Tambahan
Kemungkinan dapat terjadi interaksi dengan obat-obatan (1).
Informasi Ekologi
Toksisitas pada ikan : LC50 (mortalitas, 96 jam) Fathead minnow (Pimephales
promelas) 1850 µg/L pada ikan kecil (1); LC50 Bluegill sunfish (Lepomis
macrohirus) 7100 mg/L (9); NOEC Bluegill sunfish (Lepomis macrohirus) 5200
mg/L/96 jam (9); LC50 Rainbow trout (Oncorynchus mykiss) 7700 mg/L (9);
NOEC Rainbow trout (Oncorynchus mykiss) 2300 mg/L/96 jam (9).
Toksisitas pada invertebrata: LOEC (reproduksi, 48 jam) kutu air (Daphnia magna) 4500 µg/L pada (1,4); EC50 kutu air (Daphnia magna) 2350 mg/L/48
jam (10); EC50Daphnia magna (usia >24 jam) 4100 mg/L (4,9); NOECDaphnia
magna (48 jam) 4100 mg/L (4,9);EC50 Ceriodaphnia dubia (usia >24 jam,
selama 48 jam) 1075 mg/L (9); EC50 Ceriodaphnia dubia (usia >24 jam,
selama 48 jam) 1020 mg/L (9).
Toksisitas pada alga: Terjadi kelimpahan Algae, fitoplankton, algamat (alga) pada 45000 µg/L selama 63 bulan pada (1,9); EC50 alga air tawar 650 mg/L
selama 120 jam (8).
8. Efek Klinis
Keracunan akut Terhirup
Menyebabkan sakit tenggorokan dan batuk. Debunya dapat menimbulkan iritasi pada hidung, tenggorokan dan paru-paru (1).
Kontak dengan kulit
Kontak dengan mata
Kontak langsung dengan mata dapat menyebabkan iritasi disertai kemerahan dan nyeri. Pada kelinci yang diberi perlakuan larutan 0,1 M secara terus menerus selama 3 jam tidak menunjukkan adanya gangguan pada kornea (1).
Tertelan
Dapat menyebabkan iritasi pada mulut, kerongkongan, dan perut. Di dalam perut dilepaskan gas karbondioksida, yang menyebabkan penggelembungan (distention), sendawa, dan kemungkinan pecah pada perut. Dosis yang lebih besar dari 5 gram/kg dapat menyebabkan alkalosis dan edema. Telah dilaporkan pula terjadinya tetani hipokalsemik yang disertai hipoglikemia, kejang pada karpus dan kaki (carpopedal), dan henti jantung paru (cardiopulmonary arrest) (1).
Keracunan kronik Terhirup
Tidak tersedia informasi (1).
Kontak dengan kulit
Manusia yang terpapar bahan secara berselang-seling (intermittent) selama 3 hari hanya mengalami iritasi ringan. Dilaporkan terjadinya alkalosis (efek
akibat penimbunan basa) pada pemberian melalui kulit (topikal) (1).
Kontak dengan mata
Tidak tersedia informasi (1).
Tertelan
Menelan bahan hingga 140 gram/hari selama 3 minggu dapat menyebabkan penambahan berat badan akibat retensi cairan, alkalosis yang disertai dengan peningkatan karbondioksida pada plasma dan pH serta satu kasus albuminuria dan hematuria. Peningkatan keasaman, kadar natrium, volume urin, dan pembentukan kristal pada urin telah dilaporkan terjadi pada tikus (1).
9. Pertolongan Pertama (1,4,8,10)
Segera pindahkan dari area pemaparan. Gunakan kantong masker berkatup atau peralatan sejenis lainnya untuk melakukan pernapasan buatan jika dibutuhkan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama sekurangnya 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak Sekurangnya selama 15-20 menit dengan sesekali membuka kelopak mata bagian atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Lanjutkan dengan mengalirkan air garam normal hingga siap untuk dibawa ke rumah sakit. Tutup dengan kain kassa steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Jangan diinduksi muntah bila bahan tertelan dalam jumlah banyak. Berikan air bila kondisi pasien sadar. Jangan berikan apapun melalui mulut pada pasien yang tidak sadarkan diri. Jika terjadi muntah, posisikan kepala lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi. Bila diperlukan, segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Dosis yang besar dapat mengakibatkan alkalosis sistemik dan peningkatan cairan ekstraseluler disertai dengan edema (4), berikan pengobatan simptomatik (8,10) .
10. Penatalaksanaan Oleh Tenaga Kesehatan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 15-20 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran cerna (12)
Tidak diperlukan dekontaminasi saluran cerna. Metode dekontaminasi
mungkin tidak efektif walaupun bahan yang tertelan dalam jumlah banyak; tetapi pada aspirasi nasogastrik atau pada kasus gejala yang jelas, dapat dipertimbangkan irigasi usus.
Dekontaminasi dengan cara pemberian arang aktif dinilai tidak efektif.
Antidotum
Tidak ada antidotum spesifik untuk keracunan natrium bikarbonat (12).
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan natrium bikarbonat:
Tidak ada ketetapan batas paparan di lingkungan kerja (1,4).
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan
dipatuhinya paparan yang sudah ditentukan (1,5).
Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman yang tahan percikan (1,4).
Sediakan kran pencuci mata darurat serta semprotan air deras dekat dengan tempat kerja (1,5,8,10)
Pakaian: Tidak diperlukan pakaian pelindung (1). Gunakan apron jika
dikhawatirkan terpercik saat bekerja menggunakan larutan natrium bikarbonat (4).
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia
(1,5,10,11).
Respirator (1): Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, diperlukan perlindungan pernapasan. Pelindung pernapasan diurutkan mulai dari tingkat minimum hingga maksimum. Perhatikan sifat peringatan sebelum penggunaan.
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi penyaring partikel berefisiensi tinggi.
Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi penyaring debu, kabut, dan uap.
Setiap respirator pemurni udara yang bertenaga yang dilengkapi penyaring partikel berefisiensi tinggi.
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau berbahaya terhadap kehidupan atau kesehatan (1):
Setiap repirator pemasok udara yang dilengkapi dengan pelindung seluruh wajah dan dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain yang digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah.
Setiap alat pernapasan serba lengkap yang dilengkapi pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya kebakaran dan ledakan: Bahaya kebakaran dapat diabaikan (1,4).
Media pemadam kebakaran: Gunakan bahan yang paling sesuai untuk memadamkan api di sekitarnya (1,4,5,8,10) . Gunakan bahan yang tak dapat terbakar (4,8,10) , karbondioksida, semprotan air.
Kebakaran besar: Gunakan semprotan air, busa tahan alkohol.
Pemadaman kebakaran: Pindahkan kontainer dari daerah kebakaran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Hindari menghirup bahan kimia tersebut atau produk hasil pembakarannya. Tetap tinggal di tempat yang arah anginnya berlawanan serta hindari daerah yang lebih rendah (1). Gunakan peralatan pernapasan serba lengkap yang dioperasikan dengan tekanan yang direkomendasikan MSHA/NIOSH (atau disamakan) serta full protective gear
(11)
.
13. Manajemen Tumpahan
Tumpahan di tempat kerja: Kumpulkan tumpahan bahan pada wadah yang sesuai untuk dibuang. Hindarkan dari sumber air dan saluran pembuangan.
Hindarkan orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat, isolasi area
tumpahan dan beri larangan masuk (1,5). Bersihkan sisa tumpahan dengan
menyiramkan air (4,8,10).
Tumpahan sedikit: Tempatkan tumpahan ke dalam wadah yang bersih dan
kering. Bersihkan bagian yang terkontaminasi dengan air (4).
14. Daftar Pustaka
1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997 2. Cahpman, R.L., Cosmetic Bench Reference (CBR) 2007, Allured, USA,
2007.
3. Budavari, S. (Ed.). The Merck Index: An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Fourthteenth Edition. Merck & Co., Inc. New Jersey. 2006. p. 1479. 4. http://www.chemcas.org/msds_archive/msds_01/cas/gb_msds/144-55-8.asp (diunduh Februari 2012) 5. http://www.lookchem.com/cas-144/144-55-8.html (diunduh Februari 2012) 6. http://www.chemicalbook.com/ProductChemicalPropertiesCB7492884_E N.htm#MSDSA (diunduh Februari 2012) 7. http://www.chemblink.com/asp/searching.asp (diunduh Februari 2012) 8. http://www.fishersci.com/ecomm/servlet/msdssearch?store=Scientific&ms dsKeyword=144-55-8 (diunduh Februari 2012) 9. http://inchemsearch.ccohs.ca/inchem/jsp/search/search.jsp?inchemcasre g=1&Coll=inchemall&serverSpec=charlie.ccohs.ca%3A9900&QueryText1 =144-55-8+&QueryText2=&Search.x=52&Search.y=20 (diunduh Februari 2012) 10. http://www.acros.be/DesktopModules/Acros_Search_Results/Acros_Sear ch_Results.aspx?search_type=CAS&SearchString=144-55-8 (diunduh Februari 2012)
11. http://www.carloerbareagents.com/ChemicalsSearchMsds.aspx?msds=27 57&name (diunduh Februari 2012) 12. http://www.toxinz.com/Spec/Print/2365423 (diunduh Februari 2012) --- Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012