• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Urinometer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Urinometer"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIKUM INSTRUMENTASI II

“URINOMETER”

Dosen Mata Kuliah :

Wahdah Norsiah, S. Pd., M. Si.

Disusun oleh :

Ayu Sukma Dewi

P07134216220

PROGRAM STUDI D IV ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN

(2)

1. Judul : Pengenalan dan Penggunaan Alat Urinometer 2. Hari, Tanggal : Jumat, 7 April 2017

3. Tujuan Praktikum :

a. Untuk mengenal alat Urinometer beserta fungsinya, b. Untuk mengetahui cara penggunaan alat Urinometer,

c. Untuk mengetahui cara perhitungan BJ urine menggunakan Urinometer.

4. Dasar Teori

Urine atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.

Materi yang terkandung di dalam urine dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urine dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urine. Urine seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang sehat.

Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urine sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urine tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinenya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urine berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urine sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa dikatakan bahwa urine itu merupakan zat yang steril.

Setiap urine memiliki berat jenis (BJ) yang apabila diukur kita dapat mengetahui fungsi pemekatan atau pengenceran oleh ginjal dan komposisi serta dilusi urine itu sendiri. Pengukuran berat jenis urine juga berfungsi untuk membedakan oliguria karena acute renal failure yang memiliki BJ

(3)

isosthenuria (berat jenis sekitar 1,010) dan oliguria akibat dehidrasi. Harga normal dari BJ urine seseorang adalah 1,003-1,030.

Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolaritas urine yang mengukur konsentrasi zat terlarut) mengukur kepadatan air seni serta dipakai untuk nilai kemampuan ginjal untuk memekatkan dan mengencerkan urin. Berat jenis erat hubungannya dengan diuresis, semakin besar dieresis maka makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Diuresis adalah keadaan peningkatan urin yang dibedakan menjadi diuresis air dan dieresis osmotik.

Jika berat jenis lebih dari 1,030 maka memberi isyarat kemungkinan ada glukosauria. Efek fungsi dini yang tampak pada kerusakan tubulus adalah kehilangan kemampuan untuk memekatkan urin. Berat jenis urine yang rendah penandakan persisten menunjukkan gangguan pada fungsi reabsorpsi tubulus.

Pemeriksaan berat jenis urine dapat dilakukan dengan menggunakan urinometer. Urinometer merupakan cara pengukuran berat jenis urine dengan kapasitas pengapungan hydrometer atau urinometer dalam suatu slinder yang terisi kemih. Urinometer akan mengapung pada angka dekat ujung yang menentukan berat jenis secara langsung. Untuk meyakinkan urinometer terapung bebas dapat memutar urinometer secara perlahan.

Yang mempengaruhi BJ urine seseorang adalah komposisi urine, fungsi pemekatan ginjal, dan produksi urine itu sendiri. Keadaaan yang menimbulkan BJ urine rendah adalah kondisi tubuh pada udara dingin, diabetes insipidus, dan terlalu banyak mengkonsumsi air. Sedangkan keadaan yang menimbulkan BJ urine tinggi adalah dehidrasi, protein uria, diabetes melitus. Isosthenuria adalah keadaan dimana BJ urine berkisar 1,010 dan hyposthenuria adalah BJ urine di bawah 1,008.

5. Gambar dan Keterangan

1.1 Urinometer

Digunakan untuk mengukur BJ urine yang diletakkan di dalam tabung

nessler yang berisi urine.

1.2 Tabung Nessler

Digunakan sebagai wadah untuk meletakkan urine dan juga

(4)

6. Cara Kerja

1) Kalibrasi terlebih dahulu urinometer dengan air,

2) Isi tabung nessler dengan urine sampai 3/4 penuh, hilangkan buih yang timbul,

3) Periksa suhu urine dengan menggunakan thermometer yang dicelupkan ke dalamnya,

4) Masukan urinometer dengan cara memutar pada sumbunya. Jangan sampai menyentuh dasar dan dinding tabung,

5) Tambahkan urine lagi apabila urinometer masih menyentuh dasar dan dinding tabung,

6) Baca meniskus pada urinometer.

7. Hasil

Hasil pengamatan pemeriksaan BJ urine Sewaktu menggunakan Urinometer

a. Pra Analitik

 Alat yang digunakan adalah sebagai berikut. 1) Urinometer,

2) Termometer, 3) Tabung nessler, 4) Tissue,

5) Beaker glass.

 Bahan yang digunakan adalah urine.

 Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan adalah sarung tangan dan masker.

 Data Pasien, adalah sebagai berikut.

Nama : Noor Fatimah

Umur : 18 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Sidomulyo Raya No. 39 Landasan Ulin Timur Tanggal pengambilan sampel : Jumat, 7 April 2017

b. Analitik

Cara pengerjaan adalah sebagai berikut.

1) Isi tabung nessler dengan urine sampai 3/4 penuh, hilangkan buih yang timbul,

2) Suhu urine diperiksa dengan menggunakan thermometer yang dicelupkan ke dalamnya,

3) Masukan urinometer dengan cara memutar pada sumbunya. Jangan sampai menyentuh dasar dan dinding tabung,

4) Urine ditambahkan lagi karena urinometer masih menyentuh dasar dan dinding tabung,

(5)

c. Post Analitik

Hasil yang didapat adalah sebagai berikut.  Diketahui :

Suhu Urine : 31⁰c

Suhu pada urinometer : 20⁰c Skala yang didapat : 1,012  Hasil Perhitungan : BJ Urine = 1,012 + 31⁰c 20⁰c x 0,001 3 = 1,012 + 0,0036 = 1,0156  Hasil Pemeriksaan

Kadar normal BJ urine sewaktu berkisar antara 1,015 – 1,025, BJ urine sampel adalah 1,0156. Sehingga dapat dipastikan BJ urine sampel masih dalam kisaran normal.

8. Pembahasan

Urinometer adalah hidrometer untuk penentuan bobot jenis dari urine dan ditera khusus untuk penentuan tersebut. Urinometer memiliki skala 1.0000-1.0060 (tiga desimal) dan umumnya dipergunakan pada temperatur 60⁰F atau 15,5⁰C.

Urinometer merupakan cara pengukuran berat jenis urine dengan kapasitas pengapungan hydrometer atau urinometer dalam suatu slinder yang terisi kemih. Urinometer akan mengapung pada angka dekat ujung yang menentukan berat jenis secara langsung. Untuk meyakinkan urinometer terapung bebas dapat memutar urinometer secara perlahan.

Dengan menggunakan prinsip berat jenis urine ditentukan dengan menggunakan urinometer dan dikoreksi perbedaan suhu menggunakan rumus koreksi menjadikan urinometer memiliki kelebihan dibandingkan dengan refraktometer.

Dalam penggunaan urinometer diharuskan untuk melakukan pembacaan miniskus dibawah sejajar dengan mata. Pembacaan harus diperhatikan pada saat urinometer mengapung dan tidak mengenai dasar dan dinding tabung. Sehingga kesalahan dalam perhitungan berat jenis urine dapat dihindari.

Pengukuran berat jenis urine dimaksudkan untuk mengetahui fungsi pemekatan atau pengenceran oleh ginjal dan komposisi serta dilusi urine itu sendiri. Selain itu juga berfungsi untuk membedakan oliguria karena acute renal failure yang memiliki BJ isosthenuria (berat jenis sekitar 1,010) dan oliguria akibat dehidrasi. Nilai normal dari BJ urine 24 jam

(6)

seseorang adalah 1,003-1,030, sedangkan nilai normal BJ urine sewaktu adalah 0,015-1,025.

Berat jenis erat hubungannya dengan diuresis, semakin besar dieresis maka makin rendah berat jenisnya dan sebaliknya. Diuresis adalah keadaan peningkatan urine yang dibedakan menjadi diuresis air dan dieresis osmotic.

9. Kesimpulan

Dari praktikum yang dilaksanakan didapat hasil bahwa berat jenis urine sampel adalah 1,0156 yang berarti pasien memiliki berat jenis urine yang normal.

10. Daftar Pustaka

a) Green, Alicia. “Makalah Urinometer” diakses pada 14 April 2017 https://www.scribd.com/doc/242177135/makalah-urinometer-docx

b) Gusti Ngurah, Astayogi. “Pengukuran Berat Jenis Urine dengan menggunakan Urinometer” diakses pada 14 April 2017

http://krisnaastayogi.blogspot.co.id/2012/10/pengukuran-berat-jenis-urine-dengan.html

c) Nai Liu, Kasirinus. “Pemeriksaan Berat Jenis Urin” diakses 14 April 2017 http://karimaesesaselatan.blogspot.co.id/2012/01/v-behaviorurldefaultvmlo

d) Noorjannah, Ade. “Pemeriksaan Urinalisa” diakses pada 14 April 2017 http://adenoorjannah.blogspot.co.id/2013/09/pemeriksaan-urinalisa.html

Banjarbaru, 24 April 2017

Pembimbing,

Wahdah Norsiah, S.Pd., M.Si.,

Praktikan,

Referensi

Dokumen terkait

mengukur Total Dissolved Solid (TDS) atau kadar zat padat terlarut dalam air.

Ikan air tawar memiliki konsentrasi zat-zat terlarut pada cairan tubuhnya sangat berbeda dengan konsentrasi yang ada di lingkungan.. Di dalam cairan tubuh

Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel..

Percobaan “Kenaikan Titik Didih” bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis zat terlarut (volatile dan non volatile), konsentrasi larutan, serta jenis zat terlarut (elektrolit dan non elektolit) terhadap kenaikan titik didih

partikel terlarut pada air minum dan juga digunakan untuk mengukur kepekatan larutan nutrisi hidroponik atau dengan kata lain konsentrasi larutan

Berdasarkan grafik diperoleh bahwa lama pemanasan berbanding lurus dengan massa zat cair, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin banyak massa zat cair yang digunakan maka semakin

Jika dikaitkan dengan nilai salinitas terhadap nilai oksigen terlarut yang diperoleh maka akan diperoleh nilai yang berbanding lurus, karena ketika nilai oksigen

KONSENTRASI LARUTAN Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dengan pelarut Zat terlarut solut LARUTAN Zat pelarut solven Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya