• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Kondisi Geografis

Gugus Pulau Kaledupa terletak di Gugusan Kepulauan Wakatobi dikenal juga dengan sebutan Kepulauan Tukang Besi merupakan salah satu gugusan pulau-pulau kecil di jazirah Pulau Sulawesi bagian Tenggara. Kepulauan Wakatobi terdiri atas 4 gugus pulau yaitu Gugus Pulau Wangi-Wangi, Gugus Pulau Kaledupa, Gugus Pulau Tomia dan Gugus Pulau Binongko. Nama Wakatobi berasal dari singkatan nama empat gugus pulau tersebut. Kabupaten Wakatobi terdiri atas 48 buah pulau dimana 28 pulau diantaranya berada pada kawasan Gugus Pulau Kaledupa. Seiring dengan perkembangan reformasi sistem pemerintahan dari sentralistik ke sistem pemerintahan otonomi daerah, pada tahun 2003 Kepulauan Wakatobi resmi menjadi kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Buton melalui UU No 29/2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara. Disamping sebagai daerah otonom, Kepulauan Wakatobi sejak tahun 1996 menjadi salah satu kawasan konservasi negara dengan status sebagai Taman Nasional Laut yang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan RI nomor 393/Kpts-VI/1996, pada tahun 1995 masih berstatus sebagai Taman Wisata Alam Laut (SK Menteri Kehutanan RI nomor 462/KPTS-II/1995).

4.1.1. Letak Geografis

Letak Kabupaten Wakatobi membentang dari Utara ke Selatan diantara 5°12’–6°10’ LS (sepanjang kurang lebih 160 km) dan 123°20’–124°39’ BT (sepanjang kurang lebih 120 km). Adapun batas wilayah Kabupaten Wakatobi sebagai berikut; sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Buton, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda, sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara.

Kabupaten Wakatobi terbagi atas 8 wilayah administrasi kecamatan, dimana Gugus Pulau Kaledupa terbagi atas 2 wilayah kecamatan dan 26 desa/kelurahan yaitu; (1) Kecamatan Kaledupa yang terdiri atas 16 desa/kelurahan, dan (2) Kecamatan Kaledupa Selatan, terdiri atas 10 desa/kelurahan. Batas Gugus Pulau

(2)

Kaledupa adalah; sebelah Utara berbatasan dengan laut Banda, sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda dan sebelah Barat berbatasan dengan Pulau Buton.

4.1 2. Luas Wilayah

Luas total wilayah daratan Gugus pulau Kaledupa sekitar 90 Km2 atau sebesar 19,58% dari wilayah daratan Kabupaten Wakatobi. Pulau terluas adalah Pulau Kaledupa dengan luas 65,2 Km2 atau sekitar 72,8% dari total luas Gugus Pulau Kaledupa. Penggunaan lahan di Gugus Pulau Kaledupa sebahagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perkebunan yaitu seluas 4845 ha (54,12%), kawasan hutan seluas 3162 ha (35,33%) dan untuk kawasan pemukiman seluas 942, 76 ha (10,53%). Dari 28 pulau yang ada di Gugus Pulau Kaledupa, hanya 4 pulau yang berpenghuni yaitu; Pulau Kaledupa, Pulau Lentea, Pulau Darawa dan Pulau Hoga.

Tabel 5 Pembagian desa berdasarkan pola penggunaan lahan tahun 2007 di Gugus Pulau Kaledupa

No Nama Kecamatan desa/kelurahan Nama Lahan Total (Ha) Kabun (ha) Hutan (ha) Manrove (ha) Terbangun (ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Kaledupa selatan Sombano Lauloua Ambeua Lewuto Ambeua raya Sama bahari Lagijaya Horuo Mantigola Kalimas Ollo Ollo selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Langge Sandi Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Tampara Kasuari Peropa 1114.194 127.378 125.958 249.229 103.824 16.123 427.593 696.901 13.916 175.203 152.369 53.490 93.411 31.006 253.098 74.167 356.980 451.949 298.555 157.690 1694.118 390.866 254.016 365.041 375.373 898.820 470.249 78.957 68.235 153.165 63.452 0 255.401 483.401 0 137.007 117.063 28.479 60.766 10.848 207.786 16.239 67.581 248.325 18.560 45.581 1221.160 358.736 131.976 213.143 323.627 65.434 370.877 9.901 3.225 45.23 0 0 0 60.113 0 0 0 0 0 0 0 0 204.839 60.616 89.059 69.733 250.013 0 74.609 57.439 24.283 745.326 239.724 2.651 2.768 10.799 0.282 0 138.497 120.012 0 0 0 0 0 0.002 2.313 36.505 26.702 83.513 154.863 8.035 178.702 0 0 44.752 0 47.438 33.344 35.869 51.730 40.035 40.090 15.823 33.695 33.376 13.616 38.196 35.306 25.011 32.645 20.156 42.999 21.423 57.858 59.495 36.073 34.341 44.244 32.130 47.431 49.707 27.463 40.622 Sumber: Olahan GIS (Rasman 2007)

(3)

4.1.3 Keadaan Iklim

Iklim Gugus Pulau Kaledupa sama dengan iklim Kabupaten Wakatobi pada umumnya yaitu beriklim tropis. Keadaan musim yang sangat berpengaruh terhadap aktivitas nelayan adalah musim angin barat dan musim angin timur. Musim angin barat terjadi antara bulan Desember sampai bulan Maret yang ditandai dengan angin dan gelombang besar sehingga pada musim ini sebagian besar nelayan jarang melaut. Musim timur terjadi antara bulan Juni sampai September yang biasanya teduh dan aktivitas melaut nelayan lebih tinggi.

Curah hujan di Gugus Pulau Kaledupa dan Wakatobi pada umumnya relatif rendah. Curah hujan Kabupaten Wakatobi selama 10 tahun (1995-2004) menunjukkan bulan-bulan kering terjadi pada bulan Juli-Oktober sedangkan bulan basah terjadi pada bulan November–Juni. Curah hujan tahunan sebesar 1.740,8 mm/thn dengan curah hujan bulanan berkisar 9,1 mm/bln–234,7 mm/bln. Sumber mata air di Kabupaten Wakatobi umumnya berasal dari air tanah (ground water) dan gua-gua karst. Muka air tanah di seluruh Kepulauan Wakatobi dipengaruhi oleh naik turunnya muka air laut.

Tabel 6 Data curah hujan selama sepuluh tahun pengamatan (1995-2004) di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi

Tahun

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 223 250 107 174 187 264 432 250 180 198 290 180 153 228 292 125 15 349 294 172 329 282 95 147 205 242 164 196 129 168 196 105 250 452 201 260 199 165 230 246 327 104 67 530 406 329 141 122 246 75 259 81 68 288 309 368 154 64 241 134 62 163 33 337 185 38 18 3 53 13 13 66 0 17 63 14 0 4 2 3 8 0 0 0 56 1 11 0 15 0 0 54 0 0 98 366 53 0 59 8 0 119 12 0 257 338 273 12 263 74 213 156 142 0 114 72 98 236 128 148 Jumlah 2265 2098 1957 2304 2347 1966 905 182 91 638 1348 1307 Rata-2 226,5 209,8 195,7 230,4 234,7 196,6 90,5 18,2 9,1 63,8 134,8 130,7 Sumber : KPK Wangi-Wangi, 2004

Jenis tanah di Gugus Pulau Kaledupa relatif sama dengan jenis tanah Kabupaten Wakatobi pada umumnya. Klasifikasi tanah berdasarkan klasifikasi tanah PPT (1983) dan Soil Taxonomi Soil Survei Staff (1999) adalah Litosol dan Mediteran. Peta geologi Lembar Kepulauan Wakatobi Sulawesi Tenggara skala 1:25.000 tahun 1994 menunjukkan bahwa secara umum formasi geologi

(4)

Kepulauan Wakatobi dikelompokkan dalam 2 jenis yakni formasi geologi Qpl dengan jenis bahan induk yaitu batu gamping coral. Kondisi tanah tersebut menyebabkan wilayah Kepulauan Wakatobi relatif kurang subur untuk lahan pertanian dan perkebunan.

4.2. Kondisi Demografi

Sesuai data BPS Kabupaten Wakatobi hasil sensus potensi desa tahun 2008 jumlah penduduk Gugus Pulau Kaledupa sebanyak 17.028 jiwa yang tersebar di 2 kecamatan yaitu; 1.0651 jiwa berada di Kecamatan Kaledupa dan 2.152 jiwa di Kecamatan Kaledupa Selatan. Jumlah penduduk di Gugus Pulau Kaledupa tersebut mewakili 16,37% dari total jumlah penduduk Kabupaten Wakatobi dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,45% pada tahun 2007. Tingkat kepadatan penduduk di kawasan Gugus Pulau Kaledupa cukup tinggi yaitu sebesar 190,2 jiwa/Km2. Angka tersebut melampaui angka rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Wakatobi sebesar 111 jiwa/km2.

Struktur usia penduduk Gugus Pulau Kaledupa didominasi oleh penduduk usia muda (berusia 15 tahun ke bawah) yaitu sebesar 35,27% dari total jumlah penduduk. Angka ini melampaui rata-rata presentase penduduk usia muda Kabupaten Wakatobi yaitu sebesar 34,55% atau sebesar 31.610 jiwa. Sedangkan rata-rata jumlah tanggungan keluarga di Gugus Pulau Kaledupa sebesar 3,4 jiwa/keluarga dengan rata-rata 2,85 kepala keluarga/rumahtangga. Namun besarnya angka beban tanggungan keluarga diatas lebih rendah yaitu sekitar 38,64%, jika dibandingkan dengan rata-rata angka tanggungan keluarga Kabupaten Wakatobi sebesar 67,96%, (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas).

(5)

Tabel 7 Struktur usia penduduk Gugus Pulau Kaledupa menurut umur tahun 2007

Kelompok Umur

Kecamatan

Kaledupa (Jiwa) Selatan (Jiwa) Kaledupa Presentase (%) 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ 1122 1293 1018 829 525 689 710 728 670 492 514 398 418 327 858 978 737 648 365 515 536 525 508 390 376 307 305 246 11.63 13.34 10.31 8.67 5.23 7.07 7.32 7.36 6.92 5.18 5.23 4.14 4.25 3.37 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (2008)

4.3. Ketenagakerjaan

Pekerjaan penduduk Gugus Pulau Kaledupa sebagian besar tergantung pada sumberdaya kelautan. Pekerjaan penduduk di Gugus Pulau Kaledupa sebagian besar didominasi oleh sektor kelautan dan perikanan yaitu; keluarga nelayan sebesar 1.535 kepala keluarga (31.89%), dan budidaya agar-agar sebesar 1.026 kepala keluarga (21,38%). Untuk keluarga yang bekerja di sektor pertanian dan perkebunan sebesar 1.063 kepala keluarga (22%), dan sebagian lainnya bekerja disektor jasa, perdagangan, tambang/galian dan industri sebesar 1.185 kepala keluarga atau sekitar 24,62% dari total keluarga.

Sumber; BPS Kab. Wakatobi (2008)

Gambar 6 Kelompok keluarga di Gugus Pulau Kaledupa menurut lapangan pekerjaan tahun 2007

(6)

4.4 Struktur Ekonomi

Produksi wilayah Gugus Pulau Kaledupa masih relatif kecil. Nilai produksi wilayah tahun 2007 menurut harga berlaku sekitar 37 milyar rupiah atau sekitar 20% dari PDRB Kabupaten Wakatobi. Struktur perekonomian di Gugus Pulau Kaledupa tersebut didominasi oleh kegiatan nilai tambah dari produksi perikanan dan kelautan. Nilai Produksi sektor perikanan di Gugus Pulau Kaledupa sekitar 6,385,15 milyar rupiah atau sekitar 17,52%, tahun 2007 dari total pendapatan wilayah. Angka tersebut, diatas rata-rata presentase sumbangan sub-sektor perikanan Kabupaten Wakatobi terhadap PDRB yaitu hanya sebesar 11,31% pada tahun 2007. Sedangkan Pendapatan wilayah dari produksi budidaya agar sebesar 12,279 milyar rupiah atau sekitar 33,18% dari total pendapatan wilayah. Sedangkan nilai produksi sektor pertanian dan perkebunan tahun 2007 sebesar 4,236 milyar rupiah atau sekitar 11,45% dari total pendapatan wilayah, jasa umum sebesar 5,312 milyar rupiah atau sekitar 14,36%, perdagangan sebesar 3,03 milyar rupiah atau 8,18%, angkutan/transportasi sebesar 2,25 milyar rupiah atau sekitar 6,08%, dan industri/pengolahan sebesar 3,03 milyar rupiah atau sekitar 8,19%. Rendahnya pendapatan wilayah tersebut menyebabkan tingkat kemiskinan di kawasan Gusus Pulau Kaledupa masih cukup tinggi. Indikator tingkat kemiskinan dapat dilihat dari rendahnya pendapatan perkapita masyarakat Gugus Pulau Kaledupa yaitu sebesar 2,73 juta rupiah tahun 2007. Dari data BPS hasil sensus Podes 2008 menunjukkan bahwa sebanyak 1588 kepala keluarga yang mendapat kartu miskin atau sekitar 31,86% dari jumlah kepala keluarga.

Tabel 8 Peranan sektor ekonomi Gugus Pulau Kaledupa terhadap pendapatan wilayah atas dasar harga berlaku tahun 2007

No Lapangan Usaha Jumlah(Rp) Presentase(%) 1 2 3 4 5 6 7 8

Pertanian dan Perkebunan Budidaya Agar

Tambang/Galian Perdagangan Angkutan/trasportasi Jasa umum lainnya Perikanan Industri/pengolahan 4236.859 12278.62 482.53 3029.96 2250.734 5312.271 6385.15 3030.48 11.449 33.18 1.3039 8.1876 6.082 14.355 17.254 8.189 Sumber: Fokani dan BPS Kab. Wakatobi (2008)

Produksi komoditas ekonomi di Gugus Pulau Kaledupa dalam ukuran ton masih didominasi oleh produksi pertanian tanaman pangan dan palawija yaitu

(7)

sekitar 2916 ton tahun 2007, atau sekitar 36,9% dari total produksi komoditas ekonomi wilayah.

Tabel 9 Daerah berdasarkan komoditas ekonomi Gugus Pulau Kaledupa tahun 2007

No Kecamatan Desa/ Kelurahan Palawija (ton)

Buah – Buahan (Ton) Kelapa (ton) Sayuran (ton) Perika nan (ton) Agar-Agar (Ton) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Kaledupa Selatan Sombano Lauloua Ambeua Lewuto Ambeua Raya Sama Bahari Lagijaya Horuo Mantigola Kalimas Ollo Ollo Selatan Buranga Waduri Balasuna Balasuna Selatan Langge Sandi Tanomeha Tanjung Lentea Darawa Pajam Tampara Kasuari Peropa 268.185 49.388 36.817 94.865 39.886 0.000 88.519 297.245 0.000 89.963 78.740 11.453 42.240 4.759 133.339 8.952 48.416 158.182 13.374 28.934 741.369 209.846 87.880 138.622 199.330 46.100 12,000 2.548 2.205 4.577 2.210 0.000 6.507 12.079 0.000 14.273 3.675 0.912 2.068 0.396 6.116 0.531 1.764 7.354 1.320 1.764 31.513 9.713 3.797 5.826 8.586 1.635 140.925 25.691 22.214 48.446 21.266 0.000 157.498 143.888 0.000 44.017 37.700 9.238 20.181 3.705 65.370 5.309 20.402 78.293 3.758 15.947 367.295 109.636 41.187 65.347 98.234 19.477 12.700 2.696 2.333 4.844 2.339 0.000 6.886 12.783 0.000 4.522 3.889 0.965 2.189 0.419 6.473 0.562 1.866 7.783 1.760 1.866 18.351 10.280 4.019 6.165 9.087 1.730 73.1 31.1 38.4 15.4 21 224.1 40.7 90.1 217.5 30.5 41.6 31.7 29.4 31 41.5 40.8 49.9 62.9 36.8 51.6 119.4 126.3 42.1 85.5 59.1 90.9 49.25 39.46 42.53 57.59 33.54 68.72 57.81 42.02 51.94 6.49 36.31 105.41 42.17 87.36 41.74 86.36 99.40 118.89 87.13 95.77 62.38 69.87 8.34 9.00 18.62 9.34 Total 2916. 4 143.367 1565.6 126.51 1722.4 1427.46 Sumber: BPS Kab. Wakatobi (2008)

4.5. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor utama dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Salah satu indikator dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah angka partisipasi murni (APM). Di Gugus Pulau Kaledupa penduduk yang berusia sekolah Taman Kanak-kanak (4-6 tahun) sebanyak 1304 jiwa atau sekitar 31% dari penduduk belum berijazah. Jumlah penduduk berusia sekolah dasar (7-12 tahun) sebesar 2416 jiwa atau sekitar 63,34% dari penduduk berijazah SD, jumlah penduduk berusia sekolah SMP (13-17 tahun) sekitar 1939 jiwa atau sekitar 61,98% berijazah SMP dan 947 jiwa penduduk berusia sekolah SMU atau sekitar 2,38% penduduk berijazah SMU. Presentase jumlah penduduk menurut pendidikan yang ditamatkan dapat dilihat pada tabel berikut.

(8)

Tabel 10 Persentase penduduk Gugus Pulau Kaledupa menurut ijazah yang ditamatkan tahun 2007 (%)

Pendidikan yang ditamatkan Kaledupa Pulau Kabupaten Wakatobi Prov Sultra Tidak Tamat SD SD SLTP SLTA DI/II/III DIV/S1/S2 27.95 25.35 21.42 20.79 3,24 1.22 41,98 28,45 17,66 9,81 0,95 1,15 29,66 30,11 17,99 17,81 1,88 2,55 Jumlah (15041) 100 (73516) 100,0 (1.485.513) 100,0 Sumber : Kecamatan dalam angka 2007

Ketersediaan sarana prasarana menjadi penting untuk menunjang kegiatan pendidikan. Ketersediaan sarana pendidikan di Gugus Pulau Kaledupa tergolong cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan sarana gedung sekolah seperti; gedung Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 6 unit, Sekolah Dasar (SD) 23 unit, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 6 unit, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) 4 unit. Ketersediaan sarana pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 11 Jumlah sarana sekolah di Gugus Pulau Kaledupa tahun 2007

No Fasilitas Sekolah Satuan Jumlah

1 Taman kanak-kanak negeri Unit 6

2 Sekolah dasar negeri Unit 23

3 SLTP Negeri unit 6

4 SLTA Negeri unit 4

Sumber : BPS Kab. Wakatobi (2008) 4.6. Kesehatan

Kondisi kesehatan masyarakat di Gugus Pulau Kaledupa dapat dilihat dari ketersediaan sarana-prasarana kesehatan. Ketersediaan sarana kesehatan di Gugus Pulau Kaledupa dan Kabupaten Wakatobi pada umumnya cukup tinggi. Hal ini terjadi setelah wilayah ini menjadi kabupaten dengan kebijakan pemerintah daerah yang mendorong peningkatan pelayanan di bidang kesehatan. Sarana kesehatan di Gugus Pulau Kaledupa terdiri atas; 3 unit puskesmas dan 2 unit puskesmas pembantu, 25 unit polindes dan 1 toko obat. Sedangkan jumlah tenaga para medis terdiri atas; 4 orang tenaga dokter, 11 orang bidan, serta 48 orang dukun bayi. Sarana dan prasarana kesehatan dan tenaga medis di Gugus Pulau Kaledupa tahun 2007, disajikan pada tabel di bawah ini.

(9)

Tabel 12 Keadaan sarana kesehatan dan tenaga medis di Gugus Pulau Kaledupa tahun 2007

No Sarana dan Prasarana Kesehatan dan Tenaga Medis Satuan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Dokter pria Dokter wanita Bidan Mantri Kesehatan Dukun Bayi Rumah sakit Polindes Puskesmas Puskesmas pembantu Toko obat

Tempat praktek dokter

orang orang orang orang orang Unit Unit Unit Unit Unit Unit 0 4 11 17 48 0 25 3 2 1 0 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (2008)

4.7. Infrastruktur dan Sarana umum

Ketersediaan sarana-prasarana dan infrastruktur umum menjadi penting dalam mendorong pembangunan wilayah. Setelah Kepulauan Wakatobi resmi menjadi kabupaten pada tahun 2003 kegiatan pembangunan oleh pemerintah daerah dalam membangun infrastruktur pembangunan semakin meningkat.

Ketersediaan infrastruktur umum dapat dilihat dari ketersediaan sarana dan infrastruktur transportasi darat. Dari total panjang jalan 120,55 Km di Gugus Pulau Kaledupa, sepanjang 52,54 Km atau sekitar 43,55% permukan jalan sudah teraspal. Sepanjang 36,1 Km merupakan jalan setapak dengan permukaan semen (29,92%) dan sisanya yaitu sepanjang 32 km atau 26,52% masih permukaan tanah.

Tabel 13 Keadaan sarana jalan berdasarkan permukaan jalan di Gugus Pulau Kaledupa tahun tahun 2007

No Permukaan Jalan Panjang (Km) Presentase (%) 1 2 3 Aspal Tanah Sepatak 52.54 32 36.1 43.55 26.52 29.92 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (2008)

Pasokan energi listrik untuk penerangan rumahtangga menunjukkan sebagian besar perumahan di Gugus Pulau Kaledupa sudah mendapat pasokan energi. Data BPS hasil Podes tahun 2008 menggambarkan bahwa sebanyak 3081 keluarga atau sekitar 61,81% keluarga sudah mendapat pasokan listrik. Jumlah tersebut terdiri atas 2395 kepala keluarga sumber penerangan dari PLN atau sekitar 48,51% dan sebanyak 686 kepala keluarga dari non PLN atau sekitar

(10)

13,89%. Sedangkan keluarga yang belum mendapat pasokan energi listrik sebanyak 1902 keluarga atau sekitar 38,18% dari total jumlah keluarga.

Tabel 14 Kepala keluarga berdasarkan sumber listrik di Gugus Pulau Kaledupa tahun 2007

No Sumber Penerangan Utama Jumlah (KK) Presentase (%) 1

2 PLN Non PLN 2395 686 48.511 13.895 Sumber : BPS Kab. Wakatobi (2008)

4.8. Arah Kebijakan Ekonomi Makro Kabupaten Wakatobi

Dalam rangka mewujudkan kemajuan pembangunan daerah dan tujuan pembangunan nasional, pemerintah Kabupaten Wakatobi menetapkan Visi Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi tahun 2011 yaitu Terwujudnya Surga Nyata Bawah Laut di Pusat Segitiga Karang Dunia. Visi tersebut mengandung nilai-nilai atau makna sebagai berikut: surga nyata menunjukkan arti simbolik yang bermakna kesejahteraan dan kemakmuran baik secara ekonomi, sosial dan lingkungan hidup dalam rangka mewujudkan masyarakat Wakatobi bermoral dan berdaya saing tinggi. Bawah laut, menunjukkan potensi utama yang dimiliki oleh Kabupaten Wakatobi yang menjadi leading sector pembangunan Wakatobi yakni potensi sumberdaya dan jasa lingkungan perikanan dan kelautan. Jantung segitiga karang dunia, menunjukkan letak Wakatobi yang strategis (geostrategis) yakni pada pusat segitiga karang dunia yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi.

Untuk mewujudkan visi Kabupaten Wakatobi 2011 dimaksud maka upaya utama yang akan dilakukan adalah pengembangan secara terus menerus berbagai cara/upaya untuk memanfaatkan potensi sumberdaya dan proses yang berkelanjutan terhadap program pembangunan, pemeliharaan dan pelayanan, yang selanjutnya dinyatakan dalam misi sebagai berikut :

1. Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang bertumpu pada kualitas iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni.

2. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah dengan mengoptimalkan potensi daerah melalui penerapan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan hidup.

(11)

3. Meningkatkan pelayanan publik dan menerapkan tata pemerintahan yang baik serta menegakkan hukum dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.

4. Meningkatkan sarana prasarana kewilayahan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informatika untuk meningkatkan daya saing wilayah.

5. Mengembangkan hubungan kerjasama dengan pihak luar yang saling menguntungkan dalam mengeksplorasi dan meningkatkan nilai tambah sumberdaya alam baik lokal, regional, nasional maupun internasional.

4.8.1. Prioritas Pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2008

Sebagai penjabaran dari visi tersebut rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) Kabupaten Wakatobi tahun 2008, kebijakan ekonomi makro diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui upaya peningkatan peranan sektor perikanan dan kelautan serta pariwisata. Meningkatkan peranan dari kedua sektor penggerak utama perekonomian ditujukan agar dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah serta menciptakan lapangan kerja baru dan/atau memperluas lapangan kerja serta memecahkan masalah-masalah kemiskinan sehingga diharapkan menurunnya kesenjangan masyarakat miskin terhadap aksesibilitas sumberdaya-sumberdaya produktif, pendidikan dan kesehatan. Di sisi lain, menurunkan angka pengangguran dan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Oleh karena itu, langkah-langkah diambil oleh pemerintah daerah adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif dalam bentuk rasa aman, kemudahan-kemudahan teknis bagi para investor yang ingin menanamkan modal di Kabupaten Wakatobi serta meningkatnya daya tarik ekonomi daerah melalui penyediaan dan pembangunan infrastruktur ekonomi dasar seperti jalan, sarana-prasarana pelabuhan, kemudahan perizinan dan kepastian berusaha serta memprioritaskan peningkatan sarana dan prasarana di wilayah-wilayah yang memiliki potensi dan daya dorong lebih baik untuk dikembangkan dengan tetap memperhatikan wilayah lainnya secara seimbang.

Dengan mengacu pada program prioritas nasional dan Provinsi Sulawesi Tenggara serta merujuk pada target kinerja pencapaian Visi Pembangunan Kabupaten Wakatobi Tahun 2006-2011, prioritas pembangunan Kabupaten Wakatobi pada tahun 2008 adalah sebagai berikut;

(12)

1. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah serta perkantoran. Sasaran pengembangan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wilayah pada tahun 2008 adalah terjadinya peningkatan kuantitas dan kualitas jalan dan terjadinya peningkatan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara.

2. Peningkatan aksesibilitas masyarakat pada pemenuhan kebutuhan dasar penduduk, pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat. Sasaran pembangunan peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk dalam bidang pendidikan dan kesehatan sampai akhir tahun 2008 adalah terjadinya kemudahan untuk mengakses dan memenuhi kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan.

3. Peningkatan pembangunan pariwisata daerah dengan tetap memperhatikan kearifan lokal; Sasaran pengembangan pariwisata daerah pada tahun 2008 adalah terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka program prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun 2008 adalah sebagai berikut; (1) Program pengelolaan keragaman budaya; (2) Program pengembangan pemasaran pariwisata; (3) Program pengembangan destinasi pariwisata dan (4) program pengembangan kemitraan.

4. Peningkatan pemanfaatan potensi daerah khususnya kelautan dan perikanan dalam rangka peningkatan perekonomian masyarakat dan pembukaan/ perluasan lapangan kerja.

5. Peningkatan kerjasama dengan pihak luar dalam rangka meningkatkan investasi; Sasaran dari prioritas pembangunan ini adalah terjadinya aliran investasi di Kabupaten Wakatobi dalam rangka memperkuat struktur pembiayaan pembangunan.

6. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia aparatur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik; Sasaran dari prioritas peningkatan kualitas pelayanan publik pada tahun 2008 adalah terselenggaranya sistem pemerintahan yang mampu mengoptimalkan mutu pelayanan publik yang didukung oleh ketersediaan aparatur yang profesional.

(13)

7. Peningkatan ketersediaan data dan dokumen perencanaan; Sasaran dari prioritas pembangunan ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan data, informasi dan dokumen perencanaan di Kabupaten Wakatobi.

8. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Sasaran pembangunan peningkatan kualitas lingkungan pada tahun 2008 difokuskan pada penurunan tingkat pencemaran lingkungan dan terciptanya lingkungan permukiman yang bersih dan sehat. 4.8.2 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Wakatobi

Untuk mewujudkan rencana kebijakan pembangunan daerah di atas perlu didukung oleh suatu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah yang sinergis dengan kegiatan pembangunan daerah dan nasional. Arahan pengembangan ruang tercantum dalam rencana pembangunan jangka panjang dan menengah daerah (RPJP/RPJMD). Kebijakan pengembangan ruang didasarkan atas satuan gugus pulau yang dibagi atas 4 satuan wilayah pembangunan (SWP). Gugus pulau Wangi-Wangi merupakan satuan wilayah pengembangan I yang terdiri atas 3 fungsi wilayah yaitu; kawasan bisnis, kawasan wisata dan kawasan perikanan. Gugus Pulau Kaledupa merupakan satuan wilayah pengembangan II yang terdiri atas 4 fungsi kawasan yaitu; (1) kawasan pengembangan budaya, (2) kawasan pengembangan wisata, (3) kawasan olahraga, serta (4) kawasan perikanan. Gugus Pulau Tomia merupakan satuan wilayah pengembangan III yang terdiri atas 3 fungsi kawasan yaitu: (1) kawasan pendidikan dan riset, (2) kawasan pengembangan wisata, dan (3) kawasan perikanan. Gugus Pulau Binongko merupakan satuan wilayah pengembangan IV yang terdiri atas 3 fungsi kawasan yaitu: (1) kawasan pengembangan industri ramah lingkungan, (2) kawasan pengembangan wisata, dan (3) kawasan perikanan. Kabupaten Wakatobi berdasarkan satuan wilayah pengembangan dapat dilihat pada peta berikut;

(14)

Gambar 7 Peta Gugusan Kepulauan Wakatobi berdasarkan Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) Daerah

Sedangkan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) laut Kabupaten Wakatobi terintegrasi dengan kebijakan zonasi Taman Nasional Kepulauan Wakatobi yang merupakan revisi dari zonasi sebelum Kabupaten Wakatobi terbentuk. Zonasi Taman Nasional tersebut disusun bersama antar berbagai pihak seperti; Balai Taman Nasional, pemerintah daerah dan masyarakat serta lembaga

support system taman nasional seperti; The Natural Contervatoin (TNC) dan

WWF sehingga struktur ruang laut telah disesuaikan dengan kebutuhan ruang untuk rencana kegiatan pembangunan pemerintah daerah. Zonasi tersebut ditetapkan melalui SK Dirjen PHKA Departemen Ketuhanan no 307 tahun 2007 yang terdiri atas 6 fungsi ruang/zona yaitu; (1) zona inti selaus 1.302 ha, (2) zona perlindungan bahari seluas 36.454 ha, (3) zona pariwisata seluas 6.179 ha, (4) zona pemanfaatan lokal seluas 804.858 ha, (5) zona pemanfaatan umum seluas 504.374 ha, dan (6) zona daratan seluas 46.372 ha.

Tabel 15 Zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi sesuai SK Dirjen PHKA Departemen Kehutanan no 307 tahun 2007

No Zona Luas (Ha) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 Inti Perlindungan Bahari Pariwisata Pemanfaatan Lokal Pemanfaatan Umum Zona Khusus (Daratan)

1.302 36.454 6.179 804.858 504.374 46.372 0,1 2,6 0,4 57,5 36,0 3,3 Sumber: Balai Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (2007)

SWP III: kawasan Pendidikan dan riset,

Wisata dan Perikanan

SWP II: kawasan Wisata, Budaya,

Olahraga dan Perikanan

SWP I: kawasan Bisnis, Wisata

dan Perikanan

Kaledupa Wangi-Wangi

Tomia

(15)

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa zonasi Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi yaitu; pemanfaatan lokal sebesar 57%, pemanfaatan umum sebesar 36%, dan kegiatan pariwisata sebesar 2,6%. Sedangkan untuk kawasan konservasi laut terdiri atas; zona inti sebesar 0,1% dan zona perlindungan bahari sebesar 36%.

Gambar

Tabel 5 Pembagian desa berdasarkan pola penggunaan lahan tahun 2007 di  Gugus Pulau Kaledupa
Tabel 6  Data curah hujan selama sepuluh tahun pengamatan (1995-2004) di  Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi
Tabel 7  Struktur usia penduduk Gugus Pulau Kaledupa menurut umur tahun 2007  Kelompok Umur
Tabel 8  Peranan sektor ekonomi Gugus Pulau Kaledupa terhadap pendapatan  wilayah atas dasar harga berlaku tahun 2007
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penduduk merupakan unsur terpenting dalam kegiatan ekonomi dan usaha membangun suatu perekonomian, karena dengan jumlah penduduk yang besar dan tingkat perkembangan

Pada tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Provinsi Papua Barat adalah sebesar 7,33%, lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 6,95%. Selama kurun waktu 8

Masukkan variabel laju pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, rata-rata lama sekolah, indeks pembangunan manusia, produk domestik regional bruto, jumlah penduduk melek

Sampai dengan tahun 2010, jumlah penduduk miskin per provinsi yang memiliki persentase tertinggi pada tahun 2007 terdapat di Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku,

Di Kecamatan Tanjung Beringin apabila ditinjai dari jumlah penduduk menurut kelompok umur didominasi oleh penduduk yang berumur 10-14 Tahun dengan jumlah 6.311

Perkembangan penduduk di Kabupaten Halmahera Timur, bila dilihat menurut penyebaran penduduk pada setiap kecamatan, maka kecamatan yang memiliki penduduk terbanyak

Konsentrasi permukiman kumuh di Kelurahan Nyengseret, terutama di pusat kota disebabkan karena selain perkembangan jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan

Pada tahun 2006, jumlah penduduk yang terlayani oleh sistem penyediaan air minum dari PDAM Kota Bandung adalah 1.802.356 jiwa, sehingga jika diperhitungkan dari jumlah penduduk