Editorial MQ 92,3 FM Jogjakarta Edisi Kamis, 11 februari 2010
Plagiarisme.. Racun Dunia Pendidikan Indonesia
Sahabat MQ/ Kasus dugaan plagiarisme oleh Profesor Anak Agung Banyu Prawita/ kini menjadi perhatian serius bagi dinamika kehiodupan dunia pendidikan Bangsa Indonesia// Peristiwa ini/ seolah membuka kembali lembar-lembar kelam catatan buruk moral kalangan aktor-aktor pendidikan bangsa kita// Sebab sejatinya/ Profesor Anak Agung Banyu Prawita/ tentu bukanlah satu-satunya pelaku plagiarisme akademik// Ia hanya satu/ dari banyak atau bahkan mungkin mayoritas/ dari kecurangan-kecurangan dan potret ajur nya moral pendidikan bangsa ini//
Plagiarisme/ seolah telah menjadi budaya dan tabiat pendidikan kita saat ini// Kecurangan atau plagiat yang dilakukan mahasiswa/ kemungkinan terjadi di seluruh lembaga pendidikan di Indonesia// Bukan hal yang baru...dan Sudah bukan keanehan/ menyaksikan bisnis jual beli karya ilmiah/ hingga jiplak-menjiplak ide// Saat ini/ kita tengah dihadapkan pada kenyataan/ bahwa plagiarisme sudah merambah budaya para kaum civitas akedemika// kalangan/ yang selama ini digadang-gadang menjadi salah satu agent of change/ iron stock/ dan pewaris tongkat estafet perjuangan/ kini rasanya tidak dapat diharapkan lagi//
Plagiarisme di dunia pendidikan/ oleh Tatum S Adiningrum/ seorang Mahasiswa Pascasarjana Universitas Flinders Australia Selatan/ melakukan penelitian meneliti dengan metode focus group/ yang melibatkan 38 mahasiswa pascasarjana/ yang juga merupakan staf pengajar di perguruan tinggi di berbagai penjuru Indonesia// Umumnya mereka menyatakan/ institusi pendidikan di mana mereka bekerja/ tidak memiliki kebijakan yang baku ataupun konsisten/ dalam soal plagiarisme// Padahal seharusnya/ pendidikan tinggi merupakan tempat dihasilkannya ide dan pengembangan ilmu//
Sahabat MQ/ Plagiarisme adalah tindakan yang paling buruk dan tercela/ di dunia akademik// Plagiarisme/ adalah dosa tak terampunkan/ dalam dunia akademik// Kasus plagiarisme yang melibatkan Dr Anak Agung Banyu Perwita dari Universitas Parahyangan/ dan juga mungkin banyak pelaku-pelaku plagiarisme lain/ harus menjadi catatan tebal koreksi dunia pendidikan kita saat ini//
Perlu kesadaran yang tinggi/ untuk menghentikan kebiasaan buruk ini//
Semua pihak harus menyadari/ bahwa salah satu penyebab utama plagiarisme/ adalah mental malas dan keterbatasan pengetahuan seseorang// Sudah saatnya kini/ Lembaga pendidikan atau institusi/ memberikan panduan untuk membantu pelajar/ mahasiswa dan segenap subjek pendidikan/ untuk menghindari plagiarisme/ dalam bidang ilmu yang ditekuninya//
Sahabat MQ/ pengemat dan pemerhati pendidikan -Arif rahman mengatakan/ sudah sejak lama budaya luhur di bidang pendidikan kita semakin luntur// Masyarakat lebih mengagungkan otak/ dibanding watak// Orang-orang lebih mementingkan nilai/ dibanding ilmu itu sendiri// Dan masyarakat kita/ memang lebih terpesona dengan gelar dan nilai akademik yang tinggi/ dibandingkan kejujuran dan kesungguhan seseorang dalam menciptakan sebuah karya//