• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

38

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Sejarah dan Perkembangan Ciapus Bromel

Ciapus Bromel merupakan salah satu perusahaaan yang membudidayakan dan memasarkan tanaman hias bromelia di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Chandra Gunawan Hendarto pada tahun 2006. Pendirian bisnis tersebut dilatarbelakangi kecintaan Chandra terhadap tanaman bromelia dan keinginan memperkenalkan tanaman tersebut kepada masyarakat Indonesia sebagai tanaman tropis yang colourful dan multifungsi dengan tingkat budidaya serta perawatan yang relatif mudah. Bromelia dapat digunakan sebagai tanaman pot indoor, tanaman landscape, tanaman pot outdoor, dan tanaman dekorasi. Karakteristik bromelia tersebut dianggap Chandra Gunawan sebagai peluang prospektif untuk terjun di dalam industri bromelia, terlebih jika melihat adanya kecenderungan pergantian tren permintaan tanaman hias pot berdaun bunga menuju tren tanaman hias pot berdaun indah .

Persiapan usaha Ciapus Bromel dimulai sejak tahun 2003 hingga pertengahan tahun 2007. Pada tahun 2003 Ciapus Bromel memiliki lebih kurang 600 indukan. Semua indukan yang dimiliki oleh Ciapus Bromel dibeli dari luar negeri walaupun di Indonesia telah ada nursery lain yang khusus membudidayakan dan menjual bromelia. Hal ini bertujuan agar varietas bromelia yang ditawarkan Ciapus Bromel lebih beragam dan berbeda dengan varietas yang ditawarkan oleh pesaing-pesaingnya dalam industri sejenis. Perbedaan ini diharapkan akan memberikan nilai tambah di mata pasar sasaran yang akan menguntungkan Ciapus Bromel terkait dengan penanaman positioning perusahaan di benak pasar sasaran.

Pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, pasar sasaran Cipus Bromel adalah pasar konsumen. Namun sejak awal tahun 2010, Ciapus Bromel juga berencana akan membidik pasar institusional yaitu kontraktor taman dan

landscaper. Hal ini sebagai bentuk antisipasi Ciapus Bromel jika permintaan pasar

konsumen menurun, terlebih permintaan pasar konsumen di Indonesia terhadap tanaman hias sangat dipengaruhi oleh tren tanaman hias.

Aktivitas pemasaran bromelia Ciapus Bromel dimulai pada Bulan Desember 2007. Pemasaran dilakukan melalui sistem konsingensi dengan pihak

(2)

39 PT Godong Ijo Asri. Kerjasama tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan penjualan juga dimaksudkan sebagai media promosi bromelia melalui katalog dan kegiatan pameran yang diikuti PT Godong Ijo Asri. Walaupun konsekuensinya bromelia Ciapus Bromel diatasnamakan milik PT Godong Ijo Asri. Berkat kerjasama dengan PT Godong Ijo Asri serta adanya link pemilik dan manajer pengelola, pada tahun 2008 hingga tahun 2010 Ciapus Bromel tidak hanya memasarkan produknya melalui PT Godong Ijo Asri, tetapi juga melakukan penjualan secara pribadi ke pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Bali.

Sejak awal tahun pendiriannya hingga tahun 2010, usaha ini belum memiliki badan hukum dikarenakan pemilik mempertimbangkan kondisi perusahaan yang belum establish. Namun demikian pemilik mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki badan hukum agar memperoleh kemudahan-kemudahan dalam menjalankan bisnisnya.

5.2. Lokasi dan Tata Letak Ciapus Bromel 1) Lokasi perusahaan

Lokasi usaha Ciapus Bromel terletak di Jalan Tamansari, RT 03 RW 04, Desa Tamansari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan kondisi iklim di Ciapus. Letak usaha Ciapus Bromel berada pada ketinggian 450 dpl dengan suhu 270C5. Kondisi iklim tersebut sejalan dengan prasyarat pertumbuhan tanaman bromelia, yaitu berkisar 20-300C.

2) Tata letak perusahaan

Luas usaha Ciapus Bromel mencapai 1 ha. Dengan perincian sebagai berikut: a) Bangunan kantor

Bangunan ini berukuran 45 x 36 m yang terdiri dari lima ruangan. Ruangan pertama berukuran 4 x 4 m digunakan sebagai tempat bermalam karyawan. Fasilitas kamar terdiri dari satu set tempat tidur dan meja. ruangan kedua berukuran 4 x 4 m belum ada fungsi khusus. Ruangan ketiga digunakan sebagai ruang dapur bagi karyawan. Ruangan ini berukuran 8 x 3 mdengan fasilitas berupa peralatan makan, minum, satu

5

Profil Kemiskinan Desa Ciapus dan Potensi Penanggulangan. 2008. www.inisiatif.org.id [Diakses 20 Februari 2010]

(3)

40 buah dispenser, dan satu buah kompor minyak. Ruangan keempat berukuran 4 x 4 m berfungsi sebagai gudang penyimpanan pestisida, pupuk, pot, dan cocopeat. Ruangan terakhir digunakan sebagai toilet. Ruangan toilet berukuran 2.5 x 2.5 m. Selain terdiri dari lima ruangan, bangunan kantor juga mempunyai dua teras yang berukuran 8 x 5 m dan ukuran 10 x 6 m. Teras depan yang berukuran 8 x 5 m digunakan sebagai tempat administrasi dan tempat istirahat bagi pengunjung. Di teras ini terdapat satu set furniture (tempat duduk) yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk beristirahat dan satu set tempat melakukan administrasi yang terdiri dari satu buah meja kerja dan dua buah kursi. Teras samping yang berukuran 10 x 6 mdigunakan sebagai tempat penyimpanan anakan bromelia yang akan diangin-anginkan. Anakan bromelia tersebut ditempatkan pada dua buah rak kayu berukuran 2,5 x 2 m.

b) Green house

Green house digunakan sebagai tempat budidaya dan penyimpanan

persediaan tanaman bromelia. Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan budidaya, penggunaan green house bertujuan untuk menyaring cahaya matahari, agar sinar matahari yang sampai ke tanaman sesuai dengan prasyarat tumbuh bagi masing-masing jenis varietas bromelia, yaitu 45-75 persen sinar matahari. Ciapus Bromel memiliki sembilan buah green house yang letaknya menyebar. Green house yang dimiliki oleh perusahaan ada dua jenis, yaitu green house dengan paranet biasa dan green house dengan paranet dan plastik UV. Perbedaan ini terkait dengan prasyarat penyerapan sinar matahari yang optimal bagi masing-masing bromelia. Green house dengan paranet biasa yang digunakan untuk tanaman bromelia dengan kemampuan menerima 50-75 persen cahaya matahari dan green house yang menggunakan paranet dan plastik UV untuk tanaman bromelia dengan kemampuan menerima 45 persen cahaya matahari.

(4)

41 c) Bangunan mushola

Bangunan Mushola berukuran 3 x 3 m. Bangunan ini berfungsi sebagai fasilitas peribadatan bagi para karyawan Ciapus Bromel maupun para pelanggan yang beragama islam.

5.3. Organisasi Ciapus Bromel 1) Struktur organisasi perusahaan

Struktur organisasi Ciapus Bromel disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain sehingga diharapkan akan tercapai kerjasama yang baik dan rasa tanggung jawab terhadap tugas masing-masing. Struktur organisasi Ciapus Bromel terdiri dari pemilik, manajer pengelola, penanggung jawab operasional, para karyawan bagian budidaya, dan karyawan harian. Untuk lebih jelasnya hubungan antar bagian dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Struktur Organisasi Ciapus Bromel

Sumber: Data Primer Ciapus Bromel (2010) diolah

Chandra Gunawan selaku pemilik perusahaan mempunyai wewenang dalam hal perencanaan, pengambilan keputusan akhir, pemberian bimbingan, pengarahan umum, saran-saran, dan perintah kepada para karyawan melalui manajer pengelola. Manajer pengelola mempunyai wewenang dalam hal perencanaan kegiatan usaha, melakukan perekrutan dan pemberhentian kerja karyawan, menetapkan harga bromelia bersama pemilik, mengawasi

Karyawan Pemilik

Manajer Pengelola

Koordiator Lapangan

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Karyawan

(5)

42 pelaksanaan aktivitas perusahaan, meminta pertanggungjawaban koordinator lapangan terkait aktivitas perusahaan, mengatur keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran, dan mempertimbangkan keputusan yang dibuat oleh koordinator lapangan. Selain wewenang tersebut manajer pengelola mempunyai tanggung jawab memberikan laporan mengenai aktivitas perusahaan kepada pemilik.

Koordinator lapangan mempunyai wewenang dalam hal pengambilan keputusan yang terkait dengan aktivitas perusahaan baik keputusan internal maupun eksternal. Akan tetapi koordinator lapangan harus meminta pertimbangan manajer pengelola, apakah keputusan tersebut dapat dijalankan atau tidak. Selain itu, koordinator lapangan mempunyai wewenang dalam hal pelaksanaan dan pengawasan jalannya aktivitas perusahaan dimulai dari budidaya, pemasaran, hingga kegiatan administrasi. Sedangkan aktivitas keuangan lebih banyak ditangani oleh manajer pengelola termasuk aktivitas penggajian, dalam hal ini koordinator lapangan hanya mencatat pemasukan dan pengeluaran. Setiap bulannya, koordinator lapangan bertanggung jawab memberikan laporan mengenai aktivitas perusahaan kepada manajer pengelola. Namun sering kali koordinator lapangan secara langsung melaporkan aktivitas perusahaan kepada pemilik perusahaan. Hal ini dilakukan jika ada instruksi dari manajer pengelola.

Enam karyawan tetap lainnya bertugas menjalankan aktivitas budidaya, perawatan tanaman, dan keamanan perusahaan. Sedangkan satu karyawan harian bertugas membersihkan gulma yang ada di sekitar green house.

2) Jam kerja karyawan

Hari kerja karyawan tetap di mulai dari hari Senin hingga hari Minggu. Karyawan bekerja dari jam 07.00- 16.00 WIB. Terdapat juga sistem jaga malam yang dilakukan dengan cara bergilir dari pukul 18.00-06.00 WIB.. Untuk karyawan harian, jam kerja dimulai dari pukul 07.00-12.00 WIB. Hari kerja karyawan harian disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan terhadap karyawan harian tersebut.

(6)

43 3) Tata tertib perusahaan

Tata tertib perusahaan tidak dituangkan dalam bentuk tulisan tapi berupa lisan yang disampaikan ketika perekrutan karyawan tetap. Akan tetapi hal ini menjadi SOP yang wajib dipatuhi oleh masing-masing karyawan tetap. SOP tersebut menyangkut jam kerja karyawan, kegiatan perizinan karyawan, dan

attitude karyawan ketika berada di perusahaan tersebut. Perusahaan

menerapkan adanya sistem absen, di mana karyawan diberikan izin libur maksimal sebanyak empat kali dalam sebulan dengan alasan yang jelas. Apabila lebih dari empat hari akan ada pemotongan gaji karyawan.

4) Sistem gaji dan upah

Gaji karyawan Ciapus Bromel berkisar dari Rp 950.000,00 – Rp 1.300.000,00 sesuai dengan tingkat jabatan karyawan. Sedangkan untuk karyawan harian diberi upah sebesar Rp 15.000,00 per hari. Perusahaan juga memberikan biaya pengobatan bagi karyawan yang sakit sebesar 50 persen dari biaya pengobatan karyawan. Khusus untuk manajer pengelola, pemilik menerapkan sistem bagi hasil. Berdasarkan perjanjian antara manajer pengelola dengan pemilik Ciapus Bromel, pembagian hasil dilakukan setiap akhir tahun. Proporsi pembagiannya adalah 1:4, di mana manajer pengelola mendapatkan 25 persen dari laba bersih perusahaan sedangkan pemilik Ciapus Bromel mendapatkan 75 persen dari laba bersih perusahaan.

5.4. Sumber Daya Ciapus Bromel 1) Sumber daya fisik

a) Prasarana produksi pertanian

Sumber daya fisik yang dimiliki perusahaan meliputi: mesin jet pump,

green hause, handsprayer, selang, sekop, rak bagi anakan tanaman, dan

tender (bak) (Lampiran 13). Perusahaan memiliki dua mesin pompa air (jet

pump), mesin ini sangat dibutuhkan ketika musim kemarau karena jet pump berfungsi memompa air tanah untuk mengisi sumur. Handspray

digunakan untuk kegiatan penyemprotan pestisida. Untuk membantu kegiatan penyiraman, Ciapus Bromel menggunakan selang sebagai alat perantara. Perusahaan memiliki dua sekop yang dipergunakan untuk mencampur media tanam ataupun pupuk. Perusahaan juga memiliki rak

(7)

44 bagi anakan tanaman. Prasarana produksi terakhir yang dimiliki perusahaan adalah tender (bak). Tender berfungsi untuk mengangkut bromelia terutama untuk kegiatan pameran.

b) Input dan output

Input yang harus ada setiap bulannya meliputi: media tanam, pupuk, pestisida, indukan bromelia, dan pot. Media tanam yang digunakan perusahaan adalah cocopeat, sekam bakar, sekam mentah, dan akar pakis. Sekam mentah digunakan sebagai bahan baku sekam bakar. Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK sedangkan pestisida yang digunakan adalah

Cofidor, Siputox, Dursbant, Curacron, dan Agristick. Indukan bromelia

berasal dari luar negeri, seperti Fhilipina, Thailand, Australia, Belanda, dan beberapa negara di Amerika Latin. Hingga bulan Mei tahun 2010 indukan bromelia yang dimiliki Ciapus Bromel mencapai 13801 bromelia dengan 400 varietas. Pot yang dimiliki perusahaan terdiri dari ukuran S (15 cm2) , M (20 cm2), L (24 cm2), XL (30 cm2 dan 35 cm2), 40 cm2, 50 cm2, 60 cm2, dan 70 cm2. Namun pot yang paling banyak dimiliki perusahaan adalah pot ukuran S, M,dan L. Terkait dengan sumber daya output, pada bulan Mei tahun 2010 Ciapus Bromel memiliki 37164 bromelia di luar indukan.

c) Prasarana pendukung

Prasarana pendukung yang dimiliki Ciapus Bromel meliputi; bangunan kantor, bangunan mushola, lahan parkir, pagar beton, televisi, peralatan dapur, satu set meja beserta kursi bagi pengunjung, meja dan kursi untuk kegiatan administrasi, serta satu tempat tidur bagi karyawan yang menjaga kantor.

2) Sumber daya keuangan

Modal awal perusahaan hanya berasal dari pemilik perusahaan. Besarnya modal pemilik adalah Rp 1.450.000.000,00 Modal digunakan untuk keperluan pembelian tanah, pembangunan prasarana, dan pembelian indukan. Pembangunan dilakukan bertahap, dengan pertimbangan nominal budget yang harus dikeluarkan untuk investasi sangat besar sedangkan modal pemilik cukup terbatas. Selain modal, sumberdaya keuangan perusahaan berasal dari

(8)

45 8,33 8,33 25 8,33 8,33 41,68 Pendapatan < 1000000 Pendapatan 1000000-4999000 Pendapatan 5000000-9999000 Pendapatan 10000000-14999000 Pendapatan 15000000-19999000 Pendapatan 20000000-25000000 Pendapatan > 25000000

pendapatan perusahaan. Pendapatan perusahaan berasal dari penjualan bromelia. Pada tahun 2009 pendapatan Ciapus Bromel sangat berfluktuatif.

Gambar 9. Frekuensi Pendapatan Ciapus Bromel Tahun 2009 (Persen)

Sumber: Ciapus Bromel (2010) diolah

Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa pendapatan Ciapus Bromel dominan lebih dari Rp 25.000.000,00 yaitu mencapai 41,68 persen dari total penjualan bulanan tahun 2009. Akan tetapi 58,32 persen penjualan menyebar pada kategori pendapatan lainnya, di mana di antaranya sebesar 8,33 persen masuk dalam kategori pendapatan di bawah Rp 1000.000,00.

3) Sumber daya manusia

Ciapus Bromel memiliki sepuluh sumber daya manusia yang terdiri dari satu pemilik dan sembilan karyawan. Latar belakang pendidikan sumber daya manusia Ciapus Bromel beragam. Tingkat keberagaman pendidikan karyawan dapat dilihat pada Tabel 3.

Chandra Gunawan Hendarto merupakan lulusan University of San Fransisco dengan jurusan International Business Management. Selain itu pemilik pernah menjabat sebagai manajer pemasaran PT. Indomarco serta sekarang menjabat sebagai Direktur PT. Godong Ijo Asri, pemilik Hara Nursery (tanaman buah), dan pemilik Annisa Flora (tanaman aglonema). Selain itu, Chandra Gunwan Hendarto juga aktif di asosiasi terkait dengan tanaman hias. Chandra Gunawan merupakan salah satu pendiri Perhimpunan Florikutura Indonesia (PFI).

Latar belakang manajer pengelola hanya sampai pada tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Akan tetapi Ulih Sunardi mempunyai pengalaman sebagai produsen tanaman hias sejak 20 tahun yang lalu, sehingga Ulih Sunardi memiliki kemampuan yang baik dalam budidaya. Ulih Sunardi juga

(9)

46 merupakan pemilik Ciapus Nursery. Dalam Industri Tanaman hias di Jabodetabek, keberadaan Ulih Sunarsi cukup dikenal. Hal ini dikemukakan oleh lima pesaing Ciapus Bromel, Dinas Kehutanan dan Pertanian Kabupaten Bogor, dan salah seorang Kontraktor Ranca Maya.

Tabel 3. Sumber Daya Manusia Ciapus Bromel Tahun 2010

Nama Jabatan Pendidikan

Chandra Gunawan H Pemilik Perusahaan S1

Ulih Sunardi Manajer Pengelola SMA

Dendi Koordinator Lapangan SPMA

Ridwan Karyawan Operasional SMP

Endin Karyawan Operasional SMP

Kusdin Karyawan Operasional SD

Saepullah Karyawan Operasional SD

Sudin Karyawan Operasional SD

Imron Karyawan Operasional SD

Ating Pegawai Tidak Tetap (Harian) SD Sumber: Data Primer Ciapus Bromel (2010) diolah

Koordinator lapangan mempunyai latar belakang pendidikan khusus pertanian (SPMA), sehingga koordinator lapangan mempunyai kemampuan cukup baik dalam kegiatan budidaya. Koordinator lapangan juga memiliki kemampuan yang baik dalam mengingat nama dan jenis varietas bromelia, mengestimasi varietas yang akan bernilai di mata konsumen, dan mempunyai daya kreativitas serta inisiatif dalam menjalankan kewajiban dan wewenangnya. Latar belakang pendidikan enam karyawan tetap lainnya di bawah tingkatan Sekolah Menengah Atas (SMA). Meskipun demikian karyawan memiliki kemampuan yang baik dalam menjalankan kegiatan budidaya.

5.5. Lingkup Kegiatan Ciapus Bromel 1) Kegiatan pengadaan input

a) Indukan bromelia

Pengadaan indukan bromelia dilakukan Ciapus Bromel melalui pembelian indukan, perbanyakan secara vegetatif, dan perbanyakan secara generatif. Pembelian indukan dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk menambah ragam varietas. Indukan tersebut diperbanyak untuk

(10)

47 mendapakan bibit anakan sebagai bakal calon tanaman bromelia dewasa dan indukan baru. Perusahaan akan menjual suatu varietas bromelia jika sudah memenuhi prasyarat jumlah minimal stok, yaitu anakan ukuran S dan M minimal berjumlah 100 bromelia. Kegiatan perbanyakan indukan bromelia lebih dominan dengan cara vegetatif daripada dengan cara generatif. Hal ini dikarenakan lamanya waktu yang diperlukan untuk melakukan perbanyakan melalui generatif walaupun hasilnya relatif lebih banyak dibandingkan perbanyakan dengan cara vegetatif. Selain kegiatan pembelian dan perbanyakan, perusahaan juga pernah melakukan kegiatan penyilangan antar varietas, hal ini bertujuan untuk menambah keragaman dan nilai tambah berupa keunikan bromelia yang dihasilkan. Akan tetapi penyilangan memerlukan waku yang relatif lama dan risiko kegagalannya tinggi. Selain dari beberapa cara di atas, indukan juga diperoleh dari suatu mutasi tanaman dari perbanyakan indukan awal. Mutasi ini mencapai 15-30 persen dari perbanyakan indukan secara vegetatif.

b) Pot bromelia

Ciapus Bromel menggunakan pot yang berukuran S (15 cm2) , M (20 cm2), L (24 cm2), XL (30 cm2 dan 35 cm2), 40 cm2, 50 cm2, 60 cm2, dan 70 cm2. Pot XL dibagi menjadi dua yaitu ukuran 30 cm2 dan 35 cm2 . Bromelia yang telah ditanam di pot 30 cm2 tidak akan dimasukan ke pot 35 cm2 akan tetapi langsung di pindahkan k pot 40 cm2 dan sebaliknya. Ciapus Bromel membeli pot dari toko Ibu Ulih. Pada bulan Mei tahun 2010 harga satu lusin pot ukuran S adalah Rp 6800,00, satu lusin pot ukuran M adalah Rp 11.000,00, satu lusin pot ukuran L adalah Rp 18.500,00, dan satu lusin ukuran XL adalah Rp 33.000,00 (pot 30 cm2 ) dan Rp 47500,00 (pot 35 cm2).

c) Cocopeat, obat-obatan, dan pupuk bromelia

Ciapus Bromel membeli cocopeat bersama dengan PT. Godong Ijo Asri dari produsen cocopeat di Tasikmalaya. Pembelian tersebut menggunakan nama PT. Godong Ijo Asri dan biaya pengangkutan

(11)

48 pengangkutan dari Sawangan ke Ciapus Bromel tetap di tanggung sendiri oleh Ciapus Bromel. Pada bulan April 2010 harga satu bungkus cocopeat adalah Rp 11.000,00. Pembelian cocopeat rata-rata dilakukan Ciapus Bromel satu kali dalam satu tahun. Ciapus Bromel membeli obat-obatan (Cofidor, Siputox, Dursbant, Curacron, dan Agristick) dan pupuk (NPK) dari PT. Godong Ijo Asri. Obat-obatan dan pupuk tidak dibeli dalam jumlah besar. Pembelian pupuk (NPK) maksimal satu karung dan obatan-obatan masing-masing maksimal lima buah.

d) Media tanam bromelia

Media tanam (sekam mentah, sekam bakar, dan akar pakis) dibeli dari Toko Syuaib yang lokasinya berada 1 km dari Ciapus Bromel. Ciapus Bromel telah bekerjasama dengan Toko Syuaib sejak tahun 2006, bahkan pemilik Ciapus Bromel telah bekerjasama sejak tahun 2003. Ciapus Bromel membeli sekam mentah 50 karung setiap bulannya dengan harga Rp 5000,00 per karung. Untuk sekam bakar, Ciapus Bromel membeli sebanyak 50-100 karung setiap bulannya. Harga satu karung sekam bakar adalah Rp 8000,00 sedangkan pembelian akar pakis setiap bulannya adalah 20 karung dengan harga Rp 13.500,00 per karungnya. Karung sekam mentah, sekam bakar, dan akar pakis adalah karung dengan ukuran muatan 25 kg.

2) Kegiatan budidaya

Kegiatan budidaya Ciapus Bromel dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Berikut ini merupakan proses budidaya bromelia secara generatif dan vegetatif.

a) Generatif

Proses perbanyakan tanaman bromelia berawal dari biji bunga. Tanaman ini akan berbunga setelah berumur 3-4 tahun. Bunga tersebut akan tua atau matang setelah 1-3 bulan dari munculnya bunga. Setelah itu bunga yang telah tua diambil dan dikeringkan dengan cara dijemur dan diangin-anginkan selama 3-6 hari, lalu disemai ke dalam pot yang berisi media

cocopeat dan sekam bakar yang telah dicampur, kemudian tutup dengan

(12)

49 dipindahkan ke dalam pot berukuran 15 cm. Selanjutnya tanaman hanya disiram hingga 4-6 bulan, kemudian dipupuk dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 1-2 gram. Tanaman tersebut siap dijual setelah 3 bulan berikutnya. Setelah itu bromelia dapat dipindahkan kembali ke pot yang berukuran lebih besar, yaitu pot 20 cm setelah 3 bulan dan dipupuk kembali tanaman dengan dosis yang sama. Tiga bulan kemudian, tanaman siap dipindahkan ke dalam pot berukuran 24 cm. Selama proses pemeliharaan hingga siap dijual, tanaman disiram setiap tiga hari sekali untuk musim hujan dan dua hari sekali untuk musim kemarau. Selain itu, tanaman pun disemprot dengan menggunakan pestisida setiap dua minggu sekali.

b) Vegetatif

Proses perbanyakan tanaman bromelia secara vegetatif dilakukan melalui penusukan pada titik tumbuh tanaman. Tanaman siap ditusuk setelah berumur sekitar delapan bulan atau setelah tanaman berada di pot 20 cm. Tanaman ditusuk dengan menggunakan besi seukuran jari-jari sepeda dari titik tumbuh tanaman hingga akar. Setelah 2-3 bulan penusukkan, akan muncul beberapa anakan dari ketiak bromelia. Pada umumnya, jumlah anakan yang mampu dihasilkan dengan cara vegetatif ini sebanyak 3-10 buah. Selama menunggu munculnya anakan, tanaman hanya disiram tanpa dipupuk atau disemprot dengan pestisida. Setelah 2-3 bulan, anakan bromelia diangkat dan diangin-anginkan selama 10-15 hari, kemudian ditanam ke dalam pot berukuran 15 cm. Setelah panen anakan pertama, tanaman induk dipupuk dan akan menghasilkan anakan kembali setelah 2-3 bulan. Tanaman induk baru akan mati setelah panen anakan sebanyak 3-4 kali. Proses yang dilakukan selanjutnya sama dengan perlakuan tanaman pada cara generatif, di mana tanaman disiram dan dipupuk saat dipindahkan ke dalam pot yang berukuran lebih besar hingga tanaman siap dijual. Pada umumnya untuk pot berukuran 15 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 3-4 bulan dari bibit anakan. Sedangkan untuk pot berukuran 20 cm dan 24 cm, tanaman baru bisa dijual setelah 6

(13)

50 bulan dan 9 bulan dari bibit anakan. Untuk menjaga kualitas tanaman, setiap enam bulan sekali media tanaman bromelia harus diganti.

3) Kegiatan Pemasaran Ciapus Bromel a) Pasar Ciapus Bromel

Definisi pasar dalam pemasaran adalah semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan sanggup untuk melibatkan diri dalam proses pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut (Tjiptono 2008). Pasar Ciapus Bromel terdiri dari pasar konsumen dan pasar institusional. Pasar konsumen adalah individu dan rumah tangga yang menyukai tanaman hias pot. Pasar konsumen Ciapus Bromel mendapatkan bromelia dari agen dan kegiatan pameran. Sedangkan pasar institusional adalah produsen bromelia lainnya serta landscaper dan kontraktor taman. Ciapus Bromel langsung menjual bromelia ke pasar institusional tanpa adanya perantara. b) Segmentasi, Targetting, dan Positioning Ciapus Bromel

Ciapus Bromel menerapkan target marketing di mana perusahaan melakukan segmentasi pasar kemudian memilih satu atau lebih segmen yang dianggap potensial dan menguntungkan, serta mengembangkan produk dan program pemasaran yang dirancang khusus untuk segmen yang dipilih tersebut.

i) Segmentasi

Segmentasi merupakan proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek (Tjiptono 2008). Basis segmentasi pasar Ciapus Bromel untuk pasar konsumen adalah pendapatan dan untuk pasar institusional adalah jenis industri. Segmentasi pasar konsumen meliputi konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatan dibawah Rp 1.500.000,00 per bulan (golongan bawah), konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatan Rp 1.500.000,00 - Rp 2.500.000,00 per bulan (golongan menengah), konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatani

(14)

51 Rp 2.500.000,00- Rp 3.500.000,00 per bulan (golongan atas), dan konsumen yang menyukai tanaman hias dan mempunyai pendapatan lebih dari Rp 3.500.000,00 per bulan (gologan sangat atas). Pengelompokan pendapatan berdasarkan BPS 2008, diacu dalam Ridwan6. Segmentasi pasar institusional meliputi industri bromelia yaitu produsen bromelia dan industri properti residensial serta komersial.

ii) Targetting

Targetting adalah kegiatan evaluasi segmentasi pasar yang berakhir

pada pemilihan salah satu atau lebih segmen yang akan fokus dilayani perusahaan. Ciapus Bromel menetapkan targetnya mengikuti pola spesialisasi selektif. Tujuan pemilihan pola spesialisasi selektif dalam penentuan target ini adalah dalam rangka penyebaran risiko, di mana jika terjadi penurunan pembelian pada salah satu target pasar, maka penjualan Ciapus Bromel tidak terlalu terpengaruh, karena tetap memperoleh pendapatan dari target lainnya.

Ciapus Bromel memilih dua target dari beberapa segmen pasar yang telah diidentifikasi. Target Ciapus Bromel adalah landscaper, kontraktor taman, dan konsumen penyuka tanaman hias pot dengan golongan pendapatan menengah ke atas. Latar belakang pemilihan

landscaper dan kontraktor taman sebagai target terkait dengan

karakteristik pembeliannya. Secara umum para landscaper dan kontraktor taman membeli dalam kuantitas yang relatif banyak dan cenderung tidak terpengaruh pada tren dibandingkan dengan konsumen akhir. Walaupun harga bromelia yang harus ditawarkan kepada target tersebut lebih murah dibandingkan dengan harga bromelia yang ditawarkan kepada konsumen akhir. Latar belakang pemilihan konsumen penyuka tanaman hias pot dengan golongan pendapatan menengah atas sebagai target adalah kekurangpekaan

6

Ridwan A. 2009. Keterkaitan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Masyarakat. http://ridwan-belitung.blogspot.com . [Diakses 24 Februari 2010].

(15)

52 konsumen tersebut terhadap harga sehingga Ciapus Bromel dapat menetapkan harga yang tinggi walaupun jumlah pembeliannya relatif sedikit dibandingkan segmen dari pasar oganisasional.

iii) Positioning

Kegiatan positioning berkenaan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus dibandingkan produk dan jasa para pesaing dalam benak pasar sasaran (Tjiptono 2008). Bagi konsumen penyuka tanaman hias pot dengan golongan pendapatan menengah atas, Ciapus Bromel ingin menempatkan bromelia Ciapus Bromel sebagai bromelia yang berkualitas dan fashionable. Sedangkan bagi para landscaper dan kontraktor taman, Ciapus Bromel menginginkan penanaman image bahwa bromelia Ciapus Bromel merupakan bromelia yang berkualitas dengan harga murah. c) Wilayah pemasaran

Wilayah pemasaran untuk target konsumen adalah Jabodetabek sedangkan bagi segmen pasar berupa produsen bromelia, wilayah pemasarannya hingga bulan Mei tahun 2010 meliputi Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, Riau, Palembang, dan kalimantan. Pemilihan wilayah Jabodetabek sebagai wilayah pemasaran untuk target konsumen menurut manajemen perusahaan dikarenakan tingkat daya beli dan pola konsumsi mayarakat terhadap barang non primer di wilayah Jabodetabek relatif lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Faktor lainnya yang menjadi latar belakang pemilihan wilayah Jabodetabek adalah adanya keterbatasan sumberdaya Ciapus Bromel jika harus melakukan kegiatan pameran di luar wilayah Jabodetabek dan tidak adanya distributor ataupun agen Ciapus Bromel di luar wilayah Jabodetabek. Untuk target para landscaper dan kontraktor taman, Wilayah pemasaran yang akan pertama kali dituju Ciapus Bromel adalah Jabodetabek. Pertimbangannya relatif sama dengan pertimbangan pemilihan wilayah pemasaran bagi konsumen akhir dan dasar

(16)

53 pertimbangan lainnya adalah jumlah properti residensial serta properti komersial jauh lebih banyak di wilayah Jabodetabek.

5.6. Hubungan antara Ciapus Bromel dengan PT. Godong Ijo Asri

PT. Godong Ijo Asri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha tanaman hias, baik produksi, distribusi maupun pemasaran, dan memfokuskan bisnisnya pada tanaman Adenium. Perusahaan ini didirikan sejak tahun 1997 oleh Chandra Gunawan Hendarto yang juga merupakan pendiri sekaligus pemilik Ciapus Bromel. Akan tetapi Ciapus Bromel bukan merupakan unit bisnis PT. Godong Ijo Asri. Posisi Ciapus Bromel hanya sebagai rekanan bisnis. Salah satunya adalah sebagai pemasok bromelia kepada PT. Godong Ijo Asri dengan menerapkan sistem kerjasama konsingensi. Selain kerjasama penjualan, Ciapus Bromel juga membeli input dari PT. Godongijo Asri terutama pestisida, cocopeat, dan pupuk.

Kerjasama juga dilakukan dalam hal kegiatan impor. Ciapus Bromel mengatasnamakan PT. Godongijo Asri dalam melakukan aktivitas impor indukan bromelia. Biaya yang menyangkut bongkar muat dan pengangkutan di pelabuhan ditanggung oleh Ciapus Bromel. Namun jika kegiatan impor dilakukan bersama-sama dengan PT. Godong Ijo Asri, biaya ditanggung berbersama-sama. Besarnya biaya ditentukan oleh space yang terpakai ataupun berat barang masing-masing perusahaan. PT. Godong Ijo Asri memiliki enam belas agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Akan tetapi akibat krisis di tahun 2008- tahun 2009 hanya ada empat agen PT. Godong Ijo Asri yang masih aktif. Adanya agen ini turut membantu pemasaran bromelia Ciapus Bromel di wilayah domisili agen tersebut.

Gambar

Gambar 9.  Frekuensi Pendapatan Ciapus Bromel Tahun 2009 (Persen)
Tabel 3. Sumber Daya Manusia Ciapus Bromel Tahun 2010

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Multimedia Nusantara atau disingkat dengan UMN merupakan salah satu perguruan tinggi swasta Indonesia yang terletak di Provinsi Banten, beralamat di

Perusahaan Umum (Perum) Kereta Api yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 1990 dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) sebagaimana

Beberapa keuntungan yang dirasakan masyarakat dalam membudidayakan tanaman perkebunan adalah modal awal hanya dikeluarkan pada awal penanaman yang selanjutnya tanaman

Sehingga digital platform sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk memasarkan dan memperjualbelikan produk yang ditawarkan, tidak hanya itu digital platform

Kharisma Cakranusa Rubber Industrty adalah sebuah perusahaan yang memproduksi karet compound untuk ban vulkanisir dengan sistem masak panas, perusahaan ini didirikan pada tahun

Segmentasi pasar merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan terlebih dahulu sebelum menentukan target dan posisi perusahaan. Kegiatan yang dilakukan untuk mengamati dan

(PT TELKOM) yang merupakan perusahaan BUMN yang menjadi salah satu penyedia layanan telekomunikasi terbesar dan terbaik di Indonesia melihat jelas peluang bisnis

Sejarah singkat Perusahaan PT Tirta Permai Bahari Cabang Dumai merupakan perusahaan pelayaran yang bergerak di bidang pelayanan keagenan kapal yang beroperasi di Dumai yang didirikan