ISTI ENDARTATI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN MAGELANG
PROGRAM ADIWIYATA
Dasar Hukum
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adiwiyata
Adiwiyata
Program Adiwiyata (Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan) merupakan kerjasama KLH dan
Kementerian Pendidikan Nasional, dicanangkan
pada tanggal 21 Februari 2006.
Pengertian
Kata ADIWIYATA berasal dari kata Sansekerta “ADI” dan
“WIYATA”
Adi mempunyai makna : besar, agung, baik, ideal atau sempurna
Wiyata
mempunyai
makna
:
tempat
dimana
seseorang
mendapatkan
ilmu
pengetahuan,
norma
dan
etika
dalam
berkehidupan sosial.
Bila digabung, Adiwiyata mempunyai makna : Tempat yang baik
dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada
Tujuan Program Adiwiyata
Tujuan Utama Program Adiwiyata : mewujudkan warga sekolah yang
bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung
Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata
Prinsip-prinsip dasar yang dipegang dalam program Adiwiyata
diletakkan pada dua prinsip dasar yaitu;
Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah
yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.
Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana
Komponen Adiwiyata
Untuk mencapai tujuan program ADIWIYATA, maka ditetapkan 4 ( empat )
komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah
ADIWIYATA. Keempat komponen tersebut adalah;
Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan.
Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata
Beberapa keuntungan apabila sekolah mengikuti program Adiwiyata ini adalah :
Mendukung pencapaian standar kompetensi/kompertensi dasar dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
Meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya energi.
Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih
nyaman dan kondusif.
Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat
sekitar.
Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah
Pelaksana Program Adiwiyata
Tim Nasional : KLH, Kemendikbud, Kemenag, Kementerian
Dalam Negeri, LSM Lingkungan, PT, media, swasta
Tim Provinsi : BLH Prov, Dinas Pendidikan, Kanwil Agama, LSM
pendidikan lingkungan, media, PT, swasta
Tim Kab/Kota : BLH, Dinas Pendidikan, Kantor Agama, LSM
pendidikan lingkungan, media, PT. Swasta
Tim Sekolah : guru, siswa, komite, tenaga non pendidikan,
Peran dan tugas tim sekolah
Mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah,
kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana
Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran
sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan
disesuaikan dengan komponen, standart dan implementasi
adiwiyata
Melaksanakan rencana kerja sekolah
Melakukan pemantauan dan evaluasi
Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah dengan
Materi program pembelajaran adiwiyata
A. Umum
Sosial budaya
lingkungan
ekonomi
1. HAM
8. SDA
13 Pengurangan kemiskinan
2. Keamanan
9. Perubahan iklim
14 Tanggung jawab
perusahaan (CSR)
3. Kesetaraan gender
10.Urbanisasi
berkelanjutan
15 Ekonomi pasar/ekonomi
lingkungan
4. Keragaman budaya dan
pemahaman lintas budaya
11. Pencegahan dan
penanganan bencana alam
5. Kesehatan
12. Pencegahan
B. Materi khusus
Materi yang perlu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari yang berhubungan langsung dengan
persoalan lingkungan sekolah dan dibudayakan
dalam mendukung program adiwiyata di sekolah,
a.l. :
a. Pengelolaan SD air, pembuatan sumur resapan,
pembuatan biopori, pengelolaan air limbah,
pelestarian air bersih, dll
b. Pengelolaan sampah dengan 3R, pemilahan,
pengelolaan sampah, pengomposan, dll
Pembinaan
Pengertian Pembinaan ADIWIYATA.
Suatu tindakan yang dilakukan oleh
organisasi/lembaga atau pihak lainnya
melakukan pembinaan dalam meningkatkan
pencapaian kinerja program ADIWIYATA yang
berdampak positif terhadap perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan Pembinaan.
Meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah
ADIWIYATA.
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sdm dalam
pengelolaan sekolah untuk mewujudkan sekolah ADIWIYATA.
Meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan ADIWIYATA
baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota termasuk sekolah
dan masyarakat sekitarnya.
Komponen, Standar, dan Implementasi.
Komponen dan standar ADIWIYATA meliputi :
a. Kebijakan Berwawasan Lingkungan, memiliki standar :
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2) RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, memiliki standar :
1)
Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.
2)Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif memiliki standar :
1)
Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah.
2)Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak
(masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan memiliki satandar :
1)
Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan.
KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Standar Implementasi Pencapaian
A. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) memuat kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
1. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang tertuang dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (dokumen 1) memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan/atau, mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
1. Struktur kurikulum memuat
muatan lokal, pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Struktur kurikulum memuat pelestarian fungsi lingkungan, mencegah terjadinya pencemaran, dan kerusakan lingkungan hidup pada komponen mata pelajaran wajib, dan/atau muatan lokal, dan /atau pengembangan diri.
KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Standar Implementasi Pencapaian
A. Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS) memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Rencana kegiatan dan anggaran sekolah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi : Kesiswaan, Kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peningkatan dan pengembangan mutu.
Sekolah memiliki anggaran untuk upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebesar 20 % dari total anggaran sekolah.
Anggaran sekolah dialokasikan secara proporsional untuk kegiatan
Kesiswaan, Kurikulum dan kegiatan pembelajaran, peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, budaya dan lingkungan sekolah, peningkatan dan pengembangan mutu.
PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN
Standar
Implementasi
Pencapaian
A. Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.
1. Menerapkan pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran
(Pakem/belajar aktif/partisipatif).
70 % tenaga pendidik menerapkan metode yang melibatkan peserta didik secara aktif (demonstrasi, diskusi (FGD), simulasi (bermain peran), pengalaman lapangan, curah pendapat, debat, simposium, laboratorium (praktek langsung), penugasan, observasi, project percontohan, dll).
1. Mengembangkan isu lokal dan atau
isu global sebagai materi pembelajaran LH sesuai dengan jenjang pendidikan.
70 % tenaga pendidik mengem-bangkan isu lokal (daerah) dan isu global yang terkait dengan PPLH.
1. Mengembangkan indikator dan instrumen penilaian pembelajaran LH.
70 % tenaga pendidik mengem-bangkan indikator pembelajaran dan instrumen penilaian yang terkait dengan PPLH.
1. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas.
70 % tenaga pendidik menyusun rancangan pembelajaran yang terkait dengan PPLH.
1. Mengikutsertakan orang tua peserta
didik dan masyarakat dalam program pembelajaran LH
Prosentase tenaga pendidik yang mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat yang terkait dengan
PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN
Standar
Implementasi
Pencapaian
A. Peserta didik melakukan
kegiatan pembelajaran
tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan
hidup.
1.
Mengkaitkan pengetahuan
konseptual dan prosedural
dalam pemecahan masalah
LH, serta penerapannya
dalam kehidupan sehari-hari.
70 % tenaga pendidik mempunyai
kemampuan memecahkan
masalah LH.
1.
Menerapkan pengetahuan LH
yang diperoleh untuk
memecahkan masalah LH
dalam kehidupan sehari-hari.
50% peserta didik mempunyai
kemampuan memecahkan
masalah LH
KEGIATAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF
Standar Implementasi Pencapaian
A. Melaksanakan kegiatan perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah.
1. Memelihara dan merawat gedung
dan lingkungan sekolah oleh warga sekolah.
80 % warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan gedung dan lingkungan sekolah , antara lain; piket kebersihan kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan kelas, kegiatan pemeliharaan taman oleh masing masing kelas, dll.
1. Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah perlindungan dan pengelolaan LH (dampak yang diakibatkan oleh aktivitas sekolah).
80 % warga sekolah memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah PPLH antara lain ; pemeliharaan taman, toga, rumah kaca (green house), hutan sekolah. pembibitan, kolam, pengelolaan sampah, dll.
1. Mengembangkan kegiatan ekstra
kurikuler yang sesuai dengan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
80 % kegiatan ekstrakurikuler (pramuka, Karya Ilmiah Remaja, dokter kecil, Palang Merah Remaja, Pecinta Alam, dll) yang dimanfaatkan untuk pembelajaran terkait dengan PPLH seperti : pengomposan, tanaman toga, biopori, daur ulang, pertanian organik, biogas, dll.
-A. Menjalin kemitraan dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
1. Memanfaatkan narasumber untuk
meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup.
3 (tiga) mitra yang dimanfaatkan sebagai sumber untuk meningkatkan pembelajaran lingkungan hidup antara lain : orang tua, alumni, LSM, Media (pers), dunia usaha, Konsultan, instansi pemerintah daerah terkait, sekolah lain, dll.
1. Mendapatkan dukungan dari kalangan yang terkait dengan sekolah (orang tua, alumni, Media (pers), dunia usaha, pemerintah daerah, LSM, Perguruan Tinggi, sekolah lain untuk meningkatkan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah.
3 (tiga) mitra yang mendukung dalam bentuk materi untuk kegiatan yang terkait dengan PPLH seperti : pelatihan yang terkait PPLH, pengadaan sarana ramah lingkungan,
pembinaan dalam upaya PPLH, dll
1. Meningkatkan peran komite sekolah
dalam membangun kemitraan untuk pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
3 (tiga) kemitraan yang difasilitasi oleh komite sekolah terkait dengan pembelajaran
lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN
Standar
Implementasi
Pencapaian
A.
Ketersediaan sarana
prasarana pendukung
yang ramah
lingkungan.
1. Menyediakan sarana
prasarana untuk mengatasi
permasalahan lingkungan
hidup di sekolah.
Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana untuk mengatasi
permasalahan lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan
standar sarana dan prasarana Permendiknas no 24 tahun
2007, seperti : air bersih, sampah (penyediaan tempat
sampah terpisah, komposter), tinja, air limbah/drainase,
ruang terbuka hijau, kebisingan/getaran/radiasi, dll.
2.
Menyediakan sarana
prasarana untuk
mendukung pembelajaran
lingkungan hidup di
sekolah.
Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana pendukung
pembelajaran lingkungan hidup, antara lain;
pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air,
hutan/taman/kebun sekolah, green house, toga, kolam
ikan, biopori, sumur resapan, biogas, dll).
PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN
Standar
Implementasi
Pencapaian
B. Peningkatan kualitas
pengelolaan dan
pemanfaatan sarana dan
prasarana yang ramah
lingkungan.
1.
Memelihara sarana dan
prasarana sekolah yang ramah
lingkungan.
Terpeliharanya 3 (tiga) sarana dan prasarana yang ramah lingkungan
sesuai fungsinya, seperti :
Ruang memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secara
alami.
Pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh dan penghijauan
Menggunakan paving block, rumput.
1.
Meningkatkan pengelolaan
dan pemeliharaan fasilitas
sanitasi sekolah.
Tersedianya 4 (empat) unsur mekanisme pengelolaan dan
pemeliharaan sarana meliputi : penanggung jawab, tata tertib,
pelaksana (daftar piket), pengawas, dll terkait dalam kegiatan
penyediaan dan pemakaian sarana fasilitas sanitasi sekolah.
3.
Memanfaatkan listrik, air dan
ATK secara efisien.
20% efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK.
3.
Meningkatkan kualitas
pelayanan kantin sehat dan
ramah lingkungan.
Kantin melakukan 3 (tiga) upaya dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, meliputi :
Kantin tidak menjual makanan/minuman yang mengandung
bahan pengawet/ pengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai
dengan standar kesehatan.
PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIWIYATA.
Pengertian Penghargaan ADIWIYATA.
Penghargaan ADIWIYATA merupakan pemberian insentif yang diberikan kepada sekolah
yang telah berhasil memenuhi 4 (empat) komponen Program ADIWIYATA. Bentuk insentif
yang diberikan dapat berupa piagam, piala dan atau bentuk lainnya.
Tujuan Pemberian Penghargaan ADIWIYATA.
Sebagai wujud apresiasi atas usaha yang telah dilakukan sekolah dalam upaya
melaksanakan perlindungan dan pengeloaan lingkungan dalam proses pembelajaran,
Sebagai tanda bahwa suatu sekolah telah melaksanakan 4 (empat) komponen sekolah
ADIWIYATA,
Sebagai dasar untuk pelaksanaan pembinaan program ADIWIYATA yang harus
Jenis dan Bentuk Penghargaan
Sekolah ADIWIYATA Kabupaten/Kota mendapat penghargaan dari Bupati/Walikota, bentuk
penghargaan berupa Piagam dan Piala.
Sekolah ADIWIYATA Provinsi mendapatkan penghargaan dari Gubernur, bentuk
penghargaan berupa piagam dan piala.
Sekolah ADIWIYATA tingkat nasional mendapatkan penghargaan piagam dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan piala dari Menteri
Lingkungan Hidup.
Sekolah ADIWIYATA Mandiri mendapatkan penghargaan piagam dari Menteri Lingkungan
Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan piala dari Menteri Lingkungan
Hidup, yang diserahkan oleh Presiden.
Jenis dan Bentuk Penghargaan
No
Jenis Penghargaan
Bentuk Penghargaan
Penghargaan
Tim Evaluasi
1.
Sekolah ADIWIYATA Kab /Kota
Piagam dan Piala
Bupati / Walikota
Kabupaten/Kota
2.
Sekolah ADIWIYATA Provinsi
Piagam dan Piala
Gubernur
Provinsi
3.
Sekolah ADIWIYATA Nasional
Piagam dan Piala
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan
Nasional
4.
ADIWIYATA Mandiri
Piagam dan Piala
Menteri
Lingkungan
Mekanisme Pemberian Penghargaan.
Sekolah ADIWIYATA Kabupaten/Kota.
Tim Kabupaten/Kota menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan evaluasi hasil
pelaksanaan program ADIWIYATA.
Calon sekolah ADIWIYATA terpilih, menyampaikan dokumen berdasarkan lembar evaluasi sekolah
ADIWIYATA dengan melampirkan bukti fisik kebijakan yang berwawasan lingkungan, yang terdiri dari
KTSP dan RKAS.
Tim ADIWIYATA Kabupaten/Kota melakukan evaluasi administrati terhadap dokumen KTSP dan RKAS.
Bagi sekolah yang memenuhi standar Administratif dilakukan observasi lapangan dengan
menggunakan lembar evaluasi sekolah ADIWIYATA. Antara lain; pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan.
Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program ADIWIYATA, Tim ADIWIYATA
Kabupaten/Kota menetapkan nilai pencapaian sekolah.
Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah ADIWIYATA tingkat Kabupaten / Kota
apabila mencapai mencapai nilai minimal 56, yaitu 70 % dari total nilai maksimal (80).
Sekolah ADIWIYATA nilai terbaik tingkat Kabupaten/Kota dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi
Sekolah ADIWIYATA Provinsi
Tim Provinsi menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan
Observasi lapangan berdasarkan usulan dari Kabupaten/Kota
Calon Sekolah ADIWIYATA tingkat Provinsi yang terpilih, dilakukan observasi
lapangan.
Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program ADIWIYATA,
Tim Provinsi menetapkan nilai pencapaian sekolah.
Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah ADIWIYATA tingkat
Provinsi apabila mencapai nilai minimal 64, yaitu 80 % dari total nilai maksimal (80).
Sekolah ADIWIYATA dengan nilai terbaik tingkat Provinsi dapat diusulkan untuk ikut
Sekolah Adiwiyata Nasional.
Tim Nasional menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan Observasi
lapangan berdasarkan usulan dari Provinsi
Calon Sekolah Adiwiyata Nasional yang terpilih, dilakukan observasi lapangan.
Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program ADIWIYATA, Tim
ADIWIYATA Nasional menetapkan nilai pencapaian sekolah.