• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus PT Enseval Putera Megatrading, Tbk, Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus PT Enseval Putera Megatrading, Tbk, Bandung)."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Persediaan adalah aset yang yang sensitive terhadap penurunan harga pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan sehingga perusahaan dituntut untuk dapat mengkoordinasi, mengelola, dan mengawasi aktivitas persediaan secara efektif. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian internal dalam suatu perusahaan yang dapat membantu manajemen untuk mengelola persediaan barang secara efektif dan untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan atau penyelewengan, karena tujuan utama pengendalian internal terhadap persediaan adalah mengamankan aset dan melaporkannya secara tepat dan akurat dalam laporan keuangan.

Penyusunan Skripsi dengan judul “Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi”, yaitu untuk mengetahui bagaimana pengendalian internal yang diterapkan dalam perusahaan, menilai efektivitas dalam pengelolaan persediaan barang jadi, dan untuk mengetahui seberapa besar pengendalian internal berperan dalam mengelola barang jadi. Objek penelitian dilakukan pada perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang distributor produk-produk perawatan kesehatan dan produk-produk lain sejenisnya, yaitu PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk, yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta Nomor 344, Bandung.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ……… x

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Kegunaan Penelitian ... 5

1.5Kerangka Penelitian ……… 6

1.6Metode Penelitian ... 11

1.7Lokasi Penelitian ……….. 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Konsep Tentang Peranan ... 16

2.2Pengendalian Internak ... 16

2.2.1. Pengertian Pengendalian Internal... 16

2.2.2. Jenis Pengendalian Internal ... 18

2.2.3. Tujuan Pengendalian Internal ... 19

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.2.5. Metode-metode Pengendalian Internal ………. 30

2.2.6. Keterbatasan Pengendalian Internal ……….. 32

2.3 Efektivitas ... 33

2.3.1. Pengertian Efektivitas ……… 33

2.4 Persediaan ……….... 34

2.4.1. Pengertian Persediaan ……… 34

2.4.2. Penggolongan Persediaan ………... 35

2.4.3. Sistem Pencatatan Persediaan ……… 38

2.4.4. Metode Penilaian Persediaan ………. 39

2.4.5. Pengelolaan Persediaan ………. . 40

2.5 Pengendalian Persediaan ……….. 42

2.5.1. Tujuan Pengendalian Terhadap Persediaan ……… ... 44

2.5.2. Manfaat Pengendalian Penelitian ………... 44

2.5.3. Teknik-Teknik Pengendalian Internal ……… 45

2.6 Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi ……… 47

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 50

3.2 Metode Penelitian ... 50

3.2.1. Teknik Pengumpulan Data ………. 51

3.2.2. Operasional Variabel ………. 53

3.2.3. Formula Hipotesis ……….. 54

(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.2.5. Pemilihan Populasi dan Sampel ………. 57

3.2.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ………... 59

3.2.7. Penetapan Tingkat Signifikan ……… 62

3.2.8. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis …….. 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Sejarah Singkat Perusahaan ... 64

4.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ………... ... 67

4.3 Hasil Penelitian ... 80

4.3.1. Uji Validitas ………... 82

4.3.2. Uji Reliabilitas ………... 86

4.3.3. Uji Rank Pearson ………... 88

4.3.3.1. Angka Korelasi ………... 89

4.3.3.2. Signifikasi Hasil Korelasi ………... 90

4.4 Pembahasan ………. 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… …….. . 101

5.2 Saran-Saran ………... 106

(5)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu Penelitian ... 15

Tabel 2.1 Tipe Persediaan Berdasarkan Tipe Perusahaan ... 37

Tabel 3.1 Penetapan Indikator Independen ... 54

Tabel 3.2 Penetapan Indikator Dependen ... 56

Tabel 3.4 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi ………... 62

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas ... 84

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ……… ... 87

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. Organization Chart PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk Cabang Bandung.

2. Organization Chart PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk. 3. Daftar Pertanyaan Penelitian.

4. Daftar Jawaban Responden 5. Hasil Uji Validitas.

6. Hasil Uji Reliabilitas.

7. Hasil Pengujian Rank Pearson. 8. Faktur.

9. Surat Pesanan. 10.Delivery Order.

11.Tanda Terima Retur Barang. 12.Form Monitoring PDA.

13.Register Serah Terima Surat Order Kanvas PDA. 14.Rencana Bon Kanvas.

(8)

ORGANIZATION CHART

PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk Cabang Bandung

.

Area Bussiness Manager

(ABM)

Secretary

Head

Accounting

Head

Finance

Chief

Logistic

MIDI

OTC Plus

CP Plus

KWT

Farma Ethical

Distrik

Manager

Distrik

Manager

Distrik

Manager

Distrik

Manager

Distrik

Manager

Field Sales

Superfisor

Field Sales

Superfisor

Field Sales

Superfisor

Field Sales

Superfisor

Field Sales

Superfisor

Salesman

Salesman

Salesman

Salesman

Salesman

Ass Salesman

Ass Salesman

Ass Salesman

Ass Salesman

Ass Salesman

Pool Factur

Casir

Administrasi

Account

Receivable

(9)

Organization Chart

PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk (Kantor Pusat).

President Director

Managing Director

Finance & Accounting Director

Internal Audit

Finance

Purchasing/

Import

Accounting

HRD

(10)

Daftar Pertanyaan Penelitian

Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin mengetahui tentang Peranan Pengendalian Internal dalam

Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi di PT.Enseval Putera Megatrading.

Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.

_________________________________________________________________________________________________________

Berilah tanda

(checklist) untuk menjawab pertanyaan berikut ini:

I.

Data tentang Responden:

1. Jenis kelamin: ( ) pria ( ) wanita

2. Jabatan:

————————————————

3. Umur : Th

__________________________________________________________________________________________________________

KUESIONER VARIABEL INDEPENDEN

(Pengendalian Internal)

Pernyataan Pengambilan keputusan:

Sangat

Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju

(1)---(2)---(3)---(4)---(5)

No. Pernyataan

STS TS N

S

SS

A. Unsur-unsur Pengendalian Internal.

1. Control Environment

1.

2.

3.

4.

Manajemen memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan

dengan mengutamakan integritas.

Komite audit independen atau tidak dipengaruhi oleh manajemen,

harus memiliki pengetahuan tentang laporan keuangan.

Para manajemen dan pegawai memiliki integritas dan nilai etis

yang tinggi.

Manajemen dan pegawai memiliki latar belakang pendidikan,

(11)

5.

Pegawai merupakan pegawai yang berkompeten dan dapat

dipercaya dimana pegawai yang kompeten dipilih, dievaluasi,

ditraining, dipromosikan, dan dikompensasikan

6.

Terdapat batasan yang jelas mengenai tanggung jawab, tugas dan

wewenang:

- Dewan komisaris.

- Manajemen puncak.

- Manajemen jenjang dibawahnya.

2. Risk Assessment.

7.

8.

Perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk

mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengelolaan persediaan.

Laporan keuangan disajikan dengan wajar sesuai dengan Prinsip

Akuntansi yang Berlaku Umum.

3. Control Activities.

9.

10.

11.

12.

Setiap dokumen dan catatan diberi nomor urut atau dipranomori.

Terdapat pemisahan tugas yang cukup untuk mencegah terjadinya

salah saji yang material.

Otorisasi yang memadai atas transaksi dan kegiatan dalam

perusahaan.

Dilakukan pengendalian fisik atas aktiva dan catatan secara

berkala.

13. Pengecekan independen atas pelaksanaan kegiatan perusahaan agar

laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU.

4. Monitoring.

14.

15.

Monitoring dilakukan oleh pegawai yang berwenang.

Monitoring dilakukan untuk menentukan apakah pengendalian

(12)

B. Tujuan umum pengendalian Internal.

16.

Laporan keuangan yang disajikan dapat diandalkan dan sesuai

dengan kenyataan atau tidak ada manipulasi dalam

penyusunannya.

17.

Seluruh kegiatan opeasional perusahaan dilakukan dengan efektif

dan efisien.

18.

Pengendalian yang dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku

dalam perusahaan.

C. Tujuan khusus pengendalian internal

19.

Setiap transaksi persediaan diotorisasi dengan tepat (Otorisasi).

20.

Setiap transaksi persediaan yang dicatat dengan lengkap

(Kelengkapan).

21.

Setiap transaksi persediaan dinilai dengan akurat (Akurasi).

22.

Setiap transaksi persediaan diklasifikasikan dengan tepat

(Klasifikasi).

23.

Setiap transaksi persediaan dicatat pada waktu yang tepat (Tepat

waktu).

24.

Setiap transaksi persediaan yang dimasukan dengan tepat kedalam

catatan tambahan dan diiktisarkan dengan tepat. (Posting dan

Iktisar).

25.

Menjaga keamanan persediaan untuk menghindari terjadinya

pencurian atau kehilangan persediaan.

(13)

KUESIONER VARIABEL DEPENDEN

(Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi)

A. Syarat Pengelolaan Persediaan yang Baik.

I.

Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan yang Jelas atas Persediaan

No. Pernyataan

STS TS N

S

SS

1.

Terdapat struktur organisasi yang memuat secara jelas, wewenang

setiap unit kerja.

2.

3.

Terdapat job description secara tertulis yang lengkap dengan

perincian instruksi manual untuk setiap pekerjaan.

Bagian gudang bertanggung jawab atas pengelolaan persediaan

barang jadi.

II. Tujuan dan kebijaksanaan persediaan.

4.

5.

Kebijaksanaan manajemen yang mengatur akumulasi persediaan

dirumuskan dengan baik dan jelas.

Tujuan pengelolaan persediaan ditetapkan agar mencegah adanya

kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas.

III. Fasilitas Penyimpanan (gudang) dan Penangganan Persediaan yang Memadai

6.

Sarana penyimpanan barang cukup memadai dari segi keamanan

secara fisik, sehingga mencegah terjadinya kerusakan dan

pencurian.

7.

8.

Lalu lintas persediaan barang jadi sudah memadai.

(14)

IV. Klasifikasi dan Identifikasi Persediaan yang Layak.

9.

Persediaan barang jadi yang ada telah diklasifikasikan menurut

kemasan dan tingkat kelembabannya

10.

Setiap barang jadi yang disimpan di gudang telah disusun secara

teratur.

V. Standarisasi dan Simplifikasi Persediaan.

11.

12.

Pengelompokan persediaan dilakukan dengan menggunakan

sistem komputer.

Setiap jenis, ukuran, dan sifat persediaan yang didistribusikan

harus sesuai dengan standar persediaan.

VI. Catatan dan Laporan yang Cukup.

13.

14.

Setiap jenis pencatatan persediaan diselenggarakan dengan

menggunakan metode perpetual

Laporan mengenai pengelolaan persediaan barang jadi disusun

tepat waktu.

VII. Tenaga Kerja yang Memuaskan

15. Perusahaan memiliki program pelatihan yang memadai bagi

karyawannya.

16. Tanggung jawab dalam pengelolaan persediaan barang diserahkan

kepada pihak yang kompeten dan bertanggung jawab di bidangnya

(Kepala gudang).

(15)

Hasil Uji Validitas menggunakan SPSS versi 11.5

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy. .689

Approx. Chi-Square 455.720

df 171

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .000

Component

1 2

PI6 .660

PI7 .690

PI8 .743

PI10 .564

PI11 .769

PI12 .559

PI13 .644

PI14 .497

PI15 .634

PI16 .669

PI21 .660

PI22 .690

PI23 .743

E3 .560

E4 .764

E5 .687

E9 .870

E10 .663

E11 .751

E13 .657

E14 .603

(16)

Hasil Uji Reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 11.5

1. Variabel Independen: Pengendalian Internal.

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Scale Scale Corrected

Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted

PI6 52.2200 16.5016 .5944 .8819

PI7 52.0400 16.2433 .6313 .8800

PI8 52.1200 15.9445 .6785 .8775

PI10 52.1200 16.4343 .5055 .8866

PI11 52.1800 16.2731 .6969 .8775

PI12 52.1400 16.9392 .4815 .8870

PI13 52.0200 16.4690 .5672 .8831

PI14 52.1200 17.2098 .4005 .8906

PI15 52.0800 16.5241 .5681 .8830

PI16 52.1000 15.4796 .5964 .8830

PI21 52.2200 16.5016 .5944 .8819

PI22 52.0400 16.2433 .6313 .8800

PI23 52.1200 15.9445 .6785 .877

Reliability Coefficients N of Cases = 50.0 N of Items = 13 Alpha = .8907

2. Variabel Dependen : Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi.

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted E3 35.7800 9.1547 .4619 .8695

E4 35.9600 8.4065 .6840 .8507

E5 35.9800 8.3873 .5768 .8612

E9 36.0000 8.0816 .8108 .8389

E10 36.0400 8.7331 .5663 .8611

E11 36.0200 8.4690 .6622 .8526

E13 36.0600 8.5065 .5448 .8642

E14 35.9800 8.8363 .5233 .8649

(17)

Reliability Coefficients

N of Cases = 50.0 N of Items = 9

Alpha = .8714

Hasil Pengujian Rank Pearson dengan menggunakan SPSS versi 11.5

Correlations

TOTALA TOTALB

Pearson

Correlation 1 .711(*)

Sig. (2-tailed) . .021

TOTALPI

N 50 50

Pearson

Correlation .711(*) 1

Sig. (2-tailed) .021 .

TOTALE

N 50 50

(18)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fellisiani Ayunda

NRP : 0351204

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri

dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila dikemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima

sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.

Bandung, Desember 2006

Yang menyatakan,

(19)

BAB I Pendahuluan 1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Persediaan merupakan harta yang sensitive terhadap penurunan harga

pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan sehingga perusahaan dituntut untuk

dapat mengkoordinasi, mengelola, dan mengawasi aktivitas persediaan secara

efektif.

Menurut Mulyadi (1998:256), pengertian persediaan adalah:

“Persediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan

untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal atau barang-barang yang

akan dikomsumsi dalam pengelolaan produk yang akan dijual.”

Perusahaan juga perlu memperhatikan jumlah persediaan, jangan sampai

jumlah persediaan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Apabila jumlah persediaan

terlalu sedikit akan memperlambat aktivitas penjualan barang yang

mengakibatkan perusahaan tidak dapat beroperasi dalam kapasitas normal.

Apabila jumlah persediaan terlalu banyak maka akan mengakibatkan pemborosan

biaya karena adanya persediaan yang menganggur, biaya modal yang harus

dikeluarkan, resiko keusangan, kerusakan, dan resiko kehilangan, juga dapat

menimbulkan biaya penyimpanan yang disebabkan kelebihan persediaan. Oleh

karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan pengendalian internal

yang memadai dalam perusahaan yang dapat membantu manajemen untuk

mengelola persediaan barang dan meminimalisasi terjadinya kesalahan atau

(20)

BAB I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha sepenuhnya bahwa tidak akan terjadi kesalahan kesalahan atau penyelewengan

dalam suatu perusahaan.

Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Treadway

Commission (COSO) yang dikutip oleh Arens, Elder, and Beasley (2006:301),

pengertian internal control yaitu:

“Internal control a process designed to profit reasonable assurance regarding the achievement of management’s objectives in the following categoties:

a. Reliability financial reporting

b. Efficiency and effetiveness of operations. c. Compliance with laws and regulation.”

Pengendalian internal yang baik dapat tercapai dengan menerapkan

pengendalian internal pada semua bidang perusahaan termasuk pengelolaan

persediaan, dimana pengendalian persediaan yang memadai mensyaratkan

adanya pemisahan fungsi pertanggung jawaban atas fungsi otorisasi, pencatatan,

dan penyimpanan persediaan.

PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk (PT. EPM), merupakan perusahaan

yang bergerak sebagai distributor untuk produk kesehatan dan

produk-produk lainnya yang sejenis untuk wilayah Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya.

Sebagai distributor perusahaan ini dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan

persediaan barang jadi secara efektive, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya

kesalahan seperti barang yang rusak, expired, kekurangan atau kelebihan stock

barang jadi digudang. Jika kesalahan-kesalahan tersebut tidak dapat

diminimalisasi atau ditanggulangi akan dapat mengakibatkan penurunan profit

(21)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha perusahaan yang sangat berpengaruh dalam kegiatan operasional PT. EPM yang

bergerak sebagai distributor.

Pada bulan September 2006 PT. EPM baru mengganti program Under Dos

yang digunakan dalam perusahaan dengan program Oracle Order Management

untuk mengelola untuk seluruh aktivitas operasional perusahaan. Penggantian

program ini disebabkan karena terdapat kelemahan pada program under dos yaitu

memakan waktu yang lama baik pada proses monitoring yang dilakukan

perusahaan pusat terhadap perusahaan cabang maupun pada proses order barang,

sehingga perusahaan tidak dapat menetapkan proses dellivery one day. Sedangkan

pada program Oracle Order Management proses monitoring yang dilakukan

perusahaan pusat terhadap perusahaan cabang dan proses order barang dapat

dilakukan lebih cepat, sehingga perusahaan dapat menerapkan proses delivery one

day. Untuk mempermudah dan mempercepat proses order dan pengiriman barang,

perusahaan memberikan inventaris PDA (Personal Digital Accesment) kepada

setiap salesman perusahaan. PDA yang dilengkapi dengan software yang

memadai, sehingga order yang dikirim melalui PDA langsung muncul dikantor

pusat dan kantor cabang. PT EPM memiliki lebih dari 40 perusahaan cabang

diseluruh Indonesia sehingga perusahaan pusat menginginkan proses monitoring

yang efektif dan tidak memakan waktu yang lama, dengan penggunaan program

Oracle ini membantu manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan

cabang dengan efektif dan untuk mengetahui kesalahan atau penyelewengan yang

mungkin terjadi dalam perusahaan. Perusahaan juga menginginkan pengendalian

yang efektif untuk memonitor persediaan barang jadi yang terdapat digudang

(22)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha under stock, karena persediaan barang jadi merupakan aktiva perusahaan yang

sangat penting mengingat PT. EPM bergerak sebagai distributor untuk wilayah

Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, dengan judul “Peranan

Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan

Barang Jadi”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan mengidentifikasi

permasalahan pada salah satu sub sistem akuntansi yaitu pengendalian internal

yang berhubungan langsung dengan efektivitas pengelolaan persediaan barang

jadi, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah pengendalian internal yang diterapkan PT. Enseval Putera

Megatrading sudah efektif.

2. Apakah pengelolaan persediaan barang pada PT. Enseval Putera

Megatrading telah dilaksanakan secara efektif.

3. Seberapa besar peranan pengendalian internal dalam menunjang

efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi pada PT. Enseval Putera

Megatrading.

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah

(23)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal yang diterapkan PT.

Enseval Putera Megatrading.

2. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas dalam pengelolaan persediaan

barang jadi PT. Enseval Putera Megatrading.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengendalian internal berperan dalam

mengelola barang jadi PT. Enseval Putera Megatrading.

1.4Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan

yaitu pengetahuan, wawasan tentang teori-teori, praktik mengenai peranan

pengendalian internal dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan

barang jadi, sehingga dapat meminimalisasi teradinya kesalahan atau

penyelewengan persediaan barang jadi pada perusahaan.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam penerapan

teori-teori pengendalian internal yang telah dipelajari selama kuliah,

sehingga dapat membantu penulis dalam menerapkannya pada saat terjun

kemasyarakat, dan untuk memenuhi prasyarat akademis untuk mengkuti

siding sarjana lengkap di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas

(24)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan

sebagai bahan referensi bagi mereka yang ingin melakukan penelitian

mengenai pengendalian internal khususnya mengenai pengendalian

persediaan barang jadi.

1.5Kerangka Pemikiran

Persediaan merupakan harta yang sensitive terhadap penurunan harga

pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan, sehingga perusahaan dituntut untuk

dapat mengkoordinasi, mengelola, dan mengawasi aktivitas persediaan secara

memadai.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:14.1), pengertian persediaan

adalah

“Persediaan adalah aktiva:

a. Tersedianya untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. b. Dalam proses produksi atau kegiatan usaha norma.

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.”

Terdapat beberapa kelompok penggolongan persediaan, Penggolongan

persediaan dipengeruhi oleh sifat dan jenis perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Smith and Skousen (1997:327-328), terdapat 3 kelompok

persediaan yaitu:

a. Raw Material (Bahan Baku).

(25)

BAB I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha b. Goods in Process (Barang Dalam Proses).

Terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan

lebih lanjut sebelum dapat dijual kepada konsumen.

c. Finished Goods (Barang Jadi).

Merupakan produk yang telah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual

kepada konsumen.

PT. EPM bergerak sebagai distributor produk-produk kesehatan dan

produk-produk lain sejenisnya, maka PT. EPM mengelola persediaan dalam

bentuk barang jadi yang siap disalurkan kepada konsumen maupun agen-agen.

Oleh karena itu, pengelolaan persediaan harus direncanakan dan dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya.

Menurut Wilson and Campbell dalam buku Controllership yang

alihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1999:479), agar pengelolaan

persediaan dapat berhasil dengan baik ada beberapa syarat yang harus dipenuhi

yaitu:

1. “Clearly defined responsibility and autority in regard to inventories. 2. Well defined objectives and policies.

3. Adequate storage and handling facilities.

4. Proper classification and indentification of inventories. 5. Standardization and simplification of inventories. 6. Adequate records and reports.

7. Satisfactory personnel.”

Tujuh syarat diatas dapat diartikan sebagai berikut:

1. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap

persediaan.

2. Sasaran dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan baik.

(26)

BAB I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha 4. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak.

5. Standarisasi dan simplifikasi persediaan.

6. Catatan dan laporan yang cukup.

7. Tenaga kerja yang memuaskan.

Dalam arti luas, pengelolaan persediaan meliputi fungsi perencanaan dan

pengendalian yang didalamnya termasuk penetapan dan pemeliharaan komposisi

dan kuantitas yang tepat untuk bahan baku atau produk yang diperlukan untuk

memenuhi syarat-syarat produksi atau pesanan dengan baik.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil

memerlukan pengendalian internal yang baik dan memadai. Dalam perusahaan

yang volume kegiatannya masih relative, pimpinan perusahaan dapat mengawasi

dan mengendalikan secara langsung seluruh aktivitas perusahaan, akan tetapi

untuk perusahaan yang volume kegiatannya relative besar atau berkembang pesat,

pimpinan perusahaan tidak dapat mengawasi dan mengendalikan secara langsung

seluruh aktivitas perusahaan mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang

dimiliki pimpinan perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal maka

diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan atau penyelewengan dalam

perusahaan dan membantu manajemen dalam mengelola perusahaan.

Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Treadway

Commission (COSO) yang dikutip oleh Arens, Elder, and Beasley (2006:301),

pengertian internal control yaitu:

“Internal control a process designed to profit reasonable assurance regarding the achievement of management’s objectives in the following categoties:

(27)

BAB I Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha b. Efficiency and effetiveness of operations.

c. Compliance with laws and regulations.”

Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh

suatu kesatuan dewan direksi, manajemen, dan pihak lain, dimana pengendalian

tersebut dirancang untuk meyediakan jaminan yang memadai untuk mencapaian

tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Menurut Ratliff (1996:11), ada beberapa tujuan internal control yang

sangat penting dalam pengelolaan perusahaan yaitu:

“All management activities may be viewed within the context of control, the objectives of which are:

1. The reliability and the integrity of information.

2. Compliance with policies, plans, procedures, laws, and regulations. 3. The safeguarding of assets.

4. The economical and efficient use of resources.

5. The accomplishment of esthablished objectives and goals for operations and programs.”

Dengan demikian pengendalian internal sangat dibutuhkan dalam

mengelola suatu perusahaan, karena dengan adanya pengedalian internal

perusahaan dapat melakukan seluruh kegiatan secara efektif. Hal ini dapat dilihat

dari tujuan pengendalian internal yang sangat membantu perusahaan dalam

mengawasi dan menilai seluruh kegiatan perusahaan seperti keandalan informasi,

mengamankan aset perusahaan, penggunaan sumber daya secara efisien dan

ekonomis, pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, dan kesesuian dengan

kebijakan, prosedur, hukum, dan peraturan yang berlaku. Pada pelaksanaannya,

pengendalian internal tidak dapat terlepas dari faktor manusia sehingga perlu

diawasi secara terus-menerus untuk dapat mengetahui apakah pengendalian

(28)

BAB I Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha fleksibel untuk dapat disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi yang

mungkin terjadi.

Pengendalian internal yang memadai dapat tercapai dengan menerapkan

pengendalian internal pada semua bidang perusahaan termasuk pengelolaan

persediaan, dimana pengendalian persediaan yang memadai mensyaratkan

adanya pemisahan fungsi pertanggung jawaban atas fungsi otorisasi, pencatatan,

dan penyimpanan persediaan.

Menurut Wilson Campbell (1999:429) dalam buku Controllership yang

alihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera, pengendalian persediaan yang baik

adalah:

“Pengendalian persediaan meliputi pengendalian kualitas dan jumlah

dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik

persediaan.”

Tujuan utama pengendalian internal terhadap persediaan menurut Warren

et all (2005:395) juga akan tercapai, yaitu:

1. Safeguarding the inventory.

2. Properly reporting it in the financial statements .”

Dengan adanya pengendalian persediaan persediaan yang baik maka

diharapkan akan menjamin kelancaran, produktivitas, dan operasional serta

membantu meningkatkan profit perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian

persediaan sangat penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah

satu aktiva perusahaan yang penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam

laporan keuangan. Pada PT. EPM yang bergerak sebagai distributor, pengendalian

(29)

BAB I Pendahuluan 11

Universitas Kristen Maranatha kerusakan, pencurian, under atau over stock. Perusahaan dituntut untuk dapat

melindungi dan mengelola persediaan barang jadi seefektif mungkin, karena jika

persediaan tidak dilindungi dan dikelola dengan baik dapat menimbulkan

kerugian bahkan dapat mengakibatkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis menarik suatu hipotesis

sebagai berikut:

”Pengendalian internal yang dilaksanakan secara efektif, akan dapat

berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi.”

1.6Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif

analitis yaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data dan

informasi-informasi yang diperlukan untuk mendapatkan data yang actual,

menganalisisnya, dan menyajikannya kembali sehingga diperoleh gambaran yang

jelas mengenai keadaan perusahaan yang penulis teliti.

Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkaan data yang diperoleh

dari objek penelitian berupa:

1. Data primer (primary data).

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli(tidak melalui media perantara). Data primer

secara khusus dikumpulkaan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan

(30)

BAB I Pendahuluan 12

Universitas Kristen Maranatha atau kelompok, hasil obsevasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian.

2. Data Sekunder (Secondary Data).

Data sekunder merupakan data sumber penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain).Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis

yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan.

1.6.1Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Penelitian yang bersifat teoritis untuk memperoleh data sekunder.

Penelitian ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari

literature-literatur, dan buku-buku yang berhubungan dengan pengendalian internal

terhadap persediaan dengan tujuan menemukan teori-teori yang dapat

menunjang analisis permasalahan. Penelitian ini juga dilakukan untuk

memperluas wawasan berpikir penulis dalam memecahakan

masalah-masalah yang ditemukan pada saat penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research).

Penelitian lapangan dilakukan dengan tujuan memperoleh data primer dan

(31)

BAB I Pendahuluan 13

Universitas Kristen Maranatha a. Observasi.

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

pengamatan langsung dilokasi penelitian yang berhubungan dengan

data yang diperlukan.

b. Wawancara.

Dilakukan dengan cara berhubungan langsung dengan pihak-pihak

yang berkepentingan dalam perusahaan yang diteliti.

c. Kuesioner.

Yaitu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan

komunikasi dengan responden berupa angket yang berisi sejumlah

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

d. Dokumentasi.

Yaitu teknik pengumpulan data dan pengumpulan bahan-bahan yang

diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan-peraturan,

pedoman-pedoman, dan formulir-formulir yang digunakan perusahaan.

1.6.2 Operasional Variabel.

Dalam menguji hipotesis kejelasan tentang kedudukan variabel-variabel

yang dilibatkan dalam hipotesis merupakan kunci dalam memilih teknik analisis

maupun menafsirkan hasilnya. Maka terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu:

1. Independent Variabel (X) atau Variabel Bebas.

Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain atau terjadi

mendahului variabel tidak bebas. Sesuai dengan judul skripsi yang penulis

(32)

BAB I Pendahuluan 14

Universitas Kristen Maranatha Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi.” Maka yang menjadi

variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Pengendalian Internal.

2. Dependent Variabel (Y) atau Variabel Terikat.

Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi atau tergantung pada variabel

bebas dalam mengolah atau manipulasi. Maka yang menjadi variabel

terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pengelolaan Persediaan

Barang Jadi.

1.6.3 Formula Hipotesis.

Untuk mengetahui peranan pengedalian internal dalam menujang

efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi, maka langkah pertama dalam

prosedur pembuatan keputusan mengenai pengujian kedua variable diatas adalah

menetapkan hipotesisi nolnya (Ho), apabila Ho ditolak maka hipotesis pengganti H1

merupakan hipotesis penelitian dari penulis. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan

sebagai berikut:

Ho: Pengendalian Internal tidak berperan dalam menunjang efektivitas

pengelolaan persediaan barang jadi.

H1: Pengendalian internal berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan

persediaan barang jadi.

1.7Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada sebuah perusahaan yang bergerak

(33)

BAB I Pendahuluan 15

Universitas Kristen Maranatha sejenisnya, yaitu pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, yang berlokasi di

Jalan Soekarno Hatta Nomor 344, Bandung.

Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan

[image:33.612.130.534.274.361.2]

November 2006, untuk rinciannya dalam tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1

Waktu Penelitian

Penelitian Ags' 06 Sept' 06 Okt' 06 Nov'06 Des' 06

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Briefing Skripsi Rancangan Skripsi Bab 1-3

(34)

BAB V Kesimpulan dan Saran

101

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. Enseval

Putera Megatrading, Tbk (PT. EPM), dengan uji korelasi Pearson diperoleh hasil

hubungan keeratan antara variabel X (Pengendalian internal) dan variabel Y

(Efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi) sebesar 0.711 atau 71.1 % yang

berarti terdapat hubungan yang kuat antara variabel X dan Y. Untuk mengetahui

besarnya pengaruh antara variabel X dan Y menggunakan Koefisien Determinasi,

yaitu R = r

2

sebesar 0.506, yang berarti variabel X (Pengedalian internal) cukup

berperan dalam menunjang variabel Y (Efektivitas pengelolaan persediaan barang

jadi). Dari hasil tersebut dapat kita ketahui terdapat 0.496 faktor lain yang

mempengaruhi efektivitas pengelolaan persediaan barang selain pengendalian

internal, yaitu planning untuk stock penjualan, planning distribusi barang, dll.

Hasil signifikasi korelasi Pearson yang menggunakan

á

= 0.05 adalah 0.21 < 0.05,

yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima yaitu: Pengendalian internal berperan

dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi. Faktor-faktor

yang mendukung adalah sebagai berikut:

1.

Control environment

atau lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan

(35)

BAB V Kesimpulan dan Saran

102

Universitas Kristen Maranatha

pengendalian dan tentang pentingnya pengendalian internal dalam suatu

perusahaan. Komponen-komponen penting dalam lingkungan pengedalian adalah:

Integrity and ethical value.

Para manajemen dan pegawai memiliki integritas

dan nilai etis yang tinggi, untuk mengurangi dan meniadakan

tindakan-tindakan yang kurang baik bagi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan

diadakan tes psikotes untuk mengetahui kepribadian para pegawai.

Board of directors or audit committee participation.

Internal audit kurang

independen karena kedudukan internal audit berada dibawah direktur

keuangan dan akuntansi, sehingga kurang independen jika tugaskan untuk

mengaudit laporan keuangan.

Management philosophy and operating style.

Manajemen memberikan

pelayan terbaik pada pelanggan dengan mengutamakan integritas di atas

segalanya, gigih untuk mecapai yang terbaik, membangun kerjasama tim yang

kuat, selalu melakukan inovasi serta tangkas menghadapi perubahan.

Human resources policies and practices.

Manajemen dan pegawai memiliki

latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan keahlian yang memadai dalam

mengoperasikan software yang digunakan perusahaan, serta mengikuti

training-training untuk mendukung pelaksanaan tugasnya.

Commitment to competence.

Pegawai merupakan pegawai yang berkompeten

dan dapat dipercaya dimana pegawai yang kompeten dipilih, dievaluasi,

ditraining, dipromosikan, dan dikompensasikan.

Organizational structure.

Adanya struktur organisasi yang memuat secara

jelas wewenang, tanggung jawab, dan tugas-tugas masing-masing bagian

(36)

BAB V Kesimpulan dan Saran

103

Universitas Kristen Maranatha

Assignment of autority and responsibility.

Metode formal dari komunikasi

tentang otoritas dan tanggung jawab dengan pengendalian adalah saling

berhubungan dan sama penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional

perusahaan.

2.

Risk Assessment.

Pada PT. EPM dilakukan perkiraan resiko dengan cara penilaian

dan penganalisaan manajemen terhadap resiko yang berkaitan dengan penyajian

laporan keuangan yang wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku

Umum (PABU).

3.

Control activity.

Terdapat pemisahan tugas yang cukup, misalnya: pemisahan tugas antara

fungsi pemegang aktiva dengan fungsi akuntansi, juga dilakukan sistem rotasi

dan penempatan pegawai yang dilakukan dua tahun sekali, hal ini dilakukan

untuk mencegah terjadinya manipulasi, karena seseorang yang menempati

suatu posisi cukup lama sudah mengetahui kelemahan sistem yang digunakan

perusahaan sehingga memiliki peluang melakukan manipulasi.

Setiap transaksi yang terjadi harus diotorisasi terlebih dahulu oleh pihak yang

berwenang, seperti transaksi penjualan harus diotorisasi kepala keuangan.

Dokumen dan catatan yang memadai, misalnya dokumen diberi nomor urut,

dokumen disiapkan pada saat terjadi transaksi.

Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan dilakukan secara berkala sebulan

(37)

BAB V Kesimpulan dan Saran

104

Universitas Kristen Maranatha

Dilakukan pemeriksaan independen atas seluruh kegiatan operasional secara

periodik.

4.

Monitoring.

Monitoring atau pemantauan yang merupakan proses penilaian

kualitas kinerja pegawai dan untuk menentukan apakah pengendalian internal

telah berjalan sesuai yang direncanakan dilakukan secara berkala.

5.

Terdapat tiga tujuan umum pengendalian internal, yaitu:

Keandalan laporan keuangan. Laporan keuangan PT. EPM dapat diandalkan,

hal dapat dilihat dari kepemilikan PT. EPM yang sudah dijual dibursa efek

dalam bentuk saham-saham.

Mendorong efisiensi dan efektivitas operasional. Kegiatan operasional pada

PT. EPM sudah efisiensi dan efektif, hal ini dapat dilihat dari kegiatan

operasional yang berjalan dengan baik tanpa adanya kesalahan yang

menyebabkan pemborosan.

Ketaatan dan kesesuaian pada hukum dan peraturan. Ketaatan hukum dan

peraturan yang berlaku, hal dapat dilihat dari ditaatinya Undang-Undang

Perburuhan, Undang-Undang Perpajakan, dan Undang-Undang Perseroan

Terbatas.

6.

Terdapat delapan tujuan khusus pengendalian internal terhadap persediaan barang

jadi, yaitu:

Setiap transaksi persediaan barang jadi dicatat dengan lengkap.

Setiap transaksi persediaan barang jadi diotorisasi dengan tepat

(38)

BAB V Kesimpulan dan Saran

105

Universitas Kristen Maranatha

Setiap transaksi persediaan barang jadi diklasifikasikan dengan tepat sesuai

dengan merk dan jenis persediaan.

Setiap transaksi persediaan barang jadi dicatat kurang tepat waktu, hal ini

disebabkan karena penggantian program baru yang kapasitas sotwarenya

kurang memadai dibandingkan dengan jumlah transaksi yang terjadi.

Setiap transaksi persediaan barang jadi dimasukkan dengan tepat kedalam

catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.

Menjaga keamanan persediaan barang jadi yang dimiliki perusahaan.

Melaporkan secara akurat persediaan dalam dalam laporan keuangan.

7.

Beberapa faktor yang mendukung tercapainya syarat pengelolaan persediaan yang

baik antara lain:

Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap persediaan

barang jadi yang dimiliki perusahaan.

Sasaran dan kebijaksanaan persediaan dirumuskan dengan baik untuk

mengihindari terjadinya

over

atau

under stock

.

Fasilitas pergudangan dan penanganan persediaan barang jadi telah dilakukan

secara memadai.

Klasifikasi dan identifikasi persediaan barang jadi yang layak.

Standarisasi dan simplifikasi persediaan barang jadi yang memadai.

Catatan dan laporan persediaan barang jadi yang dibuat secara lengkap dan

dengan adanya pergantian program yang digunakan dalam perusahaan, yaitu

(39)

BAB V Kesimpulan dan Saran

106

Universitas Kristen Maranatha

mempercepat proses

dellivery

barang dan mempercepat proses monitoring

yang dilakukan pusat mengingat PT. EPM memiliki 40 cabang perusahaan

yang tersebar diseluruh Indonesia.

Tenaga kerja yang diperkerjakan memiliki latar belakang pendidikan,

pengetahuan, dan keahlian yang memadai serta mengikuti training-training

untuk mendukung pelaksanaan tugasnya.

Meskipun demikian masih terdapat beberapa kelemahan dalam peranan

pengendalian internal dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang

jadi yang dilakukan PT. EPM, yaitu sebagai berikut:

1.

Dalam struktur organisasi posisi kedudukan internal audit berada dibawah

direktur keuangan dan akuntansi, sehingga kurang independen apabila ditugaskan

untuk mengaudit laporan keuangan dan kinerja divisi lainnya.

2.

Kapasitas software yang digunakan perusahaan masih kurang memadai

dibandingkan dengan jumlah transaksi yang terjadi setiap harinya, sehingga ada

keterlambatan dalam memproses data transaksi.

5.2 Saran-Saran.

Setelah mengadakan penelitian, maka penulis memberikan saran yang

mungkin dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi perusahaan

(40)

BAB V Kesimpulan dan Saran

107

Universitas Kristen Maranatha

Bagi perusahaan.

1.

Perusahaan sebaiknya menempatkan posisi internal audit langsung berada

dibawah

President Director

, agar pemeriksaan yang dilakukan internal audit

menjadi lebih independen, jika ditugaskan mengaudit laporan keuangan dan

kinerja divisi lainnya.

2.

Sebaiknya perusahaan mengganti kapasitas software dengan kapasitas yang

lebih besar, agar tidak terjadi keterlambatan dalam memproses data transaksi.

Bagi penelitian selanjutnya

Hasil korelasi sebesar 0.506 yang berarti hubungan korelasi antara variabel X

(Pengendalian internal) dan variabel Y (Efektivitas pengelolaan persediaan

barang jadi) cukup kuat atau pengedalian internal cukup berperan dalam

menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi. Dari hasil tersebut

dapat diketahui terdapat 0.496 faktor-faktor lain yang berperan dalam menunjang

efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi, diantaranya adalah planning untuk

stock penjualan, planning distribusi barang, dll. Diharap faktor tersebut dapat

(41)

Universitas Kristen Maranatha

108

DAFTAR PUSTAKA

Arens

et al

., 2006,

Auditing and Integrated Approach,

11

th

, New Jersey: Prentice Hall.

Arens

et al

. 2003,

Auditing dan Pelayanan Verifikasi

, edisi 9, Jakarta: Indeks

Arens and Loebbecke, 1997,

Auditing Pendekatan Terpadu

, Jakarta: Salemba Empat.

Badudu dan Zain, 1994,

Kamus Umum Bahasa Indonesia

, Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan

Bungin, Burhan, 2005,

Metode Penelitian Kuantitatif

, Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Cooper dan Emory, 1996,

Metode Penelitian Bisnis,

Jakarta: Erlangga.

Hartono, Drs, M.Pd, 2004,

Statistik Untuk Penelitian

, Yogyakarta: Lembaga Study

Filsafat, Kemasyarakatan, Kependidikan, dan Perempuan (LSFK

2

P)

Hasan M, Iqbal, 2002,

Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif),

Jakarta:

Bumi Aksara.

Hasan M, Iqbal, 2002,

Pokok-Pokok Materi Statisitik 2 (Statistik Inferensif),

Jakarta:

Bumi Aksara

Hasan M, Iqbal, 2004,

Analisis Data Penelitian dengan Statistik

, Jakarta: Bumi Aksara

Hasan M, Iqbal, 2002,

Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya

,

Jakarta: Ghalia.

Hansen and Mowen, 2005,

Management Accounting

, South Western: Thomson.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001,

Standar Profesional Akuntan Publik

, Jakarta:

(42)

Universitas Kristen Maranatha

109

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002,

Standar Akuntansi Keuangan,

Jakarta: Salemba

Empat

Irdiantoro,1999,

Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,

Yogyakarta: BPFE.

Komaruddin, 1996,

Ensiklopedia Manajemen

, Edisi ke-2, Jakarta: Bina Aksara.

Kuncoro, Mudrajad, 2003,

Metode Riset UntukBisnis dan Ekonomi

, Jakarta: Erlangga.

Lieberman, Hillier, 2005,

Introduction to Operation Research

, New Jersey, Mc Graw

Hill.

Maynard Greg R, Februari 1999,

Internal Auditing as a Function of Risk

Management,

Journal The Institute of Internal Auditors.

Messier

et al

., 2005,

Auditing and Assurance Service a Systematic Approach

, 4

th

,

Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi, 2001,

Sistem Akuntansi

, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi dan Kanaka, 1998,

Auditing

, Jakarta: Salemba Empat.

Niswonger, Warren, Reeve, and Fess, 2002,

Prinsip-Prinsip Akuntansi

, Jakarta:

Erlangga.

Ratliff, 1996,

Internal Auditing An Integrated Approach

. Prentice Hall.

Santoso, Singgih, 2004,

Mengatasi Berbagai Masalah Statistic dengan SPSS Versi

11.5,

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sawyer B Lawrence, 2006,

Internal Audit

, Jakarta: Salemba Empat.

Stice

et al

., 2004,

Intermediate Accounting

, 15

th

, Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono,2005,

Metode Penelitian Bisnis

, Bandung: CV Alfabeta.

(43)

Universitas Kristen Maranatha

110

Sutrisno Agoes, 1999,

Auditing oleh Akuntan Publik,

Jakarta: LP FEUI

Taha, Hamdy, 2003,

Operation Research

, New Jersey: Prentice Hall

Tugiman, Hiro, 2000,

Pengenalan Internal Audit

,

Edisi ke-5, Yogyakarta: Kanisius

Tugiman, Hiro, 2001,

Standar Profesional Akuntan Publik,

Yogyakarta: Kanisius

Tugiman, Hiro, 2002,

Pandangan Baru Internal Auditing,

Yogyakarta: Kanisius.

Umar, Husein, 2003,

Metode Riset Perilaku Konsumen

, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Victor Z. Brink & Herbert Witt, 1991,

Modern Internal Auditing

, Jakarta: Salemba

Empat

Warren, Reeve, Fess, 2005,

Accounting 21

th

, South Western: Thomson.

Wells, Joseph, October 2000,

Crazy Eddie and $120 Million Rioff

, Journal of

Accountancy.

Widjaja, Amin Tunggal, 2005,

Internal Auditing Suatu Pengantar

, Harvarindo.

Wilson, James D, and John B. Campbell, 1991,

Controllership: Tugas Akuntan

Manajemen,

Jakarta: Erlangga, 1996.

Yamit, Zulian, 1999,

Manajemen Persediaan

, Yogyakarta: EKONISIA Fakultas

Gambar

Tabel 1.1     Waktu Penelitian  .............................................................
Tabel 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Dari kesimpulan proses perancangan tugas akhir berupa koleksi busana yang berjudul “ Shades of Timeless Legacy ”, kesimpulan yang didapat adalah keseluruhan proses pembuatan

Buah nrpah yang nalang lang discbut r3,'D,t/[ daFr d]jadikan oakaDan. ylng diseblt t,/dg *.rrs landan brah nipnh y.ng nasih

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung ekivalensi mobil penumpang pada ruas jalan tol dalam kota dan luar kota berdasarkan metode kecepatan dan

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula terbaik dari balok jilat yang diproduksi menggunakan bahan lokal untuk pakan ternak ruminansia.. Tahap pertama

Peneliti memperoleh tipe presuposisi dalam tagline film anime yaitu presuposisi eksistensial sebanyak 9 poster film, presuposisi faktif hanya 1 poster film,

Setelah hasil uji coba alat ukur dinyatakan valid dan reliabel, maka langkah selanjutnya yakni penulis melakukan penelitian dengan jumlah sampel sebanyak seratus

Karena kandungan protein dari pelepah sawit rendah serta kandungan lignin yang tinggi, maka untuk pemakaiannya yang optimal perlu dilakukan kombinasi dengan

lebih lanjut adalah kedepannya media yang digunakan tidak hanya lewat buku. tetapi media lainnya juga dan juga kedepannya lakon-lakon lainnya dapat