BSTRS
PENGRUH USURN PERUSHN, PROFITBILITS, DN
TINGST PENGWSN TERHDP PENGUNGSPN
CORPORTE SOCIL RESPONSIBILITY DI INDONESI
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yangListing di Bursa Efek Indonesia)
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan yang diukur dengan everage, ukuran dewan komisaris, dan kepemilikan saham pubic terhadap pengungkapan corporate socia responsibiity (CSR). Corporate socia responsibiity merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, energi, kesehatan, keselamatan tenaga kerja, ketenagakerjaan, produk, masyarakat dan umum.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris.Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 200-202 berjumlah 46 perusahaan. Dengan menggunakan metode purposive samping, terdapat 44 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sebagai sampel.Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: () Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR sehingga H diterima. (2)
Profitabilitas tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR sehingga H2
ditolak. (3) Tingkat pengawasan yang diukur dengan everage tidak berpengaruh negatif terhadap CSR sehingga H3 ditolak. (4) Tingkat pengawasan yang diukur
dengan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap CSR sehingga H4
2 BSTRCT
THE INFLUENCE OF SIZE, PROFITBILITY, ND THE
LEVEL OF SUPERVISION OF DISCLOSURE OF CORPORTE
SOCIL RESPONSIBILITY IN INDONESI
(n Empirical Study on Manufacture Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange)
This research aims at empirically analizing about size, profitability and the level of supervision as measured by leverage, a board of commissioners, and public stock ownership to corporate social responsibility disclosure. Corporate social responsibility disclosure is the responsibility to the environment, energy, health, safety labor, employment, products, and community in general.
This study is an empirical study. The population of sample was all listed manufacture companies in the Indonesia Stock Exchange from 200 until 202, with total member of 46 companies. Using purposive sampling method, there were 44 manufacture companies fulfilled the criteria of this research sample. Data analysis technique is multiple linier regressions.
Based on the research result, it was found that: () Firm size had the positive effect to corporate social responsibility disclosure so that H is accepted. (2)
Profitability had no positive effect to corporate social responsibility disclosure so that H2 is not accepted. (3)The level of supervision as measured by leverage had no
negative effect to corporate social responsibility disclosure so that H3 is not accepted.
(4) The level of supervision as measured by a board of commissioners had positive effect to corporate social responsibility disclosure so that H4 is accepted. (5) The level
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN
TINGKAT PENGAWASAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
NOVRIDITUS ARDIAN JEFRY PURWAKA
Nim : 102114110
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN
TINGKAT PENGAWASAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
NOVRIDITUS ARDIAN JEFRY PURWAKA
Nim : 102114110
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jalan Tuhan mungkin bukan yang termudah,
Jalan Tuhan mungkin bukan yang tercepat,
Dan Jalan Tuhan pun mungkin tak selalu indah,
Tapi percayalah bahwa Jalan Tuhan adalah yang terbaik
Ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Bapakku Pdt. Heri Purwaka, S. pd dan Ibuku Kurnia Indah P
Opaku Pdt. Paulus Djoko P dan Omaku Ribkah Puji H
Adekku Eleazar Brian Dhima P
Semua Saudara dan Sahabatku
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, DAN TINGKAT PENGAWASAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)
Yang dimajukan untuk diuji pada tanggal 28 November 2014 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 November 2014
Yang membuat pernyataan
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Novriditus Ardian Jefry Purwaka
Nomor Induk Mahasiswa : 102114110
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE,
DAN TINGKAT PENGAWASAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DI INDONESIA
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
hak kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 November 2014
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus
Kristus atas segala berkat dan penyertaan yang luar biasa, sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Tingkat Pengawasan Terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empirispada Perusahaan
Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia)”. Penulisan skripsi ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selakuRektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Antonius Diksa Kuntara, S.E.,MFA.,QIA selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus Dosen
Pembimbing Akademik saya.
4. Drs. Y. P. Supardiyono, Akt., M.Si., QIA., CA selaku Ketua Program
viii
5. Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si.,Akt., QIA., CA selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, masukan,
dan saran dalam penulisan skripsi ini.
6. Dr. Fr. Ninik Yudianti. M.Acc., QIA selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Drs. G. Anto Listianto M.S.A., Akt selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membagikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya
dalam proses perkuliahan.
9. Kedua orang tuaku yang tersayang, Bapak Pdt. H. Heri Purwaka S.pd dan
Ibu Kurnia Indah Palupi yang selalu memberikan doa, nasehat, semangat,
dorongan, kasih sayang yang tak terhingga dan perhatian yang luar biasa,
dan segala sesuatu kebutuhan selama saya kuliah.
10.Adik saya Brian yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan dan
perhatian yang tak terhingga.
11.Keluarga besarku, Opa Paulus D P dan Oma Ribkah Puji H, dan seluruh
keluargaku yang selalu memberi motivasi, doa dan kasih yang luar biasa,
sehingga menjadikan aku kuat dalam melalui segala suka duka hidup.
12.Semua keluarga besar Suleshop yang setiap hari tidak henti-henti
memberikan semangat, doa, dan kekuatan dalam mengerjakan tugas ini.
13.Sahabat dan teman-temanku, Lepot, Dista, Kentung, Pakde beserta
ix
14. Teman-teman Akuntansi 2010 maupun prodi lainnya, dan semua orang
yang pernah aku temui. Terima kasih atas dukungan, doa dan kebersamaan
yang boleh kita lalui bersama.
15.Teman-teman bimbingan dan kelas MPT Pak Yusef, Satya, Adit, Asty,
Hetty, Dinda, Titin, dan Willy Terima kasih atas saran, kritikan, dukungan,
semangat dan kebersamaannya.
16.Teman-teman mahasiswa fakultas ekonomi terutama mahasiswa akuntansi
angkatan 2010 yang telah memberikan warna baru dalam perjalanan
perkuliahan serta kebersamaan yang terjalin selama ini.
17.Kakak tingkat yang memberikan motivasi dan dukungan dalam materi
maupun doa dalam pengerjaan skripsi ini.
18.Keluarga besar GPDI Kaliputih, Seluruh Sidang jemaat, Komisi Pemuda,
Komisi Sekolah Minggu, Rekan Tim Pelayanan, dan Keluarga Besar GKI
Gejayan yang telah memberikan dukungan moral dan doa yang menjadi
penguat iman sehingga dapat memberikan dukungan psikologis dalam
hidup saya.
19.Semua pihak yang membantu, mendukung, dan berpartisipasi dalam
penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
20.Yang utama dan terutama kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
memberikan banyak sekali berkat dan kekuatan dalam menyelesaikan
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis.Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
menyempurnakan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti selanjutnya.
Yogyakarta, 30 November 2014
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
F Sistematika Penelitian ... 11
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
B. Definisi dan KonsepCorporate Social Responsibility ... 15
C. Pengungkapan Corporate Social Responsibility ... 24
D. Perumusan Hipotesis ... 26
E. Penelitian Terdahulu ... 34
F. Kerangka Pemikiran... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 37
A.Objek Penelitian ... 37
B.Metode dan Desain Penelitian ... 38
C.Jenis Data ... 38
D.Teknik Pengumpulan Data ... 38
xii
F.Metode Analisis Data ... 46
BAB IV DESKRIPSI DAN PROFIL PERUSAHAAN ... 55
A. Desain Objek Penelitian ... 55
B. Profil Perusahaan ... 56
BAB V ANALISISDATA DAN PEMBAHASAN ... 60
A. Analisis Data ... 60
1. Analisis Statistik Deskriptif ... 60
2. Pengukuran Variabel ... 61
3. Uji Asumsi Klasik ... 69
4. Uji Hipotesis ... 76
B. Pembahasan ... 80
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Keterbatasan Penelitian ... 86
C. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 34
4.1 Prosedur pemilihan sampel penelitian Penelitian ... 55
4.2 Profil Perusahaan ... 55
5.2 Pengungkapan CSR ... 62
5.3 Ukuran Dewan Komisaris ... 69
5.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 70
5.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 72
5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser ... 73
5.7 Hasil Uji Autokorelasi ... 75
5.8 Keputusan ada tidaknya Autokorelasi ... 76
5.9 Hasil Uji Anova ... 76
5.10 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ... 77
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xv
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia)
Novriditus Ardian Jefry Purwaka NIM :102114110 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan yang diukur dengan leverage, ukuran dewan komisaris, dan kepemilikan saham public terhadap
pengungkapan corporate social responsibility(CSR).Corporate social
responsibilitymerupakan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan, energi, kesehatan, keselamatan tenaga kerja, ketenagakerjaan, produk, masyarakat dan umum.
Jenis penelitian ini adalah studi empiris.Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012 berjumlah 146 perusahaan.Dengan menggunakan metode purposive sampling, terdapat 44 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria sebagai sampel.Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda.
xvi ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SIZE, PROFITABILITY, AND
THE LEVEL OF SUPERVISION OF DISCLOSURE OF
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN INDONESIA
(An Empirical Study on Manufacture Companies Listed in the IndonesiaStock Exchange)
This research aims at empirically analizing about size, profitability and the level of supervision as measured by leverage, a board of commissioners, and public stock ownership to corporate social responsibility disclosure. Corporate social responsibility disclosure is the responsibility to the environment, energy, health, safety labor, employment, products, and community in general.
This study is an empirical study. The population of sample was all listed manufacture companies in the Indonesia Stock Exchange from 2010 until 2012, with total member of 146 companies. Using purposive sampling method, there were 44 manufacture companies fulfilled the criteria of this research sample. Data analysis technique is multiple linier regressions.
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang manufaktur baik secara
langsung maupun yang tidak langsung tentu memberikan dampak pada
lingkungan sekitarnya seperti masalah-masalah polusi, limbah, keamanan produk
dan tenaga kerja. Dampak terhadap lingkungan tersebut mempengaruhi kesadaran
perusahaan akan pentingnya melaksanakan tanggung jawab sosial atau yang
dikenal dengan CSR (Corporate SocialResponsibility).
Berperilaku bisnis secara mulia, jujur, adil dan bertanggung jawab adalah
kewajiban untuk menjaga eksistensi perusahaan di tengah masyarakat. Namun,
satu hal ini belum cukup bagi perusahaan. Perusahaan semakin menyadari bahwa
CSR juga diperlukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kepentingan
stakeholders.
Kesadaran stakeholders akan pentingnya pembangunan berkelanjutan
yang dilakukan oleh perusahaan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan
praktik-praktik atau kegiatan CSR yang dilakukan. Lebih lanjut lagi, menurut
Deegan dan Gordon (1996), dalam Jose dan Lee (2006), tekanan stakeholders
terhadap perusahaan untuk dapat secara efektif menjalankan kegiatan
lingkungannya serta tuntutan agar perusahaan menjadi akuntabel juga
menyebabkan peningkatan perusahaan yang melakukan pengungkapan
risiko dan keunggulan kompetitif juga menjadi kekuatan yang mendorong
perusahaan untuk melakukan pengungkapan CSR. Semakin kuat tekanan
stakeholder dalam hal pengungkapan praktik - praktik CSR yang dilakukan oleh
perusahaan menyebabkan perlu memasukkan unsur sosial dalam
pertanggungjawaban perusahaan ke dalam akuntansi. CSR disclosure dapat
digunakan oleh manajemen sebagai sarana untuk mempertanggungjawabkan
kinerja sosial perusahaan dan memberikan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan bagi stakeholders.
Dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Pasal 74 ayat 1 Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa ”Perseroan yang
menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya
alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pasal 15 (b)
menyatakan bahwa ”setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung
jawab sosial perusahaan”.
Pengungkapan CSR sudah menjadi tuntutan bagi perusahaan di Indonesia
sebagai sebuah tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat,
lingkungan, karyawan, dan sosial. Hal tersebut dapat dilihat semakin banyaknya
perusahaan yang melakukan pengungkapan CSR. Di Indonesia sendiri telah
banyak penelitian mengenai CSR yang dilakukan, beberapa diantaranya dilakukan
oleh Marwata (2001), Sembiring (2005), Anggraini (2006), Devina (2004), dan
Fahrizqi (2010). Penelitian yang dilakukan sebelumnya menghasilkan
penelitian terdahulu seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat
pengawasan yang diukur dengan leverage, ukuran dewan komisaris dan
kepemilikan saham public menghasilkan perbedaan hasil dari masing – masing
penelitian yang pernah dilakukan.
Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan mereka. Secara umum perusahaan besar akan
mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Ukuran
perusahaan berhubungan sangat tinggi terhadap pengungkapan CSR, karena
perusahaan dapat diukur dari sisi tenaga kerja dan total aktiva. Karena semakin
banyak jumlah tenaga kerja maka akan berbanding lurus terhadap tanggung jawab
yang harus dilakukan oleh perusahaan kepada tenaga kerja. Dan semakin besar
pula aktiva yang dimiliki perusahaan akan mempengaruhi jumlah pengungkapan
CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Teori agensi menyatakan bahwa
perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan
kecil (Marwata, 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dan
Fahrizqi (2010) menyebutkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
Profitabilitas merupakan gambaran dari bagaimana perusahaan dapat
mengelola aktivitas perusahaan sehingga memperoleh keuntungan dari berbagai
aspek. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Heckston dan Milne (1996)
menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor penting dalam perusahaan
untuk memberikan kebebasan bagi pihak manajemen untuk melakukan
Teori Kontrak Sosial yang dihubungkan dengan tingkat profitabilitas perusahaan,
semakin besar keuntungan yang didapat perusahaan maka semakin besar pula
jumlah pengungkapan yang harus dilakukan oleh perusahaan sebagai sarana
menjalin hubungan (relasi) dalam kehidupan sosial masyarakat, agar terjadi
keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, termasuk dalam lingkungan.
Banyak hasil penelitian yang kurang konsisten mengenai pengaruh
variabel leverage terhadap pengungkapan CSR. Leverage adalah suatu faktor
yang menunjukkan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan,
untuk melihat tingkat resiko tidak tertagihnya suatu utang. Scott (2000)
menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi leverage
kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak
utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi
dibandingkan laba dimasa depan. Sejalan dengan teori keagenan, jika perusahaan
memiliki rasio leverage yang tinggi maka akan mengungkapkan lebih banyak
informasi karena biaya keagenan perusahaan strukturnya akan dilihat dari modal
yang lebih tinggi. Sehingga pada penelitian Sembiring (2005), Anggraini (2006),
dan Fahrizqi (2010) tidak ditemukan pengaruh antara leverage dan pengungkapan
CSR perusahaan.
Dewan komisaris adalah wakil shareholder dalam perusahaan yang
berbadan hukum perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi pengelolaan
perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung jawab
untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
(Mulyadi, 2002). Menurut Teori Keagenan, hubungan keagenan adalah sebuah
kontrak antara principal dan agent sehingga harus terjadi hubungan yang saling
menguntungkan. Semakin banyak dewan komisaris dalam sebuah perusahaan
menandakan bahwa semakin besar pengungkapan CSR yang dapat dilakukan
perusahaan, karena dewan komisaris memiliki wewenang besar untuk
mengendalikan pihak manajerial sehingga tidak dapat berjalan semaunya sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) menyimpulkan bahwa ada
pengaruh positif antara ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR.
Kepemilikan saham public menunjukkan rasio perbandingan antara saham
yang dimiliki perusahaan dan saham yang public. Hal ini berarti, semakin besar
kemungkinan informasi mengenai keadaan dan kegiatan perusahaan dipantau oleh
masyarakat dan para stakeholder sehingga perusahaan harus melaporkan
informasi sebaik mungkin guna mendapatkan penilaian yang baik dimata publik.
Hasibuan (2001) dalam Eka (2011) menjelaskan bahwa semakin tinggi rasio/
tingkat kepemilikan publik dalam perusahaan diprediksi akan melakukan tingkat
pengungkapan yang lebih luas.
Penelitian ini akan menguji variable faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan CSR. Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan yang diukur dengan leverage,
ukuran dewan komisaris, dan kepemilikan saham public terhadap pengungkapan
CSR pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Faktor-faktor diatas sebelumnya
Heckston dan Milne (1996) menemukan bahwa terdapat pengaruh positif
ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR. Riset penelitian empiris
terhadap hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan sosial perusahaan
menghasilkan hasil yang sangat beragam. Penelitian Bowman dan Haire (1976)
serta Preston (1978) dalam Hackston dan Milne (1996) mendukung hubungan
profitabilitas dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dan Anggraeni
(2006) menunjukan hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan sosial dan lingkungan perusahaan.
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk mengungkapkan
CSR akan mengikuti suatu pengeluaran untuk pengungkapan yang menurunkan
pendapatan. Perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi mengakibatkan
pengawasan yang tinggi dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan.
Sesuai dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat leverage
yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab sosial yang
dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders.
Beasly (2001) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan
komisaris maka akan semakin mudah mengendalikan Chief Eexecutive Officer
(CEO) dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dengan demikian,
semakin besar dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan
CEO untuk mengungkapkan informasi sosial perusahaan.
Dalam hubungan kepemilikan saham public dan pengungkapan CSR juga
dilakukan oleh Puspitasa sri (2012) dalam Eka (2011) menunjukkan bahwa
kepemilikan saham public berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Bertolak
belakang dengan hal tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh Bajuri (2007)
menunjukkan bahwa kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR.
Seiring dengan maraknya pengungkapan CSR dari perusahaan –
perusahaan besar tak lepas dari adanya faktor-faktor yang mendorong hal tersebut
terjadi. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menganalisa faktor – faktor seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, dan Tingkat
Pengawasan yang diukur dengan leverage, ukuran dewan komisaris, dan
kepemilikan saham public.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR?
2. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR?
3. Apakah tingkat pengawasan yang diukur dengan leverage berpengaruh
negatif terhadap pengungkapan CSR?
4. Apakah tingkat pengawasan yang diukur dengan ukuran dewan
5. Apakah tingkat pengawasan yang diukur dengan kepemilikan saham
public berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR?
C. Batasan Masalah
Untuk mempermudah dalam penentuan luas atau scope dari pembahasan
masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi indeks CSR, maka masalah
yang akan dibahas penulis pada penulisan skripsi ini dibatasi pada variabel ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan yang diukur dengan leverage,
ukuran dewan komisaris, dan kepemilikan saham public.
D. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
perusahaan manufaktur.
Secara khusus tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan CSR.
2. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh positif
terhadap pengungkapan CSR.
3. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa tingkat pengawasan yang diukur
4. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa tingkat pengawasan yang diukur
dengan ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR?
5. Untuk memperoleh bukti empiris bahwa tingkat pengawasan yang diukur
dengan kepemilikan saham public berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR?
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi dunia akademik
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi dan ilmu
terkait, khususnya pada bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini
juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan
untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan CSR.
2. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi untuk pengambilan kebijakan oleh manajemen perusahaan
mengenai pengungkapan CSR dalam laporan keuangan yang disajikan.
Perusahaan juga diharapkan mengetahui seberapa besar pengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan / Corporate
Social Responsibility (CSR) di perusahaannya.
3. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan pengetahuan
penulis tentang masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, dan tingkat pengawasan eksternal terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan / Corporate Social
Responsibility (CSR).
4.
Bagi pemerintahHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi oleh penyusun
standar akuntansi yang saat ini sedang bersama-sama dengan
kementerian lingkungan hidup menyusun standar akuntansi
lingkungan.
5. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memperkaya
pengetahuan yang berhubungan ilmu bidang akuntansi khususnya
mengenai CSR terutama faktor – faktor ukuran perusahaan,
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari beberapa bagian yang masing – masing diuraikan
sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan berisi tentang alasan pemilihan judul,
Rumusan masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat
penelitian, dan Sistematika penelitian.
Bab II: Landasan teori , Penjelasan mengenai CSR secara
menyeluruh, yang berisi tentang: Teori Legitimasi, Teori Stakeholder,
Teori Kontrak Sosial, Teori Regulasi, Teori Keagenan, Pengungkapan
CSR, Variabel terkait. Dan juga berisi tentang kerangka pemikiran dan
hipotesis mengenai variabel terkait.
Bab III : Metode penelitian yang berisi tentang objek
penelitian, metode dan desain penelitian, teknik pengambilan sampel,
teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV : Profil perusahaan yang berisi tentang profil dan data
perusahaan terkait informasi variabel penelitian.
Bab V : Analisis data dan pembahasan yang berisi uraian
hasil olah data dan pembahasan.
Bab VI : Kesimpulan, keterbatasan dan saran yang berisi
kesimpulan penelitian, keterbatasan dalam penelitian dan saran bagi
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
Legitimasi dapat diartikan sebagai penyamaan persepsi atau
asumsi bahwa sebuah tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas
adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai
dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang
dikembangkan secara sosial (Suchman, (1995) dalam Rosita Candra
(2009)). Legitimasi dianggap penting bagi perusahaan dikarenakan
legitimasi masyarakat kepada perusahaan menjadi faktor yang strategis
bagi perkembangan perusahaan ke depan.
O’Donovan (2000) berpendapat legitimasi organisasi dapat
dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan
dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat.
Dengan demikian legitimasi memiliki manfaat untuk mendukung
keberlangsungan hidup suatu perusahaan (going concern).
2. Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder theory)
Hal yang harus diketahui dalam teori stakeholder adalah bahwa
stakeholder adalah sistem yang secara eksplisit berbasis pada
pandangan tentang suatu organisasi dan lingkungannya, mengakui sifat
saling mempengaruhi antara keduanya yang kompleks dan dinamis.
dari hubungan sosial keduanya yang berbentuk responsibilitas dan
akuntabilitas (Gray, et al., 1995).
Oleh karena itu organisasi memiliki tanggung jawab terhadap
stakeholdernya. Robert (1992) menyatakan bahwa pengungkapan
sosial perusahaan merupakan salah satu sarana yang sukses bagi
perusahaan untuk menegosiasikan hubungan dengan stakeholdernya.
Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder
perusahaan adalah dengan melaksanakan CSR, dengan pelaksanaan
CSR diharapkan keinginan dari stakeholder dapat terakomodasi
sehingga akan menghasilkan hubungan yang harmonis antara
perusahaan dengan stakeholdernya. Hubungan yang harmonis akan
berakibat pada perusahaan dapat mencapai keberlanjutan atau
kelestarian perusahaannya (sustainability).
3. Teori Kontrak Sosial (Social Contract theory)
Teori ini muncul karena ada hubungan (relasi) dalam
kehidupan sosial masyarakat, agar terjadi keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan, termasuk dalam lingkungan. Maka dari itu, agar terjadi
keseimbangan (equality), perlu dibentuk kontrak sosial baik secara
tersusun baik secara tersurat maupun tersirat, sehingga terjadi
kesepakatan-kesepakatan yang saling melindungi kepentingan masing
Social Contract dibangun dan dikembangkan, salah satunya
untuk menjelaskan hubungan antara perusahaan terhadap masyarakat
(society). Perusahaan atau organisasi secara tidak langsung maupun
langsung berdampingan dengan masyarakat dan memiliki kewajiban
pada masyarakat untuk memberi manfaat bagi masyarakat. Interaksi
perusahaan dengan masyarakat akan selalu berusaha untuk memenuhi
dan mematuhi aturan dan norma – norma yang berlaku di masyarakat,
sehingga kegiatan perusahaan dapat dipandang legitimate (Deegan,
dalam Nor Hadi 2011:96).
4. Teori Regulasi (Regulation Theory)
Teori regulasi adalah peraturan khusus yang dikeluarkan oleh
pemerintah untuk mendukung terjalinnya hubungan yang serasi,
seimbang, sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya
masyarakat setempat, untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungannya.
5. Teori Keagenan (Agency Theory)
Hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara principal
dan agen (dikembangkan Jensen dan Meckling, 1976; dan Fama dan
Jensen, 1983). Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahaan
antara kepemilikan (pihak principal/pemegang saham) dan
harapan bahwa manajer akan menghasilkan return dari uang yang
mereka investasikan.
Oleh karena itu, kontrak yang baik antara pemegang saham dan
manajer adalah kontrak yang mampu menjelaskan
spesifikasi-spesifikasi apa sajakah yang harus dilakukan manajer dalam mengelola
dana para pemegang saham, dan spesifikasi tentang pembagian return
antara manajer dengan pemegang saham. Namun pada kenyataannya,
manajer tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham sehingga menimbulkan agency problems yang diakibatkan oleh
perbedaan kepentingan kedua belah pihak.
B. Pengertian dan Penjelasan mengenai Corporate Social Responsibility
(CSR)
1. Definisi dan Konsep Corporate Social Responsibility (CSR)
Terdapat beberapa definisi CSR, salah satu yang cukup
menarik adalah yang dibuat oleh lingkar studi CSR di Indonesia,
adalah: ...upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk
meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif
operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah
ekonomi, sosial dan lingkugan, agar mencapai tujuan pembangunan
yang berkelanjutan. (Nurdizal et. All, 2011:15).
CSR menurut Global Reporting Initiative ... merupakan sebuah
Coalition for Responsible Economics (CERES) dengan United States
Environment Program (UNEP).
World Business Council for Sustainable Development (2004) mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah :
CSR is commitment of business to contribute to sustainable economic development working with employees and their representatives, the local community and society at large to improve quality of live, in ways that are both good for business and good for development.
CSR merupakan komitmen bisnis yang memberikan kontribusi
terhadap keberlangsungan pembangunan ekonomi, para pekerja dan
keluarganya, komunitas lokal dan lingkungan yang lebih luas untuk
meningkatkan kualitas hidup. Menurut World Business Council For
Sustainable Development, CSR bukan sekedar discretionary, tetapi
suatu komitmen yang merupakan kebutuhan bagi perusahaan yang
baik sebagai perbaikan kualitas hidup. Secara filosofis, jika perusahaan
berusaha untuk berguna bagi umat manusia maka dalam jangka
panjang tentunya akan tetap eksis.
Draft 3 ISO 26000 guidance on social responsibility mendefinisikan CSR adalah :
Responsibility of an organization or the impacts of its decision and activities on society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes development, health and welfare of society; takes into account the expectations of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of behavior and is integrated throughout the organization and practiced in its relationship.
Tanggung jawab suatu organisasi atau dampak dari keputusan
transparan dan etis yang memberikan kontribusi pembangunan,
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat; memperhitungkan harapan
pemangku kepentingan, adalah sesuai dengan hukum yang berlaku dan
konsisten dengan norma-norma internasional perilaku dan terintegrasi
di seluruh organisasi dan dipraktekkan dalam hubungannya.
ISO 26000 menyatakan bahwa CSR adalah bentuk kepedulian
sosial perusahaan yang saat ini mejadi aspek penting dalam rangka
meningkatkan kinerja perusahaan. ISO 26000 adalah standar
internasional untuk tanggung jawab sosial dan bersifat guideline
(pedoman) sehingga perusahaan harus mengembangkan strategi dan
program CSR berdasarkan kondisi objektif internal dan eksternal
perusahaan (Nudrizal, et. Al. 2011:8).
Menurut Kotler (2000), CSR dikatakan sebagai discretionary
yang dalam arti luas berarti sesuatu yang dilakukan. Seandainya tidak
dilakukan, akan berakibat merugikan diri sendiri. Dari beberapa
definisi terserbut dapat disimpulkan bahwa CSR sebagai salah satu
bentuk pertanggung jawaban sosial perusahaan terhadap pihak
stakeholder dan stockholder sebagai bentuk dari karakteristik
perusahaan adalah menyeimbangkan antara perhatian terhadap aspek
2. Alasan Perusahaan Melakukan CSR
Adapun alasan pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor external dan internal
yang dijelaskan dalam www.csrindonesia.com:
Secara umum dibedakan menjadi faktor eksternal dan
internal.Faktor eksternal terutama berkaitan dengan kritik organisasi
masyarakat sipil terhadap kinerja sosial dan lingkungan
perusahaan.Sejarah hubungan antara perusahaan dan masyarakat
mencatat banyak peristiwa tragis yang disebabkan kegiatan operasi
perusahaan.Organisasi masyarakat sipil memprotes kinerja yang buruk,
yang kemudian ditanggapi oleh perusahaan. Tanggapan defensif serta
kamuflase hijau memperumit masalah, sedang yang positif
menghasilkan perkembangan CSR.
Institusi pembiayaan yang kian kritis menanamkan investasi
memperkuat kecenderungan CSR.Demikian pula konsumen yang juga
bersedia membayar green premium untuk produk-produk tertentu yang
dihasilkan perusahaan berkinerja sosial dan lingkungan baik. Terakhir,
pasar tenaga kerja yang menunjukkan adanya pergeseran pilihan
dengan mempertimbangkan reputasi perusahaan. Gabungan
faktor-faktor eksternal itu membuat perusahaan yang menjalankan CSR
dengan sungguh-sungguh lebih berkemungkinan bertahan di tengah
kepemimpinan puncak manajemen perusahaan yang melihat CSR
merupakan sumber peluang memperoleh keunggulan kompetitif
(responsibility is opportunity). Cukup banyak pengamat yang
berpendapat bahwa faktor internal sebagai pendorong CSR semakin
kuat berperan di masa datang.
3. Ruang Lingkup CSR
Isa dan Busyra (2008:46) dalam Alin (2012) menyatakan bahwa ada tiga
dimensi dari ruang lingkup CSR yaitu sebagai berikut:
a. Corporate Philanthrophy adalah usaha usaha amal yang dilakukan
oleh suatu perusahaan, dimana usaha-usaha amal ini tidak
berhubungan secara langsung dengan kegiatan normal perusahaan.
Usaha-usaha amal ini dapat berupa tanggapa langsung perusahaan
atas permintaan dari luar perusahaan atau juga berupa
pembentukan suatu badan tertentu, seperti yayasan untuk
mengelola amal tersebut.
b. Corporate Responsibility adalah usaha – usaha sebagai wujud
pertanggung jawaban sosial perusahaan ketika sedang mengejar
profitabilitas sebagai tujuan perusahaan.
c. Corporate Policy adalah berkaitan erat dengan bagaimana
pemerintah yang mempengaruhi bagi perusahaan atau masyarakat
secara keseluruhan.
4. Bentuk-bentuk CSR
Di kalangan sebagian dunia usaha, sudah tumbuh pengakuan
bahwa keberhasilan ekonomi dan finansial berkaitan erat dengan
kondisi sosial dan lingkungan dimana perusahaan mereka beroperasi.
Untuk mewujudkan tanggung jawab semacam itu, dunia usaha
diharapkan memperhatikan dengan sungguh-sungguh CSR dalam
aktivitas usahanya. Pada intinya CSR merupakan komitmen dari
perusahaan untuk mengintegrasikan kepeduliannya terhadap masalah
ekonomi, sosial dan lingkungan. Menurut Isra Busyra (2008) dalam
Alin (2012) penggolongan bentuk dari CSRdapat dibagi kedalam
empat bentuk yaitu:
a. Pengelolaaan lingkungan kerja secara baik, termasuk didalamnya
penyediaan lingkungan yang aman dan nyaman, sistem kompensasi
yang layak dan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan dan
keluarganya.
b. Kemitraan antara perusahaan dengan masyarakat, khususnya
masyarakat lokal. Kemitraan ini diwujudkan secara umum dalam
program community development untuk membantu peningkatan
kesejahteraan umum masyarakat setempat dalam kurun waktu yang
cukup panjang. Melalui program ini, diharapkan masyarakat akan
menopang kemandiriannya bahkan setelah perusahaan berhenti
beroperasi.
c. Penanganan kelestarian lingkungan, kegiatan ini dimulai dari
lingkungan perusahaan sendiri, termasuk melakukan penghematan
penggunaan listrik, air, dan kertas, dan lain sebagainyasampai
penanganan limbah akibat kegiatan perusahaan, agar tidak
mencemari lingkungan sekitar kantor, pabrik atau lahan.
d. Investasi sosial yang sering diartikan secara sempit sebagai
“kegiatan amal perusahaan”. Makna sesungguhnya adalah
perusahaan sumber dukungan finansial dan non-finansial terhadap
kegiatan sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh
kelompok/organisasi lain yang pada akhirnya akan menunjang
kegiatan bisnis perusahaan, karena perusahaan melalui investasi
sosial akan dapat menuai citra yang positif (corporate image).
5. Manfaat CSR
Menurut Susanto (2009) terdapat berbagai manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan dari aktivitas CSR yaitu:
a. Mengurangi risiko dan tuduhan terhadap perilaku tidak pantas yang
diterima perusahaan. Perusahaan yang menjalankan tanggung
jawab sosialnya secara konsisten akan mendapatkan dukungan luas
dari komunitas yang telah merasakan manfaat dari berbagai
perusahaan, yang untuk rentang waktu panjang akan meningkatkan
reputasi perusahaan. Manakala terdapat pihak-pihak tertentu yang
menuduh perusahaan menjalankan perilaku serta praktik-praktik
yang tidak pantas, masyarakat akan menunjukkan pembelaannya.
Karyawan pun akan berdiri di belakang perusahaan, membela
institusi tempat mereka bekerja.
b. CSR dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan
meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis.
Demikian pula ketika perusahaan diterpa kabar miring atau bahkan
ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah
memahami dan memaafkannya.
c. Keterlibatan dan kebanggaan karyawan. Karyawan akan merasa
bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki reputasi yang baik,
yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Kebanggan ini pada akhirnya akan
menghasilkan loyalitas, sehingga mereka merasa lebih termotivasi
untuk bekerja keras demi kemajuan perusahaan. Hal ini akan
berujung pada peningkatan kinerja dan produktivitas.
d. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu
memperbaiki dan mempererat hubungan antar perusahaan dengan
para stakeholdernya. Pelaksanaan CSR secara konsisten
pihak-pihak yang selama ini berkontribusi terhadap lancarnya
berbagai aktivitas serta kemajuan yang mereka raih. Hal ini
mengakibatkan para stakeholder senang dan merasa nyaman dalam
menjalin hubungan dengan dengan perusahaan.
e. Meningkatnya penjualan seperti yang terungkap dalam riset Roper
Search Worldwide, yaitu bahwa konsumen akan lebih menyukai
produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten
menjalankan tanggung jawab sosialnya sehingga memiliki reputasi
yang baik (sertifikasi kualitas, sertifikasi halal, dan lain-lain).
f. Insentif-insentif lainnya seperti insentif pajak dan berbagai
perlakuan khusus lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna
mendorong perusahaan agar lebih giat lagi menjalankan tanggung
jawab sosialnya.
Kotler dan Lee (2005) dalam Nelly (2010) menyatakan bahwa
partisipasi perusahaan dalam berbagai bentuk CSR dapat memberikan
banyak manfaat bagi perusahaan, antara lain :
1) Meningkatkan penjualan dan market share,
2) Memperkuat brand positioning,
3) Meningkatkan image dan pengaruh perusahaan,
4) Meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, memotivasi, dan
mempertahankan karyawan
5) menurunkan biaya operasional, dan
C. Pengungkapan CSR
Pengungkapan tanggung CSR atau sering disebut sebagai
Corporate Social Reporting adalah proses pengkomunikasian efek – efek
sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat
secara keseluruhan. Kontribusi negatif perusahaan terhadap lingkungan
sekitarnya telah menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat,
Oleh karena itu dengan mengungkapkan informasi-informasi mengenai
operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan sebagai tanggung
jawab perusahaan diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan
masyarakat. Jadi agar bentuk CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan
dapat diketahui oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka hal itu
diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan (Gray et. Al., 1987)
dalam (Ni Nyoman, 2012).
Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan
informasi dalam laporan keuangan mereka. Ukuran perusahaan
berhubungan dengan jumlah karyawan yang dimiliki perusahaan dan total
aktiva perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Teori agensi
menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang lebih
besar daripada perusahaan kecil (Marwata, 2001).
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menyatakan bahwa profitabilitas merupakan faktor yang memberikan
kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan
pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahan.
Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata
ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga
dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Scott (2000)
menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi leverage
kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap
kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba
sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan.
Dewan komisaris adalah wakil shareholder dalam perusahaan yang
berbadan hukum perseroan terbatas yang berfungsi mengawasi
pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan
bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi
tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan
pengendalian intern perusahaan (Mulyadi, 2002).
Perusahaan go public yang telah terdaftar dalam BEI adalah
perusahaan-perusahaan yang memiliki proporsi kepemilikan saham oleh
publik, yang artinya bahwa semua aktivitas dan keadaan perusahaan harus
saham. Hasibuan (2001) dalam Eka (2011) menjelaskan bahwa semakin
tinggi rasio/ tingkat kepemilikan publik dalam perusahaan diprediksi akan
melakukan tingkat pengungkapan yang lebih luas.
D. Perumusan Hipotesis
Penelitian terdahulu menunjukan hasil yang beragam mengenai
asosiasi antara informasi CSR yang umumnya bersifat sukarela, yang
diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunannya dengan kinerja
pasar. Setiap perusahaan mempunyai kebijakan yang berbeda – beda
mengenai pengungkapan sosial sesuai dengan karakteristik perusahaan.
Terdapat beragam faktor yang sudah diteliti mempengaruhi perusahaan
untuk mengungkapkan CSR kedalam laporan tahunan perusahaan.
Berdasarkan uraian landasan teori mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi luas pengungkapan CSR maka peneliti mengindikasikan
faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan eksternal
yang dilihat dari aspek leverage, ukuran dewan komisaris, dan
kepemilikan saham go public sebagai variabel independen penelitian yang
mempengaruhi pengungkapan CSR sebagai variabel dependen penelitian.
1. Ukuran perusahaan
Hubungan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan
sosial perusahaan telah ditunjukkan dalam beberapa penelitian empiris
1989;Cowen et. al., 1987; Kelly, 1981; Ng, 1981; Patten 1991, 1992;
Trotman dan Bradley, 1981). Ukuran suatu perusahaan dapat
mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan
mereka. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan
informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Teori agensi
menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan yang
lebih besar daripada perusahaan kecil (Marwata, 2001). Oleh karena
itu perusahaan besar akan mengungkapkan informasi yang lebih
banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.
Penjelasan lain yang juga sering diajukan adalah perusahaan
besar memiliki sumber daya yang besar, sehingga perusahaan perlu
dan mampu untuk membiayai penyediaan informasi untuk keperluan
internal. Informasi tersebut sekaligus menjadi bahan untuk keperluan
pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu
ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan
dengan lebih lengkap.
Sebaliknya, perusahaan dengan sumber daya yang relatif kecil
mungkin tidak memiliki informasi siap saji sebagaimana perusahaan
besar, sehingga perlu ada tambahan biaya yang relatif besar untuk
dapat melakukan pengungkapan selengkap yang dilakukan perusahaan
besar. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang
ketat dengan perusahaan yang lain. Mengungkapkan terlalu banyak
posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak
melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi dan
Desai,1971; Buzby,1975) dalam Marwata (2001).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H1: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR
2. Profitabilitas
Hubungan antara pengungkapan CSR dan profitabilitas
perusahaan telah dipostulasikan untuk merefleksikan pandangan
bahwa kepekaan sosial membutuhkan gaya managerial yang sama
sebagaimana yang diperlukan untuk dapat membuat perusahaan
menguntungkan (profitable) Bowman dan Haire (1976) dalam
Heckston dan Milne (1996).
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) pada
tingkat penjualan, asset, dan modal. Ada tiga rasio yang dapat
digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu rasio profit margin, return
on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Profit margin mengukur
sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan
tertentu, atau biaya yang tinggi untuk tingkat penjualan tertentu. Secara
umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidakefisienan
manajemen (Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim : 84).
Shingvi dan Desai (1971) dalam Binsar H.Simanjuntak dan
Widiastuti (2004) menjelaskan bahwa profit margin yang tinggi akan
mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih
terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas
perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen. Berdasarkan
hubungannya kepada para pemegang saham atau stakeholder, Teori
Stakeholder mengatakan bahwa Stakeholder dan organisasi saling
mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari hubungan sosial keduanya
yang berbentuk responsibilitas dan akuntabilitas.
Oleh karena itu organisasi memiliki akuntabilitas terhadap
stakeholdernya. Varian kedua teori stakeholder berhubungan dengan
pandangan Trekers (1983) dalam Achmad (2007) mengenai emprical
accountability. Robert (1992) menyatakan bahwa pengungkapan sosial
perusahaan merupakan sarana yang sukses bagi perusahaan untuk
menegosiasikan hubungan dengan stakeholdernya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi profitabilitas akan mempengaruhi
pihak manajerial suatu perusahaan untuk melakukan pengungkapan
CSR lebih besar guna meyakinkan para pemegang saham dan
stakeholder mereka sehingga semakin tinggi indeks kelengkapan
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
CSR
3. Tingkat pengawasan yang diukur dengan leverage
Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap
rata-rata ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu
utang.
Scott (2000) menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa
semakin tinggi leverage kemungkinan besar perusahaan akan
mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan
berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan
laba dimasa depan. Dengan laba yang dilaporkan lebih tinggi akan
mengurangi kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian utang.
Manajer akan memilih metode akuntansi yang akan memaksimalkan
laba sekarang.
Menurut Belkaoui dan Karpik (1989) keputusan untuk
mengungkapkan CSR akan mengikuti suatu pengeluaran untuk
pengungkapan yang menurunkan pendapatan. Perusahaan dengan rasio
dilakukan oleh debtholder terhadap aktivitas perusahaan. Sesuai
dengan teori agensi maka manajemen perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan tanggung jawab
sosial yang dibuatnya agar tidak menjadi sorotan dari para debtholders.
Sehingga tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi tingkat
pengungkapan CSR atau memiliki dampak negatif terhadap CSR.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2011) dan Lidya
(2011) juga menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif
terhadap pengungkapan CSR. Konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Aulia (2011) dan Lidya (2011), variabel leverage akan
diuji kembali pengaruhnya terhadap pengungkapan CSR.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H3: Tingkat pengawasan yang diukur dengan leverage
berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR
4. Tingkat pengawasan yang diukur dengan ukuran dewan komisaris
Dewan komisaris merupakan wakil shareholder dalam entitas
bisnis yang berbadan hokum Perseroan Terbatas (PT) yang berfungsi
mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh
manajemen (direksi), dan bertanggung-jawab untuk menentukan
apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam
perusahaan (Mulyadi, 2002) dalam Ardilla (2011). Dengan wewenang
yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang
cukup kuat untuk menekan manajemen agar mengungkapkan informasi
CSR lebih banyak, sehingga dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang
memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih besar akan lebih banyak
mengungkapkan CSR. Sebagai wakil dari prinsipal di dalam
perusahaan, dewan komisaris dapat mempengaruhi luasnya
pengungkapan tanggungjawab sosial, karena dewan komisaris
merupakan pelaksana tertinggi didalam entitas. Dengan
mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan, maka image
perusahaan akan semakin baik (Gray et al., 1988 dalam Fr.Reni,
2006).
Proporsi dewan komisaris cukup menentukan pengaruhnya
terhadap pengungkapan sosial perusahaan. Beasly (2001) menyatakan
bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris makan akan
semakin mudah mengendalikan Chief Eexecutive Officer (CEO) dan
monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dengan demilkian,
semakin besar dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk
mengendalikan CEO untuk mengungkapkan informasi sosial
perusahaan. Sehingga keinginan untuk meningkatkan citra perusahaan
akan semakin besar dan akan berdampak pada pengungkapan CSR
dan Sembiring (2005) yang menunjukan hasil bahwa proporsi dewan
komisaris mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H4: Tingkat pengawasan yang diukur dengan ukuran dewan
komisaris berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
5. Tingkat pengawasan yang diukur dengan kepemilikan saham public
Perusahaan public dan telah terdaftar dalam BEI adalah
perusahaan-perusahaan yang memiliki proporsi kepemilikan saham oleh publik, yang artinya
bahwa semua aktivitas dan keadaan perusahaan harus dilaporkan dan diketahui
oleh publik sebagai salah satu bagian pemegang saham. Sehingga, semakin besar
kemungkinan informasi mengenai keadaan dan kegiatan perusahaan dipantau oleh
masyarakat dan para stakeholder sehingga perusahaan harus melaporkan
informasi sebaik mungkin guna mendapatkan penilaian yang baik dimata publik.
Karena semakin baik image yang dapat dibangun oleh perusahaan dimata publik,
maka akan semakin banyak investor yang akan berinvestasi pada perusahaan
tersebut. Hasibuan (2001) dalam Eka (2011) menjelaskan bahwa semakin tinggi
rasio/ tingkat kepemilikan publik dalam perusahaan diprediksi akan melakukan
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H5: Tingkat pengawasan yang diukur dengan kepemilikan saham
public berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
E. Penelitian Terdahulu
Berikut merupakan ringkasan dari penelitian sebelumnya tentang
pengungkapan tanggung jawab sosial, antara lain:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Penelitian Model
Analisis
Ukuran perusahaan, tipe
industri berpengaruh positif
terhadap pengungkapan
sosial perusahaan sedangkan
profitabilitas tidak
berpengaruh positif terhadap
pengungkapan sosial
Kualitas pengungkapan CSR
sukarela dalam laporan
tahunan secara positif dan
signifikan berhubungan
dengan ukuran perusahaan
dan penerbitan sekuritas
tahun berikutnya
Ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris dan tipe
industri mempengaruhi
dewan komisaris dan leverage
sedangkan profitabilitas dan
leverage berpengaruh
negative pada pengungkapan sosial perusahaan tipe industry berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap pengungkapan
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan sedangkan
profitabilitas dan basis
perusahaan tidak
mempengaruhi
pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan
Ukuran perusahaan dan
profitabilitas secara parsial
berpengaruh positif
sedangkan leverage dan
ukuran dewan komisaris
secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
pengungkapan CSR
F. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan analisis dalam landasan teori dan penelitian terdahulu
yang meneliti faktor – faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR yaitu,
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan tingkat pengawasan yang diukur dengan
leverage, ukuran dewan komisaris dan kepemilikan saham go public. Maka
hubungan antara variabel penelitian dapat disimpulkan melalui gambar berikut
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H1 (+)
H2 (+)
H3 (-)
H4 (+)
H5 (+)
Variabel Dependen
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Leverage
Ukuran Dewan Komisaris
Kepemilikan Saham public
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur konsisten
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 – 2012 dan tercantum
dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2012. Penentuan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu
teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk
tujuan tertentu (Riduwan 2008:63). Adapun kriteria yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur konsisten yang terdaftar di BEI periode tahun
2010 - 2012.
2. Perusahaan manufaktur yang telah menyerahkan laporan tahunannya
kepada BAPEPAM dan telah mempublikasikan laporan tahunan tahun
2012.
3. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan informasi yang lengkap
(pengungkapan dan laporan keuangan) tahun 2010 – 2012 secara
berturut-turut, serta mendukung komponen variabel yang ada didalam penelitian