• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DETERMINANT PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS GENDER DI SUMATERA UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS DETERMINANT PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS GENDER DI SUMATERA UTARA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

ANALISIS DETERMINANT PERTUMBUHAN EKONOMI

BERBASIS GENDER DI SUMATERA UTARA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Sains

Program Studi Ilmu Ekonomi

Oleh :

FALENTINA ZAGOTO

NIM : 8136162012

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

FALENTINA ZAGOTO, NIM 8136162012, Analisis Determinant Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Gender Di Sumatera Utara. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Medan 2015.

Salah satu indikator keberhasilan suatu pembangunan wilayah selalu diukur dengan perubahan Produk Domestik Bruto (PDB), untuk tingkat wilayah atau sering disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mencerminkan bahwa pembangunan di wilayah atau negara tersebut mengalami perkembangan positif dan sebaliknya. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut tidak mencerminkan peran serta antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan memiliki porsi yang sama dalam pembangunan Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sektor pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan yang berbasis gender terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sektor pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan yang berbasis gender terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dengan metode OLS. Pengujian menggunakan uji statistic meliputi uji t, uji f, dan uji R-square.Hasil regresi serta eviews 6.0 dengan data time series tahun periode 1999-2013. Hasil regresi pada model pertumbuhan ekonomi R-squared = 0.927028. Pada model pertumbuhan ekonomi, penduduk laki-laki yang berpendidikan SMA Keatas memiliki pengaruh negative dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penduduk perempuan yang berpendidikan SMA Keatas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja laki-laki memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, angkatan kerja perempuan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, harapan hiduplaki-laki memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan harapan hidup perempuan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

(6)

ABSTRACT

FALENTINA ZAGOTO, NIM 8136162012, Analysis determinant of economic growth gender-based in north Sumatra. Thesis : Postgraduate Program University State of Medan 2015.

One of indicators of regional development success is gross domestic product (GDP) for regional level. In other word, we can say that the economic growth is one of indicators to know a success of regional development. The high economic growth reflects (means) that the development of one region or country is positive or it vice versa. However, the high economic growth does not reflect (mean) the same level participation of male population and female population. According to this statement (argument), author makes his research to identify and analyze about the influence of education, employment and gender-based health in economic growth in north of Sumatra.This research aims to identify and analyze the influence of education, employment and gender-based health on economic growth in North Sumatra. This research uses multiple regression model with OLS . Tests using statistical tests include t-test, f test , and R -square test. Results of regression and eviews 6.0 with a data time series in the period 1999-2013 . Results of regression in the economic growth model R - squared = 0.927028 . In the model of economic growth , the population of men who educated of high school to the top has a negative influence and no significant effect on economic growth, the population of female educated of high school to the top has a positive influence and significant effect on economic growth, the male labor force has a positive influence and significant effect on economic growth, the female labor force has a positive influence and significant effect on economic growth, the male life expectancy has a negative influence and significant effect on economic growth, the female life expectancy has a positive influence and significant effect on economic growth.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Berbelaskasih atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Determinant Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Gender Di Sumatera Utara”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tulus kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan. Yusuf, M.Si, masing-masing sebagai Dosen pembimbing I & II yang telah memberikan bimbingan, banyak ilmu, motivasi, serta dukungan moril kepada saya sejak awal penulisan sampai selesai.

5. FajarAyu, MM., DBA selaku penguji yang telah memberikan banyak saran dan perbaikan.

6. Bapak/ Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed.

7. Kongregasi SCMM, yakni Dewan Pimpinan Umum SCMM dan Dewan Pimpinan Provinsi SCMM Indonesia yang memberi kesempatan kepada saya untuk melanjutkan studi ke program Pascasarjana.

(8)

9. Keluarga abang dan kakak saya yang selalu mendorong dan mendoakan saya untuk terus bersemangat dalam menyelesaikan studi ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa PPs Unimed, khususnya kelas B2 eksekutif angkatan XXIII Ilmu Ekonomi atasmotivasi dan kebersamaan semasa kuliah sampai berakhir.

11. Sahabat-sahabatku yang baik, yang mendukungku dalam doa dan moril serta memotivasi saya untuk menyelesaikan studi ini dengan baik.

Akhirnya dengan rendah hati saya menyerahkan segalanya kepada Penyelenggaraan Ilahi, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan pihak-pihak/ instansi yang terkait dalam mengurus Analisis Determinant Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Gender, dan penulisakan bangga bila ada pihak-pihak yang ingin meneliti lebih lanjut berkaitan dengan masalah perekonomian ini,

Medan, Agustus 2015

FALENTINA ZAGOTO

(9)

DAFTAR ISI

BAB III METODE PENELITIAN... 34

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Gambaran Umum Variabel ... 38

4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi ... 38

4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi ... 39

4.1.3 Tenaga Kerja ... 42

(10)

4.2 Analisis Kuantitatif dan Pengujian ... 48

4.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.2.1.1 Uji Autokorelasi ... 48

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas ... 49

4.3. Uji Statistik ... 50

4.3.1 Uji T ... 50

4.3.2 Uji F ... 53

4.3.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 54

4.4 Interpretasi Dalam Ekonomi ... 55

4.4.1 Pengaruh Penduduk Laki-laki dan Perempuan Yang Berpendidikan SMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi .... 55

4.4.2 Pengaruh Angkatan Kerja Laki-laki dan Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 56

4.4.3 Pengaruh Harapan Hidup Laki-laki dan Perempuan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 60

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Penduduk Yang Berpendidikan

SMA Keatas dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) serta Harapan Hidup Sumatera Utara

Tahun 2004 – 2013 ... 4

Tabel 4.1 Hasil Estimasi Model ... 47

Tabel 4.2 Nilai Matriks Korelasi Variabel-Variabel Bebas ... 49

Tabel 4.3 Nilai VIF dari KorelasiVariabel-Variabel ... 50

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kesetaraan Gender, Ranah Kesetaraan Gender dan

Kinerja Aggregat ... 27

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran ... 33

Gambar 4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sumatera

Utara Tahun 1999 – 2013 ... 38

Gambar 4.2 Penduduk Yang Berpendidikan SMA Keatas Menurut

Jenis Kelamin Tahun 1999 – 2013 ... 40

Gambar 4.3 Angkatan Kerja Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun 1999 – 2013 ... 42

Gambar 4.4 Angka Harapan Hidup (AHH) Penduduk Sumatera

Utara Menurut Jenis Kelamin Tahun1999 – 2013

(Tahun) ... 45

(13)

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Penelitian ……….. 63

Lampiran 2. Hasil Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi ... 64

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia turut serta dan berperan

aktif dalam setiap kegiatan dan program-program pembangunan yang menjadi

agenda organisasi negara-negara di dunia yang tercakup dalam Perserikatan

Bangsa Bangsa atau PBB. Salah satu program pembangunan yang disepakati oleh

189 negara anggota PBB pada bulan September 2000 adalah deklarasi Millenium

Development Goals (MDG’s) atau Tujuan Pertumbuhan Milenium sebagai tujuan

pertumbuhan global United Nation Development Program (UNDP, 2004).

Tujuan utama MDG’s berpijak pada perhatian bagi pemenuhan hak-hak

dasar manusia dan diupayakan untuk lebih mengakomodasi nilai-nilai lokal sesuai

dengan karakteristik masing-masing negara, sehingga lebih mudah untuk

diaplikasi. Dalam konteks inilah negara-negara anggota PBB kemudian

mengadopsi MDG’s sebagai acuan dalam kebijakan pertumbuhan nasional.

Disamping tujuan utama, MDG’s mempunyai tujuan : 1) Menanggulangi

kemiskinan dan kelaparan, 2) Menuntaskan pendidikan dasar, 3) Mendorong

kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, 4) Mengurangi kematian anak,

5) Meningkatkan kualitas kesehatan ibu melahirkan, 6) Mengatasi HIV/AIDS,

malaria dan berbagai penyakit lainnya, 7) Menjamin kelestarian lingkungan

hidup, dan 8) Membentuk kemitraan global dalam pelaksanaan pertumbuhan.

(15)

untuk merealisasikannya, tetapi MDG bukan tujuan PBB. MDG adalah tujuan dan

tanggung jawab dari semua negara yang berpartisipasi dalam KTT Milenium, baik

pada rakyatnya maupun secara bersama antar pemerintahan.

Dari ke-8 (delapan) tujuan tersebut yang masih menjadi kendala dalam

pelaksanaannya di Indonesia adalah pada tujuan ke-3 (tiga) yaitu mendorong

kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. (Kementrian Pemberdayaaan

Perempuan, 2000). Upaya dan program dalam mewujudkan kesetaraan gender di

Indonesia tercantum dalam GBHN 1999 dan Undang-undang Nomor 25 Tahun

2000 tentang Program Pertumbuhan Nasional (PROPENAS 2000-2004), yang

dipertegas melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pertumbuhan Nasional. Implementasi dari

program tersebut kembali dituangkan dalam kebijakan nasional dan ditetapkan

dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pertumbuhan

Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Dalam melaksanakan PUG sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan

kesetaraan dan keadilan gender, seluruh departemen maupun lembaga pemerintah

non departemen, pemerintah provinsi maupun di kabupaten/ kota, melakukan

penyusunan kebijakan, program dan kegiatan yang mencakup perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dengan mempertimbangkan permasalahan

kebutuhan serta aspirasi perempuan dalam pertumbuhan.

Dalam pelaksanaannya, pembangunan yang berbasis kesetaraan gender

dimana peran masyarakat baik laki-laki dan perempuan sangat penting dalam

keberhasilan pembangunan, sebagai pelaku dan pemanfaat hasil pertumbuhan

(16)

agen perubahan, pendorong, yang merupakan potensi dan aset yang sangat

berharga di dalam mengisi pertumbuhan Pemberdayaan perempuan dan

kesetaraan dan keadilan gender merupakan kunci dan alat dalam mencapai

berbagai program pertumbuhan yang ada. (Hatta, 2007)

World Bank (2000) dalam Todaro (2003) menyebutkan meski berbagai

instrumen hukum dan kebijakan yang menjamin kesetaraan dan keadilan bagi

perempuan dan laki-laki sudah dimiliki, namun pada kenyataannya diskriminasi

dan kekerasan terhadap perempuan di semua bidang masih tetap berlangsung.

Diskriminasi itu terjadi di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, seperti

bidang ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan berbagai sektor publik serta

lingkup keluarga. Hal yang paling merugikan dari ketidaksetaraan gender adalah

menurunnya kualitas kehidupan. Dengan menahan akumulasi sumber daya

manusia di rumah dan di pasar tenaga kerja, serta dengan sistematis

mengecualikan perempuan atau laki-laki dari akses ke sumber daya, jasa publik,

atau aktifitas produktif, maka diskriminasi gender mengurangi kapasitas suatu

perekonomian untuk tumbuh serta mengurangi kapasitas untuk meningkatkan

standar kehidupan.

Salah satu indikator keberhasilan suatu pembangunan wilayah selalu

diukur dengan perubahan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tingkat nasional

dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat wilayah atau sering

disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi

mencerminkan bahwa pembangunan di wilayah atau negara tersebut mengalami

perkembangan positif dan sebaliknya. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi

(17)

dan penduduk perempuan memiliki porsi yang sama dalam pembangunan, bahkan

cenderung peran serta penduduk perempuan masih sangat rendah dibandingkan

dengan peran serta laki-laki dalam pencapaian tersebut.

Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dan

beberapa indikator penunjang di sektor pendidikan (ditunjukkan dengan angka

penduduk yang memiliki ijajah SMA ketas), sektor kesehatan (ditunjukkan

dengan angka harapan hidup) dan sektor ketenagakerjaan (ditunjukkan dengan

angka partisipasi angkatan kerja) dalam Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Yg Berpendidikan SMA Keatas dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) serta Harapan

Hidup Sumatera Utara Tahun 2004 – 2013

(18)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perekonomian di Sumatera Utara yang

dilihat dari pertumbuhan ekonomi, dari tahun 2004 hingga tahun 2013 bergerak ke

arah positif yang berarti menunjukkan perkembangan yang terus meningkat,

meskipun di tahun 2005 dan tahun 2009 serta tahun 2013 menunjukkan

penurunan, namun secara rata-rata pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara

menunjukkan arah perkembangan yang positif.

Di sisi lain pada sektor pendidikan yang diproxi dari angka penduduk usia

10 tahun keatas yang berpendidikan SMA keatas yang dirinci berdasarkan jenis

kelamin, di tahun 2004 menunjukkan angka penduduk yang berpendidikan SMA

keatas untuk laki-laki sebesar 34,67 persen sedangkan untuk perempuan sebesar

25,70 persen. Hingga akhir tahun 2013 angka penduduk yang berpendidikan SMA

keatas laki-laki sebesar 37,02 persen dan perempuan sebesar 33,51 persen. Secara

agregat angka penduduk yang berpendidikan SMA keatas yang dirinci

berdasarkan jenis kelamin tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, namun

demikian angka penduduk yang berpendidikan SMA keatas yang tertinggi masih

didominasi oleh laki-laki.

Sektor tenaga kerja yang ditunjukkan berdasarkan angka partisipasi

angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan menunjukkan perbedaan yang

cukup signifikan, dimana di tahun 2004 angka partisipasi angkatan kerja laki-laki

sebesar 84,74 persen sedangkan perempuan sebesar 15,26 persen, hingga tahun

2013 angka partisipasi angkatan kerja laki-laki sebesar 58,26 persen dan

perempuan sebesar 41,74 persen. Secara agregat partisipasi angkatan kerja masih

(19)

Sektor kesehatan yang ditunjukkan oleh angka harapan hidup antara

laki-laki dan perempuan di tahun 2004 sebesar 66,30 persen laki-laki-laki-laki dan sebesar

70,20 persen perempuan. Sedangkan di tahun 2013 sebesar 67,78 persen laki-laki

dan 71,71 persen perempuan. Secara agregat angka harapan hidup perempuan

masih lebih tinggi dibanding dengan angka harapan hidup laki-laki.

Dari uraian diatas secara umum jika dianalisis pengaruh sektor-sektor

dalam pembangunan yang ditunjukkan dari sektor pendidikan, sektor tenaga kerja

dan sektor kesehatan yang berbasis gender terhadap pertumbuhan ekonomi di

Sumatera Utara akan dikaji dan dianalisis dalam penelitian ini. Dimana jika dilihat

secara kuantitatif berdasarkan data-data yang ada terlihat bahwa sektor pendidikan

didominasi oleh laki-laki, sektor tenaga kerja didominasi oleh laki-laki dan sektor

kesehatan didominasi oleh perempuan, sedangkan ketiga sektor tersebut

merupakan penyumbang terbesar dalam perekonomian di Sumtera Utara.

Atas dasar pemikiran tersebut, penulis merasa terdorong untuk mendalami

dan meneliti masalah “Analisis Determinant Pertumbuhan Ekonomi Berbasis

Gender di Sumatera Utara”

1.2. Rumusan Masalah

Pertumbuhan ekonomi berperspektif gender memiliki cakupan yang luas,

untuk keperluan penelitian ini, fokus masalah adalah : Bagaimana pengaruh sektor

pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan yang berbasis gender terhadap

(20)

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan, penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sektor pendidikan, ketenagakerjaan

dan kesehatan yang berbasis gender terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera

Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan yang meliputi

pengembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan.

1. Pada aspek pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan

dapat berperan dalam menambah khasanah empiris dari teori-teori

ekonomi.

2. Pada aspek kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

masukan dalam pengambilan keputusan bagi perencana dan perencanaan

pertumbuhan, sehingga tujuan pertumbuhan yakni kesejahteraan

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel Pertumbuhan Ekonomi (EG) di Sumatera Utara mampu dijelaskan oleh variabel-variabel penduduk laki-laki dan perempuan yang berpendidikan SMA Keatas, angkatan kerja laki-laki dan perempuan serta harapan hidup laki-laki dan perempuan mampu dijelaskan dengan model yang digunakan.

2. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel Pertumbuhan Ekonomi (EG) menunjukkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis. Penduduk perempuan yang berpendidikan SMA Keatas, angkatan kerja laki-laki dan perempuan dan harapan hidup perempuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (EG) di Sumatera Utara, sedangkan harapan hidup laki-laki berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara.

3. Besarnya nilai koefisien variabel-variabel yang menjelaskan variabel Pertumbuhan Ekonomi (EG), yang terbesar adalah variabel harapan hidup laki-laki, diikuti berturut-turut oleh variabel harapan hidup perempuan, angkatan kerja laki-laki, penduduk perempuan yang berpendidikan SMA Keatas, penduduk perempuan yang berpendidikan SMA Keatas dan angkatan kerja perempuan.

(22)

5.2. Saran

1. Sebaiknya pemerintah daerah baik di bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan, agar lebih perduli dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang masih bias gender, sehingga adanya komitmen politik (political will) dan kepemimpinan (leadership) dari pemerintah daerah yang merupakan wujud adanya kesadaran, kepekaan dan respon yang kuat dalam mendukung kesetaraan dan keadilan gender.

2. Untuk menyelesaikan permasalahan gender secara lebih efektif, kegiatan-kegiatan sosialisasi atau pelatihan gender maupun bentuk-bentuk kegiatan-kegiatan lainnya di kalangan aparat dan masyarakat perlu melibatkan kedua pihak, perempuan dan laki-laki secara bersama-sama. Dengan meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender diharapkan akan meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Alkadri, 2004, “Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama

1969-1996”, Jurnal Ekonomi, BPPT, Volume 9.2.

Arsyad, Lincolin, 2004, “Ekonomi Pembangunan”, Edisi 4, Yogyakarta, Penerbit Aditya Media.

Ardito Bhinadi, 2004, “Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Regional di Indonesia”, Tesis program Studi Magister Sains Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Barro Robert J, 1991,1998, “Macroeconimics”, Jhon Willey & Sons, New York. Basri Faisal, 1995, “Perekonomian Indonesia Menjelang Abad XXI”, Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Boediono, 1992, “Teori PertumbuhanEkonomi”, Edisi Pertama, BPFE, Jogjakarta.

BPS, 2014, “PDRB Penggunaan Propinsi Sumatera Utara Tahun 2013”, Medan.

Sumatera Utara Dalam Angka Tahun 2014”, Medan.

Statistik Kesejahteraan Rakyat dan Kondisi Ketenagakerjaan Propinsi Sumatera Utara”, Medan.

Campbell R, McConnell dan Stanley L. Brue, 1986, “Contemporary Labor Economics”, McGraw-Hill Book Company.

Engelbrecht Hans-Jurgen, 2003, “Human Capital and Economic Growth

Cross-Section evidence OECD Countries”, Jurnal Economic Record, East Ivanhoe, Vol. 79.

Gujarati Damodar N, 2003, “Basic Econometrics”, 4th edition, McGraw-Hill Companies, Inc, New York.

Harinowo Cyrillus, 2004, “Penanganan Krisis Indonesia Pasca IMF”,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hill hal, 2001, “Ekonomi Indonesia”, RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Hekman James J, 2003, “China’s Investment in Human Capital”, Journal Economic Development and Cultural Change, Chicago, Vol. 51.

Insukindro, Makhfatih Akhmad, Maryatmo, 2000, “Dasar-Dasar Ekonometrika”,

Program Studi MEP UGM, Jogyakarta.

Ivancevich John M, Hoon Lee Soo, 2002, “Human Resource Management in Asia”, McGraw Hill.

(24)

Kotler Philip, Jatusripitak Somkid, Maesincee Suvit, 1997, “Pemasaran Keunggulan Bangsa (The Marketing of Nation)”, Alhih Bahasa Drs. Aldi Jenie, Penerbit Prenhalindo.

Kumar, S dan Khan, N.A., 1997, “Public and Private Invesment and the Growth

Process in Developing Countries”, Oxford of Economics and Statistic (OXB), Vol 59, Iss 69-88.

Kuncoro Mudrajad, 2003, “Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi”, Erlangga,

Jakarta.

Linbald Thomas J, 2002, “Sejarah Ekonomi Modern Indonesia, Berbagai

Tantangan Baru”, Pustaka LP3ES, Jakarta.

Lincolin Arsyad, 2004, :Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah”, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory, 2000, “Teori Makroekonomi”, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga.

Mankiw, N. Gregory, 2003, “Macroeconomics”, Fourth Edition, Worth Publisher, Inc, New York.

Mulatip & Brojonegoro, 2004, “Determinan Pertumbuhan Kota di Indonesia”, Thesis.

Myrdal Gunnar, 1968, “Asian Drama in Inquiry Into The Poverty of Nation”, Volume III, Pinguin Books Ltd, Hagrmondsworth.

Suahasil Nazara, 1994, “Pertumbuhan Ekonomi Regional Indonesia, Suatu Aplikasi Fungsi Produksi Agregat Indonesia Tahun 1985-1991”, Prisma No.8 Agustus 1994.

Pass Tiiu, Tafenau Egle, Scannel Nancy J, 2004, “Economic Growth in Trantitional versus Industrial Economics, A Case of the Baltic Sea Region (BSR)”, The Journal of American Academy of Business, Camridge.

Romer David, 1990, “Advenced Macroeconomics”, The Graw-Hill Companies, Inc, New York.

Suparmoko, M. 2002. Ekonomika Pembangunan. Jakarta : BPFE.

Tallman Ellis W & Wang Ping, 1992, “Human Capital Investment and Economics Growth”, Jurnal Economic Review, Federal Reserve Bank of Atlanta, Vol. 77

Tambunan Tulus, 2001, “Krisis Ekonomi dan Masa Depan Reformasi”, Lembaga

(25)

Tjiptoherijanto Prijono, Soesetyo Budhi, 1994, “Ekonomi Kesehatan”, Rineka Cipta, Jakarta.

Tjokroamidjojo, Bintoro, 1984, “Teori & Strategi Pembangunan Nasional”, Jakarta, Gunung Agung

Todaro, Michael. P dan Stephen C Smith, 2000, “Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga”, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.

Todaro, Michael P, 2004, “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Jilid I, Edisi 8, Jakarta, Erlangga.

Van den Berg Hendrick, 2001, “Economic Growth and Development, An Analysis

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 2.2     Skema Kerangka Pemikiran .............................................
Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi, Penduduk Yg Berpendidikan SMA
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perekonomian di Sumatera Utara yang

Referensi

Dokumen terkait

rabies o Decrease the economic impact of a disease o Prevent spread of diseases to trading partners  Disease control Summary Statistics of the August 2018 report Total number of

Pendidikan karakter merupakan bentuk pendidikan yang mengedepankan nilai moral dan nilai keagamaan melalui berbagai aspek kehidupan mulai dari kesopanan serta

[r]

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Persepsi peserta didik terhadap kegiatan Pramuka di SMA Negeri 1 Mojolaban adalah (a) ikut Pramuka karena aturan wajib,

Pasir tidak menyimpan kelembaban sehingga membutuhkan penyiraman yang lebih.penggunaan tunggal tanpa campuran dengan media lain membuatnya sangat kasar sehingga

Ritonga: Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No... Ewy

[r]

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa berpori yang terbuat dari. bahan tekstil F amatex dan Parasut sepanjang

Jaring berwarna merah digunakan karena warna merah memiliki panjang gelombang paling panjang diantara warna lainnya yaitu sekitar 625-740 nm, sedangkan serangga pada umumnya hanya