Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BRAILLE
BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA
KELAS 1 SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh
Oleh:
Ahmad Nawawi
0901455
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEMBELAJARAN BRAILLE
BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA
KELAS 1 SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Oleh
Ahmad Nawawi
NIM. 0901455
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ahmad Nawawi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBELAJARAN BRAILLE
BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA
KELAS 1 SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Oleh
AHMAD NAWAWI (0901455)
Jurusan Pendidikan Khusus (S1)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Djadja Rahardja, M. Ed. NIP. 19590414 198503 1 005
Pembimbing II
Drs. Sunaryo, M. Pd. NIP. 19560722 198503 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
ABSTRAK
PEMBELAJARAN BRAILLE BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA
KELAS 1 SDLB DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG
Oleh: Ahmad Nawawi (0901455)
Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini yakni tentang pembelajaran braille di SLB Negeri A Kota Bandung kelas 1 SDLB mengenai kondisi faktual pembelajaran braille bagi peserta didik tunanetra, hambatan guru dalam pembelajaran braille, dan upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran braille. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran-gambaran mengenai pembelajaran braille bagi peserta didik tunanetra kelas 1 SDLB dengan pengembangan aspek perencanaan pembelajaran braille, pelaksanaan pembelajaran braille, evaluasi pembelajaran braille, kemampuan peserta didik, sumber daya manusia, sarana prasarana, hambatan internal, hambatan eksternal, upaya mengatasi hambatan internal, dan upaya mengatasi hambatan eksternal. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa pembelajaran braille bagi peserta didik tunanetra kelas 1 SDLB mempunyai hambatan yaitu banyaknya materi yang harus disampaikan karena pada mata pelajaran bahasa indonesia tidak hanya pembelajaran braille yang disampaikan dan alokasi waktu yang terbatas, pengadaan sarana prasarana yang kurang lengkap dan penggunaan media pembelajaran braille yang kurang optimal serta lingkungan belajar yang dirasa kurang efektif. Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi bagi sekolah yaitu pengadaann sarana prasarana penunjang pembelajaran braille dapat dilengkapi, dan guru diharapkan melakukan asesmen mengenai kemampuan membaca dan menulis secara tertulis agar hasil asesmen dapat dijadikan pedoman kemampuan awal peserta didik, dan bagi peneliti selanjutnya bisa mengembangkan lagi faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran braille seperti faktor-faktor kurikulum atau kemajuan teknologi dan melakukan penelitian di sekolah lain sebagai pembanding.
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
C. Ketunanetraan ... 16
1. Pengertian Tunanetra ... 16
2. Karakteristik Anak Dengan Ketunanetraan ... 18
3. Pembelajaran Tunanetra ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Pendekatan ... 23
B. Tempat dan Subjek Penelitian ... 24
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 25
D. Pengujian Keabsahan Data ... 32
E. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35
A. Hasil Penelitian ... 35
1. Kondisi faktual pembelajaran braille kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung ... 36
2. Hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran braille kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung ... 51
3. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran braille kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung ... 55
B. Pembahsan ... 59
1. Kondisi faktual pembelajaran braille kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung ... 59
2. Hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran braille kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung ... 68
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 71
A. Kesimpulan ... 71
B. Rekomendasi ... 71
1. Kepala Sekolah ... 72
2. Guru ... 72
3. Orang Tua ... 73
4. Peneliti Selanjutnya ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...
LAMPIRAN I ...
LAMPIRAN II ...
LAMPIRAN III ...
LAMPIRAN IV ...
LAMPIRAN V ...
1
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam rangka memberikan hak atas pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bagian Sebelas
Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Pasal 32 ayat 1 yang
menyatakan “Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik
yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa”.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik atau murid. Sagala (2011: 61) mengemukakan bahwa
“pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang
baru”. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya
dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan
menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Sastraningrat dan Sumarsono (1984: 6) “salah satu bentuk kelainan
sensori yakni kelainan pada penglihatan atau biasa disebut tunanetra. Kata
tunanetra berasal dari kata tuna dan netra yang memiliki arti tuna adalah rusak
dan netra adalah mata. Jadi tunanetra berarti rusak mata atau rusak
2
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sunanto (tanpa tahun: 2) mengemukakan bahwa:
Penggolongan ketunanetraan berdasarkan media apa yang digunakan untuk membaca dan menulis merupakan dasar dari definisi pendidikan. Seseorang yang belajar dengan menggunakan indera perabaan dan pendengaran digolongkan sebagai buta. Sedangkan seseorang yang masih mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca meskipun dengan tulisan yang diperbesar (diadaptasi) mereka digolongkan sebagai low vision. Seseorang yang masih mampu menggunakan penglihatannya tetapi mengalami gangguan pada situasi tertentu tergolong sebagai limited vision.
Penglihatan merupakan salah satu saluran informasi yang sangat
penting bagi manusia selain pendengaran, pengecap, pembau, dan perabaan
(Sunanto, tanpa tahun: 7). Kehilangan indera penglihatan berarti kehilangan
saluran informasi visual. Sebagai akibatnya penyandang kelainan penglihatan
akan kekurangan atau kehilangan informasi yang bersifat visual.
Menurut Sunanto (tanpa tahun: 11) “dalam mengajar anak dengan
kelainan penglihatan ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian secara
khusus yaitu (1) lingkungan fisik, (2) prosedur pengajaran, dan (3) isi dan
bahan pengajaran”. Pada intinya untuk lingkungan fisik yang dimaksud dapat
berupa kondisi pencahayaan, jalan dan gedung yang mudah diakses oleh para
tunanetra, serta perlengkapan lain yang mendukung keberhasilan belajar para
tunanetra. Prosedur pengajaran kepada tunanetra sebaiknya mencakup tiga
prinsip yang meliputi: pengalaman kongkrit, pengalaman yang utuh, dan
belajar dengan melakukan. Beberapa materi khusus yang mereka perlukan
sesuai dengan kebutuhannya. Materi pengajaran yang khusus diperlukan oleh
tunanetra adalah membaca dan menulis Braille, keterampilan orientasi dan
mobilitas, keterampilan penggunaan indera selain penglihatan, aktivitas fisik
dan lain-lain.
Hasil dari studi pendahuluan selama melakukan tugas kuliah PLP,
penulis menemukan peserta didik yang masih kurang atau adanya
keterlambatan dalam membaca dan menulis Braille hal ini menunjukan bahwa
setiap kemampuan anak tunanetra bervariasi akibat dari kemampuan tunanetra
3
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adanya keterlambatan dalam pembelajaran Braille ini mungkin dikarenakan
Braille hanya menjadi bagian dari mata pelajaran bahasa Indonesia dan tidak
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Dengan tidak dijadikannya
Braille sebagai mata pelajaran secara tidak langsung memberikan dampak bagi
pembelajaran Braille yang mungkin tidak tersampaikan secara menyeluruh
pada peserta didik karena dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tidak hanya
mengajarkan Braille namun banyak materi yang harus disampaikan.
Kemampuan taktual anak tunanetra harus mampu dikembangkan dalam
sebuah proses pembelajaran untuk dapat mengakomodasi kebutuhannya,
mungkin ini semua akan efektif jika pembelajaran Braille berdiri sendiri tidak
menjadi bagian dari pelajaran lain. Dalam hal ini membaca dan menulis
permulaan huruf Braille, dimana proses pembelajaran ini menjadi penting
untuk menunjang proses akademik di tingkat selanjutnya.
Berdasarkan temuan di lapangan, maka peneliti ingin mengetahui lebih
lanjut tentang pembelajaran Braille bagi peserta didik tunanetra yang secara
kurikulum terdapat pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga dalam
penelitian ini penulis mengambil judul “Pembelajaran Braille Bagi Peserta
Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung.”
B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
pembelajaran Braille bagi peserta didik tunanetra kelas 1 SDLB di SLB
Negeri A Kota Bandung?”.
Selanjutnya untuk mendapat data yang diperlukan, maka dibuat
beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi faktual pembelajaran Braille kelas 1 SDLB di SLB
Negeri A Kota Bandung?
2. Hambatan apa saja yang dihadapi guru dalam pembelajaran Braille kelas 1
SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hambatan dalam
4
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pembelajaran Braille pada peserta didik
tunanetra kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung.
b. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1) Memperoleh data mengenai kondisi faktual pembelajaran Braille
kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung.
2) Memperoleh data mengenai hambatan apa saja yang dihadapi guru
dalam pembelajaran Braille kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota
Bandung.
3) Memperoleh data mengenai upaya yang dilakukan guru untuk
mengatasi hambatan dalam pembelajaran Braille kelas 1 SDLB di
SLB Negeri A Kota Bandung.
2. Kegunaan Penelitian
Bila tujuan penelitian ini dapat dicapai, maka hasil penelitian ini
akan memiliki kegunaan, baik kegunaan teoritis maupun kegunaan praktis.
Kegunaan yang dapat di ambil baik secara teoritis maupun secara praktis
adalah sebagai berikut:
a. Kegunaan Teoritis
1) Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan dalam
ilmu pendidikan luar biasa. Khususnya tentang pembelajaran
Braille untuk peserta didik tunanetra.
2) Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan wawasan dan
pemahaman mengenai permasalahan apa saja yang terjadi dalam
5
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Penulis
Sebagai bahan untuk menambah wawasan, pengetahuan,
dan pemahaman mengenai pembelajaran Braille bagi peserta didik
tunanetra kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung
2) Bagi Sekolah
Bagi sekolah khususnya SLB Negeri A Kota Bandung hasil
penelitian ini dapat menjadi salah satu masukan untuk sekolah
dalam mengoptimalkan pembelajaran Braille agar lebih baik dan
sebagai pertimbangan untuk memperhatikan pelayanan pendidikan
dan fasilitas dalam pembelajaran Braille bagi peserta didik
tunanetra di SLB Negeri A Kota Bandung.
3) Bagi Guru
Bagi guru supaya menjadi masukan dalam memberikan
pelayanan pembelajaran Braille pada peserta didik secara lebih
individual dan mendalam karena pembelajaran Braille
membutuhkan pembelajaran yang khusus.
4) Bagi Orang Tua
Bagi orang tua hasil penelitian ini bisa menjadikan
masukan betapa pentingnya pembelajaran Braille bagi
anak-anaknya selain mata pelajaran yang lain dan sebagai referensi
untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pemahaman tentang
bagaimana upaya orang tua untuk meningkatkan kemampuan
6
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Masalah dan Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
3. Program Pengembangan Persepsi Taktual dan Pengenalan Braille
Mangold
C. Ketunanetraan
1. Pengertian Tunanetra
2. Karakteristik Anak Dengan Ketunanetraan
3. Pembelajaran Tunanetra
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan
B. Tempat dan Subjek Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan Data
2. Instrumen Penelitian
D. Pengujian Keabsahan Data
7
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
LAMPIRAN V
71
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pembelajaran Braille kelas 1 SDLB di SLB Negeri A Kota Bandung
ini secara faktual masih dikatakan kurang begitu efektif, karena pembelajaran
Braille sendiri ada pada mata pelajaran bahasa Indonesia dan pada saat
penelitian memang terlihat lebih banyak penyampaian materi lain secara
klasikal dari pada penyampaian materi Braille secara individual. Perencanaan
dan pelaksanaan lebih banyak mengacu pada materi-materi lain yang ada pada
mata pelajaran bahasa Indonesia tidak hanya fokus untuk memberikan
pembelajaran membaca dan menulis Braille secara khusus, evaluasinya pun
mengikuti evaluasi mata pelajaran bahasa Indonesia secara keseluruhan
dengan memberikan soal-soal untuk dijawab bukan memberikan evaluasi yang
mengarah pada membaca dan menulis Braille. Sarana prasarana yang ada
masih dirasa kurang untuk menunjang kegiatan belajar mengajar membaca
dan menulis braille, oleh karena itu pembelajaran lebih sering bersifat klasikal
dengan memberikan cerita dibandingkan dengan memberikan pembelajaran
braille secara individual.
Hambatan yang terjadi di lapangan yaitu banyaknya materi yang harus
disampaikan dengan waktu yang terbatas karena dalam mata pelajaran bahasa
Indonesia bukan hanya Braille yang harus disampaikan tetapi masih banyak
materi lain yang harus disampaikan, kemudian kurangnya buku paket braille
membuat penyampaian materi juga kurang optimal. Guru-guru selalu
berupaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan memberikan
pelayanan pendidikan yang optimal kepada seluruh peserta didik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat di
72
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kepala Sekolah
Diharapkan untuk pihak sekolah agar lebih memperhatikan
pelayanan dengan memfasilitasi sarana dan prasarana penunjang
pembelajaran Braille baik yang masih kurang atau yang belum ada, guna
pembelajaran Braille yang lebih baik untuk kedepannya. Jadwal pelajaran
yang harus disesuaikan karena letak ruangan kelas 1 SDLB yang
bersebelahan dengan ruang musik mengakibatkan kurang efektif ketika
pembelajaran musik sedang berlangsung, atau dengan penambahan
peredam pada ruang musik supaya suara dari ruang musik tidak bocor
keluar. Kombinasi guru kelas bisa dipertimbangkan kembali mengingat
guru kelas 1 SDLB itu terdiri dari satu orang guru awas dan satu orang
guru tunanetra dan delapan peserta didik apakah sudah bisa mengakomidir
kebutuhan peserta didik atau bisa ditambah dengan guru awas satu lagi
untuk bisa lebih mengoptimalkan pembelajaran.
2. Guru
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai perbaikan dalam
program pelaksanaan pembelajaran Braille. Guru diharapkan menyusun
asesmen terlebih dahulu secara tertulis agar terkonsep dengan baik dan
tidak hanya melakukan pengamatan saja, sehingga hasil asesmen dapat
dijadikan rujukan atau pedoman kemampuan awal peserta didik dalam
pembelajaran Braille sehingga bisa membuat program individual yang
terarah untuk tiap peserta didik. Diharapkan guru dapat melakukan proses
pembelajaran Braille dengan metode dan pendekatan yang tepat serta
penggunaan media pembelajaran yang optimal dan mampu untuk
membagi waktu dengan materi yang banyak atau bisa mengambil jam
tambahan untuk pembelajaran Braille agar mendapatkan hasil yang
optimal. Evaluasi yang dilakukan guru dengan cara membuat catatan,
peneliti rasa bisa dikatakan tepat karena untuk kemampuan membaca dan
73
Ahmad Nawawi, 2014
Pembelajaran Braille Bagi Peserta Didik Tunanetra Kelas 1 SDLB Di SLB Negeri A Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Orang Tua
Peran orang tua sangat penting untuk kemajuan anaknya, karena
waktu yang dihabiskan anak lebih lama dengan orang tua dibandingkan
gurunya. Hendaknya orang tua dengan sabar dapat ikut bekerjasama
dalam mengembangkan kemampuan membaca dan menulis Braille bagi
anaknya dengan memberikan kembali latihan di rumah yang sebelumnya
pernah diberikan guru di sekolah.
4. Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
akan arti pentingnya pembelajaran Braille bagi peserta didik tunanetra,
karena membaca dan menulis merupakan jendela dunia. Penelitian ini
juga dapat dijadikan rujukan untuk menggali kembali lebih dalam
mengenai permasalah pembelajaran Braille yang ada di sekolah luar biasa
atau bisa juga di sekolah inklusi, permasalahan yang ada bisa
dikembangkan dengan melihat kurikulum pembelajaran Braille, kaitan
teknologi yang menyebabkan malasnya membaca dan menulis Braille dan
masih banyak lagi, selain itu juga diharapkan ada penelitian selanjutnya
yang bersifat studi banding untuk mengetahui pembelajaran Braille di