• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING-GLUING) DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING-GLUING) DALAM MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI PARAGRAF NARASI."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

dalam Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMPN 45 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan

Oleh

Devi Lamria Hasibuan

0907466

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan

(

Cutting-Gluing

)

dalam Pembelajaran Mengubah Teks

Wawancara Menjadi Paragraf Narasi

(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa

Kelas VII SMPN 45 Bandung Tahun Ajaran

2012/2013)

Oleh

Devi Lamria Hasibuan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Devi Lamria Hasibuan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

oleh

Devi Lamria Hasibuan

Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kelemahan dalam menulis akibat kurang maksimalnya penggunaan teknik pembelajaran yang ada sehingga diperlukan teknik pembelajaran yang dapat memotivasi dan merangsang ide kreatif siswa dalam menulis. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), yaitu sejauhmana teknik ini memberi memberi perbedaan nilai terhadap kemampuan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan penggunaan kelompok kontrol dan eksperimen sebagai sampel tes awal dan tes akhirnya. Penelitian ini berlandaskan teori yang memaparkan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) adalah salah satu teknik berlatih menulis yang paling elementer, sehingga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Data penelitian ini berupa penilaian terhadap paragraf narasi yang dihasilkan oleh siswa smp negeri 45 bandung yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian membuktikan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dapat memengaruhi kemampuan siswa dalam menulis yang dilihat dari adanya peningkatan nilai. Terdapatnya perbedaan nilai yang signifikan antara kemampuan menulis siswa yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kemampuan menulis siswa yang tidak menerapkan teknik tersebut.

(5)

DAFTAR ISI

hal

LEMBAR PERSEMBAHAN ...

LEMBAR PENGESAHAN ...

LEMBAR PERNYATAAN ...

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Hipotesis ... 7

1.7 Definisi Operasional ... 8

BAB 2 IHWAL TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING-GLUING), PARAGRAF NARASI, DAN TEKS WAWANCARA ... 9

2.1 Ihwal Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 9

2.1.1 Kelebihan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 12

2.1.2 Kelemahan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 13

2.2 Ihwal Paragraf Narasi ... 14

2.2.1 Cara Menulis Paragraf Narasi ... 14

2.2.2 Cara Menilai Paragraf Narasi ... 16

2.3 Ihwal Teks Wawancara ... 16

2.3.1 Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi ... 18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1 Metode Penelitian ... 19

3.2 Sumber Data Penelitian ... 20

3.2.1 Populasi ... 20

(6)

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

3.3.1 Teknik Tes ... 21

3.3.3 Teknik Nontes ... 21

3.4 Instrument Penelitian ... 22

3.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 22

3.4.2 Tes ... 25

3.4.3 Lembar Observasi ... 31

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 34

3.5.1 Teknik Pengolahan Hasil Obeservasi ... 34

3.5.2 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes ... 35

3.6 Teknik Uji Hipotesis ... 38

BAB 4 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 39

4.2 Deskripsi Data KMTW-PN ... 39

4.2.1 Deskripsi Data Tes Awal Kelompok Kontrol ... 40

4.2.2 Deskripsi Data Tes Awal Kelompok Eksperimen ... 41

4.2.3 Deskripsi Data Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 43

4.2.4 Deskripsi Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 44

4.2.5 Deskripsi Data Hasil Observasi ... 46

4.3 Analisis Data KMTW-PN ... 48

4.3.1 Analisis Data Tes Awal ... 49

4.3.2 Analisis Data Tes Akhir ... 57

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 65

4.4.1 Uji Normalitas Hasil Tes Awal Kelompok Kontrol ... 66

4.4.2 Uji Normalitas Hasil Tes Awal Kelompok Eksperimen ... 68

4.4.3 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 70

4.4.4 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 72

(7)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan beberapa jurnal pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa guru Bahasa

Indonesia di SMP Negeri 45 Bandung, kurang maksimalnya keterampilan

menulis di sekolah tidak hanya terfokus pada kemampuan siswa saja, tetapi

juga pada teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menulis

yang ada. Pendapat beberapa guru dan dan artikel jurnal tersebut bisa

dikatakan benar karena memang pemilihan teknik yang tepat dalam

menyampaikan materi menulis akan membangkitkan motivasi siswa dalam

belajar. Motivasi siswa itulah yang akan menjadi kunci utama dalam

membangun dan atau meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.

Teknik pembelajaran adalah cara konkret yang dipakai saat proses

pembelajaran berlangsung. Terdapat banyak sekali teknik pembelajaran yang

dapat diterapkan seorang guru di dalam kelas sehingga seorang guru harus

mampu menentukan teknik yang tepat untuk diterapkan di kelas. Seorang

guru yang mempunyai keterbatasan kemampuan dan penguasaan dalam

disiplin ilmu ataupun tidak berkembang dalam memberi guruan yang variasi

akan menciptakan proses pembelajaran yang monoton dan tidak menarik bagi

siswa. Padahal teknik yang diterapkan dalam kelas akan memberi pengaruh

besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Setiap teknik pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan

seorang guru dalam memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran adalah tercapainya empat keterampilan berbahasa

dalam diri siswa, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan

(8)

Namun, fenomena yang terjadi bukan lagi memusatkan keterampilan

yang akan diterima oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung,

melainkan berpusat pada tuntasnya materi pembelajaran. Hal ini

menyebabkan banyak guru yang menyampaikan materi pembelajarannya

dengan menggunakan teknik yang dianggap paling mudah untuk

dilaksanakan. Pembelajaran yang dianggap mudah untuk dilaksanakan dan

kini sudah banyak diterapkan oleh para guru adalah pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif kini seringkali digunakan oleh guru untuk

menciptakan keadaan kelas yang menyenangkan dan lebih terkontrol.

Padahal pembelajaran ini pun tidak luput dari berbagai kekurangan.

Pembelajaran kooperatif memiliki sifat kerja sama, berarti

pembelajaran ini menuntut adanya sebuah kerja sama antarsiswa dalam

sebuah kelompok. Kegiatan pembelajarannya difokuskan pada kemampuan

siswa dalam kelompok, di mana siswa diharapkan mampu mengontrol dirinya

secara pribadi dan mampu membaur dengan teman-temannya dalam

kelompok. Hal inilah yang bisa menghambat kemampuan siswa secara

individu. Siswa dengan kemampuan lebih bisa saja akan merasa malu untuk

mengeksplor kemampuannya dan siswa yang memiliki kemampuan di bawah

rata-rata pun akan merasa enggan untuk memberi pendapat karena lebih

senang menyerahkan keputusan kepada teman dalam kelompok yang

dianggap lebih baik dari dirinya. Pembelajaran ini sebenarnya cocok untuk

diterapkan di kelas karena mampu mengajarkan siswa dalam hal

bersosialisasi, tetapi pembelajaran ini pun dapat menghambat kemampuan

siswa secara individu dalam hal penguasaan materi.

Selain teknik kelompok yang sudah dijelaskan, salah satu teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi adalah teknik ceramah. Teknik

ceramah memang efektif dalam penyampaian materi pembelajaran kepada

siswa secara menyeluruh, tetapi teknik ini akan menghambat potensi dan

kreatifitas yang dimiliki oleh setiap siswa karena siswa hanya akan menerima

tanpa memberi pendapat atas pemahamannya sendiri. Padahal UU Sisdiknas

(9)

dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasan

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya”.

Merujuk pada UU Sisdiknas, maka sudah seharusnya seorang

pengajar mampu merancang proses pembelajaran yang berpusat pada siswa

atau yang mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi dan

kreatifitasnya masing-masing. Oleh karena itu, pembelajaran individual aktif

sangat cocok untuk diterapkan di dalam kelas, karena pembelajaran ini tidak

hanya membantu siswa dalam bersosialisasi dengan teman sejawatnya, tetapi

juga akan membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran dengan baik

secara individu.

Oleh karena itu peneliti berpendapat untuk menerapkan pembelajaran

aktif dalam pembelajaran di sekolah. Machmudah (2008) mengatakan bahwa

pembelajaran aktif diterapkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua

potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat

mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi

yang dimiliki. Hal yang diperlukan dalam pembelajaran aktif ini adalah

kekreatifan seorang guru dalam penyampaian materi, yaitu dengan tidak

menggunakan satu teknik saja, seperti hanya menggunakan teknik ceramah,

tetapi juga menerapkan teknik pembelajaran lain yang lebih menarik dan

memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugasnya.

Dari berbagai persoalan dalam menentukan teknik pembelajaran yang

tepat untuk digunakan, beberapa guru mengaku bingung memilih teknik yang

cocok dalam pembelajaran menulis. Para guru berpendapat bahwa

keterampilan menulis datang dari pribadi yang memang gemar menulis dan juga dengan banyaknya latihan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Alasan

tersebut mendasari pemikiran para guru bahwa teknik apapun yang diberikan

oleh guru akan menjadi sia-sia jika tidak tumbuh rasa gemar menulis dan

latihan yang banyak dari dalam diri siswa itu sendiri. Pendapat para guru ini

pun dapat menjadi salah satu alasan rendahnya mutu keterampilan menulis

(10)

Merujuk pada permasalahan tesebut, maka diperlukan suatu cara yang

mampu menarik perhatian dan semangat siswa dalam menjalani proses

pembelajaran menulis yang ada di sekolah. Salah satu cara yang dapat

digunakan dalam menarik perhatian siswa pada pembelajaran menulis adalah

dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)

selama proses pembelajaran berlangsung.

Seperti namanya, teknik ini pun dilakukan dengan cara memotong dan

merekatkan beberapa kalimat yang ada dalam sebuah teks. Pelaksanaannya

yang terdengar mudah membuat teknik ini jarang diterapkan dalam

pembelajaran di sekolah karena banyak guru beranggapan bahwa teknik ini

terlalu mudah untuk diterapkan oleh siswa SMP bahkan SMA. Para guru

beranggapan bahwa teknik ini hanya cocok diterapkan pada tingkatan sekolah

dasar saja, padahal teknik ini pun memiliki potensi yang baik dalam

mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran

yang ada.

Rosida (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Teknik

Memotong dan Merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis resensi novel” menyimpulakan bahwa dapat mengajarkan serta meningkatkan kemampuan siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School selam proses

pembelajaran berlangsung. Selain itu, Anggraeni (2009) dalam penelitiannya

yang berjudul “Keefektifan Teknik Cutting-Glueing dalam Pembelajaran

Menulis Resensi Cerpen (Kuasi Eksperimen pada siswa kelas XI SMA

Negeri 11 Bandung Tahun ajaran 2008/2009) pun mengaku berhasil dan

menyarankan para guru mata pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia untuk

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ini dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya pada pembelajaran menulis

resensi sastra. menerapkan teknik Cutting-Gluing pada tingkatan sekolah

menengah atas dalam pembelajaran menulis resensi novel. Keberhasilan

penelitian mereka dibuktikan dengan meningkatnya nilai tes siswa secara

signifikan saat menerapkan teknik Cutting-Gluing dalam pembelajaran

(11)

Salah satu kompetensi dasar keterampilan menulis yang ada dalam

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengubah teks

wawancara menjadi sebuah karangan narasi. Pembelajaran mengubah teks

wawancara ini tidak hanya menuntut siswa untuk dapat mengubah kalimat

langsung menjadi kalimat tak langsung, tetapi juga menuntut siswa untuk

dapat merangkai kalimat-kalimat tak langsung tersebut ke dalam bentuk

narasi. Para guru menganggap siswa sudah mahir untuk mengubah kalimat

langsung menjadi kalimat tak langsung, tetapi siswa kurang mahir dalam hal

merangkai kalimat-kalimat tak langsung tersebut untuk menciptakan sebuah

paragraf yang koheren dan koherensi. Untuk itu, peneliti berpendapat untuk

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan

mengamati perbedaan yang diberikan saat diterapkan dalam pembelajaran

mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan

yang akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut:

a. guru masih kurang dalam hal persiapan, seperti pemilihan materi, teknik

pembelajaran, ataupun menciptakan iklim pembelajaran;

b. siswa masih sulit mengganti kalimat langsung menjadi kalimat tidak

langsung dengan ejaan yang benar;

c. siswa masih sulit merangkai dan menempatkan kalimat yang sudah

diproses dengan tepat.

1.3 Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, maka terdapat beberapa rumusan

masalah dalam penelitian ini.

a. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam mengubah teks

wawancara menjadi sebuah paragraf narasi sebelum mendapatkan materi

(12)

b. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung

pada kelompok kontrol sesudah mendapat materi pembelajaran mengubah

teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa menerapkan teknik

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok

eksperimen sesudah mendapat materi pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?

c. Bagaimana perbedaan nilai antara kelompok kontrol yang tidak

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan

kelompok eksperimen yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

sebuah paragraf narasi pada siswa kelas VII semester 2 SMPN 45

Bandung?

1.4 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka

dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.

a. Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi sebuah

paragraf narasi siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi materi

pembelajaran;

b. Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi sebuah

paragraf narasi siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada

kelompok kontrol sesudah mendapat materi pembelajaran tanpa

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kelompok eksperimen sesudah mendapat materi pembelajaran dan

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing);

c. Untuk mengetahui perbedaan nilai antara kelompok kontrol yang tidak

menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan

kelompok eksperimen yang tidak menerapkan teknik memotong dan

(13)

wawancara menjadi paragraf naratif siswa kelas VII semester 2 SMPN 45

Bandung.

1.5 Manfaat Penelitian

Merujuk pada tujuan penelitian, maka terdapat beberapa manfaat

praktis dalam penelitian ini yang dapat diterima oleh guru, siswa, calon

peneliti, dan pembaca umum. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai

berikut:

a. hasil penelitian dapat menjadi alat untuk mengungkap manfaat dari

pembelajaran aktif;

b. hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi guru dalam menentukan

metode yang tepat untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran;

c. hasil penelitian dapat menjadi materi pembelajaran Bahasa Indonesia,

khususnya pada keterampilan menulis;

d. hasil penelitian dapat menjadi bahan pembelajaran siswa dalam

menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan menarik;

e. hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya;

f. hasil penelitian dapat langsung dimengerti dan dipraktikan oleh pembaca

dalam proses pembelajaran.

1.6 Hipotesis

Merujuk pada rumusan masalah dan landasan teori yang ada, maka

jawaban sementara dari penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan nilai yang

signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf

(14)

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari bebarapa penafsiran, maka di bawah ini peneliti

memberi beberapa definisi operasional.

a. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) adalah teknik untuk

menyajikan isi teks wawancara dengan cara memotong beberapa kalimat

langsung yang menjadi pokok teks wawancara dan merekatkan kembali

potongan-potongan tersebut dalam bentuk kalimat tak langsung

b. Teks wawancara adalah percakapan tanya jawab antara pewawancara dan

narasumber yang dikutip secara lengkap dalam bentuk tulisan

c. Paragraf Naratif adalah paragraf yang ditulis dengan cara menceritakan

suatu hal secara runtun, yaitu paragraf yang mengisahkan isi teks

(15)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen semu

dengan tujuan menguji hipotesis penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah pretest-postest

control group design, yaitu desain yang terdapat dua kelompok (kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol) yang pemilihannya dipilih secara random

dan dalam hal ini peneliti menggunakan random kelas. Desain penelitian ini

termasuk dalam jenis true experimental design, yaitu jenis eksperimen yang

dalam pelaksanaannya peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang

mempengaruhi jalannya eksperimen. Selain pemilihan sampelnya yang secara

random, ciri utama dari eksperimen ini adalah adanya tes awal dan tes akhir

dalam mengukur tingkat kemampuan sampel. Adapun pretest-postest control

group design yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Sampel Acak

Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

E O1 X1 O2

K O3 X2 O4

(Sugiyono, 2012:76)

Keterangan:

E : kelompok eksperimen

K : kelompok kontrol

O1 : tes awal pada kelompok ekperimen

O2 : tes akhir pada kelompok eksperimen

(16)

paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing)

X2 : pemberian materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing)

O3 : tes awal pada kelompok kontrol

O4 : tes akhir pada kelompok kontrol

Desain penelitian di atas menggunakan dua kelompok yang berlaku

sebagai kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerapkan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) saat penelitian berlangsung, sedangkan kelompok

kontrol tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)

saat penelitian berlangsung.

3.2Sumber Data Penelitian

Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 45 Bandung.

Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis, tepatnya dalam

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

3.2.1 Populasi

Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas VII

SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

Probability Sampling dengan jenis teknik Simple Random Sampling.

Teknik simple random sampling adalah teknik yang pengambilan

sampelnya dilakukan secara acak dari sebuah populasi yang telah

ditentukan tanpa memperhatikan tingkatan kemampuan yang dimiliki

individu dalam populasi tersebut.

Oleh karena itu, sampel penelitian ini adalah dua kelas dalam

(17)

SMP Negeri 45 Bandung. Kelas VII I berlaku sebagai kelompok

eksperimen dan kelas VII L berlaku sebagai kelompok kontrol.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

teknis tes dan nontes.

3.3.1 Teknik tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek

kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah tes awal (pretest) dan test akhir

(posttest).

Pertama, peneliti memberikan tes awal kepada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pemahaman awal

kedua kelompok tersebut dalam mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi. Kemudian peneliti memberikan tes akhir kepada kedua

kelompok setelah kelompok eksperimen mendapat perlakuan teknik

memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi dan kelompok kontrol mendapat

pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

3.3.2 Teknik nontes

Teknik nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk

observasi. Observasi dilakukan terhadapat dua objek pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu guru dan siswa. Observasi ini

dilakukan oleh tiga observer, yaitu Wiwi Wihaningsih, S.Pd. dan Hj. Suharti, M.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan B.

Dinar Anggia selaku mahasiswa semester delapan sekaligus rekan

praktikan peneliti di tempat penelitian berlangsung. Ketiga observer

turut hadir saat proses perlakuan berlangsung dan memberi penilaian

atas aktivitas guru dan siswa berdasarkan panduan penilaian yang

(18)

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian untuk

mendukung proses pengumpulan data dan mengukur tingkat keberhasilan

penelitian dalam hal proses. Instrumen penelitian yang digunakan adalah

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tes, dan lembar observasi (aktivitas

guru dan siswa).

3.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrumen

perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, baik pada kelompok

eksoereimen maupun pada kelompok kontrol. RPP pada kedua

kelompok penelitian ini disusun untuk satu kali pertemuan, yakni 2 x

40 menit dan memuat beberapa unsur yang sama, yaitu standar

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, media yang digunakan, sumber belajar dan

evaluasi. Hal yang membedakan RPP kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol terdapat pada skenario pembelajarannya.

Tabel 3.2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Alokasi

Waktu Kegiatan Awal

1. Guru memeriksa kesiapan siswa

2. Guru mengondisikan kelas dengan mengadakan apersepsi 3. Guru menyampaikan KD dan indikator pembelajaran 4. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang

akan diajarkan

10 menit

Kegiatan Inti Penggalan 1

1. Siswa belajar menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara saat tes awal (pretest) dilakukan

2. Siswa mengamati kelebihan dan kekurangan hasil pekerjaan mereka saat pretest secara keseluruhan yang

(19)

disampaikan oleh guru

3. Siswa menyimak materi memotong dan merekatkan (cutting-gluing) untuk mempermudah dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

4. Siswa belajar menarasikan teks wawancara yang terdapat dalam buku paket sebagai contoh penerapan teknik

cutting-gluing

5. Siswa belajar bertanya dengan bahasa yang baik dan benar mengenai materi memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dan cara menerapkannya

Penggalan 2

6. Siswa menarasikan kembali teks wawancara yang digunakan dalam pretest dengan menerapkan teknik

cutting-gluing

1.5.1 Siswa membaca teks wawancara yang diberikan guru secara cermat

1.5.2 Siswa melakukan proses memotong (cutting), yaitu memotong (dengan cara memberi tanda, seperti garis bawah) beberapa kata atau kalimat yang menjadi pokok isi teks wawancara

1.5.3 Siswa menyusun beberapa kata atau kalimat yang sudah dipotong dengan urutan yang baik

1.5.4 Siswa mengubah beberapa kalimat langsung

yang telah “dipotong” menjadi kalimat tak langsung

1.5.5 Siswa melakukan proses merekatkan (gluing), yaitu menempelkan (dengan cara menuliskan kembali beberapa kalimat tak langsung)

1.5.6 Siswa mengembangkan gabungan kalimat yang telah ditempel dengan memanfaatkan isi wawancara yang belum digunakan agar tercipta sebuah paragraf narasi yang baik

7. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru

20 menit

Kegiatan Akhir

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti

2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi

3. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa

(20)

Tabel 3.3

1. Guru memeriksa kesiapan siswa

2. Guru mengondisikan kelas dengan mengadakan apersepsi 3. Guru menyampaikan KD dan indikator pembelajaran 4. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang

akan diajarkan

10 menit

Kegiatan Inti Penggalan 1

1. Siswa belajar menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara saat tes awal (pretest) dilakukan

2. Siswa mengamati kelebihan dan kekurangan hasil pekerjaan mereka saat pretest secara keseluruhan yang disampaikan oleh guru

3. Siswa menyimak materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi

4. Siswa belajar menarasikan teks wawancara yang terdapat dalam buku paket

5. Siswa belajar bertanya dengan bahasa yang baik dan benar mengenai materi pembelajaran yang sedang berlangsung Penggalan 2

6. Siswa menarasikan kembali teks wawancara yang digunakan dalam pretest

7. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru

40 menit

20 menit

Kegiatan Akhir

1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti

2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi

3. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa

(21)

3.4.2 Tes

Tes adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang penting

dalam penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tes tulis, yang terdiri dari tes awal dan tes akhir. Tes awal dan tes

akhir memuat satu pertanyaan yang sama dari teks wawancara yang

berbeda, tetapi memiliki tema dan keterbacaan yang sama. Tes awal dan

tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

berikut. mewawancarai Anda tentang prestasi Anda.”

Narasumber : “Oh, Silahkan”

Pewawancara : “Boleh kami tahu nama lengkap dan tempat tanggal lahir

Anda?”

Narasumber : “Tentu boleh. Nama saya Surya Nugraha. Saya lahir di Lembang, 28 Juni 1999

Pewawancara : “Apa yang memotivasi Anda untuk meraih prestasi di

sekolah?”

Narasumber : “Membahagiakan orang tua”

Pewawancara : “Bagaimana Anda mengatur waktu belajar setiap hari?” Narasumber : “Dengan merencanakannya sebelum belajar”

Pewawancara : “Siapa yang membimbing Anda ketika belajar di

rumah?”

Narasumber : “Tidak ada”

Pewawancara : “Mengapa Anda tertarik untuk mengikuti lomba ataupun

olimpiade?”

Narasumber : “Karena ingin mencoba dan mencari pengalaman baru” Pewawancara : “Kapan Anda meraih prestasi tertinggi untuk pertama kali

dikelas?”

Narasumber : “Kelas empat SD”

Kartu Soal

1. Bacalah teks wawancara yang disediakan oleh gurumu dengan cermat!

(22)

Pewawancara : “Dimana saja tempat belajar Anda selain disekolah?” Narasumber : “Di rumah dan di tempat les”

Pewawancara : “Apa saja prestasi yang pernah Anda raih di sekolah?” Narasumber : “Juara satu di kelas dan juara dua olimpiade biologi

tingkat kabupaten”

Pewawancara : “Oh, begitu. Terima kasih atas waktu dan jawabannya. Mohon maaf jika mengganggu aktivitas Anda.

Wassalamualaikum.”

Narasumber : “Ya, sama-sama. Walaikumsalam”

Sumber: http://yuby-idea.blogspot.com/2013/02/

contoh-teks-wawancara-dengan-siswa.html

dengan penyesuaian yang dilakukan peneliti

Tes Akhir (postest)

Wawancara di bawah ini dilakukan dengan seorang narasumber yang bernama Sony Ilham Wicaksono, salah seorang siswa berprestasi di SMPN 1 Bandung.

Pewawancara : ”Selamat Siang”

Narasumber : “Selamat siang, ada apa?”

Pewawancara : “Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda sebagai salah satu siswa berprestasi di

sekolah ini. Boleh kami minta waktunya sebentar?”

Narasumber :”Oh iya, silakan”

Pewawancara : “Anda merupakan salah satu siswa berprestasi di sekolah, metode belajar seperti apa yang Anda

pakai selama ini?”

Narasumber : “Tidak ada, saya hanya belajar seperti biasanya. Saya belajar tidak sambil menonton televisi, jadi

bisa lebih fokus”

Pewawancara : “Oh begitu, berapa lama Anda belajar setiap

harinya?”

Narasumber : “Ya kira-kira satu jam setiap harinya”

Pewawancara : “Apakah Anda juga mengikuti bimbingan belajar

tambahan di luar sekolah?”

Narasumber : “Iya”

Pewawancara : “Di mana Anda mengikuti bimbingan belajar dan mengapa Anda mengikuti Bimbingan belajar itu?” Narasumber : “Di R-Langga Purwosari, karena mendapat arahan

dari orang tua”

Pewawancara : “Apakah ada orang lain yang membantu Anda

dalam belajar di luar sekolah?”

Narasumber : “Tidak ada”

Pewawancara : “Apa yang memotivasi Anda untuk terus belajar

dengan giat dan berprestasi di sekolah?”

(23)

cita-cita menjadi seorang dokter, saya juga ingin

membahagiakan orang tua saya”

Pewawancara : “Wah cita-cita yang sangat mulia sekali. Apakah anda memiliki hobi yang akan mendukung cita-cita

tersebut?”

Narasumber : “Terima kasih, tetapi kalau untuk hobi saya tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunia

kedokteran, karena saya sangat suka melukis”

Pewawancara : ”Oh begitu yaa.. Kalau untuk pelajaran di

sekolah, mata pelajaran apa yang Anda suka?”

Narasumber : ”Matematika dan Fisika, karena saya sangat suka

berhitung”

Pewawancara : ”Adakah Guru di sekolah yang Anda sukai?” Narasumber : ”Ada. Saya suka guru Seni Budaya, karena beliau

bisa mengajar dengan santai di kelas dan

menganggap kami sebagai seorang teman”

Pewawancara : ”Sekian Pertanyaan dari saya, terima kasih telah meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan

dengan baik”

Narasumber : ”Ya, sama-sama”

Sumber: http://yuby-idea.blogspot.com/2013/01/

contoh-wawancara-dengan-siswa.html

dengan penyesuaian yang dilakukan peneliti

Penilaian pada tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini pun

menggunakan aspek-aspek keterampilan menulis yang berkaitan dengan

mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Beberapa aspek dan

(24)

Tabel 3.5 Format Penilaian

Aspek yang dinilai Skor Bobot

Skor Nilai

1 2 3 4

Kesesuaian narasi dengan teks wawancara 6

Ketepatan dalam mengubah kalimat

langsung menjadi tidak langsung 5

Kelengkapan informasi dalam narasi 4

Kelengkapan unsur narasi diikuti dengan

pola pengembangan yang baik 4

Kepaduan paragraf 3

Ketepatan ejaan dan tanda baca 2

Keefektifan kalimat 1

Jumlah 25

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian

No Aspek yang

dinilai Kriteria Skor

1 wawancara, dan terdapat banyak informasi

Baik : Pengembangan ide cukup baik, relevan dengan tema teks wawancara, dan terdapat banyak informasi

Cukup : Pengembangan ide kurang, cukup relevan dengan tema teks wawancara, terdapat sedikit ketidaksesuaian antara teks wawancara dengan isi narasi, dan kalimat langsung menjadi kaliaata tidak langsung, yaitu penghilangan

tanda baca petik (“), kata ganti

(25)

langsung langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu penghilangan tanda

baca petik (“) dan kata ganti orang

Cukup : Kurang tepat dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu penghilangan

tanda baca petik (“) tetapi tidak

mengganti kata ganti orang

Kurang : terdapat banyak ketidaktepatan dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu masih terdapat tanda baca petik

(“), kata ganti orang yang tidak

Sangat baik: Menuliskan lima informasi secara lengkap, yaitu (1) menyebutkan identitas Surya, (2) menyebutkan cara Surya mengatur waktu belajar, (3) menyebutkan tempat belajar Surya, (4) menyebutkan Awal mula Surya meraih prestasi, dan (5) menyebutkan prestasi yang pernah diraih Surya

Baik : Menuliskan empat informasi yang terdapat dalam teks wawancara Cukup : Menuliskan tiga informasi yang

terdapat dalam teks wawancara Kurang : Menuliskan kurang dari tiga

informasi yang terdapat dalam teks wawancara

(26)

terdapat dalam teks wawancara Kurang : Menuliskan kurang dari tiga

informasi yang terdapat dalam teks wawancara

Sangat baik: Menuliskan empat unsur narasi secara lengkap, yaitu (1) tokoh, (2) alur, dan (3) latar, serta diikuti dengan pola pengembangan yang baik

Baik : Menuliskan dua unsur narasi dengan dua pola pengembangan yang baik Cukup : Menuliskan dua unsur narasi dengan

pola pengembangan yang kurang baik

Kurang : Menuliskan satu unsur narasi dengan pola pengembangan yang tidak baik

Sangat baik: Terdapat kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas, kepaduan antarkalimat, kepaduan makna.

Baik : Hanya terdapat dua aspek kepaduan (misalnya kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas dan kepaduan antarkalimat

Cukup : Hanya terdapat satu aspek kepaduan (misalnya kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas)

Kurang : Tidak terdapat kepaduan antarkalimat 4

Sangat baik: Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan, tanda bacanya sudah baik, dan makna tersampaikan dengan baik

Baik : Cukup menguasai aturan penulisan, terjadi tiga kesalahan ejaan, terdapaan sedikit kesalahan tanda baca yang tidak menghamburkan makna

Cukup : cukup menguasai aturan penulisan, terjadi lebih dari tiga kesalahan ejaan yang tidak menghamburkan makna

(27)

membingungkan

7 Keefektifan kalimat

Sangat baik: Menggunakan kalimat yang sangat efektif, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan makna, kecermatan penalaran, dan kelogisan bahasa

Baik : Hanya menggunakan empat aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna, kehematan makna, kecermatan penalaran, dan kelogisan bahasa)

Cukup : Hanya menggunakan tiga aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna, kehematan makna, dan kecermatan penalaran)

Kurang : Hanya menggunakan kurang dari tiga aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna dan kehematan makna)

4

3

2

1

3.4.3 Lembar Oservasi

Lembar observasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data

penelitian ini. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui

keefektifan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam

penerapannya di kelompok terhadap kemampuan mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi yang dieksperimenkan oleh peneliti.

Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti terdiri dari lembar

observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar

observasi ini diisi oleh dua observer Kedua lembar observasi tersebut

(28)

Tabel 3.7

Lembar Observasi Aktivitas Guru

Aspek yang Dinilai Skor Nilai

1 2 3 4 Kemampuan Membuka Pelajaran:

a. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan disampaikan

b. Mengaitkan materi ajar yang sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan

c. Memberi acuan materi yang akan diajarkan Sikap dalam Proses Pembelajaran:

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Antusiasme mimik dalam penampilan

c. Mobilitas posisi tempat dalam kelas Penguasaan Materi Pembelajaran:

a. Penyampain keterkaitan materi menarasikan teks wawancara dengan materi pembelajaran yang lain

b. Penyampaian tujuan teknik cutting-gluing

kepada siswa

c. Penyampaian cara penerapan teknik

cutting-gluing dalam menarasikan teks wawancara

d. Kejelasan memberi contoh dalam menarasikan teks wawancara

e. Keterlibatan guru dalam membimbing siswa menyelesaikan tugas

Implementasi Langkah-Langkah Pembelajaran (Skenario):

a. Penyajian materi pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang tertuan dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa

d. Cermat dalam memanfaatkan waktu Penggunaan Media Pembelajaran:

a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media b. Tepat saat penggunaan

c. Terampil dalam mengoperasikan

d. Membantu kelancaran proses pembelajaran Evaluasi:

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

(29)

Kemampuan Menutup Pelajaran:

a. Menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b. Memberi kesempatan bertanya c. Menugaskan ko-kurikuler

d. Menginformasikan materi ajar berikutnya Jumlah Rata-Rata

Ket. Skor: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik

Ket.

Tabel 3.8

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aspek yang Dinilai

Skor

Nilai 1

(0-25)

2 (26-50)

3 (51-75)

4 (76-100) Bertanya memakai bahasa

yang baik dan benar

Memberi tanggapan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung Keterlibatan siswa membantu temannya dalam menyelesaikan tugas

Aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas

Jumlah

Ket. Skor: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik

(30)

3.5 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.5.1 Teknik Pengolahan Hasil Observasi

Nilai yang dihasilkan oleh para observer dalam lembar observasi

penelitian sudah memiliki kriteria penilaian tersendiri di setiap rentang

nilai yang dihasilkan, sehingga pada proses pengolahan data lembar

observasi peneliti hanya menjumlahkan nilai-nilai tersebut. Kualifikasi

nilai observasi peneliti selaku gur dalam penelitian ini menggunakan

penilaian skala empat (4), yaitu standar nilai yang biasa digunakan di

sebuah perguruan tinggi. Sedangkan kualifikasi nilai observasi siswa

menggunakan penilaian skala seratus (100), yaitu standar penilaian

yang biasa digunakan di sekolah tempat penelitian berlangsung.

Kualifikasi kedua nilai observasi tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.9

Kualifikasi Nilai Observasi Guru

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 4,00 – 3,50 Baik Sekali

B 3,49 – 3,00 Baik

C 2,99 – 2,50 Cukup

D 2,49 – 2,00 Kurang

E 1,99 – 1,50 Kurang Sekali

Tabel 3.10

Kualifikasi Nilai Obsevasi Siswa

Nilai Rentang Nilai Keterangan

A 100 – 90 Baik Sekali

B 89 – 80 Baik

C 79 – 75 Cukup

D 74 – 60 Kurang

E < 60 Kurang Sekali

(31)

3.5.2 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes

Pengolahan data hasil tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Menentukan penimbang untuk menilai data penelitian awal dan akhir

yang dikerjakan siswa di kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Langkah-langkah dalam penentuan penimbang adalah

dengan menentukan jumlah penimbang dan menentukan kriteria

penimbang.

b. Lembar jawaban siswa diperiksa oleh tiga penimbang

c. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes

awal dan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

d. Mengisikan hasil penilaian tiga penimbang pada tabel

e. Menentukan nilai rat-rata tes awal dan tes akhir tiga penimbang dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

f. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor tes awal dan

tes akhir pada kedua kelompok. Langkah-langkah pengujiannya

dilakukan dengan cara sebagai berikut.

∑dp2

=

(kekeliruan)

Setelah hasil setiap data didapatkan, data-data tersebut

kemudian dimasukkan ke dalam format ANAVA, seperti yang

(32)

Tabel 3.11 Format ANAVA

Sumber variasi SS Dk Varian

Siswa/testi

SS

t

dt

2 N-1

Penguji

SSp d

2

p

K-1

Kekeliriuan

SS

kk

d

2

kk

(N-1) (K-1)

Setelah data dimasukkan ke dalam format ANAVA,

reabilitas antarpenimbang pun dilakukan dengan menggunakan

rumus berikut.

R = (Vt– Vkk)

Vt

Kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam table guilford, yaitu

sebagai berikut.

Tabel 3.12

Koefisien Korelasi Guilford

Koefisien Korelasi Interpretasi

0.80 < rxy < 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < rxy < 0,80 Validitas tinggi 0,40 < rxy < 0,60 Validitas sedang 0,20 < rxy < 0,40 Validitas rendah < rxy < 0,20 Validitas valid

(Subana dan Sudrajat, 2005:104)

g. Melakukan uji normalitas tes awal dan tes akhir pada kedua

kelompok. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara

sebagai berikut.

- Membuat daftar distribusi mean

(33)

Jumlah Kelas (k) = 1 + 3,3 log . n

Panjang Kelas (p) =

- Menghitung mean

- Menentukan simpangan baku [standar deviasi (Sd)]

- Membuat daftar tabel fekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi

- Menentukan derajak kebebasan (dk)

dk = k - 3

- Menentukan X2tabel

X2tabel = α . dk

- Menghitung thitung dengan menggunakan rumus chi-kuadrat

Hasil X2hitung tersebut akan dibandingkan dengan X2tabel pada taraf

signifikansi 5% dan taraf kepercayaan 95% dan hasil data yang

digunakan dapat dikatakan normal jika memiliki X2hitung < X2tabel.

h. Melakukan uji homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua

kelompok. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara

sebagai berikut.

- Menentukan varian rata-rata tes awal dan tes akhir

Ket.:

Fhitung : nilai yang dicari

Vb : varians terbesar

Vk : varians terkecil Sd =

Ẋ =

X2hitung =

(34)

- Menentukan derajat kebebasan (db)

db 1 = n – 1

bd 2 = n – 1

- Menentukan taraf signifikansi dan Ftabel yang dilihat pada tabel F.

Kemudian membandingkan antara Fhitung dan Ftabel dan jika Fhitung

< Ftabel maka data yang didapatkan dapat dikatakan homogen.

3.6 Teknik Uji Hipotesis

Setelah melewati seluruh rangkaian persyaratan pengujian hipotesis,

maka pengujian hipotesis pun dapat dilakukan. Pengujian hipotesis ini

dilakukan terhadap kedua kelompok objek penelitian atas hasil tes awal dan

tes akhir yang sudah dilakukan. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

- Membuat tabel mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir

- Menghitung mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir

- Melakukan uji signifikansi dengan mencari thitung

- Menentukan derajat kebebasan

dk = (nx + ny– 2)

- Membandingkan nilai antara thitung dan ttabel, jika thitung > ttabel maka data pengujian hipotesis diterima .

(35)

SIMPULAN DAN SARAN

5.1Simpulan

Tercapainya pembelajaran yang ideal di kelas dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang

diharapkan mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

siswa. Merujuk pada permasalahan tersebutlah peneliti mengeksperimenkan

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran

menulis paragraf narasi. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana

keefektifan teknik tersebut dalam memberi pengaruh terhadapa kemampuan

siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut ini.

a. Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa saat

tes awal di kelompok ekperimen dan kelompok kontrol masih rendah. Hal

ini bisa dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol berturut-turut adalah 64,90 dan 62,71.

b. Kemampuan menulis teks berita siswa saat tes akhir mengalami

perubahan. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi siswa di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami perubahan berturut-turut sebesar 17,87 dan 13,23, dengan nilai

rata-rata berturut-turut 82,77 dan 75,94. Berdasarkan nilai tersebut dapat

dilihat bahwa kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan

teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) mampu memeroleh

nilai jauh lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) berpengaruh dalam kemampuan mengubah

(36)

tersebut menunjukkan bahwa teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dapat diterapkan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara

menjadi paragraf narasi karena dalam penelitiannyanya terdapat perubahan

yang signifikan terhadap kemampuan menulis siswa. Hal ini dibuktikan

berdasarkan hasil perhitungan statistika dengan uji t pada tingkat

signifikansi 95%, yaitu diperoleh nilai thitung sebesar 2,152 dan nilai ttabel

sebesar 2,000 dengan perbandingan thitung dengan nilai ttabel adalah 2,152 >

2,000. Karena nilai thitung > ttabel, maka H0 (tidak terdapatnya

perbedaan/perubahan) ditolak dan H1 (terdapatnya perbedaan/perubahan)

diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi terdapat perbedaan yang signifikan

antara kemampuan siswwa kelompok kontrol dan kemampuan siswa

kemopmpok eksperimen. Hal ini berarti kemampuan siswa pada kelompok

eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa teknik memotong dan

merekatkan (cutting-gluing) mampu memberi perubahan yang signifikan

dalam pembelajaran digunakan dalam pembelajaran mengubah teks

wawancara menjadi paragraf narasi, tetapi masih ditemukan siswa yang

kurang memahami prinsip ejaan yang disempurnakan (EYD). Sehubungan

dengan hal tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya

untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para

pembaca.

a. Bagi guru yang ingin menggunakan teknik memotong dan merekatkan

(cutting-gluing) dalam pembelajaran lainnya, hendaknya lebih kreatif lagi

untuk memadukan teknik ini dengan teknik pembelajaran lain yang

mempu mendukung perubahan kemampuan siswa yang jauh lebih baik,

(37)

(cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi

paragraf narasi. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lanjutan

mengenai penerapan teknik ini dalam pembelajaran lainnya untuk

membuktikan perbedaan signifikan yang dihasilkan oleh teknik memotong

dan merekatkan (cutting-gluing), contoh pembelajaran yang dapat

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar.2011.Media Pembelajaran.cetakan ke-15.Jakarta:Rajawalli Pers.

Aryani, Sekar Ayu dkk.2008.Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani.

Dananjaya, Utomo.2011.Media Pembelajaran Aktif.Bandung:Nuansa.

Deporter, Bobbi.2009.Quantum Writer.Bandung:Kaifa.

Hasjim, Nafron.1979.Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.Jakarta:Sinar Hudaya.

Hernowo.2005.Quantum Reading.cetakan ke-5.Bandung:MLC

Huda, Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Isjoni.2012.Cooperatif Learning.cetakan ke-6.Bandung:Alfabeta

Kartini, Leni Mariana.2008.Penggunaan Teknik Wawancara Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Pada siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun ajaran 2007/2008.Bandung.

Kosasih, Engkos dan Wawan Hermawan.2012.Bahasa Indonesia Berbasis

Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal.Bandung:Thursina.

Kosasih, Engkos.2002.Kompetensi Ketatabahasaan.Bandung:Yrama Widya.

Riani, Tresna.2012.Efektifitas Strategi The Power Of Two Dalam Pembelajaran

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Lembang Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).Bandung.

Sugiono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.cetakan ke-17.Bandung:Alfabeta.

(39)

Wulansari, Tri.2008. Peningkatan Kecakapan Siswa Kelas Vii-G Dalam

Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Dengan Teknik Alir Kalimat (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).Bandung

Gambar

Tabel 3.1 Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Sampel Acak
Tabel 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tabel 3.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Tabel 3.4 Alat Tes Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi oleh siswa kelas VII SMP Swasta Sinar Husni Medan Tahun Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengembangkan paragraf narasi berdasarkan teks wawancara oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Stabat

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan mengubah teks hasil wawancara menjadi narasi menggunakan penerapan

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimanakah peningkatan keterampilan mengubah teks wawancara menjadi narasi pada siswa kelas VII D SMP

Metode CS yang dipakai dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi narasi pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 5 Tanon kabupaten Sragen untuk mengetahui

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang positif dari penggunaan media audio- visual terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang positif dari penggunaan media audio- visual terhadap kemampuan mengubah teks wawancara menjadi narasi

Aspek yang difokusukan pada penelitian ini ialah proses dan hasil pembelajaran meningkatkan keterampilan menulis paragraf narasi dari teks wawancara siswa kelas VII