dalam Pembelajaran Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi (Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMPN 45 Bandung
Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh
Devi Lamria Hasibuan
0907466
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Penerapan Teknik Memotong dan Merekatkan
(
Cutting-Gluing
)
dalam Pembelajaran Mengubah Teks
Wawancara Menjadi Paragraf Narasi
(Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa
Kelas VII SMPN 45 Bandung Tahun Ajaran
2012/2013)
Oleh
Devi Lamria Hasibuan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Devi Lamria Hasibuan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
oleh
Devi Lamria Hasibuan
Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kelemahan dalam menulis akibat kurang maksimalnya penggunaan teknik pembelajaran yang ada sehingga diperlukan teknik pembelajaran yang dapat memotivasi dan merangsang ide kreatif siswa dalam menulis. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing), yaitu sejauhmana teknik ini memberi memberi perbedaan nilai terhadap kemampuan siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan penggunaan kelompok kontrol dan eksperimen sebagai sampel tes awal dan tes akhirnya. Penelitian ini berlandaskan teori yang memaparkan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) adalah salah satu teknik berlatih menulis yang paling elementer, sehingga dapat membantu siswa dalam menyelesaikan tugasnya. Data penelitian ini berupa penilaian terhadap paragraf narasi yang dihasilkan oleh siswa smp negeri 45 bandung yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian membuktikan bahwa teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dapat memengaruhi kemampuan siswa dalam menulis yang dilihat dari adanya peningkatan nilai. Terdapatnya perbedaan nilai yang signifikan antara kemampuan menulis siswa yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kemampuan menulis siswa yang tidak menerapkan teknik tersebut.
DAFTAR ISI
hal
LEMBAR PERSEMBAHAN ...
LEMBAR PENGESAHAN ...
LEMBAR PERNYATAAN ...
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
1.6 Hipotesis ... 7
1.7 Definisi Operasional ... 8
BAB 2 IHWAL TEKNIK MEMOTONG DAN MEREKATKAN (CUTTING-GLUING), PARAGRAF NARASI, DAN TEKS WAWANCARA ... 9
2.1 Ihwal Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 9
2.1.1 Kelebihan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 12
2.1.2 Kelemahan Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) ... 13
2.2 Ihwal Paragraf Narasi ... 14
2.2.1 Cara Menulis Paragraf Narasi ... 14
2.2.2 Cara Menilai Paragraf Narasi ... 16
2.3 Ihwal Teks Wawancara ... 16
2.3.1 Mengubah Teks Wawancara Menjadi Paragraf Narasi ... 18
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ... 19
3.1 Metode Penelitian ... 19
3.2 Sumber Data Penelitian ... 20
3.2.1 Populasi ... 20
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21
3.3.1 Teknik Tes ... 21
3.3.3 Teknik Nontes ... 21
3.4 Instrument Penelitian ... 22
3.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 22
3.4.2 Tes ... 25
3.4.3 Lembar Observasi ... 31
3.5 Teknik Pengolahan Data ... 34
3.5.1 Teknik Pengolahan Hasil Obeservasi ... 34
3.5.2 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes ... 35
3.6 Teknik Uji Hipotesis ... 38
BAB 4 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 39
4.2 Deskripsi Data KMTW-PN ... 39
4.2.1 Deskripsi Data Tes Awal Kelompok Kontrol ... 40
4.2.2 Deskripsi Data Tes Awal Kelompok Eksperimen ... 41
4.2.3 Deskripsi Data Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 43
4.2.4 Deskripsi Data Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 44
4.2.5 Deskripsi Data Hasil Observasi ... 46
4.3 Analisis Data KMTW-PN ... 48
4.3.1 Analisis Data Tes Awal ... 49
4.3.2 Analisis Data Tes Akhir ... 57
4.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 65
4.4.1 Uji Normalitas Hasil Tes Awal Kelompok Kontrol ... 66
4.4.2 Uji Normalitas Hasil Tes Awal Kelompok Eksperimen ... 68
4.4.3 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 70
4.4.4 Uji Normalitas Hasil Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 72
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan beberapa jurnal pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa guru Bahasa
Indonesia di SMP Negeri 45 Bandung, kurang maksimalnya keterampilan
menulis di sekolah tidak hanya terfokus pada kemampuan siswa saja, tetapi
juga pada teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi menulis
yang ada. Pendapat beberapa guru dan dan artikel jurnal tersebut bisa
dikatakan benar karena memang pemilihan teknik yang tepat dalam
menyampaikan materi menulis akan membangkitkan motivasi siswa dalam
belajar. Motivasi siswa itulah yang akan menjadi kunci utama dalam
membangun dan atau meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.
Teknik pembelajaran adalah cara konkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung. Terdapat banyak sekali teknik pembelajaran yang
dapat diterapkan seorang guru di dalam kelas sehingga seorang guru harus
mampu menentukan teknik yang tepat untuk diterapkan di kelas. Seorang
guru yang mempunyai keterbatasan kemampuan dan penguasaan dalam
disiplin ilmu ataupun tidak berkembang dalam memberi guruan yang variasi
akan menciptakan proses pembelajaran yang monoton dan tidak menarik bagi
siswa. Padahal teknik yang diterapkan dalam kelas akan memberi pengaruh
besar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
Setiap teknik pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, yang harus diperhatikan
seorang guru dalam memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran adalah tercapainya empat keterampilan berbahasa
dalam diri siswa, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan
Namun, fenomena yang terjadi bukan lagi memusatkan keterampilan
yang akan diterima oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung,
melainkan berpusat pada tuntasnya materi pembelajaran. Hal ini
menyebabkan banyak guru yang menyampaikan materi pembelajarannya
dengan menggunakan teknik yang dianggap paling mudah untuk
dilaksanakan. Pembelajaran yang dianggap mudah untuk dilaksanakan dan
kini sudah banyak diterapkan oleh para guru adalah pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif kini seringkali digunakan oleh guru untuk
menciptakan keadaan kelas yang menyenangkan dan lebih terkontrol.
Padahal pembelajaran ini pun tidak luput dari berbagai kekurangan.
Pembelajaran kooperatif memiliki sifat kerja sama, berarti
pembelajaran ini menuntut adanya sebuah kerja sama antarsiswa dalam
sebuah kelompok. Kegiatan pembelajarannya difokuskan pada kemampuan
siswa dalam kelompok, di mana siswa diharapkan mampu mengontrol dirinya
secara pribadi dan mampu membaur dengan teman-temannya dalam
kelompok. Hal inilah yang bisa menghambat kemampuan siswa secara
individu. Siswa dengan kemampuan lebih bisa saja akan merasa malu untuk
mengeksplor kemampuannya dan siswa yang memiliki kemampuan di bawah
rata-rata pun akan merasa enggan untuk memberi pendapat karena lebih
senang menyerahkan keputusan kepada teman dalam kelompok yang
dianggap lebih baik dari dirinya. Pembelajaran ini sebenarnya cocok untuk
diterapkan di kelas karena mampu mengajarkan siswa dalam hal
bersosialisasi, tetapi pembelajaran ini pun dapat menghambat kemampuan
siswa secara individu dalam hal penguasaan materi.
Selain teknik kelompok yang sudah dijelaskan, salah satu teknik yang digunakan guru dalam menyampaikan materi adalah teknik ceramah. Teknik
ceramah memang efektif dalam penyampaian materi pembelajaran kepada
siswa secara menyeluruh, tetapi teknik ini akan menghambat potensi dan
kreatifitas yang dimiliki oleh setiap siswa karena siswa hanya akan menerima
tanpa memberi pendapat atas pemahamannya sendiri. Padahal UU Sisdiknas
dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya”.
Merujuk pada UU Sisdiknas, maka sudah seharusnya seorang
pengajar mampu merancang proses pembelajaran yang berpusat pada siswa
atau yang mampu memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi dan
kreatifitasnya masing-masing. Oleh karena itu, pembelajaran individual aktif
sangat cocok untuk diterapkan di dalam kelas, karena pembelajaran ini tidak
hanya membantu siswa dalam bersosialisasi dengan teman sejawatnya, tetapi
juga akan membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran dengan baik
secara individu.
Oleh karena itu peneliti berpendapat untuk menerapkan pembelajaran
aktif dalam pembelajaran di sekolah. Machmudah (2008) mengatakan bahwa
pembelajaran aktif diterapkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi
yang dimiliki. Hal yang diperlukan dalam pembelajaran aktif ini adalah
kekreatifan seorang guru dalam penyampaian materi, yaitu dengan tidak
menggunakan satu teknik saja, seperti hanya menggunakan teknik ceramah,
tetapi juga menerapkan teknik pembelajaran lain yang lebih menarik dan
memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugasnya.
Dari berbagai persoalan dalam menentukan teknik pembelajaran yang
tepat untuk digunakan, beberapa guru mengaku bingung memilih teknik yang
cocok dalam pembelajaran menulis. Para guru berpendapat bahwa
keterampilan menulis datang dari pribadi yang memang gemar menulis dan juga dengan banyaknya latihan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Alasan
tersebut mendasari pemikiran para guru bahwa teknik apapun yang diberikan
oleh guru akan menjadi sia-sia jika tidak tumbuh rasa gemar menulis dan
latihan yang banyak dari dalam diri siswa itu sendiri. Pendapat para guru ini
pun dapat menjadi salah satu alasan rendahnya mutu keterampilan menulis
Merujuk pada permasalahan tesebut, maka diperlukan suatu cara yang
mampu menarik perhatian dan semangat siswa dalam menjalani proses
pembelajaran menulis yang ada di sekolah. Salah satu cara yang dapat
digunakan dalam menarik perhatian siswa pada pembelajaran menulis adalah
dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)
selama proses pembelajaran berlangsung.
Seperti namanya, teknik ini pun dilakukan dengan cara memotong dan
merekatkan beberapa kalimat yang ada dalam sebuah teks. Pelaksanaannya
yang terdengar mudah membuat teknik ini jarang diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah karena banyak guru beranggapan bahwa teknik ini
terlalu mudah untuk diterapkan oleh siswa SMP bahkan SMA. Para guru
beranggapan bahwa teknik ini hanya cocok diterapkan pada tingkatan sekolah
dasar saja, padahal teknik ini pun memiliki potensi yang baik dalam
mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran
yang ada.
Rosida (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Teknik
Memotong dan Merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis resensi novel” menyimpulakan bahwa dapat mengajarkan serta meningkatkan kemampuan siswa kelas XII SMA Plus Khadijah Islamic School selam proses
pembelajaran berlangsung. Selain itu, Anggraeni (2009) dalam penelitiannya
yang berjudul “Keefektifan Teknik Cutting-Glueing dalam Pembelajaran
Menulis Resensi Cerpen (Kuasi Eksperimen pada siswa kelas XI SMA
Negeri 11 Bandung Tahun ajaran 2008/2009) pun mengaku berhasil dan
menyarankan para guru mata pelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia untuk
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) ini dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya pada pembelajaran menulis
resensi sastra. menerapkan teknik Cutting-Gluing pada tingkatan sekolah
menengah atas dalam pembelajaran menulis resensi novel. Keberhasilan
penelitian mereka dibuktikan dengan meningkatnya nilai tes siswa secara
signifikan saat menerapkan teknik Cutting-Gluing dalam pembelajaran
Salah satu kompetensi dasar keterampilan menulis yang ada dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah mengubah teks
wawancara menjadi sebuah karangan narasi. Pembelajaran mengubah teks
wawancara ini tidak hanya menuntut siswa untuk dapat mengubah kalimat
langsung menjadi kalimat tak langsung, tetapi juga menuntut siswa untuk
dapat merangkai kalimat-kalimat tak langsung tersebut ke dalam bentuk
narasi. Para guru menganggap siswa sudah mahir untuk mengubah kalimat
langsung menjadi kalimat tak langsung, tetapi siswa kurang mahir dalam hal
merangkai kalimat-kalimat tak langsung tersebut untuk menciptakan sebuah
paragraf yang koheren dan koherensi. Untuk itu, peneliti berpendapat untuk
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan
mengamati perbedaan yang diberikan saat diterapkan dalam pembelajaran
mengubah teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi permasalahan
yang akan menjadi bahan penelitian adalah sebagai berikut:
a. guru masih kurang dalam hal persiapan, seperti pemilihan materi, teknik
pembelajaran, ataupun menciptakan iklim pembelajaran;
b. siswa masih sulit mengganti kalimat langsung menjadi kalimat tidak
langsung dengan ejaan yang benar;
c. siswa masih sulit merangkai dan menempatkan kalimat yang sudah
diproses dengan tepat.
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian di atas, maka terdapat beberapa rumusan
masalah dalam penelitian ini.
a. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam mengubah teks
wawancara menjadi sebuah paragraf narasi sebelum mendapatkan materi
b. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung
pada kelompok kontrol sesudah mendapat materi pembelajaran mengubah
teks wawancara menjadi sebuah paragraf narasi tanpa menerapkan teknik
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan pada kelompok
eksperimen sesudah mendapat materi pembelajaran mengubah teks
wawancara menjadi sebuah paragraf narasi dengan menerapkan teknik
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)?
c. Bagaimana perbedaan nilai antara kelompok kontrol yang tidak
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan
kelompok eksperimen yang menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
sebuah paragraf narasi pada siswa kelas VII semester 2 SMPN 45
Bandung?
1.4 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka
dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.
a. Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi sebuah
paragraf narasi siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberi materi
pembelajaran;
b. Untuk mengetahui kemampuan mengubah teks wawancara menjadi sebuah
paragraf narasi siswa kelas VII semester 2 SMPN 45 Bandung pada
kelompok kontrol sesudah mendapat materi pembelajaran tanpa
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan kelompok eksperimen sesudah mendapat materi pembelajaran dan
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing);
c. Untuk mengetahui perbedaan nilai antara kelompok kontrol yang tidak
menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dan
kelompok eksperimen yang tidak menerapkan teknik memotong dan
wawancara menjadi paragraf naratif siswa kelas VII semester 2 SMPN 45
Bandung.
1.5 Manfaat Penelitian
Merujuk pada tujuan penelitian, maka terdapat beberapa manfaat
praktis dalam penelitian ini yang dapat diterima oleh guru, siswa, calon
peneliti, dan pembaca umum. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai
berikut:
a. hasil penelitian dapat menjadi alat untuk mengungkap manfaat dari
pembelajaran aktif;
b. hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi guru dalam menentukan
metode yang tepat untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran;
c. hasil penelitian dapat menjadi materi pembelajaran Bahasa Indonesia,
khususnya pada keterampilan menulis;
d. hasil penelitian dapat menjadi bahan pembelajaran siswa dalam
menyelesaikan tugasnya dengan efektif dan menarik;
e. hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya;
f. hasil penelitian dapat langsung dimengerti dan dipraktikan oleh pembaca
dalam proses pembelajaran.
1.6 Hipotesis
Merujuk pada rumusan masalah dan landasan teori yang ada, maka
jawaban sementara dari penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan nilai yang
signifikan antara kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari bebarapa penafsiran, maka di bawah ini peneliti
memberi beberapa definisi operasional.
a. Teknik Memotong dan Merekatkan (Cutting-Gluing) adalah teknik untuk
menyajikan isi teks wawancara dengan cara memotong beberapa kalimat
langsung yang menjadi pokok teks wawancara dan merekatkan kembali
potongan-potongan tersebut dalam bentuk kalimat tak langsung
b. Teks wawancara adalah percakapan tanya jawab antara pewawancara dan
narasumber yang dikutip secara lengkap dalam bentuk tulisan
c. Paragraf Naratif adalah paragraf yang ditulis dengan cara menceritakan
suatu hal secara runtun, yaitu paragraf yang mengisahkan isi teks
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Metode Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen semu
dengan tujuan menguji hipotesis penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.
Desain penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah pretest-postest
control group design, yaitu desain yang terdapat dua kelompok (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) yang pemilihannya dipilih secara random
dan dalam hal ini peneliti menggunakan random kelas. Desain penelitian ini
termasuk dalam jenis true experimental design, yaitu jenis eksperimen yang
dalam pelaksanaannya peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang
mempengaruhi jalannya eksperimen. Selain pemilihan sampelnya yang secara
random, ciri utama dari eksperimen ini adalah adanya tes awal dan tes akhir
dalam mengukur tingkat kemampuan sampel. Adapun pretest-postest control
group design yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Rancangan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Sampel Acak
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
E O1 X1 O2
K O3 X2 O4
(Sugiyono, 2012:76)
Keterangan:
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
O1 : tes awal pada kelompok ekperimen
O2 : tes akhir pada kelompok eksperimen
paragraf narasi dengan menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing)
X2 : pemberian materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi tanpa menerapkan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing)
O3 : tes awal pada kelompok kontrol
O4 : tes akhir pada kelompok kontrol
Desain penelitian di atas menggunakan dua kelompok yang berlaku
sebagai kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerapkan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) saat penelitian berlangsung, sedangkan kelompok
kontrol tidak menerapkan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing)
saat penelitian berlangsung.
3.2Sumber Data Penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di SMP Negeri 45 Bandung.
Penelitian ini menitikberatkan pada penerapan teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran menulis, tepatnya dalam
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
3.2.1 Populasi
Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMP Negeri 45 Bandung tahun ajaran 2012/2013.
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
Probability Sampling dengan jenis teknik Simple Random Sampling.
Teknik simple random sampling adalah teknik yang pengambilan
sampelnya dilakukan secara acak dari sebuah populasi yang telah
ditentukan tanpa memperhatikan tingkatan kemampuan yang dimiliki
individu dalam populasi tersebut.
Oleh karena itu, sampel penelitian ini adalah dua kelas dalam
SMP Negeri 45 Bandung. Kelas VII I berlaku sebagai kelompok
eksperimen dan kelas VII L berlaku sebagai kelompok kontrol.
3.3Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknis tes dan nontes.
3.3.1 Teknik tes
Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Tes yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah tes awal (pretest) dan test akhir
(posttest).
Pertama, peneliti memberikan tes awal kepada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui pemahaman awal
kedua kelompok tersebut dalam mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi. Kemudian peneliti memberikan tes akhir kepada kedua
kelompok setelah kelompok eksperimen mendapat perlakuan teknik
memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi dan kelompok kontrol mendapat
pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
3.3.2 Teknik nontes
Teknik nontes dalam pengumpulan data ini dilakukan dalam bentuk
observasi. Observasi dilakukan terhadapat dua objek pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu guru dan siswa. Observasi ini
dilakukan oleh tiga observer, yaitu Wiwi Wihaningsih, S.Pd. dan Hj. Suharti, M.Pd. selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan B.
Dinar Anggia selaku mahasiswa semester delapan sekaligus rekan
praktikan peneliti di tempat penelitian berlangsung. Ketiga observer
turut hadir saat proses perlakuan berlangsung dan memberi penilaian
atas aktivitas guru dan siswa berdasarkan panduan penilaian yang
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen penelitian untuk
mendukung proses pengumpulan data dan mengukur tingkat keberhasilan
penelitian dalam hal proses. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), tes, dan lembar observasi (aktivitas
guru dan siswa).
3.4.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrumen
perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini, baik pada kelompok
eksoereimen maupun pada kelompok kontrol. RPP pada kedua
kelompok penelitian ini disusun untuk satu kali pertemuan, yakni 2 x
40 menit dan memuat beberapa unsur yang sama, yaitu standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, media yang digunakan, sumber belajar dan
evaluasi. Hal yang membedakan RPP kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol terdapat pada skenario pembelajarannya.
Tabel 3.2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelompok Eksperimen
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Alokasi
Waktu Kegiatan Awal
1. Guru memeriksa kesiapan siswa
2. Guru mengondisikan kelas dengan mengadakan apersepsi 3. Guru menyampaikan KD dan indikator pembelajaran 4. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang
akan diajarkan
10 menit
Kegiatan Inti Penggalan 1
1. Siswa belajar menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara saat tes awal (pretest) dilakukan
2. Siswa mengamati kelebihan dan kekurangan hasil pekerjaan mereka saat pretest secara keseluruhan yang
disampaikan oleh guru
3. Siswa menyimak materi memotong dan merekatkan (cutting-gluing) untuk mempermudah dalam mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
4. Siswa belajar menarasikan teks wawancara yang terdapat dalam buku paket sebagai contoh penerapan teknik
cutting-gluing
5. Siswa belajar bertanya dengan bahasa yang baik dan benar mengenai materi memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) dan cara menerapkannya
Penggalan 2
6. Siswa menarasikan kembali teks wawancara yang digunakan dalam pretest dengan menerapkan teknik
cutting-gluing
1.5.1 Siswa membaca teks wawancara yang diberikan guru secara cermat
1.5.2 Siswa melakukan proses memotong (cutting), yaitu memotong (dengan cara memberi tanda, seperti garis bawah) beberapa kata atau kalimat yang menjadi pokok isi teks wawancara
1.5.3 Siswa menyusun beberapa kata atau kalimat yang sudah dipotong dengan urutan yang baik
1.5.4 Siswa mengubah beberapa kalimat langsung
yang telah “dipotong” menjadi kalimat tak langsung
1.5.5 Siswa melakukan proses merekatkan (gluing), yaitu menempelkan (dengan cara menuliskan kembali beberapa kalimat tak langsung)
1.5.6 Siswa mengembangkan gabungan kalimat yang telah ditempel dengan memanfaatkan isi wawancara yang belum digunakan agar tercipta sebuah paragraf narasi yang baik
7. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru
20 menit
Kegiatan Akhir
1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti
2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi
3. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa
Tabel 3.3
1. Guru memeriksa kesiapan siswa
2. Guru mengondisikan kelas dengan mengadakan apersepsi 3. Guru menyampaikan KD dan indikator pembelajaran 4. Guru mengarahkan pemahaman siswa tentang materi yang
akan diajarkan
10 menit
Kegiatan Inti Penggalan 1
1. Siswa belajar menyampaikan pendapatnya tentang kesulitan-kesulitan yang ditemui dalam menarasikan teks wawancara saat tes awal (pretest) dilakukan
2. Siswa mengamati kelebihan dan kekurangan hasil pekerjaan mereka saat pretest secara keseluruhan yang disampaikan oleh guru
3. Siswa menyimak materi pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi
4. Siswa belajar menarasikan teks wawancara yang terdapat dalam buku paket
5. Siswa belajar bertanya dengan bahasa yang baik dan benar mengenai materi pembelajaran yang sedang berlangsung Penggalan 2
6. Siswa menarasikan kembali teks wawancara yang digunakan dalam pretest
7. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya kepada guru
40 menit
20 menit
Kegiatan Akhir
1. Siswa membuat rumusan simpulan terhadap butir-butir pembelajaran yang sudah mereka ikuti
2. Siswa menyampaikan kesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar terhadap pembelajaran yang baru berlangsung sebagai kegiatan refleksi
3. Guru memberi penguatan terhadap simpulan yang diberikan oleh para siswa
3.4.2 Tes
Tes adalah salah satu instrumen pengumpulan data yang penting
dalam penelitian ini. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes tulis, yang terdiri dari tes awal dan tes akhir. Tes awal dan tes
akhir memuat satu pertanyaan yang sama dari teks wawancara yang
berbeda, tetapi memiliki tema dan keterbacaan yang sama. Tes awal dan
tes akhir yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
berikut. mewawancarai Anda tentang prestasi Anda.”
Narasumber : “Oh, Silahkan”
Pewawancara : “Boleh kami tahu nama lengkap dan tempat tanggal lahir
Anda?”
Narasumber : “Tentu boleh. Nama saya Surya Nugraha. Saya lahir di Lembang, 28 Juni 1999
Pewawancara : “Apa yang memotivasi Anda untuk meraih prestasi di
sekolah?”
Narasumber : “Membahagiakan orang tua”
Pewawancara : “Bagaimana Anda mengatur waktu belajar setiap hari?” Narasumber : “Dengan merencanakannya sebelum belajar”
Pewawancara : “Siapa yang membimbing Anda ketika belajar di
rumah?”
Narasumber : “Tidak ada”
Pewawancara : “Mengapa Anda tertarik untuk mengikuti lomba ataupun
olimpiade?”
Narasumber : “Karena ingin mencoba dan mencari pengalaman baru” Pewawancara : “Kapan Anda meraih prestasi tertinggi untuk pertama kali
dikelas?”
Narasumber : “Kelas empat SD”
Kartu Soal
1. Bacalah teks wawancara yang disediakan oleh gurumu dengan cermat!
Pewawancara : “Dimana saja tempat belajar Anda selain disekolah?” Narasumber : “Di rumah dan di tempat les”
Pewawancara : “Apa saja prestasi yang pernah Anda raih di sekolah?” Narasumber : “Juara satu di kelas dan juara dua olimpiade biologi
tingkat kabupaten”
Pewawancara : “Oh, begitu. Terima kasih atas waktu dan jawabannya. Mohon maaf jika mengganggu aktivitas Anda.
Wassalamualaikum.”
Narasumber : “Ya, sama-sama. Walaikumsalam”
Sumber: http://yuby-idea.blogspot.com/2013/02/
contoh-teks-wawancara-dengan-siswa.html
dengan penyesuaian yang dilakukan peneliti
Tes Akhir (postest)
Wawancara di bawah ini dilakukan dengan seorang narasumber yang bernama Sony Ilham Wicaksono, salah seorang siswa berprestasi di SMPN 1 Bandung.
Pewawancara : ”Selamat Siang”
Narasumber : “Selamat siang, ada apa?”
Pewawancara : “Kami ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada Anda sebagai salah satu siswa berprestasi di
sekolah ini. Boleh kami minta waktunya sebentar?”
Narasumber :”Oh iya, silakan”
Pewawancara : “Anda merupakan salah satu siswa berprestasi di sekolah, metode belajar seperti apa yang Anda
pakai selama ini?”
Narasumber : “Tidak ada, saya hanya belajar seperti biasanya. Saya belajar tidak sambil menonton televisi, jadi
bisa lebih fokus”
Pewawancara : “Oh begitu, berapa lama Anda belajar setiap
harinya?”
Narasumber : “Ya kira-kira satu jam setiap harinya”
Pewawancara : “Apakah Anda juga mengikuti bimbingan belajar
tambahan di luar sekolah?”
Narasumber : “Iya”
Pewawancara : “Di mana Anda mengikuti bimbingan belajar dan mengapa Anda mengikuti Bimbingan belajar itu?” Narasumber : “Di R-Langga Purwosari, karena mendapat arahan
dari orang tua”
Pewawancara : “Apakah ada orang lain yang membantu Anda
dalam belajar di luar sekolah?”
Narasumber : “Tidak ada”
Pewawancara : “Apa yang memotivasi Anda untuk terus belajar
dengan giat dan berprestasi di sekolah?”
cita-cita menjadi seorang dokter, saya juga ingin
membahagiakan orang tua saya”
Pewawancara : “Wah cita-cita yang sangat mulia sekali. Apakah anda memiliki hobi yang akan mendukung cita-cita
tersebut?”
Narasumber : “Terima kasih, tetapi kalau untuk hobi saya tidak ada hubungannya sama sekali dengan dunia
kedokteran, karena saya sangat suka melukis”
Pewawancara : ”Oh begitu yaa.. Kalau untuk pelajaran di
sekolah, mata pelajaran apa yang Anda suka?”
Narasumber : ”Matematika dan Fisika, karena saya sangat suka
berhitung”
Pewawancara : ”Adakah Guru di sekolah yang Anda sukai?” Narasumber : ”Ada. Saya suka guru Seni Budaya, karena beliau
bisa mengajar dengan santai di kelas dan
menganggap kami sebagai seorang teman”
Pewawancara : ”Sekian Pertanyaan dari saya, terima kasih telah meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan
dengan baik”
Narasumber : ”Ya, sama-sama”
Sumber: http://yuby-idea.blogspot.com/2013/01/
contoh-wawancara-dengan-siswa.html
dengan penyesuaian yang dilakukan peneliti
Penilaian pada tes awal dan tes akhir dalam penelitian ini pun
menggunakan aspek-aspek keterampilan menulis yang berkaitan dengan
mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi. Beberapa aspek dan
Tabel 3.5 Format Penilaian
Aspek yang dinilai Skor Bobot
Skor Nilai
1 2 3 4
Kesesuaian narasi dengan teks wawancara 6
Ketepatan dalam mengubah kalimat
langsung menjadi tidak langsung 5
Kelengkapan informasi dalam narasi 4
Kelengkapan unsur narasi diikuti dengan
pola pengembangan yang baik 4
Kepaduan paragraf 3
Ketepatan ejaan dan tanda baca 2
Keefektifan kalimat 1
Jumlah 25
Tabel 3.6 Pedoman Penilaian
No Aspek yang
dinilai Kriteria Skor
1 wawancara, dan terdapat banyak informasi
Baik : Pengembangan ide cukup baik, relevan dengan tema teks wawancara, dan terdapat banyak informasi
Cukup : Pengembangan ide kurang, cukup relevan dengan tema teks wawancara, terdapat sedikit ketidaksesuaian antara teks wawancara dengan isi narasi, dan kalimat langsung menjadi kaliaata tidak langsung, yaitu penghilangan
tanda baca petik (“), kata ganti
langsung langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu penghilangan tanda
baca petik (“) dan kata ganti orang
Cukup : Kurang tepat dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu penghilangan
tanda baca petik (“) tetapi tidak
mengganti kata ganti orang
Kurang : terdapat banyak ketidaktepatan dalam mengubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung, yaitu masih terdapat tanda baca petik
(“), kata ganti orang yang tidak
Sangat baik: Menuliskan lima informasi secara lengkap, yaitu (1) menyebutkan identitas Surya, (2) menyebutkan cara Surya mengatur waktu belajar, (3) menyebutkan tempat belajar Surya, (4) menyebutkan Awal mula Surya meraih prestasi, dan (5) menyebutkan prestasi yang pernah diraih Surya
Baik : Menuliskan empat informasi yang terdapat dalam teks wawancara Cukup : Menuliskan tiga informasi yang
terdapat dalam teks wawancara Kurang : Menuliskan kurang dari tiga
informasi yang terdapat dalam teks wawancara
terdapat dalam teks wawancara Kurang : Menuliskan kurang dari tiga
informasi yang terdapat dalam teks wawancara
Sangat baik: Menuliskan empat unsur narasi secara lengkap, yaitu (1) tokoh, (2) alur, dan (3) latar, serta diikuti dengan pola pengembangan yang baik
Baik : Menuliskan dua unsur narasi dengan dua pola pengembangan yang baik Cukup : Menuliskan dua unsur narasi dengan
pola pengembangan yang kurang baik
Kurang : Menuliskan satu unsur narasi dengan pola pengembangan yang tidak baik
Sangat baik: Terdapat kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas, kepaduan antarkalimat, kepaduan makna.
Baik : Hanya terdapat dua aspek kepaduan (misalnya kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas dan kepaduan antarkalimat
Cukup : Hanya terdapat satu aspek kepaduan (misalnya kepaduan antara gagasan utama dan gagasan penjelas)
Kurang : Tidak terdapat kepaduan antarkalimat 4
Sangat baik: Menguasai aturan penulisan, tidak terdapat kesalahan ejaan, tanda bacanya sudah baik, dan makna tersampaikan dengan baik
Baik : Cukup menguasai aturan penulisan, terjadi tiga kesalahan ejaan, terdapaan sedikit kesalahan tanda baca yang tidak menghamburkan makna
Cukup : cukup menguasai aturan penulisan, terjadi lebih dari tiga kesalahan ejaan yang tidak menghamburkan makna
membingungkan
7 Keefektifan kalimat
Sangat baik: Menggunakan kalimat yang sangat efektif, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan makna, kecermatan penalaran, dan kelogisan bahasa
Baik : Hanya menggunakan empat aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna, kehematan makna, kecermatan penalaran, dan kelogisan bahasa)
Cukup : Hanya menggunakan tiga aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna, kehematan makna, dan kecermatan penalaran)
Kurang : Hanya menggunakan kurang dari tiga aspek kalimat efektif (misalnya ketegasan makna dan kehematan makna)
4
3
2
1
3.4.3 Lembar Oservasi
Lembar observasi adalah salah satu instrumen pengumpulan data
penelitian ini. Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui
keefektifan teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam
penerapannya di kelompok terhadap kemampuan mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi yang dieksperimenkan oleh peneliti.
Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti terdiri dari lembar
observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar
observasi ini diisi oleh dua observer Kedua lembar observasi tersebut
Tabel 3.7
Lembar Observasi Aktivitas Guru
Aspek yang Dinilai Skor Nilai
1 2 3 4 Kemampuan Membuka Pelajaran:
a. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan disampaikan
b. Mengaitkan materi ajar yang sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan
c. Memberi acuan materi yang akan diajarkan Sikap dalam Proses Pembelajaran:
a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Antusiasme mimik dalam penampilan
c. Mobilitas posisi tempat dalam kelas Penguasaan Materi Pembelajaran:
a. Penyampain keterkaitan materi menarasikan teks wawancara dengan materi pembelajaran yang lain
b. Penyampaian tujuan teknik cutting-gluing
kepada siswa
c. Penyampaian cara penerapan teknik
cutting-gluing dalam menarasikan teks wawancara
d. Kejelasan memberi contoh dalam menarasikan teks wawancara
e. Keterlibatan guru dalam membimbing siswa menyelesaikan tugas
Implementasi Langkah-Langkah Pembelajaran (Skenario):
a. Penyajian materi pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang tertuan dalam RPP
b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa
c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa
d. Cermat dalam memanfaatkan waktu Penggunaan Media Pembelajaran:
a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media b. Tepat saat penggunaan
c. Terampil dalam mengoperasikan
d. Membantu kelancaran proses pembelajaran Evaluasi:
a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan
c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
Kemampuan Menutup Pelajaran:
a. Menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan
b. Memberi kesempatan bertanya c. Menugaskan ko-kurikuler
d. Menginformasikan materi ajar berikutnya Jumlah Rata-Rata
Ket. Skor: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik
Ket.
Tabel 3.8
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang Dinilai
Skor
Nilai 1
(0-25)
2 (26-50)
3 (51-75)
4 (76-100) Bertanya memakai bahasa
yang baik dan benar
Memberi tanggapan terhadap pembelajaran yang telah berlangsung Keterlibatan siswa membantu temannya dalam menyelesaikan tugas
Aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas
Jumlah
Ket. Skor: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik
3.5 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3.5.1 Teknik Pengolahan Hasil Observasi
Nilai yang dihasilkan oleh para observer dalam lembar observasi
penelitian sudah memiliki kriteria penilaian tersendiri di setiap rentang
nilai yang dihasilkan, sehingga pada proses pengolahan data lembar
observasi peneliti hanya menjumlahkan nilai-nilai tersebut. Kualifikasi
nilai observasi peneliti selaku gur dalam penelitian ini menggunakan
penilaian skala empat (4), yaitu standar nilai yang biasa digunakan di
sebuah perguruan tinggi. Sedangkan kualifikasi nilai observasi siswa
menggunakan penilaian skala seratus (100), yaitu standar penilaian
yang biasa digunakan di sekolah tempat penelitian berlangsung.
Kualifikasi kedua nilai observasi tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3.9
Kualifikasi Nilai Observasi Guru
Nilai Rentang Nilai Keterangan
A 4,00 – 3,50 Baik Sekali
B 3,49 – 3,00 Baik
C 2,99 – 2,50 Cukup
D 2,49 – 2,00 Kurang
E 1,99 – 1,50 Kurang Sekali
Tabel 3.10
Kualifikasi Nilai Obsevasi Siswa
Nilai Rentang Nilai Keterangan
A 100 – 90 Baik Sekali
B 89 – 80 Baik
C 79 – 75 Cukup
D 74 – 60 Kurang
E < 60 Kurang Sekali
3.5.2 Teknik Pengolahan Data Hasil Tes
Pengolahan data hasil tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Menentukan penimbang untuk menilai data penelitian awal dan akhir
yang dikerjakan siswa di kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Langkah-langkah dalam penentuan penimbang adalah
dengan menentukan jumlah penimbang dan menentukan kriteria
penimbang.
b. Lembar jawaban siswa diperiksa oleh tiga penimbang
c. Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes
awal dan tes akhir dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
d. Mengisikan hasil penilaian tiga penimbang pada tabel
e. Menentukan nilai rat-rata tes awal dan tes akhir tiga penimbang dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
f. Melakukan uji reliabilitas antarpenimbang untuk skor tes awal dan
tes akhir pada kedua kelompok. Langkah-langkah pengujiannya
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
∑dp2
=
(kekeliruan)
Setelah hasil setiap data didapatkan, data-data tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam format ANAVA, seperti yang
Tabel 3.11 Format ANAVA
Sumber variasi SS Dk Varian
Siswa/testi
SS
tdt
2 N-1Penguji
SSp d
2p
K-1Kekeliriuan
SS
kkd
2kk
(N-1) (K-1)Setelah data dimasukkan ke dalam format ANAVA,
reabilitas antarpenimbang pun dilakukan dengan menggunakan
rumus berikut.
R = (Vt– Vkk)
Vt
Kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam table guilford, yaitu
sebagai berikut.
Tabel 3.12
Koefisien Korelasi Guilford
Koefisien Korelasi Interpretasi
0.80 < rxy < 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < rxy < 0,80 Validitas tinggi 0,40 < rxy < 0,60 Validitas sedang 0,20 < rxy < 0,40 Validitas rendah < rxy < 0,20 Validitas valid
(Subana dan Sudrajat, 2005:104)
g. Melakukan uji normalitas tes awal dan tes akhir pada kedua
kelompok. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
- Membuat daftar distribusi mean
Jumlah Kelas (k) = 1 + 3,3 log . n
Panjang Kelas (p) =
- Menghitung mean
- Menentukan simpangan baku [standar deviasi (Sd)]
- Membuat daftar tabel fekuensi observasi dan frekuensi ekspetasi
- Menentukan derajak kebebasan (dk)
dk = k - 3
- Menentukan X2tabel
X2tabel = α . dk
- Menghitung thitung dengan menggunakan rumus chi-kuadrat
Hasil X2hitung tersebut akan dibandingkan dengan X2tabel pada taraf
signifikansi 5% dan taraf kepercayaan 95% dan hasil data yang
digunakan dapat dikatakan normal jika memiliki X2hitung < X2tabel.
h. Melakukan uji homogenitas tes awal dan tes akhir pada kedua
kelompok. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
- Menentukan varian rata-rata tes awal dan tes akhir
Ket.:
Fhitung : nilai yang dicari
Vb : varians terbesar
Vk : varians terkecil Sd =
Ẋ =
X2hitung =
- Menentukan derajat kebebasan (db)
db 1 = n – 1
bd 2 = n – 1
- Menentukan taraf signifikansi dan Ftabel yang dilihat pada tabel F.
Kemudian membandingkan antara Fhitung dan Ftabel dan jika Fhitung
< Ftabel maka data yang didapatkan dapat dikatakan homogen.
3.6 Teknik Uji Hipotesis
Setelah melewati seluruh rangkaian persyaratan pengujian hipotesis,
maka pengujian hipotesis pun dapat dilakukan. Pengujian hipotesis ini
dilakukan terhadap kedua kelompok objek penelitian atas hasil tes awal dan
tes akhir yang sudah dilakukan. Langkah-langkah pengujiannya dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
- Membuat tabel mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir
- Menghitung mean dari perbedaan tes awal dan tes akhir
- Melakukan uji signifikansi dengan mencari thitung
- Menentukan derajat kebebasan
dk = (nx + ny– 2)
- Membandingkan nilai antara thitung dan ttabel, jika thitung > ttabel maka data pengujian hipotesis diterima .
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Simpulan
Tercapainya pembelajaran yang ideal di kelas dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran yang
diharapkan mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
siswa. Merujuk pada permasalahan tersebutlah peneliti mengeksperimenkan
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) dalam pembelajaran
menulis paragraf narasi. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana
keefektifan teknik tersebut dalam memberi pengaruh terhadapa kemampuan
siswa pada pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut ini.
a. Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi paragraf narasi siswa saat
tes awal di kelompok ekperimen dan kelompok kontrol masih rendah. Hal
ini bisa dilihat dari nilai rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol berturut-turut adalah 64,90 dan 62,71.
b. Kemampuan menulis teks berita siswa saat tes akhir mengalami
perubahan. Nilai rata-rata kemampuan mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi siswa di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami perubahan berturut-turut sebesar 17,87 dan 13,23, dengan nilai
rata-rata berturut-turut 82,77 dan 75,94. Berdasarkan nilai tersebut dapat
dilihat bahwa kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan
teknik memotong dan merekatkan (cutting-gluing) mampu memeroleh
nilai jauh lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) berpengaruh dalam kemampuan mengubah
tersebut menunjukkan bahwa teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) dapat diterapkan dalam pembelajaran mengubah teks wawancara
menjadi paragraf narasi karena dalam penelitiannyanya terdapat perubahan
yang signifikan terhadap kemampuan menulis siswa. Hal ini dibuktikan
berdasarkan hasil perhitungan statistika dengan uji t pada tingkat
signifikansi 95%, yaitu diperoleh nilai thitung sebesar 2,152 dan nilai ttabel
sebesar 2,000 dengan perbandingan thitung dengan nilai ttabel adalah 2,152 >
2,000. Karena nilai thitung > ttabel, maka H0 (tidak terdapatnya
perbedaan/perubahan) ditolak dan H1 (terdapatnya perbedaan/perubahan)
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi terdapat perbedaan yang signifikan
antara kemampuan siswwa kelompok kontrol dan kemampuan siswa
kemopmpok eksperimen. Hal ini berarti kemampuan siswa pada kelompok
eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa teknik memotong dan
merekatkan (cutting-gluing) mampu memberi perubahan yang signifikan
dalam pembelajaran digunakan dalam pembelajaran mengubah teks
wawancara menjadi paragraf narasi, tetapi masih ditemukan siswa yang
kurang memahami prinsip ejaan yang disempurnakan (EYD). Sehubungan
dengan hal tersebut, penulis ingin memberikan beberapa saran khususnya
untuk para guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan umumnya untuk para
pembaca.
a. Bagi guru yang ingin menggunakan teknik memotong dan merekatkan
(cutting-gluing) dalam pembelajaran lainnya, hendaknya lebih kreatif lagi
untuk memadukan teknik ini dengan teknik pembelajaran lain yang
mempu mendukung perubahan kemampuan siswa yang jauh lebih baik,
(cutting-gluing) dalam pembelajaran mengubah teks wawancara menjadi
paragraf narasi. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lanjutan
mengenai penerapan teknik ini dalam pembelajaran lainnya untuk
membuktikan perbedaan signifikan yang dihasilkan oleh teknik memotong
dan merekatkan (cutting-gluing), contoh pembelajaran yang dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.2011.Media Pembelajaran.cetakan ke-15.Jakarta:Rajawalli Pers.
Aryani, Sekar Ayu dkk.2008.Strategi Pembelajaran Aktif.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani.
Dananjaya, Utomo.2011.Media Pembelajaran Aktif.Bandung:Nuansa.
Deporter, Bobbi.2009.Quantum Writer.Bandung:Kaifa.
Hasjim, Nafron.1979.Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.Jakarta:Sinar Hudaya.
Hernowo.2005.Quantum Reading.cetakan ke-5.Bandung:MLC
Huda, Miftahul.2011.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Isjoni.2012.Cooperatif Learning.cetakan ke-6.Bandung:Alfabeta
Kartini, Leni Mariana.2008.Penggunaan Teknik Wawancara Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Pada siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Bandung Tahun ajaran 2007/2008.Bandung.
Kosasih, Engkos dan Wawan Hermawan.2012.Bahasa Indonesia Berbasis
Kepenulisan Karya Ilmiah dan Jurnal.Bandung:Thursina.
Kosasih, Engkos.2002.Kompetensi Ketatabahasaan.Bandung:Yrama Widya.
Riani, Tresna.2012.Efektifitas Strategi The Power Of Two Dalam Pembelajaran
Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Lembang Bandung Tahun Ajaran 2011/2012).Bandung.
Sugiono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.cetakan ke-17.Bandung:Alfabeta.
Wulansari, Tri.2008. Peningkatan Kecakapan Siswa Kelas Vii-G Dalam
Mengubah Teks Wawancara Menjadi Narasi Dengan Teknik Alir Kalimat (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung Tahun Ajaran 2010/2011).Bandung