Perancangan Modul Korwil Menggunakan
Platform PEGA System
di PT. Asuransi Sinarmas Jakarta
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Edwin Oknellius Budianto(672014005) Magdalena A. Ineke Pakereng, M.Kom.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
1. Pendahuluan
Pada zaman teknologi yang terus berkembang pesat, setiap tahunnya selalu ada perkembangan dalam bidang platform dan tolls yang memudahkan developer untuk mengembangkan aplikasi, dan juga membantuuser untuk menggunakan aplikasi yang telah dikembangkan. Oleh karena hal tersebut, setiap perusahaan berusaha untuk menggunakan
platform yang dapat memudahkan dalam mengelolaBusiness Process Management (BPM).
Business Process Management (BPM) adalah sebuah pendekatan dalam menggabungkan pengetahuan dari teknologi informasi dan pegetahuan dari manajemen dan menerapkannya pada operasional proses bisnis [1]. BPM mendapatkan banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir, karena potensinya dalam meningkatkan secara signifikan produktivias dan mengurangi biaya pengeluaran [2]. Kemampuan BPM bisa digunakan untuk menjadi perantara antara komunitas bisnis dan sistem TI dengan cara menjalankan operasi bisnis, membuat sistem lebih lincah dan responsif terhadap perubahan kebutuhan bisnis, meningkatkan visibilitas operasional yang memungkinkan tata kelola dan controlyang lebih baik, dan membuka jalan menuju tingkat bisnis yang lebih luas dan lebih dalam [3].
Salah satu perusahaan yang memanfaatkan perkembangan teknologi yang cepat ini adalah PT. Asuransi Sinar Mas, yang sedang mengkonversi aplikasi program asuransi dari
platform ASP Classic ke platform PEGA System. Platform PEGA System dipilih oleh perusahaan PT Asuransi Sinar Mas, karena PEGA System merupakan platform yang berfokus pada proses pengambilan keputusan yang sering ditemukan di industri-industri seperti layanan keuangan, asuransi, dan industri yang mengkhususkan dalam memberikan solusi dalam proses untuk kebutuhan proses tertentu [4]. Aplikasi yang menggunakan
platform ASP Classicmemiliki kekuragan yaitu mempersulituserdalamtracking sparepart
yang di-order, membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pencarian supplier dan
platform ASP Classic tidak bisa membuat business flowyang diperlukan atau menciptakan
business flow yang diinginkan PT Asuransi Sinar Mas. Salah satu jenis asuransi yang terdapat di PT Asuransi Sinar Mas adalah Asuransi kendaraan yang di dalamnya terdapat proses klaim mbu. Proses klaim mbu juga dibagi dalam beberapa modul, dimana setiap modul memiliki fungsi yang saling mendukung dalam proses klaim.
Berdasarkan latar belakang masalah maka dilakukan penelitian yang bertujuan untuk merancang modul korwil yang digunakan untuk memproses dan memberi keputusan kepada panel-panel tambahan selain panel yang telah disurvei oleh surveyor. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul korwil yang akan digunakan untuk membantu dalam proses klaim mbu kendaraan bermotor.
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam penelitian ini adalah Automation to Handle Customer Complain in Bank Using BPM Tool, membahas tentang perancangan aplikasi bank yang menggunakan platform PEGA System untuk mengurangi waktu dan meningkatkan proses otomatis dalam pengolahan data bank, serta dapat mengolah 3,5 juta complaints satu bulannya. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut adalah aplikasi yang menggunakanplatform PEGA Systemdapat mengolah 3,5 juta
complaintssatu bulannya dan terdapat peningkatan kinerja 70% dan SLA 15% lebih cepat jika dibandingkan dengan aplikasi sebelumnya [5].
tersebut adalah waktu yang dapat dipersingkat dengan menggunakan aplikasi yang baru adalah 26,28 detik dan peningkatan kinerja sebsesar 53%, serta dapat menghemat pengeluaran biaya perusahaan sebesar $4800 [6].
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tentang perancangan aplikasi menggunakan platform PEGA System, maka dilakukan penelitian tentang perancangan modul korwil untuk mendukung dalam pengambilan keputusan pada panel-panel tambahan dalam proses klaim mbu kendaraan bermotor dengan menggunakanplatform PEGA System. Berbeda dengan Modul Korwil yang sebelumnya yang mengelola proses beberapa panel dalam 1 proses, modul Korwil baru yang dirancang memproses hanya 1 panel saja dalam 1 proses. Sehingga dalam prosestracking sparepartyang dilakukan olehuserdapat lebih jelas dan teliti.
Terdapat tiga software yang sering digunakan untuk mengelola BPM dari sebuah perusahaan yaitu PEGA System, IBM, dan TIBCO. Analisis dari tiga software berdasarkan waktu yang dapat dipersingkat pada project tertentu, solusi yang didapat berdasarkan resikonya dan nilai potensinya ditunjukkan pada Tabel 1 [3].
Tabel 1 PerbandinganPEGA System, IBM, TIBCOSoftware[3]
Time to value
-ve +ve -ve Risk +ve -veValue potential+ve Pegasystems ■■■■■■■■■□ ■■■■■■■■■□ ■■■■■□□□□□
IBM ■■■■■■■■□□ ■■■■■■■■□□ ■■■■■■■■■□
TIBCO Software
■■■■■■■□□□ ■■■■■■□□□□ ■■■□□□□□□□
Tabel 1 menunjukkan bahwaPEGA SystemmemilikiTime to ValuedanRiskyang lebih baik dibandingkan dari IBM dan TIBCO Software. Dalam hal nilai potensinya PEGA System
memiliki nilai yang lebih baik dari TIBCO Software tetapi nilainya masih di bawah IBM.
PEGA System menawarkan solusi spesifik untuk tujuan industri atau perusahaan yang dibangun dan PEGA System memiliki PRPC yang dapat meningkatkan pengalaman dari
developer dan user, dengan cara developer dan user mengetahui secara langsung tampilan dari aplikasi, keamanan, flexibledata reuse, kemampuan sosial dan peningkatan konektivitas aplikasi dalam hal kepuasan pelanggan [7]. Sehingga PEGA system cocok digunakan dalam bidang asuransi, karena asuransi merupakan hal yang selalu berkembang.
PEGA System telah menyediakan 2 jenis metodologi implementasi: 1). SmartBPM Methodology, 2). PEGA Scrum. Metodologi yang digunakan adalah SmartBPM Methodology, karena merupakan metodologi yang mendukung dalam proses perancangan modul korwil, hal tersebut dikarenakan modul korwil merupakan bagian kecil dari project
untuk simas mobil. Hampir sama dengan Rational Unified Process (RUP), pada SmartBPM
mempunyai pendekatan secara iteratif dalam pengembangan, dan terdiri dari 4 tahap dan 2
activity tambahan. Metodologi SmartBPM lebih berfokus pada fleksibilitas sehingga project
yang dikerjakan bisa dibagi menjadi beberapaprojectkecil [8].
fungsi dari aplikasi yang telah di-release tanpa menggangu proses dan data yang telah
di-input[9].
Gambar 1ProsesSmartBPM Methodology
Gambar 1 menunjukkan proses pada SmartBPM Methodology, dijelaskan sebagai berikut:
- Project Initiation Activity, tahap ini adalah persiapan untuk pembuatan project untuk mendapatkan data yang diperlukan, atau disebutrequirements gathering.
- Inception Phase, tahap ini adalah tahap dimana developer mengumpulkan business requirements dan membuatnya menjadi sebuah project. Project yang telah dibuat akan dipecah-pecah lagi menjadi beberapa bagian kecil, bagian kecil ini disebut denganslivers. - Elaboration Phase, pada tahap ini slivers yang telah dibuat akan didetailkan lagi, dan
selanjutnya diteruskan dengan pembuatanwork flowdan UIdesign.
- Construction Phase, tahap ini data akan diimplementasikan ke dalam slivers dan juga membuat beberapa program yang diperlukan yang biasanya berupa program untuk validasi data dan pengolahan data.
- Transition Phase, tahap ini adalah tahap dimana aplikasi yang telah dibuat akan diuji. Tahap ini berfokus kepada end to end testing dan user acceptance untuk menjamin kematangan dari aplikasi tersebut.
- Go-Live Activity, tahap dimana slivers yang telah jadi akan di-release dan digunakan olehuser.
3. Metode Penelitian
Secara umum penelitian terbagi ke dalam empat tahap, yaitu: (1) tahap identifikasi masalah, (2) perancangan modul, (3) implementasi modul, (4) pengujian modul.
Gambar 2Tahapan Penelitian
Identifikasi Masalah
Perancangan Modul
Implementasi Modul
Gambar 2 menunjukkan tahapan jalannya penelitian yang dijelaskan sebagai berikut. Langkah 1 : Identifikasi Masalah dengan cara menguraikan dan menjelaskan masalah yang diambil kemudian merumuskan masalah tersebut ke dalam batasan masalah. Batasan masalah yang diambil dalam perancangan modul korwil menggunakan PEGA System, yaitu: jumlah panel yang diproses pada modul korwil hanya satu saja. Modul-modul lain yang berhubungan dengan modul korwil adalah modul kabas dan modul bengkel. Langkah 2 : Perancangan Modul Korwil dengan cara merancang dulu stage dan step-step yang akan digunakan untuk modul korwil. Kemudian dalamstep-stepterdapatflow actionyang berisisectiondanactivity
untuk jalannya proses modul korwil. Langkah 3 : Implementasi Modul Korwil dengan cara mengimplementasikan sistem modul korwil yang menggunakan ASP ke PEGA System, dan juga flow chart yang telah ada sebelumnya pada flow PEGA. Padaflow Pega terdapat flow action yang memungkinkan user dapat berpindah dari satu flow ke flow yang lainnya. Langkah 4 : Pengujian Modul dilakukan setelah modul jadi oleh user yang akan menggunakan modul korwil atau oleh supervisor IT bagian klaim MBU.
Perancangan proses pada modul korwil menggunakan diagram unified Modelling Language(UML), yaitu Use Case Diagram,Activity Diagramdan Class Diagram.Use case diagram merupakan diagram yang menspesifikasikan perilaku sistem dan merupakan deskripsi dari sekumpulan aksi yang diharapkan oleh calon pengguna sistem/perangkat lunak yang akan dikembangkan [10].Use case diagramsistem ditunjukkan pada Gambar 3.
Kelola Panel Memutuskan Pindah Bengkel User Korwil
Memberi Keputusan pada Panel Update Wilayah Bengkel Update Nama Bengkel
<<include>> <<include>>
Gambar 3Use Case DiagramModul
Gambar 3 menunjukkan use case diagramyang akan digunakan pada modul.Userpada sistem dibagi atas 3 yakni bengkel, korwil dan kabas.Userbengkel adalah useryang bertugas untuk mengelola panel daninput tanggal perbaikan. User korwil adalah useryang memiliki wewenang untuk memberi keputusan pada panel dan apakah panel pindah bengkel atau tidak.
Pilih Panel
Gambar 4Activity DiagramProses Pengajuan Panel
Gambar 4 menunjukkan activity diagram untuk proses pengajuan panel. Pertama, user
bengkel memilih panel dan jenis perawatan dari panel tersebut. Kemudian panel tersebut akan di-review oleh user korwil dan melalui proses persetujuan, korwil akan menentukan apakah setuju dengan pengajuan panel atau tidak. Jika setuju akan update status request dan kemudianupdate progress, jika tidak userbengkel dapat memilih lagi panel.
Review
Gambar 5Activity DiagramProses Banding Kabas
Gambar 5 menunjukkan activity diagram untuk proses banding kabas. Pertama, user
korwil melakukan review panel, kemudian melakukan proses persetujan. Jika setuju update status request, jika tidak akan menampilkan review panel pada user kabas. Kabas memiliki pilihan untuk melakukan banding atau tidak. Jika melakukan banding akan menampilkan
Gambar 6Class DiagramKlaim Antara Modul Bengkel dan Modul Korwil
Gambar 6 merupakan Class diagram yang digunakan oleh sistem. Setiap class pada Gambar 6 menunjukkan setiap komponen yang dibutuhkan pada sistem yang mana class
-class tersebut akan dijadikan sebagai acuan pembuatan Tabel pada database sistem. Sistem menggunakan relasi one-to-many antar class. Setiap derajat relasi one pada diagram class
akan digunakan sebagaiprimary key pada Tabel dan setiap derajat relasi many pada diagram akan digunakan sebagaiforeign keypada Tabel yang akan dibuat.
4. Hasil dan Pembahasan
Pembuatan Flow Modul Korwil, dijelaskan sebagai berikut
.
Flow adalah dasar dariPEGA System, karena PEGA System adalah sebuah sistem yang berbasis proses. Jadi untuk memulai membuat sebuah sistem di dalam PEGA System, membutuhkan sebuah proses yang sudah tertata dari awal sampai akhir. Case adalah flow yang berisi smart shape. Pada case
bengkel, setiap panel memiliki 3 pilihan yaitu nego harga, permintaan ganti, dan setuju. Jika
user memilih setuju dengan harga perbaikan pada panel maka bengkel akan setuju dengan permintaan perbaikan pada panel tersebut. Tetapi jika user memilih nego harga dan permintaan ganti, bengkel harus menunggu persetujuan dari korwil dan bengkel akan membuat case ke korwil tentang permintaan untuk ganti panel dan nego harga pada panel tersebut. Setelah mengisi data pada case ganti panel atau nego harga, korwil akan membuat
Gambar 7Proses Modul Korwil (Price Negotiation&Request Replace)
Casekabas banding adalah caseyang terbuat daricase request replace, sedangkancase
kabas banding harga adalahcaseyang terbuat daricase price negotiation. Padacasekabas ini
user harus meng-input-kan alasan kenapa kabas melakukan banding kepada korwil. Saat selesai meng-input-kan alasan, kabas juga akan membuat case ke korwil, dan yang terbuat pada korwil adalah from kabas banding dan from kabas banding harga. Pada saat kabas melakukan banding, kabas juga akan men-set flag condition.Flag condition4 jika dari kabas banding dan flag condition 5 jika dari Kabas Banding Harga. Biasanya sebelum kabas melakukan banding pihak kabas akan melakukan perundingan di belakang sistem dengan pihak bengkel tentang kondisi dari panel yang dikerjakan oleh bengkel. Flow Kabas untuk kabas banding dan kabas banding harga ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8Proses Modul Kabas (Kabas Banding & Kabas Banding Harga)
CaseFrom kabas banding adalah caseyang terbuat daricasekabas banding, sedangkan
case fromkabas banding harga adalah caseyang terbuat daricasekabas banding harga. Pada
case korwil ini adalah keputusan akhir dari korwil apakah korwil menyetujui dengan permintaan banding dari kabas atau tidak setuju. Flow korwil from kabas banding dan from
Gambar 9Proses Modul Korwil (FromKabas Banding &FromKabas Banding Harga)
Pembuatan section modul korwil, dijelaskan sebagai berikut. Pada smart shape assignment atau connector yang ada pada case biasanya memiliki flow action. Pada flow action tersebut terdapat section dan activity yang digunakan untuk memproses flow action
tersebut. Section merupakan tampilan atau user interface yang ada pada PEGA System. Tampilan padaFlow actiondariconnector pirce negotiationditunjukkan pada Gambar 10.
Gambar 10Flow ActiondariConnector Price Negotiation
Section adalah tampilan antar muka untuk pengguna atau sering disebut user interface.
Pembuatan section pada setiap flow action harus disesuaikan dengan kebutuhanuser. Untuk membuat tampilan user interface sesuai yang dinginkan, section biasanya diisi oleh 3 komponen utama yaitu layout, basic, dan advanced. Layout yang sering digunakan adalah
Gambar 11Section Review Price Negotiation
Pembuatan activity modul korwil, dijelaskan sebagai berikut. Activity merupakan sebuah fungsi yang dibuat daristep-stepyang harus disusun secara terstruktur, karenaactivity
akan dijalankan dari step yang paling pertama sampai dengan yang terakhir. Setiap step
dalam activity mempunyai fungsi masing-masing. Dalam step-step tersebut ada beberapa bagian, yang pertama adalah label. Label dapat digunakan sebagai lompatan ke step lain (sebagai contoh jika daristep 1 kemudian akan langsung kestep 8), untuk melakukan hal itu
label dari step yang dituju harus dinamai terlebih dahulu. Label juga memiliki fungsi bisa digunakan agar step tidak dijalankan, selain itu setiap step mempunyai fungsi loop dan fungsiwhen. Fungsiloopdigunakan untuk melakukan loopingpada data yang berbentuk list. Fungsi when digunakan untuk memberikan kondisi yang harus dipenuhi sebelum step
tersebut dijalankan. Setelah itu ada method, dimana method memiliki fungsi-fungsi yang telah disediakan oleh PEGA. Method yang digunakan pada Gambar 12 adalah Page-New,
Property-Set,Obj-Open-By-Handle,Obj-Save,Commitdan jugaPage-copy.
Method Page-Newdigunakan untuk membuat halaman baru pada kelas yang diinginkan.
Method Property-set digunakan untuk set value pada property kelas tersebut maupun kelas lain. Method Obj-Open-By-Handle digunakan untuk membuka dan meng-edit kelas yang dituju. Method Obj-Save digunakan untuk menyimpan apa yang sudah di-set pada kelas tersebut. KemudianCommituntuk menyimpan perubahan data pada flow. Sertamethod page-copydigunakan untuk meng-copysatupagekepagelainnya.
Komponen terakhir pada activity adalah description. Description digunakan untuk memberikan deskripsi tentang apa yang dilakukan padasteptersebut, sehingga jika ada orang lain yang ingin meng-edit atau mempelajariactivity tersebut akan lebih mudah, karena telah ada penjelasan tentangsteptersebut.
Pada activityjuga terdapatPage and Clasess yang digunakan untuk menamaipage dan dari mana kelas yang dituju oleh page tersebut. Activity pada flow price negotiation Korwil
Gambar 12Activity Flow Price Negotiation Korwil
Sebelum bisa memilih opsi pada panel, panel pada bengkel terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari kabas. Setelah kabas menyetujui permintaan dari bengkel barulah bengkel bisa memilih opsi dari panel tersebut. Tampilan pada case bengkel ditunjukkan pada Gambar 13 dan Gambar 14.
Gambar 13Tampilan CaseBengkel (Bagian 1)
Gambar 14TampilanCaseBengkel (Bagian 2)
korwil. Kemudian korwil akan meng-update keterangan ke bengkel (korwil tidak setuju dengan permintaan ganti) dan akan membuat case pada kabas yaitu case kabas banding, selain itu padacasepermintaan ganti iniuserdapat melihat detail polis dan melihat detail clm polis dari panel tersebut. Tampilan padacasePermintaan Ganti pada korwil ditunjukkan pada Gambar 15 dan Gambar 16.
Gambar 15TampilanCasePermintaan Ganti Jika Korwil Setuju
Gambar 16TampilanCasePermintaan Ganti Jika Korwil Tidak Setuju
Gambar 17TampilanCaseKabas Banding
Pada case fromkabas banding, korwil dapat melihat alasan awal dari korwil dan alasan dari kabas banding. Padacaseini korwil juga memiliki wewenang untuk menyetujui ataupun menolak permintaan ganti pada panel yang telah dibanding oleh kabas. Jika korwil setuju, korwil akan membuat case ke qu. Saat korwil tidak setuju, korwil akan meng-update
keterangan ke bengkel (korwil tidak setuju dengan permintaan ganti) dan bengkel hanya bisa melakukan nego harga karena permintaan ganti telah ditolak oleh korwil. Tampilan padacase fromkabas banding ditunjukkan pada Gambar 18.
Gambar 18TampilanCase FromKabas Banding
Pada case Price Negotiation, korwil dapat melihat harga yang diajukan oleh bengkel padahistory harga. Korwil dapat meng-editlagi harga yang ada padacase. Jika setuju, harga yang telah ada tidak perlu di-edit, dan jika korwil menolak, maka harus meng-input-kan harga baru. Pada case ini korwil juga memiliki wewenang untuk memutuskan apakah menerima nego harga dari bengkel atau tidak. Saat korwil setuju maka akan meng-update
keterangan pada bengkel (harga disetujui oleh korwil). Apabila tidak diterima, korwil akan meng-updateketerangan pada bengkel (harga tidak disetujui oleh korwil) dan akan membuat
case pada kabas banding harga. Tampilan pada case price negotiation ditunjukkan pada Gambar 19.
Gambar 19
Tampilan
Negotiation(Jika Korwil Setuju)
PadacaseKabas Banding Harga, kabas dapat melihat harga yang diajukan oleh bengkel dan korwil padahistory harga. Kabas harus meng-editlagi harga yang ada pada caseini dan harus mengisi alasan kabas jika ingin melakukan banding ke kabas. Saat kabas melakukan banding, kabas meng-updateketerangan pada bengkel (Kabas melakukan banding ke korwil) dan membuat case pada korwil yaitu from kabas banding harga. Tampilan pada case kabas banding harga ditunjukkan pada Gambar 20.
Gambar 20TampilanCaseKabas Banding Harga
Pada case from kabas banding harga, korwil dapat melihat harga yang diajukan oleh bengkel, korwil saat di-case price negotiation dan harga yang diajukan oleh kabas banding harga padahistory harga. Korwil dapat meng-editlagi harga yang ada padacase. Jika setuju, harga yang telah ada tidak perlu di-edit, jika korwil menolak harus meng-input-kan harga baru. Pada case ini, korwil memiliki wewenang untuk memutuskan apakah menerima banding dari kabas atau tidak. Jika korwil setuju, maka akan meng-update keterangan pada bengkel (harga disetujui oleh korwil). Tetapi jika tidak diterima korwil, akan meng-update
keterangan pada bengkel (harga tidak disetujui oleh korwil). Tampilan pada case fromkabas banding harga ditunjukkan pada Gambar 21.
Perbedaan antara korwil lama dan korwil baru yang telah dirancang, akan dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2Perbandingan Korwil Lama dan Korwil Baru
No Perbedaan Korwil Lama Korwil Baru
1 Jumlah paneldan wo 1 panel memiliki banyak WO 1 WO memilikibanyak panel
2 Pindahbengkel Panel tidak ada pilihan untukpindah bengkel Panel terdapatpilihan unutk pindah bengkel
3 Nego harga Nego harga dilakukan melaluiemail Nego hargadilakukan melalui case
4 Meta data Pengecekan meta data gambardilakukan melalui aplikasi lain Pengecekan metadata gambar dapat dilakukan di case
Berdasarkan Tabel 2, disimpulkan bahwa terdapat 4 point yang menjadi perbedaan antara korwil lama dan korwil baru yaitu jumlah panel dan wo, pindah bengkel, nego harga, dan meta data.
Pengujian modul dilakukan untuk menguji fungsi-fungsi modul hasil implementasi. Pengujian yang dilakukan terdiri dari blackbox testing, compatibility testing, dan usability testing. Blackbox Testing dilakukan untuk mengetahui bahwa semua fungsi dan fitur pada modul bekerja dengan tepat. Pengujian dilakukan dengan cara melihat fungsi-fungsi pada modul, kemudian membandingkan hasil pengujian dengan hasil yang diharapkan. Hasil dari
blackbox testingditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3HasilBlackbox Testing
No Deskripsi Hasil yang Diharapkan
Hasil yang Diberikan Modul
1 Userdata panel.me-review
Data yang ditampilkan sesuai dengan data dari bengkel dan
surveyor.
Userdapat memilih setuju dan tidak setuju,serta meng-input
alasan
Userdapat melihat detail clm, detail clm sebelumnya, dan detail polis
Sesuai yang diharapkan.
5
Modul Korwil dapat membuatcaseke kabas
Modul Korwil dapat membuat
caseke kabas, jika korwil tidak setuju
Sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan hasil blackbox testing pada Tabel 3, disimpulkan bahwa fungsi-fungsi pada modul bekerja sesuai dengan yang diharapkan/direncanakan.
Compatibility testing dilakukan untuk mengetahui apakah sistem dapat dijalankan pada berbagai jenisinternet browser.Hasil pengujian ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4HasilCompatibility Testing
No Browser Hasil
Berdasarkan hasilcompatibility testingpada Tabel 4, disimpulkan bahwa modul dapat berkerja pada semuabrowser.
Usability Testing dilakukan untuk mengetahui apakah sistem telah memenuhi kebutuhan pengguna, mempermudah kinerja pengguna dan mudah digunakan oleh pengguna. Untuk mengetahui hasil usability testing bagi sistem ini, digunakan kuesioner dengan 14 pertanyaan yang dibagi dalam 3 kategori pertanyaan yaitu 4 pertanyaan untuk kategori Kegunaan Sistem/System Usability (SYSUSE), 6 pertanyaan untuk kategori Kualitas Informasi/Information Quality (INFOQUAL) dan 4 pertanyaan untuk kategori Kualitas Antarmuka/Interface Quality (INTERQUAL). Jawaban dari kuesioner bagi sistem ini menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban Kurang dengan nilai 1, Cukup dengan nilai 2, Baik dengan nilai 3. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang digunakan oleh peneliti [11]. Daftar pertanyaan pada kuesioner yang digunakan ditampilkan pada Tabel 5.
Tabel 5HasilUsability Testing
No Pertanyaan
Kegunaan Sistem/System Usability(SYSUSE)
1 Secara keseluruhan, saya puas dengan fungsi-fungsi yang ada pada modul. 2 Penggunaan modul ini cukup sederhana.
3 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan modul ini. 4 Mudah untuk belajar menggunakan modul ini.
Kualitas Informasi/Information Quality(INFOQUAL)
bagaimana untuk memperbaiki masalah.
6 Setiap kali saya membuat kesalahan saat menggunakan modul, saya memperbaikinya dengan mudah dan cepat.
7 Informasi (seperti lihat detail klaim, lihat klaim sebelumnya, lihat detail polis ) yang disediakan dengan modul ini mudah dimengerti.
8 Mudah untuk menemukan informasi yang saya butuhkan. 9 Informasi yang disediakan untuk modul ini mudah dimengerti.
10 Informasi yang disediakan, efektif dalam membantu saya menyelesaikan tugas-tugas.
Kualitas Antarmuka/Interface Quality(INTERQUAL)
11 Pengaturan informasi pada tampilan modul jelas. 12 Antarmuka (tampilan) dari sistem ini nyaman dilihat. 13 Modul ini memiliki semua fungsi diharapkan.
14 Secara keseluruhan, saya puas dengan modul ini.
Kuesioner ditujukan kepada staff karyawan IT PT. Asuransi Sinarmas yang berjumlah 4 responden dengan rincian 1 project leader, 1 staf operational dan 2 programmer (modul bengkel dan modul kabas). Hasil kuesioner diolah menjadi hasil pengujian yang ditampilkan pada Gambar 22, Gambar 23 dan Gambar 24.
Gambar 22Prosentase Hasil Kuesioner
Gambar 24Prosentase Hasil Kuesioner Kategori Kualitas Antarmuka
Berdasarkan hasil usability testing pada Tabel 5 disimpulkan bahwa, untuk kategori Kegunaan Sistem, 75% responen memberi nilai 2, yang berarti bahwa modul sudah cukup baik. Untuk kategori Kualitas Informasi, 62.5% responen memberi nilai 2, modul memberikan informasi dengan cukup baik. Untuk kategori Kualitas Antarmuka, 56.25% responden memberi nilai 2, yang berarti sistem memiliki desain antarmuka yang agak kurang. Secara keseluruhan berarti semua responden berpendapat bahwa sistem yang dibuat sudah dapat memenuhi kebutuhanuser.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan tentang, perancangan modul korwil menggunakanplatform PEGA System, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) flow, flow action, section, danactivity merupakan bagian-bagian yang terpenting dalam pembuatan modul korwil; (2) Modul korwil sudah dapat digunakan untuk memproses dan memberi keputusan kepada panel-panel tambahan selain panel yang telah disurvei oleh
surveyor yang berada di bengkel. Saran yang diberikan untuk pengembangan ke depannya adalah Tampilan dari modul dibuat lebih user friendly dan terdapat user manual sehingga
userdapat menggunakan modul dengan lebih mudah.
6. Daftar Pustaka
[1] Weske, M. Bussiness Process Management: Concepts, Languages, Architectures, Springer-Verlag, Berlin, Germany, 2007.
[2] Weske, M.Business process management a survey in,Proceedings of the International Conference on Business ProcessManagement (BPM’03), vol. 2678of Lecture Notes in Computer Science, pp. 1–12.Sugianto, E. 2013.
[3] Craggs, S. (2011).Comparing BPM from Pegasystems, IBM and TIBCO. https://pdfs.semanticscholar.org.pdf, Diakses 17 September 2017.
[4] Edgar Pro (2009). PEGASYSTEM INC. pega.ir.edgar-online.com, diakses 29 September 2017.
[5] Antony,G. S. (2016, Agustus). Automation to Handle Customer Complaints in Bank
[6] Dandavathi, S. K. (2016, Agustus).Building an Aplication for the Automation of Onboarding of an Employee, Department of Mechanical and Manufacuring Engineering,Paper58.
[7] Yeddula, J. C. R. (2015, Desember).Improving Performance of Customer Succes Centre using PRPC, Department of Mechanical and Manufacuring Engineering,Paper
25.
[8] Chellar, D. (2012).Getting Started with SMartBPM.
www.chellar.com/Getting_Started_with_SmartBPM_1.3.p, diakses17 September 2017.
[9] PEGAPDN (2017). Implementation Methodology Overview. Diambil 17 Spetember
2017, dari
https://pdn.pega.com/implementation-methodology-overview/implementation-methodology-overview.
[10] Pressman, R. S. 2012.Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta: Andi.