i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2014 ... 1
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2014
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2014 terdiri dari ringkasan eksekutif, empat laporan pokok dan satu laporan tambahan sebagai berikut.
1. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif memuat:
a. Dasar Hukum, Lingkup dan Tanggung Jawab, Tujuan, dan Standar Pemeriksaan;
b. Sistematika Pelaporan;
c. Tindak Lanjut atas Hasil Pemeriksaan Sebelumnya;
d. Opini BPK atas LKPP Tahun 2014;
e. Permasalahan Signifikan dalam LHP Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan
Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan Tahun 2014;
f. Rekomendasi BPK;
g. Perkembangan Opini Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)
2010-2014; dan
h. Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal.
2. Laporan I: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan
Laporan I memuat:
a. Hasil pemeriksaan atas laporan keuangan yang memuat opini BPK;
b. Gambaran Umum Pemeriksaan yang berisi dasar hukum pemeriksaan, standar
pemeriksaan, tujuan pemeriksaan, entitas yang diperiksa, lingkup pemeriksaan, sasaran pemeriksaan, metodologi pemeriksaan, jangka waktu pemeriksaan, batasan pemeriksaan, dan hasil pemeriksaan atas LKKL dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN); dan
c. LKPP Tahun 2014.
3. Laporan II: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern
Laporan II memuat:
a. Resume Laporan atas SPI; dan
b. Hasil Pemeriksaan atas SPI.
4. Laporan III: Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
Laporan III memuat:
a. Resume Laporan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan; dan
2
5. Laporan IV: Laporan Pemantauan Tindak Lanjut
Laporan IV memuat:
a. Resume Pemantauan Tindak Lanjut; dan
b. Pemantauan Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Pemeriksaan yang
Diungkapkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan LKPP Tahun 2007 s.d. 2013.
6. Laporan Tambahan: Laporan Hasil Reviu atas Pelaksanaan Transparansi Fiskal
Laporan tambahan tersebut memuat hasil reviu mengenai pemenuhan kriteria-kriteria terkait:
a. Pelaporan fiskal;
b. Perkiraan fiskal dan penganggaran; dan
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2014
01 Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa Neraca Pemerintah Pusat tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan Laporan Arus Kas (LAK) untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, serta Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan opini atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan.
02 Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf 05 s.d. 08 berikut ini, BPK
melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Standar tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Pusat, penilaian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, penilaian atas sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap laporan keuangan, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar memadai untuk menyatakan opini.
03 Dalam Laporan BPK Nomor 69a/LHP/XV/05/2014 tanggal 28 Mei 2014, BPK
memberikan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas LKPP Tahun 2013
karena: (1) piutang over lifting sebesar Rp3,81 triliun tidak sepenuhnya
BPK LHP – LKPP Tahun 2014 4
berturut-turut tidak diambil oleh penerima pensiun; (5) Pemerintah belum menyelesaikan permasalahan Suspen Belanja Negara yaitu selisih lebih pengakuan belanja oleh Bendahara Umum Negara (BUN) dengan Kementerian/Lembaga (KL) sebesar Rp140,40 miliar; (6) Pemerintah tidak dapat memberikan penjelasan yang memadai atas pencatatan fisik kas yang merupakan bagian fisik Saldo Anggaran Lebih (SAL) antara lain terkait dengan permasalahan selisih dan ketidakkonsistenan pencatatan Kas di Bendahara Pengeluaran dan Kas Hibah Langsung KL serta selisih kiriman uang.
04 Pemerintah telah menindaklanjuti masalah tersebut dengan melakukan upaya
perbaikan yaitu: (1) mengungkapkan secara memadai terkait piutang over lifting
yang tidak sepenuhnya menggambarkan hak negara dalam LKPP Tahun 2014; (2) melakukan upaya penagihan, verifikasi dan koreksi untuk menghapus pencatatan piutang yang masih mengandung ketidakpastian; (3) melakukan pemetaan dan penelusuran keberadaan Aset Kredit Eks BPPN; (4) melakukan verifikasi kepada pensiunan atas saldo uang pensiun yang masih menjadi hak pensiunan sebagai dasar pengakuan piutang; (5) melakukan beberapa langkah mitigasi untuk memperkecil selisih pengakuan belanja antara BUN dengan KL dalam rekonsiliasi pencatatan dengan melakukan koreksi di tingkat pusat, membuat aplikasi koreksi dan membuat reklasifikasi pengembalian belanja yang tidak diakui KL menjadi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BUN; dan (6) menyusun mekanisme yang dapat menjamin validitas dan menjelaskan perbedaan catatan dan fisik SAL. Tindak lanjut pemerintah tersebut belum sepenuhnya efektif untuk menyelesaikan permasalahan terkait suspen serta selisih catatan dan fisik SAL sehingga permasalahan tersebut masih terjadi pada Pemeriksaan LKPP Tahun 2014.
05 Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan C.2.30 atas laporan keuangan,
Pemerintah mengungkapkan saldo Aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp286,08 triliun dan Rp221,74 triliun. Pada Tahun 2014 terdapat pencatatan mutasi Aset KKKS senilai Rp2,78 triliun yang tidak dapat dijelaskan. Kondisi tersebut terjadi karena pencatatan dan pelaporan Aset KKKS belum didukung oleh sistem pengendalian yang memadai yang dapat menjamin keakuratan dan kelengkapan transaksi. Data yang tersedia tidak memungkinkan BPK melaksanakan prosedur pemeriksaan yang memadai untuk menilai kemungkinan dampak salah saji atas pencatatan mutasi Aset KKKS yang tidak dapat dijelaskan tersebut.
06 Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan C.2.34 atas laporan keuangan,
yaitu: (1) Utang kepada Pihak Ketiga terkait pekerjaan jasa penyediaan layanan
Kewajiban Pelayanan Universal/Universal Service Obligation pada Balai
Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Kementerian Komunikasi dan Informatika sebesar Rp1,12 triliun tidak dapat direkonsiliasi dengan nilai prestasi kerjanya dan tidak didukung dengan parameter perhitungan yang jelas atas nilai prestasi kerja penyedia jasa; (2) Utang kepada Pihak Ketiga pada Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia sebesar Rp59,12 miliar tanpa dokumen pendukung yang lengkap; dan (3) Utang kepada Pihak Ketiga berupa jaminan pelaksanaan pembangunan sebesar Rp23,33 miliar pada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam), yang dananya tersimpan pada rekening bank atas nama BP Batam, tidak dapat dipastikan nilai yang seharusnya masih tercatat sebagai utang. Data yang tersedia tidak memungkinkan BPK melaksanakan prosedur pemeriksaan yang memadai untuk memperoleh keyakinan mengenai nilai yang mencerminkan kewajiban Pemerintah kepada pihak ketiga tersebut.
07 Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan C.2.48 atas laporan keuangan,
Pemerintah mengungkapkan SAL setelah penyesuaian per 31 Desember 2014 sebesar Rp86,13 triliun. SAL per 31 Desember 2014 tersebut terdiri dari SAL Awal Setelah Penyesuaian sebesar Rp66,59 triliun dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) setelah penyesuaian sebesar Rp19,53 triliun. Nilai Catatan SAL per 31 Desember 2014 tersebut sama dengan nilai fisik SAL, namun terdapat permasalahan pada transaksi dan/atau saldo yang membentuk SAL sehingga penyajian catatan dan fisik SAL tersebut tidak akurat, yaitu: (1) Pemerintah belum memiliki metode perhitungan SAL yang menjamin saling uji antara catatan dan fisik SAL dilaksanakan secara menyeluruh dan konsisten; (2) proses rekonsiliasi antara BUN dan KL atas saldo akun yang berpengaruh terhadap catatan dan fisik SAL tidak efektif sehingga masih ada suspen belanja karena KL mencatat belanja lebih besar senilai Rp654,75 miliar dan suspen belanja karena BUN mencatat belanja lebih besar senilai Rp557,36 miliar, serta masih ada perbedaan saldo Kas Hibah Langsung KL sebesar Rp110,20 miliar, Kas pada BLU sebesar Rp69,17 miliar, dan Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp2,72 miliar antara LKPP yang disusun berdasarkan konsolidasi data KL dengan LKBUN yang disusun berdasarkan konsolidasi data Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).; (3) usulan koreksi dari Pemerintah sebesar Rp2,40 triliun atas LKPP Tahun 2014
Unaudited yang membentuk catatan dan fisik SAL pada LKPP Tahun 2014
BPK LHP – LKPP Tahun 2014 6
sebagai Utang kepada Pihak Ketiga sebesar Rp404,62 miliar tidak memiliki daftar rincian. Data yang tersedia tidak memungkinkan BPK melaksanakan prosedur pemeriksaan yang memadai untuk menilai kemungkinan dampak permasalahan-permasalahan tersebut terhadap salah saji SAL.
08 Sebagaimana diungkapkan dalam Catatan C.2.34 atas laporan keuangan,
Pemerintah mengungkapkan saldo Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp37,98 triliun dan Rp55,38 triliun. Selain itu, pada Catatan C.3 angka 12 Pemerintah mengungkapkan adanya Kewajiban Kontinjensi terkait tuntutan hukum kepada Pemerintah berupa putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (inkracht) pada dua KL sebesar
Rp171,75 miliar. Untuk menyelesaikan kewajiban yang timbul sehubungan
dengan putusan pengadilan yang inkracht, UU APBN-P Tahun 2014
memperbolehkan pergeseran anggaran belanja KL. Berdasarkan data Nota
Keuangan APBN-P Tahun 2015, terdapat putusan pengadilan yang inkracht
berupa pembayaran ganti rugi minimal senilai Rp1,66 triliun dan USD216.76 juta,
serta penyerahan aset tanah seluas 4,84 juta m2 dan bangunan. Hasil pengumpulan
data dari KL menunjukkan adanya putusan pengadilan yang inkracht atas 45
perkara pada delapan KL berupa pembayaran ganti rugi sebesar Rp499,79 miliar
dan penyerahan aset tanah seluas 113,60 ribu m2. Namun, putusan pengadilan
yang inkracht tersebut belum seluruhnya dicatat sebagai kewajiban atau
diungkapkan sebagai Kewajiban Kontinjensi dalam LKPP Tahun 2014. Hal tersebut terjadi karena Pemerintah belum memiliki mekanisme pengelolaan dan pelaporan tuntutan hukum sehingga belum jelas unit kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan administrasi dan validasi atas tuntutan hukum yang telah
inkracht untuk dicatat/diungkap sebagai kewajiban. Data yang tersedia tidak memungkinkan BPK melaksanakan prosedur pemeriksaan yang memadai untuk memperoleh keyakinan mengenai nilai yang mencerminkan kewajiban Pemerintah.
09 Menurut opini BPK, kecuali dampak penyesuaian, jika ada, yang mungkin perlu
10 Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan terhadap SPI dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. LHP atas SPI dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor 74b/LHP/XV/05/2015 tanggal 25 Mei 2015 dan Nomor 74c/LHP/XV/05/2015 tanggal 25 Mei 2015 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.
Jakarta, 25 Mei 2015
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Anggota
BPK LHP – LKPP Tahun 2014 8
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN
1. Dasar Hukum Pemeriksaan
Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2014 didasarkan pada peraturan sebagai berikut.
a. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara; dan
b. UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.
2. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2014 berpedoman pada SPKN yang ditetapkan dengan Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007.
3. Tujuan Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LKPP bertujuan untuk memberikan opini atas kewajaran LKPP Tahun 2014 dengan memperhatikan:
a. kesesuaian LKPP dengan SAP;
b. kecukupan pengungkapan informasi keuangan dalam laporan keuangan sesuai
dengan pengungkapan yang seharusnya dibuat seperti disebutkan dalam SAP;
c. efektivitas SPI; dan
d. kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Entitas yang Diperiksa
Pemeriksaan dilakukan atas LKPP Tahun 2014 yang meliputi LKKL, LKBUN, dan Laporan Keuangan Bagian Anggaran BUN (LK BABUN).
5. Lingkup Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan atas LKPP Tahun 2014 yang terdiri dari Neraca per 31 Desember 2014, Laporan Realisasi APBN, LAK, dan CaLK yang telah direviu Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
6. Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan atas LKPP Tahun 2014 meliputi pengujian kewajaran atas saldo akun-akun yang ada di Neraca dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi APBN, LAK, kecukupan CaLK, serta SPI dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, termasuk tindak lanjut pemeriksaan sebelumnya.
7. Metodologi Pemeriksaan
keuangan. Dalam menganalisis dan menguji proses penyusunan dan penyajian LKPP, BPK telah melakukan prosedur-prosedur di bawah ini.
a. Menguji sistem akuntansi yang ditetapkan Pemerintah apakah telah sesuai dengan
SAP; dan
b. Menguji proses akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan apakah telah
mengikuti sistem akuntansi yang telah ditetapkan Menteri Keuangan.
Pemeriksaan BPK juga mencakup pengujian pengendalian, prosedur analitis, dan pengujian substantif untuk menilai efektivitas pengendalian dan kewajaran LKPP.
Selain itu, BPK juga melakukan pemantauan tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan yang diungkapkan dalam LHP LKPP Tahun 2007 s.d. 2013.
8. Jangka Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Surat Tugas Anggota BPK Nomor 38.i/ST/I-IV/3/2015 tanggal 31 Maret 2015 dimulai 1 April 2015 s.d. 29 Mei 2015.
9. Batasan Pemeriksaan
Semua informasi yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab Pemerintah. Oleh karena itu, BPK tidak bertanggung jawab terhadap salah interpretasi dan kemungkinan pengaruh atas informasi yang tidak diberikan baik yang sengaja maupun tidak disengaja oleh Pemerintah.
Pemeriksaan BPK meliputi prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam mendeteksi adanya kesalahan dan salah saji yang berpengaruh material terhadap laporan keuangan. Pemeriksaan tidak ditujukan untuk menemukan kesalahan atau penyimpangan. Namun demikian, jika dari hasil pemeriksaan ditemukan penyimpangan, akan diungkapkan.
Dalam melaksanakan pemeriksaan, BPK juga menyadari kemungkinan adanya perbuatan-perbuatan melanggar hukum yang timbul. Namun pemeriksaan BPK tidak memberikan jaminan bahwa semua tindakan melanggar hukum akan terdeteksi dan hanya memberikan jaminan yang wajar bahwa tindakan melanggar hukum yang berpengaruh secara langsung dan material terhadap angka-angka dalam laporan keuangan akan terdeteksi. BPK akan menginformasikan bila ada perbuatan-perbuatan melanggar hukum atau kesalahan/penyimpangan material yang ditemukan selama pemeriksaan.
Dalam melaksanakan pengujian kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, BPK hanya menguji kepatuhan instansi atas peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat ketidakpatuhan pada peraturan yang tidak teridentifikasi.
10. Hasil Pemeriksaan atas LKKL dan LKBUN
BPK juga melakukan pemeriksaan atas LKKL dan LKBUN Tahun 2014 yang hasilnya digunakan sebagai dasar penyusunan LHP atas LKPP Tahun 2014.
BPK LHP – LKPP Tahun 2014 10
Pengecualian (WDP), serta 7 LKKL mendapatkan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP).
Rincian Hasil pemeriksaan BPK atas LKKL dan LKBUN Tahun 2010 s.d. 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Rincian Opini atas LKKL dan LKBUN Tahun 2010-2014
No. BA Kementerian/Lembaga Opini BPK atas LKKL
2010 2011 2012 2013 2014
1. 001 Majelis Permusyawaratan Rakyat WTP WTP WTP WTP WTP
2. 002 Dewan Perwakilan Rakyat WTP WTP WTP WTP WTP
3. 004 Badan Pemeriksa Keuangan WTP WTP WTP WTP WTP
4. 005 Mahkamah Agung WDP WDP WTP WTP WTP
5. 006 Kejaksaan Agung WDP WTP-DPP WTP-DPP WTP WTP
6. 007 Sekretariat Negara WTP WTP WTP WTP-DPP WTP-DPP
7. 010 Kementerian Dalam Negeri WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP WDP WTP-DPP
8. 011 Kementerian Luar Negeri WDP WTP-DPP WTP WTP WTP
9. 012 Kementerian Pertahanan WDP WDP WTP-DPP WTP WTP-DPP
10. 013 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
WTP-DPP WTP WTP-DPP WTP WTP-DPP
11. 015 Kementerian Keuangan WDP WTP WTP WTP WTP
12. 018 Kementerian Pertanian WDP WDP WDP WTP-DPP WTP-DPP
13. 019 Kementerian Perindustrian WTP WTP WTP WTP WTP
14. 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
WTP-DPP WTP WTP WTP WDP
15. 022 Kementerian Perhubungan WDP WDP WDP WTP WTP-DPP
16. 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TMP TMP WDP WTP WTP
17. 024 Kementerian Kesehatan TMP WDP WTP-DPP WTP WTP
18. 025 Kementerian Agama WDP WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP
19. 026 Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
WDP WDP WDP WDP TMP
20. 027 Kementerian Sosial WDP WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP WDP
21. 029 Kementerian Kehutanan WDP WTP-DPP WTP-DPP WTP WTP
22. 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan
WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP
23. 033 Kementerian Pekerjaan Umum WDP WDP WTP-DPP WTP WTP-DPP
24. 034 Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
WTP WTP WTP WTP WTP
25. 035 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
WTP WTP WTP WTP WTP
26. 036 Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat
WTP WTP WTP WTP WTP
27. 040 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
WDP WDP WDP TMP TMP
28. 041 Kementerian Badan Usaha Milik Negara
No. BA Kementerian/Lembaga Opini BPK atas LKKL
2010 2011 2012 2013 2014
29. 042 Kementerian Riset dan Teknologi WTP WTP WTP WDP WTP-DPP
30. 043 Kementerian Lingkungan Hidup WDP WTP-DPP WTP-DPP WTP WTP
31. 044 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
WTP WTP WTP-DPP WDP WTP-DPP
32. 047 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
WTP WTP WTP WTP WTP
33. 048 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
WTP WTP WDP WTP-DPP WTP
34. 050 Badan Intelijen Negara WTP WTP WTP WTP WTP
35. 051 Lembaga Sandi Negara WTP-DPP WTP-DPP WTP WTP-DPP WDP
36. 052 Dewan Ketahanan Nasional WTP WTP WTP WTP WTP
37. 054 Badan Pusat Statistik WDP WTP WTP WTP WTP
38. 055 Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
WTP WTP WTP WTP WTP
39. 056 Badan Pertanahan Nasional WDP WDP WTP-DPP WTP WTP
40. 057 Perpustakaan Nasional WTP WTP WTP WDP WDP
41. 059 Kementerian Komunikasi dan
Informatika WDP WDP WDP WDP TMP
42. 060 Kepolisian Negara RI WTP-DPP WTP-DPP WTP-DPP WTP WTP
43. 063 Badan Pengawasan Obat dan
Makanan WTP-DPP WTP TMP WDP WTP
44. 064 Lembaga Ketahanan Nasional WTP WTP WTP WTP-DPP WDP
45. 065 Badan Koordinasi Penanaman
Modal WTP WTP WTP WTP WTP
46. 066 Badan Narkotika Nasional WTP-DPP WTP WTP WTP-DPP WTP
47. 067 Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal WDP WDP WTP-DPP WTP WDP
48. 068 Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional WDP WTP-DPP WTP WTP WDP
49. 074 Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia WTP WTP WTP WTP WTP
50. 075 Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika WTP WTP WTP WTP WDP
51. 076 Komisi Pemilihan Umum WDP WDP WDP WDP WDP
52. 077 Mahkamah Konstitusi WTP WTP WTP WTP WTP
53. 078 Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan WTP-DPP WTP WTP WTP WTP
54. 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia WTP WTP WDP WTP WTP
55. 080 Badan Tenaga Nuklir Nasional WTP WTP WTP WTP WTP
56. 081 Badan Pengkajian dan
BPK LHP – LKPP Tahun 2014 12
No. BA Kementerian/Lembaga Opini BPK atas LKKL
2010 2011 2012 2013 2014
57. 082 Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional WTP WTP WDP WDP WDP
58. 083 Badan Informasi Geopasial (sebelumnya: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional)
WDP WTP WDP TMP TMP
59. 084 Badan Standarisasi Nasional WTP WTP WTP WTP WTP
60. 085 Badan Pengawas Tenaga Nuklir WTP-DPP WDP WDP WTP WTP
61. 086 Lembaga Administrasi Negara WTP WTP WTP WTP WTP
62. 087 Arsip Nasional Republik
Indonesia WTP WTP WTP WTP WDP
63. 088 Badan Kepegawaian Negara WTP WTP WTP WTP WTP
64. 089 Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan WTP WTP WTP WTP WTP
65. 090 Kementerian Perdagangan WTP-DPP WTP WTP WTP WTP
66. 091 Kementerian Perumahan Rakyat WTP WTP WDP WTP-DPP WTP
67. 092 Kementerian Pemuda dan
Olahraga WDP WDP WDP WDP WDP
68. 093 Komisi Pemberantasan Korupsi WTP WTP WTP WTP WTP
69. 095 Dewan Perwakilan Daerah WTP WTP WTP WTP WTP
70. 100 Komisi Yudisial WTP WTP WTP WTP WTP
71. 103 Badan Nasional Penanggulangan
Bencana WDP WTP WTP WTP-DPP WTP
72. 104 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
WTP WTP WTP WDP WTP-DPP
73. 105 Badan Penanggulangan Lumpur
Sidoarjo WTP-DPP WTP WTP WTP WTP-DPP
74. 106 Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah WTP WTP WTP WDP WTP
75. 107 Badan SAR Nasional WDP WTP-DPP WTP WTP WTP
76. 108 Komisi Pengawas Persaingan
Usaha WTP WDP WTP WTP WTP
77. 109 Badan Pengembangan Wilayah Suramadu
1)
WDP WDP WDP WDP
78. 110 Ombudsman RI 1) WTP WTP WTP TMP
79. 111 Badan Nasional Pengelola Perbatasan
1)
TMP WDP WDP WTP
80. 112 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
2) 2)
TMP TMP WDP
81. 113 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
2) 2)
WDP WTP WTP
82. 114 Sekretariat Kabinet 2) 2) WTP WTP WTP
83. 115 Badan Pengawas Pemilihan Umum
2) 2)
WDP WDP WDP
No. BA Kementerian/Lembaga Opini BPK atas LKKL
2010 2011 2012 2013 2014
Republik Indonesia 85. 117 Lembaga Penyiaran Publik
Televisi Republik Indonesia
2) 2)
WDP WDP TMP
86. 118 Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
2) 2)
TMP WDP WDP
87. 999 Bendahara Umum Negara WDP WDP WDP WDP WDP
Keterangan :
WTP : Wajar Tanpa Pengecualian
WTP-DPP : Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan WDP : Wajar Dengan Pengecualian
TMP : Tidak Menyatakan Pendapat
1) : Menjadi Bagian Anggaran mulai Tahun 2011 2) : Menjadi Bagian Anggaran mulai Tahun 2012
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT
TAHUN 2014
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT
TAHUN 2014
(AUDITED)
(AUDITED)
MEI 2015
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT
TAHUN 2014
LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT
TAHUN 2014
MEI 2015
MEI 2015
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2014, Pemerintah menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berupa laporan keuangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Untuk melaksanakan amanat tersebut, dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Republik Indonesia menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2014. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara, Badan Layanan Umum (BLU), dan Badan Lainnya.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, sebelum disampaikan kepada DPR, LKPP Tahun 2014 disampaikan terlebih dahulu kepada BPK untuk diaudit paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Tujuan dari pemeriksaan tersebut adalah untuk menilai kewajaran informasi yang disajikan dalam LKPP. LKPP Tahun 2014 yang kami sajikan ini berstatus sebagai laporan keuangan yang telah diperiksa (Audited).
Sehubungan dengan LKPP Tahun 2014 ini, perlu kami kemukakan hal-hal sebagai berikut:
1. LKPP Tahun 2014 ini disusun berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN) yang disusun oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN), dan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang disusun oleh Menteri/Pimpinan Lembaga. LKPP, LKBUN, dan LKKL tersebut disusun berdasarkan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana telah diubah dengan PMK Nomor 233/PMK.05/2012, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II-SAP Berbasis Kas Menuju Akrual.
2. Laporan Realisasi APBN memberikan informasi tentang realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Berdasarkan laporan ini, realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Tahun Anggaran (TA) 2014 adalah sebesar Rp1.550,49 triliun, atau 94,81 persen dari yang ditetapkan dalam APBN-P TA 2014. Sementara itu, realisasi Belanja Negara adalah sebesar Rp1.777,18 triliun, atau 94,69 persen dari yang dianggarkan dalam APBN-P TA 2014. Penyerapan Belanja Negara TA 2014 tersebut lebih tinggi dibandingkan penyerapan TA 2013 sebesar Rp1650,56 triliun. Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah dan realisasi Belanja Negara TA 2014 terjadi Defisit Anggaran sebesar Rp226,69 triliun. Pembiayaan Neto adalah sebesar Rp248,89 triliun, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp22,20 triliun.
3. Neraca menyajikan informasi tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas Pemerintah Pusat per 31 Desember 2014. Dari Neraca tersebut diinformasikan bahwa nilai Aset adalah sebesar Rp3.910,92 triliun dan Kewajiban sebesar Rp2.898,38 triliun, sehingga Ekuitas Dana Neto (kekayaan bersih) Pemerintah Pusat per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.012,54 triliun. Ekuitas Dana Neto Pemerintah per 31 Desember 2014 tersebut meningkat sebesar 97,05 triliun atau meningkat 9,58 persen dibandingkan posisi per 31 Desember 2013. 4. Laporan Arus Kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dari Kas Umum Negara. Dari Laporan
Arus Kas tersebut diperoleh informasi bahwa saldo per 31 Desember 2013 sebesar Rp67,70 triliun, penambahan dari penyesuaian saldo awal sebesar minus Rp16,44 miliar, kenaikan Kas Negara selama TA 2014 sebesar Rp25,55 triliun, penyesuaian pembukuan sebesar minus Rp3,72 triliun, sehingga saldo Kas Bendahara Umum Negara (BUN), Kas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Kas Badan Layanan Umum (BLU), dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp89,52 triliun. Setelah ditambahkan dengan saldo Kas pada rekening pemerintah lainnya baik yang dikelola oleh BUN maupun yang dikelola oleh Kementerian Negara/Lembaga (K/L) sebesar Rp6,21 triliun, maka Saldo Akhir Kas dan Setara Kas adalah sebesar Rp95,73 triliun.
R
R
R
I
I
I
N
N
N
G
G
G
K
K
K
A
A
A
S
S
S
A
A
A
N
N
N
Berdasarkan Pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan UU Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 12 Tahun 2014, Pemerintah menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran (TA) 2014 dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan serta dilampiri Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara, Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) dan Badan Lainnya.
LKPP Tahun 2014 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II (PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual).
LKPP Tahun 2014 ini disusun berdasarkan konsolidasian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN).
1. LAPORAN REALISASI APBN
Laporan Realisasi APBN menggambarkan perbandingan antara APBN-P TA 2014 dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja, dan pembiayaan selama periode 1 Januari 2014 - 31 Desember 2014. Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2014 adalah sebesar Rp1.550,49 triliun atau 94,81 persen dari APBN-P. Sementara itu, realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah sebesar Rp1.777,18 triliun atau 94,69 persen dari APBN-P. Jumlah realisasi Belanja Negara tersebut terdiri dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp1,203,58 triliun atau 94,00 persen dari APBN-P, dan realisasi Transfer ke Daerah sebesar Rp573,70 triliun atau 96,18 persen dari APBN-P. Selain itu, pada TA 2014 terdapat Suspen Belanja sebesar minus Rp97,39 Miliar.
Berdasarkan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, dan realisasi Belanja Negara, terjadi Defisit Anggaran TA 2014 sebesar Rp226,69 triliun. Realisasi Pembiayaan Neto TA 2014 adalah sebesar Rp248,89 triliun atau 103,06 persen dari APBN-P, sehingga terjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp22,20 triliun.
Ringkasan Laporan Realisasi APBN TA 2014 dan 2013 dapat disajikan sebagai berikut (Rp triliun):
Uraian
TA 2014 (Audited) TA 2013
(Audited) Anggaran
(UU No. 12/2014)
Realisasi % Realisasi thd
Anggaran Realisasi
Pendapatan Negara dan Hibah
1.635,38 1.550,49 94,81 1.438,89
Belanja Negara 1.876,87 1.777,18 94,69 1.650,56
Belanja Pemerintah Pusat
1.280,37 1.203,58 94,00 1.137,16
Transfer ke Daerah 596,50 573,70 96,18 513,26
Suspen Belanja Negara (0,097) 0,140
Surplus (Defisit) Anggaran
(241,49) (226,69) 93,87 (211,67)
Pembiayaan Neto 241,49 248,89 103,06 237,39
2. NERACA
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Pusat mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember 2014.
Jumlah Aset per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp3.910,92 triliun yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp262,98 triliun, Investasi Jangka Panjang sebesar Rp1.309,92 triliun, Aset Tetap sebesar Rp1.714,59 triliun, Piutang Jangka Panjang sebesar Rp2,83 triliun, dan Aset Lainnya sebesar Rp620,61 triliun.
Jumlah Kewajiban per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp2.898,38 triliun yang terdiri dari Kewajiban Jangka Pendek sebesar Rp352,31 triliun dan Kewajiban Jangka Panjang sebesar Rp2.546,07 triliun.
Sementara itu, jumlah Ekuitas Dana Neto per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.012,54 triliun yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar minus Rp85,02 triliun dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp1.097,56 triliun.
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 dapat disajikan sebagai berikut (Rp triliun):
Uraian 31 Desember 2014
(Audited)
31 Desember 2013 (Audited)
Aset 3.910,92 3.567,59
Aset Lancar 262,98 252,74
Investasi Jangka Panjang 1.309,92 1.183,17
Aset Tetap 1.714,59 1.709,86
Piutang Jangka Panjang 2,83 2,90
Aset Lainnya 620,61 418,92
Kewajiban 2.898,38 2.652,10
Kewajiban Jangka Pendek 352,31 368,09
Kewajiban Jangka Panjang 2.546,07 2.284,01
Ekuitas Dana Neto 1.012,54 915,49
Ekuitas Dana Lancar (85,02) (113,36)
Ekuitas Dana Investasi 1.097,56 1.028,85
3. LAPORAN ARUSKAS
Laporan Arus Kas adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama TA 2014 serta saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2014.
Saldo Kas Bendahara Umum Negara (BUN), Kas Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), Kas Badan Layanan Umum (BLU), dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan per 31 Desember 2013 adalah sebesar RP67,70 riliun, sedangkan pada awal tahun 2014 terjadi koreksi sebesar minus Rp16,44 miliar, sehingga saldo awal Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan tahun 2014 menjadi Rp67,69 triliun.
Selama TA 2014 terjadi penurunan kas dari aktivitas operasi sebesar Rp80,07 triliun, penurunan kas dari aktivitas investasi aset non keuangan sebesar Rp146,62 triliun, kenaikan kas dari aktivitas pembiayaan sebesar Rp248,89 triliun, kenaikan kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp3,35 triliun dan penurunan karena penyesuaian pembukuan sebesar Rp3,72 triliun sehingga mengakibatkan kenaikan kas sebesar Rp21,83 triliun. Dengan demikian, saldo Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung yang telah disahkan per 31 Desember 2014 menjadi Rp89,52 triliun.
sebesar Rp0,32 triliun, Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp0,15 triliun, Kas Lainnya dan Setara Kas sebesar Rp5,40 triliun, dan Kas pada BLU yang Belum Disahkan sebesar Rp0,07 triliun. Selama tahun 2014 terdapat deposito (Investasi Jangka Pendek) yang berasal dari Kas pada BLU yang telah disahkan sebesar Rp4,38 triliun, sehingga saldo akhir Kas dan Bank Pemerintah Pusat sebesar Rp95,73 triliun.
Ringkasan Laporan Arus Kas TA 2014 dan TA 2013 dapat disajikan sebagai berikut (Rp triliun):
Uraian TA 2014
(Audited)
TA 2013 (Audited)
Saldo Awal Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung 67,70 71,58
Koreksi Saldo Awal (0,01) (0,31)
Saldo Awal Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung setelah Koreksi
67,69 71,27
Kenaikan (Penurunan) Kas
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (80,07) (31,32)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (146,62) (180,36)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan 248,89 237,39
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran 3,35 0,11
Pengunaan SAL - (30)
Jumlah Kenaikan (Penurunan) Kas 25,55 (4,18)
Penyesuaian Pembukuan (3,72) 0,61
Kenaikan (Penurunan) Kas 21,83 (3,57)
Saldo Akhir Kas BUN, Kas KPPN, Kas BLU, dan Kas Hibah Langsung 89,52 67,70
4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menguraikan kebijakan makro, kebijakan fiskal, metodologi penyusunan LKPP, dan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Selain itu, dalam CaLK dikemukakan penjelasan pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai.
Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dalam penyajian Laporan Realisasi APBN, pendapatan, belanja, dan pembiayaan diakui berdasarkan basis kas, yaitu pada saat kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari Kas Umum Negara (KUN). Dalam penyajian Neraca, aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui berdasarkan basis akrual, yaitu pada saat diperolehnya hak atas aset dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan oleh dan dari KUN.
I
I
I
N
N
N
D
D
D
E
E
E
K
K
K
S
S
S
I
I
I
S
S
S
I
I
I
KATA PENGANTAR... iii
RINGKASAN ... v
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB...
HALAMAN OPINI………. vii
viii
INDEKS ISI ... ix
INDEKS TABEL ... x
INDEKS GRAFIK ... xi
INDEKS LAMPIRAN... xiii
INDEKS SINGKATAN …... xiv
INDEKS CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ... xvii
I. LAPORAN REALISASI APBN ... 1
II. NERACA ... 3
III. LAPORAN ARUS KAS ... 6
IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ... 8
A. PENJELASAN UMUM ... 8
A.1. DASAR HUKUM ... 8
A.2. KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO... 8
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN ... 29
A.4. KEBIJAKAN AKUNTANSI ... 33
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN ... 50
B.1. PENJELASAN UMUM LAPORAN REALISASI APBN ... 50
B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN... 51
B.3. CATATAN PENTING LAINNYA ... 76
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA ... 87
C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM ... 87
C.2. PENJELASAN PER POS NERACA ... 88
C.3. CATATAN PENTING LAINNYA ... 168
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN ARUS KAS ... 188
D.1. IKHTISAR LAPORAN ARUS KAS ... 188
D.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN ARUS KAS ... 192
I
I
I
N
N
N
D
D
D
E
E
E
K
K
K
S
S
S
T
T
T
A
A
A
B
B
B
E
E
E
L
L
L
1. Perbandingan Klasifikasi PDB seri 2000 dan seri 2010 12
2. Perbandingan Perkembangan PDB Seri 2000 dan Seri 2010
3. Perkembangan CAR, LDR, dan NPL Bulanan 2014
4. Ringkasan Indikator Makro Tahun 2014
5. Ringkasan Realisasi Anggaran 2013, APBN dan APBNP 2014
6. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi
7. Piutang Pajak per Jenis Pajak pada Ditjen Pajak
8. Piutang Pajak per Jenis Pajak pada Ditjen Bea dan Cukai
9. Posisi Utang Luar Negeri, SBN, dan Promissory Notes
10. Posisi Utang Luar Negeri Menurut Valuta Asing
11. Saldo Anggaran Lebih TA 2014 dan TA 2013
12. Laporan Rekening Nomor 600.000.411980 Tahun 2014 dan 2013
13
18
20
21
58
94
96
158
159
159
167
TABEL LAMPIRAN
1. SBN Neto Tahun 2014 L.291
2. Seri SPN yang Diterbitkan Tahun 2014 L.292
3. Daftar Pelunasan SPN Tahun 2014 L.294
4. Realisasi Penerbitan SUN Valas s.d 31 Desember 2014 L.295
5. Realisasi Pelaksanaan Debt Switching Tahun 2014 L.295
6. Rincian Realisasi Pelaksanaan Debt Switching Tahun 2014 L.295
7. Transaksi BuybackTahun 2014 L.298
8. Daftar Penerbitan SBSN Tahun 2014 L.300
9. Outstanding SBN seri Fixed Rated (FR) per 31 Desember 2014 L.301
10. Data Outstanding ORI per 31 Desember 2014 L.303
11. Data Outstanding SBN Seri Variable Rate (VR) per 31 Desember 2014 L.304
12. Data Outstanding SPN per 31 Desember 2014 L.305
13. Data Outstanding Surat Utang Pemerintah per 31 Desember 2014 L.306
14. Data Outstanding SBSN seri IFR per 31 Desember 2014 L.307
15. Data Outstanding SBSN Seri PBS per 31 Desember 2014 L.308
16. Data Outstanding SBSN Seri SR per 31 Desember 2014 L.309
17. Data Outstanding SBSN Seri SPN-S per 31 Desember 2014 L.309
18. Data Outstanding SBSN Seri SDHI per 31 Desember 2014 L.310
19. Struktur Outstanding SBN Valas Per 31 Desember 2014 L.311
I
I
I
N
N
N
D
D
D
E
E
E
K
K
K
S
S
S
G
G
G
R
R
R
A
A
A
F
F
F
I
I
I
K
K
K
1. Tren PDB Harga Berlaku Seri 2000 Tahun 2010-2014 11
2. Struktur PDB Seri 2000 Menurut Pengeluaran tahun 2010 s.d 2014 11
3. Struktur PDB Seri 2000 Menurut Lapangan Usaha atas Dasar harga Berlaku 2013-2014
4. Tren Laju Inflasi Bulanan dan TahunanTahun 2014
12
14
5. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Triwulanan 2013-2014 15
6. Perkembangan Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Semesteran 2012-2014 16
7. Perkembangan Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Bulanan 2014 16
8. Cadangan Devisa 2014 17
9. Tren Laju IHSG Bulanan Tahun 2013-2014 18
10. Perkembangan Pendapatan Negara dan Hibah Tahun 2010-2014 22
11. Penerimaan Perpajakan Tahun 2013 dan 2014 23
12. Tax Ratio Indonesia Tahun 2010-2014 23
13. Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2013 dan 2014 24
14. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat 2013 dan Tahun 2014 Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi
15. Realisasi Transfer ke Daerah 2013-2014
16. Perkembangan Rasio Realisasi Defisit Anggaran terhadap PDB Tahun 2010-2014
26
27
28
17. Perkembangan Realisasi Penerimaan Perpajakan dan PNBP TA 2010 - 2014 50
18. Perkembangan Realisasi Belanja Negara TA 2010- 2014 51
19. Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah TA 2014
20. Komposisi 5 Terbesar Kementerian/Lembaga Pengguna Anggaran Belanja Pemerintah Pusat TA 2014
52
58
21. Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Fungsi TA 2014 58
22. Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat menurut Jenis Belanja TA 2014 59
23. Komposisi Realisasi Transfer ke Daerah TA 2014 65
24. Komposisi Pendapatan BLU TA 2014 78
25. Pendapatan, Beban, dan Surplus/Defisit BLU TA 2014 78
26. Perbandingan Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana Neto pada Neraca Tahun 2010 – 2014 87
27. Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Badan Layanan Umum 2010 – 2014 174
28. Komposisi Arus Kas Bersih per Aktivitas
LAMPIRAN
190
1.
Struktur Jatuh Tempo ON Rupiah seri FR
L.3022.
Struktur jatuh tempo ORI
L.3033.
Struktur jatuh tempo ON seri VR
L.3045.
Struktur Jatuh Tempo Surat Utang Pemerintah
L.3066.
Struktur Jatuh Tempo SBSN seri IFR per 31 Desember 2014
L.3077.
Struktur Jatuh Tempo SBSN seri PBS per 31 Desember 2014
L.3088.
Struktur Jatuh Tempo SBSN seri SR per 31 Desember 2014
L.3099.
Struktur Jatuh Tempo
SBSN seri SPN-S per 31 Desember 2014
L.31010.
Struktur Jatuh Tempo
SBSN seri SDHI per 31 Desember 2014
L.31111.
Struktur Jatuh Tempo SBN Valas per 31 Desember 2014
L.312I
I
I
N
N
N
D
D
D
E
E
E
K
K
K
S
S
S
L
L
L
A
A
A
M
M
M
P
P
P
I
I
I
R
R
R
A
A
A
N
N
N
1.
Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah Pusat TA 2014 dan 2013
L.1
2.
Laporan Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Menurut BA dan Eselon I TA
2014
L.15
3.
Laporan Realisasi Dana Perimbangan TA 2014
L.28
4.
Suspen Belanja Pemerintah Pusat TA 2014
L.84
5.
Persetujuan Multiyears Contract (Kontrak Tahun Jamak)
L.88
6.
Perbandingan Pagu APBN-P dan Pagu DIPA
L.89
7.
Realisasi Penerbitan SABA BA 999.08 – Pengelola lain-lain, TA 2014
L.91
8.
Rekening Khusus per 31 Desember 2014
L.94
9.
Saldo Rekening Pemerintah Lainnya di Bank Umum per 31 Desember 2014
L.95
10. Saldo Kas di KPPN per 31 Desember 2014 dan 2013
L.96
11. Kas pada K/L dan BUN per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013
L.101
12. Uang Muka Belanja dan Belanja Dibayar Di Muka per 31 Desember 2014 dan 31
Desember 2013
L.112
13. Piutang Pajak per 31 Desember 2014
L.114
14. Piutang PNBP per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013
L.121
15. Rincian Piutang Eks Bank Dalam Likuidasi 31 Desember 2014
L.123
16. Aset Kredit Eks BPPN
L.124
17. Bagian Lancar TP/TGR per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013
L.129
18. Persediaan per 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013
L.131
19. Ikhtisar Laporan Keuangan Perusahaan Negara BUMN Tahun 2014
L.134
20. Daftar BPYBDS pada BUMN per 31 Desember 2014
L.138
21. Penyertaan Modal Negara pada Perusahaan Negara/Lembaga Di Bawah Pembinaan
Kementerian Keuangan per 31 Desember 2014
L.139
22. Penyertaan Modal Negara pada Non BUMN per 31 Desember 2014
L.141
23. Penyertaan Modal Negara pada Organisasi/Lembaga Keuangan Internasional/Regional per
31 Desember 2014
L.143
24. Ikhtisar Laporan Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan per 31 Desember 2014
L.144
25. Aset Tetap pada Kementerian/Lembaga per 31 Desember 2014
L.146
26. Tagihan TP/TGR per 31 Desember 2014
L.161
27. Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2014
L.162
28. Aset KKKS per 31 Desember 2014
L.164
29. Aset Eks BPPN per 31 Desember 2014
L.177
30. Aset Lain-lain per 31 Desember 2014
L.182
31. Aset PT PPA per 31 Desember 2014
L.184
32. Utang Kepada Pihak Ketiga dan Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2014
L.188
33. Utang Bunga – Surat Berharga Negara per 31 Desember 2014
L.190
34. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang – Surat Berharga Negara per 31 Desember 2014
L.194
35. Surat Berharga Negara Jangka Pendek per 31 Desember 2014
L.196
36. Surat Berharga Negara Jangka Panjang per 31 Desember 2014
L.166
37. Ikhtisar Laporan Keuangan BLU per 31 Desember 2014
L.197
38. Kebijakan Koreksi Atas Akumulasi Penyusutan
L.207
39. Ikhtisar Laporan Keuangan Lembaga Non Struktural dan Yayasan per 31 Desember 2014
L.208
40. Rekapitulasi Hasil Penilaian Aset Bekas Milik Asing/Cina s.d. 31 Desember 2013
L.212
41. Tindak Lanjut Pemerintah terhadap Temuan Pemeriksaan BPK atas LKPP Tahun 2013
L.214
I
I
I
N
N
N
D
D
D
E
E
E
K
K
K
S
S
S
C
C
C
A
A
A
T
T
T
A
A
A
T
T
T
A
A
A
N
N
N
A
A
A
T
T
T
A
A
A
S
S
S
L
L
L
A
A
A
P
P
P
O
O
O
R
R
R
A
A
A
N
N
N
K
K
K
E
E
E
U
U
U
A
A
A
N
N
N
G
G
G
A
A
A
N
N
N
LAPORAN REALISASI APBN
Pendapatan Negara dan Hibah Halaman
Catatan B.2.1 Pendapatan Negara dan Hibah 51
Catatan B.2.1.1 Penerimaan Perpajakan 52
Catatan B.2.1.1.1 Pajak Dalam Negeri 52
Catatan B.2.1.1.2 Pajak Perdagangan Internasional 53
Catatan B.2.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak 53
Catatan B.2.1.2.1 Penerimaan Sumber Daya Alam 53
Catatan B.2.1.2.2 Bagian Pemerintah atas Laba BUMN 54
Catatan B.2.1.2.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya 54
Catatan B.2.1.2.4 Pendapatan BLU 56
Catatan B.2.1.3 Penerimaan Hibah 56
Belanja Negara
Catatan B.2.2 Belanja Negara 57
Catatan B.2.2.1 Belanja Pemerintah Pusat 57
Catatan B.2.2.1.1 Belanja Pegawai 59
Catatan B.2.2.1.2 Belanja Barang 59
Catatan B.2.2.1.3 Belanja Modal 60
Catatan B.2.2.1.4 Pembayaran Bunga Utang 61
Catatan B.2.2.1.5 Subsidi 61
Catatan B.2.2.1.6 Belanja Hibah 63
Catatan B.2.2.1.7 Belanja Bantuan Sosial 63
Catatan B.2.2.1.8 Belanja Lain-lain 64
Catatan B.2.2.2 Transfer ke Daerah 64
Catatan B.2.2.2.1 Dana Perimbangan 65
Catatan B.2.2.2.1.1 Dana Bagi Hasil 66
Catatan B.2.2.2.1.2 Dana Alokasi Umum 66
Catatan B.2.2.2.1.3 Dana Alokasi Khusus 66
Catatan B.2.2.2.2 Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian 67
Catatan B.2.2.2.2.1 Dana Otonomi Khusus 67
Catatan B.2.2.2.2.2 Dana Penyesuaian 67
Catatan B.2.2.2.3 Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta 68
Catatan B.2.2.3 Suspen 68
Surplus (Defisit) Anggaran
Catatan B.2.3 Defisit Anggaran 69
Pembiayaan
Catatan B.2.4 Pembiayaan 69
Catatan B.2.4.1 Pembiayaan Dalam Negeri(Neto) 69
Catatan B.2.4.1.1 Penggunaan SAL 69
Catatan B.2.4.1.2 Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman 69
Catatan B.2.4.1.3 Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi 70
Catatan B.2.4.1.4 Surat Berharga Negara (Neto) 70
Catatan B.2.4.1.5 Pinjaman Dalam Negeri 71
Catatan B.2.4.1.7 Kewajiban Penjaminan 72
Catatan B.2.4.1.8 Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 72
Catatan B.2.4.2 Pembiayaan Luar Negeri (Neto) 73
Catatan B.2.4.2.1 Penarikan Pinjaman Luar Negeri 73
Catatan B.2.4.2.1.1 Penarikan Pinjaman Program 73
Catatan B.2.4.2.1.2 Penarikan Pinjaman Proyek 74
Catatan B.2.4.2.2 Penerusan Pinjaman 75
Catatan B.2.4.2.3 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri 75
SiLPA (SiKPA)
Catatan B.2.5 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan Anggaran – SiLPA (SiKPA) 75
CATATAN PENTING LAINNYA
Catatan B.3 Catatan Penting Lainnya 76
NERACA
ASET
Aset Lancar
Catatan C.2.1 Rekening Kas BUN di BI 88
Catatan C.2.2 Rekening Pemerintah Lainnya 89
Catatan C.2.3 Rekening Kas di KPPN 90
Catatan C.2.4 Kas di Bendahara Pengeluaran 90
Catatan C.2.5 Kas di Bendahara Penerimaan 90
Catatan C.2.6 Kas Lainnya dan Setara Kas 90
Catatan C.2.7 Kas Pada BLU 92
Catatan C.2.8 Uang Muka dari Rekening BUN 92
Catatan C.2.9 Investasi Jangka Pendek 93
Catatan C.2.10 Belanja Dibayar Di Muka dan Uang Muka Belanja 93
Catatan C.2.11 Piutang Pajak 93
Catatan C.2.12 Piutang Bukan Pajak 97
Catatan C.2.13 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 106
Catatan C.2.14 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 106
Catatan C.2.15 Bagian Lancar Penerusan Pinjaman 106
Catatan C.2.16 Piutang dari Kegiatan BLU 108
Catatan C.2.17 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang 109
Catatan C.2.18 Persediaan
Investasi Jangka Panjang
110
Catatan C.2.19 Dana Bergulir 112
Catatan C.2.20 Dana Bergulir Diragukan Tertagih 113
Catatan C.2.21 Investasi Non Permanen Lainnya 113
Catatan C.2.22 Cadangan Penurunan Nilai Investasi Non Permanen Lainnya 115
Catatan C.2.23 Investasi Permanen PMN 115
Catatan C.2.24 Investasi Permanen BLU 119
Catatan Catatan
C.2.25 C.2.26
Investasi Permanen Lainnya Aset Tetap
119 122
Catatan C.2.27 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 123
Catatan C.2.28 Piutang Jangka Panjang 123
Catatan C.2.29 PenyisihanPiutang Tidak Tertagih – Piutang Jangka Panjang 126
Catatan C.2.30 Aset Lainnya 126
Catatan C.2.31 PenyisihanPiutang Tidak Tertagih – Aset Lainnya 144
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Catatan C.2.33 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 145
Catatan C.2.34 Utang Kepada Pihak Ketiga 146
Catatan C.2.35 Utang Biaya Pinjaman 149
Catatan C.2.36 Utang Subsidi 149
Catatan C.2.37 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 151
Catatan C.2.38 Utang SBN Jangka Pendek 152
Catatan C.2.39 Utang Kelebihan Pembayaran Pendapatan 152
Catatan C.2.40 Pendapatan Diterima di Muka 153
Catatan C.2.41 Utang Jangka Pendek Lainnya 153
Kewajiban Jangka Panjang
Catatan C.2.42 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Perbankan 154
Catatan C.2.43 Utang Jangka Panjang Surat Berharga Negara Dalam Negeri 154
Catatan C.2.44 Utang Kepada Dana Pensiun dan THT 156
Catatan C.2.45 Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya 156
Catatan C.2.46 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Perbankan 159
Catatan C.2.47 Utang Jangka Panjang Luar Negeri Lainnya 159
EKUITAS
Ekuitas Dana Lancar
Catatan C.2.48 Saldo Anggaran Lebih (SAL) Setelah Penyesuaian 160
Catatan C.2.49 SiLPA (SiKPA) Setelah Penyesuaian 162
Catatan C.2.50 Cadangan Piutang 163
Catatan C.2.51 Cadangan Persediaan 163
Catatan C.2.52 Pendapatan yang Ditangguhkan 163
Catatan C.2.53 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek 164
Catatan C.2.54 Selisih Kurs Bagian Lancar 164
Catatan C.2.55 Dana Lancar Lainnya 164
Catatan C.2.56 Barang/Jasa yang Harus Diterima 165
Catatan C.2.57 Barang/Jasa yang Masih Harus Diserahkan 165
Ekuitas Dana Investasi
Catatan C.2.58 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 165
Catatan C.2.59 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 165
Catatan C.2.60 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 165
Catatan C.2.61 Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 167
Catatan C.2.62 Selisih Kurs Bagian Jangka Panjang 167
CATATAN PENTING LAINNYA
Catatan C.3 Catatan Penting Lainnya 168
LAPORAN ARUS KAS
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Catatan D.2.1 Penerimaan Perpajakan 192
Catatan D.2.1.1 Pajak Penghasilan 193
Catatan D.2.1.2 Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah 193
Catatan D.2.1.4 Cukai 194
Catatan D.2.1.5 Pajak Lainnya 194
Catatan D.2.1.6 Pajak Perdagangan Internasional 195
Catatan D.2.2 PNBP 195
Catatan D.2.2.1 Penerimaan Sumber Daya Alam 195
Catatan D.2.2.2 Penerimaan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN 196
Catatan D.2.2.3 Penerimaan PNBP Lainnya 196
Catatan D.2.2.4 Penerimaan BLU 196
Catatan D.2.3 Penerimaan Hibah 197
Catatan D.2.4 Belanja Pegawai 197
Catatan D.2.5 Belanja Barang 198
Catatan D.2.6 Belanja Pembayaran Bunga Utang 198
Catatan D.2.7 Subsidi 199
Catatan D.2.8 Belanja Hibah 199
Catatan D.2.9 Bantuan Sosial 199
Catatan D.2.10 Belanja Lain-Lain 200
Catatan D.2.11 Dana Bagi Hasil Pajak 200
Catatan D.2.12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 200
Catatan D.2.13 Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau 201
Catatan D.2.14 Dana Alokasi Umum 201
Catatan D.2.15 Dana Alokasi Khusus 201
Catatan D.2.16 Dana Otonomi Khusus 201
Catatan D.2.17 Dana Penyesuaian 202
Catatan D.2.18 Dana Keistimewaan DIY 202
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN
Catatan D.2.19 Pendapatan dari Pemindahtanganan dan Penjualan Aset 202
Catatan D.2.20 Belanja Modal 203
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN
Catatan D.2.21 Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri 203
Catatan D.2.22 Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri 205
Catatan D.2.23 Penerimaan Pengembalian Penerusan Pinjaman 205
Catatan D.2.24 Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri 206
Catatan D.2.25 Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri 206
Catatan D.2.26 Penyertaan Modal Negara/Investasi Pemerintah 206
Catatan D.2.27 Penerusan Pinjaman (RDI/RPD) 207
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN
Catatan D.2.28 Perhitungan Fihak Ketiga (Neto) 207
Catatan D.2.29 Kiriman Uang 208
Catatan D.2.30 Transito 208
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN REALISASI APBN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013
(Dalam Rupiah)
Uraian Catatan
TA 2014 (Audited) TA 2013 (Audited)
Anggaran Realisasi
% Realisasi terhadap Anggaran
Realisasi
A. Pendapatan Negara dan Hibah B.2.1
I. Penerimaan Perpajakan B.2.1.1 1.246.106.955.600.000 1.146.865.769.098.252 92.04% 1.077.306.679.558.272
1. Pajak Dalam Negeri B.2.1.1.1 1.189.826.575.600.000 1.103.217.635.957.204 92.72% 1.029.850.063.303.271
2. Pajak Perdagangan Internasional B.2.1.1.2 56.280.380.000.000 43.648.133.141.048 77.55% 47.456.616.255.001
II. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.2.1.2 386.946.415.445.000 398.590.523.613.990 103.01% 354.751.889.117.468
1. Penerimaan Sumber Daya Alam B.2.1.2.1 241.114.622.223.000 240.848.282.407.860 99.89% 226.406.189.261.540
2. Bagian Pemerintah atas Laba BUMN B.2.1.2.2 40.000.000.000.000 40.314.429.901.560 100.79% 34.025.604.050.274
3. Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya B.2.1.2.3 84.968.409.424.000 87.746.767.296.051 103.27% 69.671.855.890.502
4. Pendapatan BLU B.2.1.2.4 20.863.383.798.000 29.681.044.008.519 142.26% 24.648.239.915.152
III. Penerimaan Hibah B.2.1.3 2.325.114.000.000 5.034.520.904.737 216.53% 6.832.500.887.004
Jumlah Pendapatan Negara dan Hibah (A.I + A.II + A.III)
1.635.378.485.045.000 1.550.490.813.616.979 94.81% 1.438.891.069.562.744
B. Belanja Negara B.2.2
I. Belanja Pemerintah Pusat B.2.2.1 1.280.368.574.301.000 1.203.577.167.222.861 94.00% 1.137.162.887.298.240
1. Belanja Pegawai B.2.2.1.1 258.435.598.595.000 243.719.884.098.338 94.31% 221.688.819.162.644
2. Belanja Barang B.2.2.1.2 195.206.755.356.000 176.622.265.435.276 90.48% 169.722.685.080.370
3. Belanja Modal B.2.2.1.3 160.790.466.559.000 147.347.928.326.528 91.64% 180.864.203.133.334
4. Pembayaran Bunga Utang B.2.2.1.4 135.453.200.000.000 133.441.292.679.083 98.51% 113.035.490.483.582
5. Subsidi B.2.2.1.5 403.035.574.566.000 391.962.514.288.102 97.25% 355.045.179.958.292
6. Belanja Hibah B.2.2.1.6 2.853.254.017.000 907.509.554.215 31.81% 1.302.956.172.580
7. Belanja Bantuan Sosial B.2.2.1.7 96.655.378.861.000 97.924.676.539.384 101.31% 92.136.072.115.501
8. Belanja Lain-lain B.2.2.1.8 27.938.346.347.000 11.651.096.301.935 41.70% 3.367.481.191.937
II. Transfer ke Daerah B.2.2.2 596.504.184.406.000 573.703.081.723.721 96.18% 513.260.443.170.637
1. Dana Perimbangan B.2.2.2.1 491.882.888.478.000 477.052.754.641.271 96.99% 430.354.730.161.983
a. Dana Bagi Hasil B.2.2.2.1.1 117.663.562.827.000 103.938.958.255.771 88.34% 88.463.060.120.183
b. Dana Alokasi Umum B.2.2.2.1.2 341.219.325.651.000 341.219.325.651.000 100.00% 311.139.289.165.000
Uraian Catatan
Anggaran Realisasi
% Realisasi terhadap Anggaran
Realisasi
2. Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian B.2.2.2.2 104.097.420.928.000 96.231.227.308.000 92.44% 82.905.713.008.654
a. Dana Otonomi Khusus B.2.2.2.2.1 16.148.773.028.000 16.148.773.028.000 100.00% 13.445.571.566.000
b. Dana Penyesuaian B.2.2.2.2.2 87.948.647.900.000 80.082.454.280.000 91.06% 69.460.141.442.654
3. Dana Keistimewaan DIY B.2.2.2.3 523.875.000.000 419.099.774.450 80.00%
III. Suspen Belanja Negara B.2.2.3 (97.393.160.171) 140.396.949.208
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 1.876.872.758.707.000 1.777.182.855.786.411 94.69% 1.650.563.727.418.085
C. Surplus (Defisit) Anggaran (A - B) B.2.3 (241.494.273.662.000) (226.692.042.169.432) 93.87% (211.672.657.855.341)
D. Pembiayaan B.2.4
I. Pembiayaan Dalam Negeri (Neto) B.2.4.1 254.931.959.172.000 261.244.985.683.200 102.48% 243.199.747.083.370
1. Penggunaan SAL B.2.4.1.1 1.000.000.000.000 0% 30.000.000.000.000
2. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman B.2.4.1.2 4.398.460.306.000 4.999.122.569.597 113.66% 4.174.085.472.290
3. Privatisasi dan Penjualan Aset Program Restrukturisasi B.2.4.1.3 1.000.000.000.000 543.558.387.876 54.36% 1.500.151.167.201
4. Surat Berharga Negara (Neto) B.2.4.1.4 264.983.707.000.000 264.628.918.472.574 99.87% 224.672.521.479.583
Penerimaan Surat Berharga Negara 439.096.524.981.366 327.747.662.419.035
Pengeluaran Surat Berharga Negara (174.467.606.508.792) (103.075.140.939.452)
5. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) B.2.4.1.5 2.177.977.297.000 949.967.958.159 43.62% 474.470.730.046
6. Penyertaan Modal Negara/Dana Investasi Pemerintah B.2.4.1.6 (9.305.042.400.000) (8.912.513.705.006) 95.78% (11.915.446.765.750)
7. Kewajiban Penjaminan B.2.4.1.7 (964.068.000.000) (964.068.000.000) 100% (706.035.000.000)
8. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional B.2.4.1.8 (8.359.075.031.000) (5.000.000.000.000)
II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) B.2.4.2 (13.437.685.510.000) (12.352.160.006.680) 91.92% (5.805.169.762.176)
1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) B.2.4.2.1 54.129.575.787.000 52.574.662.239.463 97.13% 55.279.821.617.227
a. Penarikan Pinjaman Program B.2.4.2.1.1 16.899.600.000.000 17.776.956.719.493 105.19% 18.426.396.220.606
b. Penarikan Pinjaman Proyek B.2.4.2.1.2 37.229.975.787.000 34.797.705.519.970 93.47% 36.853.425.396.621
2. Penerusan Pinjaman B.2.4.2.2 (3.407.371.699.000) (2.505.637.602.270) 73.54% (3.880.566.936.399)
3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri B.2.4.2.3 (64.159.889.598.000) (62.421.184.643.873) 97.29% (57.204.424.443.004)
Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) 241.494.273.662.000 248.892.825.676.520 103.06% 237.394.577.321.194