• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KERJA SISTEM SARAF SENSORIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLA KERJA SISTEM SARAF SENSORIK"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KERJA SISTEM SARAF SENSORIK

Asih Mulkiatunnisa

Dinda Ayu Setiya Ningrum

Nidaul Khusniyati

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Kependidikan Sekolah Dasar Dan Prasekolah

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Malang

Abstract: Sensory nerves are functioning nerve cells receive and deliver impulses or stimulation of receptors (sensory organs) to the central nervous system, the brain (ensefalon) and spinal cord (spinal cord). Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Sensory receptors in the form of specialized cells or the cells that provide information about conditions inside and outside the body to the central nervous system. Reseptor sistem syaraf sensorik ini dibantu oleh lima macam bagian tubuh, yang mampu menghantarkan rangsang menuju ke syaraf sensorik dan menghantarkannya ke otak. The sensory nervous system receptors assisted by five different parts of the body, which is able to deliver stimuli leading to sensory nerves and deliver them to the brain. Dalam kondisi yang normal sistem syaraf ini mampu menghantarkan rangsang dari luar tubuh ke otak. In normal conditions the nervous system is able to deliver stimuli from outside the body to the brain. Macam indra yang berperan dalam pengaturan sistem syaraf sensorik yaitu indra penglihatan untuk rangsang cahaya; Kinds of senses that play a role in the regulation of the sensory nervous system, namely the sense of sight to light stimuli; indra pendengaran untuk suara; sense of hearing to sounds; indra penciuman untuk bau; sense of smell to smell; indra pencecapan untuk mencecap atau rasa; foretaste senses to sip or taste; indra peraba untuk sentuhan. sense of touch to touch. Sistem indra ini memiliki pola kerja, fungsi, sistem dan tugasnya masing-masing untuk mentransfer rangsang kepada syaraf sensorik dan diteruskan kesyaraf pusat sehingga menimbulkan aksi atau reaksi berupa respon/gerakan.Kesimpulan: Pola kerja yang normal pada sisitem syaraf panca indra akan memudahkan impuls informasi menuju ke sistem syaraf sensorik dan dapat diteruskan kesistem syaraf pusat untuk dirubah

(2)

has a working patterns, functions, and duties system to transfer each sensory stimuli to the nerve center and forwarded kesyaraf causing a reaction in the form of action or response / gerakan.Kesimpulan: normal working pattern sisitem sensory nerve impulses will facilitate information leading to the sensory nervous system and can be forwarded to a system to be converted into the central nervous response / motion corresponding to a given stimuli.

Keyword: Five Senses, Work Pattern, Sensory Nervous System,

Abstrak: Saraf sensorik yaitu sel saraf yang berfungsi menerima dan menghantar impuls atau rangsangan dari reseptor (alat indera) ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Reseptor sensoris berupa sel-sel khusus atau proses sel-sel yang memberikan informasi tentang kondisi didalam dan diluar tubuh kepada susunan saraf pusat. Reseptor sistem syaraf sensorik ini dibantu oleh lima macam bagian tubuh, yang mampu menghantarkan rangsang menuju ke syaraf sensorik dan menghantarkannya ke otak. Dalam kondisi yang normal sistem syaraf ini mampu menghantarkan rangsang dari luar tubuh ke otak. Macam indra yang berperan dalam pengaturan sistem syaraf sensorik yaitu indra penglihatan untuk rangsang cahaya; indra pendengaran untuk suara; indra penciuman untuk bau; indra pencecapan untuk mencecap atau rasa; indra peraba untuk sentuhan. Sistem indra ini memiliki pola kerja, fungsi, sistem dan tugasnya masing-masing untuk mentransfer rangsang kepada syaraf sensorik dan diteruskan kesyaraf pusat sehingga menimbulkan aksi atau reaksi berupa

respon/gerakan.Kesimpulan: Pola kerja yang normal pada sisitem syaraf panca indra akan memudahkan impuls informasi menuju ke sistem syaraf sensorik dan dapat diteruskan kesistem syaraf pusat untuk dirubah menjadi respon/gerak yang sesuai dengan rangsang yang diberikan.

Keyword:Panca Indra, Pola Kerja, Sistem Syaraf Sensorik

(3)

berbeda-beda. Seperti sel saraf sensorik atau sistem syaraf yang fungsinya menghantarkan rangsang ke otak atau syaraf pusat. Sistem syaraf pusat secara terus menerus mendapatkan informasi tentang dunia luar tubuh, tentang keadaan organ dan jaringan di dalam tubuh. Kesemua rangsang yang diterima oleh syaraf pusat itu diberikan oleh sistem syaraf sensorik. Sistem ini menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ sensoris dan kemudian mengintegrasikan untuk menentukan reaksi yang harus dilakukan tubuh. Sebagian besar kegiatan sistem saraf berasal dari pengalaman sensoris atau reseptor sensoris, baik berupa reseptor visual, reseptor auditorius, reseptor raba di permukaan tubuh, atau jenis reseptor lain.

Pengalaman sensoris ini dapat menyebabkan suatu reaksi segera, atau kenangannya dapat disimpan di dalam otak selama bermenit-menit, berminggu-minggu, atau bertahun-tahun dan kemudian dapat membantu menentukan reaksi tubuh di masa yang akan datang. Dari penjelasan diatas akan dibahas mengenai sistem atau pola kerja syaraf sensorik, anatomi syaraf sensorik, fungsi reseptor dan sensibilitas saraf sensorik bagi tubuh manusia.

Anatomi Dan Fisiologi Sistem Sensorik

(4)

Saraf sensorik yaitu sel saraf yang berfungsi menerima dan menghantar impuls ataurangsangan dari reseptor (alat indera) ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dansumsum tulang belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengansaraf asosiasi (intermediet). Sistem sensoris

menempatkan atau memungkinkan individu berinteraksi atau berhubungan dengan lingkungannya. Setiap sensasi yang diterimatergantung pada kuatnya stimulasi yang diterima oleh reseptor atau target organ. Sel saraf sensoris disebut juga sel saraf indera, karena berfungsi membawa rangsangan(impuls) dari indera ke saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Berikut Jalannya proses sensori hingga di persepsikan : Rangsangan→reseptor→saraf sensori→sumsum tulangbelakang dan otak→saraf motoris→efektor→persepsi. Proses kerja sistem syaraf sensorik ada yang langsung dan ada yang tidak langsing menuju ke otak untuk dipersepsikan menjadi gerak. Kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi menghantarkan impuls listrik yang terbentuk Setiap neuron terdiri dari akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Rangsangan sensoris dapat kita interpretasikan melalui frekuensi-frekuensi basis setelah terjadi potensial aksi. Datangnya informasi atau rangsangan pada kulit kita itulah yang dinamakan sensasi, dan saat kita mengenal rangsangan yang datang dari kulit kita inilah yang dinamakan persepsi.Adapun indera-indera khusus pada tubuh kita seperti penciuman, penglihatan, perasa pada lidah, keseimbangan dan pendengaran. Sensasi yang datang pada tubuh kita diterima oleh reseptor khusus yang strukturnya lebih komplek daripada reseptor pada kulit. Reseptor indera ini terletak pada indera khusus pada manusia seperti mata, telinga dimana reseptornya dilindungi oleh jaringan-jaringan di sekitarnya. Dari

penjelasan tadi akan dibahas lebih khusus pada anatomi panca indra yang berperan besar dalam sel saraf sensorik beserta sistem dan pola kerjanya.

Anatomi dan Fisiologi sistem penglihatan (mata)

(5)

AnatomiMata

Mata terletak dirongga mata dan dihubungkan oleh otot penambat mata pada tulang tengkorak. Mata dilindungi oleh alis mata, kelopak mata (atas,bawah), bulu mata, dan kelenjar air mata.

Gambar 2 anatomi mata

Kelopak mata terdiri atas 2 bagian, yaitu kelopak mata atas dan kelopak mata bawah. Di bagian dalam kelopak mata terdapat selaput lendir yang berfungsi melapisi bagian dalam kelopak mata. Otot yang mempengaruhi gerak kelopak mata adalah otot orbikularis okulis. Gerak berkedip mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing yang akan masuk ke dalam mata dan

menghindarkan mata dari kekeringan. Kelenjar air mata terletak di bagian kelopak mata bagian atas. Kelenjar air mata disebut juga grandula raklimalis,berfungsi menghasilkan air mata untuk membasahi bola mata dan membersihkan benda asing dalam mata.Bola mata tersusun atas tiga lapisan yaitu 1) Sklera, merupakan lapisan pembungkus bola mata yang tersusun atas jaringan ikat yang kuat

(6)

Dalam retina terdapat reseptor cahaya (fotoreseptor) dan serabut saraf.

Fotoreseptor dibagi menjadi 2, yaitu sel batang untuk cahaya dengan intensitas rendah tetapi tidak dapat membedakan warna dan sel kerucut untuk peka terhadap warna dan cahaya dengan intensitas tinggi.

Fisiologi Mata

Proses melihat dimulai dari masuknya cahaya kedalam mata dan mengenai retina. Secara berturut-turut cahaya masuk melalui aquoeus humour, pupil, lensa mata, vitreous humour, dan akhirnya sampai pada sel fotoreseptor. Dari sel fotoreseptor impuls dibawa ke otak melalui saraf penglihatan dan munculah persepsi melihat.

Anatomi dan Fisiologi indra peraba (kulit)

Bagian tubuh yang merupakan indra peraba adalah kulit. Didalam kulit terdapat ujung-ujung sel saraf sensorik sehingga kulit merupakan alat indra peraba yang dapat merasakan panas, dingin, sentuhan, nyeri, atau tekanan. Selain sebagai alat indra peraba, kulit juga berfungsi melindungi tubuh dari luka dan infeksi,

membuat tubuh tahan air, dan mengatur suhu tubuh. Reseptor kulit berkontribusi untuk posisi dan gerakan rasa tangan (Edin dan Abbs 1991). Secara umum, ada empat jenis mechanoreceptors tangan gundul, masing-masing dengan fungsi sensorik yang berbeda, yang bertanggung jawab untuk proprioception tangan. Beradaptasi lambat Tipe I reseptor penting untuk transmisi informasi mengenai bentuk dan tekstur, sedangkan kulit reseptor beradaptasi cepat yang penting dalam pengendalian pegangan. Sistem Pacinian berkaitan dengan deteksi kejadian jauh dengan getaran melalui benda-benda di tangan. Akhirnya, sistem yang lambat beradaptasi tipe II reseptor relay informasi mengenai konformasi tangan dan persepsi gaya yang bekerja pada tangan.

Anatomi Kulit

(7)

kulit tersusun atas lapisan epidermis disebelah luar dan lapisan dermis disebelah dalam.1) Lapisan epidermis merupakan lapisan yang mati karena tidak memiliki pembuluh darah ataupun sel saraf. Lapisan epidermis tersusun atas 4 lapisan sel (dari dalam keluar), yaitu stratum germinatifum yang berfungsi membentuk lapisan disebelah atasnya, stratum granulosum yang berisi sedikit keratin dan menghasilkan pigmen hitam (melanin), stratum lusidum yang merupakan lapisan transparan, serta stratum korneum yang merupakan lapisan tanduk. Stratum germinatifum berbatasan langsung dengan lapisan dermis. 2)Lapisan dermis mengandung kelenjer keringat (glandula sudorifera) dan akar rambut. Didalam lapisan dermis juga terdapat sebagian besar sel-sel reseptor yang sejajar dengan pembuluh darah dan kelenjer minyak (glandula sebesea). Pada bagian bawah dermis terdapat hipodermis yang banyak mengandung lemak. Lemak tersebut berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan penahan panas tubuh.

Fisiologi Indera Peraba Kulit

Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan, dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang

tersebut diterima oleh sel-sel reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke otak melalui urat saraf. Oleh otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adanya suatu rangsang. Otak pun memerintahkan tubuh untuk

(8)

permukaan kulit di dalam lapisan dermis. Korpuskel meissner dapat ditemukan di daerah ujung jari, bibir, kelopak mata, dan alat kelamin. Respon untuk tekanan dinamakan korpuskel pacini, terletak di lapisan epidermis. Respon ini dapat juga ditemukan pada pankreas. Ujung saraf ruffini merupakan reseptor ujung panas terletak pada dermis dan dapat juga ditemukan pada jaringan subkutal, ligamen, tendon dan kapsul persendian tulang. Ujung saraf krause adalah reseptor untuk dingin terletak dilapisan dermis. Ujung saraf bebas meliputi reseptor nyeri

(nosiseptor), reseptor panas yang berfungsi menerima rangsang berupa suhu yang terus meningkat, dan reseptor dingin yang berfungsi menerima rangsang berupa suhu yang terus turun.

Anatoni dan fisiologi indera pengecap (lidah) Anatomi Lidah

Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot dan terdapat dalam rongga mulut. Selain di lidah sel reseptor pengecap juga terdapat di langit-langit mulut. Sel reseptor pengecap merupakan sel yang terspesialisasi menjadi reseptor dan memiliki mikrofili pada ujungnya. Rangsangan pada indera pengecap berupa molekul zat kimia, maka reseptor di lidah termasuk kemoreseptor. Di permukaan lidah terdapat ribuan tonjolan kecil yang disebut papilae. Beberapa macam papilae, yaitu: 1) Papila filiformos, berbentuk benang halus pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah yang bertanggungjawab untuk mengetahui tekstur suatu makanan. 2) Papila foliate, berbentuk seperti bukit terletak di bagian sisi lidah. 3) Papila fungiform, berbentuk seperti jamur memiliki 3 kuncup perasa yang

berlokasi di bagian puncak dan tersebar di seluruh bagian lidah. 4) Papila sirkumvalata, berbentuk bulat tersusun seperti V terbalik. Masing-masing papila dikelilingi oleh parit yang banyak terdapat dibagian belakang lidah. Jumlahnya sekitar 7-12. Jumlah kuncup perasa mencapai 250 buah.

Diantara papilae terdapat sel kuncup reseptor pengecap yang disebut kuncup pengecap terletak di sela-sela papila. Tiap kuncup terdiri atas 2 macam sel, yaitu sel penyokong dan pengecap. Sel penyokong berfungsi sebagai

(9)

Gambar 4 macam-macam papila yang ada di lidah

Gambar 5 didalam papila terdapat beberapa kuncup pengecap

Fisiologi pengecap (lidah)

Proses pengecap dapat terjadi karena mikrofili pada sel pengecap

mengandung protein reseptor untuk molekul-molekul tertentu. Jika molekul yang terlarut dalam air terikat protein reseptor akan timbul impul saraf yang dikirim ke otak dan menafsirkan rasa yang dikecap lidah, yaitu manis, asin, asam, pahit, atau pedas.

(10)

Hidung merupakan salah satu organ penyusun sistem

pernapasan.Penciuman memberikan informasi tentang bahan kimia yang ada di udara yang merangsang reseptor yang terletak di bagian atas rongga hidung. Molekul bau yang masuk bersama udara kedalam lubang hidung akan ditangkap oleh reseptor pembau yang terdapat di selaput lendir hidung. Reseptor ini mampu menerima rangsang merupa bau dari zat kimia yang menguap. Reseptor ini tergolong sebagai kemoreseptor. Struktur indra pembau terdiri atas sel epitel dan sel pembau (sel olfaktori) yang berupa neuron sebagai reseptor (penerima rangsang). Sel pembau dilengkapi dengan silia (rambut lahus) serta dilapisi selaput lendir sebagai pelembab.

Gambar 6 anatomi indra pembau Fisiologi indra pembau

Kerja indra pembau berhubungan dengan indra pengecap. Indera

penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita.

Anatomi dan fisiologi indra pendengar (telinga) Anatomi

(11)

saluran telinga. Getaran suara tersebut akan diahantarkan menuju gendang telinga. Didalam saluran telinga terdapat rambut-rambut halus yang berfungsi mencegah benda-benda asing seperti debu. Terdapat pula kelenjer lilin yang menyekresi cairan semacam lilin yang berfungsi menjaga agar permukaan saluran telinga senantiasa lembab. 2) Telinga tengah, didalam telinga tengah terdapat membran timpani, tulang-tulang pendengaran, dan saluran atau pembuluh eustachius. Membran timpani (gendang telinga) merupakan selput yang berfungsi menerima getaran suara/gelombang bunyi. Tulang-tulang pendengaran terdiri atas tulang martil (malleus), tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). 3) Telinga dalam (labirin)Merupakan ruangan yang berisi cairan dan terdiri atas beberapa bagian, yaitu koklea, sakulus, dan utrikulus. Koklea merupakan alat pendengaran. Adapun sakulus dan utrikulus merupakan alat keseimbangan.

Gambar 7 anatomi indra pendengar Fisiologi pendengaran

(12)

mengolah getaran itu sehingga timbullah persepsi suara. Frekuensi bunyi atau suara yang dapat didengar oleh manusia adalah 20-20.000 Hz.

Mekanisme transmisi pendengaran ada 2 macam, yaitu melalui penghantaran suara dan penghantaran tulang. Mekanisme penghantaran suara dimulai dengan adanya getaran suara yang menuju membran timpani, tulang-tulang pendengaran, tingkap oval, dan akhirnya

menggetarkan cairan endolimfa dalam koklea. Di dalam koklea terdapat sel-sl rambut (organ corti) yang akan terangsang dan akan menimbulkan suara. Mekanisme penghantaran tulang terjadi melalui tulang tengkorak yang bergetar dan mempengaruhi cairan endolimfa dalam koklea yang menyebabkan organ corti terangsang dan timbullah persepsi suara.

Gambar 8 fisiologi atau cara kerja indra pendengaran FungsiReseptor

(13)

jawaban berupa pengaturan yang sesuai dengan stimulus yang diberikan. Reseptor dibagi menjadi beberapa jeenis, yaitu 1) Reseptor berdasarkan rangsangan yang diterimanya, yaitu a) Kemoreseptor, merupakan reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari zat kimia, seperti bau, rasa dan komposisi cairan. b) Termoreseptor, berfungsi untuk menerima rangsang berupa panas dan dingin. c) Nosireseptor, berfungsi untuk menerima dan meneruskan rangsang berupa sakit, misalnya karena terluka. d) Mekanoreseptor, berfungsi untuk menerima rangsang berupa suara, sentuhan, tekanan, atau regangan (misalnya saat kita melakukan

peregangan sendi atau olahraga). e) Fotoreseptor, merupakan reseptor yang menerima rangsang berupa cahaya. 2) Berdasarkan asal rangsangsangannya, reseptor dibedaka menjadi a) Reseptor eksteroseptif, yang berespon terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, termasuk visual, auditoar, dan taktil. b) Reseptor propioseptif, reseptor ini dapat memainkan peran dalam persepsi dan kontrol gerakan anggota badan dan sudut sendimisalnya yang menerima informasi mengenai posisi bagian tubuh atau tubuh di ruangan.c)Reseptor interoseptif, mendeteksi kejadian internal seperti perubahan tekanan darah.

Pemeriksaansensibilitas

Sensasi (sensibilitas) dapat dibagi menjadi 4 jenis , yaitu 1) Pemeriksaan Sensibilitas Eksteroseptif/ Superfisial / Protektif. Seperti Pemeriksaan Rasa Raba berkaitan dnegan Stimulus: gumpalan kapas, kertas atau kain yang ujungnya diusahakan sekecil mungkin. Dengan Teknik: Menyentuh pasien dengan alat stimulus pada tubuh pasien dan bandingkan bagian-bagian yang simetris. Yang dilakukan dengan Instruksi kepada pasien: “ beritahukan kepada saya setiap saat anda merasakannya dan dimana anda merasakannya. Kami akan mengujinya dengan mata anda dalam keadaan tertutup”. Hal ini dapat diketauhi Hasil: Jika sensasi abnormal, lakukan pemeriksan di bagian proksimal sampai batas ketinggian gangguan sensorik ditentukan.. Kelainan korteks sensori akan

(14)

menusuk dengan jarum atau dengan menggunakan benda tumpul pada tubuh pasien dan bandingkan bagian-bagian yang simetris, jika bagian simetris dibandingkan, tusukan harus sama kuat. Dengan Instruksi kepada pasien:

“pejamkan mata anda, beritahukan saya setiap kali saya menyentuh anda, apakah anda merasakan tajam atau tumpul dan dimana anda merasakannya“.

Yang ke tiga yaitu Pemeriksaan Rasa Suhu dengan Stimulus berupa tabung reaksi yang diisi dengan air es (10-200 celcius) untuk rasa dingin dan untuk rasa panas dengan air panas (40-500 celcius). Suhu yang kurang dari 50C dan lebih dari 500C akan menimbulkan rasa nyeri. Menggunakan Teknik: Diperiksa di seluruh tubuh dan dibandingkan bagian-bagian yang simetris. Bagian proksimal ekstremitas biasanya kurang peka terhadap rasa dingin, bila dibandingkan dengan bagian distal ekstremitas. Bagian yang simetris harus diusahakan agar berada dalam kondisi yang sama, dibuka pakaiannya secara bersamaan. Biasanya dilakukan dnegan Instruksi kepada pasien: “pejamkan mata anda, beritahukan saya setiap kali saya menyentuh bagian tubuh anda, apakah anda merasakan rasa dingin atau panas dan dimana anda merasakannya”. Hal ini akan menunjukkan Hasil: perubahan rasa suhu dinyatakan dengan kata anesthesia suhu.seperti Therm-anesthesia dingin / panas : tidak merasa panas / dingin; Therm-hypesthesia dingin / panas : kurang merasa panas / dingin; Therm-hyperesthesia dingin / panas : lebih merasa panas / dingin; Hypesthesia suhu terhadap rasa dingin sering dijumpai pada lesi talamik. yang selanjutnya yaitu Pemeriksaan Sensibilitas Dalam / Propioseptif.

(15)

ekstremitas pasien, misal jari kaki, pegang jari kaki pada bagian lateral dan hindari bersentuhan dengan jari-jari lainnya.Cara kedua adalah dengan jalan menempatkan jari penderita pada suatu posisi, kemudian ia disuruh mengatakan posisi dari jari tersebut atau disuruh menempatkan jari sisi lainnya seperti posisi jari yang kita periksa. Instruksi kepada pasien: “Pejamkan mata anda, dan rilekskan tubuh anda, beritahukan saya setiap kali saya menggerakkan jari kaki anda, apakah anda merasakan gerakannya, katakan apakah bergerak ke atas atau ke bawah”. “Pejamkan mata anda, dan rilekskan tubuh anda, saya akan

memposisikan jari tangan kanan anda pada posisi tertentu, kemudian tolong gerakkan jari tangan anda pada tangan kiri dengan posisi yang sama seperti yang saya lakukan pada jari tangan kanan anda”. Sehingga dapat diketahui Hasil: hilangnya rasa gerak dan sikap mengindikasikan gejala tabes dorsalis, multiple sclerosis, atau defisiensi vitamin B12 atau peripheral neuropathy yang

berhubungan dengan diabetes.

Tes lain untuk tes rasa gerak dan sikap adalah tes tunjuk hidung dan tes tumit-lutut serta tes Romberg. Seperti Tes Tunjuk Jari ke Hidung yaitu Tes tunjuk jari ke hidung dilakukan dengan meminta pasien untuk menyentuh hidungnya dan jari pemeriksa secara berganti-ganti secara cepat, setepat dan selancar mungkin. Pemeriksa mempertahankan jarinya dengan jarak satu lengan dari pasien. Pasien diminta menyentuh jari pemeriksa dan kemudian menyentuh hidungnya. Prosedur ini diulang beberapa kali, setelah itu pasien diminta melakukan pemeriksaan ini dengan mata tertutup. Dengan Hasil: Pasien dengan gangguan serebelum secara terus menerus melewati sasarannya, suatu keadaan yang disebut dengan past pointing. Disamping itu mereka juga mungkin mengalami tremor ketika jari mendekati sasarannya.

(16)

ketiga yaitu Tes Romberg merupakan Tes dilakukan dengan menyuruh pasien berdiri di depan pemeriksa, dengan kaki dirapatkan sehingga kedua tumit dan jari-jari kaki saling bersentuhan. Pemeriksa menyuruh pasien merentangkan lengannya dengan telapak tangan menghadap ke atas dan menutup matanya. Jika pasien dapat mempertahankan sikap ini tanpa bergerak, tes ini disebut negative. Tes Romberg positif jika pasien mulai bergoyang-goyang dan harus memindahkan kakinya untuk menjaga keseimbangan. Dengan Hasil: penemuan lazim adalah salah satu lengan melayang ke bawah dengan fleksi jari-jari tangan. Gerakan ini disebut melayang pronator, dijumpai pada pasien dengan hemiparese ringan. Jika tes Romberg positif menandakan gangguan kolumna posterior.

Yang selanjutnya adalah Pemeriksaan Rasa Getar. Biasanya menggunakan Stimulus: garputala 128 Hz. Dengan Teknik: Menempatkan garputala yang sedang bergetar pada ibu jari kaki, maleolus lateral dan medial kaki, tibia, spina iliaka anterior superior, sacrum, prosesus spinosus vertebra, sternum , klavikula, prosesus stiloideus radius dan ulna dan jari-jari.Garputala kita ketok dan ditempatkan pada ibu jari kaki atau tulang maleous, pasien ditanya apakah ia merasakan getarannya, dan ia disuruh memberitahukan bila ia mulai tidak

merasakan getarnnya. Bila getaran mulai tidak dirasakan garpu tala kita pindahkan ke pergelangan atau sternum atau klavikula atau kita bandingkan dengan jari kaki kita sendiri. Dengan demikian kita dapat memeriksa adanya rasagetar dan sampai berapa lemah masih dapat dirasakan, dengan jalan membandingkan dengan bagian lain dari tubuh atau dengan rasa getar pemeriksa. Pengamat memberikan Instruksi kepada pasien: “pejamkan mata anda,anda akan merasakan sebuah getaran, beritahukan pada saya apabila anda sudah tidak merasakan getarannya

lagi”sehingga diketahui Hasil: kehilangan rasa sensasi getar merupakan tanda awal gangguan peripheral neuropathy akibat factor diabetes dan alkoholik.

(17)

Instruksi pada pasien: “pejamkan mata anda, beritahu pada saya jika anda merasakan tekanan pada tubuh anda, dan katakana dimana lokasinya”.

Pemeriksaan yang lebih lanjut yaitu Pemeriksaan Rasa Nyeri Dalam Stimulus: dengan jalan memencet otot atau tendon, menekan serabut syaraf yang terletak dekat permukaan, memencet testes atau biji mata. Dengan Teknik: kita pencet otot lengan atas, lengan bawah, paha , betis dan tendon Achilles, juga dapat dengan jalan menekan biji mata, laring, epigastrium dan testes. Perhatikan apakah pasien peka terhadap rasa nyeri dalam. Pengamat biasanya memberikan Instruksi pada pasien: “Pejamkan mata anda, beritahukan pada saya apabila anda

merasakan nyeri pada tubuh anda“.

Kemudian dilanjutkan dengan Pemeriksaan Sensibilitas Interoseptif yaitu Rasa interoseptif merupakan perasaan dari visera (organ dalam tubuh), yaitu rasa yang hilang timbul dari organ-organ internal. Pasien mungkin mengemukakan gangguan perasaan berupa rasa nyeri, mules, atau kembung. Nyeri visceral ini biasanya difus, tidak tegas lokalisasinya. Pada pemeriksaan neurologi rasa interoseptif ini sukar dievaluasi dan sukar diperiksa. Selain lokalisasinya yang difus, kita tidak dapat melakukan tes pada organ yang letaknya di dalam

tubuh.Bersamaan dengan nyeri interoseptif yang diderita pasien, mungkin pula ia mengalami nyeri somatic, yang mempunyai asal reflektoris yang disebut nyeri rujukan (referred pain). Nyeri rujukan ini biasanya didapatkan pada dermatom yang sama atau yang berdekatan dengan organ internal, sebagai akibat persyarafan segemental yang sama, namun mungkin pula pada tempat yang lebih jauh.

Misalnya nyeri angina pectoris dapat dirujuk ke lengan kiri, nyeri ginjal dapat dirujuk ke daerah inguinal.

(18)

hati-hati peganglah dua peniti dengan jarak 2-3 mm dan sentuhlah ujung jari tangan pasien. Mintalah kepada pasien untuk menyebutkan jumlah peniti

yangdirasakannya. Bandingkanlah penemuan ini dengan daerah yang sama pada ujung jari tangan lainnya. Karena daerah tubuh yang berlainan mempunyai sensitivitas yang berbeda-beda, pemeriksa harus mengetahui perbedaan ini. Di ujung jari tangan dapat membedakan 1 mm, jari kaki 3-8 mm, telapak tangan 8-12 mm, punggung 40-60 mm. Dengan Hasil: gangguan diskriminasi menandakan adanya lesi pada lobus parietalis. b) Barognesia Adalah kemampuan untuk mengenal berat benda yang dipegang atau kemampuan membeda-bedakan berat benda. c) StereognosiaAdalah kemampuan untuk mengenal bentuk benda dengan jalan meraba, tanpa melihat. Biasanya menggunkan Tenik: suruhlah pasien menutup matanya. Letakkan kunci, pensil, klip kertas atau mata uang di telapak tangan pasien dan mintalah kepadanya untuk mengenali benda-benda itu.

Periksalah tangan lainnya dan bandingkan hasilnya. Dan Hasil yang ditunjukkan berupa ketidakmampuan mengenali benda mengindikasikan adanya gangguan fungsi lobus parietalis dan oksipitalis.

Dilanjutkan dengan gejalanTopostesia (topognosia)Adalah kemampuan untuk melokalisasi tempat dari rasa raba.

untuk mengetahui gejala ini bisa dengan Teknik: Suruhlah pasien untuk menutup matanya. Sentuh pasien dan mintalah pasien untuk membuka matanya dan menunjukkan daerah dimana ia disentuh. Dengan Hasil: ketidakmampuan melokalisasi titik menandakan adanya kelainan pada korteks sensorik. Dan kemudian dilanjutkan pemeriksaan

GrafestesiaAdalah kemampuan untuk mengenal angka. Dengan Teknik: mintalah pasien untuk menutup mata dan menjulurkan tangannya. Pakailah ujung tumpul sebatang pensil untuk menulis angka dari 0 sampai 9 di telapak tangan itu. Angkanya harus dibuat menghadap ke arah pasien. Bandingkan tangan yang satu dengan tangan yang lainnya. Dan Hasil yang ditimbulkan biasanya

(19)
(20)

makan- waktu dengan keluarga dan teman sebaya. Dalam Parham dan Mailloux (1995) menyebutkan lima daftar keterbatasan kunci atau cacat yang biasa ditunjukkan oleh anak-anak dengan gangguan modulasi sensorik: (1) penurunan kemampuan sosial dan partisipasi dalam bermain; (2)-gangguan gangguan-percaya diri-diri; (3) kesulitan dengan keterampilan hidup sehari-hari dan di sekolah; (4) kecemasan, gangguan di perhatian, dan gangguan dalam kemampuan untuk mengatur reaksitions kepada orang lain; dan (5) gangguan pada

pengembangan keterampilan. Gangguan sensori modulasi (sensory modulation disorder), yaitu kesulitan dalam mengatur intensitas respon adaptif terhadap suatu stimulus tertentu. Individu yang mengalami ganguan modulasi dapat menunjukan reaksi yang tidak sesuai dengan situasi. Menunjukan reaksi berlebihan atau bahkan tidak bereaksi. Contoh :anak tidak tahan dengan suara blender, maka ia akan menangis, menutup telinga, lari ke kamar atau minta blender dimatikan.

(21)

Penutup

Proses kerja sistem syaraf sensorik dapat berjalan dengan baik melalui 5 organ penting yaitu kulit, penglihatan, penciuman, pencecapan, pendengaran. Masing-masig indra memiliki tugas dan proses kerja yang berbeda untuk

(22)

Daftar Pustaka

Drs Deddy Suhardi, Drs Wanwan Setiyawan M.M. PANCA INDRA, FUNGSI DAN PEMELIHARAANNYA. Departemen pendidikan nasional pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan ilmu pengetahuan alam (science education development centre) jalan diponegoro no.12,Bandung.2007.

Mengenal sistem syaraf pada manusia. Ria setyo mardani. Cetakan pertama tahun 2013. Trans idea publising. Yogyakarta.

Gibson,Jhon. 2003. Fisiologi dan anatomi moderenuntuk perawat edisi 2. Jakarta: EGD.

Sistem Sensorik dan Motorik. Ristoari Jual Alat Fisioterapi.

http://www.fisioterapi.web.id/2012/09/sistem-sensorik-dan-motorik.html, www.google.com, 13 januari 2015.

Pemeriksaan Sensibilitas.wmv . dokterkompi. 26 Sep 2012.

https://www.youtube.com/watch?v=-QCqpVQicf4. www.youtube.com, 13 januari 2015.

Fisiologi Saraf 2 . Dr. Suparyanto, M.Kes. Sabtu, 06 Maret 2010. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/03/fisiologi-saraf-2.html.

www.google.com. 13 januari 2015.

Anatomi dan fisiologi syaraf sensorik. Ulfah rufaidah.

http://id.scribd.com/doc/139400989/ANATOMI-DAN-FISOLOGI-SISTEM-SENSORIK-docx#scribd. www.google.com. 15 januari 2015.

Sistem Sensorik Dan Aplikasi Klinisnya. Sunday, January 1, 2012. Naya Kawaii. http://referatnaya.blogspot.com/2012/01/referat-ilmu-penyakit-saraf-sistem.html?

(23)

Pemeriksaan Sistem Pemeriksaan Sistem Sensibilitas . Euis Heryati. https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0C BsQFjAA&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFIP

%2FJUR._PEND._LUAR_BIASA%2F197710132005012-EUIS_HERYATI%2FPEMERIKSAAN_SISTEM_SENSIBILITAS_ %255BCompatibility_Mode

%255D.pdf&ei=Xa20VK7SMpKLuwTai4Eo&usg=AFQjCNGatlOVBQ

wmLMPKoZ-irVd4OmIoTQ&sig2=mbgCH6WKIepRBW3pjqZlyQ&bvm=bv.833393 34,d.c2E. 13 januari 2015.

Modul. Pemeriksaan Sensorik, Posisi, Keseimbangan Dan Koordinasi. Evy Sulistyoningrum. http://kedokteran.unsoed.ac.id/Files/Kuliah/modul %20/Modul%20B3%20-%20Pemeriksaan%20Sensorik.pdf.

www.google.com. 17 januari 2015.

Ahmad Lubab Hidayat. Gurukita.Com.http://www.gurukita.com/2012/10/alat-indra-manusia-peraba-kulit.html. www.google.com. 17 januari 2015.

Jonshon, Elisabeth. 2008. Proprioception. Panayotis N. Soucacos, MD, FACS. (online). http://cirrie.buffalo.edu/encyclopedia/en/article/337/. Diakses tanggal 08 februari 2015 pukul 15.30 WIB.

Chernigovskaya, tatiana. 2004. SEMIONICA. (online).

http:// genlingnw.ru/Staff/Chernigo/.../chaos.pdf. Diakses tanggal 08 februari 2015 pukul 15.00 WIB.

RC Schaaf . spdfoundation.net/pdf/schaaf_miller.pdf.

http://spdfoundation.net/pdf/schaaf_miller.pdf. www.google.com. 8 februari 2015.

(24)

Gambar

Gambar 1 sistem syaraf sensorik
Gambar 2 anatomi mata
Gambar 4 macam-macam papila yang ada di lidah
Gambar 6 anatomi indra pembau
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada graf invers grup dihedral-6 GS D6 salah satu himpunan dominasinya

Industri sedang yang ada di Kecamatan Banjarangkan tersebar di 4 desa yaitu Desa Getakan, Tihingan, Takmung dan Desa Aan. Satu diantaranya merupakan industri barang

Melalui  telaah  historis  dan  kaitannya  dengan  gejala‐gejala  kontemporer,  terlihat  jelas  bahwa  asumsi  yang  berlaku  dibalik 

Kehadiran UNDP dalam memfasilitasi hubungan kerjasama dalam program “Being LGBTI in Asia” merupakan bentuk konsolidasi dalam mencapai struktur yang

Ya, pertama tentunya tidak bisa dipungkiri ada juga kepentingan asingnya ya karena dengan kalau kita melakukan tax amnesty apalagi cukup banyak repatriasi maka akan

Observations indicate the stimulation setting books and home environment from birth until the age of eight years old art developments Muhammad Tariq good progress with..

Sebagai gagasan maka, urusan pemerintahan dalam konteks penataan kelembagaan birokrasi pemerintahan berdasarkan UUD 1945, khususnya yang dikelola oleh Kementerian Negara dalam

Berdasarkan hasil yang dilakukan pada saat studi pendahuluan pada siswa/siswi SMA Rimba Madya Kota Bogor pada hari senin, 16 maret 2020, ditemukan 8 dari 10