• Tidak ada hasil yang ditemukan

papaer sistem bisnis sistem informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "papaer sistem bisnis sistem informasi "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

DISTINCTIVE STRATEGIC

MANAGEMENT

SISTEM BISNIS

PT. TRISULA INTERNATIONAL, TBK.

Oleh:

Luh Eka

5511312014

UNIVERSITAS MERCU BUANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PELUANG BISNIS

Industri Ritel Nasional

Pada tahun 2013 Indonesia memiliki 45 juta warga kelas menengah, dan diperkirakan akan bertambah tiga kali lipat menjadi 135 juta pada tahun 2030. Konsumen tersebut memiliki pengeluaran antara rata-rata Rp100 ribu hingga Rp200 ribu per hari (data statistik World Bank, Kemampuan Daya Beli), hal ini menunjukkan kemampuan daya beli konsumen yang tinggi.

Perilaku konsumtif kelas menengah tidak berpegang lagi pada needed theory yang mengedepankan kebutuhan-kebutuhan dasar yang memang harus dipenuhi, namun sekarang bergeser pada praktik perilaku konsumsi yang berdasarkan pada rasa gengsi. Ini ditunjukan pada bertambah maraknya produk-produk impor yang dapat kita jumpai di mal-mal di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Selain itu, jumlah pendapatan per kapita Indonesia diperkirakan juga akan naik hampir dua kali lipat dari sebesar 3.500 dolar AS per kapita per tahun saat ini, menjadi 6.000 dolar AS per kapita per tahun pada 2030. Maka, berbagai merek internasional berbondong-bondong masuk ke dalam Indonesia, karena market yang besar.

Dunia ritel kedepan akan lebih massive menggunakan konsep store without store yaitu belanja dalam pembelian barang yang bisa dilakukan secara online dan barang diantar langsung, sehingga konsumen tidak perlu datang ke outlet atau gerai. Bisnis ritel di Indonesia merupakan lokomotif yang

menggerakkan sektor properti dan perdagangan, khususnya yang berkaitan dengan mall dan berbagai pusat perbelanjaan.

Bagaimanapun, konsumsi yang tinggi dari masyarakat Indonesia telah berkontribusi pada pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa negara, peningkatan ekonomi nasional, serta

peningkatan pada pembukaan lapangan kerja baru.

Industri Garmen Indonesia

Industri garmen (pakaian jadi) memiliki kontribusi yang besar dalam ekspor Indonesia. Saat ini industri ini tengah menghadapi berbagai tantangan antara lain perubahan permintaan pasar yang semakin cepat seiring dengan percepatan perkembangan fashion dunia yang tidak hanya mengandalkan musim tetapi trend mode. Kemampuan industri pakaian jadi untuk berkompetisi tidak hanya di pasar domestik namun terlebih di pasar internasional.

Pengembangan garmen atau pakaian jadi merupakan salah satu sektor andalan industri di Indonesia dalam pertumbuhan perekonomian nasional. Industri garmen juga memberikan sumbangan tenaga kerja yang besar dalam dunia perindustrian. Menurut catatan, industri garmen menyerap tenaga kerja sebanyak ± 500.000 orang.

Permintaan yang besar atas produk fashion dan juga jumlah pesaing yang terus bertambah, memberi semangat Trisula untuk terus berinovasi dalam produk maupun pelayanannya terhadap pelanggan. Bagaimana prospek bisnis fashion?

Prospek bisnis fashion tahun depan cukup menjanjikan. Manusia itu tidak terlepas dari industri fashion,

(3)

Peluang sebuah bisnis ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor perekonomian, sosial budaya, stabilitas dalam arti luas, regulasi, moneter, fiskal, dan lain-lain

Peluang sebuah bisnis juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal.

Lingkungan eksternal dan internal bisnis

Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung. Lingkungan ini terdiri atas

berikut ini.

a. Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia). b. Manajemen (keahlian pengelola).

c. Pemegang saham (stakeholders).

d. Modal dan peralatan fisik (dana, mesin, gedung). e. Informasi.

Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal terdiri dari dua

komponen, yakni berikut ini.

a. Lingkungan khusus

Lingkungan khusus adalah bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan khusus, meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi (stakeholder), seperti konsumen, pemasok, pesaing, dan kreditor.

Konsumen. Sebagaimana diketahui, perusahaan ada untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Konsumen atau pelanggan merupakan kelompok potensial yang mengonsumsi output atau barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan atau organisasi bisnis dan juga lembaga pemerintahan maupun

organisasi nonprofit lainnya.

Pemasok. Perusahaan atau individu yang menyediakan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan perusahaan untuk memproduksi produk atau jasanya. Pasokan meliputi penyediaan bahan baku/material, peralatan, input keuangan dan tenaga kerja.

Pesaing. Persaingan, meliputi semua tawaran pesaing yang nyata maupun potensial serta substitusi yang dipertimbangkan oleh pembeli. Biasanya setiap perusahaan mempunyai satu atau lebih pesaing. Perusahaan perlu lebih memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen melalui penawaran produk dan jasa yang lebih baik dari pesaing.

Kreditor. Perusahaan perlu memperhatikan kreditor atau kelompok kepentingan tertentu yang mempengaruhi kegiatan organisasi secara finansial (institusi keuangan ataupun individu yang memberikan pinjaman dana). Kreditor, misalnya bank akan menganalisis secara saksama dan teliti mengenai perkembangan bisnis dan potensi dari suatu perusahaan karena bank sangat berkepentingan dalam hal pencegahan terjadinya kredit macet atau ketidakmampuan perusahaan dalam

mengembalikan pinjaman yang diberikan.

b. Lingkungan umum

Lingkungan umum meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi. Perubahan lingkungan umum biasanya tidak mempunyai dampak sebesar perubahan lingkungan khusus, namun demikian manajer harus memperhatikannya ketika merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan aktivitas organisasi bisnis.

(4)

bisnis. Terdapat hubungan timbal balik antara keadaan perekonomian dan aktivitas bisnis atau dunia usaha. Kestabilan dan pertumbuhan ekonomi akan mendorong perkembangan dunia usaha, dan sebaliknya perkembangan dunia usaha akan mewujudkan kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.

Kondisi politik dan hukum. Terdapatnya kestabilan politik dan kebijakan pemerintah yang sesuai dapat menciptakan suasana kondusif untuk mengembangkan aktivitas organisasi bisnis di berbagai bidang. Pertimbangan hukum juga perlu diperhatikan perusahaan, antara lain adanya peraturan pemerintah mengenai pembentukan dan pengawasan organisasi yang membatasi kebijakan manajerial, termasuk dalam hal pengelolaan sumber daya manusia.

Kondisi sosial budaya. Para manajer perlu memperhatikan adanya perubahan sosial budaya masyarakat khususnya pola dan tren pasar yang

dituju. Manajer perlu menyesuaikan strategi bisnis terutama pemasarannya dengan kondisi nilai-nilai sosial, kebiasaan, dan selera konsumen. Sebagai contoh saat ini tren nilai dan selera masyarakat perkotaan adalah kembali ke alam sehingga perusahaan perlu menyesuaikan strategi pemasarannya, misal dengan membuat produk yang alami tanpa bahan pengawet.

Kondisi demografi. Kondisi demografi mencakup kebiasaan yang berlaku dalam karakteristik fisik dari populasi,seperti jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, lokasi geografis, pendapatan, konsumsi keluarga. Perubahan pada karakteristik-karakteristik ini dapat berpengaruh pada

kebijakan manajemen perusahaan dalam merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengontrol organisasi bisnisnya.

Teknologi. Teknologi merupakan salah satu faktor lingkungan umum yang paling dramatis atau paling cepat mengalami perubahan. Teknologi pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan manajer terutama dalam hal pengembangan produk. Sebagai contoh, saat ini dinamika industri ponsel sedang berkembang pesat, kita selalu mendapat informasi adanya tawaran produk ponsel dengan berbagai fitur dan manfaat baru dalam waktu yang sangat cepat. Hal ini karena terkait dengan

perkembangan teknologi yang terjadi. Dahulu kita hanya mengenal ponsel digunakan untuk menelepon saja, namun dalam waktu beberapa tahun belakangan ini dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kita sudah dapat menemukan ponsel dengan tambahan fitur kamera, video kamera atau bahkan komputer.

Globalisasi. Globalisasi adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi organisasi bisnis. Manajer dari perusahaan besar maupun kecil yang ada di dalam negeri semakin ditantang dengan meningkatnya jumlah pesaing sebagai dampak dari adanya pasar global yang merupakan

bagian dari lingkungan eksternal.

Secara Garis besar, faktor-faktor penting yang mempengaruhi kegiatan usaha dan operasional dari PT. Trisula International, Tbk, meliputi:

a) Kondisi Perekonomian dan Kondisi Pasar

Kondisi Ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global sebagai karakteristik dari perubahan nilai tukar dan suku bunga. Perbaikan dan pemulihan ekonomi bergantung kepada kebijakan-kebijakan yang sedang atau akan dijalankan oleh pemerintah, suatu tindakan yang berada diluar kendali perseroan.

b) Perubahan dalam Harga dan Persaingan dengan Produk Sejenis

(5)

c) Metode Penjualan

Pada umumnya dalam bisnis garmen, Perseroan menjaga dan terus meningkatkan kualitas hubungan baik dengan para pemasok, pemilik gerai dan konsumen.

d) Perilaku Pelanggan terhadap Perubahan Teknologi Baru

Perseroan juga menjalankan program riset pemasaran untuk mendeteksi kebutuhan para konsumen dalam menghadapi perubahan gaya hidup dan budaya serta kesesuaian dalam pembuatan dan penggunaan bahan dasar. Perseroan bekerjasama dengan pihak ketiga dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan terarah kepada konsumen.

e) Kenaikan Upah Minimum

Kenaikan Upah Minimum kota/kabupaten yang meningkat berdampak terhadap kenaikan biaya bagi perseroan. Namun Kenaikan daya beli masyarakat secara umum juga dapat memberikan dampak positif pada kinerja perseroan di segmen retail.

COMPANY

INDUSTRI RETAIL GARMEN DI INDONESIA

Berdasarkan informasi dari media BINA UKM pada bulan Juni tahun 2010 yang menyatakan bahwa industri retail garmen di Indonesia merupakan industri yang sangat kompetitif, khususnya untuk tipe retail modern. Selain Kompetisi antara merek-merek lokal, derasnya barang impor dan seiring dengan pemberlakuan perdagangan bebas turut menyebabkan kompetisi semakin ketat.

Pertumbuhan industri retail di Indonesia sangat didukung terutama oleh kuatnya tingkat konsumsi domestik yang peningkatan pendapatan per kapita dan populasi yang sangat besar. Selama ini, konsumsi domestik merupakan faktor utama yang mendukung perekonomian Indonesia. Potensi pertumbuhan pasar retail yang kuat telah mendorong masuknya pemain-pemain asing di industri retail baik di bidang department store, specialty store, maupun merek-merek garmen yang membidik

berbagai segment pasar. Untuk memenangi persaingan, maka terdapat beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh setiap pelaku pasar, yakni pemilihan lokasi yang strategis, pemilihan fokus segmen pasar, strategi harga, pemasaran, dan lain-lain. Industri Garmen merupakan bagian dari industri TPT (Tekstil dan Produk Tesktil) yang telah berkembang cukup lama di Indonesia. Industri TPT memiliki pasar domestik dan pasar ekspor yang besar dengan citra yang cukup bagus di luar negeri.

KONSEP BISNIS (KEGIATAN USAHA)

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam usaha ritel, Perseroan memiliki dua macam sistem penjualan untuk mendistribusikan produknya kepada konsumen, yaitu penjualan secara konsinyasi dan putus. Kegiatan usaha entitas anak yang berorientasi ekspor garmen dilakukan dengan memproduksi produk garmen yang disesuaikan dengan selera dan memiliki kualitas tinggi agar mampu menciptakan loyalitas pelanggan. Berikut penjelasan dari bentuk penjualan:

a) Penjualan Konsinyasi

Pemenuhan produk di setiap gerai dipenuhi melalui aktifitas pembelian dari pemasok. Barang dari pemasok akan dikirim ke gudang. Sesudah barang tersedia di gudang, tim penjualan melakukan distribusi ke setiap gerai yang sudah direncakana. Penjualan konsinyasi terjadi pada gerai-gerai yang memiliki department store. Perseroan menyediakan fixture ditempat gerai tersebut berikut Sales Promotion Girl. Setiap penjualan yang terjadi di department store, akan masuk rekening Department Store. Kemudian setiap akhir bulan, perseroan membuat perhitungan rekaptulasi penjualan dengan memotong komisi sesuai perjanjian antara perseroan dan department store untuk kemudian dibayarkan oleh Dept. Store kepada rekening Perseroan.

(6)

dari sifat penjualan ini adalah Perseroan harus menunggu pembayaran dari Dept. Store yang pada umumnya berkisar 3 minggu – 1 ½ bulan. Selain itu perseroan harus memperhitungkan risiko tidak tertagihnya piutang dari Department Store.

b) Penjualan Putus

Perseroan melakukan distribusi pengiriman barang dari gudang ke toko-toko perseroan yang berlokasi di mal. Toko-toko tersebut adalah tempat yang disewa oleh perseroan dengan mal yang pada umumnya berjangka waktu sewa 3 – 5 tahun. Perseroan melakukan dekorasi toko berdasarkan citra dari masing-masing merek yaitu JOBB, Jack Niklaus, UniAsia, Man Club. Setiap bulan perseroan membayar biaya sewa dan biaya service charge berdasarkan perjanjian dengan pihak mal. Hasil penjualan di setiap toko, setiap harinya langsung diperoleh dari konsumen masuk ke rekening perseroan. Perseroan juga

melakukan sistem penjualan putus dalam jumlah besar atau grosir. Jumlah ini tidak terlalu signifikan mengingat bisnis utama dari perseroan bersifat retail. Namun perseroan telah memiliki pelanggan setia yang kadangkala memberikan jumlah order yang lebih bersifat partai karena mereka mempunyai network yang belum menjadi jangkauan perseroan. Perseroan juga aktif mencari lokasi penjualan di luar pusat perbelanjaan seperti pusat perkantoran dan pusat keramaian lainnya.

Ini bertujuan agar merek perseroan dapat mudah diperoleh konsumen dan lebih dekat dengan konsumen. Perseroan membayar sewa lokasi dengan periode tertentu kepada pemilik gedung. Dalam periode yang disepakati, perseroan melakukan promosi/penjualan yang mana hasil penjualan masuk ke kas perseroan. Metode ini dilakukan seasonal khususnya pada saat menjelang natal dan lebaran.

Kesuksesan kegiatan usaha perseroan juga sangat bergantung kepada sinergi antara divisi-divisi antara lain:

 Merchandising

 Operasional, Marketing, dan Visual Merchandhising  Logistik

PROSPEK USAHA Garmen

Defisit transaksi berjalan yang terjadi di Indonesia saat ini disebabkan oleh sejumlah hal, di antaranya adalah persoalan bahan bakar minyak (BBM), pertumbuhan ekonomi, dan kondisi ekonomi dunia. Dalam hal ini, Pemerintah berinisiatif untuk memberikan insentif ekspor. Inisiatif strategis dari pemerintah untuk memberikan insentif dan kemudahan izin ekspor membuka peluang bagi banyak industri, tak terkecuali industri garmen. Saat ini, industri garmen di dalam negeri diramaikan dengan beberapa kota andalan diantaranya Sukabumi, Bandung dan Solo. Ketiga kota tersebut merupakan kota favorit bagi banyak pengusaha pakaian jadi karena UMR yang lebih rendah dan karakter pekerjanya yang rajin. Industri garmen seakan tidak pernah habis permintaan, seiring dengan bertumbuhnya ekonomi di luar negeri dan terus munculnya pusat-pusat perbelanjaan di berbagai kota di tanah air. Hal ini pula menjadi tantangan bagi Trisula untuk dapat terus menjaga dan meningkatkan mutu dan

“customer satisfaction“ bagi para pelanggannya.

Ritel

Pada tahun 2014, Trisula kembali akan menambahkan toko-toko/outlet-outlet baru dari brand yang dimilikinya. Pembukaan toko/outlet baru tersebut, kembali akan tersebar di beberapa daerah Jabodetabek, Sumatra, Jawa Timur dan Sulawesi. Selain itu bagi daerah yang menurut Trisula tidak terjangkau dari segi perhitungan keuntungan dan resiko, Trisula akan menggandeng mitra daerah untuk bekerja sama dalam penjualan produk-produk Trisula. Hal ini tentunya akan dapat meningkatkan jumlah pangsa pasar Trisula di masa-masa yang mendatang.

UTILITY TEMPAT

(7)

Saat ini perseroan berkedudukan di Trisula Center, Jl. Lingkar Luar Barat Blok A No. 1, Jakarta 11740. Perseroan melakukan penjualan secara langsung melalui gerai penjualan milik sendiri dan secara konsinyasi melalui kerjasama dengan retailer dan pewaralaba di beberapa pusat perbelanjaan. Perseroan memiliki 156 gerai dan 9 toko tersebar di seluruh indonesia, mulai dari pulau Jawa, Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Kombinasi distribusi dilakukan dengan membuka gerai sendiri atau konsinyasi melalui kerja sama dengan beberapa dept. Store.

Perseroan memiliki entitas anak yang bergerak dalam bidang produksi garmen dengan penjualan berorientasi ekspor. Adapun yang dihasilkan oleh entitas anak adalah celana panjang dengan merek yang datang dari negara USA, Eropa, dan Jepang. Entitas anak tidak hanya menjahit dan memproduksi pakaian, namun juga memberikan jasa desain kepada pelanggan sehingga dapat memperoleh nilai penjualan yang lebih baik. Merek luar negeri yang dihasilkan adalah Hugo Boss, Hush Puppies, Perry Ellis, Mizuno, dll. Entitas anak yaitu TGM dan TMS. TGM memiliki pabriok yang berlokasi di Kompleks industri Trikencana, JL. Kopo Soreang Km. 11,5 Bandung. TMS memiliki pabrik yang berlokasi di JL. Raya Kopo Km. 7 No. 82, Bandung.

KEUNGGULAN KOMPETITIF PERSEROAN

Secara garis besar, keunggulan kompetititf perseroan diantaranya adalah:

 Perseroan merupakan bagian dari Grup Trisula yang telah dikenal dalam industri tekstil sejak

tahun 1968. Adapun grup trisula yang bersinergi dalam dunia industri tekstil, industri garment, dan perdagangan grosir maupun retail. Hal ini merupakan sumber kekuatan Perseroan dalam melakukan kegiatan usahanya.

 Perseroan memiliki jaringan kerjasama international yang baik, dengan didukung oleh kegiatan usaha ekspor Entitas Anak. Hal ini merupakan salah satu kunci Perseroan untuk memperoleh pangsa pasar international.

 Perseroan memiliki jaringan distribusi penjualan yang tersebar di kota-kota besar di indonesia,

melalui adanya gerai gerai di department stores ternama dan stand-alone shops.

 Perseroan ditunjang oleh Divisi Research and Development yang efektif, sehingga setiap

peluncuran inovasi produk baru, Perseroan memperoleh tanggapan baik dari konsumen.

CUSTOMER

a. Konsumen

Segmentasi yang dilakukan oleh manajemen trisula sudah tepat. Sasaran yang dibidik oleh

perusahaan ini tak pelak lagi adalah pasar menengah keatas. Produk yang ditawarkan oleh Trisula adalah produk dengan kualitas tinggi dan desain yang inovatif. Fasilitas yang disediakan serta pelayanan yang diberikan berkelas premium. Pelanggan yang datang ke setiap store akan

mempunyai kesan yang baik atas produk dan pelayanan yang diperolehnya. Kesan terhadap lokasi store yang baru datang kesana biasanya akan berdecak kagum atas situasi store yang nyaman, berkelas, dan inovatif.

Perseroan memiliki segmentasi produk yang jelas dengan brand awareness yang kuat untuk produk yang dipasarkan oleh perseroan, yaitu:

I. Jack Niklaus difokuskan untuk segmen pasar pria dan wanita yang bergaya hidup mapan II. JOBB difokuskan untuk segmen pasar pria pekerja profesional dan eksekutif muda

III. Uniasia, difokuskan untuk segmen pasar pegawai negeri sipil, BUMN, instansi pemerintah, dan korporasi

IV. Man Club difokuskan untuk segmen pasar anak muda yang aktif, enerjik, dan metroseksual. V. G2000 difokuskan untuk segmen pasar pria dan wanita untuk semua kalangan baik kalangan

muda ataupun tua yang bergaya modern

(8)

Segmentasi pasar perseroan yaitu pasar domestik (Kota-kota besar Indonesia) dan pasar

international seperti Malaysia, Singapura, Australia, Jepang, dan Amerika. Manajemen perseroan secara berkala mengadakan perjalanan dinas untuk mencari pasar diluar negeri, sedikitnya 3 kali dalam setahun.

b. Occupation dan Occasion

Pihak manajemen perseroan (Trisula) memahami betul, apa yang diinginkan oleh pasar. Ia mampu melihat dengan jeli peluang yang masih terbuka di segmen pasar menengah keatas. Produk yang ditawarkan sesuai dengan permintaan pasar dan kondisi globalisasi. Apalagi produk yang ditawarkan adalah produk kelas premium. Dengan adanya persaingan untuk produk sejenis, tidak membuat perseroan kalah bersaing. Karena produk yang ditawarkan selalu bervariasi, inovatif, dan berkelas. Melihat permintaan masih tinggi dan penawaran yang masih terbatas untuk produk yang bervariatif maka tidak mengherankan jika penjualan perseroan selalu mengalami peningkatan.

c. Object dan Objective

Apa yang dibeli oleh pelanggan? Produk yang ditawarkan oleh perseroan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk konsumen kalangan muda dan menengah keatas yang selalu ingin tampil beda. Mereka mencari produk yang nyaman dipakai, design yang menarik/ beda dari yang lain, dan harga yang terjangkau untuk kalangan eksekutif.

CHANNELS DAN CENTER SUPPLIERS

TINJAUAN OPERASIONAL

Selama ± 20 tahun, Trisula berhasil bertahan dalam dinamika industri fashion. Hal ini tercermin dari penjualan Ritel Domestik Trisula terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun yaitu 25% di tahun 2011, 40% di tahun 2012, dan 67% di tahun 2013. Trisula akan terus mengembangkan kedua sektor yang dimilikinya yaitu garmen, dan ritel karena yakin kedua sektor ini saling mendukung dan memiliki masa depan yang cerah. Karya cipta Trisula telah lama memasuki pasar manca negara, yaitu dengan jalan ekspor ke beberapa negara besar seperti Amerika, Inggris, Australia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Singapura. Pada tahun 2013, jumlah negara pengimpor produk Trisula, sekitar 25% di USA, 29% di Aus, 17% di Jepang, dan sebesar 29% tersebar di negara-negara lainnya, seperti UK, EU, Korea dan Asia Tenggara. Trisula senantiasa bijak dalam memilih negara tujuan ekspor produknya yaitu dengan melakukan studi lokasi dan market negara tujuan ekspor, guna mencapai efektivitas bisnis yang berdampak pada optimalisasi kinerja Perusahaan. Dalam pasar domestik, Trisula juga terus

mengembangkan sayapnya dengan menambah titik-titik penjualan, dari 230 titik penjualan di tahun 2012, menjadi 276 titik penjualan di tahun 2013. Dan di tahun 2013, Trisula kembali menambah 1 merek baru BONDS, yaitu merek pakaian dalam dan ‘active-wear’ pria dan wanita yang ternama dari Australia.

ASPEK PEMASARAN

(9)

Terus melambungnya pembangunan perkantoran dan pembukaan lapangan kerja, hal ini disadari Trisula akan meningkatnya permintaan keperluan seragam. Serta life style penduduk kota-kota besar Indonesia yang berorientasi gengsi disadari Trisula sebagai peluang untuk peningkatan produk apparel bermerek. Dalam mencapai aspek pemasaran yang produktif, baik untuk strategi pemasaran international maupun domestik, Trisula senantiasa menerapkan Unique Selling Proposition, yang berlandaskan kualitas, pelayanan, dan nilai penjualan. Trisula yakin dengan menerapkan strategi tersebut secara optimal, Perusahaan akan selalu unggul dalam berkompetisi di dunia usaha yang sejenis.

STRATEGI PEMASARAN DAN PANGSA PASAR Internasional

Trisula memasarkan hasil produksi ke berbagai negara, antara lain Amerika, Eropa, Jepang, Australia serta Korea Selatan. Trisula menerapkan strategi pemasaran dengan melihat peluang pasar yang ada, antara lain:

• Ekonomi

Kondisi ekonomi di Amerika membaik di tahun 2013, sehingga membuka kesempatan kembali kepada Trisula untuk mengembangkan sayapnya selain ke Australia dan Jepang yang memiliki pertumbuhan ekonomi stabil. Melalui negara ini, di tahun 2013 nilai ekspor yang dihasilkan mengalami pertumbuhan sekitar 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, penjualan export Trisula ke manca negara mengalami pertumbuhan sekitar 16%. Strategi pemasaran yang dilakukan Trisula adalah dengan memasuki segmen kelompok menengah dan atas, menempatkan “person in charge” yang effective di setiap negara serta menjalin hubungan baik dengan para pelanggan di luar negeri.

• Peluang Bisnis

Pada tahun 2013, pendapatan penjualan Trisula di pasar negara-negara timur masih lebih besar dibandingkan dengan pasar pada negara-negara barat, walaupun adanya peningkatan penjualan yang lebih baik di negara negara barat. Hal ini mendorong Trisula untuk terus tetap menjaga stabilitas penjualan ke beberapa negara yang sudah memiliki hubungan cukup lama.

Nasional

Pelayanan Gerai

Pada pasar domestik, Trisula memiliki 230 gerai diakhir tahun 2012 yang terdiri dalam bentuk ‘Shop’ di dalam Mal, dan ‘Counter’ di department store seperti Debenhams, Sogo, Metro, Centro, Matahari, Sarinah dan lain-lain. Di akhir tahun 2013, Trisula berhasil menumbuhkan jumlah titik penjualan menjadi 276 gerai. Penjualan yang dilakukan melalui gerai ini memiliki strategi pokok pemasaran yang harus diterapkan, seperti penyediaan produk yang berkualitas dan model yang terkini, pelayanan Sales

Assistants yang ramah dan penataan gerai yang menarik.

Pemantauan Pasar

Trisula senantiasa berupaya untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik. Oleh karena itu, Trisula senantiasa memonitor potensi pasar ritel sesuai dengan target dari masing-masing produk dan

membuka gerai baru sebagai upaya dalam mengembangkan usaha sekaligus mempelajari kemungkinan untuk menambah merek.

Promosi melalui Social Media

Di tahun 2013, Trisula lebih aktif dan meningkatkan penggunaan Social Media seperti Facebook, Twitter dsbnya dalam meningkatkan promosi merek-merek yang diperdagangkan. Pada Tahun 2014, promosi melalui media sosial terus berlanjut. Tidak hanya promosi barang, tetapi diberikan berbagai jenis discount dan hadiah menarik.

(10)

Trisula senantiasa meningkatkan keahlian SDM pemasaran melalui proses pelatihan dan pengembangan SDM. Setiap SDM pemasaran Trisula memahami pasokan atas distribusi barang, proses pemesanan dan

product knowldege dari masing-masing produk yang dijual. Di masa mendatang, Trisula akan

mengembangkan dan menyempurnakan strategi pemasaran yang sudah ada dengan mengevaluasi strategi tersebut secara berkala.

COMPETITORS

KOMPETISI

Persaingan bisnis bisa dilihat dari dua sisi, yaitu dalam konsep persaingan luas dan persaingan regional. Industri garment dan retail dalam negeri saat ini selain dihadapkan oleh persaingan antara pemain lokal, juga menghadapi persaingan dengan produk garment impor seiring dengan pemberlakuan perdagangan bebas ACFTA. Oleh karena itu untuk bisa memenangkan persaingan, maka produk yang ditawarkan harus mempunyai keunggulan komparatif, produk premium, distribusi yang luas, dan kualitas pelayanan yang tinggi. Produk harus bisa mengikuti ke arah mana kecenderungan permintaan pasar.

KESIMPULAN

Pengusaha ritel dinilai perlu menjalankan sepuluh hal ini untuk memperoleh kesuksesan dalam menguasai pasar. Terlebih, Indonesia sebagai negara berkembang perlu persiapan lebih untuk menghadapi perdagangan bebas pada 2015.

 Hal yang pertama dan paling utama yakni memilih lokasi strategis sesuai dengan target pasar.

Hal ini tidak hanya berlaku bagi pasar domestik, tetapi juga bila pengusaha akan berekspansi ke luar negeri.

 “Kedua, mereka harus mampu beradaptasi, mengerti, dan mau untuk mendengarkan pelanggan.

Apalagi, Indonesia memiliki karakteristik yang unik, ada Jawa dan luar Jawa, ada urban dan non-urban.

 Ketiga, lanjutnya, pengusaha harus mampu memprediksi jangkauan secara tepat. Hal ini berhubungan erat dengan pemilihan segmen pasar yang akan dibidik.

 Keempat, memilih saluran pemasaran yang tepat, misalnya apakah secara konvensional atau

e-commerse. Bisa juga dengan keduanya yang disebut cross channel.

 Kelima, pengusaha tidak bisa selalu melakukan seluruh pekerjaan bisnis ritel sendiri, maka dibutuhkan seorang manajer yang handal. Dia harus mampu mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan ekspektasi pengusaha.

 Keenam, dibutuhkan konsep yang jelas mengenai usaha ritelnya.

 Ketujuh, adanya sistem yang bagus baik dalam manajemen maupun rantai produksi hingga

sampai ke tangan konsumen.

 Selain itu yang kedelapan, perusahaan harus mempunyai sistem penjualan yang efektif,

terutama dalam mempromosikan agar pesan brand bisa tersampai.

 Kesembilan, harga harus dijaga agar tetap kompetitif, tidak terpaut jauh dengan di pasaran.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK: Pelaksanaan Tata Kelola Keuangan DPRD dalam Perspektif Kepemerintahan yang Baik. Karena lemahnya pelaksanaan tata kelola keuangan DPRD yang belum memenuhi

Agama Hindu adalah agam yang pertama kali masuk ke Indonesia. Hindu masuk ke Indonesia melalui pedagang-pedagang dari India yang berdagang di Selat Malaka. Para pedagang

Hasil penelitian ini meliputi: (1) tokoh utama dalam karangan narasi siswa berupa tokoh “aku”, sedangkan tokoh sampingan berupa keluarga dan teman; (3) latar yang

Kesan-kesan buruk lain : Tiada kesan yang penting atau bahaya kritikal yang diketahui.

“KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PROSES RATIFIKASI ASEAN Agreement on Transboundary Haze Poluttion (AATHP) ini dapat penulis selesaikan.. Shalawat serta Salam tak lupa penulis

daging ayam digantikan oleh kacang merah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cara pembuatan nugget tahu kacang merah yang paling disukai ditinjau dari

Berkaitan dengan teori budaya konsumen, respon orang tua terhadap biaya pendidikan tidak terlepas dari ekspetasi pada sekolah yang membawa pada harapan-harapan cemerlang

Pengujian keseluruhan sistem terbagi menjadi dua tahap pengujian, yaitu pengujian penyalaan sirine terhadap perubahan kecepatan dan pengujian tampilan PC