Materi 3
Setiap negara mempunyai cara-cara tertentu untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di negaranya.
Indonesia menyusun anggaran untuk menentukan
dan pengeluaran negara demi meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi.
Anggaraan-anggaran
tersebut disusun dalam Anggaran Penerimaan dan
Belanja Negara yang disingkat APBN.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
Pengertian dan Dasar Hukum
APBN
Menurut UU No 17 Tahun 2003 APBN adalah
rencana keuangan tahunan pemerintah yang
disetujui oleh dewan perwakilan rakyat. Dasar
hukum penyusunan APBN adalah:
UUD 1945 pasal 23 ayat 1 yang menyatakan
anggaran pendapatan dan belanja negara
ditetapkan setiap tahun.
UU No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara.
UU No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
Pengertian dan Dasar Hukum APBN
Bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 yang
mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bunyi pasal 23:
ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan
ayat (3): "Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan
Fungsi APBN
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran
dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,
Prinsip APBN
Sejak Orde Baru mulai membangun, APBN kita disusun atas dasar tiga prinsip, yaitu
prinsip berimbang (balance budget), prinsip dinamis, dan prinsip fungsional. Berikut penjelasan dari masing-masing prinsip tersebut:
1.Prinsip Anggaran Berimbang, yang dimaksud anggaran berimbang adalah sisi penerimaan sama dengan sisi pengeluaran, di mana defsit anggaran ditutup bukan dengan mencetak uang baru melainkan dengan bantuan/pinjaman/utang luar negeri
(Ofcial Development Assistance = ODA), atau dalam APBN dikategorikan sebagai penerimaan pembangunan.
2.Prinsip Anggaran Dinamis, ada dua pengertian mengenai prinsip anggaran dinamis, yaitu anggaran dinamis absolut dan relatif. Anggaran dinamis absolut diartikan sebagai peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun ke tahun (peningkatan surplus anggaran rutin), sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan dapat tercapai. İndikator ini bisa diukur melalui laju pertumbuhan tabungan pemerintah yang selalu positif dalam perkembangannya. Sedangkan anggaran dinamis relatif diartikan sebagai semakin kecilnva persentase ketergantungan pembiayaan pada bantuan luar negeri atau pinjaman luar negeri.
Prinsip Anggaran Fungsional, bahwa fungsi dari bantuan luar negeri hanya untuk
Prinsip APBN
1. Prinsip Anggaran Berimbang, yang dimaksud anggaran berimbang adalah sisi
penerimaan sama dengan sisi pengeluaran, di mana defsit anggaran ditutup bukan dengan mencetak uang baru melainkan dengan bantuan/pinjaman/utang luar negeri (Ofcial Development Assistance = ODA), atau dalam APBN dikategorikan sebagai penerimaan pembangunan.
2. Prinsip Anggaran Dinamis, ada dua pengertian mengenai prinsip anggaran
dinamis, yaitu anggaran dinamis absolut dan relatif. Anggaran dinamis absolut diartikan sebagai peningkatan jumlah tabungan pemerintah dari tahun ke tahun (peningkatan surplus anggaran rutin), sehingga kemampuan menggali sumber dalam negeri bagi pembiayaan pembangunan dapat tercapai. İndikator ini bisa diukur melalui laju pertumbuhan tabungan pemerintah yang selalu positif dalam perkembangannya. Sedangkan anggaran dinamis relatif diartikan sebagai semakin kecilnva persentase ketergantungan pembiayaan pada bantuan luar negeri atau pinjaman luar negeri.
3. Prinsip Anggaran Fungsional, bahwa fungsi dari bantuan luar negeri hanya untuk
Asumsi Dasar Makro APBN
Asumsi dasar makroekonomi terdiri atas 7 indikator
utama yaitu :
1.
Pertumbuhan ekonomi,
2.
Infasi,
3.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar US,
4.
Suku bunga SPN (Surat Perbendaharaan Negara) 3
bulan,
5.
Harga minyak mentah Indonesia,
6.
Lifting dan harga minyak dan gas bumi indonesia,
Perumusan APBN
Besaran angka setiap jenis pendapatan negara, belanja
negara, dan pembiayaan anggaran dihitung berdasarkan indikator asumsi dasar makroekonomi yang terkait serta parameter pendukung lainnya.
Perumusan asumsi dasar ekonomi makro dalam rangka
penyusunan RAPBN melibatkan berbagai pihak sebagai pemangku kepentingan, baik dari sisi (1). Pemerintah maupun, (2). Bank Indonesia sebagai otoritas moneter.
Proses perumusan asumsi dasar ekonomi makro dilakukan
Sumber Penerimaan Negara
Secara garis besar faktor penentu besarnya penerimaan negara
adalah Pendapatan Negara dan Hibah. Pendapatan Negara dan Hibah adalah semua penerimaan negara yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara non-pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri.
Besaran pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain:
Indikator ekonomi makro yang tercermin pada asumsi dasar
makro ekonomi.
Kebijakan pendapatan negara.
Kebijakan pembangunan ekonomi.
Perkembangan pemungutan.
Sumber Penerimaan Negara
1. Penerimaan Perpajakan
Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang
terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.
Pendapatan pajak dalam negeri dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Pajak Penghasilan (PPh).
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
3. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB).
4. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
& Cukai.
5. Pajak lainnya seperti Pajak Perdagangan (bea masuk
Sumber Penerimaan Negara
2.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
1)
Penerimaan Sumber Daya Alam Migas dan
Non Migas
2)
Pendapatan laba BUMN perbankan dan
pendapatan laba BUMN nonperbankan.
3) Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya terdiri dari pendapatan bunga dan pendapatan pendidikan.
Pendapatan bunga adalah semua pendapatan negara yang berasal dari
bunga atas piutang pemerintah dan penerusan pinjaman. Pendapatan kejaksaan dan peradilan serta hasil tindak pidana korupsi semuanya adalah pendapatan pemerintah yang berasal dari kasus-kasus pengadilan yang ditangani pemerintah, seperti legalisasi penandatanganan, denda/tilang, pengesahan surat di bawah tangan, ongkos perkara, penjualan hasil lelang, tindak pidana korupsi, dan lain-lain.
Pendapatan pendidikan adalah semua pendapatan negara yang berasal
4) Pendapatan Badan Layanan Umum
Pendapatan atau penerimaan BLU adalah penerimaan yang
berasal dari kegiatan pelayanan masyarakat yang dilakukan oleh Badan Layanan Umum.
Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan
pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mencari keuntungan dan, dalam melakukan kegiatannya, didasarkan pada prinsip efsiensi serta produktivitas.
Jenis pendapatan BLU antara lain: pendapatan jasa layanan