• Tidak ada hasil yang ditemukan

LOCUS OF CONTROL DAN KINERJA KARYAWAN: UJI KOMPARASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LOCUS OF CONTROL DAN KINERJA KARYAWAN: UJI KOMPARASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jur nal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT Vol.2, No.2, Juni 2017: 131 - 138

ISSN 2527 - 7502

________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _________________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ ____ ____________ ____________ ____________ ___________ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ _

LOCUS OF CONTROL DAN KINERJA KARYAWAN: UJI KOMPARASI

Toteng Temy Suprayogi

Fakul tas Ekonomi Uni vesi tas Islam Attahi ri yah, Jakar ta, Indonesia

E-mail kor espondensi: totengtemi@gmail.com

Infor masi Ar tikel ABSTRACT

Dr aft awal: 20 Febr uar i 2017 Revisi : 12 Mar et 2017 Dit er ima : 1 Mei 2017

Thi s study aims t o examine the r elationship between locus of cont r ol and employee per for mance in a company in Jakar t a. Using a sample of 54 employees (15 female and 39 mal e). This study t ested the usefulness of l ocus of inter nal and ext er nal cont r ol s for explaining wor k per for mance usi ng i ndependent t test. The r esul ts conclude that ther e is no differ ence in per formance bet ween employees who have a t endency t o locus of contr ol inter nal w ith ext er nal, or in other wor ds, the locus of contr ol is not a factor that can explain the var iation of per formance. Li mitations of the study and suggestions for futur e r esear ch ar e discussed.

Peneli tian ini ber tujuan untuk menguji hubungan ant ar a l okus kont r ol dan kiner ja kar yawan di sebuah per usahaan di Jakar ta. Menggunakan sampel sebanyak 54 kar yawan (15 per empuan dan 39 laki-l aki ). Peneli tian ini menguji kegunaan lokus kont r ol inter nal dan ekst er nal untuk menjelaskan kiner ja ker ja dengan menggunakan uji t independen. Hasil peneli tian menyimpul kan bahwa ti dak ada per bedaan kiner ja antar a kar yawan yang memil iki kecender ungan locus of cont r ol inter nal dengan ekster nal , atau dengan kat a lain, lokus kont r ol bukanlah faktor yang dapat menjelaskan var iasi kiner ja. Keter bat asan peneliti an dan sar an untuk penel itian selanjutnya dibahas dalam ar tikel.

Kata Kunci: locus of contr ol , perfor mance

Tipe Ar ti kel : Resear ch Paper

Diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Univer sitas Isl am Attahir iyah

(2)

JRM B Volume 2, Nomor 2, Juni 2017: 131 - 138 132

1.

Pendahuluan

Pesat nya per kembangan ilmu pengetahuan dan teknol ogi membuat indi vi du-individu yang masuk dalam angkat an ker j a, secar a ber angsur-angsur kekur angan ketr ampi lan. Sebagai tenaga ker ja mer eka keti nggalan jaman karena kemajuan t eknol ogi dan per ubahan-perubahan or gani sasi onal. Isu yang ber kaitan dengan pengelolaan SDM untuk menciptakan kompet ensi memili ki dua macam tar get yai tu bakat manajer i al dan per ubahan teknologi. Kemampuan manajer ial per lu ditingkat kan untuk meningkat kan kompetensi SDM, sedangkan r evolusi teknologi per lu dilakukan sebagai salah satu sarana mer aih keunggulan. Semua hal ter sebut di lakukan untuk meni ngkat kan kiner j a kar yawan.

Kiner ja kar yawan mer upakan faktor yang pali ng banyak dikaji dalam ber bagai peneliti an. Hal ini didasar kan pada kenyat aan bahwa kiner ja or gani sasi mer upakan akumulasi dar i kiner j a sumber daya manusia (pegaw ai) yang ber ada dalam unit-unit atau bagi an-bagi an dar i or ganisasi. Ti dak ada or ganisasi yang maju ji ka tidak didukung ol eh kiner ja pegawainya yang baik, demi kian juga sebaliknya, ki ner ja or ganisasi yang bai k mencir i kan bahwa kiner j a sumber daya manusi a di dalamnya adalah baik. Fokus ter hadap per masalahan ki ner ja ini juga di dasar kan pada per masalahan yang ter jadi di lapangan yang masih memper lihat kan keti dakmer at aan kiner j a antar a pegaw ai yang satu dengan pegawai yang lainnya.

Pr edi ksi kiner ja yang didasar kan pada kepr i badian secar a umum sudah di lakukan dar i mulai pr oses seleksi dan r ekr utmen t enaga ker ja. Dalam pr oses ini, seti ap per usahaan ber upaya untuk memper oleh kar yawan yang memili ki kualifikasi teknis, juga memiliki kepri badian yang sesuai dengan jenis peker jaan yang akan ditekuninya nanti . Meski demi kian, hasil kajian empir i s yang membahas mengenai keter kaitan antar a kepr i badian dengan kiner ja masih memil iki per bedaan hasil . Bar r ick, Mount, & Judge. (2001) dalam met a anal isis mencoba menjel askan hubungan antar a kepr ibadi an dengan kiner ja. Menggunakan model kepr i badian l ima besar , hasil nya hanya mendukung dua di mensi kepr i badian yaitu consci ent iousness dan stabi litas emosi yang mempengar uhi kiner ja, sedangkan ti ga di mensi kepr ibadi an l ainnya (ekst r aver si, keter bukaan dan kesesuai an) di temukan tidak mempengar uhi ki ner ja. Meta anali sis sel anjutnya dilakukan oleh Judge dan Ilies (2002). Ber beda dengan r iset Bar r ick et al ., (2001) sebelumnya, Judge dan Ili es lebih memfokuskan keter kaitan ant ar a kepr ibadian li ma besar dengan motivasi kiner ja. Temuan peneliti an mer eka menunjukkan bahwa Neur oticism dan Conscient iousness mer upakan dua faktor yang memi liki korel asi ter kuat dengan mot ivasi ki ner ja. Hasi l lebih lanjut menunjukkan bahwa keabsahan 3 dar i Lima Besar - Neur oti cism, Extr aver sion, dan Conscientiousness dapat di gener al isasi. Secar a ber samaan, kar akter kepr ibadi an lima besar memil iki kor elasi r ata-r ata ber ganda sebesar 0,49 dengan kr iter ia motivasional, menunjukkan bahwa kepr ibadian lima besar adalah sumber motivasi ki ner ja yang penting.

Penel itian lebih bar u yang dilakukan oleh Yeh et al., (2016) memasukkan komponen gaya kepemi mpi nan sebagai moder at or pada hubungan kepr ibadi an dengan kiner ja. Hasilnya adalah sebagian besar cir i kepr i badi an t er kait dengan efisi ensi yang lebih tinggi di bawah gaya kepemi mpi nan inisiati f. Hanya keter bukaan akan meningkat kan efisi ensi par a pemi mpi n di bawah str uktur i ni siasi yang tinggi dan gaya kepemi mpinan dengan per timbangan r endah. Mel al ui tinjauan l iter atur e, Rober ts & Woodman (2017) menyat akan bahwa sebagi an besar penelit ian yang menguji hubungan kepr i badian dengan kiner ja ber fokus pada kar akter Big 5 (yaitu, extr aver si on, conscientiousness, ket er bukaan ter hadap pengalaman, kesesuaian, dan neur otisme), dan r el ative jar ang menggunakan var iabel kepr ibadian lainnya yang memili ki dasar pemikir an yang ber fokus pada ki ner ja yang kuat. Selanjut nya, fokus pada efek ut ama telah mendominasi li ter at ur , tanpa memper ti mbangkan i nter aksi antar kar akter . Dalam r evi ew ini, Rober t dan Woodman mengajukan dua per an dua cir i kepr i badian, nar sisisme dan al exit hymia, dalam kaitannya dengan ki ner ja. Kesimpul annya menunjukkan bahwa kedua si fat ter sebut memi liki potensi yang cukup besar untuk menjel askan per bedaan kiner ja dan bahwa hubungan ki ner ja kepr i badian paling bai k dil ihat dar i per spekti f i nter aksionis.

(3)

2.

Kajian Pustaka

Dalam kont eks or gani sasi, kepr ibadi an mer upakan gabungan ci ri fisi k dan mental yang r el ative stabi l yang member i kesan identitas pada individu. Sement ar a kemampuan mer upakan mer upakan kar akter istik stabi l yang ber kaitan dengan kemampuan maksimal fi sik dan ment al seseor ang (Kr eitner dan Kinicki, 2005).

Ci r i kepr ibadi an menur ut Kr ei tner dan Kinicki (2005) t er dir i dar i konsep dir i yang t er dir i dar i self-est eem (penghar gaan dir i), self efi cacy (keper cayaan atas kemajuan dir i) dan self monit or i ng (evaluasi dir i), letak kendali, kepr i badian t ipe A. Sement ar a kar akt er isti k kepri badian menur ut Robbins (2013) diant ar anya adal ah agr esi f, malu, pasr ah, mal as, ambi si us, set ia, jujur . Semakin konsisten kar akter ist ik t er sebut muncul di saat mer espon li ngkungan, hal i tu menunjukkan faktor ket ur unan atau pembaw aan (t r aits) mer upakan faktor yang penti ng dalam membent uk kepr i badian seseor ang.

Menur ut Robbi ns dan Judge (2013), kepr i badian utama ter kait dengan per ilaku ker j a seseor ang dibagi ter dir i dar i 6 kepr i badian utama yaitu machi avelli anisme, nar sisme, pemantauan di r i, ber ani mengambi l r esi ko, kepr i badan pr o akt if dan kepr ibadian Tipe A. Sedangkan nilai mer upakan elemen yang memuat per ti mbangan yang membawa ide-i de seor ang individu mengenai hal-hal yang benar , bai k dan yang dii nginkan.

2.1. Lokus Kendali

Konsep tentang Locus of cont r ol (pusat kendali) per t ama kali dikemukakan oleh Rott er pada t ahun 1966, seor ang ahl i teor i pembelajar an sosial. Locus of cont r ol mer upakan sal ah satu var iabel kepr ibadi an (per soni lit y), yang didefinisikan sebagai keyakinan i ndividu ter hadap mampu tidaknya mengont r ol nasib (dest iny) sendi r i. Indivi du yang memil iki keyakinan bahwa nasib at au event -event dalam kehidupannya ber ada dibawah kontr ol di r inya, dikat akan indi vi du t er sebut memiliki int er nal locus of cont r ol. Sementar a i ndividu yang memi liki keyaki nan bahw a lingkunganlah yang mempunyai kontr ol t er hadap nasib atau event -event yang ter jadi dalam kehi dupannya dikatakan indi vi du ter sebut memi liki ext er nal locus of cont r ol.

Kr eitner & Ki ni chi (2008) mengatakan bahwa hasil yang dicapai locus of cont r ol inter nal di anggap ber asal dari aktifi tas dir inya. Sedangkan pada i ndividu locus of cont r ol ekster nal menganggap bahw a keber hasil an yang di capai dikont r ol dar i keadaan sekitar nya. Di mensi int er nal-ext er nal locus of cont r ol dar i Rotter memfokuskan pada str ategi pencapaian tujuan tanpa memper hati kan asal t ujuan ter sebut. Bagi seseor ang yang mempunyai inter nal locus of cont r ol akan memandang dunia sebagai sesuatu yang dapat di r amal kan, dan per ilaku individu tur ut ber per an di dalamnya. Pada individu yang mempunyai ext er nal locus of cont r ol akan memandang duni a sebagai sesuatu yang tidak dapat dir amal kan, demi kian juga dalam mencapai tujuan sehi ngga per il aku i ndividu tidak akan mempunyai per an didal amnya.

Individu yang mempunyai ext er nal l ocus of cont rol dii dentifi kasikan lebi h banyak menyandar kan har apannya untuk ber gantung pada or ang lain dan lebih banyak mencar i dan memi lih situasi yang menguntungkan. Sement ar a itu indivi du yang mempunyai int er nal locus of cont r ol diident ifikasikan l ebih banyak menyandar kan har apannya pada dir i sendir i dan di identifikasi kan juga lebih menyenangi keahl ian-keahl ian dibanding hanya situasi yang menguntungkan (Kr eitner dan Kinicki, 2005).

2.2. Hubungan Locus of Control dan Kinerja

Hubungan antar a kepr ibadian dengan ki ner ja seseor ang dipengar uhi oleh keadaan dan kecender ungan indi vi du unt uk ber per il aku ber beda dan menyi mpang dar i kar akt er istik si fat keti ka ber ada dil uar lingkungan ker ja (Bar r ick dan Mount , dal am Kr eitner dan Kinicki, 2008). Model kepr ibadi an yang populer dan banyak digunakan oleh par a pr akti si sumber daya manusia dalam mempr edi ksi kiner j a adalah kepr i badi an l ima besar (the big fi ve), kepr ibadi an t ipe A, evaluasi diri inti, mar chi avelli anisme, nar si sme, pemantauan dir i, pengambi lan r esi ko, dan l et ak kendali (Robbi ns dan Judge, 2013).

(4)

JRM B Volume 2, Nomor 2, Juni 2017: 131 - 138 134

memi liki locus of contr ol inter nal per caya bahw a per ist iwa-per ist iwa dal am hi dupnya mer upakan hasil dar i dir inya atau per il akunya sendi r i. kont r olnya. Per bedaan dalam kecender ungan locus of contr ol int er nal dan ekst er nal ber hubungan dengan bent uk kontr ol ter hadap l ingkungan. Individu yang ber or ient asi int er nal lebih aktif dan selalu ber usaha menguasai kehidupan yang dijalaninya di bandi ngkan dengan indi vi du yang ber or ientasi ekster nal.

Dengan demi kian, sel ai n menampil kan usaha yang lebih kuat, or ang yang memili ki locus of contr ol i nter nal memili ki keper cayaan di r i unt uk menggunakan kemampuan dan keter ampi lannya secar a maksimal sehingga dapat menghasil kan kiner ja yang maksimal pula. Dengan demi ki an dapat di nyatakan bahwa locus of cont r ol inter nal memi liki hubungan posi tif dengan kiner ja. Hal ini juga di dukung oleh penel itian Lauver dan Kr ist of-Br own (2002) menunjukkan bahw a int er nal locus of cont r ol (I LOC) dan locus of cont rol ekster nal ( ELOC) adal ah dua faktor penting untuk

Blau (1993) menggunakan sampel 146 teller bank menguji kegunaan locus of cont r ol untuk menjel askan ki ner ja ini siatif dengan kiner ja kepatuhan. Hasil peneliti an menunjukkan bahwa l okus kendal i menunjukkan hubungan negatif dengan kiner j a inisiati f dan hubungan positif dengan kiner ja kepatuhan. Namun, hasil ini hanya ditemukan dengan menggunakan lokus kont r ol ker ja Spector (1988) dan t idak dengan ukur an Rotter (1966). Ber dasar kan ur aian t er sebut, penel itian i ni menduga bahwa ada per bedaan signifi kan kiner ja ber dasar kan lokus kendali . Pr eposi si yang di ajukan adalah l okus kendali i nt er nal memiliki kiner ja yang lebi h ti nggi dibandingkan dengan kar yawan yang memiliki kecender ungan lokus kendali ekster nal.

3.

Metode Penelitian

3.1. Prosedur Sampel

Popul asi dalam peneliti an ini adalah sel ur uh pada ti ga bagian yait u bagi an anali s kr edit (unit account officer dan admi nistr asi kr edit), Bagi an Keuangan (Admi ni st r asi keuangan dan Accounting) dan Bagian Collective Contr ol dengan kar akter isti k masa ker ja minimal 2 tahun. Atas dasar i ni di per oleh popul asi tar get sebanyak 62 kar yaw an.

Tekni k pengambilan sampel r andom sampli ng dengan jumlah sampel ditentukan

(5)

Ukur an-ukur an dar i kiner j a pegawai mengadaptasi di mensi pengukur an yang dikembangkan oleh Dessl er (2009) mel iputi : (1) Kuali tas ker ja adalah akur asi , ket elit ian, dan bisa diter ima atas peker jaan yang dil akukan; (2) Pr odukti vi tas adalah kuanti tas dan efisiensi ker ja yang di hasil kan dal am per iode waktu ter tentu; (3) Bisa diandalkan adal ah sejauh mana seor ang kar yawan bisa di andalkan at as penyelesaian dan ti ndak lanjut tugas; (4) Kehadir an adal ah sejauh mana kar yawan tepat w aktu, mengamati per iode ist ir ahat/ makan yang di tentukan dan catat an kehadir an secar a keselur uhan; dan (5) Kemandi r ian adalah sejauh mana peker jaan yang dilakukan dengan at au tanpa pengawasan. Masing-masing dimensi ter dir i dar i dua i ndikator (item) sehingga tot al per nyat aan yang diajukan sebanyak 10 i tem. Skala Li ker t 5 poin di gunakan unt uk mengukur kiner j a ter sebut.

3.2. Teknik Analisis

Tekni k analisis yang digunakan adalah uji beda i ndependent t t est untuk menguji per bedaan var i asi kiner ja antar a kar yaw an yang memili ki kcender ungan lokus kendali inter nal dan ekst er nal. Independent-Sampel t test mer upakan pr osedur anal isis unt uk membandi ngkan per bedaan r ata-r ata pada dua kelompok data yang tidak beata-r hubungan (Suata-r yani dan Hendata-r yadi, 2015).

4.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1. Anal isis Deskr i pti f

Deskr ipsi mengenai kar akt er isti k r esponden ter dir i dari jenis kelamin, pendi di kan, masa ker ja, dan usi a. Ber ikut disajikan data mengenai jenis kelamin r esponden ber dasar kan hasil pengumpulan peneliti an mel al ui kuesioner .

Gambar 1. Responden ber dasar kan jenis kel ami n

Dar i Gambar di atas diket ahui bahw a r esponden ter banyak adal ah laki-laki dengan jumlah 39 pegawai atau 72%, sedangkan sisanya 15 or ang adalah wani ta atau seki tar 28%.

Wanit a 28%

(6)

JRM B Volume 2, Nomor 2, Juni 2017: 131 - 138 136

Gambar . Responden ber dasar kan Tingkat Pendidikan

Dar i Gambar di at as diket ahui bahw a jumlah ter banyak dar i ti ngkat pendidi kan r esponden adalah pada SMA yai tu sebanyak 27 or ang atau 50%, kemudian yang ber pendidikan S1 sebanyak 14 or ang atau 26%, responden yang ber pendidikan Diploma adal ah sebanyak 13 or ang atau 24%.

Gambar 3. Responden ber dasar kan Usia

Ber dasar kan gambar di atas di ket ahui bahwa ber dasar kan usi a kelompok r esponden ter besar adalah usi a diantar a 21 - 25 t ahun ber jumlah 22 or ang at au 41%, kemudi an usi a > 31 t ahun sebanyak 15 or ang atau sebesar 28%, r ent ang usia 26– 30 tahun ber jumlah 10 or ang at au 18% dan yang ber usia kur ang dar i 20 tahun ber jumlah 7 or ang atau 13%.

Tabel 1. Tabulasi Sil ang Jenis Kelamin dengan Lokus Kendali

LoC

Total Internal Eksternal

gender Wanita 6 9 15

Pria 16 23 39

Total 22 32 54

Ber dasar kan analisis deskr iptif l anjutan menggunakan tabul asi silang di identi fikasi bahw a r esponden yang ter identi fikasi memili ki skor lokus kendali inter nal lebi h tinggi dibandingkan skor ekster nalnya ber jumlah 22 or ang yang t er di r i dar i 6 or ang w anit a dan 16 laki-laki. Sedangkan total r esponden yang ter indentifi kasi memi liki lokus kendali ekster nal ber jumlah 32 or ang yang ter di r i dar i 9 or ang wanita dan 23 or ang laki-laki.

SM A 50%

DIPLOM A 24%

S1 26%

< 20 t ahun 13%

21 - 25 t ahun

41% 26 - 30

t ahun 18% > 31 t ahun

(7)

4.2. Anal isis I nfer ensial

Hasil anali sis independent t-t est disajikan pada tabel 2 ber ikut ini :

Tabel 2. Group Statistics

LoC N Mean Std. Deviation

Std. Er r or Mean

Kiner ja Inter nal 22 74.3636 6.03597 1.28687 Ekster nal 32 71.0000 8.76945 1.55023

Group Statistics : member ikan infor masi mengenai kelompok yang diidenti fikasi, ukur an sampel (N), nilai r ata-r at a, deviasi standar mer eka, dan st andard er r or of mean ( SEM). Mel al ui Tampilan tabel Gr oup St at ist ics ter lihat bahwa r at a-r at a ki ner ja pada kelompok inter nal adal ah 74.36 sedangkan kel ompok ekster nal sebesar 71.00.

Tabel 3. Levene Test

Levene's Test for Equal ity of Var iances

F Sig.

Kiner ja Equal var iances assumed 2.586 .114 Equal var i ances not

assumed

Levene Test

Melalui Uji Levene untuk kesamaan vari ans pada dua kel ompok skor dapat dil ili hat bahwa nilai si g adalah sebesar 0.114. kar ena si g > 0.05 (0.114 > 0.05), maka dapat dinyat akan bahw a asumsi homogenitas var ians ter penuhi.

Tabel 3. Uji Beda

F t df Sig. (2-tailed)

Kinerja Equal variances assumed

Equal variances not

assumed

1.669 51.996 .101

Kar ena asumsi homogenitas dapat dipenuhi, maka selanjutnya adalah menguji apakah ada per bedaan nil ai pada dua kel ompok. Melalui tampilan tabel di atas ter luhat bahwa ni lai t hitung (two-tailed) adalah sebesar = 1.669, sig = 0,101. Dengan demi ki an, Ho dit er i ma dan H1 dit ol ak. Per bedaan ki ner ja ant ar a kelompok internal dan ekster nal ar tinya ti dak ter bukt i si gnifikan. Ber dasar kan hasil anali sis dapat di nyatakan bahwa tidak ada per bedaan signifi kan kiner j a kar yawan ber dasar kan lokus kendali , dengan kata l ai n, lokus kendali bukanlah fakt or yang dapat menjel askan var i asi kiner ja.

(8)

JRM B Volume 2, Nomor 2, Juni 2017: 131 - 138 138

5.

Keter batasan dan Agenda Penelitian Mendatang

Peneliti an ini hanya dilakukan disatu per usahaan sehingga gener ali sasi hasil mungki n ti dak bisa di lakukan di per usahaan lain. Ter batasnya ukur an sampel di duga menjadi penyebab t idak ber hasil di bukti kannya per bedaan kiner ja ber dasar kan lokus kendali, sehingga r iset mendatang per lu melakukan penguji an ul ang t emuan ini dengan car a memperl uas wilayah kajian, menambah sampel, atau menggunakan skala lokus kendal i yang lain.

6.

Kesimpulan

Ber dasar kan hasi l anali si s dapat disi mpulkan bahwa kepr ibadian dalam konteks l okus kendali bukanlah pr edi ctor kiner ja. Meskipun demikian, secar a teor i tis, penelit ian ini dapat ber guna sebagai sumbangan bagi il mu penget ahuan, khusus di bidang manajemen sumber daya manusi a dengan pokok kajian mengenai ki ner ja dengan kepr ibadian lokus kendali sebagai faktor yang mempengar uhinya. Peneliti an ini juga dapat dijadikan r efer ensi yang ber manfaat bagi peneli lanjut an mengenai per masal ahan ser upa.

Daftar Pustaka

Abdull ah, I., Omar , R., & Rashid, Y. (2013). Effect of Per sonali ty on Or ganizational Commi tment and Employees’ Per for mance: Empi r ical Evidence fr om Banking Sect or of Pakistan. Middle-East Jour nal of Scient ific Resear ch, 17(6), 761-768.

Bar r ick, M. R., & Mount, M. K. (1991). The big five per sonali ty di mensions and job per for mance: a met a‐analysis. Per sonnel psychology, 44(1), 1-26.

Bar r ick, M. R., Mount, M. K., & Judge, T. A. (2001). Per sonali ty and per for mance at the beginning of the new mil lennium: What do w e know and wher e do we go next?. Int ernat ional Jour nal of Sel ect ion and assessment, 9(1‐2), 9-30.

Bl au, G. (1993). Testi ng the r elationship of locus of contr ol to differ ent per for mance dimensions. Jour nal of Occupat i onal and Or ganizat ional psychology, 66(2), 125-138.

Dessler , G. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1 dan 2. edisi 10. Jakar t a : I ndeks Judge, T. A., & Ilies, R. (2002). Relationship of per sonali ty to per for mance moti vati on: a met

a-analytic r evi ew. Jour nal of applied psychology, 87(4), 797.

Klei n, J. D., & Kell er , J. M. (1990). Influence of st udent abilit y, locus of contr ol , and type of instr ucti onal cont rol on per for mance and confidence. The Jour nal of Educat ional Resear ch, 83(3), 140-146.

Kr eitner R. & Kinicki A. (2005), Per il aku Or gani sasi, (6t h edition). Ter j. Er ly. Suandy Jakar t a : Sal emba Empat.

Lauver , K. J., & Kr istof-Br own, A. (2001). Di stinguishing bet ween employees’per ceptions of per son– job and per son–or gani zat ion fit. Jour nal of Vocational Behavior , 59, 454-470

Li , J., Lepp, A., & Bar kley, J. E. (2015). Locus of contr ol and cell phone use: Impli cati ons for sleep qualit y, academic per for mance, and subjecti ve wel l-being. Comput er s in Human Behavior, 52, 450-457.

Rober t s, R., & Woodman, T. (2017). Per sonalit y and Per for mance: Moving beyond the Big 5. Cur r ent Opinion in Psychol ogy.

Robbins, S. P., & Judge, T.A, (2012). Or ganizational Behavior . (15t h Ed). Pr entice Hal l;

Sur yani & Hendr yadi, ( 2015). Metode Riset Kuant itatif Teor i dan Aplikasi Pada Penel itian Bi dang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakart a: Pr enadamedia Gr oup.

Gambar

Gambar  1. Responden berdasarkan jenis kelamin Dari Gambar di atas diketahui bahwa responden terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 39 pegawai atau 72%, sedangkan sisanya 15 orang adalah wanita atau sekitar 28%
Gambar . Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3. Levene Test

Referensi

Dokumen terkait

Mukti Sitompul, dkk, Sejarah Perkembangan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, Medan : 2003, hal.3. Setahun kemudian Jurusan Pengetahuan Masyarakat

– contemplation: belajar dari perenungan, tetapi tidak selalu ditunjukkan dalam aksi contemplation: belajar dari perenungan, tetapi tidak selalu ditunjukkan dalam aksi –

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan

Penilaian Skor Analisis REBA pada Kegiatan Mengukur Bahan Baku.. (Bagian Kiri)

c.' S eleksi protokorm setelah transform asi, dan d. P em buktian transform an dan transgenik anggrek. M etode transform asi genetik ke tanam an anggrek P. amabilis sesuai klaim 1,

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, dan tidak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada

Terdapat 5 faktor yang memengaruhi kesiapan sebuah organisasi untuk berubah, antara lain (1) iklim dan budaya organisasi dimana budaya organisasi terkait sistem

Berdasarkan paparan dan pembahasan menyimpulkan bahwa: 1) makna denotasi yang ada pada iklan adalah adanya hubungan keluarga antara anak dan orang tua khususnya anak dan ayah,