• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbanyakan Vegetatif Raru (Cotylelobium melanoxylon) Melalui Stek Pucuk Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbanyakan Vegetatif Raru (Cotylelobium melanoxylon) Melalui Stek Pucuk Chapter III V"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakanpada Juni 2016 sampai Desember 2016. Rangkaian

kegiatan mulai dari pengambilan anakan Raru di Sibolga, persiapan

bahan,pemeliharaan dan pengamatan yang dilakukan di rumah kaca, Fakultas

Pertanian (FP), Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Raru, dengan kondisi

baik, yang diperoleh dari cabutan alam di Sibolga. Dithane M-45, alkohol 70%,

Zeolit, Topsoil (100%) dantopsoil : pasir (1:0 v/V & 1:1 v/v) digunakan sebagai

media tanam, Rootone F.

Alat yang digunakan adalah lempengan kuali, sungkup propagasi, potray

tempat penanaman stek, gunting stek, ember plastik digunakan untuk merendam

stek, sendok untuk mengaduk larutan dithane M-45, termometer untuk mengukur

suhu dalam persemaian, sprayer untuk menyiram tanaman, paranet 50% untuk menaungi tanaman, penggaris untuk mengukur panjang akar stek, timbangan

analitik untuk menimbang berat dithane yang digunakan, alat tulis menulis, label

untuk memberi tanda pada setiap perlakuan, catok untuk mengaduk media tanam

(2)

Metode Penelitian

Persiapan bahan stek

Persiapan bahan stek dilakukan dengan mengambil anakan Raru yang

berasal dari Sibolga, Selanjutnya bibit dipilih berdasarkankriteria sehat dari hama

& penyakit, batang kokoh dan daunnya segar.

Persiapan media tanam

Media yang digunakan adalah topsoil (100%) dan topsoil pasirdengan

perbandingan (1:1). Sebelum digunakan semua media disterilisasi dengan cara

menggongseng selama 20-30 menit pada suhu 99 0

Pembuatan stek

C di atas lempengan kuali dan

disemprotkan larutan dithane M-45 dengan takaran 1 g/liter guna menghindari

tanaman terkontaminasi oleh fungi .

Pembuatan stek Raru dilakukan dengan menggunakan gunting stek tajam

dan higenis bertujuan menghindari pembusukan pangkal stek. Pemotongan pucuk

Raru (untuk menjadi bahan stek dilakukan dengan cara pemotongan diantara nodul (dua ruas daun). Daun-daun dari bahan stek yang telah diambil dari

tanaman induk kemudian dipotong menurut ukuran daun, bagian pangkal stek

dipotong miring (45 derajat) dan permukaan bagian atas diusahakan rata dan licin.

Hal ini dimaksudkan untuk memperbesar permukaan penyerapan air dan memberi

(3)

kedalam air bersih untuk membersikan debu atau serangga yang menempel pada

daun dan batang stek yang kita potong.

Penanaman Stek

Bahan stek yang telah diasiapkan pada tahap sebelumnya sebagian diberi

perlakuaan Rootone F pasta dengan konsentrasi 1gr/100 stek. Penanaman Stek ditanam pada media yang telah disiapkan terlebih dahulu dan disusun dengan

acakan yang telah dibuat secara lengkap. Dibuat lubang agar penanaman stek

tidak mengalami kerusakan akibat gesekan dengan tanah dan stek ditanam secara

vertikal kemudian ditekan dengan menggunakan dua jari untuk memadatkan agar

stek tidak bergoyang akibat kucuran air saat penyiraman. Untuk selanjutnya

diletakkan pada sungkup propagasi selanjutnya ditutup dan diletakkan pada rumah

kaca konvensional.

Pemeliharaan

Penyiraman tanaman dilakukan secara periodik. Periodisitas penyiraman

disesuaikan dengan umur bibit stek yaitu 2 kali seminggu sampai dengan stek

berumur 2 minggu, 1 kali seminggu untuk stek umur 3 dan 4 minggu, dan 1 kali

sebulan untuk stek yang berumur lebih 1 bulan.Penyiraman sungkup propagasi

dilakukan 2 hari sekali pada siang hari guna menjaga suhu didalam sungkup

propagasi. Apabila cuaca terlalu panas, penyiraman dilakukan secara maksimum

agar kelembaban tetap terjaga dan daun tidak kering dan apabila cuaca terlalu

dingin, maka penyiraman dapat dikontrol agarsungkup propagasi dan media tidak

(4)

poltray harus dibersihkan dengan cara dicabut dengan menggunakan tangan.

setiap hari daun yang gugur dan yang mati dikeluarkan dari sungkup propagasi

dan di buang untuk menghindari perkembangan jamur.

Parameter Pengamatan

Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah:

a) Pengamatan Persentase Hidup

Pengamatan persentase yang hidup dapat dilakukan pada akhir penelitian

dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

% hidup = Σ stek yang hidup

∑semua stek x100%

b) Pengamatan Persentase Stek Berakar

Pengamatan persentase yang berakar dapat dilakukan pada akhir penelitian

dengan mengunakan rumus sebagai berikut :

% stek berakar = Σ stek yang berakar

∑semua stek x100%

c) Pengamatan Jumlah Akar Primer

Pengamatan jumlah akar dilakukan dengan cara menghitung jumlah akar

utama pada akhir pengamatan penelitian

d) Pengamatan jumlah akar sekunder

Pengamatan jumlah akar dilakukan dengan cara menghitung jumlah

cabang akar yang keluar dari akar utama pada akhir pengamatan penelitian

e) Pengamatan Panjang Akar primer

Pengamatan Panjang akar diukur dengan penggaris dilakukan pada akhir

penelitian, yaitu dengan cara diukur dari ujung akar pada akar yang terpanjang.

(5)

Pengamatan panjang akar sekunder diukur dengan penggaris dilakukan

pada akhir penelitian, yaitu dengan cara diukur dari percabagan akar terpanjang

yang berasal dari akar utama.

g) Analisis histologi akar

Sampel akar diambil dari stek pucuk Raru yang sudah berakar, dipotong

dengan menggunakan cutter, dicuci dengan air mengalir hingga bersih dari sedimen. Bagian akar yang akan diamati diambil sekitar 1-1,5 cm dari ujung akar.

Masing-masing diambil 3 potongan dari 2 untuk setiap perlakuan. Setiap sampel

diawetkan dalam alkohol 70%. Akar yang akan dijadikan sampel diambil dari

bagian akar yang tumbuh dari stek pucuk. Selanjutnya akar dipotong tipis dan

didokumentasikan menggunakan kamera dengan perbesaran 10x dan diamati

bagian-bagiannya.

Analisis Data

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) Faktorial untuk 2 faktor yang diulang sebanyak 10 kali. Faktor pertama

(Faktor A) adalah media tanam yang digunakan; terdiri dari: 2 jenis yaitutopsoil

dan pasir dengan perbandingan 1:0 v/v (A1) 1:1 v/v (A2). Faktor kedua (Faktor B)

adalah penggunaan ZPT yang terdiri dari penambahan Rootone F (B1) dan tanpa

Rootone F (B2). Sehingga jumlah stek yang ditanam adalah 2 x 2 x 10 = 40stek. Model umum rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yijk = μ + Ai +Bj + ABij + Єijk

keterangan :

i = 1 dan 2, j= 1 dan 2, K=1 - 10

(6)

Μ = rataan umum

Ai= pengaruh faktor media tanam pada taraf ke-i Bi = pengaruh faktorZPT pada taraf ke-j ABij = interaksi antara faktor A dengan faktor B

Єijk= pengaruh galat pada faktor media taraf ke-i, Faktor ZPT taraf ke-j dan ulangan ke-k

Pengolahan data menggunakan software statistik. Adapun parameter yang diuji adalah :

1. Menentukan formulasi hipotesis

- Hipotesis interaksi

H0 : Interaksi media dan perlakuanZPT tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan semai.

H1 : Interaksi media dan perlakuanZPT berpengaruh terhadap pertumbuhan semai.

- Hipotesis faktor media

H0 : Media tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan semai H1 : Media berpengaruh terhadap pertumbuhan semai

- Hipotesis faktor ZPT

H0 : ZPT tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan semai H1 : ZPT berpengaruh terhadap pertumbuhan semai

2. Menentukan taraf nyata pada selang kepercayaan 95%

3. Menentukan kriteria pengujian

H0 diterima (H1 ditolak) apabila P > 0,05 H1 diterima (H0 ditolak) apabila P < 0,05

4. Membuat kesimpulan

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapat menunjukan bahwa pertumbuhan tanaman Raru

memberikan hasil yang berbeda-beda hal tersebut dikarenakan perlakuan media

dan ZPT. Terlihat bahwa perlakuan media tanam tanh dan tanpa ZPT menunjukan

hasil pertumbuhan yang terbaik. Sedangkan, perlakuan pasir-tanah dan

penambahan ZPT memberikan pertumbuhan yang kurang baikBerikut merupakan

gambar hasil pertumbuhan tanaman Raru 12 MST.

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 1. Pertumbuhan tanaman Raru 12 MST dengan berbagai perlakuan Ket: A. (A1B1): perlakuan tanah tanpa ZPT,

(8)

Rekapitulasi sidik ragam menunjukkan bahwa semua perlakuan yang

diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan stek

pucuk Raru baik dari persentase hidup, persentase berakar, jumlah akar primer,

jumlah akar sekunder, panjang akar primer, panjang akar sekunder, maupun tinggi

pucuk tanaman.

Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Stek Pucuk RaruUmur 12 MST.

Variabel Perlakuan

Media ZPT Media X ZPT

Jumlah akar primer 0,796tn 0,098tn 0,446tn

Jumlah akar sekunder 0,291tn 0,796tn 0,614tn

Panjang akar primer 0,617tn 0,446tn 0,709tn

Panjang akar sekunder 0,599tn 0,837tn 0,438tn Ket: * = berpengaruh nyata, tn = tidak berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95% .

Pada perlakuan Rootone F ditemuka n adanya sisa Rootone F tidak terserap secara sempurna oleh tanaman. Hal tersebut terlihat dari masih

terdapatnya sisa Rootone F di batang yang tidak larut dan tidak terserap oleh tanaman. Selain itu, secara alami tanaman memiliki hormon endogen yang di

ekspresikan lebih baik dibandingkan hormon eksogen. Hal tersebut kemungkinan

menyebabkan perlakuan ZPT yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang

nyata pada semua parameter yang diamati. Menurut (Jaenicke dan Beniest, 2002),

tanaman mempunyai kemampuan untuk menghasilkan hormon (endogen) yang

berbeda-beda. Keseimbangan hormon pada tanaman menentukan keberhasilan

pertumbuhan tanaman jika hormon endogen telah tepenuhi maka hormon eksogen

tidak terlalu terlihat peranannya.

Pada perlakuan media tidak ditemukan pengaruh yang nyata pada semua

parameter yang diamati. Hal tersebut dikarenakan perlakuan media yang

digunakan tidak menunjukan variasi yang cukup signifikan yakni hanya perlakuan

(9)

peranan media hanya berfungsi sebagai penegak tubuh stek dan pensuplai

air saja. Peranannya sebagai penyedia bahan makanan (hara) bagi tanaman sangat

kecil.

Persentase hidup

Persentase hidup merupakan perbandingan antara jumlah stek yang hidup

dengan jumlah stek yang ditanam. Berdasarkan Gambar 1, persentase hidup

paling tinggi terdapat pada perlakuan media tanam tanah dan tanpa Rootone F

(A1B1) dan media tanam tanah dan pasir dengan tanpa perlakuanZPT (A2B1)

yaitu sebesar 90%. Sedangkan nilai persentase hidup terendah adalah pada

perlakuan media tanam tanah dan ZPT yaitu sebesar 70%. Namun, hasil pengujian

statistik menunjukanpersentase hidup tidak berpengaruh nyata terhadap semua

perlakuan yang diberikan.

Gambar 1. Histogram persentase hidup stek pucuk Raru

Persentase hidup yang rendah terlihat pada perlakuan media tanam tanah

dengan penambahan ZPT. Dengan adanya perlakuanZPT, tanaman memberikan

respon yang kurang baik. Hasil yang serupa juga ditunjukkan pada penelitian

Rayan (2011) yang melaporkan bahwa persentase stek hidup pada stek pucuk

(10)

hasil tidak berbeda nyata. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya senyawa fenolik

yang bersifat kofaktor auksin dalam proses inisiasi akar. Senyawa fenolik

berperan sebagai kofaktor dari berbagai factor aktifnya hormon endogen di dalam

tanaman sehingga senyawa fenolik berperan untuk aktifasi berbagai hormon dan

enzim untuk memacu pertumbuhan tanaman.Hal ini sesuai dengan pernyataan

Jaenicke dan Beniest (2002)tidak semua tanaman memerlukan hormon auksin

untuk perakaran. Keseimbangan hormon tanaman pada stek akan membantu

tanaman untuk membentuk sel-sel baru, pembentukan akar primer, menginisiasi

pembentukan akar, memperpanjang akar, mengeraskan dan selanjutnya

membentuk perakaran stek.

Persentase berakar

Persentase stek berakar merupakan perbandingan antara jumlah stek yang

berakar dengan jumlah seluruh yang ditanam. Persentase berakar stek yang paling

tinggi adalah pada perlakuan media tanam tanah dan tanpa Rootone F (A1B1) dengan nilai sebesar 90%. Sedangkan perlakuan dengan nilai persentase berakar

yang paling rendah adalah pada perlakuan media tanam tanah dan perlakuanZPT

(A1B2) dangan nilai sebesar 50%. Namun, dari uji statistik yang dilakukan

parameter persentase berakar tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang

(11)

Gambar 2. Histogram persentase berakar stek pucuk Raru.

Pada Gambar 2 terlihat bahwa pertumbuhan stek yang paling tinggi

diperoleh pada perlakuan media tanam tanah tanpa ZPT (A1B1) dan tanah dan

pasir tanpa ZPT (A2B1). Sementara itu perlakuan berupa tanah dengan

perlakuanZPT menunjukan respon hidup dan persentase berakar yang paling

rendah. Hasil serupa dilaporkan oleh Basir (2008) media tanam tanah memberikan

pengaruh terbaik untuk pertumbuhan stek ulin dengan perlakuan 75mg ZPT.

Menurut Jaenicke dan Beniest (2002) faktor yang mempengaruhi perakaran stek

ialah media perakaran, kelembaban, hormon tanaman, luas daun, cahaya dan

temperatur dan sanitasi tanaman.

Jumlah akar primer

Pengaruh media tanam dan perlakuanZPT terhadap pertumbuhan stek

pucuk Raru berdasarkan data jumlah akar primer yang disajikan pada Gambar

3.Jumlah akar primer terbanyak diperoleh pada perlakuan media tanam tanah

dengan pasir dan tanpa ZPT (A2B1) yaitu 3 buah. Sedangkan jumlah akar primer

paling sedikit diperoleh pada perlakuan media tanam tanah dengan pasir dan ZPT

(A2B2) sebanyak 1. Namun, dari uji statistik yang dilakukan parameter jumlah

(12)

Gambar 3. Histogramjumlah akar primer stek pucuk Rarudengan perlakuan media tanam dan ZPT.

Jumlah akar primer suatu tanaman dipengaruhi oleh media tanam yang

digunakan. Pada Gambar 3 terlihat bahwa perlakuan media tanah - pasir dan tanpa

perlakuanZPT memberikan respon yang baik pada jumlah akar. Indah (2015)

melaporkan bahwa media tanam tanah dan pasir dengan tambahan kompos

berpengaruh nyata terhadap jumlah akar primer tanaman Gempol(Nauclea orientalis L.) dengan perlakuanZPT 20 ppm.Media tanah dan pasir bersifat lebih poros dibandingkan dengan media berupa hanya tanah tanpa campuran pasir.

Pada tanah yang lebih poros membuat pergerakan akar untuk berkembang

didalam media semakin mudah. Tanah yang lebih poros dapat meningkatkan

aerasi dalam tanah. Selain itu tanah yang lebih poros menyebabkan pergerakan air

menjadi lebih mudah sehingga akar akan lebih mudah menyerap air. Air yang

diserap oleh tanaman akan dimanfaatkan oleh tanaman untuk fotosintesis yang

sejanjutnya energi dari proses fotosintesis akan di translokasikan ke dalam akar

untuk pertumbuhan akar tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jaenicke dan

Beniest (2002)porositas dan kapasitas menampung air merupakan dua

karakteristik yang saling berhubungan. Media memerlukan kapasitas untuk

menampung air yang cukup. Namun, tidak terlalu banyak untuk perkembangan

(13)

tanaman dan pertumbuhan akar. Hal tersebut karna media memerlukan porositas

yang cukup zona perakaran akar tidak akan terbentuk dengan baik dan akar akan

mati apabila dalam kondisinya terlalu banyak air (tergenang) dan terdapat sedikit

oksigen. Sementara itu, peran ZPT tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah akar

primer yang dihasilkan dikarenakan dosis dari ZPT cenderung kurang tepat.

Jumlah akar sekunder

Histogram hasil pengamatan jumlah akar sekunder disajikan pada Gambar

4. Jumlah akar sekunder terbanyak diperoleh pada perlakuan yang terbaik

dihasilkan oleh perlakuan media tanam tanah-pasir dan ZPT (A1B2) yaitu 41,

sementara jumlah akar sekunder paling sedikit diperoleh pada perlakuan media

tanam tanah-pasir dengan tanpa ZPT (A2B2) yaitu sejumlah 17 buah. Namun,

dari uji statistik yang dilakukan parameter jumlah akar sekunder tidak

berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang diberikan.

Gambar 4. Histogramjumlah akar sekunder stek pucuk Raru dengan perlakuan media tanam dan ZPT.

Akar sekunder berperan sebagai bagian akar yang mengambil unsur hara

dan air bagi pertumbuhan tanaman. Pada Gambar 4 terlihat bahwa media tanah

dengan pemberianZPTmenghasilkan jumlah akar sekunder yang lebih tinggi

(14)

dengan perlakuanZPT 20ppm memberikan pengaruh yang nyata bagi jumlah akar

sekunder stek pucuk tanaman Gempol. Hal diduga disebabkanZPT yang diberikan

mampu menstimulus pembentukan akar sekunder. Kebutuhan ZPT terhadap

pertumbuhan akar sekender lebih rendah sehingga peranan ZPT dapat terlihat

jelas oleh pertumbuhan akar sekunder. Sementara itu, peranan media tanah dapat

meningkatkan pembentukan akar sekunder diduga karena tanah lebih banyak

mengandung unsur hara sehingga akar sekunder lebih muda terbentuk. Epstein

(1972) menyatakan bahwatanah adalah lapisan mineral yang berhubungan

langsung dengan tanaman. Tanaman akan menggunakan mineral yang berasal dari

tanah tersebut untuk memenuhi kebutuhanya.

Panjang akar primer

Pengaruh media tanam dan perlakuanZPTRootone F terhadap panjang akar primer disajikan pada Gambar 5. Akar primer terpanjang dihasilkan oleh

perlakuan media tanam tanah dengan perlakuanZPT (A1B2) yaitu 6,4 cm.

Sedangkan, perlakuan media tanam tanah dengan pasir dan tanpa ZPT (A2B1)

menghasilkan akar primer terpendek yaitu 3,2 cm. Namun, dari uji statistik yang

dilakukan parameter panjang akar primer tidak berpengaruh nyata terhadap

(15)

Gambar 5. Histogrampanjang akar primer stek pucuk Raru dengan perlakuan media tanam dan ZPT.

Menurut Rochimi (2008) terbentuknya perakaran pada stek dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya yaitu jenis ZPT, dosis ZPT, dan jenis media

yang digunakan. Berdasarkan data panjang akar primer yang dihasilkan,

komposisi media tanam berupa tanah dan ZPT menunjukan data yang lebih baik

dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Susilowati (2010) eksperimen

perlakuanZPT pada stek pucuk tanaman pasak bumi memberikan pengaruh yang

nyata terhadap panjang akar primer. Penambahan ZPT mampu merangsang

pertumbuhan jaringan kalus yang terbentuk pada stek tanaman.

Tanah merupakan media tumbuh yang berperan untuk menyediakan unsur

hara untuk pertumbuhan tanaman. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan

nutrisi yang diberikan untuk merangsang pertumbuhan akar. Persediaan makanan

yang dibutuhkan tanaman terdiri dari karbonhidrat dan nitrogen yang berasal dari

fotosintesis yang terjadi di daun oleh karena itu tunas yang tumbuh dan berubah

menjadi daun akan berperan penting dalam menentukan pertumbuhan dan

perkembangan akar dari stek tersebut. Proses pembentukan akar yang cepat juga

akan menyebabkan adanya penyerapan unsur hara menuju daun sehingga proses

fotosintesis akan berlangsung dengan baik. Bahan makanan yang dihasilkan dari

fotosintesis tersebut juga akan digunakan tanaman untuk melakukan proses

metabolisme serta menumbuhkan organ-organ tanaman yang lain sehingga

membentuk tanaman yang sempurna.

(16)

Pengaruh media tanam dan perlakuanZPTRootone F terhadap panjang akar sekunder Raru disajikan pada Gambar 6.Akar sekunder terpanjang dihasilkan

oleh perlakuan media tanam tanah-pasir dan tanpa ZPT (A2B1) yaitu 3,2 cm.

Sedangkan, akar sekunder terpendek dihasilkan oleh perlakuan media tanam tanah

dengan tanpaZPT (A1B2) yaitu 0,28 cm. Namun, dari uji statistik yang dilakukan

parameter jumlah akar sekunder tidak berpengaruh nyata terhadap perlakuan yang

diberikan.

Gambar 6. Histogrampanjang akar sekunder stek pucuk Raru dengan perlakuan media tanam dan ZPT.

Pada pertumbuhan panjang akar sekunder terlihat bahwa komposisi media

tanam tanah dan pasir dengan ZPT menunjukan hasil yang lebih baik. Indah

(2015) melaporkan media campuran tanah, pasir dan kompos memberikan

pengaruh yang nyata terhadap panjang akar sekunder stek pucuk tanaman

Gampol. Hal tersebut berbanding terbalik dengan panjang akar primer yang

dihasilkan. Pertumbuhan tanaman terutama perkembangan akar sangat ditentukan

oleh komposisi media yang digunakan perlakuan media berupa tanah dan pasir

menyebabkan perkembangan akar sekunder akan lebih mudah karena campuran

berupa tanah dan pasir akan membuat porositas tanah menjadi lebih tinggi

(17)

Menurut Saijo (2012), pasir merupakan jenis media yang cocok untuk

pertumbuhan stek dikarenakan memiliki tekstur dan aerasi yang baik walaupun

tidak memiliki kandungan unsur hara yang tinggi namun apabila pasir tersebut

ditambahkan kompos atau pupuk kandang dapat memenuhi kebutuhan unsur hara

untuk stek. Akar sekunder merupakan akar halus yang berperan dalam menyerap

unsur hara. unsur hara yang terkandung didalam media tanah dan pasir hanya

sedikit sehingga merangsang akar sekunder untuk tumbuh dan berkembang

mencari unsur hara.

Histologi akar

Pengamatan histologi akar dilakukan dengan penyayatan pada bagian akar

yang bertujuan untuk menggambarkan proses pembentukan akar Pemotongan

pada akar dilakukan secara melintang sehingga terlihat jaringan-jaringan pada

akar dan proses yang menginisiasi pembentukan akar seperti terlihat pada

Gambar7.

(18)

Gambar 7. Penampang melintang akar stek Raru dengan perbesaran 10x Ket: ep: epidermis, kr: korteks, ka: kambium, na: akar adventif

Proses terbentuknya akar dimulai ketika tanaman membentuk kalus

terlebih dahulu. Kalus merupakan suatu kumpulan sel amorphous yang terjadi dari

sel-sel yang membelah diri secara terus menerus. Kalus dapat diperoleh dari

bagian tanaman seperti daun, batang dan akar (Moega,1991). Berdasarkan hasil

penyayatan yang dilakukan proses pembentukan akar pada stek raru dimualai dari

perkembangan sel-sel pada kambium.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Media tanah memberikan persentase hidup, persentase berakar, jumlah

akar sekunder, panjang akar primer yang lebih baik dari pada media tanah-pasir.

kr

ka

(19)

Sementara untuk jumlah akar primer dan panjang akar sekunder memberikan hasil

yang lebih baik dari pada media tanah.

Perakaran stek raru tumbuh dan berkembang melalui jaringan

maristematik kambium, walaupun demikian pertumbuhan dan perkembangan stek

raru dapat juga berasal dari kalus dan dari ujung batang secara spontan.

Saran

Keberhasilan perbanyakan tanaman Raru secara vegetatif melalui stek

pucuk disarankan menggunakan media tanam yang lebih bertvariasi dengan

penambahan dosis ZPT yang sesuai. Dosis ZPT sangat menentukan pertumbuhan

Gambar

gambar hasil pertumbuhan tanaman Raru 12 MST.
Tabel 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Stek Pucuk RaruUmur 12 MST.
Gambar 1. Histogram persentase hidup stek pucuk Raru
Gambar 2. Histogram persentase berakar stek pucuk Raru.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian hormon Rootone-F pada stek pucuk salagundi dengan berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap persentase hidup stek, persentase berakar stek,

Rekapitulasi sidik ragam (Tabel 1), parameter stek selama 12 MST menunjukkan bahwa semua perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter

Hal tersebut menunjukkan bahwa perlakuan air kelapa dengan media tanam pasir kompos (A3B2) memberikan respon jumlah akar primer dan sekunder yang paling baik. Kematian

Pemberian hormon Rootone-F pada stek pucuk Salagundi dengan berbagai konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap persentase hidup stek, persentase berakar stek,

Rekapitulasi Sidik ragam (Tabel 1) menunjukkan bahwa media stek dan jenis kemenyan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah akar sekunder stek kemenyan.Stek yang ditanam pada

Dalam hal ini penggunaan media tanah (Top soil) yang dingunakan dipilih yang mampu berfungsi baik untuk penopang, mampu menahan air sesuai keperluan tanaman,

Rataan jumlah bintil akar tanaman kedelai dengan media tanam pasir lebih tinggi 62% dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan media tanam tanah, sedangkan pada tanaman

Hasil uji lanjut pengaruh media tanam terhadap persentase stek berakar, jumlah akar, dan panjang tunas menunjukkan bahwa media terbaik untuk stek mahoni adalah