• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Chapter III V"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Peneliti memilih metode kualitatif untuk mengetahui secara mendalam bagaimana

penerapan manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan UMSU Medan

melalui ide, pandangan, pendapat, kejadian, serta pengalaman SDM Perpustakaan

UMSU Medan. Tujuannya agar dapat memahami secara mendalam permasalahan

yang dihadapi dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut Maleong (2007, 6) penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian secara holistik, dimana pada penelitian ini data dikumpulkan

berupa kata-kata tulisan serta prilaku yang dapat diamati.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara, tepatnya di Jl. Kapten Muchtas Basri BA No.3 Medan.

Sedangkan waktu penelitian dilaksanan pada bulan Mei 2017.

3.3 Data dan Sumber Data

Jenis dan sumber data penelitian adalah :

a. Data primer diperoleh dari informasi yang bersumber dari hasil wawancara

(2)

b. Data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, majalah dan dokumen yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Informan

Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang

akan diteliti dan bersedia memberikan informasi kepada peneliti. Dalam

penelitian kualitatif, informan sangat memiliki posisi terpenting sebagai

narasumber dalam penelitian. Informan dalam penelitian ini adalah kepala

perpustakaan, pihak kepegawaian UMSU, pustakawan dan pegawai bagian

administrasi di perpustakaan UMSU Medan. Hal ini dilakukan dengan cara

mensurvei terlebih dahulu pada lokasi Perpustakaan UMSU Medan.

2. Menentukan Informan

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purpouse

sampling yang merupakan salah satu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan teknik purpouse sampling

diharapkan setiap pertanyaan yang diajukan dapat dijawab oleh informan

secara benar dan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Maka informan

dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan, satu orang pegawai bagian

administrasi dan dua orang pustakawan di Perpustakaan UMSU Medan.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai

(3)

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang bersumber

dari percakapan dengan maksud tertentu. Tujuan wawancara adalah untuk

mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dan

terstruktur menggunakan pedoman wawancara, hal ini dimaksudkan agar

pertanyaan yang diajukan dapat dijawab oleh informan secara benar dan

sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Peneliti mewawancarai kepala

perpustakaan, pihak kepegawaian UMSU, pegawai bagian administrasi, dan

pustakawan Perpustakaan UMSU Medan. Adapun data yang akan diambil

pada informan adalah data mengenai pengadaan, pengembangan, kompensasi,

integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemutusan hubungan kerja SDM.

Selain itu, peneliti menggunakan alat bantu berupa perekam suara dan alat

tulis sebagai pendukung kegiatan wawancara.

2. Observasi

(4)

sirkulasi, pengadaan, admistrasi dan sikap kedisiplinan pegawai selama kegiatan kerja berlangsung.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan buku, jurnal, majalah, laporan

tahunan dan kepustakaan. Selain itu peneliti juga mencatat seluruh hasil

pengamatan langsung yang dilakukan peneliti serta merekam suara informan

pada saat berlangsungnya wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

3.6 Analisis Data

Adapun tahapan dalam analisis data menurut Miles dan Huberman (1992) ,

sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah suatu proses mengidentifikasi data mentah yang telah

diperoleh dengan melakukan langkah summary, pengkodean dan

kategorisasi. Pada penelitian ini data yang telah di reduksi mengenai

manajemen SDM kemudian dikelompokan kedalam bagian yang terdiri dari

pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan,

kedisiplinan, dan pemutusan hubungan kerja SDM.

2. Display Data

Display data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pada

penelitian ini peneliti menyajikan data yang telah diperoleh dari informan

menggunakan teks yang bersifat naratif dimana datanya berupa kegiatan

(5)

3. Keputusan dan Verifikasi

Pada penelitian ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi mengenai pengadaan, pengembangan,

kompensasi, integrasi, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemutusan hubungan

kerja SDM di perpustakaan UMSU. Untuk lebih menguji kebenaran dari data

tersebut, maka dilakukan verifikasi sehingga diperoleh data yang akurat dan

jelas mengenai penerapan manajemen SDM di Perpustakaan UMSU Medan.

3.7 Keabsahan Data

Adapun teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi Data

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi. Peneliti dalam hal ini mewawancarai informan

yakni kepala perpustakaan UMSU, pegawai administrasi dan juga

pustakawan perpustakaan UMSU untuk mendapatkan data yang lebih

lengkap.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan teori yang berlainan bertujuan untuk untuk memastikan bahwa

data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai

teori yang telah dijelaskan pada bab II mengenai manajemen SDM di

perpustakaan akan digunakan untuk menguji data yang telah diperoleh,

(6)

3. Triangulasi Metode

Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan informasi atau data

dengan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan

informasi atau data mengenai manajemen SDM di perpustakaan UMSU

(7)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

a. Profil Perpustakaan

Perpustakaan UMSU Medan didirikan pada tahun 1994 yang beralamat di

jalan Kapten Muchtar Basri, BA No.3 yang merupakan unit pelayanan informasi

yang memberikan informasi kepada penggunanya yaitu sivitas akademika mulai

dari dosen, pegawai, dan mahasiswa UMSU Medan. Perpustakaan UMSU

memiliki 25.419 koleksi. Diantaranya koleksi bidang keguruan dan pendidikan

yang mempunyai buku sebanyak 20.939 , koleksi bidang agama islam memeliki

buku sebanyak 3.890, koleksi bidang ilmu sosial dan politik mempunyai buku

sebanyak 4.320, koleksi bidang pertanian memiliki buku sebanyak 3.200, koleksi

bidang ekonomi mempunyai buku sebanyak 3.870, koleksi bidang hukum

memiliki buku sebanyak 3.440, dan koleksi bidang teknik mempunyai buku

sebanyak 3.760.

Perpustakaan UMSU Medan memiliki Sumber Daya Manusia sebagai

pegawai perpustakaanya. Adapun sumber daya manusia yang ada di perpustakaan

tersebut terdiri dari satu orang kepala perpustakaan dengan latar belakang

pendidikan S2 Hukum dan untuk pegawainya terdiri atas 15 orang pegawai yang

memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda. Diantaranya tiga orang lulusan

(8)

agama islam, satu orang lulusan hukum, dua orang lulusan ekonomi, dan empat

orang lulusan sejarah.

b. Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ini terdiri dari kepala perpustakaan, pustakawan,

dan pegawai bagian administrasi di perpustakaan UMSU Medan. Adapun

karakteristik dari informan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

I2 Informan 2 Pustakawan Perpustakaan

UMSU 12 Juni 2017

I3 Informan 3 Pustakawan Perpustakaan

UMSU 12 Juni 2017

I4 Informan 4 Pegawai Bagian Administrasi

Informan 1 yaitu kepala perpustakaan merupakan informan yang pertama

kali diwawancarai oleh peneliti dengan perkenalan dan pendekatan terlebih

dahulu. Topik yang di tanyakan kepada informan 1 mengenai kebijakan yang di

berlakukan dalam pengelolaan sumber daya manusia mulai dari kebijakan

rekrutmen, pengembangan, integrasi, kedisiplinan, dan pemberhentian SDM.

Informan 2 dan 3 adalah pustakawan maka topik yang di bahas yaitu mengenai

proses pelaksanaan manajemen SDM yang terdiri dari perekrutan, pengembangan,

integrasi, kedisiplinan, dan pemberhentian SDM. Selanjutnya informan 4 dan 5

yaitu pegawai bagian administrasi perpustakaan dan pihak kepegawaian UMSU

(9)

mulai dari perekrutan, pengembangan, integrasi, disiplin, dan pemberhentian

SDM.

Wawancara berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan

berdasarkan pada pedoman wawancara dengan teknik wawancara mendalam.

Pelaksanaan wawancara dilakukan secara subtansif, dimana wawancara dilakukan

tidak harus di suatu tempat tertentu.Suasanawawancara berlangsung alamiah, apa

adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, begitu juga

dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal. Isi wawancara

berkembang sesuai dengan jawaban yang diberikan informan.

c. Kategori

Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara,

peneliti menyusun kerangka awal analisis sebagai acuan. Dengan kerangka awal

ini, peneliti kemudian kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan

coding, yaitu melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan

dan menunjukan hubungan antar bagian-bagian yang diteliti sehingga

menghasilkan beberapa kategori. peneliti dapat mengelompokan lima kategori

yang berkaitan dengan penerapan dan pengelolaan manajemen SDM di

Perpustakaan UMSU Medan. Adapun lima kategori tersebut adalah, sebagai

berikut:

1. Pengadaan SDM

2. Pengembangan SDM

3. Integrasi SDM

(10)

5. Pemutusan Hubungan Kerja SDM

4.2 Hasil Analisis

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan kepada

orang lain dengan tahapan-tahapan yang dilakukan adalah reduksi data, display

data, mengambil keputusan dan verifikasi data. Adapun data atau kategori yang

berkaitan dengan penerapan manajemen SDM di perpustakaan UMSU Medan

adalah sebagai berikut :

4.2.1 Pengadaan

Kategori pertama yang di peroleh peneliti berdasarkan transkrip hasil

wawancara dengan keempat informan adalah mengenai pengadaan SDM yang

terdiri dari perekrutan, seleksi SDM.

a. Rekrutmen dan Seleksi

Untuk memperoleh calon tenaga kerja yang kompeten dan sesuai dengan

kriteria yang di butuhkan harus melalui tahapan dan seleksi yang telah di tentukan

oleh masing-masing perpustakaan. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan

proses seleksi SDM di perpustakaan UMSU maka peneliti mewawancarai

informan 1, 2, 3, 4 dan 5.

P : Bagaimana kebijakan yang diberlakukan dalam proses perekrutan dan seleksi

SDM di perpustakaan UMSU Medan?

Berikut jawaban informan 1 mengenai pertanyaan diatas :

I1 : “.... kalau misalnya kebijakan khusus dari perpustakaan sendiri mengenai

(11)

bawah rektorat dan biro umum universitas, jadi jadwal dan keputusan untuk

mengadakan perekrutan pegawai telah di tentukan oleh pihak UMSU itu sendiri,

kami pihak perpustakaan hanya tinggal melaporkan ke bagian biro jika

perpustakaan membutuhkan pegawai baru dan pihak perpustakaan juga harus

menentukan kualifikasi pegawai baru yang akan di rekrut, tetapi untuk beberapa

tahun ini perpustakaan UMSU tidak melakukan perekrutan pegawai baru karena

masih banyak pegawai yang masih aktif melaksanakan tugasnya, ya walaupun

kebanyakan pegawai disini tidak dari latar belakang ilmu perpustakaan ”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1 dapat diketahui

bahwa perpustakaan UMSU tidak memiliki kebijakan tersendiri dalam penentuan

rekrutmen dan seleksi SDM, yang menentukan adalah oleh pihak UMSU yaitu

pada bagian biro umum universitas. Dan untuk pihak perpustakaan hanya

menentukan kriteria SDM yang dibutuhkan di perpustakaan dan kemudian

melaporkan ke bagian biro umum universitas.

Selanjutnya pustakawan juga menjelaskan bagaimana proses perekrutan

dan seleksi pada perpustakaanUMSU Medan, berikut pernyataan I2 dan I3.

P : Bagaimana proses pelaksanaan rekrutmen dan seleksi SDM di perpustakaan

UMSU Medan?

Berikut jawaban informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :

I2 : “.... kakak baru 5 bulan bekerja di perpustakaan ini dek, kemaren itu dapat informasi kalau UMSU buka lowongan tenaga kerja bagian perpustakaan, trus

kakak masukin lamaran ke bagian umum, terus beberapa hari kemudian kakak di

telpon untuk mengikuti beberapa tes, diantaranya ujian tertulis, ujian psikologi,

setelah lulus ujian tersebut barulah masuk ke tahapan wawancara, setelah

mengikuti tes kalau tidak salah satu bulan kemudian barulah di umumkan lulus

apa enggak nya, ternyata kakak lulus, dan kalau untuk jumlah pustakawan disini

(12)

belakang ilmu perpustakaan selebihnya latar pendidikan yang berbeda-beda, jadi

agak kesulitan dalam bekerja, pernah kakak dan teman kakak mengajukan untuk

merekrut pegawai baru dengan latar perpustakaan tetapi ditolak sama kepalanya

dengan alasan pegawai di perpustakaan masih memadai”

I3 : “.... kalau abang dulu dapat info dari teman dek, kalau misalnya UMSU buka lowongan kerja, itukan banyak ada lowongan buat administrasi, pustakawan dll,

jadi karna abg lulusan ilmu perpustakaan jadinya abang ambil yang lowongan

pustakawan. Setelah masukin lamaran trus d telponlah buat ngikutin ujian tulis

dan psikologi, kemudian abang lulus ujian tersebut di panggil lagi buat

wawancara, sehabis wawancara abang nunggu sekitar 3 minggu barulah keluar

hasilnya abang di terima di perpustakaan UMSU ini, ya kalau mengenai jumlah

pustakawan masih kurang lah dek, kami disini yang pustakawan hanya 3 orang,

untuk melaksanakan pekerjaan kami butuh tenaga pustakawan minimal 5 lah

supaya kami bisa berbagi dalam melaksanakan tugas, pernah abang mengajukan

ke bapak kepala untuk penambahan pegawai tetapi belum waktunua perekrutan

dan pegawai di sini masih memadai dalam melaksanakan pekerjaan walaupun

bukan pustakawan”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 2 dan 3 dapat diketahui

bahwa proses rekrutmen dan seleksi di perpustakaan UMSU melalui beberapa

tahap yang meliputi : memasukan surat lamaran, tes ujian tulis, tes psikologi, tes

komputer dan tes wawancara. Dengan proses inilah akan didapat calon pegawai

yang berkualitas karena telah melalui beberapa tahapan ujian yang diadakan.

Kemudian pegawai administrasi sebagai informan 4 juga memberikan

pernyataan mengenai proses perekrutan dan seleksi di perpustakaan UMSU.

Berikut pernyataan dari I4 sebagai berikut :

P : Bagaimana proses perekrutan dan seleksi SDM yang diterapkan di

(13)

Berikut jawaban informan 4 mengenai pertanyaan diatas :

I4 : “.... ya kalau disini seleksi penerimaan pegawai berdasarkan kebijakan

UMSU, kita pihak perpustakaan hanya mengikuti kebijakan di atas dek, jika

sudah jadwalnya untuk melakukan perekriutan maka pihak kepegawaian UMSU

menanyakan bagaimana kriteria pegawai yang di butuhkan perrpustakaan dan

kitalah pihak perpustakaan yang menentukan kriteria yang sesuai dengan

lowongan yang dibutuhkan perpustakaan.

P : Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan perekrutan seleksi pegawai

terutama pegawai perpustakaan UMSU Medan?

I5 : untuk proses keegiatan perekrutan dan seleksi kita bagian kepegawaian

UMSU yang melakukan kegiatannya salah satunya perekrutan pegawai untuk

perpustakan. Proses perekrutan dahulunya belum ada kegiatan seleksi seperti

sekarang ini, calon pelamar hanya mengantarkan surat lamaran ke bagian umum

nantinya menunggu pengumuman di terima atau enggaknya. Tapi 5 tahun

belakangan ini kegiatan rekrutmen dan seleksi pegawai sudah berjalan sesuai

dengan mestinya. Untuk tahap awal diadakan ujian tertulis, setelah ujian tertulis

ada ujian psikologi, dan ujian komputer barulah nanti kalau misalnya dia lulus

ujian tersebut maka dia bisa lanjut ke tes wawancara, setelah wawancara barulah

di putuskan sesuai gak dia dengan kriteria yang diinginkan oleh UMSU

khususnya perpustakaan UMSU, setelah itu sekitar 3 sampai 4 minggu barulah

hasilnya di umumkan di terima atau tidak dia menjadi pegawai di perpustakaan UMSU”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 4 dan 5 maka dapat

diketahui bahwa kegiatan rekrutmen yang baru dan menyertakan beberapa ujian

dan tes wawancara ini sudah berlangsung sekitar 5 tahun di perpustakaan UMSU.

Sebelumnya perekrutan hanya di lakukan dengan memasukan surat lamaran saja,

(14)

UMSU masih sedikit yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan karena

setiap lamaran yang masuk tidak diseleksi dengan baik. Tetapi walaupun proses

seleksi telah di perbaiki pustakawan di perpustakaan UMSU masih kurang, hal ini

dikarenakan kebijakan kepala perpustakaan UMSU yang belum mau untuk

melakukan perekrutan untuk pustakawan baru.

b. Evaluasi Tenaga Kerja

Evaluasi pegawai sangat dibutuhkan dalam kegiatan pengadaan SDM, karena

perpustakaan akan mengetahui sampai dimana kemampuan masing-masing SDM

dalam melaksanakan pekerjaan di perpustakaan. Untuk mengetahui bagaimana

prosedur kegiatan evaluasi tenaga kerja di perpustakaan UMSU maka peneliti

mewawancarai informan 1 :

P : Bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan evaluasi tenaga kerja di

perpustakaan UMSU Medan?

Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :

I1 : ...“kalau evaluasinya ya keseharian, diamatilah bagaimana kerja semua

pegawai selama jam kerja berlangsung, dan kita juga ada rapat semacam

meeting yang diadakan satu kali sebulan guna kita membahas tentang apa saja

yang perlu dibenahi mengenai pekerjaan, dan saling koreksi, disananalah kita melakukan kegiatan evaluasi dari rapat yang diadakan sekali sebulan itu”

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1 diatas dapat diketahui

bahwa kegiatan evaluasi terhadap tenaga kerja dilakukan pada saat rapat yang

diadakan sebulan sekali, dan disanalah dilakukan kegiatan evaluasi dan

pembenahan mengenai kinerja pegawai dan hal yang berkaitan dengan

(15)

4.2.2 Pengembangan

Kategori kedua yang diperoleh peneliti dari transkip hasil wawancara

dengan keempat informan adalah pengembangan SDM yang terdiri dari pelatihan

kepustakawanan, orientasi, dan penialain prestasi kerja di perpustakaan UMSU

Medan.

a. Pelatihan

Pengembangan SDM dirasa masih kurang terkait dengan peningkatan

kualitas SDM melalui diklat atau pelatihan dibidang perpustakaan. Untuk

mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kegiatan pelatihan di perpustakaan

UMSU maka peneliti mewawancarai informan 1, 2, 3, dan 4.

P : Apakah ada kebijakan mengenai pengembangan SDM melalui kegiatan

pelatihan, terutama bagi pegawai yang bukan berlatar belakang ilmu

perpustakaan, jika ada bagaimana prosedur pelaksanaannya?

Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :

I1 : ...”kalau untuk pelatihan kita kemaren cuma ikut dengan pustaka daerah,

tetapi pelatihan ini tidak semua kita ikutsertakan hanya dalam hal tertentu saja

baru kita libatkan, dan juga kita tergantung perpustakaan daerah kalau pihak

mereka meminta kita ikutsertakan, tetapi kalau secara khusus kita yang mengadakan pelatihan itu belum ada”

Berdasarkan pernyataan yang dikemukakan oleh informan 1 maka dapat

dinyatakan bahwa kegiatan pelatihan SDM di perpustakaan UMSU belum

maksimal, karena pelaksanaannya masih mengikuti perpustakaan daerah dan

belum pernah mengadakan sendiri bagi pegawai perpustakaan UMSU

(16)

Selanjutnya pustakawan sebagai informan 2 dan 3 juga memberikan

pernyataan mengenai pelatihan di perpustakaan UMSU Medan sebagai berikut :

P : Apakah ada upaya pengembangan SDM melalui kegiatan pelatihan, dan jika

ada bagaimana prosedurnya?

Berikut jawaban dari informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :

I2 : ....”selama kakak disini sih gak ada ikut pelatihan kepustakawanan, dan

setau kakak para pegawai di sini juga gak pernah diikutsertakan dalam pelatihan kepustakawanan juga”

I3 : ... “ kalau untuk mengikuti semacam pelatihan masih kurang kita dek,

palingan kita cuma ada sosialisasi antar sesama pustakawan ke pegawai yang

bukan pustakawan, agar mereka tidak monoton dalam melakukan setiap pekerjaan”

Dari pernyataan yang dikemukakan informan 2 dan 3 dapat dinyatakan

bahwa kegiatan pengembangan melalui pelatihan di perpustakaan UMSU belum

terlaksana dengan baik, tetapi semua pihak perpustakaan selalu bekerjasama

umtuk membagi ilmu mereka terutama kepada yang bukan berlatar belakang ilmu

perpustakaan.

Kemudian pegawai administrasi sebagai informan 4 memberikan

pernyataan mengenai pelatihan di perpustakaan UMSU.

P : Bagaimana proses pelaksanaan pengembangan di perpustakaan UMSU Medan

dam bidang pelatihan SDM ?

Berikut jawaban dari informan 4 mengenai pertanyaan diatas :

I4 : .... “ disinilah kita lagi melakukan perubahan untuk pengembangan SDM,

walaupun bukan dalam bentuk pelatihan secara khusus seperti diklat atau

(17)

name, disinilah kita sekaligus mensosialisasikan bagaimana cara penataan buku

yang benar, sirkulasinya, termasuk bagaimana penelusuran informasi, jadi semuanya kita coba berbagi ilmu untuk pengembangan SDM “

Berdasarkan pernyataan diatas menunjukan bahwa kegiatan

pengembangan SDM melalui pelatihan ataupun diklat masih sangat kurang

terlaksana. Tetapi walaupun demikian, pihak perpustakaan tetap berusaha

mengembangkan SDM melalui cara sosialisasi dalam setiap pekerjaan yang

berkaitan dengan kepustakaan bersama dengan pegawai yang bukan latar

belakang ilmu perpustakaan, hal ini bertujuan agar setiap pegawai dapat

berkembang guna meningkatkan efektifitas dalam bekerja.

c. Orientasi

Selain kegiatan pelatihan SDM juga terdapat kegiatan orientasi pegawai

baru yang harus dilakukan oleh perpustakaan guna memperkenalkan pegawai baru

dengan lingkungan kerja. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan

kegiatan orientasi di perpustakaan UMSU Medan maka peneliti mewawancarai

informan 2, 3, dan 4.

P : Apakah di perpustakaan UMSU Medan terdapat kegiatan orientasi terhadap

pegawai baru?

Berikut jawaban dari informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :

I2 : ...“kalau kegiatan orientasi sejauh ini sejak kakak pertama masuk ya gak aga

orientasi dek, waktu kemaren itu kakak di panggil trus langsung di tetapkan pada

bagian kakak gak ada orientasi nya”

I3 : ....“ setau abang belum ada dek orientasi kalau untuk pegawai baru, ya kalau

(18)

zaman abang dulu dek ya gak ada lah, tapi abang kurang tau juga kalau untuk

tahun ini sudah di terapkan apa belum”

Berdasarkan pernyataan dari informan 2 dan 3 dapat diketahui bahwa

kegiatan orientasi terhadap pegawai baru yang bertujuan untuk pengenalan para

pegawai dengan lingkungan dan rekan-rekan kerja belum terlaksana di

perpustakaan UMSU Medan, yang nantinya akan membuat pegawai baru menjadi

canggung dalam bersosialisasi dengan lingkungan tempat dia bekerja.

P : Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan orientasi terhadap pegawai baru yang

diterapkan di perpustakaan UMSU Medan?

Berikut jawaban dari informan 4 mengenai pertanyaan diatas :

I4 : ... “ gimana ya dek, kalau untuk mengadakan kegiatan orientasi buat pegawai

baru sudah lama kami rencanakan, kalau untuk tahun sebelum-sebelumnyakan

pustakawan baru satu orang jadi kalau untuk pengenalannya ya sebatas apa yang

di dapat di perkuliahan dan di terapkan di tempat kerja, tapi seiring berjalannya

waktu mulai ada penerimaan lagi kita coba perbaiki itu semua, dengan

memberikan pemahaman tentang situasi di lingkungan kerja, walaupun belum

maksimal kegiatan orientasinya tapi kami sudah memulai lah sedikit demi sedikit

dek, ini sudah dimulai sejak awal tahun 2017 dek”

Berdasarkan pernyataan dari informan diatas mengenai kegiatan orientasi

di perpustakaan bahwa belum maksimalnya kegiatan orientasi yang di terapkan di

perpustakaan UMSU Medan. Sebelum adanya orientasi para pustakawan yang di

terima di perpustakaan UMSU tidak di berikan orientasi hanya saja mereka

mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari perkuliahan, tetapi mulai dari

tahun 2017 ini perpustakaan UMSU sudah mulai mengadakan orientasi dengan

memberikan pemahaman mengenai situasi dan kondisi lingkungan kerja walaupun

(19)

d. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja merupakan suatu tindakan yang dapat

meningkatkan produktifitas kerja pegawai dengan cara membandingkan

pekerjaan dengan standar yang telah di tetapkan guna memilih setiap karyawan

untuk di promosikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk mengetahui bagaimana

proses pelaksanaan kegiatan orientasi di perpustakaan UMSU Medan maka

peneliti mewawancarai informan 1, 2, 3, dan 4

P : Untuk mengetahui kualifikasi kemampuan pegawai dalam setiap pekerjaan,

apakah ada dilaksanakan kegiatan penialain prestasi kerja di perpustakaan

UMSU Medan? Jika ada bagaimana prosedur pelaksanaannya?

Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :

I1 : .... “kalau untuk masalah penialain prestasi kerja ini masih kita diskusikan

dengan pihak yang diatas, karena setiap kebijakan itu berasal dari atas juga,

seperti kita mengadakan kegiatan itu harus membuat laporan ke pusat, karena

setiap kegiatan kita itu sumber dananya dari pusat, jadi kalau mau melakukan hal

semacam pemberian reward atau penghargaan kepada pegawai itu masih belum ada, tetapi itu bakalan kita diskusikan untuk kebaikan perpustakaan kedepannya”

Dari pernyataan informan 1 dapat dinyatakan bahwa kegiatan penilaian

prestasi kerja belum terlaksana dengan baik dan masih sebatas rencana dari

pimpinan perpustakaan, karena setiap kegiatan yang akan diadakan oleh

perpustakaan harus melalui persetujuan pihak pusat rektorat UMSU terlebih

dahulu.

Kemudian untuk lebih memperjelas tentang pelaksanaan penilaian prestasi

kerja di perpustakaan UMSU peneliti mewawancarai pustakawan dan peawai

(20)

P : Apakah terdapat kegiatan penilaian prestasi kerja di perpustakaan UMSU

Medan ?

Berikut jawaban dari informan 2, 3, dan 4 mengenai pertanyaan diatas :

I2 : ... “ sejauh ini kakak rasa belum ada penialain prestasi kerja dek, dan

katanya itu masih dalam rencana pimpinan perpustakaan dan belum di realisasikan sampai sekarang”

I3 : ... “ sepengetahuan abang ya belum ada dek kegiatan semacam itu, kita di

sini ya bekerja trus nanti di gaji, ya kayak-kayak gitu aja dek”

I4 : ....”sampai saat ini belum ada cuman sekarang lagi proses pemantauan dari

pihak rektorat untuk para pegawai, dan hasilnya nanti akan ada nilai tambah

bagi pegawai yang dilihat berkompeten dan disinilah mungkin terdapat peningkatan jabatan”

Berdasarkan pernyataan dari informan 2, 3 dan 4 dapat diketahui

bahwasannya kegiatan penilaian prestasi kerja belum terlaksana di perpustakaa

UMSU Medan, walaupun sudah ada rencana pimpinan untuk menerapkan

kegiatan tersebut tetapi masih banyak kendala sehingga belum terealisasi sampai

sekarang.

4.2.3 Integrasi

Kategori ketiga yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah integrasi

yang terdiridari motivasi dan kepemimpinan.

a. Motivasi

Seorang pemimpin yang baik harus bisa memberikan motivasi kepada

(21)

maksimal. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk motivasi yang diberikan

oleh pimpinan perpustakaan UMSU Medan maka peneliti mewawancarai

informan 1, 2, 3, dan 4.

P : Apakah upaya yang dilakukan kepala perpustakaan dalam meningkatkan

semangat kerja pegawai perpustakaan UMSU Medan?

Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :

I1 : .... “ya kalau motivasi itu penting buat para pegawai, saya selalu memberikan

motivasi buat pegawai-pegawai saya, ya karna saya kan pimpinan jadi harus bisa

memberikan motivasi lah ke semua karyawan, baik itu berupa kata-kata ataupun

dalam bentuk sebuah acara kegiatan yang bisa menambah semangat para karyawan saya untuk bekerja”

Berdasarkan pernyataan dari informan 1 dapat dinyatakan bahwa pimpinan

perpustakaan UMSU telah memberikan motivasi kepada pegawai guna dalam

meningkatkan semangat kerja pegawai, baik dalam bentuk kata-kata disaat rapat,

ataupun dalam bentuk sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan

semangat kerja pegawai perpustakaan.

Berbagai macam bentuk motivasi yang diberikan oleh pimpinan, untuk

mengetahui bentuk motivasi apa saja yang diberikan pimpinan berikut pernyataan

darin I2, I3, dan I4.

P : Bagaimana bentuk motivasi yang diberikan oleh pimpinan perpustakaan

kepada pegawai?

Berikut jawaban dari informan 2, 3 dan 4 mengenai pertanyaan diatas :

I2 : .... “jadi kalau untuk masalah motivasi ini kita perpustakaan setiap 3 bulan

(22)

motivasi-motivasi supaya kami semua para pegawai bekerja lebih baik, lebih produktif, lebih aktif pokoknya untuk kebaikan perpustakaan lah dek”

I3 : .... “kalau untuk masalah motivasi dari pimpinan itu beragam dek bentuknya, bisa saja dalam sebuah rapat pimpinan kami selalu memberikan motivasi untuk

bekerja lebih baik, ada juga dalam kegiatan diskusi bersama”

I4 : .... “motivasi itu selalu ada disampaikan pimpinan kami untuk kebaikan dan

kebersamaan tim dalam bekerja, tapi berhubung karna disini kita banyak

karyawan yang berumur, jadi banyak yang lebih cendrung ke rumah atau

keluarga, tapi kita tetap mencoba untuk selalu menyemangati para pegawai,

bentuk motivasinya ya bukan hanya dari kata-kata sih dek, ada juga dalam bentuk

selving bareng, diskusi bareng maka disanalah pimpinan kami memberikan

semangat ataupun motivasi-motivasi meskipun belum sesuai dengan konteks pustakawan”

Berdasarkan pernyataan yang di berikan informan 2, 3, dan 4 kepada

peneliti diatas dapat diketahui bahwa terdapat berbagai macam bentuk motivasi

yang diberikan pimpinan kepada karyawannya, seperti berupa kata-kata motivasi

pada saat rapat dan diskusi, dalam bentuk kegiatan-kegiatan, tetapi walaupun

dalam pelaksanannya masih belum terlalu maksimal.

b. Kepemimpinan

Kepemimpinan berarti bagaimana seorang pimpinan dalam menjalankan

tugasnya dan mengambil kebijakan dalam menentukan suatu keputusan. Untuk

mengetahui bagaimana bentuk kepemimpinan di perpustakaan UMSU Medan

maka peneliti mewawancarai informan 2 dan 3.

P : Bagaimana bentuk kepemimpinan yang dilajankan oleh kepala perpustakaan

(23)

Berikut jawaban dari informan 2 dan 3 mengenai pertanyaan diatas :

I2 : .... “ kalau menurut kakak sih sudah baik lah bentuk pimpinan yang di

jalankan oleh pimpinan sekarang, kalau dalam bentuk mengayomi para pegawai,

tetapi ya itulah karna mungkin juga bukan latar belakang pustakawan jadi agak

sering terjadi perbedaan pendapat anta kami dengan pimpinan dalam suatu

keputusan yang akan diambil, dan terkadang kamipun hanya bisa mengikuti saja

apa kata pimpinan, pernah sih kami beri beberapa masukan tapi ya kurang di

perhatikan sama pimpinan kami, jadinya kami ikut-ikut apa kata pimpinan sekarang dek”

I3 : .... “bentuk kepemimpinan bapak sekarang sih bagus, bapak kepala ini tegas,

perhatian sama pegawainya, sangat mengayomi lah untuk semua pegawai, tapi ya

kalau itu saja kan belum cukup dek, pemimpin ini kan sangat penting dalam

mengambul kebijakan ataupun keputusan, nah inilah yang masih kurang sama

bapak ini, terkadang dalam mengambil keputusan ya serimg sepihak saja, dan

ide-ide kita sering gak di terima gitu lah dek, ya agak kurang maksimal gitu lah

dek jadinya dalam penentuan suatu kebijakan”

Berdasarkan pernyataan dari informan 2 dan 3 diatas dapat diketahui

bahwa bentuk kepemimpinan di perpustakaan UMSU masih kurang maksimal

terutama dalam tindakan pengambilan keputusan dan kebijakan, yang seringkali

pengambilan keputusan dilakukan sepihak, dan ide-ide yang diberikan pegawai

seringkali kurang di terima oleh pimpinan guna perbaikan perpustakaan untuk

kedepannya.

4.2.4 Disiplin

Kategori keempat yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah

kedisiplinan yang diterapkan di perpustakaan UMSU Medan. Kedisiplinan sangat

(24)

pegawai yang melakukan penggaran terhadap kedisiplinan yang telah di terapkan

tersebut. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan yang diterapkan di

perpustakaan UMSU Medan maka peneliti mewawancarai informan 1dan 4.

P : Bagaimana sikap dan kedisiplinan para pegawai di perpustakaan UMSU?

Apakah sudah sesuai dengan aturan yang diberlakukan di perpustakaan

UMSU Medan?

Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :

I1 : .... “ya disiplin kerja itu harus kita mulai dari sekarang, artinya kalau disiplin kerja sudah di disiapkan maka mau tidak mau mereka harus patuh,

terutama tentang tatatertip kepegawaian karna saya juga selalu memantau dan

untuk semua karyawan diharapkan untuk selalu bersikap disiplin dalam

statiusnya sebagai pegawai karena itu juga ada sanksinya loh kita punya penegak

disiplin, kita punya scaner, finger, dan jika ada yang lalai kita akan ada teguran

dari atas, karena semua kegiatan pegawai inikan terpantau dan tersentralisasi,

nantinya ada juga tim monitoring akan mengawasi seperti masuk kerja pegawai

itu 07.30 wib tapi pegawai sudah harus datang jam 07.05 wib, tetapi terkadang

pegawai kita kan habis finger langsung keluar untuk beli sarapan dan mereka

akan selalu dipantau keberadaannya, tetapi kan ada juga yang melanggar, mere

habis sarapan baiknya jam 08.30, dan ada juga yang ada saat jam kerja keluar

tanpa ada alasan yang jelas dalam rentang waktu yang agak lama, ya begtulah

walaupun peraturan sudah di tegakkan, masih ada juga yang melanggar, itulah yang menjadi tugas saya nantinya untuk mengatasi hal demikian”

Berdasarkan pernyataan dari informan 1 dapat dinyatakan bahwa

penerapan kedisiplinan di perpustakaan UMSU masih berjalan kurang baik, hal

ini dibuktikan dengan masih adanya pegawai yang tidak berada di tempat pada

(25)

Selanjutnya peneliti mewawancarai pegawai bagaian administrasi sebagai

informan 4, berikut ini pernyatan dari Informan 4 sebagai berikut :

P : Bagaimana sikap dan kedisiplinan pegawai, apakah sudah sesuai dengan

aturan yang berlaku di perpustakaan UMSU Medan?

Berikut jawaban dari informan 4 mengenai pertanyaan diatas :

I4 : ....“jika dikatan sudah disiplin ya kami disini sudah mematuhi peraturan dek,

seperti jam masuk yang setengah delapan ya sebelum jam setengah delapan kami

udah nyampe disini, tetapi kita disini kan beda-beda dek orangnya, yang mau

disiplin banyak dan yang melanggar ada juga dek, seperti kadang pada jam kerja

ada keperluannyakan langsung aja pergi gak nunggu jam istirahat dulu, dan

merekapun tidak izin dulu mau keluarnya ngapain, hal seperti itu lumayan sering juga terjadi sini dek”

Berdasarkan pernyataan yang diberikan informan 4 diatas dapat diketahui

bahwa masih ada pegawai perpustakaan yang tidak disiplin selama jam kerja

berlangsung yang akan menyebabkan pekerjaan menjadi terbengkalai.

4.2.5 Pemutusan Hubungan Kerja

Kategori kelima yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah

proses kegiatan pemutusan hubungan kerja SDM di perpustakaan UMSU Medan.

Dalam proses pemutusan hubungan kerja setiap perpustakaan harus memiliki

kesepakatan yang diambil secara musyawarah antara pimpinan dan para pegawai

dan pihak-pihak yang terkait lainnya. Untuk mengetahui bagaimana prosedur

pemutusan hubungan kerja yang diterapkan di perpustakaan UMSU Medan maka

peneliti mewawancarai informan 1dan 4.

P : Bagaimana kebijakan yang diberlakukan dalam proses pemberhentian pegawai

(26)

Berikut jawaban dari informan 1 mengenai pertanyaan diatas :

I1 : .... “ kebijakan semua terletak di biro kepegawaian kita, jadi kita punya

masa pensiun 58 th, kalau untuk pemberhentian jika ada masalah sesuai dengan

prosedur yang dibuat oleh UMSU, jadi perpustakaan tidak memiliki wewenang

untuk melakukan pemberhentian, hanya saja memang di perpustakaan ini SDM

nya memenag sudah banyak yang tua-tua tapikan masa pensiunnya ada beberapa

tahun lagi jadi sebelum ada yang pensiun belum bisa dilakukan pengangkatan

kembali, jika sudah waktunya kita punya lembaga kepegawaian UMSU maka 3

bulan sebelum berhenti di beri aba-aba semacam surat pengantar bahwanya

pegawai ini akan di pensiun dan kemudian pihak kepegawaian lah yang

mengurus semuanya, perpustakaan tidak memilii kebijakan”

Berdasarkan pernyataan dari informan 1 dapat diketahui bahwa kegiatan

pemberhentian hubungan kerja SDM di perpustakaan UMSU diatur oleh pihak

kepegawaian UMSU, walaupun demikian pihak perpustakaan masih mempunyai

andil dalam kegiatan pemberhentian pegawai dengan prosedur yang pertama kali

pemberian surat pengantar yang diberikan tiga bulan sebulan pemberhentian.

P : Bagaimana prosedur kegiatan pemberhentian SDM di perpustakaan UMSU

Medan?

Berikut jawaban dari informan 4 dan 5 mengenai pertanyaan diatas :

I4 : .... “kita pihak perpus gak ada dek punya kebijakan untuk pemberhentian

pegawai, itu semua pihak kepegawaian UMSU yang ngatur semua nya dek, jadi

kalau mau penambahan pegawai harus ada yang pensiun dulu dek, mankanya

kita agak kesusahan sekarang ini, karna pegawai disinikan sudah pada tua dan

gak berlatar belakang pustakawan juga, jadi kami disini mau melakukan

penambahan yang berlatar pustakawan tetapi gimana lah dek, karna belum

(27)

Dari pernyataan yang dikemukakan informan 4 dapat diketahui bahwa

yang mengatur kegiatan pemberhentian pegawai adalah pihak UMSU di bnagian

kepegawaian, dan perpustakaan tidak memiliki wewenang untuk mengatur

pemberhentian tersebut. hal tersebut menyebabkan pihak perpustakaan merasa

kesulitan karna semua kebijakan dari atas dan untuk melakukan penambahan

pegawai harus menunggu jadwal pegawai untuk pensiun terlebih dahulu,

sementara pihak perpustakaan sangat membutuhkan tambahan pegawai yang

berlatar belakang ilmu perpustakaan.

I5 : sama seperti perekrutan dan seleksi untuk pemberhentian pegawai juga

kamilah yang mengadakan kegiatan tersebut, karena kami pihak kepegawaian

UMSU mengatur segala bentuk kegiatan yang berkaitan dengan kepegawaian di

UMSU ini. Untuk prosedur pemberhentian pegawai ditetapkan umur pensiun 58

tahun nantinya 3 bulan sebelum diberhentikan dikasih surat pengantar dulu,

kemudian pihak kami kepegawaian mengadakan sebuah rapat dengan pihak

perpustakaan yang diwakili oleh kepala perpustakaan untuk membahas

pemberhentian salah satu pegawai perpustakaan, dan jika sudah sepakat maka

pemberhentian pegawai akan langsung di lakukan”

Berdasarkan penjelasan dari I5 diatas dapat diketahui bahwa kegiatan

pemberhentian pegawai di UMSU di laksanakan oleh pihak kepegawaian UMSU

dengan prosesdur diantaranya pegawai yang akan diberhentikan sudah berusia 58

tahun, nantinya 3 bulan sebelum diberhentikan dikasih surat pengantar dulu,

kemudian pihak kami kepegawaian mengadakan sebuah rapat dengan pihak

perpustakaan yang diwakili oleh kepala perpustakaan untuk membahas

pemberhentian salah satu pegawai perpustakaan, dan jika sudah sepakat maka

(28)

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dengan keempat informan yaitu I1, I2, I3,

dan I4 dan data yang diperoleh dari dokumentasi serta melalui proses triangulasi

data, maka dapat diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut berkaitan dengan

pengadaan, pengembangan, integrasi, kedisiplinan dan pemutusan hubungan kerja

SDM yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Penelitian

No Kategori Hasil Penelitian

1. Pengadaan Perekrutan dan seleksi

Proses pelaksanaan kegiatan rekrutmen dan seleksi SDM perpustakaan UMSU di tentukan oleh pihak UMSU yaitu pada bagian biro umum universitas. Dan untuk pihak perpustakaan hanya menentukan kriteria SDM yang dibutuhkan di perpustakaan dan kemudian melaporkan ke bagian biro umum universitas. Adapun tahapan perekrutan dan seleksi calon pegawai baru sebagai berikut : memasukan lamaran, tes ujian tulis, tes psikologi, tes komputer dan tes wawancara. Kegiatan rekrutmen seperti ini sudah berlangsung sekitar 5 tahun di perpustakaan UMSU. Sebelumnya perekrutan hanya di lakukan dengan memasukan surat lamaran saja, dan berkas seperti ijazah tanpa adanya tes dan tahapan seleksi yang jelas. karena itulah pegawai di perpustakaan UMSU masih sedikit yang berlatar belakang pendidikan ilmu perpustakaan karena setiap lamaran yang masuk tidak diseleksi dengan baik. Tetapi walaupun proses seleksi telah di perbaiki pustakawan di perpustakaan UMSU masih kurang, hal ini dikarenakan kebijakan kepala perpustakaan UMSU yang belum mau untuk melakukan perekrutan untuk pustakawan baru.

Evaluasi Tenaga Kerja

(29)

2. Pengembang an

Pelatihan

pengembangan SDM melalui pelatihan ataupun diklat masih sangat kurang terlaksana. Adapun dilaksanakan tetapi masih dalam frekuensi yang kecil dan pada waktu tertentu. Tetapi walaupun demikian, pihak perpustakaan tetap berusaha mengembangkan SDM melalui cara sosialisasi dalam setiap pekerjaan yang berkaitan dengan kepustakaan bersama dengan pegawai yang bukan latar belakang ilmu perpustakaan, hal ini bertujuan agar setiap pegawai dapat berkembang guna meningkatkan efektifitas dalam bekerja.

Orientasi

Kegiatan orientasi yang diterapkan di perpustakaan UMSU Medan belum maksimal dalam pelaksanaannya. Sebelum adanya orientasi para pustakawan yang di terima di perpustakaan UMSU tidak di berikan orientasi hanya saja mereka mengaplikasikan pengetahuan yang didapat dari perkuliahan, tetapi mulai dari tahun 2017 ini perpustakaan UMSU sudah memulai mengadakan orientasi walaupun belum di katakan maksimal dengan memberikan pemahaman mengenai situasi dan kondisi lingkungan kerja.

Penilaian Prestasi Kerja

kegiatan penilaian prestasi kerja belum terlaksana di perpustakaa UMSU Medan, walaupun sudah ada rencana pimpinan untuk menerapkan kegiatan tersebut tetapi masih banyak kendala sehingga belum terealisasi sampai sekarang.

3. Integrasi Motivasi

Terdapat berbagai macam bentuk motivasi yang diberikan pimpinan kepada karyawannya, seperti berupa kata-kata pada saat rapat dan diskusi, dalam bentuk kegiatan-kegiatan, tetapi walaupun demikian motivasi yang diberikan masih belum maksimal.

Kepemimpinan

(30)

untuk kedepannya.

4. Disiplin Perpustakaan UMSU sedah perupaya menegakan kedisiplinan untuk para pegawainya, tetapi masih ada yang melanggar peraturan mengenai kedisiplinan tersebut, seperti kedatangan absen pagi yang seharusnya sebelum pukul setengah delapan tetapi mereka datang pukul setengah sembilan dengan alasan sarapan pagi, para pegawai yang pada saat jam kerja tidak berada di tempat tanpa memberikan alasan yang jelas.

5. Pemutusan Hubungan Kerja

Kegiatan pemberhentian hubungan kerja SDM di perpustakaan UMSU diatur oleh pihak kepegawaian UMSU, jadi pihak perpustakaan tidak memiliki kebijakan mengenai hal tersebut. Walaupun demikian pihak perpustakaan merasa kesulitan karna semua kebijakan dari atas dan untuk melakukan penambahan pegawai harus menunggu jadwal pegawai untuk pensiun terlebih dahulu, sementara pihak perpustakaan sangat membutuhkan tambahan pegawai yang berlatar belakang ilmu perpustakaan.

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Manajemen Sumber Daya Manusia di Perpustakaan yang berkaitan dengan

aspek pengadaan, pemgembangan, integrasi, disiplin, dan pemberhentian SDM

pada dasarnya menjadi aspek yang patut diperhatikan. Berdasarkan hasil

pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebelumnya perekrutan dan seleksi calon pegawai dilaksanakan hanya

menyertakan ijazah saja tanpa melalui tes seleksi yang ketat, dan mulai tahun

2012 sudah dimulai kegiatan perekrutan dan seleksi yang terbaru sesuai

dengan ketentuan dengan tahapan diantaranya memasukan surat lamaran

disertakan ijazah, surat keterangan riwayat hidup dan setelah itu dilakukan

seleksi diantaranya tes ujian tulis, tes psikologi, tes komputer, dan tes

wawancara.

2. Pengembangan SDM

a. Pelatihan

Dalam upaya peningkatan dan pengembangan kualitas SDM perpustakaan

melalui diklat dan pelatihan pada SDM Perpustakaan UMSU Medan

jumlah frekuensinya dinilai masih minim dan tidak merata keseluruh

SDM perpustakaan. Padahal masih banyak SDM perpustakaan yang

masih berpendidikan di luar ilmu perpustakaan. Seharusnya SDM yang

(32)

mendapat kesempatan untuk memperoleh diklat atau pelatihan bidang

ilmu perpustakaan. Tetapi walaupun demikian perpustakaan sudah

mengupayakan dalam peningkatan SDM melalui diskusi bersama

walaupun belum maksimal dalam pelaksanaannya.

b. Orientasi

Kegiatan orientasi pegawai baru di perpustakaan UMSU medan belum

terlaksana secara maksimal. Sebelum adanya kegiatan orientasi para

pustakawan yang di terima di perpustakaan UMSU langsung di tempatkan

pada posisi yang ditentukan tanpa ada orientasi terhadap lingkungan

kerja. tetapi mulai dari tahun 2017 ini perpustakaan UMSU sudah mulai

mengadakan orientasi dengan cara memberikan pemahaman mengenai

situasi dan kondisi lingkungan kerja walaupun belum bisa di katakan

maksimal dalam pelaksanaannya.

c. Penilaian Prestasi Kerja

Kegiatan penilaian prestasi kerja belum terlaksana di perpustakaa UMSU

Medan, walaupun sudah ada rencana pimpinan untuk menerapkan

kegiatan tersebut tetapi masih banyak kendala sehingga belum terealisasi

sampai sekarang.

3. Integrasi

a. Motivasi

Dalam upaya meningkatkan semangat kerja para karyawan perpustakaan,

pimpinan perpustakaan selalu memberikan motivasi-motivasi kerja baik

(33)

kegiatan yang bertujuan untuk menjalin kekompakan semua karyawan

dan tentunya meningkatkan semangat bekerja karyawan perpustakaan

UMSU Medan.

b. Kepemimpinan

Bentuk kepemimpinan di perpustakaan UMSU sudah dikatakan baik,

pimpinan perpustakaan selalu mengayomi semua pegawainya, tetapi

walaupun demikian juga terdapat sedikit kekurangan yaitu dalam tindakan

pengambilan keputusan dan kebijakan masih kurang maksimal dimana

ide-ide yang di berikan karyawan kurang di terima oleh pimpinan.

4. Dalam menegakan kedisiplinan perpustakaan UMSU sudah melakukan

berbagai metode seperti pemberian sanksi yang tegas kepada pegawai yang

melanggar, tetapi walaupun demikian masih ada pegawai yang melanggar

kedisiplinan tersebut, seperti telat dalam melakukan absen pagi, dan tidak

berada di te,pat pada saat jam kerja.

5. Kegiatan pemberhentian hubungan kerja SDM di perpustakaan UMSU diatur

oleh pihak kepegawaian UMSU, jadi pihak perpustakaan tidak memiliki

kebijakan mengenai hal tersebut. Walaupun demikian pihak perpustakaan

merasa kesulitan karna semua kebijakan dari atas dan untuk melakukan

penambahan pegawai harus menunggu jadwal pegawai untuk pensiun terlebih

dahulu, sementara pihak perpustakaan sangat membutuhkan tambahan

(34)

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan,

peneliti memberikan beberapa saran yang perlu dikemukakan untuk menjadi

motivasi bagi Perpustakaan UMSU Medan untuk menjadi lebih baik lagi, yaitu

sebagai berikut

1. Untuk meningkatkan kualitas SDM di perpustakaan UMSU Medan

diharapkan agar kegiatan pengembangan SDM perlu ditingkatkan dan lebih

merata kepada seluruh SDM perpustakaan, seperti dengan mengikutsertakan

setiap pegawai dalam pelatihan ataupun seminar kepustakawanan,

menyediakan pendidikan lanjutan untuk pegawai yang berprestasi, dan

selain itu diadakan diskusi-diskusi mengenai kepustakawanan minimal satu

bulan sekali yang bertujuan agar pegawai yang di luar pustakawan juga

mendapatkan pengetahuan berkenaan dengan perpustakaan.

2. Kegiatan orientasi SDM di perpustakaan UMSU sebaiknya diaplikasikan

dengan baik dan merata untuk pegawai baru dengan mengikuti tahapan

diataranya memperkenalkan karyawan baru dengan unit kerjanya sendiri

maupun unit kerja yang terkait, menerangkan profil perpustakaan sekaligus

dengan struktur organisasi perpustakaan, menjelaskan mengenai kebijakan

perpustakaan mulai dari reward, penilaian pegawai hingga pemberhentian.

Hal tersebut bertujuan untuk membantu pegawai dapat bekerja lebih baik,

sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerjanya

3. Perpustakaan UMSU sebaiknya menerapkan kegiatan penilaian prestasi kerja

(35)

laporan hasil kerja sehari-hari, yang kemudian dikumpulkan dalam sebuah

form dan dari situlah dapat dilihat bagaimana prestasi seorang pegawai dalam

melaksanakan pekerjaannya. Hal ini sangat bermanfaat bagi kelangsungan

Referensi

Dokumen terkait

Public Notification on upcoming RSPO Certification Assessment of PT Dharma Satya Nusantara Palm Oil Mill 3 and its Supply Base, PT Dharma Intisawit Nugraha and PT Dewata

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume II-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva del

P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas unsurnya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume II-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva del

Pernyataan mengenai kepemimpinan transformasional kepala sekolah, Bapak/Ibu dimohon untuk mengisi dan memilih jawaban yang menurut Bapak/Ibu sesuai dengan memberikan

Dalam penelitian ini, penulis mengkaji bentuk-bentuk kekerasan verbal secara sintaksis. Dalam kajian sintaksis, kekerasan verbal berbentuk kata, frasa, dan

Subject Lacanian Psychoanalysis Cogito Displacement Reinterpretation l l l l l l The real-the symbolic-the imaginary Substitution l..

seperti bodoh, kurus, dan keriting yang kerap diterima oleh anak dalam keluarga termasuk ke dalam kekerasan verbal bentuk kata dasar. Kata dasar adalah