• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil penderita corpus alienum esofagus Di RSUP Haji Adam Malik periode 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil penderita corpus alienum esofagus Di RSUP Haji Adam Malik periode 2015"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Esofagus

Esophagus merupakan tuba muskular dengan panjang 9- 10 inci ( 25 cm) dan diameter 1 inci (2,54 cm).4 Saat lahir panjang esofagus bervariasi antara 8 dan 10 cm dan kira-kira 19 cm pada usia 15 tahun.5 Esofagus berasal dari laringofaringeal area vertebrae C6 melewati diagfragma (hiatus esofagus) pada areasekitar vetebreae thoraks 10 dan membuka kearah lambung.Esophagus adalah saluran berotot yang lurus dan memanjangdiantara fari ng danlambung. 4

Esofagus memiliki 3 konstriksi dalam proses vertikal, sebagai berikut:

1. Tempat penyempitan pertama adalah pada 15 cm dari gigi insisivus atas, di mana esofagus dimulai pada sfingter krikofaringeal; ini adalah bagian tersempit dari esofagus dan sekitar sesuai dengan vertebra C6.

5

2. Tempat penyempitan kedua adalah pada 23 cm dari gigi insisivus atas, di mana ia dilintasi oleh arkus aorta dan kiri bronkus utama

(2)

Gambar 2.1 Gross Anatomy of Esophagus.17

Dalam proses menelan akan terjadi hal-hal seperti berikut:6

1) Pembentukan bolus makanan dengan ukuran dan konsistensi yang baik, 2) Upaya sfingter mencegah terhamburnya bolus ini dalam fase-fase menelan, 3) Mempercepat masuknya bolus makanan ke dalam faring pada saat respirasi, 4) Mencegah masuknya makanan dan minuman ke dalam nasofaring dan laring, 5) Kerjasama yang baik dari otot-otot di rongga mulut untuk mendorong bolus

(3)

6) Usaha untuk membersihkan kembali esofagus. Proses menelan di mulut, faring, laring, dan esofagus secara keseluruhan akan terlibat secara berkesinambungan.

Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus.Tahap orofaring berlangsung sekitar 1 detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus.Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke lubang-lubang lain yang berhubungan dengan faring. Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke trakea.7

Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak masuk kembali ke mulut sewaktu menelan.7 Kontraksi m.levator palatini mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole terangkat dan bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula. Bolus terdorong ke posterior karena lidah terangkat ke atas. Selanjutnya terjadi kontraksi m.palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi m.palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut.6

Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung atau nasofaring dari faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung.

Makan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara di pintu masuk laring atau glottis.

7

7

(4)

Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula dan sinus piriformis sudah dalam keadaaan lurus.6

Tahap esofagus dari proses menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke lambung.Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5 sampai 9 detik untuk mencapai ujung bawah esofagus.Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan persarafan melalui saraf vagus.Sewaktu gelombang peristaltik menyapu menuruni esofagus, sfingter gastroesofagus melemas secara refleks sehingga bolus dapat masuk ke dalam lambung. Setelah bolus masuk ke lambung, proses menelan tuntas dan sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi.

Terdapat 4 lapisan esofagus yaitu:

7

2.2 Histologi Esofagus

1. Mukosa

8

Terbentuk dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk di sebelah dalam; selapis tipis jaringan ikat dibawahnya, lamina propia; dan selapis serat otot polos memanjang, yaitu muskularis mukosa.

2. Submukosa

Adalah lapisan luas jaringan ikat tidak teratur agak padat yang sering mengandung jaringan adiposa, pembuluh darah dan kelenjar lendir.

3. Muskularis Eksterna

(5)

6) Usaha untuk membersihkan kembali esofagus. Proses menelan di mulut, faring,

laring, dan esofagus secara keseluruhan akan terlibat secara

berkesinambungan.

Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus.Tahap

orofaring berlangsung sekitar 1 detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut

melalui faring untuk masuk ke esofagus.Ketika masuk ke faring, bolus makanan

harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke lubang-lubang

lain yang berhubungan dengan faring. Dengan kata lain, makanan harus dijaga

agar tidak masuk kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke

trakea.7

Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agar makanan tidak

masuk kembali ke mulut sewaktu menelan.7 Kontraksi m.levator palatini

mengakibatkan rongga pada lekukan dorsum lidah diperluas, palatum mole

terangkat dan bagian atas dinding posterior faring akan terangkat pula. Bolus

terdorong ke posterior karena lidah terangkat ke atas. Selanjutnya terjadi kontraksi

m.palatoglosus yang menyebabkan ismus fausium tertutup, diikuti oleh kontraksi

m.palatofaring, sehingga bolus makanan tidak akan berbalik ke rongga mulut.6

Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup

saluran hidung atau nasofaring dari faring sehingga makanan tidak masuk ke

hidung.

Makan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan

penutupan erat pita suara di pintu masuk laring atau glottis. 7

7

Faring dan laring

bergerak ke arah atas oleh kontraksi m.stilofaring, m.salfingofaring, m.tirohioid

dan m.palatofaring.Aditus laring tertutup oleh epiglotis, sedangkan ketiga sfingter

laring, yaitu plika ariepiglotika, plika ventrikularis dan plika vokalis tertutup

karena kontraksi m.ariepiglotika dan m.aritenoid obligus. Bersamaan dengan ini

terjadi juga pengentian aliran udara ke laring karena refleks yang menghambat

(6)

Selanjutnya bolus makanan akan meluncur ke arah esofagus, karena valekula dan

sinus piriformis sudah dalam keadaaan lurus.6

Tahap esofagus dari proses menelan kini dimulai. Pusat menelan memicu

gelombang peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung esofagus,

mendorong bolus di depannya menelusuri esofagus untuk masuk ke

lambung.Gelombang peristaltik memerlukan waktu sekitar 5 sampai 9 detik untuk

mencapai ujung bawah esofagus.Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat

menelan, dengan persarafan melalui saraf vagus.Sewaktu gelombang peristaltik

menyapu menuruni esofagus, sfingter gastroesofagus melemas secara refleks

sehingga bolus dapat masuk ke dalam lambung. Setelah bolus masuk ke lambung,

proses menelan tuntas dan sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi.

Terdapat 4 lapisan esofagus yaitu:

7

2.2 Histologi Esofagus

1. Mukosa

8

Terbentuk dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk di sebelah

dalam; selapis tipis jaringan ikat dibawahnya, lamina propia; dan selapis

serat otot polos memanjang, yaitu muskularis mukosa.

2. Submukosa

Adalah lapisan luas jaringan ikat tidak teratur agak padat yang sering

mengandung jaringan adiposa, pembuluh darah dan kelenjar lendir.

3. Muskularis Eksterna

Terdiri dari dua lapisan otot yang berbatas tegas, lapisan otot sirkular di

seblah dalam dan lapisan otot longitudinal di sebelah luar. Serta terdapat

lapisan tipis jaringan ikat yang terletak di antara lapisan otot sirkukar dan

(7)

4. Adventitia / Serosa

Terdiri atas lapisan jaringan ikat longgaar yang menyatu dengan adventitia

trakea dan struktur sekitarnya. Jaringan adiposa, pembuluh darah besar,

arteri dan vena, serta serabut saraf banyak ditemukan di jaringan ikat

adventitia.

2.3 Corpus Alienum Esofagus

2.3.1 Definisi

Corpus Alienum Esofagus adalah benda asing yang tersangkut di esofagus,

yang tidak seharusnya berada di esofagus.1

2.3.2 Epidemiologi

Lebih dari 100.000 kasus tertelan benda asing dilaporkan setiap tahun di

Amerika Serikat.9

Angka kejadian tertelan benda asing mengakibatkan 1500 kematian di

Amerika Serikat. Sebanyak 80-90 % benda asing esofagus akan melewati saluran

pencernaan selama 7-10 hari tanpa komplikasi, sedangkan 10-20% sisanya

membutuhkan tindakan endoskopi dan 1% membutuhkan pembedahan. Sebanyak

75% benda asing saluran cerna berada di esofagus saat terdiagnosis. 4,5.2

Di Indonesia khususnya di RSUP H. Adam Malik Medan penelitian pada

tahun 2010, dari 110 kasus penelitian yang didapat sebagian besar penderita

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 69 orang (62,7%), berdasarkan umur

kelompok anak-anak merupakan yang paling banyak adalah sebanyak 61 orang

(55,5%), sedangkan kapas merupakan jenis benda asing yang paling banyak

ditemukan sebanyak 29 kasus (26,4%), dan benda asing terbanyak adalah benda

asing non organik yaitu sebanyak 79 kasus (71,8%).

Terdapat varian rasio perbandingan pria dan wanita pada kasus benda asing

(8)

2010 didapati kasus benda asing esofagus sejumlah 24 kasus dengan pria sebanyak

13 orang dan wanita sebanyak 11 orang. Sedangkan dari Departemen/SMF

THT-KL RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dari Januari 2010-Desember 2014

didapati kasus benda asing esofagus sejumlah 52 kasus. Didapati pria dengan 25

kasus dan wanita dengan 27 kasus.3

2.3.3 Etiologi dan Faktor Predisposisi

Jenis benda asing dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti usia dan

budaya.10Penyebab tersering pada orang dewasa antara lain, penyakit kelainan

esofagus, khususnya eosinophilic esophagitis. Penyebab lain ialah Schatzki Ring,

dimana pasien memiliki riwayat intermiten.10

Faktor predisosis yang timbul akibat benda asing esofagus dapat dibagi

kepada 3 kategori:

1. Anak-anak 11

2. Pasien kejiwaan

3. Pasien tak bergigi

Objek yang terlibat berbeda dengan kelompok usia dimana biasanya

anak-anak menempatkan benda yang mereka ambil ke mulut mereka, seperti koin,

kancing, kelereng, krayon dan barang serupa. Pada orang dewasa, lebih rentan

menelan bolus makanan seperti tualang ayam atau ikan, biji buah, gigi palsu dan

tusuk gigi.Pesakit kejiwaan lebih sering menelan benda aneh serta beberapa

objek.11

Faktor predisposisi antara lain :

1. Jenis kelamin laki-laki

14

2. Penyakit neuromuskuler (myasthenia gravis)

3. Fakor eksternal mekanik

4. Ankylosing spondylitis

(9)

6. Penggunaan gigi palsu

7. Peptic stenosis

2.3.4 Patofisiologi

Untuk dapat menentukan prognosis dan pengobatan yang tepat dari kasus

benda asing esofagus perlu diketahui terlebih dahulu dimana lokasi benda asing

yang tertelan.Hal ini dapat dikategorikan berdasarkan anatomi esofagus dan

lambung atau saluran pencernaan yang lebih rendah.

Biasanya pada salah satu dari 3 daerah penyempitan fisiologis yaitu :12

1) Sekitar 70% pada sfingter esofagus bagian atas atau sfingter faringoesofagus,

2) Sekitar 15% terjadi di pertengahan esofagus,

3) Sekitar 15% di atas sfingter esofagus bagian bawah atau sfingter

esofagogastrik.

Koin yang mencapai lambung sangat mungkin untuk masuk ke dalam usus

kecil.Objek dengan diameter lebih besar dari 2 cm lebih kecil kemungkinannya

untuk melewati pilorus, dan benda-benda lebih dari 6 cm dapat terperangkap baik

di pilorus ataupun duodenum. Benda yang mencapai usus kecil terkadang

terhambat oleh katup ileocecal.11

Kerusakan esofagus dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat

kira-kira 2 jam jika tertelan baterai disk. Pencairan nekrosis mungkin terjadi karena

natrium hidroksida yang dihasilkn oleh arus baterai biasanya anoda yang

merupakan permukaan datar bertanda ‘+’. Perforasi bisa terjadi secepat 6 jam

setelah konsumsi. Luka terbakar esofagus paling parah terjadi berdekatan dengan

(10)

2.3.5 Gejala Klinis

Gejala klinis pasien bervariasi.Simptom paling sering ialah disfagia dan

odinofagia yang sering dilaporkan. Gejala lain ialah nyeri dada, hipersalivasi,

muntah dan regurgitasi. Pada anak-anak muda umumnya ditemui gejala pernafasan

stridor, batuk dan tersedak dengan benda asing impaksi kronis yang berlangsung

lebih dari satu minggu.14

Gejala-gejala dikaitkan dengan tertelan benda asing terjadi dalam tiga

tahap.Pada tahap pertama gejala-gejala awal, serangan hebat dari batuk atau

muntah.Hal ini terjadi ketika benda asing pertama tertelan.Tahap kedua adalah

interval tidak ada gejala.Benda asing telah tersangkut, serta gejala-gejala tidak lagi

ditimbulkan.Dalam tahap ini dapat berlangsung untuk sesaat atau

sementara.Selanjutnya, tahap ketiga terdiri dari gejala-gejala yang ditimbulkan

oleh komplikasi. Kemungkinan timbul rasa tidak nyaman, disfagia, sumbatan, atau

perforasi esofagus dengan dihasilkan mediastinitis.15

2.3.6 Diagnosis

Diagnosis benda asing di esofagus ditegakkan berdasarkan anamnesis,

gambaran klinis dengan gejala dan tanda, pemeriksaan radiologik dan endoskopik.

Tindakan endoskopi dilakukan untuk tujuan diagnostik dan terapi.

A. Anamnesis

16

Bila pasien tampak mengeluh diduga kelainan esofagus, diikuti riwayat

spesifik sebaiknya diperoleh dan digolongkan sebagai lokasi, awitan, durasi,

frekuensi, berhubungan dengan makanan, dan faktor yang dapat meminimalkan

atau meningkatkan gejala-gejala penyerta.15

1. Kesukaran dalam menelan (disfagia) makanan padat atau cairan

2. Sumbatan komplit (ketidakmampuan untuk menelan)

3. Rasa tidak nyaman dalam menelan (odinofagia)

4. Regurgitasi dari makanan yang belum dicerna

(11)

7. Sumbatan dalam tenggorokan

8. Rasa panas dalam perut

9. Penurunan berat badan

10. Suara serak

11. Sensitivitas terhadap makanan dingin atau panas

B. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, terdapat kekakuan lokal pada leher bila benda

asing terjepit akibat edema yang timbul progresif. Bila benda asing tersebut

ireguler menyebabkan perforasi akut, dan didapatkan tanda-tanda

pneumomediastinum, emfisema leher dan pada auskultasi terdengar suara getaran

di daerah prekordial atau di antara skapula.Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi

pleura unilateral atau bilateral dapat dideteksi.Perforasi langsung ke rongga pleura

dan pneumotoraks jarang terjadi tetapi dapat timbul akibat komplikasi tindakan

endoskopi.Pada anak-anak, gejala nyeri atau batuk dapat disebabkan oleh aspirasi

dari air liur atau minuman dan pada pemeriksaan fisik didapatkan ronki, mengi,

demam, abses leher atau tanda-tanda emfisema subkutan.Selain itu, bisa

didapatkan tanda-tanda lanjut seperti berat badan menurun dan gangguan

pertumbuhan.Benda asing yang berada di daerah servikal esofagus dan di bagian

distal krikofaring, dapat menimbulkan gejala obstruksi saluran nafas dengan bunyi

stridor, karena menekan dinding trakea bagian posterior, dan edema periesofagus.

Gejala aspirasi rekuren akibat obstruksi esofagus sekunder dapat menimbulkan

pneumonia, bronkiektasis dan abses paru.

C.Pemeriksaan Penunjang

16

Pemeriksaan radiografi pada esofagus adalah kemungkinan cara paling

berguna untuk pemeriksaan organ ini. Persiapan radiogram dada dan foto cervical

harus didahului fluoroskopi dengan barium atau menelan zat iodium.Teknik

videoradiografi juga dapat digunakan jika tersedia.Lapisan barium esofagus

dengan demikian seharusnya tidak dipakai sebagai zat kontras jika esofagoskopi

(12)

dilakukan dalam kaitannya dengan radiografi, termasuk pengukuran tekanan

intraluminal. Pada penyelidikan ini, tuba terisi air ditempatkan untuk mengukur

perubahan tekanan dalam lumen esofagus selama proses menelan. Gangguan

fungsi motor dan efek terapi penekanan secara kuantitatif menggunakan teknik

ini.15

Gambaran radiologik benda asing batu baterai menunjukkan pinggir bulat

dengan gambaran densitas ganda, karena bentuk bilaminer.Foto polos sering tidak

menunjukkan gambaran benda asing, seperti daging dan tulang ikan, sehingga

memerlukan pemeriksaan esofagus dengan kontras (esofagogram). Esofagogram

pada benda asing radiolusen akan memperlihatkan “filling defect persistent”.

Xeroradiografi dapat menunjukkan gambaran penyangatan (enhancement) pada

daerah pinggir benda asing.Computed TomographyScan (CT Scan) esofagus dapat

menunjukkan gambaran inflamasi jaringan lunak dan abses. Magnetic Resonance

Imaging (MRI) dapat menunjukkan gambaran semua keadaan patologik

esofagus.

Gambar 2.2 : Sebuah koin berada pada tingkat otot krikofaringeus. 16

(13)

Gamabar 2.3 : Koin berada pada tingkat lengkung aorta.11

2.3.7 Tatalaksana

Benda asing di esofagus dikeluarkan dengan tindakan esofagoskopi dengan

menggunakan cunam yang sesuai dengan benda asing tersebut.Bila benda asing

telah berhasil dikeluarkan harus dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai

adanya kelainan-kelainan esofagus yang telah ada sebelumnya.Benda asing tajam

yang tidak berhasil dikeluarkan dengan esofagoskopi harus segera dikeluarkan

dengan pembedahan, yaitu servikotomi, torakotomi atau esofagotomi, tergantung

lokasi benda asingnya.Benda asing uang logam di esofagus bukan keadaan gawat

darurat, namun uang logam tersebut harus dikeluarkan sesegera mungkin dengan

persiapan tindakan esofagoskopi yang optimal untuk mencegah komplikasi. Benda

asing baterai bundar (disk/button battery) di esofagus merupakan benda yang harus

segera dikeluarkan karena risiko perforasi esofagus yang terjadi dengan cepat

(14)

Esofagoskopi merupakan kontraindikasi bila ada aneurisma aorta.Ada dua

tipe dasar esofagoskop.Tipe satu adalah tuba logam kaku dengan suatu lumen

berbentuk oval yang mengandung pembawa ringan serta saluran untuk aspirasi

sekresi.Tipe kedua adalah esofagoskop fleksibel dengan iluminasi seratoptik serta

gambaran seratoptik.Adanya saluran kecil untuk aspirasi sekresi dan memasukkan

forsep kecil untuk biopsi serta pengeluaran benda asing.Esofagoskopi dapat

dilakukan dalam anestesi lokal atau umum. Pilihan anestesi dan esofagoskop

tergantung pada ahli endoskopi, usia, dan umumnya kesehatan pasien, serta

penyakit dicurigai.

Gambar 2.4Management of ingested foreign body. 15

(15)

2.3.8 Komplikasi

1. Benda asing di orofaring

a. Laserasi mukosa orofaring 3

b. Perforasi

c. Abses retrofaring

d. Infeksi atau abses jaringan lunak

2. Benda asing di esofagus

a. Laserasi mukosa

b. Nekrosis esofagus

c. Abses retrofaring

d. Striktur esofagus

e. Perforasi esofagus

f. Mediastinitis

g. Pneumotoraks

h. Perikarditis

i. Fistel trakeo-esofagus

3. Benda asing di lambung/usus kecil

a. Terperangkapnya objek dalam divertikulum Meckel

b. Perforasi yang menyebabkan peritonitis dan sepsis berat

Gambar

Gambar 2.1 Gross Anatomy of Esophagus.17
Gambar 2.2 : Sebuah koin berada pada tingkat otot krikofaringeus.19
Gambar 2.4Management of ingested foreign body.18

Referensi

Dokumen terkait

Orang-orang dengan tipe bebas mengungkapkan kepuasan pada kehidupannya, tetapi dengan sukarela melepaskan diri dari berbagai peran (Indriana, 2012). Sebelum tinggal di wisma

Pen%akit pada usia lan$ut sering ter$adi pada ban%ak organ se#ingga peberian obat sering ter$adi poli'arasi" Poli'arasi berarti peakaian ban%ak obat sekaligus

bahwa untuk tertib administrasi dan kelancaran pelaksanaan pengelolaan, penyaluran, dan pengawasan penyaluran bantuan beras sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan

This power outlet have “ON/OFF”, “Timer”, “Scheduling”, and “Used kWh Information” options menu.. Therefore, this power outlet need control system

Definisi dan Fungsi Sensor Efek Hall [online], http://elektronika- dasar.web.id/definisi-dan-fungsi-sensor-efek-hall/ , diakses tanggal 14 Februari 2017.. Karakteristik

Data tersebut kemudian dibandingkan dengan waktu pada modul RTC, ketika data pada modul RTC dan data yang diterima oleh mikrokontroler dari android sama,

Bintang, SpS(K), MARS Neurologi Jumat, 9. September

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU).Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran iklan produk di bioskop 21dan minat calon konsumen yang merupakan