• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil penderita corpus alienum esofagus Di RSUP Haji Adam Malik periode 2015 Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil penderita corpus alienum esofagus Di RSUP Haji Adam Malik periode 2015 Chapter III VI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori

Berdasarkantujuanpenelitian di atasmakakerangka teoridalampenelitianiniadalah:

Gambar 3.1 Kerangka Teori Corpus Alienum

Esofagus

Diagnosis Etiologi

Tatalaksana 1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan j

1. Faktor Intrinsik 2. Faktor

Ekstrinsik

(2)

3.2 KerangkaKonsep

Berdasarkantujuanpenelitian di atasmakakerangkakonsepdalampenelitianiniadalah :

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Corpus Alienum

Esofagus

• Umur penderita • Jenis kelamin • Keluhan penderita • Durasi tertelan corpus • Lokasi corpus

(3)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 JenisPenelitian

Penelitianiniadalahpenelitiandeskriptif dengan pendekatan cross sectional

retrospective (studi potong lintang retrospektif),

dimanapenelitianakandilakukandenganmenggunakanrekammedis dari penderita corpus alienum esofagus yang menjalani rawatan di RSUP H. Adam Malik.

4.2 Waktu dan TempatPenelitian 4.2.1Waktu Penelitian

Penelitianinidilakukan padabulanSeptember hingga bulan November 2016. Pemilihan waktu penelitian adalah berdasarkan waktu dan dana peneliti.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medis RSUP H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilakukan dari data yang diperoleh dari hasil rekam medis pasien yang didiagnosa dengan corpus alienum esofagus.

4.3 PopulasidanSampelPenelitian 4.3.1 Populasi Penelitian

(4)

4.3.2 Sampel Penelitian

Pengambilansampeldilakukandengancara total sampling.Sampelpenelitianadalahseluruhrekammedis penderita corpus alienum

esofagus di RSUP H. Adam Malik padaperiode 2015.

4.4 TeknikPengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukandengancaramelakukanpencatatan data – data

yang dibutuhkanpenulis, berupa data – data

yangakandigunakanuntukpenelitianyaitulokasi, usia, dan data lain yang ditemukan. Data yang akandidapatberupa data sekunder yang akandiambildarirekammedis penderita corpus alienumesofagus di RSUP H. Adam Malik pada periode 2015.

4.5 PengolahandanAnalisis Data

Padapenelitianini, data dikumpulkanterlebihdahulu, dandiolahdengan teknik komputerisasi. Data yang diperoleh berupa bilangan kasus pasien yang menderita corpus alienum esophagus, distribusi menurut umur, jenis kelamin,keluhan, durasi tertelan benda asing, letakcorpus, tatalaksana, jenis corpusdan outcome dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang

(5)

4.6 Definisi Operasional

Corpus AlienumEsofagus :corpus alienum esofagus adalah benda asing

yang tersangkut di esofagus, yang tidak seharusnya berada di esofagus.

a) Definisi operasional : Lama waktu hidup sejak dilahirkan 1

Parameter yang akanditelitiataudiamatidalampenelitianiniadalah:

1.Usia

b) Cara ukur : Dihitung sejak tanggal lahir berdasarkan umur c) Alat ukur : Data rekam medis

d) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan kelompok usia Balita (0-5 tahun)

Anak-anak (6-11 tahun) Remaja (12-25 tahun) Dewasa (26-45 tahun)

Lansia (46 tahun dan ke atas)

e) Skala pengukuran : Ordinal

2.Jenis Kelamin

a) Cara ukur : Mencatat data rekam medis berdasarkan jenis kelamin penderita

b) Alat ukur : Data rekam medis

c) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan jenis kelamin 1. Laki-laki

2. Perempuan

(6)

3.Keluhan

a) Definisi operasiolnal : Keluhan yang diderita oleh penderita

a) Cara ukur : Mencatat data rekam medis berdasarkan keluhan yang diderita penderita melalui anamnesa

b) Alat ukur : Data rekam medis

c) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan keluhan 1. Odinofagia

2. Disfagia 3. Batuk 4. Suara serak

5. Muntah 6. lain-lain(….) d) Skala pengukuran : Nominal

4. Durasi

a) Definisi operasional : Durasi waktu tertelan corpus

b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis berdasarkan lama waktutertelannya benda asing melalui anamnesa c) Alat ukur : Data rekam medis

d) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan durasi tertelan corpus 1. 0-60 menit

(7)

5. Lokasi benda asing

a) Definisi operasional : Lokasi tersangkutnya corpus alienum b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis berdasarkan alat

endoskopi dan gambaran radiografi yang dilakukan c) Alat ukur : Data rekam medis

d) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan lokasi corpus alienum 1. Sfingter esofagus atas

2. Sfingter esofagus tengah 3. Sfingter esofagus bawah e) Skala pengukuran : Nominal

6. Jenis corpus

a) Definisi operasional : Jenis corpus yang tersangkut di esofagus b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis berdasarkan jenis

corpus yang ditemui

c) Alat ukur : Data rekam medis

d) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan jenis corpus 1. Koin

(8)

7. Tatalaksana

a) Definisi operasional : Penatalaksanaan yang diberikan terhadap pasien yang didiagnosa dengan corpus alienum esofagus b) Cara ukur : Mencatat data rekam medis berdasarkan

tatalaksana yang diberikan c) Alat ukur : Data rekam medis

d) Hasil ukur : Distribusi berdasarkan tatalaksana yang diberikan 1. Observasi

2. Intervensi a. Esofagoskopi

(9)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan. Rumah sakit ini berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntunga, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. RSUP H. Adam Malik merupakan Rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VIII/1990. Wilayah pembangunan bagian barat yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.

RSUP H. Adam Malik juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 Sepetember 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993. Dengan ditetapkan RSUP H. Adam Malik sebagai Rumah Sakit

Pendidikan, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat menggunakan sebagai Pusat Pendidikan Klinik calon dokter dan Pendidikan Keahlian.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 September 2016 sehingga 2 November 2016.

5.1.2 Deskripsi Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah semua penderita corpus alienum esofagus yang datanya diambil dari rekam medik. Hasil penderita corpus alienum esofagus diambil dari bulan Januari 2015 hingga Desember 2015, sehingga terkumpul sebanyak 9 data penderita corpus alienum esofagus. Dari keseluruhan data, diperoleh informasi tentang usia, jenis kelamin, keluhan penderita, durasi tertelan corpus,lokasicorpus, jenis corpus dantatalaksana yang dilakukan oleh dokter.

(10)

Hasil penelitian tahun 2015 yang didapatkan dari rekam medis menunjukkan pasien corpus alienum esofagus dengan jumlah terbesar adalah pasien dengan usia 0-5 tahun yaitu sebanyak 4 orang (44.4%) dan pasien dengan jumlah yang paling kecil berada pada usia 6-11 tahun,12-25 tahun dan 26-45 tahun dengan jumlah masing-masing yaitu sebanyak 1 orang (11.1%). (Tabel 5.1)

Tabel 5.1 Distribusi penderita corpus alienum menurut usia Depkes 2009

Usia (tahun) Frekuensi (n) Persentase (%)

Balita (0-5 tahun) 4 44.4

Anak-anak (6-11 tahun) 1 11.1

Remaja (12-25 tahun) 1 11.1

Dewasa (26-45 tahun) 1 11.1

Lansia ( > 46 tahun) 2 22.2

Total 9 100.0

5.1.4 Deskripsi penderita corpus alienum esofagus menurut jenis kelamin Hasil penelitian tahun 2015 yang didapatkan dari rekam medis menunjukkan bahwa jumlah penderita perempuan sebanyak 5 orang (55.5%) yang

menderita corpus alienum esofagus sedangkan penderita laki-laki yaitu sebanyak 4 orang (44.4%). (Tabel 5.2)

Tabel 5.2Deskripsi penderita corpus alienum esofagus menurut jeniskelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 4 44.4

Perempuan 5 55.5

(11)

5.1.5Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut keluhan penderita Dari hasil penelitian tahun 2015 yang didapatkan dari rekam medis menunjukkan keluhan yang sering diderita oleh penderita ialah odinofagia dengan jumlah penderita sebanyak 4 orang (44.4%). Terdapat juga keluhan lain seperti disfagia sebanyak 2 orang (22.2%), batuk 1 orang (11.1%) ,suara serak 1 orang (11.1%) dan muntah 1 orang (11.1%). (Tabel 5.3)

Tabel 5.3Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut keluhan penderita

Lokasi Frekuensi (n) Pesrentase (%)

Disfagia 2 22.2

Odinofagia 4 44.4

Batuk 1 11.1

Suara serak 1 11.1

Muntah 1 11.1

Total 9 100.0

5.1.6 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurutdurasi tertelan benda asing

(12)

Tabel 5.4 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut durasi tertelan benda asing

Durasi tertelan benda asing Frekuensi (n) Persentase (%)

0-60 menit 0 00.0

>1 jam 4 44.4

>1 hari 3 33.3

>1 minggu 2 22.2

Total 9 100.0

5.1.7 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurutlokasi corpus Berdasarkan hasil penelitian tahun 2015 yang didapatkan dari rekam medis menunjukkan lokasi corpuspada penderita corpus alienum esofagus paling banyak di sfingter esofagus atas yaitu sebanyak 8 orang (88.8%). Manakala lokasi benda asing di sfingter esofagus tengah sebanyak 1 orang (11.1%). (Tabel 5.5)

Tabel 5.5 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut lokasi benda asing

Lokasi benda asing Frekuensi (n) Persentase (%)

Sfingter esofagus atas 8 88.8

Sfingter esofagus tengah 1 11.1

Sfingter esofagus bawah 0 00.0

(13)

5.1.8 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurutjenis corpus Dari hasil penelitianjenis corpus yang paling banyak ditemukan adalah koin dan gigi palsu dengan jumlah masing-masing sebanyak3 orang (33.3%). Jenis corpuslainseperti duri ikan sebanyak 1 orang (11.1%), baterai sebanyak 1 orang (11.1%) dan anting-anting sebanyak 1 orang (11.1%). (Tabel 5.6)

Tabel 5.6 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut jenis corpus

Jenis Corpus Frekuensi (n) Persentase (%)

Koin 3 33.3

Gigi palsu 3 33.3

Duri ikan 1 11.1

Baterai 1 11.1

Anting -anting 1 11.1

Total 9 100.0

5.1.9 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menuruttatalaksana Dari hasil penelitian semua penderita corpus alienumesofagus diberikan tatalaksana secara esofagoskopi sebanyak 9 orang (100%). (Tabel 5.7)

Tabel 5.7 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut tatalaksana

Tatalaksana Frekuensi (n) Persentase (%)

Esofagoskopi 9 100.0

Observasi 0 00.0

(14)

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ditemukan bahwa usia penderitacorpus alienum esofagus di RSUP H. Adam Malik tahun 2015 dengan mayoritaspada usia 0-5 tahun dengan jumlah 4 orang (44.4%)(Tabel 5.1).Hal ini juga sesuai dengan penelitian Tengku Mafarzi Teruki (2012) di RSUP H. Adam Malik tahun 2012-2014.

Perkembangan kognitif pada anak usia 6-12 bulan, pada tahap awal semuanya masuk ke dalam mulut. Terkadang, benda-benda baru diambil, diperiksa, dipindahkan dari tangan ke tangan, dibanting, dijatuhkan, dan kemudian dimasukkan ke dalam mulut.Pada usia 12-18 bulan dimana anak-anak sudah mulai berjalan dan mengenali benda-benda yang dilihatnya. Pada anak-anak, yang mempunyai resiko tinggi adalah yang berumur 18 bulan pada saat fase oral dan 6

bulan ketika gigi molar tumbuh. Pada anak-anak yang akan tumbuh gigi mulai akan memasukkan barang yang bisa dicapainya ke mulut. Pada saat menangis, tertawa, ataupun pada saat makan tersedak, bisa menyebabkan benda asing yang di dalam mulut masuk ke dalam tubuh.

Faktor predisposisi pada anak antara lain belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan dengan baik, koordinasi proses menelan dan sfingter laring yang belum sempurna pada kelompok usia 6 bulan – 1 tahun.

Berdasarkan tabel 5.2.didapati bahwa kasus corpus alienum esofagus dengan jenis kelamin perempuan merupakan kasus terbanyak yaitu sebanyak 5 orang (55.5%) dan laki-laki sebanyak 4 orang (44.4%). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Tengku Mafarzi Teruki (2012) di RSUP H. Adam Malik tahun 2012-2014.Dari 46 kasus didapatkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 28 orang (60.9%) dan perempuan sebanyak 18 orang (39.1%).Hal ini dikarenakan data yang di dapatkan oleh peneliti sedikit.

(15)

ditemukan pada penderita yang mengalami keluhan odinofagia adalah duri ikan dan gigi palsu, manakala pada penderita disfagia ditemukan koin, penderita dengan keluhan batuk ditemukan baterai, penderita dengan keluhan suara serak ditemuka n anting-anting dan penderita dengan keluhan muntah ditemukan koin.

Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa odinofagia dan disfagia keluhan yang sering timbul pada penderita corpus alienum esofagus dikarenakan corpus yang sering ditemukan adalah gigi palsu dan koin.

Berdasarkan tabel 5.4 durasi tertelan benda asing rata-rata selama >1 jam dengan jumlah sebanyak 4 orang (44,4%) dan durasi tertelan benda asing paling lama adalah >1 minggu sebanyak 2 orang (22.2%).Corpus yang ditemui pada penderita yang mengalami durasi paling lama yaitu >1 minggu adalah koin dan

gigi palsu yaitu pada penderita balita dan lansia hal ini karena kurangnya pengetahuan orang awam terhadap kasus ini.

Hal ini sesuai dengan jurnal American Society for Gastrointestinal Endoscopy (ASGE) yang menyatakan bahwa durasi tertelan benda asing rata-rata

12-48 jam dan jika lebih dari 48 jam harus di operasi dengan segera.Manakala jurnal Up To Date menyatakan bahwa jika di temui benda asing lebih dari 72 jam pada anak kemungkinan besar terkena ulkus esofagus.

Berdasarkan tabel 5.5 lokasi benda asing terbanyak adalah di sfingter esofagus atas yaitu sebanyak 8 orang (88.8%), sfingter esofagus tengah sebanyak 1 orang (11.1%) dan di sfingter esofagus bawah tidak ada kasus di laporkan pada tahun 2015 di RSUP. H. Adam Malik.Gigi palsu ditemukan tersangkut di sfingter esofagus tengah.

(16)

oleh persilangan cabang utama bronkus kiri dan arkus aorta.Penyempitan yang ketiga disebabkan oleh mekanisme sfingter gastroesofageal.

Berdasarkan tabel 5.6 jenis corpus terbanyak pada penderita corpus alienum esofagus adalah koin dan gigi palsu yaitu dengan jumlah masing-masing

sebanyak 3 orang (33.3%).Jenis corpus yang lain yang ditemui adalah duri ikan sebanyak 1 orang (11.1%), baterai sebnyak 1 orang (11.1%), dan anting-anting sebanyak 1 orang (11.1%).

Koin adalah benda asing yang paling umum ditelan pada kelompok usia anak. Kurang perhatiannya orang tua dalam mengawasi anak dalam bermain merupakan faktor resiko yang paling penting dalam kasus benda asing esofagus.

Gigi palsu yang tertelan juga bisa diakibatkan karena makanan yang keras, mengunyah makanan dengan terlalu cepat, serta ketidakpatuhan untuk memeriksakan gigi palsu ke dokter gigi.

Berdasarkan tabel 5.7 semua penderita corpus alienum esofagus ditatalaksanadengan esofagoskopi.

Hal ini karena corpus alienumesofagus merupakan kasus emergensi dan

(17)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jumlah pasien yang terdata menderita corpus alienum esofagus di RSUP H. Adam Malik periode tahun 2015 adalah sebanyak 9 orang.

2.Distribusi usia penderita corpus alienum terbanyak adalah balita yaitu pada usia 0-5 tahun dengan jumlah sebanyak 4 orang.

3.Distribusi jenis kelamin penderitta corpus alienum terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 5 orang.

4. Distribusi keluhan penderita corpus alienum terbanyak adalah odinofagia yaitu sebanyak 4 orang.

5. Distribusi durasi tertelan corpus pada penderita corpus alienum terbanyak adalah lebih dari satu jam sebanyak 4 orang.

6. Distribusi lokasi corpus pada penderita corpus alienum terbanyak adalah di sfingter esofagus atas yaitu sebanyak 8 orang.

7.Distribusi jenis corpus pada penderita corpus alienum esofagus terbanyak adalah koin dan gigi palsu dengan jumlah masing-masing yaitu sebanyak 3 orang.

(18)

.2 Saran

1. Perlu dilanjutkan penelitian ini dan dilakukan padatingkat yang lebih tinggi melibatkan semua rumah sakit di kota Medan untuk mendapatkan gambaran sebenar penderita corpus alienum di Medan.

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Teori
Tabel 5.1 Distribusi penderita corpus alienum menurut usia Depkes 2009
Tabel 5.3Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut keluhan penderita
Tabel  5.4 Distribusi penderita corpus alienum esofagus menurut durasi tertelan benda asing
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah penelitian bersifat deskriptif.Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari rekam medis pasien yang menderita

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan dan pengumpulan data dari rekam medis di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2009-2012, dengan

esofagus paling sering terjadi pada kelompok umur 0-10 tahun sebanyak 17 kasus. Dari 81 kasus

Penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 111 orang dengan teknik total sampling.. Pengumpulan data dilakukan dengan rekam medis di

Menurut tabel 4.1 , pasien epistaksis paling banyak datang dengan keluhan epistaksis anterior dengan jumlah 92 pasien (96,8%) diikuti dengan keluhan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan rekam medis pasien yang didiagnosis perforasi gaster dan disertai dengan pemeriksaan

Subjek pada penelitian ini adalah seluruh data pasien yang telah didiagnosis menderita OMA sesuai data rekam medis di RSUP H.. Besar sampel menggunakan

Pengumpulan data dilakukan dengan metode analisa pada 75 data rekam medis pasien hepatitis C pada 01 Januari 2013 – 06 Juni 2016 yang dipilih dengan metode total sampling..