• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PAKAM

A. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam

Untuk mengimplementasikan konsep administrasi perpajakan modern yang

berorientasi pada pelayanan dan pengawasan, maka struktur organisasi Direktorat

Jenderal Pajak perlu di ubah, baik di level kantor pusat sebagai pembuat kebijakan

maupun di level kantor operasional sebagai pelaksana implementasi kebijakan.

Sebagai langkah pertama, untuk memudahkan Wajib Pajak, kantor pajak

dibagi atas 3 jenis, yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak

Bumi dan Bangunan (KPPBB), Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan (Karipka),

dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Struktur yang berbasis fungsi

yang diterapkan kepada KPP dengan sistem administrasi yang modern untuk

dapat merealisasikan debirokrasi pelayanan sekaligus melaksanakan pengawasan

terhadap Wajib Pajak secara lebih sistematis berdasarkan analisis resiko unit

vertikal Direktorat Jenderal Pajak dibedakan berdasarkan segmentasi Wajib Pajak,

yaitu KPP Wajib Pajak Besar, KPP Madya, dan KPP Pratama. Dengan pembagian

seperti ini, diharapkan strategi dan pendekatan terhadap Wajib Pajak pun dapat di

sesuaikan dengan karakteristik Wajib Pajak yang ditangani, sehingga hasil yang

diperoleh dapat lebih optimal. Pada tahap pertama, dibentuk Kantor Wilayah

(Kanwil) dan kedua dibentuk Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar pada

bulan Juli Tahun 2002 untuk mengadministrasi 300 Wajib Badan terbesar di

(2)

diterapkan pada Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak (KPPWP) besar dianggap

cukup berhasil maka konsep yang kurang lebih sama dicoba untuk diterapkan

pada KPP lain secara bertahap. Dimana sampai akhir tahun 2007, 22 Kanwil dan

202 KPP (3 KPP WP besar, 28 KPP Madya, dan 171 KPP Pratama) telah berhasil

di modernisasi. Pada akhir tahun 2006, struktur organisasi KPP Direktorat

Jenderal Pajak disempurnakan bersamaan dengan penerapan administrasi modern.

Pada tahun 2008, seluruh kantor di luar Jawa dan Bali akan di modernisasi dengan

dibentuknya 128 KPP Pratama untuk menggantikan seluruh Kantor Pajak yang

ada di daerah tersebut. Perbedaan utama antara KPP Pratama dengan KPP Wajib

Pajak Besar maupun Madya antara lain dengan adanya seksi Ekstensitifikasi pada

KPP Pratama, sehingga dapat dikatakan pula KPP Pratama merupakan ujung

tombak bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk menambah rasio perpajakan di

Indonesia.

Kantor pelayanan Pajak adalah Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak

yang berada dibawah ini dan bertanggung jawab langsung kepada kepala kantor

KPP Pratama akan melayani Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (PBHTB). Selain itu KPP pratama juga melakukan pemeriksaan

untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan tetapi bukan sebagai

lembaga yang memutuskan atas keberatan, struktur organisasi KPP Pratama

berdasarkan fungsi pajak bukan jenis pajak.

Pada KPP Pratama terdapat Account Representative(AR) yang memiliki

tugas antara lain memantau keadaan Wajib Pajak dan penghubung Wajib Pajak

(3)

peningkatan pelayanan pajak. Dengan perubahan struktur organisasi baru, maka

Wajib Pajak akan dilayani oleh AR yang telah ditunjuk sehingga akan terjalin

saling keterbukaan.

Pembentukan KPP Pratama merupakan bagian program reformasi birokrasi

perpajakan yang sifatnya komprehesif dan telah berjalan sejak tahun 2002

ditandai dengan terbentuknya Kantor Wilayah (Kanwil) dengan Kantor Pelayanan

Pajak Wajib Pajak Besar. Terbentuknya KPP Pratama ini secara otomatis Kantor

Pelayanan Bumi dan Bangunan (KPPBB) dan Kantor Pemeriksaan dan

Penyidikan (Karipka) tidak ada lagi. Langkah ini diambil sebagai bagian dan

usaha meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak untuk memberikan pelayanan

yang lebih baik dan personal dalam pelaksanaan Good Governance.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam didirikan pada tahun 2008

berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Wilayah kerja Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Lubuk Pakam adalah Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari 22

kecamatan. Sebelumnya wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk

Pakam merupakan bagian wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing

Tinggi dan Kantor Pelayanan Pajak Binjai. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pelayanan bagi Wajib Pajak yang berdomisi atau

berlokasi di Kabupaten Deli Serdang.

B. Logo dan Makna Logo

Dalam menentukan logo, tentu instansi yang bersangkutan memiliki

pertimbangan-pertimbangan khusus, terlebih lagi instansi pemerintahan seperti

(4)

Gambar 2.1 Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Keterangan Umum:

Motto : Negara Dana Rakca, Bentuk: Segi Lima, Tata: Biru kehitaman, kuning

emas, putih dan hijau.

Lukisan:

Padi sepanjang 17 butir, kapas sepanjang 8 butir terdiri dari 4 buah berlengkung 4:

4 berlengkung 5, sayap, gada dan seluruh unsur-unsur tergambar dalam ruang segi

lima.

Seluruh unsur-unsur tersebut tergambar dalam ruang segi lima susunannya yaitu:

1. Dasar segi lima berwarna biru kehitam-hitaman

2. Padi kuning emas

3. Kapas putih dengan kelopak hijau

4. Sayap kuning emas

5. Gada kuning emas

(5)

7. Pita putih

8. Motto (semboyan) biru kehitam-hitaman

Makna:

1. Padi dan kapas melambangkan cita-cita upaya kita untuk mengisi

kesejahteraan bangsa dan sekaligus diberi arti sebagai tanggal lahirnya

Negara Republik Indonesia.

2. Sayap melambangkan daya upaya menghimpun, mengarahkan,

mengamankan keuangan negara.

3. Ruang segi lima melambangkan dasar Negara Pancasila.

Arti Keseluruhan

Makna dari lambang tersebut adalah ungkapan sesuatu daya yang

mempersatukan dan menyerasikan dalam gerakan kerja untuk melaksanakan tugas

Kementrian Keuangan.

B. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

a. Visi

Menjadi institusi pemerintahan yang menyelenggarakan sistem

administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dapat dipercaya

masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.

b. Misi

Menghimpun penerimaan Pajak Negara berdasarkan Undang-Undang

(6)

Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui sistem administrasi perpajakan yang

efisien dan efektif.

c. Visi dan Penjelasannya

Sebagaimana kebijakan yang telah dicanangkan oleh Kantor Pusat

Direktorat Jenderal Pajak, Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

adalah “Menjadi Model Pelayanan Masyarakat yang Dipercaya dan Dibanggakan

Masyarakat”.

Visi tersebut merefleksikan cita-cita Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Lubuk Pakam untuk menjadi Public Service yang berstandar tinggi baik dan sisi

kualitas aparat maupun manajemennya sehingga eksistesi dan kinerjanya mampu

memenuhi harapan masyarakat sebagai institusi yang memiliki citra baik dan

bersih.

d. Misi dan Penjelasannya

Misi Direktorat Jenderal Pajak menjadi 4 aspek, yaitu:

1. Misi Fiskal, yaitu menghimpun penerimaan dalam Negeri dari sector pajak

yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan

UU Perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi.

2. Misi Ekonomi, yaitu mendukung kebijaksanaan pemerintah dalam

mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijakan perpajakan yang

menimbulkan distorsi.

(7)

4. Misi kelembagaan, yaitu senantiasa memperbaharui diri, selaras dengan

aspirasi masyarakat dan teknologi perpajakan serta administrasi perpajakan

yang mutakhir.

Misi tersebut sebagai salah satu pernyataan tujuan keberadaan (eksistensi).

Tugas, fungsi, peranan, dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak maupun

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam sebagaimana diamanatkan dalam

Undang-Undang dan peraturan serta kebijakan Pemerintah dengan di jiwai

prinsip-prinsip dan nilai-nilai strategis organisasi diberbagai bidang.

C. Kebijakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Demi tercapainya tujuan dan sasaran berdasarkan visi dan misi yang telah

ditetapkan, KPP Pratama Lubuk Pakam telah mengambil langkah-langkah

sebagaimana tertuang dalam kebijakan yang dijadikan pedoman, petunjuk, atau

pegangan bagi setiap usaha kegiatan yang dilaksanakan yaitu:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan

2. Mengamankan pencapaian rencana penerimaann pajak

3. Terciptanya masyarakat sadar dan peduli pajak

4. Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama

KPP Pratama mempunyai tugas yaitu melaksanakan penyuluhan,

pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan, Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Bea Materai, Pajak

Tidak Langsung lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

(8)

Dalam melaksanakan tugas, KPP Pratama menyelenggarakan fungsi:

1. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan potensi

perpajakan, penyajian informasi perpajakan, penetapan dan penerbitan

produk hukum perpajakan.

2. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan

pengolahan surat pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya.

3. Penyuluhan Perpajakan

4. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak

5. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

6. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak

7. Pelaksanaan Konsultasi Perpajakan

8. Pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi

9. Pelaksanaan Administrasi Kantor Pelayanan Pajak

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan antara bagian satu dengan bagian yang lain dan

bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi dalam struktur organisasi yang

(9)
(10)

E. Uraian Pekerjaan di KPP Pratama Lubuk Pakam

Pasal 57 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.

a. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1) Tata usaha dan kepegawaian

Tugasnya adalah menyelenggarakan tugas pelayanan di bidang tata usaha

dan kepegawaian dengan cara melakukan pengurusan surat, pengetikan dan

pengadaan, penataan berkas, penyusunan arsip, tata usaha kepegawaian dan

pengiriman laporan agar dapat menunjang kelancaran tugas kantor itu sendiri.

2) Keuangan

Tugasnya adalah menyusun anggaran dan admistrasi keuangan untuk

pembiayaan administrasi kantor dan pengajian para pegawai Kantor Pelayanan

Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam.

3) Bagian Rumah Tangga

Tugasnya adalah mengurusi segala keperluan rumah tangga dan keperluan

perlengkapan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam agar dapat

menunjang kelancaran Kantor Pelayanan Pajak.

b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi

Seksi Pengolahan Data dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang tugasnya adalah mengkoordinasikan urusan pengolahan data dan penyajian

(11)

ektensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pencarian

dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, perekaman dokumen

perpajakan, urusan tata usaha penerimaan perpajakan, pengalokasian Pajak Bumi

dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah danBangunan, pelayanan

dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing, pelaksanaa

i-SISMIOP dan SIG, serta penyiapan laporan kinerja.

c. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan mempunyai fungsi atau tugas melakukan penetapan dan

penertiban produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas

perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan (SPT), serta

penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi WP,

serta melakukan kerjasama perpajakan.

d. Seksi Penagihan

Seksi penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan piutang

pajak, penagihan aktif, usulan penghapusan piutang pajak, penundaan dan

angsuran, tunggakan pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen penagihan.

e. Seksi Pemerikasaan dan Kepatuhan Internal

Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal mempunyai tugas melakukan

penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan,

penerbitan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi

(12)

f. Seksi Ekstensifikasi

Seksi Ekstensifikasi perpajakan mempunyai tugas melakukan pengamatan

potensi perpajakan, pendataan Wajib Pajak baru, pendapatan objek dan subkjek

pajak, penilaian objek-objek pajak dalam rangka ekstensifikasi.

g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, III, dan IV

Seksi Pengawasan dan Konsultasi terdiri dari 4 kelompok bagian, seksi ini

masing-masing mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban

perpajakan Wajib Pajak, bimbingan dan himbauan kepada Wajib Pajak serta

sebagai tempat konsultasi teknis perpajakan, penyusunan profil Wajib Pajak

analisis kerja Wajib Pajak, melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka

melakukan mensifikasi dan melakukan evaluasi hasil bandang.

h. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan

sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari

Supervisor, Ketua Tim. Kantor Pelayanan Pajak Pratama mempunyai 2 kelompok

fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap kelompok tersebut di

koordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Kantor

Wilayah, atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. Jumlah Jabatan

Fungsional tersebut ditemukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

F. Kinerja Terkini

(13)

keniscayaan mengingat perkembangan masyarakat dan dunia usaha yang sangat

dinamis dan semakin komplek. Sampai saat ini ada dua perubahan yang cukup

fenomenal di DJP, yaitu perubahan sistem pemungutan pajak dariOfficial

Assessment menjadiSelf Assessment yang dilakukan pada tahun 1983 dan

modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan pada tahun 2002 (dimulai

dengan pembentukan Kanwil dan KPP Wajib Pajak (WP) Besar). Kedua

perubahan tersebut telah berhasil mengubah pola pikir dan perilaku para

stakeholders terlebih pola pikir dan perilaku aparat perpajakan.

Sistem pemungutan pajak Self Assessment memberikan kewenangan

sepenuhnya kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan

sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Perubahan ini telah berhasil mengubah

aparat perpajakan yang sebelumnya powerful karena kewenangan penetapan

besarnya pajak terutang berdasarkan penilaian secara langsung menjadi aparat

perpajakan yang akuntabel dalam berinteraksi dengan Wajib Pajak. Awalnya

cukup efektif untuk meredam perilaku-perilaku kolusi dan koruptif. Namun,

seiring perjalanan waktu, akibat tidak efektifnya sistem pengendalian internal

pada DJP ditambah dengan organisasi yang cukup toleran dengan

perilaku-perilaku kolusi koruptif, maka budaya organisasi yang berkembang saat ini lebih

cenderung ke arah budaya materialistis dan berdampak pada kurang baiknya citra

DJP baik di mata masyarakat Indonesia maupun di dunia internasional. Dengan

demikian banyak pegawai DJP sendiri yang merasa malu mengaku bekerja di

DJP. Momentum krisis ekonomi Indonesia tahun 1998, yang membawa angin

perubahan untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih bersih dan transparan,

(14)

reformasi di DJP yang bertujuan untuk membawa DJP menjadi suatu institusi

yang akuntabel, dipercaya dan dibanggakan masyarakat. Agenda reformasi ini

kemudian lebih dikenal dengan nama Modernisasi Administrasi Perpajakan.

Secara umum, modernisasi perpajakan menyentuh 3 (tiga) hal utama, yaitu

restrukturisasi organisasi, pengembangan proses bisnis yang berbasis Teknologi

Informasi, dan penyelengaraan praktek Good Governance yang didukung oleh

Manajemen Sumber Daya Manusia yang berbasis kompetensi.

Konsep restrukturisasi organisasi bertujuan untuk mengatasi permasalahan

organisasi pada level operasional (unit vertikal) seperti adanya redundansi

duplikasi pengawasan dan pemeriksaan, tidak adanya pelayanan satu atap, struktur

belum mendukung sepenuhnya praktek Good Governance, standar pelayanan

yang belum proper memadai, dan sebagainya. Konsep ini meliputi hal-hal sebagai

berikut:

1. Struktur organisasi KPP berdasarkan segmentasi Wajib Pajak Besar,

Menengah, dan Kecil.

2. Struktur organisasi yang berbasiskan fungsi administrasi perpajakan.

3. Penggabungan KPP, Karipka, dan KPPBB.

4. Penerapan konsep Account Representative.

5. Pemindahan fungsi keberatan ke Kanwil.

6. Pembentukan Unit Transformasi dan Kepatuhan Internal.

Pengembangan proses bisnis yang berbasis teknologi informasi ditandai

dengan penerapan sistem workflow dan case management dalam Sistem Informasi

(15)

bisnis administrasi perpajakan menjadi semakin akuntabel karena penentu mulai

dan berakhirnya suatu kasus di generate oleh sistem sehingga tidak dapat

dimanipulasi oleh manusia. Dalam sistem tersebut juga dapat diketahui tahapan

proses secara transparan, sehingga apabila terjadi keterlambatan, sistem dengan

Gambar

Gambar 2.1 Logo Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran tentang kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK

terhadap Wajib Pajak dalam membayar pajak. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam dikepalai oleh seorang Kepala Kantor. yang terdiri atas Sub Bagian Umum dan beberapa seksi

Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam ”.. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam”.. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYAN PAJAK PRATAMA..

“Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam”.. Pada kesempatan ini penulis

2.5 Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam. Sepertiyang

“Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam”.f. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan