• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Asuhan Keperawatan Dalam Penyembuhan Luka Gangren Pada Penderita DM di RSUD dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Asuhan Keperawatan Dalam Penyembuhan Luka Gangren Pada Penderita DM di RSUD dr. Pirngadi Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Ada. (1997). Klasifikasi Diabetes Mellitus. Jakarta: EGC.

Allen. (1999). Olahraga yang teratur dan konsisten dapat menurunkan Insulin. Jakarta: FKUI.

American Diabetes Association. (2007). Manajemen Perawatan Luka Diabetik dengan Gangren. Jakarta: FKUI.

American Diabetes Association. (2007). Standar menerima standar perawatan medis diabetes 2007 : Diabetes Care 30: S4-S41.

Amstrong DG, Lavery LA. (2008). Diabetic Foot Ulcer: Prevention, Diagnosis and Classification. Am Fam Physician.

Anik, M. (2012). Perawatan Luka Moderen Praktis pada Wanita dengan Luka Diabetes. Jakarta: EGC.

Arisanty, IP. (2012). Pemilihan jenis balutan. Jakarta: Medica.

Azwar. (1999). Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Akan Terwujud. Jakarta: EGC.

Barbara. (1995). Defenisi Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Barbarate. (2013). Efektivitas Rencana Keperawatan dalam Pencapaian Hasil. Jakarta: Salemba.

Bart, S. (1994). Psikologi Kesehatan. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Basuki, E. (2007). Latihan Jasmani. Jakarta: FKUI.

Beckman JA, Creager MA, Libby P. (2002). Diabetes and Atherosclerosis: Epidemiology, Pathophysiology, and Management. JAMA; 287 ;19: 2570-2581

Bimantaro, Y. (2011). Penatalaksanaan Gizi pada Diabetes Mellitus. http:///www.morphostlab.com/artikel/penatalaksanaan-gizi-pada-pasien-diabetes-mellitus.html.diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

(2)

Boule, Haddad,E., Kenny, GP., Wells, GA. , dan Sigal, RJ. (2001). Effects of Structured Exercise Interventions on Glycemic Control and Body Weight in Type 2 Diabetes. Diabetes Care 29.

Boy, N. (2015). Masalah Kebutuhan Nutrisi. http://gerakpena.blogspot.co.id/ 2015/03/masalah-kebutuhan-nutrisi.html pada tanggal 18 Januari 2016. Brownlee (1987). Keyakinan terhadap Konsep Sehat yang sesuai. Jakarta: EGC. Brunner dan Suddarth, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih

bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa/ Jakarta: EGC.

Brunner, S. (2002). Stadium Luka. Jakarta: Salemba.

Burn, G. (2001). Kelompok Pengukuran Variabel Intervensi dan Kontrol. Jakarta : EGC,

Bustan. (2000). Faktor Risiko secara utama terhadap kejadian DM meliputi umur, jenis kelamin dan genetik dan kebiasaan atau pola makan, kebiasaan merokok. Jakarta: EGC.

Caputo, GM et al, (2004). Edukasi. Jakarta: Sagung Seto.

Chevy. (1995). Implementasi (Penatalaksanaan Luka). Jakarta: Medica, EGC. Conner, N. (1996). Model Psikologis Pada Penderita DM. Jakarta : EGC.

Corbett, CF. (2003). A Randomized Pilot Study of Improving Foot Care in Home Health Patients with Diabetes. The Diabetes Educator 2003; 29; 273.

Darmono. (2007). Naskah Lengkap: Diabetes Mellitus Ditinjau dari Berbagai Aspek Penyakit Dalam. Semarang : CV. Agung Semarang.

Dealey, C. (2008). The Care of Wounds A Guide for Nurses. Oxford: Blackwell Publishing, Ltd.

Delamater. (2006). Pasien akan patuh jika penatalaksanaan terapi. Jakarta : Salemba Medica.

Duffy & Wong, (2000). Nelson & Prilleltensky, (2005). Tingkah Laku dan Pola Hidup Sehat. Jakarta : Salemba Medica.

(3)

Feverstein. (1986). Faktor-Faktor yang Mendukung Kepatuhan. Jakarta: EGC. Fransiska, K. (2000). Awas Pankreas Rusak Diabetes. Jakarta: EGC.

Gustaviani, R. (2006). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Gustaviani. (2006). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus: Buku Ajar Penyakit Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp. 1879-81.

Griya, A. (2001). Penderita Luka Kaki Diabetes Mellitus, Sulawesi Selatan. Griya, A. (2001). Perawatan Luka. Jakarta: EGC.

Hambleton. (2009). Diabetes Care. Hasil Penelitian, Jakarta: EGC. Hartono A. (2005). Terapi gizi dan diet rumah sakit. Yogyakarta: EGC.

Harris & Lina dalam Woolridge (1992). Health belief terbukti memiliki korelasi kepatuhan. Jakarta : Salemba Medica.

Hawari. (2001). Manajemen stress, cemas, dan depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hawari. (2006). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Fakultas. Kedokteran Universitas Indonesia. Hurlock, Elizabeth.

Hidayat. (2007). Kerangka Konsep Penelitian. Jakarta: Salemba.

Ilyas. (2009). Olahraga bagi diabetesi, dalam Soegondo S, Soewondo P, Subekti I: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Jakarta.

Juleka. (2005). DM terjadi akibat tidak seimbangnya asupan energi, karbohidrat dan protein. Jakarta: EGC.

Kaplan dan Sadock. (1997). Macam-Macam Kecemasan. http://wangmuba.com. Kartini. (2009). Penyakit DM. Jakarta: FKUI.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Prevalensi Stroke. Jakarta: FKUI.

(4)

Lannywati (2007). Diabetes Mellitus Penyakit Kencing Manis, Yogyakarta, Kanisius.

Leiberman (1992). Dukungan Sosial untuk Mengurangi Stress. Jakarta : EGC. Levin (1993). Penurunan Asupan Nutrisi, oksigen serta antibiotika. Jakarta:

FKUI.

Levin-Rozalis, M., Bar-on, N. dan Hartaf, H. (1993). “The Structuring Process of the Social Representation of Violence in Abusive men”. Psychology and Culture. 9(4)

Mark dan Barlow (2006). Kecemasan adalah keadaan yang beroeriantasi pada masa yang akan datang. Intisari Psikologi Abnormal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, edisi : keempat.

Maslow. (2009). Asuhan Keperawatan Pedoman Pasien DM. Edisi ke -2. Jakarta: EGC.

Medicastore. (2007). Diabetes, the silent killer http://www.medicastore.com/med /index.php. Diperoleh 18 Agustus 2008.

Moesjoer. (2002). Pengkajian Luka Diabetes. Jakarta: Rineka Cipta.

Nevid. (2006). Kecemasan dianggap tidak Normal Bila Berlebihan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Niven. (2002). Psikologi Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Parkeni. (2002). Pengelolaan Diabetes Mellitus Type 2, Jakarta: EGC.

Patric K, et al, (2006). Evaluasi Hasil. Jakarta: EGC. Persadia (2000). Senam Diabetes. Jakarta: Sagung Seto.

Peyrot (1999) dalam Delamater (2006). Masalah Psikologi Kecemasan. Jakarta : EGC.

Pollit, DF., & Beck, CT. (1999). Essentials of nursing research: methods, appraisal, and utilization (6th Edition). Philadelphia. Lippincot William & Walkins.

(5)

Pradana, S. (2010). Pengertian Luka Kaki Diabetik. Jakarta: Salemba.

Pramono. (2012). Diet pada Diabetes Mellitus. http://rsulin.com/berita-157-diet-pada-diabetes-mellitus.html. Diakses tanggal 30 Desember 2012.

Pranadji, Diah, K. Dkk. (2006). Perencanaan Penderita Diabetes Mellitus. Penebar Swadaya, Jakart : EGC.

Rachmawati. (2005). DM Type II. Jakarta: FKUI.

Rowley. (1999). Penderita DM melakukan perubahan gaya hidup yang sesuai dengan anjuran kesehatan. Jakarta: FKUI.

Sackett (1976). Konsep Kepatuhan Diet. Jakarta: EGC.

Sarwono. (2003). Pola Makan dan penderita DM merupakan salah satu wujud nyata prilaku kesehatan. Jakarta: FKUI.

Silvia. (1999). Gejala-gejala Penyakit DM. Jakarta: Sagung Seto.

Sitanggang, M.D (2007). Jus Terapi untuk Penderita Diabetes” Agromedia Pustaka, Jakarta : EGC.

Smeltzer dan Suzanne, C. (2004). Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, Edisi Delapan. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. (2002) . Buku Ajar Keperawatan Medical-Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8, Vol. 1. Alih Bahasa : Waluyo, A. Karyasa, I Made. Julia. Kuncara, H. Y & Asih, Yasmin. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, Suzanne, C. dan Bare, E.G. (2008). Brunner and Suddarth's : Textbook of medical surgical nursing. Philadelphia: Lippincot.

Smith, SF. (2000). Wound Care and Dressings. Australia.

Soebadri. (2003). Penderita DM mentaati Diet mempunyai kontrol gula darah yang buruk. Jakarta: Salemba.

Soedjono, R, (2000). Olahraga Fisik. Jakarta : EGC.

Soegondo. (2004). Faktor Resiko Utama yang memengaruhi terjadinya DM akibat pola makan yang tidak sehat. Jakarta: Salemba.

(6)

________. (2009). Obat Anti Diabetic penting diajarkan pada pasien. Jakarta: Salemba.

Soemanti (2008). Bentuk dan Ukuran Luka. Jakarta : Salemba Medika. Sudoyo (2006). Pengendalian Berat Badan, olahraga dan diet. Jakarta: EGC. Suhartono (2004). Peningkatan Kebutuhan Glukosa mencapai 15 kali dari

kebutuhan biasa. Jakarta: EGC.

Sukarmin (2008). Diagnosa Keperawatan & Masalah Fisik. Jakarta: Salemba. Sulistyawati, A. (2011). Diet Diabetes Mellitus. Yogyakarta: CV Andi Offset. Suminarti. (2002). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi DM. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Sumarni. (2008). Prosedur Senam Diabetes, dalam Artikel Nursing Keperawatan Community.Diunduh Mei 2012 melalui www.persadia.html

Suzanne C. Smeltzer (2002). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka Gangren. Jakarta : EGC.

Syahbudin. (2002). Penyuluhan Untuk Pencegahan Primer. Jakarta: FKUI.

Tandra, H. (2008). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang-Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Taylor (1997). Penyembuhan Luka. Jakarta : EGC.

Veves, A. (2008). Patogenesis Umum terjadinya Luka Diabetik. Jakarta: Salemba. Vitaheath. (2007). Komplikasi DM. Jakarta: Sagung Seto.

Waspadji, S. (1999). Diabetes melitus: Mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional, dalam S. Soegondo. P. Soewondo, dan I. Subekti. (Eds). Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu (hal. 29-42). Jakarta: FKUI WHO dan International Diabetes Federation, (2009). Definition and Diagnosis of

Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia. Atlas Diabetes. Widodo. (2003). Hubungan beban kerja, stres kerja dengan kelelahan. FKM,

Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

(7)

Wijayakusuma (2004). Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Sagung Seto.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peserta Pengadaan yang berbadan usaha harus memiliki Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang diterbitkan oleh Pemerintah Kab / Kota tempat domisili peserta

sekali, langkah-langkah pembelajaran menggunakan tipe Student Teams Achievement Division sudah dilaksanakan dengan baik namun masih ada beberapa siswa yang masih

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol herba sawi pahit berpotensi menimbulkan gejala toksik dan meningkatkan kadar ureum pada dosis 100, 200, dan 800 mg/kg BB

Gagne yang memandang dengan yang memandang dengan pendekatan yang berbeda, memandang pendekatan yang berbeda, memandang kurikulum adalah gerakan bersama antara

Penelitian ini bertujuan menguji kecukupan modal dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol herba sawi pahit (EEHSP) dapat menimbulkan gejala

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa ekstrak etanol herba sawi pahit yang diberikan secara oral pada mencit selama 28 hari dan untuk kelompok