• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Belajar Menggunakan Audio Visual Untuk Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Ampel T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Media Belajar Menggunakan Audio Visual Untuk Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Ampel T1 Full text"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Media Belajar Menggunakan Audio Visual Untuk Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di SMP Negeri 1

Ampel

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Peneliti:

Jatu Kusuma Dewi (702010120)

Dra. Lina Sinatra Wijaya, M.A

Anthony Y.M. Tumimomor, S.Kom., M.Cs

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

1

Perancangan Media Belajar Menggunakan Audio Visual Untuk Mata Pelajaran IPS Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(Studi Kasus kelas VIII E dan VIII F SMP Negeri 1 Ampel)

1)

Jatu Kusuma Dewi 2)Lina Sinatra Wijaya 3)

Anthony YM. Tumimomor

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)702010120@student.uksw.edu,2)lina.sinatra@staff.uksw.edu,

3)

ant.tumimomor@gmail.com

Abstract

The results of observation showed that a social studies teacher at SMP Negeri 1 Ampel considered less in utilizing existing the equipment for teaching and learning in the classroom. Most teachers do not use the equipment a s a medium for student learning. In the learning process, the teachers have been using cooperative learning methods because they have implemented the 2013 curriculum, but in this learning process, they have not used multimedia, so it does not fit with the applied curriculum. Research on the design of multimedia - Audio -visual based learning using audio visual is conducted. This research was carried out by using the experimental method. The results showed that the use of audio-visual media learning can improve student learning outcomes 87.50 % for the social studies subject in SMP N 1 Ampel.

Keywords : learning Media , Audio Visual , Social Subjects , Cooperative , Learning Result .

Hasil observasi penelitian, guru pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel dinilai kurang memanfaatkan peralatan yang sudah ada untuk proses belajar mengajar dikelas. Sebagian besar guru belum memanfaatkan peralatan untuk media belajar siswa. Proses pembelajarannya guru telah menggunakan metode pembelajaran kooperatif

karena sudah menerapkan kurikulum 2013 akan tetapi dalam penggunaan media pembelajarannya belum berbasis multimedia sehingga belum sesuai dengan kurikulum yang diterapkan saat ini. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang perancangan media belajar yang berbasis multimedia berupa audio visual. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan media belajar audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi 87.50 % pada mata pelajaran IPS di SMP N 1 Ampel.

Kata Kunci : Media belajar, Audio visual, Mata Pelajaran IPS, Kooperatif, Hasil belajar.

1)Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Universitas Kristen Satya Wacana

(8)

2 1. Pendahuluan

Perkembangan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) sangatlah cepat sehingga mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia. Sebagai dampak dari globalisasi mengakibatkan terjadinya persaingan yang sangatlah bebas baik dalam dunia kerja, perdagangan bahkan pendidikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing didalam era reformasi dan komunikasi saat ini. Kemajuan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya dalam bidang pendidikan berdampak pada bagaimana cara memanfaatkan Teknologi dan Informasi dan Komunikasi (TIK) pada pemanfaatan arus informasi seefektif mungkin sebagai sumber belajar dan meningkatkan mutu pendidikan [1].

Dari hasil observasi, SMP Negeri 1 Ampel memiliki peralatan yang memadahi seperti LCD, Laptop , Sound system, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal oleh guru dikarenakan belum ada media belajar yang pernah digunakan guru sebagai alat bantu mengajar dalam proses pembelajaran. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS secara langsung di SMP Negeri 1 Ampel pada tanggal 5 Mei 2014 , diperoleh data jumlah siswa yang memperoleh

≥ 75 ( Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal) pada ulangan harian mata pelajaran IPS hanya 55% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan wawancara tersebut juga diperoleh keterangan dari guru mata pelajaran IPS kelas VIII, bahwa dalam proses pembelajarannya guru telah menggunakan metode pembelajaran kooperatif

karena sudah menerapkan kurikulum 2013. Akan tetapi dalam penggunaan media pembelajaran ini belum berbasis multimedia sehingga belum sesuai dengan kurikulum yang diterapkan saat ini. Dimana pada kurikulum 2013 untuk menyempurnakan pola pembelajaran alat tunggal diubah menjadi pembelajaran yang berbasis alat multimedia [2]. Pembelajaran yang ada di SMP Negeri 1 Ampel hanya menggunakan papan tulis dan buku pedoman siswa yang tidak dapat menggambarkan sacara nyata tentang penjelasan pada materi yang sedang diajarkan, sehingga membuat beberapa siswa tidak mengerti dan tidak memahami materi tersebut secara rinci dan jelas. Selain itu guru tidak mempunyai keterampilan dalam membuat materi pembelajaran berbasis multimedia. Hal tersebut dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Materi Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kegiatan Transportasi Udara

(9)

3

Salah satu bantuan yang dapat digunakan adalah dengan dihadirkannya audio visual pembelajaran yang didalamnya termuat gambar diam, gerak dan suara.

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan media audio

visual dalam pembelajaran IPS pada materi Pengaruh Keunggulan Lokasi

Terhadap Kegiatan Transportasi Udara di SMP Negeri 1 Ampel untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. 1. Kajian Pustaka

Penelitian terkait dengan pembelajaran menggunakan media audio visual

sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Nila Arista [3] yaitu “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V SDN Tlogosari Kulon 02 Semarang “. Dalam penelitiannya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa dapat ditingkatkan dengan penerapan dan penggunaan media pembelajaran secara tepat dalam hal ini dengan menggunakan media audio visual yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan. Dengan diterapkan media Audio visual dapat melatih siswa belajar kreatif, disiplin dan meningkatkan berpikir siswa. Hasil belajar dapat optimal apabila pemilihan media yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang terdapat dalam diri siswa serta dengan adanya motivasi belajar yang tinggi dari siswa.

Penelitian terkait dengan pembelajaran menggunakan media audio visual juga dilakukan oleh Febrian Eko [4] yang berjudul “Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA “. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual

membuat hasil belajar siswa meningkat, ini dikarenakan siswa sangat antusias dan rajin dalam mengerjakan tugas- tugas yang diberikan guru dan siswa tidak malu bertanya. Media audio visual jugalebih baik dibandingkan dengan pembelajaran melalui pendekatan lainnya, ini menunjukkan bahwa perlu ada perubahan paradigma dalam proses pengajaran. Di samping itu di temuan penelitiannya menunjukkan bahwa variasi model pengajaran sangat cocok diterapkan pada pembelajaran yang sifatnya sulit di pahami oleh siswa.

(10)

4

mengasah kemampuan siswa selesai pelajaran, juga video dan desain interfacenya

sangat menarik.

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan [5]. Sedangkan media dalam proses belajar mengajar cenderung sebagai alat- alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal [6].

Kriteria media pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam proses pemilihan media antara lain sebagai berikut a) Ketepatan dengan tujuan pengajaran; b) Dukungan terhadap isi dan bahan pelajaran; c) keterampilan guru dalam menggunakan; d) Tersedia waktu untuk menggunakan [7]. Media pembelajaran dalam bentuk visual berupa gambar, foto, audio dalam bentuk rekaman suara, bunyi- bunyi tertentu, demikian juga dalam bentuk gabungan keduanya seperti rekaman video yang mengandung unsur audio dan video telah mengubah paradigma hasil belajar. Metode audio visual dikenal dengan keharusan penggunaan audio visual aids atau audio visual material. Ketiga istilah (baik audio visual aids, audio visual material, maupun audio visual method) sama-sama menekankan kepada pemberian pengalaman secara nyata kepada anak didik. Dengan melihat langsung, mendengar, meraba, mencium jika perlu, tentang hal-hal yang dipelajari itu [8].

Menurut sifatnya Video pembelajaran yang digunakan sebagai penelitian termasuk jenis video dokumentasi, dimana video ini merupakan sebuah video non-fiksi. Video dokumentasi biasanya di-shoot di sebuah lokasi nyata, tidak menggunakan actor dan temanya terfokus pada subyek–subyek seperti sejarah, ilmu pengetahuan, social atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan, member informasi, pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita tinggali [9].

Ada berbagai macam / fungsi media dalam pembelajaran, antara lain sebagai berikut: a) Memperjelas penjelasan pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitistis ( dalam bentuk kata – kata tertulis atau lisan belaka), b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra, c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar, d) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan minatnya [5].

Cooperative learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri [10].

(11)

5

Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan ilmu-ilmu sosial, ideology Negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait, yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah perpaduan cabang-cabang ilmu sosial dan humaniora termasuk di dalamnya agama, filsafat, dan pendidikan, bahkan juga menyangkut aspek-aspek ilmu kealaman dan teknologi [12].

Dalam kepustakan asing mengenai pendidikan IPS dikenal dengan berbagai istilah seperti social science education, social studies, and social education. Dengan perkembangan selanjutnya, nama IPS ini beranjak menjadi pengertian "suatu mata pelajaran yang menggunakan pendekatan integrasi dari beberapa mata pelajaran, agar pelajaran itu lebih mempunyai arti bagi peserta didik serta untuk mencegah tumpang tindih [12].

Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-hasil penilaian [13]. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan di SMP N 1 Ampel, hasil belajar dibedakan atas dua ranah yaitu : a) Ranah kognitif, Ranah kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan/ hafalan/ ingatan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), Analisis (Analysis), sistesis (Synthesis)

dan penilaian (evaluation) yang diukur menggunakan pretest dan post test; b)

Aspek psikomotorik, Kawasan psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) bersifat manual atau motorik yang diukur pada saat siswa melakukan kegiatan keterampilan berdiskusi dan presentasi.

2. Metode Penelitian

(12)

6

a) Identifikasi masalah : Sebelum melakukan penelitian maka perlu terlebih dahulu mengidentifikasi masalah yang ada. Dilihat dari hasil wawancara dan observasi dengan guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel menunjukkan nilai siswa yang kurang dari standar KKM dan juga penggunaan media belajar yang belum pernah digunakan guru sebagai alat bantu mengajar dalam proses pembelajaran yang berbasis multimedia berupa audio visual merupakan masalah yang ada pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel.

b) Observasi : Setelah mengetahui masalah yang ada selanjutnya observasi langsung di SMP Negeri 1 Ampel dengan cara melakukan wawancara dengan bapak Yanto Hardoyo S.Pd selaku guru mata pelajaran IPS dan juga beberapa siswa terutama kelas VIII. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS dan juga siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan saat ini belum menggunakan media lain selain buku dan juga papan tulis.

c) Analisa kebutuhan : Setelah melakukan observasi berupa wawancara dengan guru dan siswa kelas VIII, langkah selanjutnya yaitu menganalisa kebutuhan yang sesuai dengan karakteristik siswa. Yang dibutuhkan guru dan siswa berupa media belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan fasilitas yang ada disekolah.

d) Mengumpulkan bahan: Setelah menganalisa kebutuhan selanjutnya yaitu mengumpulkan bahan untuk membuat aplikasi berupa materi – materi pembelajaran, video dan gambar yang dibutuhkan yang bersumber dari guru dan buku pegangan guru.

e) Perancangan aplikasi: Setelah semua bahan yang dibutuhkan terkumpul langkah selanjutnya yaitu perancangan aplikasi pembelajaran yang sesuai dengan analisa kebutuhan dan juga karakteristik siswa.

f) Pengujian aplikasi: Pengujian aplikasi dilakukan setelah pembuatan aplikasi pembelajaran selesai yang sesuai dengan analisa kebutuhan dan karakteristik siswa.

Selanjutnya untuk mengembangkan aplikasi atau perangkat lunak menggunakan metode pengembangan system prototype paradigma yang ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini [14].

Gambar 2 Prototype Paradigma [14]

(13)

7

Negeri 1 Ampel pada mata pelajaran IPS dengan cara observasi dan wawancara pada guru yang bersangkutan dan siswa kelas VIII. Berikut merupakan tabel daftar pertanyaan wawancara guru dan siswa.

Tabel 1 Daftar pertanyaan wawancara guru dan siswa

Nara Sumber

Pertanyaan

Guru 1. Menurut bapak bagaimana pembelajaran IPS saat ini?Apakah sudah sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah?

2. Media apa yang bapak gunakan saat ini? Apakah sudah sesuai dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah?

3. Bagaimana keadaan siswa didalam kelas saat bapak menyampaikan materi?

4. Bagaimanakah dengan hasil nilai yang diperoleh terhadap siswa?

5. Menurut anda bagaimanakah media yang tepat untuk meningkatkan nilai siswa terutama pada materi pengaruh keunggulan lokasi terhadap kegiatan transportasi udara?

Siswa 1. Menurut anda apakah anda menyenangi penyampaian materi menggunakan media buku dan papan tulis?

2. Menurut anda apakah penyampaian materi menggunakan media buku dan papan tulis dapat mempengaruhi minat belajar anda?

3. Menurut anda apakah penyampaian materi menggunakan media buku dan papan tulis dapat membuat anda mengerti dan memahami materi yang telah disampaikan?

4. Menurut anda apakah tugas berupa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara tidak langsung membuat kamu belajar hal lain yang bermanfaat diluar materi pelajaran?

b. Tahapan yang kedua berupa tahapan membuat dan memperbaiki (Build/ revise mock- up) pada tahapan ini berusaha mendesain secara cepat dan kemudian membuat aplikasi yang sesuai dengan analisis kebutuhan yang sudah dilakukan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut merupakan tabel perbaikaan aplikasi.

Tabel 2 Daftar tabel perbaikan aplikasi

Pertemuan Yang harus diperbaiki

I Tampilan pada menu background harus disesuaikan dengan materi

II Keterangan tulisan dan tampilan Video terlalu kecil, perlu diperbesar dan disesuiakan

III Tombol navigasi disesuaikan

(14)

8

pada tahapan customer test - drive pakar merasa aplikasi belum sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan perbaikan aplikasi dengan kembali ke tahapan yang pertama.

Flowchart adalah bagan –bagan yang mempunyai arus yang menggambarkan

langkah – langkah penyelesaian suatu masalah [15]. Dalam perancangan sistem dijelaskan alur jalannya program dengan flowchart. Berikut merupakan desain alur rancangan media belajar yang dibuat dari awal hingga akhir agar memudahkan dalam pembuatan aplikasi yang akan dibuat.

Tidak Tidak

Ya Ya

Gambar 3 Flow chart aplikasi pembelajaran audio visual

Keterangan: User yang dimaksud merupakan guru ataupun siswa, untuk guru ataupun siswa membuka aplikasi akan muncul halaman utama selanjutnya akan menentukan pilihan menu yang ada di menu utama. Menu yang ada di menu utama berupa kompetensi inti dan kompetensi dasar dan juga materi yang dapat di pilih oleh guru maupun siswa. Jika guru ataupun siswa tidak memilih menu pada menu utama siswa akan tetap berada di halaman utama dan bisa keluar dari aplikasi. Begitu juga dengan guru untuk menjelaskan didepan kelas kepada siswa nya.

Untuk menunjukkan hubungan antara proses perancangan media belajar, berikut merupakan bagan menu untuk menjelaskan alur media belajar audio visual

yang telah dibuat.

Menu Utama

Materi

Selesai

Kompetensi inti dan Kompetensi dasar

Mulai

Halaman utama

(15)

9

1

2

B

A C

C1

a b c

C2

a b c d

C3 C4

a a

Gambar 4 Bagan menu alur media belajar audio visual

Dari gambar 4, berikut keterangan menu alur media belajar audio visual : 1: Intro: Merupakan bagian awal tampilan pada aplikasi; 2: Menu utama: Merupakan halaman awal sebelum mengoprasikan aplikasi. Pada menu utama terdapat sub menu di antaranya: A: Kompetensi inti, pada kompetensi inti ini menjelaskan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus di miliki oleh peserta didik pada setiap kelas; B: Kompetensi dasar, pada kompetensi dasar menjelaskan tentang kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik; dan C: Materi, pada menu materi ini terdapat C1: Menu pengertian transportasi udara, pada menu ini terdapat sub menu (a) : Pengertian transportasi udara: pada sub menu ini menjelaskan tentang pengertian transportasi udara; (b) : Etika dan prosedur menggunakan transportasi udara: Pada sub menu ini terdapat Video yang menjelaskan tentang etika dan prosedur menggunakan transportasi udara; (c): Bandar udara didaerah jawa: Pada sub menu ini menjelaskan tentang Bandar udara internasional didaerah jawa ; C2: Jenis transportasi udara, pada menu ini terdapat sub menu (a): Pesawat penumpang

(16)

10

1 2 3

4

5

6 7

Merancang desain interface. Desain interface ini digunakan untuk mendukung dialog latar belakang atau penerapan yang diperlukan dalam aplikasi multimedia. Desain yang ditampilkan disesuaikan dengan tema dasar dari aplikasi multimedia yang dirancang, sehingga tampilan interface dapat benar-benar mendukung aplikasi. Untuk mempermudah dalam proses pembuatan aplikasi multimedia ini, terlebih dahulu dibuat sketsa aplikasinya. Berikut merupakan sketsa dari beberapa menu aplikasi:

a. Desain interface pada menu utama (home)

Gambar 5 Desain interface pada intro

Keterangan:

1 Image 1 : Logo Tut Wuri Handayani

2 Label 2 : Judul MEDIA BELAJAR; ILMU PENGETAHUAN SOSIAL; SMP N 1 AMPEL, BOYOLALI (font Century Gothic warna biru dan putih ukuran 24 dan 20 pt)

3 Image 3 : Logo Diknas Kabupaten Boyolali

4 Button 4 : Tombol navigasi kehalaman kompetensi inti. Halaman kompetensi inti

berfungsi untuk menjelaskan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus di miliki oleh peserta didik pada setiap kelas 5 Button 5 : Tombol navigasi kehalaman kompetensi dasar. Halaman kompetensi dasar

berfungsi untuk menjelaskan kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh peserta didik

6 Button 6 : Tombol navigasi kehalaman materi. Halaman materi berfungsi untuk

menjelasakan materi yang akan dipelajari 7 Label 7 : Nama pembuat

b. Desain interface pada menu kompetensi inti

1 2 3

4

(17)

11

Gambar 6 Desain Interface pada menu kompetensi inti

Keterangan:

1 Image 1 : Logo Tut Wuri Handayani

2 Label 2 : Judul MEDIA BELAJAR; ILMU PENGETAHUAN SOSIAL; SMP N 1 AMPEL, BOYOLALI (font Century Gothic warna biru dan putih ukuran 24 dan 20 pt)

3 Image 3 : Logo Diknas Kabupaten Boyolali

4 Label4 : Penjelasan kompetensi inti. Halaman kompetensi inti berfungsi untuk menjelaskan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus di miliki oleh peserta didik pada setiap kelas

5 Button 5 : Tombol navigasi kembali kehalaman utama (Home)

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana keadaan sekolah, fasilitas yang ada di sekolah dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keadaan sekolah di SMP Negeri 1 Ampel memiliki fasilitas dan peralatan yang memadahi disetiap kelasnya seperti LCD, Laptop dan

Sound System yang dapat digunakan untuk media pembelajaran.

Proses pembelajaran berlangsung guru telah menerapkan pembelajaran

cooperative, dimana pembelajaran cooperative ini merupakan suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Kegiatan pembelajaran dikelas kontrol yaitu kelas VIII E guru menerapkan pembelajaran cooperative tanpa menggunakan media audio visual. Sedangkan pada pembelajaran dikelas eksperiment yaitu kelas VIII F guru juga menerapkan pembelajaran cooperative dengan menggunakan media belajar audio visual.

(18)

12

Penilaian hasil belajar dari Pretest-Post test siswa antara kelas eksperimen class dengan control class pada mata pelajaran IPS menggunakan analisis pengujian dalam mengukur validitas nilai rata-rata dari evaluasi belajar peserta didik kemudaian hasil nilai dianalisis. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 :

Tidak ada pengaruh pembelajaran menggunakan media belajar audio visual pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa. H1: Ada pengaruh

pembelajaran menggunakan media belajar audio visual pada mata pelajaran IPS untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Hasil dan Pembahasan

Sebelum user menggunakan aplikasi, terlebih dahulu user mengakses tampilan awal atau menu utama (menu home) pada aplikasi. Berikut tampilan menu utama (menu home):

Gambar 7 Tampilan Menu Home

Pada tampilan menu utama (menu home) terdiri dari beberapa menu yaitu kompetensi inti, kompetensi dasar, dan materi. Pada menu Kompetensi Inti berisi tentang penjelasan kompetensi yang harus dicapai siswa.

Gambar 8 Tampilan Kompetensi Inti

(19)

13

Gambar 9 Tampilan Menu Materi

Menu materi terdiri dari beberapa sub menu, diantaranya berupa Pengertian transportasi udara, Jenis transportasi udara, Sejarah transportasi udara dan menu Kuis. Dalam menu pengertian transportasi udara terdapat penjelasan mengenai pengertian transportasi udara itu sendiri, menu etika dan prosedur menggunakan transportasi udara dan juga menu bandar udara di daerah jawa, sedangkan pada tombol navigasi berfungsi untuk kembali ke menu materi. Pada menu pengertian transportasi udara terdapat menu video etika dan prosedur menggunakan transportasi udara, berikut tampilannya:

Gambar 10 Tampilan Etika dan Prosedur Transportasi Udara

(20)

14

Gambar 11 Tampilan Menu Jenis- jenis Transportasi Udara

Tampilan sub menu jenis – jenis transportasi udara terdapat menu jenis transportasi udara Airlines (Pesawat penumpang), Pesawat Kargo, Pesawat Tempur dan Pesawat Luar Ruang Angkasa, dimana pada masing – masing menu menjelasan tentang jenis transportasi udara yang berupa video. Untuk tombol navigasi yang ada di tampilan menu jenis- jenis transportasi udara digunakan untuk kembali kemenu materi. Pada tampilan menu materi terdapat sub menu kuis, berikut tampilannya.

Gambar 12 Tampilan Menu Kuis

Pada tampilan sub menu kuis menunjukkan petunjuk mengerjakan soal yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah diberikan. Untuk tombol navigasi digunakan untuk memulai soal yang pertama hingga soal yang terakhir. Terdapat 10 (Sepuluh) soal yang harus dikerjakan setelah selesai materi yang diberikan. Soal yang dibuat digunakan untuk mengukur pemahaman siswa sesuai dengan indikator.

(21)

15

Observasi dari proses pembelajaran yang berlangsung, terdapat perubahan penilaian. Dilihat dari kelas kontrol yaitu kelas VIII E yang tidak diberikan media belajar berupa audio visual. Hal yang pertama dilakukan berada di kelas kontrol berupa kegiatan pendahuluan dimana pada kegiatan ini guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama. Guru menyampaikan materi

yang akan diajarkan. Guru memberikan pretest kepada siswa untuk mengetahui keadaan awal siswa sebelum diberikan materi. Setelah itu pada kegiatan inti guru menjelaskan materi pembelajaran dengan pokok bahasan “Pengaruh Keunggulan Lokasi Terhadap Kegiatan Transportasi Udara” dengan menggunakan media papan tulis dan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok, yang disetiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa. Guru memberikan soal yang harus didiskusikan bersama kelompok dan selanjutnya dipresentasikan didepan kelas. Pada kegiatan ini observer melakukan penilaian terhadap keterampilan setiap kelompok pada saat mereka melakukan diskusi maupun presentasi. Hasil yang diperoleh siswa kurang aktif saat pembelajaran hingga saat proses presentasi, siswa kurang antusias untuk mengikutinya. Jika semua kelompok telah presentasi guru memberikan soal post test yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak materi yang diperoleh oleh siswa selesai kegiatan pembelajaran.

Hasil selanjutnya dilihat dari kelas eksperiment yaitu kelas VIII F dengan materi pembelajaran dan model pembelajaran yang sama akan tetapi media yang digunakan berbeda, yaitu dengan menggunakan media belajar audio visual. Hal yang pertama dilakukan berada di kelas eksperiment berupa kegiatan pendahuluan dimana pada kegiatan ini guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

dan berdo’a. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. Guru memberikan

(22)

16

soal 15 menit dengan jumlah soal 10 soal. Media audio visual ini juga dapat membantu guru dalam menyampaikan materi selain itu juga dapat miningkatkan hasil belajar siswa.

Pada kelas eksperimen VIII F dengan jumlah siswa 32 orang melakukan pembelajaran dengan media belajar audio visual pada materi pengaruh keunggulan lokasi terhadap kegiatan transportasi udara. Sedangkan sebagai kelompok pembanding kelas kontrol VIII E dengan jumlah siswa 32 orang diberikan perlakuan dengan menggunakan media papan tulis saat pelajaran IPS dengan materi yang sama. Penelitian terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan selama dua kali pertemuan untuk 1 kompetensi dasar. Pertemuan ini disesuaikan dengan silabus dan RPP yang ada di SMP Negeri 1 Ampel.

Pembahasan tentang data hasil penelitian yang digunakan dalam bentuk skor

pretest, dan skor post test. Dalam menyelesaiakan data perhitungan, pengujian hipotesis penelitian pada pelajaran IPS akan dianalisis nilai rata-rata siswa, yang diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum menentukan perhitungan analisis data maka, menentukan valid atau tidaknya butir soal terlebih dahulu dengan membandingkan hasil rhitung dengan rtabel Product Moment. Dengan

jumlah responden 32 menurut rtabel N-2=30 dan taraf signifikansi = 5% maka � ��

= 0,349. Berdasarkan hasil dari �ℎ� �� tiap butir soal jika dibandingkan dengan � ��, maka butir soal yang tidak valid adalah jika rhitung <rtabel, yaitu sebanyak

lima butir soal yaitu soal ke- 4, 7, 8, 14 dan 15. Dengan jumlah soal 15 dan yang tidak valid 5 maka soal yang dipergunakan untuk uji pretest dan post test

sejumlah 10 soal. Untuk memperoleh analisis data hasil belajar siswa diperoleh dari penilaian skor pada pretest dan post test. Perlunyamelihat hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan (treatment), dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan pengolahan dan analisis data terhadap skor pretest

dan post test. Rekapitulasi data ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Rata-rata skor tes hasil belajar siswa

Dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretest dan post test pada kelas eksperimen adalah 60.31 dan 87.50. Sedangkan pada kelas kontrol diketahui rata-rata skor pretest dan post test adalah sebesar 63.44 dan 73.44. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data skor pretest dihitung dengan tujuan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum menerima pembelajaran atau dengan kata lain mengukur kemampuan awal siswa sebelum diberikannya perlakuan atau treatment. Data berikut ini

(23)

17

adalah analisis statistik deskriptif skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan perhitungan menggunakan SPSS 16.

Terlihat pada Tabel 3 bahwa rata-rata skor pretest kelas eksperimen adalah 60.31 dengan skor minimum 50 dan skor maksimum 80 sedangkan rata-rata skor

pretest kelas kontrol adalah 63.44 dengan skor minimum 50 dan skor maksimal 80. Berikut merupakan grafik rata- rata skor pretest.

Gambar 13 Grafik rata-rata skor pretest

Untuk rata – rata skor posttest kelas kontrol adalah 73.44 dengan skor minimum 70 dan skor maksimum 100 sedangkan rata- rata skor posttest kelas kontrol adalah 87.50.

Berdasarkan deskripsi data tersebut memperhatikan grafik gambar 15, dapat dilihat bahwa rata-rata skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol perbedaannya tidak terlalu jauh, namun untuk melihat apakah perbedaan tersebut cukup berarti atau tidak maka akan dilakukan uji statistic dengan uji homogenitas dan normalitas.

Setelah dilakukan pretest dan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh rata- rata kelas kontrol yang dilaksanakan pengambilan nilai pretes diperoleh sebesar 63.44 dan setelah diberikan materi lalu diuji dengan post test diperoleh rata - rata sebesar 73.44. Sedangkan perolehan rata- rata kelas eksperimen sebesar 60.31 dan setelah diberikan materi lalu diuji dengan post test diperoleh rata- rata nya sebesar 87.50. Dengan perolehan nilai minimal pada saat pretest 50 dan pada saat post test 70, sedangkan untuk perolehan nilai maksimal pada saat pre test 80 dan pada saat post test 100. Berikut merupakan grafik rata- rata skor tes hasil belajar siswa.

(24)

18

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data dari hasil post test

diketahui bahwa penyebaran skor post test kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal sehingga untuk menguji perbedaan dua rata-rata post test

digunakan uji statistik parametrik uji t. Uji t (Independent Samples T Test) dengan taraf signifikansi 5%.

Tabel 4 Uji Independent Samples T Test

Kelas Df Sig(P) thitung ttabel bahwa hasil penilaian dari pembelajaran menggunakan media belajar audio visual

lebih tinggi dari pada menggunakan media papan tulis.

Setelah perhitungan maka, hasil analisis data penelitian yang dibantu dengan analisis uji statistik menunjukkan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah sama (homogen) dan dapat dilihat dari nilai rata-rata pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dibuktikan dengan uji t untuk melihat persamaan rata-rata dan dari hasil menunjukkan tidak adanya perbedaan kemampuan awal kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data perhitungan ini terjadi karena pada kedua kelas tersebut belum mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan media audio visual terhadap penilaian hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan pembelajaran menggunakan media papan tulis pada kelas kontrol.

Usai proses pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan perlakuan pada masing-masing kelas yaitu dengan post test pada kelas eksperimen dan post test pada kelas kontrol, menunjukkan bahwa hasil belajar dari kedua kelompok tersebut mengalami perbedaan. Perbedaan hasil belajar ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol 63.43 menjadi 73.44 sedangkan pada kelas eksperimen 60.31 menjadi 87.50. Dari hasil rata-rata nilai post test terlihat bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.

Dari analisis data akhir dengan uji t terdapat signifikansi (P) 0,000. Karena signifikansi P (0,000) < (0,05), maka �1 diterima dan H0 ditolak. Artinya dapat

disimpulkan bahwa media belajar berupa audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata IPS di SMP Negeri 1 Ampel.

Didalam penelitian ini prestasi siswa dapat dilihat dari tinggi rendahnya nilai hasil belajar. Hasil belajar siswa dengan media belajar berupa audio visual sudah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal. Hasil uji t tersebut menunjukkan bahwa thitung bernilai positif yang berarti rata-rata dengan menggunakan media

belajar berupa audio visual lebih tinggi dari pada hasil belajar dengan menggunkan media belajar papan tulis.

(25)

19

Hasil belajar kelas kontrol pada saat pre test diperoleh rata – rata sebesar 63.43, kemudian penilian post test diperoleh rata – rata 73.43.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel.

4. Simpulan dan Saran

Berdasarkan pengujian dan analisis perancangan media belajar menggunakan

Audio Visual di SMP Negeri 1 Ampel, maka dapat disimpulkan bahwa:

Penggunaan media belajar Audio Visual di SMP Negeri 1 Ampel dapat dikatakan meningkatkan hasil karena setelah dilakukan penelitian dan hasil penelitian menyatakan adanya perbedaan antara kelas yang menggunakan media belajar

Audio Visual dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan media belajar

Audio Visual; Sesuai dengan analisis deskriptif tetang hasil belajar siswa menggunakan penerapan media belajaran audio visual terbukti dapat meningkatkan penilaian hasil belajar siswa yang lebih baik pada mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Ampel. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa kategori sedang menjadi tinggi.

Berdasarkan kesimpulan yang didapat, maka disarankan: 1) Perlunya memanfaatkan media belajar yang ada terutama menggunakan audio visual pada semua kelas di SMP N 1 Ampel, karena menggunakan audio visual terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa; 2) Guru harus memanfaatkan fasilitas yang telah ada disekolah sebagai media belajar yang menarik, praktis dan efisien untuk digunakan; 3) Guru dituntut untuk menguasai berbagai teknologi pembelajaran yang mendukung proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa. Saat dilakukan pelatihan maka guru yang belum begitu menguasai perlu dilatih dan diuji coba diterapkan dalam pembelajaran, pelatihan juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai pendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

5. Daftar Pustaka

[1] Junaedi, Edy. 2013. Pengaruh Modul Elektronik Berbasis Mobile Learning Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Kuasi Eksperimen Trhadap Siswa Kelas X SMA Laboraturium UPI Bandung). Diakses Pada 20 November 2013, dari: http: //repository.upi.edu/ 1869/4/ S_KTP_0806368_chapter1.pdf

[2] Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2013. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Diakses pada 15 Mei 2014, dari

(26)

20

[3] Arista, 2013, Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Pada Siswa Kelas V Sdn Tlogosari Kulon 02 Semarang, http://library.ikippgrismg.ac.id/docfiles/ fulltext/9773df1b080abf6f .pdf. Diakses pada 17 Februari 2014

[4] Eko, 2009, Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA, http://library.unej.ac.id/ client /en_US /default/search/ asset/ 528?dt= list. Diakses pada 17 Februari 2014

[5] Sadiman, Arief S., Rahardjo, R., Haryono, Anung, dkk., 2008, Media Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

[6] Arsyad, A., 2002, Media Pembelajaran, Jakarta: Bumi Perkasa

[7] H. Simamora, Roymond, 2009, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta: EGC

[8] Ishak, Abdulhak, 2013, Teknologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya

[9] Numan Somantri. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS . Bandung: Remaja Rosdakarya Offset 200171

[10] Solihatin, Etin., dan Raharjo, 2009, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara

[11] Suprijono, Agus., 2009, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

[12] BSNP, 2007, Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, Jakarta

[13] Sudijono Anas, 1996, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

[14] Pressman. Roger,1997, Software Enginering: A Practitioner’s

Approach. Mc- Graw- Hill Inc

Gambar

Gambar 1 Proses Penelitian
Gambar 2 Prototype Paradigma [14]
Tabel 1 Daftar pertanyaan wawancara guru dan siswa
Gambar 3 Flow chart aplikasi pembelajaran audio visual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi Sarjana di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNY.. Yogyakarta;

Hal–hal tersebut tentunya sangat berlawanan dengan pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri akan sumber daya air, oleh sebab itu permasalahan mengenai air, baik air hujan,

Salaku conto dipakéna kode basa antara basa Sunda (BS) jeung basa Indonesia (BI) atawa sabalikna nalika komunikasi mangrupa hiji hal nu teu bisa disingkahan ku

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi query data pada aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Online STMIK AKBA, sehingga proses pencarian dan menampilkan

Persoalan  masyarakat  plural  sangat  berkaitrapat  dengan  latar  belakang  dan  sejarah  bermulanya  pembentukan  identiti  etnik  ( identity  formation)   di 

Sebagai Pengaruh masuknya Islam di papua, ada beberapa yang menjadi bukti peninggalan sejarah masuknya islam ke papua diantaranya living monument, tradisi

Rincian anggaran biaya pemasangan instalasi listrik. Gedung DPR JL.Tenku Umar Karang

The result of the research showed that there was positive influence of using imaginative description game towards students’ vocabulary mastery at the second