• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang"

Copied!
223
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERANAN SANGGAR ANAK SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Oleh: YUSTINUS TYASMANTO NIM: 111124003. PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015. i.

(2) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(4) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Franciscus Xaverius Mulyata Caecilia Tri Sandari Agustinus Rahmanto Ervyna Citra Dewi Romo Patricius Hartono, Pr Sanggar Anak Sadang, Sanggar Anak Pasbolo, Sanggar Anak Sodong, Sanggar Anak Pelangi, Sanggar Anak Wawar, Sanggar Anak Bomas, Sanggar Anak Krajan, Sanggar Anak Piningit Paroki Santo Thomas Rasul Bedono IPPAK – Universitas Sanata Dharma sebagai keluarga besar yang selalu mendukung saya. iv.

(5) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. MOTTO “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”. (Mat 11:28). v.

(6) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(7) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(8) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRAK. Judul skripsi Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono dipilih berdasarkan pada realitas dan keprihatinan penulis terhadap pelaksanaan pendampingan iman anak yang terjadi di zaman sekarang. Anak sebagai pribadi di zaman globalisasi ini semakin menjadi anak yang semakin memiliki budaya yang serba mudah dan konsumtif. Gereja ikut terlibat dalam mengupayakan pendidikan bagi iman anak demi membangun pribadi anak yang beriman tangguh dan utuh. Pada umumnya Gereja mengusahakan pembinaan iman bagi anak-anak dengan istilah Sekolah Minggu atau Pendampingan Iman Anak (PIA) yang sering dilakukan di setiap gereja satu minggu sekali. Pendampingan iman anak yang dilakukan hanya satu minggu sekali tidak cukup untuk mengubah karakter anak yang kebanyakan berbudaya konsumtif ke budaya kreatif, butuh waktu yang lebih untuk melakukan sebuah perubahan. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi Gereja akan generasi masa depan. Gereja perlu memperbarui karya pastoral bagi anak-anak. Berangkat dari keprihatinan tersebut, skripsi ini ditulis sebagai sebuah gagasan atas peranan sebuah model pendampingan yaitu sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak dalam membangkitkan kearifan lokal sebagai media pendampingan iman di zaman modern. Persoalan utama yang perlu dijawab dalam skripsi ini adalah apakah sanggar anak dapat digunakan sebagai model pendampingan iman anak. Untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan studi pustaka untuk memperoleh pengertian-pengertian ilmiah serta data yang sesuai dengan tema yang diangkat. Deskripsi yang diperoleh berdasarkan studi pustaka tersebut digunakan sebagai dasar gagasan-gagasan dan penguat argumen penulis dalam mengkaji peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono Kabupaten Semarang. Untuk menunjang deskripsi tersebut, disajikan pula analisis dan profil sanggar anak yang ada di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Setelah kajian pustaka penulis memberikan hasil penelitian. Jenis penelitian yang dipilih oleh penulis adalah deskripsi analisis yang diambil dengan kuesioner sebagai instrumennya. Keseluruhan isi skripsi ini menunjukkan bahwa sanggar anak sejauh ini telah berperan sebagai rumah atau tempat yang mengusahakan pelaksanaan kegiatan dengan pendekatan non-kelas, memberikan kesempatan dan ruang bebas kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan menemukan hal-hal baru. Peranan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul sebagai alternatif pendampingan iman anak dengan metode dan media pendampingan yang konteksual. Iman diwartakan dan dikomunikasikan melalui kesenian tradisional, kegiatan lahan pertanian organik, dan melalui alam yang ada di sekitarnya. Peranan sanggar anak dalam kegiatan pengembangan iman dapat mencakup berbagai segi, mulai dari segi liturgi, diakonia, pewartaan, koinonia, dan martyria.. viii.

(9) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. ABSTRACT. The title of the thesis The Roles of “Sanggar Anak” as an Alternative Children Faith Mentoring in the Parish of St. Thomas Rasul Bedono is chosen based on the realities and concerns of the author towards the implementation of children faith mentoring nowadays. “Sanggar Anak” means a small village hall for children activities. Child as a person in this globalization era becomes a child who has culture which are completely easy and consumptive. Christians are involved in pursuing education for children in order to build a personal faith of children which are formidable devout and intact. In general, Christians try the faith mentoring for children with the term of Sunday School or Children Faith Mentoring (PIA) that is often done in every church once a week. Children faith mentoring which is done only once a week is not enough to change their character which is consumptive becomes creative. It takes more time to make a change. It becomes a challenge for the Christians for its generations. The Church needs to renew its pastoral method for children. Based on this concern, this thesis is written as an idea of mentoring model’s role which is “Sanggar Anak” as an alternative children faith mentoring in provoking the local wisdom as a faith mentoring media in modern era. The main issues that need to be answered in this thesis is whether “Sanggar Anak” can be used as a model of faith mentoring for children. To answer this question, it is important to do a literature study to get scientific notions and data that are appropriate with the theme. The description obtained is used as the basis for the ideas and strengthener arguments of the author in assessing the role of “Sanggar Anak” toward children faith mentoring process in the parish of St. Thomas Rasul Bedono, Semarang District. To support the description, it is presented an analysis and profile of “Sanggar Anak” in the Parish of St. Thomas Rasul Bedono. After reviewing of the literature, the author gives the results of the study. The type of the research that is chosen by the author is the analysis description which is taken from the questionnaires as its instrument. The entire contents of this thesis shows that “Sanggar Anak” has a role as a home or a place that provokes the activities of outside school approach. It is also providing opportunities and free space for children to explore their surroundings and find new things. The role of “Sanggar Anak” in the parish of Saint Thomas Rasul is as an alternative of children faith mentoring with the contextual methods and integration of media. Faith is proclaimed and communicated through traditional arts, organic farming land activities, and through their surroundings. The role of “Sanggar Anak” in the faith development activities can include various aspects: liturgy, service, gospel proclamation, community building, and martyrdom.. ix.

(10) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kepada Allah atas segala berkat, rahmat, dan cinta-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Kasih Allah yang begitu besar selalu dirasakan oleh penulis dalam setiap langkah kehidupan dan dalam penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “PERANAN SANGGAR ANAK SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL KABUPATEN SEMARANG” menjadi kesempatan yang baik bagi perkembangan karya pastoral Gereja bagi anak-anak. Melalui skripsi ini penulis bermaksud memberikan sumbangan pemikiran untuk komunitas Sanggar Anak Paroki Santo Thomas Rasul Bedono sebagai paguyuban iman yang berperan penting dalam hidup menggereja baik dari segi liturgi, diakonia, martyria, dan koinonia. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Drs. Yoseph Ispuroyanto Iswarahadi, S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama dan penguji I, yang dengan sabar, teliti, setia, dan penuh kasih memberikan. bimbingan. bagi. penulis. pertanggungjawaban skripsi ini.. x. mulai. dari. penyusunan. dan.

(11) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.,J.,M.Ed selaku dosen pembimbing akademik, penguji II dan Ketua Program Studi IPPAK-USD yang dengan sabar dan setia membimbing penulis selama masa studi sampai pada skripsi dan telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. 3. P. Banyu Dewa HS, S. Ag, M. Si selaku dosen penguji III, yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan bimbingan kepada penulis mulai dari persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian sampai skripsi ini selesai. 4. Patricius Hartono, Pr., selaku Pastor Paroki Santo Thomas Rasul Bedono yang telah memberikan tempat, dukungan, dan waktu bagi penulisan skripsi ini. 5. Pendamping Sanggar Anak di Paroki Santo Thomas Rasul yang telah bekerja sama dalam penulisan skripsi ini khususnya dalam penelitian skripsi. 6. Keluarga besar IPPAK-USD khususnya bagi angkatan 2011 yang saling memberikan dukungan doa dan semangat bagi penulis. 7. Keluarga penulis, F.X. Mulyata, C. Tri Sandari sebagai ayah dan ibu, Agustinus Rahmanto sebagai kakak yang selalu memberikan dukungan baik secara spiritual, doa, dana, dan dukungan dalam bentuk apa pun. 8. Semua pihak yang terlibat dalam perkuliahan penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa karya ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh sebab itu dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan. xi.

(12) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI.

(13) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv MOTTO ..................................................................................................................v PERNYATAAN PUBLIKASI ILMIAH .............................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .............................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang ...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................5 C. Tujuan Penulisan ........................................................................................6 D. Manfaat Penulisan ......................................................................................6 E. Metode Penulisan .......................................................................................7 F. Sistematika Penulisan ................................................................................8. BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DENGAN SANGGAR ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO .............................10 A. Pendampingan ..........................................................................................10 1. Pengertian Pendampingan ..................................................................10 2. Ciri Khas Pendampingan ...................................................................11 3. Tujuan Pendampingan Anak ..............................................................12 B. Iman .........................................................................................................12 1. Pengertian Iman secara Umum ..........................................................12. xiii.

(14) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. Pengertian Iman Kristiani ..................................................................14 a. Iman sebagai Jawaban Manusia atas Wahyu Allah .....................14 b. Iman sebagai Penyerahan Diri Manusia kepada Allah ................15 C. Pendampingan Iman Anak (PIA) .............................................................16 1. Sejarah Pendampingan Iman Anak (PIA) ..........................................16 2. Kekhasan Dasar dan Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA).........18 a. Kekhasan Pendampingan Iman Anak (PIA) ................................18 b. Dasar Pendampingan Iman Anak (PIA) .......................................19 c. Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA) .....................................23 3. Ciri Khas Pendampingan Iman Anak (PIA) .....................................24 a. Santai ............................................................................................24 b. Mendalam .....................................................................................26 4. Peserta Pendampingan Iman Anak (PIA) .........................................27 5. Spiritualitas Pendamping PIA ............................................................27 a. Kerendahan Hati...........................................................................27 b. Beriman Dewasa ..........................................................................28 c. Kristosentris .................................................................................28 d. Keterbukaan .................................................................................28 e. Kerjasama dan Saling Melengkapi...............................................29 f. Mencintai Kitab Suci....................................................................29 g. Semangat Pelayanan dan Rela Berkorban....................................29 6. Macam-Macam Metode dalam PIA ...................................................30 a. Metode Ekspresi ...........................................................................30 b. Metode Populer ............................................................................30 c. Metode Dinamika Kelompok .......................................................31 d. Metode Diskusi ............................................................................31 e. Metode Eksploratif dan Simulatif ................................................31 f. Metode Naratif .............................................................................32 D. Sanggar Anak Bedono .............................................................................32 1. Arti, Latar Belakang, Dasar, Tujuan, Visi dan Misi Sanggar Anak Bedono .......................................................................32. xiv.

(15) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. a. Arti Sanggar Anak........................................................................32 b. Latar Belakang Sanggar Anak Paroki Bedono.............................33 c. Dasar Kegiatan Sanggar Anak Bedono ........................................33 d. Tujuan Sanggar Anak Bedono .....................................................35 e. Visi dan Misi Sanggar Anak Bedono ...........................................36 2. Metode Pendampingan Sanggar Anak Bedono .................................37 3. Sanggar Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono ......................38 a. Sanggar Anak Sadang ..................................................................38 b. Sanggar Anak Pelangi ..................................................................41 c. Sanggar Anak Krajan ...................................................................47 d. Sanggar Anak Paseduluran Bocah Losari (Pasbolo) ....................49 e. Sanggar Anak Piningit .................................................................53 f. Sanggar Anak Sodong ..................................................................54 g. Sanggar Anak Fransiskus, Ignatius dan Aloysius (Fransyola)/ Sanggar Anak Wawar ..................................................................61 h. Sanggar Anak Bocah Dlimas (Sanak Bomas) .............................62 4. Nilai-Nilai yang Diperjuangkan .........................................................63 a. Pengembangan Paguyuban Iman .................................................63 b. Toleransi Agama ..........................................................................63 c. Ekologi .........................................................................................64 d. Penguatan Seni Budaya Lokal .....................................................65 e. Tanggung Jawab sebagai Anggota Gereja ...................................65 f. Identitas Iman ...............................................................................66 g. Fleksibilitas Sanggar ....................................................................66 E. Sanggar Anak Bedono sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak ......67. BAB III. PERANAN SANGGAR ANAK SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO ..............................................................70 A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................70 B. Tujuan Penelitian .....................................................................................71 xv.

(16) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. C. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................72 D. Metode Penelitian ....................................................................................72 E. Instrumen Penelitian ................................................................................73 F. Responden Penelitian ...............................................................................73 G. Variabel Penelitian ...................................................................................74 H. Hasil dan Pembahasan Penelitian ............................................................80 1. Identitas Responden ...........................................................................80 2. Proses Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul ..................................................................................................82 3. Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono ....................................89 4. Faktor Pendukung dan Penghambat.................................................105 I. Rangkuman Hasil Penelitian ..................................................................112 J. Refleksi terhadap Hasil Penelitian .........................................................116. BAB IV.USULAN PROGRAM UNTUK PARA PENDAMPING SANGGAR ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO TENTANG PENGGUNAAN SANGGAR ANAK SEBAGAI ALTERNATIF PENDAMPINGAN IMAN ANAK .........122 A. Pengertian Program ...............................................................................122 B. Latar Belakang Program .......................................................................122 C. Tujuan Program ....................................................................................124 D. Usulan Program ....................................................................................124 E. Bentuk Program ....................................................................................126 F. Matriks Program ...................................................................................127 G. Satuan Persiapan Program ....................................................................131 1. Satuan Persiapan I ...........................................................................131 2. Satuan Persiapan II ..........................................................................138 3. Satuan Persiapan III .........................................................................146 4. Satuan Persiapan IV .........................................................................151. xvi.

(17) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB V. PENUTUP .............................................................................................158 A. Kesimpulan ...........................................................................................158 B. Saran ......................................................................................................161 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................163 LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Pelaksanaan Penelitian .............................. (1) Lampiran 2: Materi Formasio Iman Berjenjang................................................... (2) Lampiran 3: Materi Spiritualitas Pendamping Pendampingan Iman Anak ......... (5) Lampiran 4: Materi tentang Pedoman Menyelenggarakan Pendampingan Iman Anak Yang Mengacu dari Kitab Suci .................................... (8) Lampiran 5: Permainan Tradisional sebagai Media Pendampingan Iman Anak .............................................................................................. (13) Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian..................................................................... (29) Lampiran 7: Oray-Orayan .................................................................................. (36) Lampiran 8: Susunan Pengurus Sanggar Anak Pelangi ...................................... (37). xvii.

(18) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. DAFTAR SINGKATAN. A. Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2009.. B. Dokumen Resmi Gereja CT. : Catechesi Trandendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.. DV. : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965.. FC. Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II tentang Peranan Keluarga Kristen dalam dunia modern, 22 November 1981.. GE. : Gravissium Educationis, Deklarasi Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen, 18 November 1965.. KHK. : Kitab. Hukum. Kanonik. (Codex. Iuris. Canonici),. diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983. LG. : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, tanggal 21 November 1964.. xviii.

(19) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. C. Singkatan Lain Art. : Artikel. Bdk. : Bandingkan. BEDOSALUNG : Pertemuan OMK Paroki Bedono, Salatiga, dan Ungaran BIA. : Bina Iman Anak. BIAK. : Bina Iman Anak Katolik. Fransyola. : Sanggar Anak Fransiskus, Ignatius, dan Aloysisu. GMKA. : Goa Maria Kerep Ambarawa. Gracia. : Lingkungan Gregorius dan Cicilia. HUT RI. : Hari Ulang Tahun Republik Indonesia. IPPAK. : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. KBP. : Karya Bakti Paroki. Kokerma. : Komisi Kerasulan Mahasiswa. OMK. : Orang Muda Katolik. Pasbolo. : Paseduluran Bocah Losari. PIA. : Pendampingan Iman Anak. PIR. : Pendampingan Iman Remaja. PKK. : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. PT. : Perseroan Terbatas. SAGKI. : Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia. Sanak. : Sanggar Anak. Sanak Bomas. : Sanggar Anak Bocah Dlimas. SAS. : Sanggar Anak Sadang. xix.

(20) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. St.. : Santo atau Santa. SD. : Sekolah Dasar. SMP. : Sekolah Menengah Pertama. SLTA. : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas. xx.

(21) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Agama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia telah mendapat bagian yang penting demi menghasilkan karakter religius bagi anak didik sebagai penerus bangsa. Berbagai kurikulum dihasilkan demi perkembangan karakter positif dan membangun manusia yang berkualitas. Seperti pada kata pengantar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik II (2014: iii), beliau mengatakan jika agama bukanlah soal mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, tetapi mengetahui dan melakukannya seperti yang dikatakan dalam Yak. 2:26 “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan adalah mati”. Pendidikan formal juga mengupayakan dan mengambil peran penting untuk menjadikan manusia Indonesia yang beriman dan berbudaya. Dalam kerangka ini Gereja juga memberikan perwujudan dengan berbagai upaya untuk ikut serta mendidik dan memperkembangkan iman bagi umatnya lewat kegiatan menggereja,. katekese,. pastoral,. dan. berbagai. kegiatan. lainnya. demi. perkembangan kualitas hidup umatnya. Dalam proses beriman Gereja khususnya umat Keuskupan Agung Semarang mengambil langkah pendidikan iman bagi anak-anak lewat kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA). Upaya-upaya dari Lembaga Pendidikan Indonesia dan Gereja yang dilakukan pada zaman ini semakin dikuasai oleh isu globalisasi yang ditandai. 1.

(22) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2. dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, yang membawa dampak positif maupun negatif. Secara positif dampak perkembangan teknologi begitu menguntungkan manusia di mana manusia dapat berkomunikasi, bekerja, beraktivitas, dan mengembangkan persaudaraan semakin luas tanpa terhalang ruang dan waktu. Tetapi globalisasi juga membawa manusia pada budaya konsumerisme dan hedonisme. Menurut Mgr. Ignatius Suharyo (2009: 12), “budaya konsumerisme atau masyarakat konsumtif adalah masyarakat yang membeli secara berlebihan, bukan membeli hal-hal yang perlu saja untuk hidup dan tidak pernah bisa mengatakan cukup”. Budaya ini juga berimbas kepada kualitas hidup manusia dimana manusia tidak lagi mengembangkan kreativitas hidupnya dan seringkali terjebak dengan ketergantungan kepada barang-barang duniawi untuk mengejar hidup yang modern. Budaya konsumtif yang terjadi di masyarakat luas tidak dapat terhindarkan. Masyarakat khususnya dalam keluarga zaman sekarang semakin mengejar ekonomi yang melimpah dan akhirnya seringkali harus mengorbankan kebersamaan dengan anak-anak. Dengan memberikan fasilitas yang modern dan menuruti kemauan anak orang tua merasa telah mendidik anaknya dengan baik. Keprihatinan yang seringkali menimpa masyarakat luas adalah bahwa anakanak seringkali mendapat fasilitas media elektronik yang sebenarnya belum mereka butuhkan, seperti halnya telepon genggam canggih, play station, laptop dengan fasilitas mengakses internet, serta alat-alat permainan impor. Semua fasilitas media elektronik itu tentu dapat mengubah karakter anak menjadi anak yang merasa bisa hidup tanpa orang lain, dan lebih asyik untuk hidup sendiri..

(23) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 3. Karakter ini akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang asosial. Ancaman yang berdampak negatif lainnya yaitu bahwa anak-anak ikut dalam menghayati ideologi konsumerisme yang akan mematikan kreativitas hidup anak karena bergantung pada barang-barang hasil membeli dan merasa tidak bahagia jika tidak mempunyai barang-barang yang diinginkannya. Kebahagiaan anak dengan mudah dihancurkan oleh pengaruh media elektronik yang telah merasuki hidup anak yang membuat ajaran tentang iman yang disampaikan oleh Gereja kepada mereka tidak lagi diterima sebab hati dan kebahagiaan mereka tidak lagi tertuju pada Yesus Kristus, melainkan pada pesona media elektronik yang menggerakkan hati mereka (Babin, 1991: 29-30). Hidup. konsumtif. menurut. kacamata. ekonomi,. berarti. masyarakat. dikendalikan dan dikontruksi secara sengaja supaya mengikuti perkembangan ekonomi. Iklan sebagai salah satu contoh pembuat budaya konsumtif dan membuat manusia seringkali kurang memperhatikan apa yang penting dalam kebutuhan hidupnya, dan mengikuti iklan sebagai satu-satunya kebutuhan hidupnya. Dilihat dari sisi psikologi, dengan adanya budaya konsumtif masyarakat akan suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain, keinginan untuk mendapatkan kompensasi, dan adanya kecenderungan untuk memamerkan keberhasilan ekonominya sebagai bentuk kelayakan hidup. Secara moral Kristiani budaya konsumtif telah mempersempit hidup yang bahagia karena iman. Masyarakat menjadi lebih mementingkan dan mencari hidup dengan kesenangan. Kegiatan pengembangan iman menjadi tidak membawa seseorang pada kesenangan, tetapi lewat apa yang dibelanjakanlah manusia merasakan.

(24) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 4. senang. Dengan memiliki segala-galanya, memperoleh segala-galanya atau membeli segala-galanya manusia merasa kebahagiaannya telah tercapai (Iswarahadi, 2013: 96). Menurut Mgr. Ignatius Suharyo, (2009: 155), konsumerisme itu terbatas pada kesenangan, bukan kebahagiaan. Kesenangan itu berciri sesaat, dan dalam hal ini amat egois tanpa ada unsur sosial sedikit pun. Sementara kebahagiaan mengandaikan relasi yang harmonis dengan Allah, sesama, dan alam ciptaan, dan kebahagiaan itu lestari. Gereja tidak boleh tinggal diam dengan keadaan ini. Dalam hal ini Keuskupan Agung Semarang mencoba mengupayakan pemeliharaan hidup anakanak dengan mengembangkan komunitas atau paguyuban bagi anak-anak. Paguyuban itu sering disebut Pendampingan Iman Anak atau Sekolah Minggu. Tujuan dari kegiatan ini secara sederhana adalah untuk menjaga kebahagiaan anak-anak, bukan untuk mencari kesenangan belaka. Anak-anak yang bahagia adalah anak-anak yang beriman. Upaya ini sebagai kelanjutan dari hidup beriman anak-anak setelah belajar di sekolah. Akan tetapi jika perkembangan zaman yang semakin pesat dan budaya konsumerisme semakin merajalela, PIA tentu tidak bisa dilakukan hanya setiap hari Minggu. Perlu dilakukan pengembangan kegiatan PIA yang dapat mengubah karakter anak-anak dari budaya konsumtif ke budaya kreatif. Cara pendampingan iman untuk anak-anak pada zaman sekarang memerlukan pendekatan lain, bukan dengan. pengajaran,. melainkan. dengan. cara. partisipasi. dan. immersion. (penenggelaman atau pelibatan total pada kegiatan bersama dalam suasana yang.

(25) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 5. menyenangkan) (Iswarahadi, 2013: 88). Gereja perlu mencari alternatif baru untuk mendidik iman anak supaya tidak terancam dengan budaya global negatif. Alternatif Pendampingan Iman Anak sejauh penulis temukan dalam pengalaman Karya Bakti Paroki di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono selama 50 hari adalah Sanggar Anak Bedono. Tujuan dari sanggar anak ini sebagai usaha melawan budaya-budaya negatif yang muncul setelah adanya globalisasi. sanggar anak berarti tempat untuk berkegiatan bagi anak-anak. Dalam kerangka ini sanggar anak menjadi gerakan dari umat Paroki Santo Thomas Rasul Bedono sebagai upaya meningkatkan Pendampingan Iman Anak yang dirasa kurang jika hanya dilakukan satu kali dalam seminggu. Dari keprihatinan ini penulis mencoba mendalami alternatif pendampingan iman anak yang relevan dan signifikan bagi Gereja. Dalam kesempatan penulisan ini penulis hendak memaparkan “Peranan Sanggar Anak sebagai Alternatif Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono”.. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dikaji lewat penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan “Sanggar Anak” dan urgensinya bagi Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono? 2. Bagaimana peranan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono?.

(26) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 6. 3. Apa yang dapat dilakukan melalui sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak?. C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. 2. Untuk mengetahui sejauh mana sanggar anak dapat menjadi alternatif pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. 3. Sebagai. upaya. mengembangkan. sanggar. anak. sebagai. alternatif. pendampingan iman anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono.. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi anak: a. Anak dapat semakin tergerak untuk mengikuti pendampingan iman anak dalam sanggar. b. Anak disadarkan jika sanggar mempunyai peran penting bagi perubahan karakter hidupnya. 2. Bagi pendamping sanggar: Semakin bersemangat dan kreatif dalam mengembangkan kegiatan sanggar sebagai upaya mendewasakan pribadi anak yang beriman dan berkualitas..

(27) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 7. 3. Bagi orang tua: Sebagai dorongan semangat bagi orang tua supaya semakin aktif dalam mendidik anak dan sebagai penyadaran jika peranan sanggar sangat penting bagi kehidupan anaknya. 4. Bagi penulis: Dapat mengetahui secara lebih mendalam bahwa sanggar anak mampu berperan membawa anak mempunyai iman yang kokoh. Dengan penulisan ini penulis semakin tersadarkan akan pentingnya alternatif pendampingan iman yang kontekstual bagi Gereja. 5. Bagi Universitas Sanata Dharma: Sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut.. E. Metode Penulisan Metode penulisan yang akan digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah deskripsi analisis. Deskripsi analisis adalah metode yang menggambarkan dan menganalisis data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data yang valid penulis akan terjun langsung dalam kegiatan sanggar anak sebagai subyek penelitian. Umar (1998: 81) mengutip pandangan dari Travers, yakni: “metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu”. Penelitian deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang terjadi.

(28) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 8. saat ini, menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu persatu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment). Penelitian deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106). Pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah kuesioner langsung. Kuesioner tersebut akan ditujukan bagi para pendamping, anak, dan orang tua sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Menurut Sutrisno Hadi, kuesioner langsung terjadi apabila pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai pendapat atau keyakinannya (2004: 178). Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif dan responden adalah subyek yang mengetahui proses pendampingan iman anak dalam sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono. Artinya apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya (Sutrisno Hadi, 2004: 79).. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini, penulis menyusun karya ilmiah ini melalui beberapa tahapan, yakni: Bab I. Penulisan Bab I berisi uraian tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.. Bab II. Penulisan Bab II berisi paparan tentang pengertian pendampingan, pengertian iman, Pendampingan Iman Anak (PIA) yang meliputi.

(29) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 9. dasar-dasar, sejarah, peserta, dan pendamping, metode PIA, selain penguraian tentang PIA penulis juga memaparkan pengertian sanggar anak, penulis akan memaparkan pula beberapa hal antara lain meliputi pengertian sanggar anak, latar belakang sanggar anak, tujuan. sanggar. anak,. kekhasan. sanggar. anak,. metode. pendampingan sanggar, berbagai kegiatan sanggar anak, dan sanggar anak sebagai alternatif PIA. Bab III. Pada bab III penulis memaparkan metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, teknik analisis data dan uji hipotesis. Hal ini diperlukan supaya instrumen valid dan data yang didapat akurat serta terpercaya.. Bab IV. Pada bab IV penulis memaparkan usulan program bagi para pendamping sanggar anak di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono tentang penggunaan sanggar anak sebagai alternatif pendampingan iman anak yang meliputi pengertian program, latar belakang program, tujuan program, usulan program, bentuk program, matriks program, dan satuan persiapan program.. Bab V. Penulisan pada Bab V berisikan kesimpulan dan saran..

(30) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. BAB II PENDAMPINGAN IMAN ANAK DENGAN SANGGAR ANAK DI PAROKI SANTO THOMAS RASUL BEDONO. Bab II berisi paparan mengenai pengertian pendampingan, pengertian iman, Pendampingan Iman Anak (PIA) yang meliputi dasar-dasar, sejarah, peserta, dan pendamping, metode PIA, selain penguraian tentang PIA penulis juga memaparkan pengertian sanggar anak. Penulis akan memaparkan pula beberapa hal antara lain meliputi latar belakang Sanggar Anak Bedono, tujuan Sanggar Anak Bedono, kekhasan Sanggar Anak Bedono, metode pendampingan sanggar anak, nilai-nilai yang diperjuangkan oleh sanggar anak, berbagai kegiatan sanggar anak, dan sanggar anak sebagai alternatif PIA. A. Pendampingan 1.. Pengertian Pendampingan Menurut Aart van Beek (2001: 9) istilah pendampingan berasal dari kata. kerja “mendampingi”. Mendampingi merupakan suatu kegiatan menolong orang lain yang karena suatu sebab perlu didampingi. Orang yang melakukan kegiatan “mendampingi” disebut sebagai “pendamping”. Antara yang didampingi dan pendamping terjadi suatu interaksi sejajar dan atau relasi timbal balik. Pihak yang paling bertanggung jawab (sejauh mungkin sesuai dengan kemampuan) adalah pihak yang didampingi. Dengan demikian, istilah pendampingan memiliki arti kegiatan kemitraan, bahu membahu, menemani, membagi/berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan. Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendampingan merupakan proses kegiatan antara pendamping dengan yang didampingi dan terjadi suatu interaksi sejajar dan atau relasi timbal balik 10.

(31) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. sebagai. wujud. dari. kegiatan. kemitraan,. bahu. membahu,. 11. menemani,. membagi/berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan.. 2. Ciri Khas Pendampingan Ciri. khas. pendampingan. terlihat. dari. bentuknya.. Bentuk. dari. pendampingan adalah informal. Mangunhardjana (1986: 48) menjelaskan bahwa pendampingan itu dijalankan di luar jalur pendidikan formal. Jangkauan pendampingan mencakup bidang pribadi, kerja sama, dan peran dalam masyarakat. Segi-seginya meliputi pengetahuan, kecakapan, sikap, perbuatan dan perilaku. Mangunhardjana juga menegaskan jika pendampingan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuannya daripada pendidikan jalur formal, karena pendampingan menjadi pelengkap dari pendidikan formal, mulai dari materi dan program, bentuk, metode, teknik dan sistem evaluasinya. Dalam pendampingan terdiri dari pendamping dan yang didampingi. Pendamping mempunyai ciri khas bahwa orang lain atau yang didampingi merupakan pribadi yang bebas dan berdiri sendiri. Peserta pendampingan bukanlah penerima yang pasif yang dapat menerima materi dan menelan mentahmentah apa yang diberikan oleh pendamping. Oleh karena itu pendamping harus dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan kekeluargaan, sehingga tercipta kesejajaran antara pendamping dan peserta. Kesejajaran berarti tidak ada atasan dan bawahan, sehingga terjadi kesetaraan, kerjasama, dan kebersamaan yang harmonis antara pendamping dan yang didampingi. Pendamping merupakan alat yang dapat menolong peserta dalam mengembangkan potensi mereka,.

(32) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 12. sehingga orang lain tumbuh dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya (Mayerof, 1993: 53).. 3. Tujuan Pendampingan Anak Pendampingan kaum muda bertujuan untuk membantu kaum muda mendapatkan ilmu, pengetahuan, informasi, kecakapan, sikap, perbuatan, perilaku, hidup memadahi dalam segi-segi pokok yang berhubungan dengan hidup pribadi, kebersamaan dengan orang lain, dan peran mereka dalam masyarakat, bangsa dan dunia (Mangunhardjana, 1986: 26). Pendampingan pada dasarnya membantu seseorang untuk memperoleh sesuatu yang positif atau meningkatkan kualitas pribadinya seperti 1) menambah pengetahuan, 2) meningkatkan kecakapan, 3) peningkatan dalam segi sikap, 4) perilaku ke arah yang lebih baik, dan 5) meningkatkan kebersamaan dan relasi dengan teman-teman yang mengikuti pendampingan. Kebersamaan dan relasi ini akan membuat seseorang mudah bergaul dan tidak minder untuk berteman, sehingga pada pergaulan yang lebih luas nanti mereka sudah tidak canggung lagi (Mangunhardjana, 1986: 26-27).. B. Iman 1. Pengertian Iman Secara Umum Menurut Amalorpavadas (1972: 17) iman adalah pertemuan pribadi yang mendalam dengan Allah yang hidup, dimana manusia menyerahkan diri dengan penuh cinta kepadaNya. Dengan demikian iman pertama-tama merupakan suatu.

(33) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 13. peristiwa hubungan atau perjumpaan secara pribadi antara manusia dengan Allah. Jadi dapat dikatakan bahwa iman merupakan pertemuan pribadi yang mendalam dengan Allah yang hidup dimana terjadi suatu penerimaan akan kehadiran Allah dan penyerahan diri seutuhnya kepada kehendak Allah atas hidup kita. Telaumbanua mengatakan bahwa seorang beriman adalah: “Orang yang menerima dan mau tunduk serta berserah kepada Allah, mempercayakan diri sungguh kepada Allah, menerima bahwa Allah adalah kebenaran, menaruh sandaran kepadaNya dan bukan dirinya sendiri, dan dengan demikian menjadi teguh dan benar oleh karena keteguhan dan kebenaran Allah” (1999: 44).. Penulis dapat menyimpulkan bahwa beriman berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah dan menanggapi akan kasih Allah serta menerima. bahwa. Allah. adalah. kebenaran.. Dengan. demikian. beriman. membutuhkan sikap dari seseorang untuk mau menanggapi kehadiran Allah dan menyerahkan dirinya secara penuh kepada Allah. Simpulan dari penulis didukung dengan tulisan dalam Buku dan Referensi Iman Katolik (KWI, 1996: 129), “Dalam iman manusia menyadari dan mengakui bahwa Allah yang tak-terbatas berkenan memasuki hidup manusia yang serba terbatas, menyapa dan memanggilnya. Iman berarti jawaban atas panggilan Allah, penyerahan pribadi kepada Allah yang menjumpai manusia secara pribadi juga”..

(34) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 2.. 14. Pengertian Iman Kristiani Secara umum iman dimengerti sebagai jawaban manusia terhadap wahyu. Allah, dalam iman kristiani telah dinyatakan lewat pewahyuan Allah dalam diri Yesus Kristus. Iman dalam pengertian Kristiani adalah sebagai berikut: a. Iman sebagai Jawaban Manusia atas Wahyu Allah Sejauh dilihat dari pihak Allah yang menjumpai dan memberikan Diri kepada manusia, wahyu merupakan pertemuan Allah dan manusia. Dilihat dari pihak manusia yang menanggapi wahyu, manusia yang menanggapi wahyu dan menyerahkan diri kepada Allah, iman adalah pertemuan yang sama. Allah mewahyukan diri-Nya kepada manusia lewat perjalanan sejarah melalui perantaraan para nabi. Setelah berkali-kali mengalami kegagalan, akhirnya Allah mengutus Putra-Nya (Dei Verbum: art 4). Beberapa uraian dari Kitab Suci, iman sebagai wahyu dijelaskan dalam Surat Ibrani 1:2, “Pada zaman akhir ini Allah telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Dia yang adalah Anak-Nya”. Dalam diri Yesus pewahyuan Allah mencapai puncak keakraban dan kedekatannya. Musa mengatakan, “Bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepada-nya seperti Tuhan, Allah kita, dekat pada kita setiap kali kita memanggil kepada-Nya?” (Ul. 4:7). Surat Ibrani 10:1 mengatakan jika “dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang”. Kesempurnaan dan kepenuhan wahyu datang dalam Yesus Kristus, yang tidak hanya “menyampaikan firman Allah” (Yoh 3:34), tetapi adalah “Firman Allah” sendiri (Yoh. 1:1; Why. 19:3). Dalam diri Yesus Allah memberikan diri secara penuh kepada manusia. Oleh sebab itu.

(35) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 15. Yesus adalah wahyu Allah yang penuh dan menentukan (Iman Katolik, 1996: 127). Penjelasan di atas menegaskan bahwa wahyu Allah terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Umat Kristiani mengartikan bahwa menjawab wahyu Allah berarti menjawab panggilan dari Yesus Kristus. Percaya kepada Yesus merupakan iman yang utuh dalam sejarah keselamatan. Keselamatan itu tidak lain dari kesatuan Allah dengan manusia dan terlaksana dengan sepenuhnya dalam diri Yesus Kristus. Dalam Yohanes 14:9, Yesus mewahyukan diri-Nya dalam Allah bahwa “Barang siapa melihat Aku, ia melihat Bapa”. Yesus adalah Bapa yang hidup dan berkenan menjadi manusia. Sikap yang harus dibangun manusia untuk menjawab wahyu Allah ialah seperti ajaran Paulus tentang “ketaatan iman” (Rom. 1;5; 16:26). Tekanan ada pada ketaatan iman secara penuh, sebab hanya iman seperti itu dapat menjadi jawaban wajar terhadap wahyu Allah.. b. Iman sebagai Penyerahan Diri Manusia kepada Allah Konsili Vatikan II menyatakan bahwa Allah mewahyukan diri-Nya kepada manusia dengan maksud menampakkan dan membuka diri-Nya sendiri serta kehendak-Nya untuk menyelamatkan manusia (DV: art 6). Karena cinta-Nya yang begitu dalam akan umat manusia maka Allah mengutus putra-Nya yaitu Yesus Kristus sebagai pemenuhan janji Allah untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam Injil Yesus bersabda bahwa “Siapa yang percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:36). Oleh sebab itu komitmen manusia untuk percaya.

(36) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 16. bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup merupakan bentuk penyerahan diri yang memberikan banyak karunia dan keselamatan. Manusia yang berkomitmen untuk dibabtis dan mengikuti iman Katolik dengan sepenuh hati merupakan tindakan penyerahan diri manusia kepada Allah yang harus senantiasa dipupuk sejak usia dini. Anak-anak adalah masa depan Gereja. Jika mereka sudah mengenal Yesus sejak dini, pada saat dewasa nanti mereka akan menjadi orang katolik yang militan untuk membangun dan mengembangkan Gereja.. C. Pendampingan Iman Anak (PIA) 1.. Sejarah Pendampingan Iman Anak (PIA) PIA merupakan singkatan dari pendampingan iman anak yang juga biasa. disebut Sekolah Minggu. Kata “Sekolah Minggu” berasal dari bahasa Inggris “Sunday School” (Sunday: Hari pertama dalam minggu, hari istirahat, dan hari ibadah bagi orang Kristen; School: lembaga formal yang menangani pendidikan). “Sunday School” merupakan suatu kegiatan yang dihadiri oleh anak-anak dan pelaksanaannya berlangsung di gereja dengan tujuan untuk mengikuti pelajaran agama (Pusat Kateketik, 2002: 12). Sekolah Minggu pertama kali diadakan oleh Robet Raikes yang lahir di Inggris pada tanggal 14 September 1735. Dalam kesehariannya Raikes suka menolong orang-orang yang miskin dan orang di penjara. Ia mengupayakan dana untuk menolong orang-orang yang ada di penjara agar mereka mendapatkan.

(37) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 17. peningkatan kondisi kesehatan, dan perlakuan lebih manusiawi. Dia juga mengadakan pembinaan bagi para napi (Kadarmanto, 2005: 26). Raikes melihat bahwa tindak kejahatan terjadi karena rendahnya pendidikan. Saat itu sekolah yang tersedia hanya diperuntukkan bagi mereka yang mempunyai dana besar untuk biaya sekolah. Anak-anak yang tidak berpendidikan karena tidak mampu bersekolah akhirnya menjadi liar, bertindak semaunya, dan melakukan tindakan kejahatan. Sedangkan orang tua harus bekerja selama 6 hari dalam seminggu, dan hanya memiliki libur pada hari Minggu sehingga pengawasan, perhatian, serta pendidikan bagi anak-anak kurang begitu diperhatikan. Melihat kondisi yang terjadi, Raikes merasa prihatin dan mencoba untuk mengumpulkan anak-anak miskin khususnya mereka yang tidak bersekolah pada hari Minggu. Raikes mengumpulkan anak-anak di gereja dan mengajarkan kepada mereka berbagai hal, salah satunya adalah pelajaran agama selain itu Raikes juga mengajarkan anak-anak untuk menulis dan membaca. Dengan apa yang dilakukan oleh Raikes, banyak orang tertarik dan mendukung usahanya. Selain itu Raikes juga menggunakan rumahnya sebagai tempat belajar dan Raikes juga mencari seorang guru wanita untuk mengajar anak-anak itu pada hari Minggu. Sekolah Minggu terus berjalan dan tiga tahun kemudian di berbagai tempat juga diadakan Sekolah Minggu lain dengan model yang sama seperti dilakukan oleh Raikes. Bertahun-tahun kemudian kegiatan ini berkembang menjadi sekolah yang dilakukan setiap hari dengan cuma-cuma bagi anak-anak miskin (Kadarmanto, 2005: 26-27)..

(38) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 18. Bertolak dari pengalaman tersebut, Gereja Katolik juga terlibat mengembangkan pelayanan iman bagi anak-anak. Pelayanan iman yang dikenal juga bernama Sekolah Minggu. Tahun 1972 dikembangkan lebih lanjut dengan pertemuan rutin sekelompok anak-anak, dengan kegiatan berdoa, bernyanyi, dan bermain bersama. Istilah yang dipakai di berbagai keuskupan dan paroki pun berbeda-beda, ada yang mengistilahkan Sekolah Minggu, Pendampingan Iman Anak (PIA), Bina Iman Anak (BIA), Bina Iman Anak Katolik (BIAK) dan sebagainya (Prasetya, 2008: 7). Dalam penulisan ini Paroki Santo Thomas Rasul Bedono mengistilahkan pendampingan iman bagi anak-anak dengan sebuatan Sanggar Anak.. 2.. Kekhasan Dasar dan Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA). a.. Kekhasan Pendampingan Iman Anak (PIA) Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah salah satu bentuk pendampingan. yang dilakukan untuk membimbing dan mengembangkan hidup anak, terutama dalam iman. Anak-anak yang mengikuti kegiatan PIA pada umumnya berusia antara 5-13 tahun, dan diikuti oleh anak-anak beragama Katolik baik yang sudah maupun belum dibabtis. Pelaksanaan Pendampingan Iman Anak biasanya dilaksanakan pada hari Minggu. Ini dikarenakan pada hari Minggu sekolah libur dan anak-anak bisa mengikuti kegiatan PIA secara lebih efektif. Lama waktu pendampingan biasanya antara satu sampai dua jam..

(39) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 19. b. Dasar Pendampingan Iman Anak (PIA) Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah suatu bentuk usaha untuk membantu mengembangkan iman anak melalui pendampingan informal. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam pengembangan iman anak. Dalam “Gereja Keluarga” anak mendapatkan pewartaan iman awal dan mengembangkan panggilan rohani mereka (bdk. LG 11). Bahkan dalam keluarga itu bukan hanya orang tua yang bertugas mewartakan Injil kepada anaknya, tetapi orang tua pun mendapat pewartaan dalam anak (Nota Pastoral, 2008: 36). Tidak dapat dipungkiri bahwa zaman yang semakin maju membuat keluarga harus memenuhi tuntutan ekonomi dan memaksa orang tua harus bekerja lebih keras. Akibatnya anak menjadi kurang terdampingi. Hal ini diperkuat oleh survei yang dilakukan oleh Keuskupan Agung Semarang tahun 2005 bahwa banyak orang tua menghabiskan waktunya untuk bekerja sehingga anak kurang terdampingi. Gereja melihat bahwa kehidupan kaum muda dan anak-anak sangat memprihatinkan. Hal ini mendorong Gereja membentuk kelompok untuk memberikan pendampingan iman bagi anak-anak, sehingga iman dalam diri anakanak semakin diperkuat. Pendampingan ini sangat menentukan kehidupan anak di masa depan, baik yang menyangkut kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan beriman, maupun panggilan hidupnya. Berikut adalah dasar-dasar pentingnya pendampingan bagi anak-anak sebagai upaya menganalisis pentingnya peran orang tua terhadap pendampingan..

(40) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 20. 1) Dasar Kitab Suci Yesus mengajar semua orang dengan mengatakan bahwa anak-anak adalah gambaran dari Kerajaan Surga. Yesus secara tegas memberikan pandangan-Nya mengenai anak-anak dan anak-anak harusnya diberikan kesempatan untuk selalu dekat dengan Tuhan. Perikop dalam Injil Lukas 18:15-17 mengatakan, “Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya ia menjamah mereka. Melihat itu muridmurid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: “Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barang siapa tidak menyambut kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”. Sabda Yesus ini menunjukkan bahwa anak-anak mendapat tempat di hati Yesus. Anak-anak tidak hanya diundang untuk datang kepada Yesus, tetapi bahkan dijadikan model bagi mereka yang menanggapi pewartaan Yesus. Teks tersebut juga menjadi dasar ajaran Yesus untuk anak-anak. Yesus sangat menekankan bahwa semua murid-Nya wajib untuk memberikan jalan dan petunjuk yang benar bagi anak-anak. Dalam teks yang lain Tuhan Yesus juga menerima lima roti dan dua ikan dari seorang anak (Yoh. 6:1-15). Anak-anak adalah pribadi yang mempunyai hati untuk berbagi secara tulus. Dengan pendampingan yang maksimal keutuhan pribadinya juga akan maksimal. Jika anak-anak selalu dilatih sejak dini pasti anak “makin bertambah besar dan bertambah hikmat dan besar, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk. 2:52)..

(41) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 21. 2) Dasar Dokumen Gereja Konsili Vatikan II khususnya dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani menyatakan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia untuk mendidik putra-putri mereka, termasuk pendidikan iman, dan mereka sendiri adalah pendidik pertama dan utama bagi putra-putri mereka. Diakui pula bahwa tugas ini membutuhkan bantuan masyarakat dan jemaat beriman. Di samping orang tua, orang lain pun dapat menolongnya, demikian pula Gereja. Deklarasi tentang Pendidikan Iman Kristiani, artikel 3 menyatakan bahwa tugas mendidik juga ada pada Gereja, bukan saja karena Gereja dianggap oleh masyarakat sebagai instansi (kelompok) yang mampu mendidik, akan tetapi bahwa Gereja wajib mewartakan. jalan. keselamatan. bagi. semua. orang,. sehingga. makin. memperkenalkan Kristus kepada semua orang (GE: art 3). Saatnya kemampuan kanak-kanak ditampung ke dalam hubungan yang hidup dengan Allah. Itu adalah karya yang sangat penting. Oleh karena itu karya itu memerlukan kasih yang besar dan sikap hormat yang mendalam terhadap anak-anak yang berhak atas penyajian iman Kristen yang sederhana sekali dan benar (Catechesi Tradendae art 36). Dokumen Catechesi Tradendae di atas menegaskan bahwa pendidikan iman bagi anak sangatlah penting. Pendidikan iman bagi anak perlu dilakukan supaya anak mampu mengenal dan menghidupi Allah sejak dini. Penyajian pendampingan iman untuk anak-anak haruslah dengan bahasa yang sederhana dan benar. Hal ini dimaksudkan supaya anak mudah menangkap makna dari ajaran.

(42) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 22. Iman Kristiani. Penyajian iman secara konkrit perlu diusahakan di dalam kegiatan pendampingan.. 3) Dasar Teologis Pendampingan Iman Anak (PIA) juga didasarkan pada ajaran-ajaran Gereja yang mendasari iman kristiani. Secara dogmatis iman kristiani mengakui bahwa beriman merupakan hubungan pribadi dengan Allah. Relasi pribadi tersebut merupakan tanggapan manusia terhadap Wahyu Allah yang telah dilaksanakan oleh Allah sendiri lewat sejarah. Karya pewahyuan Allah ini diwujudnyatakan melalui pribadi Yesus yang menjelma sebagai manusia sebagai pemenuhan janji Allah kepada umat-Nya (Dei Verbum: art 4).. 4) Dasar Psikologis Pendidikan anak-anak di segala bidang kehidupan, khususnya pendidikan iman, sebaiknya dilakukan sejak dini. Hal ini sangat penting dan mendesak untuk dipikirkan dan dilakukan. Pendidikan iman sejak usia dini ini sangat menentukan keberadaan dan kehidupan anak-anak di masa depan, baik yang menyangkut kepribadian hidupnya, kehidupan sosial, kehidupan beriman, maupun panggilan hidupnya (Prasetya, 2008: 17). Uraian Prasetya menjadi simpulan bagi penulis bahwa pendidikan iman sejak usia dini sangat penting dan mendesak untuk diperhatikan dan dilakukan baik oleh Gereja maupun orang tua, karena berkaitan erat dengan kepribadian anak di masa depan. Dengan pendidikan iman usia dini anak-anak akan menjadi.

(43) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 23. pribadi yang utuh dan tangguh menghadapi aneka tantangan kehidupan seharihari. Mereka akan mempunyai iman yang mendalam untuk mencintai Yesus Kristus dan Gereja-Nya.. c. Tujuan Pendampingan Iman Anak (PIA) Orang Kristiani yang telah dilahirkan kembali dari air dan roh adalah putraputri Allah. Oleh karena itu mereka berhak menerima pendidikan Kristiani. Pendidikan Kristiani bertujuan untuk mematangkan pribadi manusia, yaitu menjadi manusia sempurna sesuai dengan kepenuhan Kristus (bdk. Ef. 4:13). Konsili Vatikan II juga mengingatkan agar semua orang beriman memperoleh pendidikan Kristiani, terutama anak muda yang merupakan harapan Gereja (Sugiarti, 1999: 17). Sudah sewajarnya bahwa manusia menyadari tugas mereka dalam mendidik putra-putri mereka. Keluarga Kristiani perlu menciptakan keluarga yang dijiwai cinta kasih terhadap Allah dan sesama, menciptakan suasana supaya setiap anggota keluarga menyembah Allah sesuai iman yang diterima pada waktu pembaptisan (bdk. Yoh. 4:23). Dalam Deklarasi tentang Pendidikan Kristiani Konsili Vatikan II menegaskan bahwa para orang tua mengemban tugas mulia untuk mendidik putra-putri mereka, termasuk dalam pendidikan iman sesuai yang diucapkan dalam janji perkawinan, karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi putra-putri mereka. Diakui bahwa orang tua membutuhkan bantuan orang lain untuk mendidik anak-anak mereka. Demikian juga Gereja. Deklarasi tentang Pendidikan Iman Kristiani artikel 3 menyatakan, bahwa tugas mendidik.

(44) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 24. juga ada pada Gereja, karena Gereja wajib menuturkan jalan keselamatan bagi semua orang, dan makin memperkenalkan Yesus sebagai jalan kebenaran dan hidup kepada semua orang. Menanggapi hal ini kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) ingin membantu orang tua kristiani dalam usaha mendampingi anakanak yang sedang berkembang menuju masa remaja, di dalam iman dan di dalam kepribadian mereka (Sugiarti, 1999: 17).. 3. Ciri Khas Pendampingan Iman Anak (PIA) Kegiatan Pendampingan Iman Anak memiliki ciri-ciri yang berbeda dari sekolah formal. Perbedaan ini lebih pada suasana yang diciptakan dalam kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA). Suasana yang dimaksud adalah santai namun mendalam. a.. Santai. 1) Gembira Suasana gembira melekat pada sifat anak-anak bila mereka berkumpul. Di mana anak-anak berkumpul di situlah kegembiraan muncul. Pendampingan Iman Anak (PIA) perlu menyenangkan, menggembirakan, menarik, sehingga anak-anak merasa krasan dan selalu ingin berkumpul lagi dengan teman-temannya dalam suasana yang menggembirakan. Oleh karena itu pendamping perlu berusaha supaya pendampingan menjadi menarik dan tidak membosankan. Tindakan membangun suasana gembira dapat dilakukan dengan mengajak anak-anak untuk menyanyi bersama, bermain bersama, mendengarkan cerita, berdoa bersama, dll..

(45) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 25. Dengan demikian PIA menjadi semakin menggembirakan dan warta gembira Yesus Kristus semakin tersampaikan dalam kegiatan PIA (Sugiarti, 1999: 19).. 2) Bebas Kebebasan merupakan unsur terpenting untuk beriman. Oleh karena itu suasana yang membebaskan perlu diterapkan dalam Pendampingan Iman Anak (PIA). Unsur keterpaksaan perlu dibuang jauh-jauh. Jika di sekolah anak-anak selalu merasa diabsen dan dituntut untuk selalu datang ke sekolah, dalam PIA anak-anak perlu merasa bahwa kehadiran mereka tidak terpaksa (karena diabsen atau takut dihukum), melainkan karena mereka dengan senang hati hadir dalam PIA tersebut. Dengan suasana demikian anak dijauhkan dari suasana gelisah karena takut akan ujian, absensi, dan nilai. Memang hal tersebut ada maknanya sendiri dalam lingkup sekolah, namun di dalam kelompok PIA bukan pada tempatnya. Pengikat pada kelompok PIA hendaknya adalah suasana yang menyenangkan, simpatiknya pembina, dan suasana kebebasan yang dapat dirasakan (Sugiarti, 1999: 19).. 3) Bermain Pertemuan – pertemuan di dalam kelompok Pendampingan Iman Anak (PIA) tentu perlu memperhatikan unsur bermain. Anak umur 4-10 tahun senang sekali bermain-main. Kehidupan mereka tidak dapat dipisahkan dari bermain. Bermain merupakan aktivitas yang mendatangkan rasa puas, dengan kegiatan.

(46) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 26. bermain kreativitas juga berkembang, sosialisasi meningkat, dan wawasan menjadi lebih luas (Sugiarti, 1999: 19).. b. Mendalam 1) Berpola pada Yesus Kristus Yesus Kristus merupakan pusat kehidupan bagi orang Kristiani. Oleh karena itu dalam usaha pembinaan iman dan pengembangan iman harus senantiasa berpusat pada Yesus Kristus. Bisa diartikan bahwa pendampingan iman anak dilaksanakan atas dasar Yesus Kristus dan mengajak semua anak yang didampingi untuk semakin beriman kepada-Nya (Pusat Kateketik, 2002: 16).. 2) Menjemaat Dalam kegiatan pendampingan PIA anak-anak dilatih untuk belajar dan saling berkomunikasi dengan teman-temannya. Dengan kebiasaan yang demikian, anak terbiasa hidup bersama dengan jemaat. Pengalaman ini diharapkan dapat menumbuhkan minat mereka terhadap lingkungan Gereja dan masyarakat di mana seorang anak tinggal (Pusat Kateketik, 2002: 16).. 3) Terbuka Kegiatan Pendampingan Iman Anak (PIA) berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan bagi peserta PIA. Keterbukaan dalam PIA nampak dari situasi pesertanya. PIA tidak hanya terbatas pada anak yang sudah dibaptis,.

(47) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 27. melainkan terbuka bagi anak-anak yang belum dibaptis pula (Pusat Kateketik, 2002: 16).. 4. Peserta Pendampingan Iman Anak (PIA) Menurut Sugiarti (1999: 22) peserta Pendampingan Iman Anak (PIA) biasanya adalah anak-anak berumur 5-13 tahun, atau seusia anak TK sampai dengan kelas II SLTP. Pada dasarnya mereka sudah dianggap matang untuk bersekolah dan bergaul bersama teman-temannya. Dalam pendampingan seorang pendamping dituntut untuk dapat memahami anak dengan baik, agar pendampingan dapat berjalan secara maksimal, sehingga anak-anak dapat memperoleh manfaat yang maksimal atas pendampingan tersebut.. 5. Spiritualitas Pendamping PIA Tentu saja sebagai seorang pendamping PIA, terlebih dahulu pendamping harus menguasai spiritualitas pendamping PIA agar pendampingan menjadi semakin maksimal. Spiritualitas Pendampingan Iman Anak (PIA) adalah sebagai berikut:. a. Kerendahan Hati Kerendahan hati atau dengan kata lain merasul dalam arti bahwa sebagai pendamping PIA hendaknya memiliki sikap rendah hati di hadapan anakanak, tidak bersikap menggurui atau menguasai, tetapi bersikap seperti teladan.

(48) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 28. Yesus Kristus yang berkenan menghidupkan, membebaskan dan menyelamatkan manusia (Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).. b. Beriman Dewasa Beriman dewasa artinya memiliki keyakinan mendalam akan cinta kasih Allah yang menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus, dan mampu menghayati imannya dalam situasi apa pun juga serta mampu memberikan seluruh hidupnya demi keselamatan orang banyak (Prasetya, 2008: 27).. c.. Kristosentris Kristosentris artinya seluruh hidup berpusat pada Yesus Kristus,. seorang pendamping hendaknya terus menerus menimba kekuatan inspirasi dan nilai-nilai hidup Kristus untuk ditularkan pada anak-anak yang didampingi (Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).. d. Keterbukaan Pendamping mampu menciptakan hubungan yang akrab dengan anakanaknya, mampu memahami situasi masing-masing anak dan kehidupan mereka. Dalam mewartakan Kabar Gembira pendamping PIA diharapkan menyadari sepenuhnya bahwa dasar pertama dan utama kegiatan ini adalah Roh Kudus hadir dan berkarya tidak hanya pada dirinya sendiri, tetapi juga dalam diri anak-anak dampingan (Prasetya, 2008: 28)..

(49) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. e.. 29. Kerjasama dan Saling Melengkapi Pendamping hendaknya mau dan mampu menjalin kerjasama dengan. orang lain (sesama pendamping) agar dapat saling melengkapi dalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan oleh Gereja (Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).. f.. Mencintai Kitab Suci Seorang pendamping PIA hendaknya akrab dengan Kitab Suci. Dengan. membaca, merenungkan, dan menggali Sabda Allah terus menerus diharapkan pengalaman iman dalam Kitab Suci sungguh mempengaruhi hidup pendamping dalam mendampingi hidup anak-anak, sehingga pendamping tidak hanya sekadar membagi pengetahuan tentang Kitab Suci tetapi juga menjiwai Kitab Suci tersebut (Panduan Calon Pendamping PIA, 2003: 28).. g. Semangat Pelayanan dan Rela Berkorban Pendamping PIA hendaknya memiliki semangat pelayanan di mana dengan semangat mau datang kepada anak-anak, tidak menunggu anak-anak yang datang. kepada. pendamping.. Sebagai. pendamping. diharapkan. mampu. mengembangkan sikap dan semangat rela berkorban demi kepentingan anak-anak dampingannya. Pengorbanan itu antara lain meliputi waktu, tenaga, pikiran, harta, kepentingan pribadi dan keluarga, dan sebagainya. Pengorbanan ini hendaknya didasarkan pada kesungguhan hati dan ketulusan hati, tanpa pamrih apa pun, karena mencintai tugas perutusannya (Prasetya, 2008: 28)..

(50) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 30. 6. Macam-Macam Metode dalam PIA Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki (KBBI, 2001). Macammacam metode yang ditawarkan dalam Pendampingan Iman Anak antara lain metode ekspresi, metode populer, metode dinamika kelompok, metode diskusi, metode eksploratif dan simulatif, dan metode naratif (Prasetya, 2008: 45). a. Metode Ekspresi Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mengekspresikan ide yang telah diterima dalam satu atau dua pertemuan, baik secara individual maupun kelompok. Ekspresinya dapat berupa gerak, irama, gambar, dan puisi. Ekspresi gerak antara lain: anak-anak diminta untuk mengekspresikan idenya dengan gerak mencipta bentuk, baik bersifat diam (statis), bergerak (dinamis), maupun gerak indah dengan tari. Ekspresi irama antara lain: anak-anak diminta untuk mengekspresikan idenya dengan mencipta bunyi-bunyian, mengubah syair lagu. Ekspresi gambar antara lain: anak-anak diminta untuk mengekspresikan gagasan atau idenya dengan membuat gambar, mencari gambar, dan sebagainya. Ekspresi puisi antara lain: anak-anak diminta untuk mengekspresikan gagasannya dengan membuat dan membacakan puisi (Prasetya, 2008: 45).. b. Metode Populer Metode populer digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi dan proses pendampingan dengan aneka teknik dan model yang populer, diminati,.

(51) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 31. dan dekat dengan hidupnya seperti acara televisi, baik talk show maupun permainan dengan kuis, gambar, dan lagu yang populer, dengan menggunakan sarana audio visual. (Prasetya, 2008: 46).. c. Metode Dinamika Kelompok Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi dan proses pendampingan dalam bentuk outbond dan aneka permainan yang menghibur namun mendidik (Prasetya, 2008: 46).. d. Metode Diskusi Diskusi merupakan salah satu metode sebagai pengembangan keberanian anak-anak dalam mengungkapkan pendapatnya. Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak berinteraksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling bertukar pengalaman, informasi, dan kerjasama dalam memecahkan masalah.. e. Metode Eksploratif dan Simulatif Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi dan proses pendampingan dengan cara mengunjungi, melihat, mengamati, dan mendeskripsikan aneka alat peraga, serta melakukan peragaan atau praktik secara langsung (simulasi) (Prasetya, 2008: 46)..

(52) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 32. f. Metode Naratif Metode ini digunakan untuk mengajak anak-anak mendalami materi melalui cerita, baik yang berkaitan dengan cerita rakyat, cerita fabel (binatang), maupun cerita bergambar yang menarik dan dekat dengan mereka (Prasetya, 2008: 46).. D. Sanggar Anak Bedono 1. Arti, Latar Belakang, Dasar, Tujuan, Visi dan Misi Sanggar Anak Bedono a. Arti Sanggar Anak Kata “sanggar” yang dikenal oleh banyak umat Hindu berarti tempat pemujaan yang terletak di pekarangan rumah. Jika dilihat dari konteks penggunaan kata, “sanggar” berarti tempat untuk berkegiatan bersama. Sanggar Anak berarti tempat untuk berkegiatan bersama bagi anak-anak. Dalam konteks pembangunan jemaat di Paroki Santo Thomas Rasul Bedono, “Sanggar Anak” adalah rumah tumbuh iman anak, di mana iman anak dipupuk dan disiram agar dapat bertumbuh dan berkembang secara utuh dan berbuah, sesuai dengan potensi yang dimiliki, konteks di mana mereka tinggal dan tantangan zaman, sehingga mereka dapat mengelola kehidupannya serta turut serta menghadirkan perubahan baik untuk sekitarnya (Presentasi Sanggar Anak di Paroki Sukorejo, tanggal 6 April 2014)..

(53) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 33. b. Latar Belakang Sanggar Anak Paroki Bedono Pendidikan formal yang terbatas dengan ruangan dan materi membuat anak semakin terpisah dengan lingkungan masyarakat dan alam. Pendampingan Iman Anak yang terjadi seperti pada umumnya juga telah terpengaruh dengan konsep sekolah formal. Semakin terhimpitnya dengan kebudayaan global yang semakin merajalela, membuat sekolah Minggu tidak bisa diandalkan lagi. Tergerusnya iman orang muda dan kurang partisipasi aktif dalam Gereja merupakan tanda yang nyata bahwa pendampingan iman sangat tidak mencukupi. Dalam kesempatan ini Paroki Santo Thomas Rasul Bedono mencari alternatif pendekatan non kelas untuk pendampingan iman anak (Presentasi Sanggar Anak di Paroki Sukorejo, tanggal 6 April 2014). Paroki Bedono dengan segala usahanya mencari sebuah alternatif baru. Alternatif yang ditemukan adalah Pendampingan Iman Anak melalui Sanggar Anak Paroki Bedono. Sejauh pengamatan yang dilakukan oleh penulis, sanggar anak mempunyai banyak sekali keuntungan bagi pendampingan iman anak.. c.. Dasar Kegiatan Sanggar Anak Bedono. 1) Pendampingan Menuju Pribadi yang Utuh Anak dalam sanggar memiliki peran sebagai subyek. Anak adalah yang diutamakan. Dalam kegiatan sanggar, pendampingan tidak lagi terpaut dengan proses pendidikan formal. Sanggar bukan lagi mementingkan kurikulum yang bobotnya terlalu besar, sanggar juga tidak mengejar “ranking” sebagai tujuan utama, tetapi sanggar mendasari kegiatannya dengan membentuk karakter anak.

(54) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 34. menjadi berkualitas dan utuh. Hidup dan berkembang secara utuh berarti menjadikan murid Kristus yang total.. 2) Nilai Budaya Tradisional Proses pendampingan dalam sanggar anak dilakukan dengan pendekatan “kakak – adik”. Pendekatan ini bermaksud sebagai pembangunan komunitas yang kekeluargaan, tidak ada senioritas dan saling takut. Kakak sebagai pribadi yang dianggap lebih dewasa mampu melindungi, mengajari, mengajak bermain, dan mengasihi dengan sepenuh hati.. 3) Lokalitas Lokalitas adalah ciri khas yang dimiliki sebuah tempat baik berupa produk fisik (karya seni, arsitektur) ataupun produk non-fisik (budaya, ekonomi). Lokalitas adalah sebuah lingkungan yang memiliki ciri khas dan suasana yang berarti bagi lingkungannya. Suasana itu tampak dari benda yang konkret (bahan, rupa, tekstur,. warna) maupun benda yang abstrak, yaitu asosiasi kultural. dan regional yang dilakukan oleh manusia di tempatnya. Prinsip lokalitas dijalankan dalam proses kegiatan pendampingan di sanggar anak. Media pendampingan adalah budaya yang ada di mana sanggar berdiri. Sebagai contoh Sanggar Anak Sodong dengan kekhasan yang menonjol adalah lahan pertanian, dengan lahan itulah pendampingan dilaksanakan. Anakanak berkumpul dan bersama-sama belajar iman lewat lingkungan hidup, lewat pertanian, dan lewat media-media alam. Hasil pendampingan yang telah.

(55) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI. 35. dilaksanakan membuat anak menjadi orang Katolik yang mampu mencintai lingkungan hidup dan mewartakan kebaikan Kristus lewat media lahan pertanian tersebut. Contoh lain adalah Sanggar Anak Sadang. Adanya sungai, pegunungan, perkebunan, sawah, dan fasilitas alam ciptaan membuat kreativitas sudah tersedia bagi proses pendampingan. Dalam pendampingan, media-media tersebut bisa digunakan untuk kegiatan jalan salib, Misa Alam, dan kegiatan pengembangan iman yang lain tanpa harus membuat acara yang rumit dan biaya yang besar karena menggunakan prinsip lokalitas. Adanya kesenian tradisional seperti dalam Sanggar Anak Krajan membuat pendampingan iman menjadi khas. Kesenian reog membawa anak-anak untuk berkumpul dan bersama membentuk paguyuban iman yang kompak. Dengan dasar prinsip lokalitas membawa kegiatan sanggar kepada anakanak yang memiliki kearifan lokal yang belum didapatkan dalam sekolah formal. Teori yang diperoleh di sekolah menjadi terpenuhi saat mengikuti kegiatan sanggar, karena dengan kegiatan sanggar, anak-anak dengan sendirinya mempraktikkan apa yang telah mereka ketahui.. d. Tujuan Sanggar Anak Bedono Menurut Komunitas Sanggar Anak Bedono (2015: 5) tujuan Sanggar Anak Bedono adalah sebagai berikut: 1) Sebagai usaha melaksanakan kegiatan dengan pendekatan non-kelas, memberikan. kesempatan. dan. ruang. bebas. kepada. anak. mengeksplorasi lingkungan sekitarnya dan menemukan hal-hal baru.. untuk.

Gambar

Tabel 1. Variabel Penelitian
Tabel  berikut  ini  memaparkan  tentang  identitas  responden  sesuai  dengan  data yang diperoleh di lapangan
Tabel 2. Identitas Responden
Tabel 3. Proses Pendampingan Iman Anak di Paroki Santo Thomas Rasul
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tahapan wawancara yang ditanyakan adalah spesies tumbuhan yang dimanfaatkan berdasarkan kegunaannya sebagai tumbuhan penghasil pangan, obat, pakan ternak,

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa kedua subjek pada segi karakteristik individu yang bekerja sebagai agen call center dapat dilihat subjek ke-2

Cipto― Semarang sedang mempersiapkan akreditasi KARS, berdasarkan survei awal peneliti mengetahui persentase ketidaklengkapan dokumen rekam medis mencapai 70% pada kasus bedah

Berdasarkan hasil simulasi program Konfigurasi yang paling optimal untuk ketersediaan pembangkit listrik energi terbarukan Di Kota Pekanbaru selama 24 jam yaitu

NATIONALISM VALUE OF JAPANESE NAVY IN WORLD WAR II REVEALED THROUGH THE MAIN CHARACTER’S POINT OF VIEW AS SEEN IN HIROYUKI AGAWA’S BURIAL.. IN

Hasil uji statistik didapatkan nilai Chi square sebesar 0,196 (P>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan dalam penggunaan jenis kontrasepsi suntik

Parasuraman, et, Al, dalam Tjiptono dan Chandra (2005:134) yang menyatakan bahwa adalah kemampuan pemilik usaha jasa atas pengetahuan terhadap produk atau fasilitas