• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOP Pemeriksaan Fungsi Sensori

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOP Pemeriksaan Fungsi Sensori"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMERIKSAAN FISIK SISTEM SENSORI

MATA KULIAH

SISTEM PERSEPSI SENSORI

Dosen Pengampu

Ely Rahmatika Nugrahani, S.Kep., Ners

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

PROGRAM STUDI S1 – KEPERAWATAN

(2)

SOP PEMERIKSAAN FISIK PENGLIHATAN

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG

1. PENGERTIAN Pemeriksaan lapang pandang merupakan pemeriksaan pada keluasan pandang klien terhadap aspek lateral, medial, superior, dan inferior penglihatan.

2. TUJUAN Untuk mengetahui fungsi dari indera penglihatan klien (lapang pandang klien)

3. INDIKASI Klien yang mengalami gangguan pada lapang pandang 4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Buku catatan 2. Bolpoin

3. Sarung tangan 1 pasang untuk perawat jika diperlukan 4. Masker 1 buah untuk perawat jika diperlukan

7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien

2. Anjurkan klien untuk berdiri, pemeriksa berdiri sekitar 2,5 meter didepan klien, usahakan tinggi mata sejajar antara klien dan pemeriksa

3. Tutup mata yang tidak diperiksa

4. Anjurkan klien untuk melihat mata pemeriksa dengan menggunakan mata yang akan diperiksa. Perawat juga mefokuskan pandangan pada klien

5. Tempatkan jari pemeriksa pada bagian depan tepat diantara klien dan perawat 6. Perlahan gerakan tangan kearah lateral, kemudian ke tengah kembali, lalu gerakkan

kearah medial, ke tengah kembali, kearah superior dan inferior

7. Anjurkan klien untuk memberi isyarat dengan lisan apabila ia tidak dapat melihat jari pemeriksa ketika digerakkan

8. Catat area yang tidak dapat diidentifikasi oleh klien 9. Lakukan pemeriksaan yang sama pada mata yang lain 10. Rapikan klien

(3)

11. Beritahu bahwa tindakan telah dilakukan

12. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 13. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

14. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

15. Berikan reinforcement positif pada klien

16. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

17. Akhiri kegiatan dengan baik 18. Cuci tangan

8. HASIl :

1. Normal jika pasien dapat meihat gerakan benda

2. Terjadi masalah jika pasien tidak padat melihat penguji menggerakkan benda 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(4)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PEMERIKSAAN REFLEKS PUPIL

1. PENGERTIAN Pupil merupakan tempat masuknya cahaya ke dalam bola mata.

2. TUJUAN Melihat adanya gangguan pada reflex pupil.

3. INDIKASI Semua pasien

4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat.

2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat.

3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Buku catatan 2. Bolpoin

3. Sarung tangan 1 pasang untuk perawat jika diperlukan 4. Masker 1 buah untuk perawat jika diperlukan

5. Objek (contoh: spidol) 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien

2. Mata pasien fiksasi pada jarak tertentu

3. Mata pasien fiksasi pada jarak tertentu

4. Sumber cahaya haruslah terang dan mudah di manipulasi

5. Observasi general pupil: bentuk, ukuran, lokasi, warna iris, kelainan bawaan, dan kelainan lain

6. Rangsangan cahaya diberikan 2-5 detik 7. Rapikan klien

8. Beritahu bahwa tindakan telah dilakukan 9. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

10. Berikan reinforcement positif pada klien

11. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

12. Akhiri kegiatan dengan baik

13. Cuci tangan 8. HASIL :

1. Jika pupil tidak melakukan reflex maka terjadi masalah

2. Jika mampu menanggapi respond an reflex positif maka tidak terjadi masalah. 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(5)

Keterangan :

1. Refleks pupil langsung (Unconsensual)

Respon pupil langsung di nilai ketika diberikan cahaya yang terang, pupil akan konstriksi (mengecil). Dilakukan pada masing-masing mata

2. Refleks pupil tidak langsung (consensual)

Dinilai bila cahaya diberikan pada salah satu mata , maka fellow eye akan memberikan respon yang sama . Observasi dengansumber cahaya lain yang lebih redup

3. Isokoria fisiologis

Dapat ditemukan pada 20% populasi perbedaan ke 2 pupil < 1mm. 4. Abnormal pupil

Apabila ditemukan pupil yang :

a. Anisokoria (beda, 1mm dianggap fisiologis) b. Kecil atau besar dari normal (3-4 mm)

(6)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PEMERIKSAAN OFTALMOSKOPI

1. PENGERTIAN Pemeriksaan oftalmoskopi merupakan suatu teknik pemeriksaan yang digunakan untuk melihat adanya kelainan pada fundus okuli. Pada pemeriksaan ini cahaya yang berasal dari alat oftalmoskop akan memberikan reflex pada fundus dan akan tampak gambaran yang ada

2. TUJUAN Untuk melihat adanya kelainan pada fundus okuli

3. INDIKASI Semua pasien

4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Oftalmoskop

2. Dilator (tropicamide / midriacyl 0,5%-1%) 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien

2. Bila klien dating sendiri atau dengan mengendarai kendaraan sendiri, informasikan bahwa obat yang diteteskan akan berdampak silau karena pupil mata midriasis

3. Gelapkan ruangan, nyalakan lampu oftalmoskop dan putar piringan lensanya sampai pemeriksa melihat pancaran cahaya putih dan lebar. Arahkan cahaya tersebut pada punggung tangan pemeriksa untuk mengecek tipe cahayanya, intensitas cahaya yang diinginkan dan kekuatan batere pada oftalmokop

4. Putarlah piringan lensa hingga dioptri 0 (dioptri merupakan satuan untuk mengukur kekuatan lensa dan mengkonvergensikan atau mengdivergensikan cahaya). Pada dioptri ini lensa tidak mengkonvergensikan atau mengdivergensikan cahaya. Letakkan jari telunjuk pemeriksa pada pinggir piringan lensa agar anda dapat memutar piringan tersebut untuk mengfokuskan lensa ketika pemeriksamemeriksa fundus okuli

5. Pegang alat oftalmoskop dengan tangan kanan pemeriksa untuk memeriksa mata kanan pasien, begitu juga pada sisi sebaliknya. Tindakan ini akan menjaga tangan

(7)

pemeriksa agar tidak membentur hidung pasien dan memberi pemeriksa mobilitas yang lebih besar serta jarak pemeriksa yang lebih dekat untuk melihat fundus dengan jelas. Awalnya mungkin anda akan mengalami kesulitan dalam menggunakan mata yang tidak dominan, tetapi kesulitan ini akan semakin berkurang dengan latihan

6. Pegang oftalmoskop kuat-kuat hingga menempel permukaan medial orbita anda dengan bagian tangkainya sedikit dimiringkan kea rah lateral pada sudut sekitar 20˚ dari bidang vertical. Pastikan agar anda dapat melihat dengan jelas lewat aperture. Minta pasien untuk memandang sedikit keatas dan diatas bahu anda langsung pada sebuah titik terdapat tembok

7. Perawat berada pada jarak sekitar 15 inci (sekitar38 cm) dari tubuh pasien dan dengan sudut 15˚ disebelah lateral dari garis pandang pasien. Arahkan pancaran cahaya oftalmoskop pada pupil pasien dan cari kilauan cahaya orange pada pupiltersebut- yang merupakan pantulan (refleksi cahaya merah) perhatikan setiap kekeeruhan yang menganggu pantulan cahaya merah ini

8. Kini tepatkan ibu jari tangan pemeriksa yang lain pada alis mata pasien (teknik akan membuat pemerisaan anda lebih mantap tetapi tidak selalu harus dilakukan). Dengan menjaga agar pancaran cahaya terus terfokus pada pantulan cahaya merah, gerakkan oftalmoskop kedalam dengan sudut 15˚ kearah pupil sampai anda sangat dekat dengan pupil dan hamper menyentuh bulu mata pasien

9. Rapikan klien

10. Beritahu bahwa tindakan telah dilakukan

11. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 12. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

13. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

14. Berikan reinforcement positif pada klien

15. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

16. Akhiri kegiatan dengan baik

17. Cuci tangan 8. HASIl :

1. Jika tiak ada releks cahaya yang berasal dari alat oftalmoskop maka terjadi masalah

2. Jika ada reflex cahaya yang berasal dari alat oftalmoskop maka tidak terjadi masalah.

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Coba untuk mempertahankan kedua mata perawat agar tetap terbuka dan rileks

seperti jika anda menatap tempat jauh karena tindakan ini akan mengurangi kekaburan yang berfluktuasi pada saat kedua mata perawat mencoba berakomodasi

2. Perawat mungkin perlu mengurangi intensitas pancaran cahayanya untuk membuat pemeriksaan anda tersa lebih nyaman bagi pasien, menghindari hippus (spasme pupil) dan memperbaiki hasil pengamatan anda

(8)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PEMERIKSAAN UJI ISHIHARA

1. PENGERTIAN Ishihara merupakan tes yang digunakan untuk menguji adanya kelainan mengenali warna (buta warna) pada klien

2. TUJUAN Untuk mengetahui cacat warna merah dan hijau akibat kerusakan retina (sel bipolar-badan ganglion genikulatum lateral)

3. INDIKASI Semua pasien

4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Gambar ishihara

2. Bolpoin

3. Catatan

4. Masker dan sarung tangan jika diperlukan 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien

2. Atur pencahayaan (tidak menyilaukan mata klien

3. Klien diminta melihat kartu dan menentukan gambar yang dilihat, misalnya angka 25

4. Klien diminta menyebukan gambar tesebut dalam waktu 3-10 detik bila lebih terdapat kelaian buta warna

5. Beritahu bahwa tindakan telah dilakukan

6. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 7. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

8. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

9. Berikan reinforcement positif pada klien

10. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

11. Akhiri kegiatan dengan baik

12. Cuci tangan 8. HASIl :

(9)

1. Jika tidak dapat mengikuti petunjuk atau salah menyebutkan warna atau angka maka terjadi buta warna

2. Jika dapat mengikuti petunjuk atau salah menyebutkan warna atau angka maka tidak terjadi buta warna

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan : Dokumentasikan hasil yang di dapat

(10)

STIKES ICME

JUDUL SOP : UJI SCHIRMER

1. PENGERTIAN Uji schirmer merupakan Uji yang digunakan untuk mengukur secara kasar kuantitas air mata di dalam kantong konjungtiva 2. TUJUAN untuk mengukur secara kasar kuantitas air mata di dalam

kantong konjungtiva

3. INDIKASI Semua penderita dengan keluhan mata kering atau iritasi menahun.

4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

Kertas Schirmer ukuran 5 x 35 mm 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien 2. Minta klien untuk berbaring

3. Ujung kertas filter dibengkokkan

4. Selipkan ujung kertas filter yang telah dibengkokkan ke dalam kantong konjungtiva didekat sudut mata dalam

5. Anjurkan pasien untuk memejamkan mata 6. Biarkan selama 5 menit

7. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif) 8. Berikan reinforcement positif pada klien 9. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 10. Akhiri kegiatan dengan baik

8. HASIl :

Dalam waktu 5 menit kertas filter akan terbasahi oleh air mata sepanjang 10 mm 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Jika hasil pemeriksaan yang dilakukan berulang-ulang kurang dari 10 mm, maka jelas bahwa produksi air mata kurang dari semestinya

(11)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

UJI FLOURESENS PADA KORNEA MATA

1. PENGERTIAN Uji flouresens merupakan uji untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea mata. Uji ini menggunakan strep flouresens yang ditempelkan pada permukaan mata/kornea. 2. TUJUAN untuk mengetahui adanya kerusakan pada kornea mata

3. INDIKASI 1. Pasien dengan ulkus kornea

4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN 1.2. Flouresens strep.Obat tetes anestesi (pantocaine 1%). 3. Aquades/cairan garam fisiologis. 4. Kapas basah dalam kom.

5. Spuit.

6. Lampu senter.

7. Handuk.

7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien 2. Jaga privasi klien

3. Klien didudukkan dengan posisi kepala menengadah dan bersandar pada kursi/terbaring di atas tempat tidur

4. Bersihkan mata klien dengan kapas basah 5. Letakkan handuk di pundak sebagai pengalas

6. Teteskan anestesi pantocaine. Efek dari flouresens ini adalh nyeri, tunggu 3-5 menit

7. Basahi strep flouresens dengan aquades/ cairan garam fisiologis

8. Buka kelopak mata inferior, tempelkan pad pada forniks inferior, dan minta pasien untuk memejamkan mata selama 5-20 detik

9. Ambil flouresens strep dan bilas dengna aquades/garam fisiologis dengan menggunakan spuit secara perlahan-lahan hingga bersih (tidak ada patokan berapa cc cairan yang digunakan unutk irigasi, lakukan irigasi sampai bersih dan tidak terdapat bekas warna flouresens yang tampak pada kornea)

10. Periksa kornea dengan lampu senter

11. Bila terdapat erosi, akan terlihat warna hijau kekuningan. Zat warna ini akan menghilang sendiri dalam waktu 30 menit

12. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

5. Berikan reinforcement positif pada klien

(12)

7. Akhiri kegiatan dengan baik 8. HASIl :

1. Jika tidak ada cacat epitel kornea, maka lapisan zat warna akan tersebar rata melapisi kornea

2. Bila permukaan kornea cacat, daerah tersebut menyerap lebih banyak fluoresein sehingga berwarna hijau tua

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Di dalam status perlu dicatat dan dibuat sketsanya sehingga bisa dipakai sebagai pembanding di kemudian hari untuk melihat kemajuan penyembuhannya

(13)

STIKES ICME

JUDUL SOP : EKSOFTALMOMETRI

1. PENGERTIAN Eksoftalmometri adalah alat untuk mengukur derajat proyeksi anterior mata. Ini adalah suatu metode yang cermat untuk mendiagnosis, lebih-lebih untuk mengikuti perkembangan eksoftalmus pasien

2. TUJUAN untuk mengukur derajat proyeksi anterior mata

3. INDIKASI Semua pasien

4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Eksoftalmometer 2. Cermin

7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien

2. Minta pasien untuk berdiri menyandar pada dinding dan menatap mata perawat

3. Kedua bagian eksoftalmometer yang cekung ditempatkan pada tepi lateral orbita dan kemudian skala dibaca dan dicatat

4. asil pemeriksaan harus tetap sama pada pemeriksaan berturut-turut bila diinginkan kecermatan pemeriksaan

5. Pemeriksa melihat kornea mata kanan pasien melalui cermin

6. Mata kanan pasien memfiksasi ke mata kiri pemeriksa. Kedudukan kornea secara bersamaan dapat langsung dilihat dalam cermin dan dapat dibaca langsung pada skala dalam millimeter. Selanjutnya mata kiri diperiksa dengan cara yang sama, mata kiri pasien memfiksasi pada mata kanan pemeriksa

7. Catat hasil

8. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

9. Berikan reinforcement positif pada klien

10. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

(14)

8. HASIl :

Nilai penonjolan mata normal 12-20 mm. Biasanya sama untuk kedua mata dan menyatakan jarak anterior kornea dengan tepi lateral orbita. Apabila didiagnosis eksoftalmus (nilai pembacaan lebih dari 20 mm) harus dicari sebab-sebabnya misalnya penyakit tiroid atau tumor orbita. Pemeriksaan eksoftalmometri berkala sangat membantu pengamatan perjalanan penyakit

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(15)

SOP INDERA PENDENGARAN

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PENGUKURAN FUNGSI PENDENGARAN TES ARLOJI

1. PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui fungsi pendengaran secara kasar dengan arloji.

2. TUJUAN Untuk mengetahui adany penurunn fungsi pendengran. 3. INDIKASI Semua pasien dengan ganggun pendengaran

4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Arloji

2. Sarung tangan

3. Buku catatan pendokumentasian 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien

5. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh perawat jika diperlukan

6. Cuci tangan

7. Paki sarung tangan

8. Letakkan arloji di belakang telinga pasien tanpa sepengetahuan pasien supaya pasien menebak sendiri nantinya suara apakah yang didengknnya.

9. Diamkan beberpa detik untuk pasien bisa mendengarkan 10. Pindahkan arloji dari telinga pasien

11. Lalu tanyakan apakah pasien mendengarkan detikan arloji 12. Ulangi langkah 8-11 pada telinga satunya.

13. Setelah selesaikan sampaikan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai 14. Rapikan klien

15. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 16. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

(16)

18. Berikan reinforcement positif pada klien 19. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 20. Akhiri kegiatan dengan baik

21. Cuci tangan 8. HASIl :

1. Jika terdengar maka hasilnya pasien tidak mengalami penurunn fungsi pendengaran. 2. Jika tidak dengar maka pengalamani penurunan fungsi pendengarn dan harus

dilkukan pemeriksaan lain yang lebih akurat. 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(17)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PENGUKURAN FUNGSI PENDENGARAN TES BERBISIK

1. PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui fungsi pendengaran secara kasar.

2. TUJUAN Untuk mengetahui adanya penurunn fungsi pendengran. 3. INDIKASI Semua pasien dengan ganggun pendengaran

4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

Sarung tangan 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien

5. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh perawat jika diperlukan

6. Cuci tangan

7. Paki sarung tangan

8. Lakukan bisikan pada pasien

9. Lalu tanyakan apakah maksud dari suara bisikan tadi. 10. Lakukn dlam beberapa jarak yang berbeda.

11. Ulangi langkah 8-10 pada telinga satunya.

12. Setelah selesaikan sampaikan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai 13. Rapikan klien

14. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 15. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

16. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif) 17. Berikan reinforcement positif pada klien 18. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

(18)

19. Akhiri kegiatan dengan baik 20. Cuci tangan

8. HASIl :

Penilaian (menurut Feldmann):  Normal : 6-8 m

 Tuli ringan : 4 - <6m  Tuli sedang : 1 - <4 m  Tuli berat : 25 cm - <1 m  Tuli Total : <25 cm

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Jarak peneliti dengan pasien

(19)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PENGUKURAN FUNGSI PENDENGARAN GARBU TALA: TES RINNE

1. PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien.

2. TUJUAN Untuk mengetahui adanya penurunn fungsi pendengran. 3. INDIKASI Semua pasien dengan ganggun pendengaran

4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Sarung tangan 2. Garbutala 512 Hz 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien

5. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh perawat jika diperlukan

6. Cuci tangan

7. Pakai sarung tangan

8. Pukul garbu tala di belakang telinga pasien di udara 9. Lalu tanyakan apakh psien mendengarkan.

10. Pukullah grbutl di teling psien menempel pda telinganya. 11. Lalu tnyakan pkh psien mendengarknnya.

12. Tanyakan lebih nyaman dan jelas yang pemeriksaan 1 apakah 2. 13. Ulangi langkah 8-12 pada telinga satunya.

14. Setelah selesaikan sampaikan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai 15. Rapikan klien

16. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 17. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

(20)

18. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif) 19. Berikan reinforcement positif pada klien 20. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 21. Akhiri kegiatan dengan baik

22. Cuci tangan 8. HASIl :

Positif : bila masih terdengar Negatif : bila tidak terdengar Hasil Gangguan

Positif (udara>telinga) Normal

Positif (udara=telinga) Tuli sensorineural Negatif (udara<telinga) Tuli konduktif 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(21)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PENGUKURAN FUNGSI PENDENGARAN GARBU TALLA: TES WEBER

1. PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.

2. TUJUAN Untuk mengetahui adanya penurunn fungsi pendengran. 3. INDIKASI Semua pasien dengan ganggun pendengaran

4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN 1. Sarung tangan2. Garbutala 512 Hz 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien

5. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh perawat jika diperlukan

6. Cuci tangan

7. Pakai sarung tangan

8. Pukul garbu tala dan letkkan dikepala psien.

9. Lalu tangkai garbu tala letakkan tegak lurus pada garis horizontal.

10. Lalu tanyakan lebih terdengar man telinga kanan atau kiri atau seimbang. 11. Setelah selesaikan sampaikan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai 12. Rapikan klien

13. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 14. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

15. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif) 16. Berikan reinforcement positif pada klien 17. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 18. Akhiri kegiatan dengan baik

(22)

8. HASIl :

1. Bila terdengar lebih keras ke salah satu telinga : lateralisasi ke telinga tersebut

2. Bila tidak dapat dibedakan ke arah mana yang lebih keras : tidak ada lateralisasi

3. Normal : tidak ada lateralisasi

4. Tuli konduktif : lateralisasi ke telinga yang sakit 5. Tuli sensorineural : lateralisasi ke telinga yang sehat 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(23)

SOP PEMERIKSAAN FISIK PENGECAP

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PEMERIKSAAN FUNGSI INDERA PENGECAP

1. PENGERTIAN Merupakan suatu tindakan pada klien dengan cara memberi makanan dengan rasa (manis, pahit, asam, asin) untuk mengetahui fungsi normal dari indera pengecap

2. TUJUAN 1. Untuk mengetahui kenormalan dari fungsi indera pengecapan

2. Untuk mengetahui adanya gangguan pada indera pengecap

3. INDIKASI 1. semua klien

2. klien yang mengalami gangguan pada indera pengecap 3. dengan penurunan dalam mengenali rasa manis, pahit,

asam, asin 4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 6. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat.

7. Kaji riwayat alergi klien terhadap makanan

8. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 9. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

10. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

11. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Gula 2. Kopi bubuk 3. Cuka 4. Garam 5. Penutup mata 6. Bengkok 1 buah

7. Sarung tangan 1 pasang untuk Ners jika diperlukan 8. Masker 1 buah untuk Ners jika diperlukan

7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien

5. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh Ners jika diperlukan

6. Pasangkan penutup mata pada 7. Minta untuk membuka mulut

(24)

8. Berikan sedikit gula, letakkan gula tersebut pada ujung lidah dan minta untuk merasakannya

9. Kemudian tanyakan pada mengenai rasa gula yang telah dirasakannya 10. Minta untuk membuka mulut

11. Berikan sedikit kopi bubuk, letakkan kopi bubuk pada Tengah belakang lidah (pangkal lidah) dan minta untuk merasakannya

12. Kemudian tanyakan pada mengenai rasa kopi bubuk yang telah dirasakannya 13. Minta untuk membuka mulut

14. Berikan sedikit perasan jeruk nipis, letakkan perasan jeruk nipis pada lidah belakang dan minta untuk merasakannya

15. Kemudian tanyakan pada mengenai rasa perasan jeruk nipis yang telah dirasakannya

16. Minta untuk membuka mulut

17. Berikan sedikit garam, letakkan pada tepi lidah dan minta untuk merasakannya 18. Kemudian tanyakan pada mengenai rasa garam yang telah dirasakannya

19. Setelah selesai buka penutup mata klien

20. Buang semua peralatan yang telah tidak terpakai 21. Rapikan klien

22. Beritahu bahwa tindakan telah dilakukan

23. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 24. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

25. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif) 26. Berikan reinforcement positif pada klien 27. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 28. Akhiri kegiatan dengan baik

29. Cuci tangan 8. HASIl :

Perhatikan wajah klien setelah merasakan berbagai macam rasa (seperti manis, pahit, asam asin) yang telah diberikan. Jika klien dapat merasakan semua yang di ujikan berarti normal

Dokumentasikan nama tindakan/tanggal/jam tindakan, hasil yang diperoleh, respon klien selama tindakan, nama dan paraf perawat pelaksana

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Dalam pemberian makanan rasa asam harus berhati-hati jangan sampai terlalu asam

(25)

SOP PEMERIKSAAN FISIK PENCIUMAN

STIKES ICME

JUDUL SOP :

PEMERIKSAAN FUNGSI INDERA PENCIUMAN

1. PENGERTIAN Merupakan suatu tindakan pada klien dengan cara memberikan beberapa bau-bauan yang berbeda untuk mengetahui kenormalan fungsi indera penciuman

2. TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya gangguan fungsi indera penciuman

2. Untuk mengetahui adanya penurunan funsi pada indera penciuman

3. INDIKASI 1. Semua klien

2. Klien dengan adanya penururunan fungsi indera penciuman

3. Klien yang mengalami gangguan pada indera penciuman

4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Kopi 2. Bubuk teh

3. Sirup dengan rasa yang baunya gampang dikenali (misal sirup jeruk)

4. Penutup mata

5. Bengkok 1 Buah jika diperlukan

6. Sarung tangan 1 pasang untuk Ners jika diperlukan 7. Masker 1 buah untuk Ners jika diperlukan

7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien

5. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh Ners jika diperlukan

(26)

7. Dekatkan kopi pada hidung

8. Minta untuk mencium kopi tersebut

9. Kemudian tanyakan pada mengenai bau yang telah diciumnya 10. Dekatkan bubuk teh pada hidung

11. Minta untuk mencium bubuk teh tersebut

12. Kemudian tanyakan pada mengenai bau yang telah diciumnya 13. Dekatkan sirup jeruk pada hidung

14. Minta untuk mencium bau sirup jeruk tersebut

15. Kemudian tanyakan pada mengenai bau yang telah diciumnya

16. Ulangi berulang-ulang (bisa menggunakan bahan yang telah dilakukan diatas) tindakan tersebut untuk memastikan lagi apakah memang ada gangguan pada indera penciuman

17. Setelah selesai buka penutup mata klien

18. buang semua peralatan yang telah tidak terpakai

19. Rapikan klien

20. Beritahu bahwa tindakan telah dilakukan

21. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan)

22. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela. 23. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

24. Berikan reinforcement positif pada klien 25. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 26. Akhiri kegiatan dengan baik

27. Cuci tangan 8. HASIl :

Dokumentasikan nama tindakan/tanggal/jam tindakan, hasil yang diperoleh, respon klien selama tindakan, jika klien dapat menjawab semua yang di.ujikan dengan benar maka penciuman klien normal

nama dan paraf perawat pelaksana. 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(27)

SOP PEMERIKSAAN FISIK PERABA

STIKES ICME

JUDUL SOP :

INDERA PERABA (PERASAAN PADA KULIT)

1. PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui fungsi dari indera peraba.

2. TUJUAN Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin, panas pada kulit serta mengetahui letak masing-masing reseptor

3. INDIKASI 1. Semua klien

2. Klien yang mengalami gangguan indera peraba 4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Baskom plastik 2 buah 2. Air panas

3. Air dingin

4. Air dengan suhu ruangan 5. Sarung tangan jika diperlukan 6. Masker jika diperlukan 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien

5. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh Ners jika diperlukan

6. Cuci tangan

7. Sediakan 3 baskom plastik

8. Isi 1 baskom (baskom A) dengan air hangat 9. Isi 1 baskom (baskom B) dengan air dingin

10. Isi 1 baskom (baskom C) dengan air suhu ruangan

11. Secara serentak masukkan tangan kiri ke baskom A yang berisi air hangat, dan tangan kanan ke baskom B yang berisi air dingin, diamkan selama 15 detik

12. Setelah selesai dimasukkan ke baskom A dan B, lalu masukka kedua tangan kebaskom C yang berisi air suhu ruangan

(28)

13. Lalu tanyakan bbagaimana rasanya

14. Setelah selesaikan sampaikan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai 15. Rapikan klien

16. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan)

17. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela. 18. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

19. Berikan reinforcement positif pada klien 20. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 21. Akhiri kegiatan dengan baik

22. Cuci tangan

8. HASIl :

Perhatikan respon klien, biasanya pada awalnya tangan kiri terasa panas setelah dimasukkan ke baskom A dan tangan kanan terasa dingin setelah dimasukkan ke baskom B, lalu pada saat dicelupkan ke air bersuhu ruangan maka kedua tangan akan merasakan kebalikannya

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1. Perhatikan suhu air panas, jangan sampai air terlalu panas 2. Perhatikan juga suhu air dingin, jangan sampai air terlalu dingin

(29)

STIKES ICME

JUDUL SOP :

INDERA PERABA (LOKALISASI TAKTIL)

1. PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui fungsi dari indera peraba (perasaan pada kulit

2. TUJUAN Memahami serta mengetahui kepekaan syaraf peraba dengan melokalisir tempat yang ditusukkan keberbagai tempat serta mengetahui kepekaan TPL (Two Point Localization)

3. INDIKASI 1. Semua klien

2. Klien yang mengalami gangguan indera peraba 4. KONTRAINDIKASI

-5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN

1. Spidol atau Bolpoint 2. Penggaris

3. Penutup mata

4. Sarung tangan jika diperlukan 5. Masker jika diperlukan 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien 5. Cuci tangan

6. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh Ners jika diperlukan

7. Tutup mata klien

8. Perawat dapat menitikkan (tusuk) lengan klien dengan bolpoint atau spidol sebanyak 3 kali

9. Perawat juga menitikkan (tusuk) wajah klien sebanyak 2 kali

10. Minta klien untuk menitikkan (tusuk) kembali dengan cepat pada daerah yang telah dilakukan perawat

11. Perhatikan pada saat klien menitikkan daerah yang dilakukan perawat, untun mengetahui daerah yang klien titikkan benar atau tidak

(30)

12. Setiap menitikkan (melakukan penusukkan) perlu diukur seberapa dalam hasil tusukan

13. Buka penutup mata

14. Setelah selesai sampaikan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai 15. Rapikan klien

16. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 17. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

18. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

19. Berikan reinforcement positif pada klien

20. Buat kontrak pertemuan selanjutnya 21. Akhiri kegiatan dengan baik

22. Cuci tangan 8. HASIl :

Perhatikan respon klien

Hasil yang diperoleh dari hasil penususkan

Bila jarak tusukan pertama dengan jarak tusukan kedua kurang dari 5cm maka syaraf perabaannya baik, bila lebih dari 5 cm maka saraf perabaanya kurang baik.

9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Tanyakan kepada klien apakah hasil tusukan sudah dirasakan jangan sampai tusukan terlalu dalam

(31)

STIKES ICME

JUDUL SOP : INDERA PERABA

(DAYA MEMBEDAKAN SIFAT BENDA)

1. PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui fungsi dari indera peraba (perasaan pada kulit

2. TUJUAN Membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekasaran benda serta bentuk-bentuk benda

3. INDIKASI 1. Semua klien

2. Klien yang mengalami gangguan indera peraba 4. KONTRAINDIKASI _

5. PERSIAPAN KLIEN 1. Identifikasi klien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan, penyakit dan keluhan klien secara cermat. 2. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi

klien dengan memeriksa identitas klien secara cermat. 3. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan,

berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.

4. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi kepada klien

5. Atur posisi klien sehingga merasakan aman dan nyaman 6. PERSIAPAN ALAT

DAN BAHAN 1. Penutup mata 2. 4 Ampelas dengan variasi kekasarannya dari yang paling kasar sampai yang halus

3. Bebagai bentuk benda yang berbeda seperti baluk, longkaran, kerucut, tabung

4. Sarung tangan jika dibutuhkan 5. Masker jika dibutuhkan 7. CARA BEKERJA :

1. Jelaskan pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan

2. Atur posisi klien senyaman mungkin (posisi duduk atau semi fowler) 3. Periksa alat dan bahan yang akan digunakan

4. Dekatkan alat dan bahan ke sisi tempat tidur klien 6. Cuci tangan

7. Pastikan prosedur APD (alat pelindung diri) sudah dilaksanakan oleh Ners jika diperlukan

8. Tutup mata klien

9. Sediakan ampelas dari yang kasar smpai kehalus

10. Minta klien untuk memegang ampelas dan minta klien untuk mengurutkan ampelas

dari yang terhalus sampai ke yang kasar

11. Perhatikan pada saat klien mengurutkan apakah benar atau tidak 12. Sedikan benda berbagai macam bentuk

(32)

14. Perhatikan apa yang dilakukan klien benar atau 15. Buka penutup mata klien

16. Setelah selesai sampaikan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai 17. Rapikan klien

18. Lepas sarung tangan (jika perawat memakai sarung tangan) 19. Buka kembali tirai atau pintu dan jendela.

20. Kaji respon klien (subyektif dan obyektif)

21. Berikan reinforcement positif pada klien 22. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

23. Akhiri kegiatan dengan baik 24. Cuci tangan

8. HASIl :

Perhatikan respon klien, dan perhatikan hasil dari yang diperoleh klien 9. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Perhatikan pada saat klien memilih ampelas dan perhatikan pada saat klien menyebut nama benda yang dipegangnya

Referensi

Dokumen terkait

Solusi untuk mengatasi masalah ini dengan menerapkan metode tanya jawab dengan cara memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan memberi pertanyaan yang bisa

Rencana tindakan yang penulis susun adalah berikan klien dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal dengan rasional perubahan pada tekanan intrakranial dan dapat menyebabkan

Fase Terminasi; Perawat menanyakan perasaan klien terhadap tindakan / prosedur keperawatan yang sudah dilakukan, perawat memperhatikan respon klien setelah tindakan

Disediakan peralatan keterampilan dasar tindakan keperawatan, peserta didik dapat menunjukan (P3) prosedur pertolongan pengubahan posisi klien berdasarkan contoh

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk

dilakukan 6. Jelaskan prosedur pada klien. gambarkan sensasi yang akan dirasakan secara irigasi. Susun peralatan disamping tempat tidur. Posisikan klien sehingga larutan

Pada komponen tindakan terapeutik, tindakan terapeutik atur posisi semi fowler paling banyak dilakukan 29 orang 85,3%, namun pada tindakan terapeutik pasang perlak dan bengkok di

Aktivitas Pembelajaran Tindakan Murid Mengamati, mencoba, berlatih, memperbaiki, dengarkan, tonton, catat, pertanyaan Jawab, berikan Jawaban, dan berikan tanggapan Bandingkan,