• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP EXECUTIVE SUMMARY.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP EXECUTIVE SUMMARY."

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

EXECUTIVE SUMMARY.

(A) Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP);

(B) 311 Halaman, 5 Tabel, 25 Gambar;

(C) Kata Kunci : Konsep Standar, Sumber Daya Manusia (SDM), Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI), Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP);

(D) Daftar Acuan : 39 (1978 – 2012);

(E) Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP), adalah Penelitian yang dikonstruksikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dengan Pihak Ketiga dalam hal ini PT. Indo Desain Nusantara, tahun anggaran 2012;

PERMASALAHAN :

Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP) belum tersusun. Padahal peningkatan kualitas pelayanan transportasi SDP tidak hanya dilakukan dengan peningkatkan sarana dan prasarana saja, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya. Oleh karena itu perlu adanya standar yang jelas mengenai SDM transportasi sungai, danau, dan penyeberangan sehingga kualitas pelayanan dapat ditingkatkan. Secara rinci rumusan masalah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Bagaimana gambaran mengenai kompetensi SDM Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan pada unit kerja pemerintah dan penyelenggara ASDP? (2) Bagaimana rumusan standar kompetensi SDM Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan pada unit kerja pemerintah dan penyelenggara ASDP?

MAKSUD DAN TUJUAN STUDI :

Maksud kegiatan adalah melakukan studi penyusunan konsep standar di bidang SDM transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan. Adapun tujuan studi ini adalah: (1) Untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi SDM Transportasi

(2)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

2

Sungai Danau dan Penyeberangan pada unit kerja pemerintah dan penyelenggara ASDP; (2) Merumuskan standar kompetensi SDM Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan pada unit kerja pemerintah dan penyelenggara ASDP, dalam hal ini adalah penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP).

KEGUNAAN STUDI :

Kegunaan dari studi ini sebagai sumbangan pemikiran bagi Kementerian Perhubungan sebagai aparatur dalam penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP).

RUANG LINGKUP PENELITIAN :

1. Inventarisasi kegiatan - kegiatan penyelenggaraan transportasi SDP;

2. Inventarisasi kebijakan di bidang SDM transportasi SDP;

3. Melakukan studi literatur/benchmarking SDM transportasi SDP dari negara lain

4. Merumuskan minimal 10 (sepuluh) naskah akademis konsep standar di bidang SDM transportasi SDP, yang meliputi:

a.

Standar kompetensi tenaga pengoperasian sarana SDP;

b.

Standar kompetensi tenaga pengawas sarana SDP;

c.

Standar kompetensi tenaga penguji sarana SDP;

d.

Standar kompetensi tenaga pengoperasian prasarana SDP;

e.

Standar kompetensi tenaga pengawas prasarana SDP;

f.

Standar kompetensi tenaga penguji prasarana SDP;

g.

Standar SDM pemelihara rambu SDP;

h.

Standar SDM pelaksanaan pemeliharaan dan pengerukan alur SDP;

i.

Standar ABK angkutan SDP;

j.

Standar ABK angkutan Sungai yang mengangkut Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

5. Obyek Penelitian dilakukan pada wilayah Jakarta, Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Biak, dan Jayapura,.

PROSES PEMAHAMAN DALAM PENYELESAIAN STUDI : Kualifikasi dan Kompetensi SDM Bidang ASDP merupakan komponen yang penting dalam mendukung efektivitas dan efisiensi

(3)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

kegiatan pelayanan jasa transportasi SDP. Dalam rangka pemberian pelayanan yang efektif dan efisien tersebut pemerintah perlu menyusun konsep standar terkait dengan kualifikasi dan kompetensi SDM bidang ASDP. Kualifikasi dan kompetensi SDM bidang ASDP yang disusun ke dalam suatu standar pada hakikatnya akan mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat.

Kemampuan atau kompetensi memiliki banyak pengertian yang masing-masing menyoroti aspek dan penekanan yang berbeda.. Namun pada dasarnya terdapat suatu kesepakatan umum mengenai elemen kompetensi yang terdiri dari pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan tingkah laku (personal attributs). Skill dan knowledge dipertimbangkan sebagai karakteristik penting yang dibutuhkan setiap orang agar efektif dalam pekerjaan. Standar kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja, sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang dipersyaratkan.

Hal yang lebih penting lagi melalui standar Kualifikasi dan kompetensi SDM bidang ASDP ini, menjadikan pemerintah mempunyai kemampuan melakukan pengaturan, pengendalian, acuan pengawasan dan pedoman dalam mengukur efektivitas dan efisiensi atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di bidang ASDP. Pada akhirnya pemerintah dapat mengevaluasi atas kemampuan, keahlian, keterampilan, perilaku dan tanggungjawab SDM di bidang ASDP berdasarkan standar tersebut. Kemudian meningkat atau menurunnya tingkat kepuasan masyarakat atau stake holder dapat dipengaruhi oleh kualitas jasa pelayanan transportasi ASDP yang diberikan oleh Aparatur Direktorat Jenderal Perhubungan Darat berserta Unit Kerja di lapangan.

Gambaran Kerangka Berpikir di atas dan Pola Pikir Pemecahan Masalah tertuang pada Gambar 1 dan Gambar 2 dengan Pola pikir pemecahan masalah studi ini, dengan mengikuti beberapa tahapan sebagai berikut:

(4)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP Feed Back SUBYEK 1. Kementrian Perhubungan 2. Pemda 3. Penyelenggara ASDP METODA Metoda penelitian kualitatif; Pengumpulan data (deskriptif dokumen, catatan lapangan, dll) FGD OBYEK Standar kompetensi SDM di bidang transportasi sungai dan danau serta penyebrangan INSTRUMENTAL INPUT

Kebijakan Transportasi Sungai dan danau serta penyeberangan: Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran; Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 1999 Tentang Angkutan di Perairan; PP No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan International Maritime Organization (IMO); Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun2004 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai; Kepmenhub No. 53 Tahun 2002 tentang TatananKepelabuhanan; Kepmenhub No. 52 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan; Kepmenhub No. 32 tahun 2001 Tentang Angkutan Penyeberangan.

INPUT

Standar kompetensi sdm Di bidang

Transportasi sungai dan danau serta penyeberangan

yang ada saat ini

OUTPUT Tersusunnya Konsep Standar

kompetensi SDM di bidang Transportasi sungai dan danau

serta penyeberangan

ENVIRONMENTAL INPUT

Iptek perkapalan, tingkat kecelakaan kapal, pencemaran, adanya otonomi daerah, lemahnya pengawasan, lemahnya koordinasi antar instansi. Rendahnya tingkat pendidikan SDM ASDP

GAMBAR 1 : Kerangka Berpikir Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

(5)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Gambar 2 : Alur Pikir Penyelesaian Masalah

METODOLOGI PENELITIAN :

Secara umum, metodologi studi ini jenis penelitiannya kualitatif dengan metode Analisis Model Spradley (Sugijono, 2009:345) yaitu Analisis Domain, Taksonomi, Komponensial dan Tema Kultural sebagai berikut : a. Kajian Kepustakaan yang meliputi review studi terdahulu, studi literatur

dan kebijakan yang berkaitan dengan standar kompetensi SDM SDP. b. Pengumpulan data, karena pendekatan penelitian kualitatip maka

menggunakan istilah situasi sosial (Sugijono 2009:297) yang terdiri atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity), Pengumpulan sampel sumber data dalam penelitian kualitatip masih bersifat sementara oleh karena itu teknik pengambilan sumber data penelitian kualitatip bersifat purposive dan snowball (Sugijono, 2009:302)

BAGAIMANA GAMBARAN KOMPETENSI KERJA SDM ASDP SAATINI?

BAGAIMANA RUMUSAN STANDAR KOMPETENSI SDM ASDP PADA UNIT KERJA PEMERINTAH DAN

PENYELENGGARA ASDP ANALISIS DAN

PEMBAHASAN

KEBUTUHAN PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI SDM BIDANG TRANSPORTASI

SDP

LOKASI PENELITIAN 5 DAERAH DENGAN RESPONDEN

PEJABAT PEMERINTAH DAN PENYELENGGARA ASDP

REKOMENDASI : TERSUSUNNYA KONSEP

STANDARDISASI SDM BIDANG TRANSPORTASI SDP

(6)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Gambar 3 : Proses Pengambilan Sampel Sumber Data DalamPenelitian Kualitatif (Purposive dan

Snowball)

Kemudian pelaksanaan pengumpulan data dengan tehnik penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada atau disebut triangulasi, tepatnya triangulasi sumber yaitu dengan satu teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada bermacam-macam sumber data, (Sugijono, 2009:331).

Gambar 4 : Triangulasi Sumber

Berkaitan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatip maka tahapan analisis dan evaluasi data dilakukan dengan model Spradley (Sugijono, 2009:345) yaitu analisis domain, taksonomi, komponensial dan tema cultural. Tahapan Penelitian Kualitatip-Spradley adalah sebagai berikut:

1. Memilih Situasi Soaial (Place, Actor, Activiy) 2. Melakukan Observasi Partisipan

3. Mencata hasil Observasi dan Wawancara 4. Melakukan Obesrvasi Deskriptif

5. Melalkukan Analisis Domain WAWANCARA MENDALAM A B C A B C D G I E H J F

(7)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

6. Melakukan Observasi Terfokus 7. Melakukan Analisis Taksonomi 8. Melakukan Observasi Terseleksi 9. Melakukan Analisis Komponensial 10.Melakukan Analisis Tema

11. Temuan Budaya

12. Menulis Laporan Penelitian Kualitatip

Mengingat studi ini penyusunan standar kompetensi SDM SDP, maka ada 2 (dua) cara yang dilakukan yaitu:

a. Benchmarking dengan mengambil contoh bentuk standar kompetensi dari bidang-bidang lainnya.

b. Brainstorming atau Focus Group Discussion (FGD) dengan nara sumber informan setingkat manajer atau ahli (Para Pakar SDP dan Masyarakat/Stake Holder SDP.

Penelitian ini dilakukan pada unit kerja pelayanan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan unit kerja Dinas Perhubungan Pemda/kab/kota berkaitan dengan kebutuhan data sekunder dan primer untuk pelaksanaan penyusunan konsep standar SDM bidang ASDP, yang mayoritas mewakili ciri pelaksanaan penyusunan konsep standar tersebut yaitu pada 6 (enam) kota di Indonesia, yaitu: Palembang, Banjarmasin, Balikpapan, Jayapura, Biak, dan Jakarta.

Adapun tahapan pelaksanaan penelitian meliputi :

1. Inventarisasi kebijakan tranportasi ASDP sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

2. Inventarisasi kebijakan pelaksanaan tugas kerja aparat di bidang tranportasi ASDP pada Direktorat Jenderal Perhubungan DaratKementerian Perhubungan;

3. Inventarisasi standar profesi,kompetensi, keahlian SDM di bidang sungai dan danau serta penyeberangan sesuai bidang kerjanya masing-masing;

4. Penyusunan konsep persiapan pelaksanaan rencana kerjastudi (tujuan untuk pemantapan metodologi penelitian)

5. Survai data sekunder meliputi tugas pokok dan fungsi aparat Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, mekanisme kerja dan fasilitas peralatan pendukung dan standar yang ada.

6. Analisis dan evaluasi standar SDM di bidang ASDP dan penyusunan format standar SDM di bidang ASDP dalam mendukung efektivitas dan efisiensi jasa pelayanan transportasi laut.

(8)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

7. Menyusun kesimpulan dan rekomendasi konsep standar SDM bidang ASDP diharapkan memberikan efektivitas dan efisiensi jasa pelayanan transportasi bagi kepentingan masyarakat/stake holders.

INVENTARISASI KEBIJAKAN INVENTARISASI KEBIJAKAN PELAKSANAAN TUGAS KERJA INVENTARISASI STANDAR KOMPETENSI SDM PENYUSUNAN KONSEP PERSIAPAN PELAKSANAAN RENCANA KERJA STUDI (PEMANTAPAN METLIT) PERSIAPAN KAJIAN KOMPETENSI DAN KEAHLIAN SDM KAJIAN FORMAT STANDAR SDM TRANS SDP ANALISIS DAN EVALUASI SURVAI DATA SEKUNDERTUPOKSIMEK.KERJAFAS, ALAT, DUKUNGANSTANDAR YG ADA SURVAI DATA KUALITATIFPROFESIONAL,KOMPETENSI,AHLI KOMPILASI DATA SURVAI GAMBARAN PROF, KOMP DAN AHLI SDM TRANS. SDP PENGUMPULAN DATA GAMBARAN ATAS STANDAR YANG ADA KAJIAN KEBIJAKAN BIDANG SDP REKOMENDASI PENYUSUNAN REKOMENDASI STANDAR KOMPETENSI SDM BID, TRANSPORTASI SDP A. AKTIVITAS B. TAHAPAN

C. PRODUK TAHAP LAPORAN PENDAHULUAN TAHAP LAPORAN ANTARA TAHAP LAPORAN SEMI RAMPUNG TAHAP LAPORAN AKHIR FGD

(9)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

RINGKASAN HASIL SURVEY

a. Kompetensi SDP yang ada lebih ke Penyeberangan, sementara Sungai dan Danau relatif belum ada standar kompetensinya. Peraturan dan perundangan yang terbaru sudah memisahkan Sungai Danau dengan Penyeberangan.

b. Kompetensi SDP secara umum merujuk ke kompetensi pelayaran dan pelabuhan laut, sesuai dengan STCW dan IMO, demikian juga dengan pelatihan-pelatihan kompetensi dan kecakapan pelaut.

c. Secara umum kompetensi SDP dapat dibagai ke dalam 3 bidang, yaitu: Sarana / Kapal, Prasarana / Pelabuhan / Dermaga, dan lain-lain / khusus, seperti: pengerukan, perambuan, pengangkutan barang berbahaya dll. (Pada PP No. 8 Tahun 2010 tentang Angkutan Multimoda, disebutkan Barang Berbahaya atau Dangerous Goods mengikuti standar internasionl. Barang Beracun sudah termasuk bagian Barang Berbahaya / IMDG).

d. Bidang kompetensi sarana dan prasarana / kapal dan pelabuhan lebih memiliki standar kompetensi SDM, sedangkan bidang khusus, seperti pengerukan dan perambuan belum ada. Sebagai dasar penyusunan kompetensi menggunakan aturan perundangan yang berlaku.

e. Tugas pokok dan fungsi berikut pencapaian masing-masing bidang kompetensi sudah ada, namun untuk uraian kerja dan SOP yang lebih rinci masih belum ada.

f. Survei dilaksanakan di instansi pemerintah Pemda: Dinas perhubungan provinsi / Kabupaten, Adpel, Kanpel; PT ASDP – Ferry Persero; dan BP2TD / D.III LLSDP. Instansi Pemda yang paling kurang SDM yang memiliki kompetensi / kualifikasi SDP.

g. Banyak petugas di lapangan yang belum mengetahui aturan terbaru serta belum mempunyai kompetensi dan kecakapan yang sesuai dengan jabatan yang diembannya.

h. Komposisi Kapal / Sarana berdasarkan umur: 40% di bawah 20 tahun dan 51 % di atas 20 tahun.

i.

Mayoritas pengelola sarana adalah pihak swasta sebanyak 51%,

kemudian PT. ASDP Ferry (persero) 44%, dan PEMDA

sebanyak 5%.

j.

Pelabuhan penyeberangan / prasarana umumnya dikelola oleh

Pemda sebanyak 76 pelabuhan. Diikuti oleh PT ASDP Ferry

(Persero)

sebanyak

34

unit, terakhir

UPT Pelabuhan

Penyeberangan

hanya

mengeloala

3

unit

pelabuhan

penyeberangan.

k.

Pada tahun 2011 dan 2012 terdapat beberapa regulasi baru yang

berkaitan dengan angkutan sungau danau dan penyeberangan.

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor.

(10)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

85 Tahun 2011 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor

Otoritas

Pelabuhan

Penyeberangan,

maka

pengelolaan

pelabuhan penyeberangan akan dikelola oleh kantor Otoritas

Pelabuhan Penyeberangan. Dengan demikian pengelolaan

pelabuhan

/

prasarana,

termasuk

dengan

pengawasan

penyebrangan sudah bukan di PT ASDP lagi, semuanya akan

dikelola oleh Kantor Otoritas Pelabuhan Penyeberangan. Pada

saat survey ini dilaksanakan, otoritas pelabuhan penyeberangan

belum diterapkan.

l.

Di dalam Peraturan Pemerintah terbaru mengenai SDM

Transportasi, sebagaimana tertuang di dalam Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2012 tentang

Sumber Daya Manusia Di Bidang Transportasi, SDM SDP

tidak dibahas. Di dalam PP tersebut SDM SDP dikategorikan di

dalam SDM di bidang pelayaran dan perairan. Sumber daya

manusia di bidang transportasi, meliputi:

1)

sumber daya manusia di bidang lalu lintas dan angkutan

jalan;

2)

sumber daya manusia di bidang perkeretaapian;

3)

sumber daya manusia di bidang pelayaran;

4)

sumber daya manusia di bidang penerbangan; dan;

5)

sumber daya manusia di bidang multimoda transportasi

m.

Dari PP Nomor 51 Tahun 2012 tentang SDM Transportasi dapat

dikembangkan suatu

gambar besar 22 subsektor SDM

transportasi berikut kode 2 huruf unik yang dapat dipergunakan

sebagai kodifikasi kompetensi SDM Tranportasi sebagaimana

dapat dilihat pada tabel 1 di bawah.

(11)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Tabel 1: Kode 2 huruf 22 Subsektor SDM Transportasi

No .

Rincian Kode 2

Huruf 1 a. sumber daya manusia di bidang lalu lintas dan

angkutan jalan

LJ

2 a. lalu lintas jalan; LL

3 b. angkutan umum; UM

4 c. kendaraan; KE

5 d. prasarana lalu lintas jalan; dan PL

6 e. keselamatan lalu lintas jalan KL

7 b. sumber daya manusia di bidang perkeretaapian KA

8 a. sarana kereta api; dan SK

9 b. prasarana kereta api. PK

10 c. sumber daya manusia di bidang pelayaran AL 11 a. angkutan di perairan / Sungai Danau Penyeberangan SD

12 b. kepelabuhanan; KP

13 c. keselamatan dan keamanan pelayaran; dan KK 14 d. perlindungan lingkungan maritim LM 15 d. sumber daya manusia di bidang penerbangan TE

16 a. pesawat udara; PU

17 b. angkutan udara; AU

18 c. kebandarudaraan; BU

19 d. navigasi penerbangan; NP

20 e. keselamatan penerbangan; dan SP

21 f. keamanan penerbangan. AP

22 e. sumber daya manusia di bidang multimoda transportasi

MM 1 a. bidang lalu lintas dan angkutan jalan; LL

7 b. bidang perkeretaapian; KA

10 c. bidang pelayaran; dan/atau LA

(12)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Untuk memudahkan kodifikasi dan klasifikasi kompetensi SDM SDP dapat dipetakan menjadi : SDM SDP pada bidang Sarana (Kapal pengangkut) dan SDM SDP Prasarana (Pelabuhan SDP) sebagai berikut:

Gambar 6: Pemetaan Kompetensi ASDP

Klasifikasi SDM SDP menjadi dua bagian: sarana dan prasarana SDP ini akan dipergunakan dalam kodifikasi kompetensi.

RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (RSKKNI) DI BIDANG SDM SDP

Di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), terdapat empat tahapan di dalam penetapannya, meliputi:

a. Perencanaan penyusunan RSKKNI ; b.Penyusunan RSKKNI;

c. Pembakuan RSKKNI; d.Penetapan SKKNI ;

(13)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Studi Konsep awal Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) di bidang SDM SDP ini, mencoba penyusunannya dengan mengacu kepada Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas nomor : Kep.297/LATTAS/XII/2007, tentang Pedoman Tata Cara Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Dalam menyusun SKKNI, beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

1. Komite SKKNI sangat perlu melakukan pemetaan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi lingkup sektor, sub sektor, bidang dan sub bidang pekerjaan yang akan disusun RSKKNI nya, sehingga diperoleh kejelasan bidang pekerjaan apa saja yang menjadi target penyusunan RSKKNI nya, untuk menghindari dibelakang hari terjadi duplikasi dan tumpang tindih. Disamping itu bagi instansi Pembina akan lebih mudah untuk mengadakan pemantauan, pembinaan dan pengendalian aspek kelanjutan setelah disahkannya RSKKNI menjadi SKKNI.

2. Acuan untuk melakukan pemetaan terhadap sektor, sub sektor, bidang dan sub bidang menggunakan pedoman Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

3. Penentuan Sektor, sub sektor, bidang dan sub bidang pekerjaan akan sangat membantu mengindentifikasi jumlah dan jenis unit kompetensi serta ruang lingkup cakupan kompetensi untuk suatu bidang pekerjaan yang akan disusun dan dituangkan dalam RSKKNI nya. 4. Departemen Teknis Pembina sektor sebagai instansi pembina melalui

Komite Teknis di sektornya dianggap pihak yang paling mengetahui dan wajib melakukan pembinaan dan pengendalian terhadap Tim Penyusun/konsultan yang ditunjuk untuik melakukan penyususn RSKKNI yang menjadi domain pembinaannya .

5. Struktur SKKNI dalam penyusunannya mempunyai urutan sebagai berikut :

a. Sektor ; b. Sub Sektor ; c. Bidang ; d. Sub Bidang ;

e. Pekerjaan /Bidang keahlian/profesi ; f. Unit Kompetensi;

g. Elemen kompetensi ; h. Kriteria untjuk kerja ; i. Batasan variabel ; j. Panduan penilaian dan k. Kompetensi Kunci ;

(14)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Struktur SKKNI lebih jelas digambarkan sebagaimana bagan di bawah ini :

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ini disusun berdasarkan acuan pola RMCS (Regional Model Competency Standard) sebagaimana yang telah disepakati oleh negara dikawasan Asia Pasifik

Penyusunan Unit Kompetensi dengan menggunakan pola RMCS, memuat unsur-unsur :

1.

Kode unit

2.

Judul unit

Gambar 7 Bagan Struktur SKKNI

1 3 . K u al ifi k as i K o m p et en si 1 2 . L ev el K o m p et en si K u n ci 7. Elemen Kompetensi 11. Kompetensi Kunci 10. Panduan Penilaian 9. Batasan Variabel 8. Kriteria Unjuk Kerja 6.Unit Kompetensi 5.Pekerjaan/Jabatan/Profesi 2. Sub Sektor 3. Bidang 4. Sub Bidang 1. Sektor

(15)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

3.

Deskripsi unit

4.

Elemen kompetensi

5.

Kriteria unjuk kerja

6.

Batasan variabel

7.

Panduan penilaian

8.

Kompetensi kunci

Unsur-unsur tersebut dalam unit kompetensi harus tercermin pada SKKNI, karena unit kompetensi tersebut akan ditindaklanjuti dalam langkah selanjutnya, untuk keperluan penyusunan program pelatihan, materi uji kompetensi dalam rangka jaminan kualitas tenaga kerja.

Pengelompokan unit kompetensi pada SKKNI untuk satu bidang keahlian/pekerjaan dikelompokkan menjadi 4 (empat) bagian, yaitu: 1. Kelompok Kompetensi Umum (General)

Pada Kelompok Kompetensi Umum ini mencakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan pada hampir semua sub bidang keahlian/pekerjaan. Sebagai contoh kompetensi yang terkait dengan penerapan dan pelaksanaan kebijakan Keselamatan Pelayaran oleh unit kerja, perencanaan tugas yang bersifat rutin, penerapan prosedur-prosedur baku/mutu, komunikasi kerja sesama petugas di tempat kerja dan/atau sesuai kondisi bidang pekerjaan tertentu.

2. Kelompok Kompetensi Inti (Fungsional)

Kelompok Kompetensi Inti ini mencakup unit-unit kompetensi yang diperlukan untuk mengerjakan tugas pokok fungsi pada bidang keahlian/pekerjaan tertentu dan merupakan unit-unit yang harus /wajib tercantum pada bidang keahlian/pekerjaan dimaksud. Sebagai contoh: menerapkan sistem mutu, mengatur dan menganalisis informasi, membuat laporan, membuat rencana kegiatan yang lengkap dan dipersyaratkan pada bidang pekerjaan/keahlian/profesi tersebut. Unit kompetensi inti keberadaannya tidak bisa ditawar dan harus tercantum serta harus dilaksanakan oleh setiap orang/individu yang akan menyandang profesi tersebut.

3. Kelompok Kompetensi Khusus (Spesifik)

Kelompok Kompetensi Khusus ini mencakup unit-unit kompetensi yang dapat ditambahkan ke dalam sub bidang keahlian/pekerjaan tertentu yang memerlukan kekhususan/spesialisasi dan memerlukan kemampuan analisis yang mendalam dan terstruktur.

Unit-unit ini sebagai tambahaan khusus yang diperlukan oleh setiap pengguna yang berbeda pada sektor tersebut (muatan lokal). Sebagai contoh pada keahlian pengukuran kapal sektor tertentu memerlukan tambahan persyaratan, misal untuk sektor perhubungan/sub sektor perhubungan laut pekerja pengukuran kapal harus menguasai

(16)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

kompetensi pengukuran konstruksi kapal secara teknis (panjang, lebar, dan lain sebagainya dan sebagainya).

4. Kelompok Kompetensi Pilihan (Optional)

Kompetensi Pilihan ini mencakup unit kompetensi yang dipilih oleh pekerja, pengguna, sektor tertentu yang bersifat sangat penting dan pada keahlian tertentu/kualifikasi tinggi. Kompetensi pilihan biasanya dipakai untuk mencapai kualifikasi yang dipersyaratkan pada jenis keahlian. Sebagai contoh seorang yang dipersyaratkan untuk menduduki jenjang kualifikasi/jabatan tertentu harus menguasai kompetensi dari salah satu disiplin ilmu, keahlian dan pengalaman di bidangnya selama kurun waktu tertentu.

Kerangka Kualifikasi pada dasarnya adalah penetapan terhadap tingkat/jenjang kualifikasi pada suatu bidang pekerjaan yang akan disusun Rancangan SKKNI nya. Berdasarkan amanat PP No. 31 Tahun 2006 tentang Sislatkernas pasal 5 ayat (2), bahwa Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) jenjang yaitu dari jenjang terendah sertifikat I sampai dengan jenjang tertinggi sertifikat IX. Sebagai acuan penuangan kerangka kualifikasi, berikut ini kisi-kisi parameter nya ( lihat tabel dibawah ini) .

Tabel 2

Rumusan parameter KKNI berdasarkan PP 31 Tahun 2006.

KUALIFIKASI PARAMETER-PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

I Melaksanakan kegiatan:  Lingkup terbatas  Berulang dan sudah biasa  Dalam konteks yang terbatas  Mengungkap kembali  Menggunakan pengetahuan terbatas  Tidak memerlukan gagasan baru  Terhadap kegiatan sesuai arahan  Dibawah pengawasan langsung

 Tidak ada tanggung jawab terhadap pekerjaan orang lain II Melaksanakan

kegiatan :  Lingkup agak

luas

 Mapan dan sudah biasa  Dengan pilihan-pilihan yang terbatas terhadap sejumlah tanggapan rutin Menggunakan pengetahuan Dasar operasional Memanfaatkan informasi yang tersedia Menerapkan pemecahan masalah yang sudah baku Memerlukan  Terhadap kegiatan sesuai arahan  Dibawah pengawasan tidak langsung dan pengendalian mutu  Punya tanggung jawab terbatas terhadap kuantitas dan mutu  Dapat diberi tanggung jawab

(17)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

KUALIFIKASI PARAMETER-PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

sedikit gagasan baru membimbing orang lain III Melaksanakan kegiatan: Dalam lingkup yang luas dan memerlukan keterampilan yang sudah baku Dengan pilihan-pilihan terhadap sejumlah prosedur Dalam sejumlah konteks yang sudah biasa Menggunakan pengetahuan-pengetahuan teoritis yang relevan Menginterpretasi kan informasi yang tersedia Menggunakan perhitungan dan pertimbangan Menerapkan sejumlah pemecahan masalah yang sudah baku Terhadap kegiatan sesuai arahan dengan otonomi terbatas Di bawah pengawasan tidak langsung dan pemeriksaan mutu Bertanggung jawab secara memadai terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja

Dapat diberi tanggung jawab terhadap hasil kerja orang lain IV Melakukan

kegiatan :  Dalam lingkup

yang luas dan memerlukan kete-rampilan dan penalaran khusus  Dengan pilihan-pilihan yang banyak terhadap sejumlah prosedur  Dalam berbagai konteks yang sudah biasa maupun yang tidak biasa  Menggunakan basis pengetahuan yang luas dengan mengaitkan sejumlah konsep teoritis

 Membuat

interpretasi analisis terhadap data yang tersedia  Pengambilan sejumlah pe-mecahan masalah yang bersifat inovatif terhadap masalah-masalah yang konkrit dan kadang-kadang tidak biasa  Terhadap kegiatan yang direncanakan sendiri  Dibawah bimbingan dan evaluasi yang luas

 Bertanggung jawab penuh terhadap kualitas dan mutu hasil kerja  Dapat diberi

tanggung jawab terhadap kualitas dan mutu hasil kerja orang lain

V Melakukan

kegiatan :  Dalam lingkup

yang luas dan memerlukan kete-rampilan

Menerapkan basis pengetahuan yang luas dengan pendalaman yang

Melakukan :  Kegiatan yang

diarahkan sendiri dan kadang-kadang memberikan arahan kepada orang lain

(18)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

KUALIFIKASI PARAMETER-PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

penalaran teknis khusus (spesialisasi)  Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku  Yang memerlukan banyak pilihan prosedur standar maupun non standar  Dalam konteks yang rutin maupun non rutin

cukup di beberapa area Membuat

interpretasi analitik terhadap sejumlah data yang tersedia yang memiliki cakupan yang luas  Menentukan

metode-metode dan prosedur yang tepat guna dalam pemecahan sejumlah masalah yang konkrit yang mengandung unsur-unsur teoritis

 Dengan pedoman atau fung-si umum yang luas

 Kegiatan memerlukan tanggung jawab penuh baik sifat, jumlah maupun mutu dari hasil kerja  Dapat diberi

tanggung jawab terhadap pencapaian hasil kerja kelompok

VI Melakukan kegiatan :  Dalam ruang

lingkup yang sangat luas dan memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus  Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku serta kombinasi prosedur yang tidak baku  Dalam konteks

rutin dan tidak rutin yang berubah-ubah sangat tajam  Menggunakan pengetahuan khusus yang mendalam pada beberapa bidang  Melakukan analisis, mem-buat ulang dan mengevaluasi informasi-informasi yang cakupannya luas  Merumuskan langkah-langkah pemecahan yang tepat, baik untuk masalah yang konkrit maupun abstrak Melaksanakan :  Pengelolaan kegiatan/ proses kegiatan  Dengan parameter yang luas untuk kegiatan-kegiatan yang sudah tertentu  Kegiatan dengan

penuh akuntabilitas untuk menentukan tercapainya hasil kerja pribadi dan atau kelompok  Dapat diberi

tanggung jawab terhadap pencapaian hasil kerja organisasi

(19)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

KUALIFIKASI PARAMETER-PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

memungkinkan seseorang untuk:

 Menjelaskan secara sistemik dan koheren atas prinsip-prinsip sesama dari suatu bidang dan,

 Melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri di suatu bidang, menunjukkan kemandirian intelektual secara analisis yang tajam dan komunikasi yang baik

VIII Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggung jawab yang memungkinkan seseorang untuk:

 Menunjukkan penguasaan suatu bidang dan,

 Merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan intelektual secara original berdasarkan standar-standar yang diakui secara internasional

IX Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggung jawab yang memungkinkan seseorang untuk:

 Mengembangkan pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan intelektual yang dinilai oleh ahli independen berdasarkan standar internasional

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan klasifikasi baku kegiatan ekonomi yang terdapat di Indonesia. KBLI disusun untuk menyediakan satu set kerangka klasifikasi kegiatan ekonomi yang komprehensif di Indonesia agar dapat digunakan untuk penyeragaman pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data statistik menurut kegiatan ekonomi, serta untuk mempelajari keadaan atau perilaku ekonomi menurut kegiatan ekonomi. Dengan penyeragamanan tersebut, data statistik kegiatan ekonomi dapat dibandingkan dengan format yang standar pada tingkat internasional, nasional, maupun regional.

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Tahun 2009 yang diterbitkan dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia merupakan revisi dari KBLI Tahun 2005. Revisi klasifikasi dilakukan karena terjadinya pergeseran lapangan usaha dan munculnya beberapa lapangan usaha baru, yang menyebabkan banyak kegiatan ekonomi belum ada klasifikasinya. Revisi juga menghasilkan klasifikasi yang lebih rinci dan lebih lengkap dibandingkan versi sebelumnya untuk mengidentifikasi pergeseran lapangan usaha dan munculnya kegiatan ekonomibaru. Dengan demikian data ekonomi dapat dikumpulkan dan disajikan dalam format yang didesain untuk tujuan analisis, pengambilan keputusan, dan perencanaan kebijakan, yang dapat lebih merefleksikan fenomena perekonomian terkini.

(20)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Struktur dan pemberian kode KBLI adalah sebagai berikut :

a. Kategori, menunjukkan garis pokok penggolongan kegiatan ekonomi. Penggolongan ini diberi kode satu digit kode alfabet. Dalam KBLI, seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia digolongkan menjadi 21 kategori. Kategori-kategori tersebut diberi kode huruf dari A sampai dengan U.

b. Golongan Pokok, merupakan uraian lebih lanjut dari kategori. Setiap kategori diuraikan menjadi satu atau beberapa golongan pokok (sebanyak-banyaknya lima golongan pokok, kecuali industri pengolahan) menurut sifat masing-masing golongan pokok. Setiap golongan pokok diberi kode dua digit angka.

c. Golongan, merupakan uraian lebih lanjut dari golongan pokok (butir b). Kode golongan terdiri dari tiga digit angka, yaitu dua digit angka pertama menunjukkan golongan pokok yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir menunjukkan kegiatan ekonomi dari setiap golongan yang bersangkutan. Setiap golongan pokok dapat diuraikan menjadi sebanyak-banyaknya sembilan golongan.

d. Subgolongan, merupakan uraian lebih lanjut dari kegiatan ekonomi yang tercakup dalam suatu golongan (butir c). Kode Subgolongan terdiri dari empat digit, yaitu kode tiga digit angka pertama menunjukkan golongan yang berkaitan, dan satu digit angka terakhir menunjukkan kegiatan ekonomi dari Subgolongan bersangkutan. Setiap golongan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi sebanyak-banyaknya sembilan Subgolongan.

e. Kelompok, dimaksudkan untuk memilah lebih lanjut kegiatan yang dicakup dalam suatu ’Subgolongan’ menjadi beberapa kegiatan yang lebih homogen.

(21)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) KBLI Pakar, Praktisi dan LDP/Stakeholder

(1) : Kategori, kegiatan JASA TRANSPORTASI DANPERGUDANGAN diisi dengan kategori H

(2) :

Golongan Pokok: 50 ANGKUTAN AIR

(3) :

Golongan,. 02: Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan

(4) :

Sub Golongan : 01: ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN UNTUK PENUMPANG

(5) :

Kelompok: . 02: ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU UNTUK PENUMPANG DENGAN TRAYEK TIDAK TETAP DAN TIDAK TERATUR

(6) :

Sub Kelompok:

01: Sarana Angkutan / Kapal 02: Prasarana / Pelabuhan SDP

(7) :

Bagian:

00 Semua Golongan

01 Golongan A, Perahu kecil 02 Golongan B. Perahu sedang 03 Golongan C, Perahu besar, > 7 GT 04 Golongan D, Penyeberangan

(8) :

Kualifikasi kompetensi, untuk menetapkan jenjang kualifikasi kompetensi kerja dan yang terendah s/d yang tertinggi untuk masing-masing nama pekerjaan/jabatan/profesi, diisi dengan 1 digit angka romawi dengan mengacu pada perjenjangan KKNI, yaitu:

- Kualifikasi I untuk Sertifikat 1 - Kualifikasi II untuk Sertifikat 2 - Kualifikasi III untuk Sertifikat 3 - Kualifikasi IV untuk Sertifikat 4 - Kualifikasi V s/d IX untuk Sertifikat 5 s/d 9

(9) : Versi, untuk Paket SKKNI diisi dengan nomor urut versi danmenggunakan 2 digit angka, mulai dari 01, 02 dan seterusnya. H 50 02 01 02 01 00 I 01 H 50 02 01 02 01 00 I 01

(22)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Standar Kompetensi Kerja disusun menggunakan format standar kompetensi kerja. Untuk menuangkan standar kompetensi kerja menggunakan urutan-urutan sebagaimana struktur SKKNI. Dalam SKKNI terdapat daftar unit kompetensi yang terdiri atas unit-unit kompetensi yang sebelumnya telah teridentifikasi dan disepakati masuk dalam cakupan bidang pekerjaan yang disusun RSKKNI nya. Setiap unit kompetensi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari susunan daftar unit kompetensi sebagai berikut :

a. Kode Unit Kompetensi

Kode unit kompetensi mengacu kepada kodifikasi yang memuat sektor, sub sektor/bidang, kelompok unit kompetensi, nomor urut unit kompetensi dan versi., yaitu :

T R A . S D 1 1 . 0 0 1 . 0 1

( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 )

1)

Sektor/Bidang Lapangan Usaha :

Untuk sektor (1) mengacu sebagaimana dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), diisi dengan 3 huruf kapital dari nama sektor/bidang lapangan usaha. TRANSPOR & PERGUDANGAN (TRA).

2)

Sub Sektor/Sub Bidang Lapangan Usaha :

Untuk sub sektor (2) mengacu sebagaimana dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), diisi dengan 2 huruf kapital dari nama Sub Sektor/Sub Bidang. SUNGAI DANAU DAN PENYEBERANGAN: SD

3)

Kelompok Unit Kompetensi :

Untuk kelompok kompetensi (3), diisi dengan 1 digit angka pertama untuk masing-masing kelompok, yaitu :

1: Untuk kode Kelompok unit kompetensi umum (general) 2: Untuk kode Kelompok unit kompetensi inti (fungsional). 3. Untuk kode kelompok unit kompetensi khusus (spesifik) 4. Untuk kode kelompok unit kompetensi pilihan (optional) Satu digit angka kedua untuk pilihan :

1: Untuk kode Kelompok Sarana SDP 2: Untuk kode Kelompok Prasarana SDP

4)

Nomor urut unit kompetensi

Untuk nomor urut unit kompetensi (4), diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan menggunakan 3 digit angka, mulai dari angka 001, 002, 003 dan seterusnya pada masing-masing kelompok unit kompetensi. Nomor urut unit kompetensi ini

(23)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

disusun dari angka yang paling rendah ke angka yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk menggambarkan bahwa tingkat kesulitan jenis pekerjaan pada unit kompetensi yang paling sederhana tanggung jawabnya ke jenis pekerjaan yang lebih besar tanggung jawabnya, atau dari jenis pekerjaan yang paling mudah ke jenis pekerjaan yang lebih komplek.

5)

Versi unit kompetensi

Versi unit kompetensi (5), diisi dengan 2 digit angka, mulai dari angka 01, 02 dan seterusnya. Versi merupakan urutan penomoran terhadap urutan penyusunan/penetapan unit kompetensi dalam penyusunan standar kompetensi yang disepakati, apakah standar kompetensi tersebut disusun merupakan yang pertama kali, revisi dan atau seterusnya.

b. Judul Unit Kompetensi

Judul unit kompetensi, merupakan bentuk pernyataan terhadap tugas/pekerjaan yang akan dilakukan. Judul unit kompetensi harus menggunakan kalimat aktif yang diawali dengan kata kerja aktif yang terukur.

1)

Kata kerja aktif yang digunakan dalam penulisan judul unit kompetensi diberikan contoh antara lain : memperbaiki, mengoperasikan, melakukan, melaksanakan, menjelaskan, mengkomunikasikan, menggunakan, melayani, merawat, merencanakan, membuat dan lain-lain.

2)

Kata kerja aktif yang digunakan dalam penulisan judul unit kompetensi sedapat mungkin dihindari penggunaan kata kerja antara lain : memahami, mengetahui, menerangkan, mempelajari, menguraikan, mengerti dan atau yang sejenis. c. Diskripsi Unit Kompetensi

Diskripsi unit kompetensi merupakan bentuk kalimat yang menjelaskan secara singkat isi dari judul unit kompetensi yang mendiskripsikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan satu tugas pekerjaan yang dipersyaratkan dalam judul unit kompetensi.

d. Elemen Kompetensi

Elemen kompetensi adalah merupakan bagian kecil dari unit kompetensi yang mengidentifikasikan aktivitas yang harus dikerjakan untuk mencapai unit kompetensi tersebut. Elemen kompetensi ditulis menggunakan kalimat aktif dan jumlah elemen kompetensi untuk setiap unit kompetensi terdiri dari 2 sampai 5 elemen kompetensi.

(24)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Kandungan dari elemen kompetensi pada setiap unit kompetensi dapat mencerminkan unsur : ”merencanakan, menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan”.

e. Kriteria Unjuk Kerja

Kriteria unjuk kerja merupakan bentuk pernyataan yang menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan hasil kerja/karya pada setiap elemen kompetensi. Kriteria unjuk kerja harus mencerminkan aktivitas yang dapat menggambarkan 3 aspek yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja. Untuk setiap elemen kompetensi dapat terdiri 2 s/d 5 kriteria unjuk kerja dan dirumuskan dalam kalimat terukur dengan bentuk pasif.

Pemilihan kosakata dalam menulis kalimat KUK harus memperhatikan keterukuran aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja, yang ditulis dengan memperhatikan level taksonomi Bloom dan pengembangannya yang terkait dengan aspek-aspek psikomotorik, kognitif dan afektif sesuai dengan tingkat kesulitan pelaksanaan tugas pada tingkatan/urutan unit kompetensi.

f. Batasan Variabel

Batasan variabel untuk unit kompetensi minimal dapat menjelaskan:

1)

Konteks variabel yang dapat mendukung atau menambah kejelasan tentang isi dari sejumlah elemen unit kompetensi pada satu unit kompetensi tertentu, dan kondisi lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan tugas.

2)

Perlengkapan yang diperlukan seperti peralatan, bahan atau fasilitas dan materi yang digunakan sesuai dengan persyaratan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan unit kompetensi.

3)

Tugas yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan unit kompetensi.

4)

Peraturan-peraturan yang diperlukan sebagai dasar atau acuan dalam melaksanakan tugas untuk memenuhi persyaratan kompetensi.

g. Panduan Penilaian

Panduan penilaian ini digunakan untuk membantu penilai dalam melakukan penilaian/pengujian pada unit kompetensi antara lain meliputi:

1) Penjelasan tentang hal-hal yang diperlukan dalam penilaian antara lain : prosedur, alat, bahan dan tempat penilaian serta penguasaan unit kompetensi tertentu, dan unit kompetensi yang

(25)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

harus dikuasai sebelumnya sebagai persyaratan awal yang diperlukan dalam melanjutkan penguasaan unit kompetensi yang sedang dinilai serta keterkaitannya dengan unit kompetensi lain.

2) Kondisi pengujian merupakan suatu kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi kerja, dimana, apa dan bagaimana serta lingkup penilaian mana yang seharusnya dilakukan, sebagai contoh pengujian dilakukan dengan metode test tertulis, wawancara, demonstrasi, praktek di tempat kerja dan menggunakan alat simulator.

3) Pengetahuan yang dibutuhkan, merupakan informasi pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi tertentu.

4) Keterampilan yang dibutuhkan, merupakan informasi keterampilan yang diperlukan untuk mendukung tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi tertentu.

5) Aspek kritis merupakan aspek atau kondisi yang harus dimiliki seseorang untuk menemukenali sikap kerja untuk mendukung tercapainya kriteria unjuk kerja pada unit kompetensi tertentu. h. Kompetensi Kunci

Kompetensi kunci merupakan persyaratan kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan tugas pada unit kompetensi tertentu yang terdistribusi dalam 7 (tujuh) kriteria kompetensi kunci antara lain:

1)

Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi.

2)

Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi

3)

Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan.

4)

Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok

5)

Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis

6)

Memecahkan masalah

7)

Menggunakan teknologi

Masing-masing dari ketujuh kompetensi kunci tersebut, memiliki tingkatan dalam tiga katagori. Katagori sebagaimana dimaksud tertuang dalam tabel gradasi kompetensi kunci berikut (Lihat tabel gradasi kompetensi kunci).

Tabel gradasi kompetensi kunci merupakan daftar yang menggambarkan:

 Kompetensi kunci (berisi 7 kompetensi kunci)  Tingkat/nilai (1, 2 dan 3).

(26)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Tabel 3

Gradasi (Tingkatan) Kompetensi Kunci KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1 “Melakukan Kegiatan” TINGKAT 2 “Mengelola Kegiatan” TINGKAT 3 “Mengevaluasi dan Memodifikasi Proses” 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi Mengikuti pedoman yang ada dan merekam dari satu sumber informasi

Mengakses dan merekam lebih dari satu sumber informasi

Meneliti dan menyaring lebih dari satu sumber dan mengevaluasi kualitas informasi 2. Mengkomunikasika

n informasi dan ide-ide

Menerapkan bentuk komunikasi untuk mengantisipasi kontek komunikasi sesuai jenis dan gaya berkomunikasi.

Menerapkan gagasan informasi dengan memilih gaya yang paling sesuai.

Memilih model dan bentuk yang sesuai dan memperbaiki dan mengevaluasi jenis komunikasi dari berbagai macam jenis dan gaya cara berkomunikasi. 3. Merencanakan dan meng-organisasikan kegiatan Bekerja di bawah pengawasan atau supervisi Mengkoordinir dan mengatur proses pekerjaan dan menetapkan prioritas kerja Menggabungkan strategi, rencana, pengaturan, tujuan dan prioritas kerja. 4. Bekerjasama dengan

orang lain & kelompok

Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah dipahami /aktivas rutin Melaksanakan kegiatan dan membantu merumuskan tujuan Bekerjasama untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang bersifat komplek. 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis Melaksanakan tugas-tugas yang sederhana dan telah ditetapkan

Memilih gagasan dan teknik bekerja yang tepat untuk menyelesaikan tugas-tugas yang komplek

Bekerjasama dalam menyelesaikan tugas yang lebih komplek dengan menggunakan teknik dan matematis 6. Memecahkan

masalah

Memecahkan masalah untuk tugas rutin di bawah pengawasan /supervisi

Memecahkan masalah untuk tugas rutin secara mandiri berdasarkan pedoman/ panduan Memecahkan masalah yang komplek dengan menggunakan pendekatan metoda yang sistimatis

(27)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1 “Melakukan Kegiatan” TINGKAT 2 “Mengelola Kegiatan” TINGKAT 3 “Mengevaluasi dan Memodifikasi Proses” 7. Menggunakan teknologi Menggunakan teknologi untuk membuat barang dan jasa yang sifatnya berulang-ulang pada tingkat dasar di bawah pengawasan/ supervisi Menggunakan teknologi untuk mengkonstruksi, meng-organisasikan atau membuat produk barang atau jasa berdasarkan desain Menggunakan teknologi untuk membuat desain/merancang, menggabungkan, memodifikasi dan mengembangkan produk barang atau jasa

Berdasarkan uraian di atas, maka penerapan SKKNI, kemampuan telusur, dan ekivalensi dengan sistem diklat sertifikasi, SOP industri, serta penerapan pada aparatur, maka dapat dibuat matriks sebagai berikut:

Pada dasarnya kompetensi berdasarkan jabatan serta pendidikan dan pelatihan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu:

(1) kompetensi berdasarkan diklat untuk masyarakat (non-aparatur); (2) kompetensi berdasarkan diklat untuk aparatur.

(28)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Variabel kompetensi aparatur banyak ditentukan dan diatur oleh pemerintah, sehingga dalam penelitian ini lebih ditekankan kompetensi berdasarkan diklat untuk masyarakat / non-aparatur. Sebagaimana telah dibahas di atas, khusus untuk kompetensi SDM transportasi SDP dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:

(1) Kelompok kompetensi SDM Sarana / Kapal SDP (2) Kelompok kompetensi SDM Prasarana / Pelabuhan SDP Berdasarkan pengelompokkan tersebut dapat disusun kompetensi SDP sebagai berikut:

KOMPETENSI SDM SARANA SDP

Secara umum, SDM sarana SDP adalah awak kapal atau petugas yang pernah menjadi awak kapal untuk SDM pengawas dan penguji. Susunan dan jabatan awak kapal SDP terdiri dari:

a. Nakhoda, yaitu pimpinan tertinggi diatas kapal dan bertanggung jawab atas pengoperasian kapal beserta muatannya

b. Juru Mudi, yaitu pembantu utama nakhoda untuk

mengemudikan kapal dan bertanggungjawab atas muatan kapal c. Juru Mesin, yaitu pembantu nakhoda yang bertanggungjawab

untuk mengoperasikan mesin penggerak kapal dan mesin-mesin lain yang ada.

d. Awak kapal lainnya, yaitu awak kapal selain nakhoda, Juru Mudi dan Juru Mesin

1. Unit Kelompok Kompetensi Umum (6)

No. Kode Unit Nama Unit Kompetensi 1Level Kualifikasi2 3 4

1 TRA.SD.11.001.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

atas Kapal √ √ √ √

2 TRA.SD.11.002.01 Penerapan Prosedur Teknik Penyelamatan Diri di

Kapal √ √ √ √

3 TRA.SD.11.003.01 Penerapan Pelayanan Medis di atas Kapal √ √ √ √ 4 TRA.SD.11.004.01 Melakukan Pencegahan Pemadaman Kebakaran √ √ √ √ 5 TRA.SD.11.005.01 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR √ √ √ √ 6 TRA.SD.11.006.01 Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan Sungai

(29)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

2. Unit Kelompok Kompetensi Inti (13)

No. Kode Unit Nama Unit Kompetensi Level Kualifikasi

1 2 3 4

7 TRA.SD.21.001.01 Melaksanakan Kegiatan di Pelabuhan Sesuai

Peraturan Yang Berlaku √ √

8 TRA.SD.21.002.01 Melakukan pekerjaan awal sebelum berlayar √ √ √ √ 9 TRA.SD.21.003.01 Merencanakan Trek Pelayaran, Menentukan Posisi

Dan Arah Haluan Kapal √ √ √ √

10 TRA.SD.21.004.01 Mengoperasikan sistem kelistrikan 11 TRA.SD.21.005.01 Mengoperasikan mesin penggerak utama kapal

SDP √ √

12 TRA.SD.21.006.01 Melakukan Berbagai Jenis Komunikasi di Kapal √ √ 13 TRA.SD.21.007.01 Mengolah Gerak dan Mengendalikan Kapal

14 TRA.SD.21.008.01 Melakukan Dinas Jaga Mesin √ √

15 TRA.SD.21.009.01 Melakukan Dinas Jaga Dek √ √

16 TRA.SD.21.010.01 Memberikan dan memonitor pelayanan kepada

pelanggan (pengguna jasa SDP) √ √

17 TRA.SD.21.011.01 Mengidentifikasi Konstruksi Bangunan Kapal Dan

Menghitung Stabilitas Kapal SDP √ √

18 TRA.SD.21.012.01 mengoperasikan perlengkapan pemindahan

muatan tetap/dapat bergerak √ √

19 TRA.SD.21.013.02 membantu dalam kegiatan penambatan dan lego

jangkar √ √

3. Unit Kelompok Kompetensi Khusus (2)

No. Kode Unit Nama Unit Kompetensi Level Kualifikasi

1 2 3 4

20 TRA.SD.31.001.01 Penerapan hukum pelayaran sungai , danau, dan

penyeberangan √

(30)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

KOMPETENSI SDM PRASARANA SDP 1. Unit Kelompok Kompetensi Umum (4)

No. Kode Unit Nama Unit Kompetensi Level Kualifikasi

1 2 3 4

1 TRA.SD.12.001.01 Memenuhi Persyaratan Kesehatan, Keselamatan,

Keamanan dan Lingkungan di Tempat Kerja √ √ √ √ 2 TRA.SD.12.002.01 Melakukan Pencegahan Pemadaman Kebakaran √ √ √ √ 3 TRA.SD.12.003.01 Menerapkan Prosedur Darurat dan SAR √ √ √ √ 4 TRA.SD.12.004.01 Melakukan Pencegahan Polusi Lingkungan Sungai

dan Danau √ √ √ √

2. Unit Kelompok Kompetensi Inti (6)

No. Kode Unit Nama Unit Kompetensi Level Kualifikasi

1 2 3 4

5 TRA.SD.22.001.01 Membuat perencanaan kerja kepelabuhanan

beserta fasilitasnya √ √

6 TRA.SD.22.002.01 mengelola urusan administrasi pelabuhan

√ √ √ √

7 TRA.SD.22.003.01 melaksanakan koordinasi dalam penjaminan ketertiban, keamanan dan kelancaran arus

kendaraan dan penumpang di pelabuhan √ √

8 TRA.SD.22.004.01 melaksanakan pengelolaan kegiatan lalu lintas

dan angkutan penyeberangan; √ √

9 TRA.SD.22.007.01 Melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas

kepelabuhanan

(31)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

3. Kelompok Kompetensi Khusus (5)

No. Kode Unit Nama Unit Kompetensi 1Level Kualifikasi2 3 4

11 TRA.SD.32.001.01 Penerapan hukum pelayaran sungai dan danau √ 12 TRA.SD.32.002.01 Melakukan pengujian Sarana SDP

√ √

13 TRA.SD.32.003.01 Melakukan Pengerukan Alur √ √

14 TRA.SD.32.004.01 Melakukan Perawatan Perambuan √ √ √ √ 15 TRA.SD.32.005.01 Melakukan Pemeriksaan Pengangkutan Barang

Berbahaya √ v

HASIL PENELITIAN :

1. Pada laporan akhir (Final Report) telah disusun sebanyak 36 (tiga puluh enam) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) di bidang Transportasi perairan Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP) pengembangan dari kerangka acuan kerja yang ada.

2. Sesuai dengan aturan perundangan, kompotensi SDM transportasi SDP termasuk dalam subsektor Pelayaran, bidang Angkutan Perairan, sehingga ketentuan nasional dan internasional kelautan (IMO dan ILO) yang dipergunakan sebagai acuan dasar penyusunan standar kompetensi ini.

3. Khusus untuk kompetensi pelaut sudah terdapat standar kompetensi serta sertifikat kecakapan dan keterampilan sesuai STCW. Demikian pula dengan standar kompetensi SDM Penyeberangan antar pulau (ferry) mengikuti standar STCW. Sehinggga kajian ini lebih memfokuskan standar kompetensi SDM SDP untuk kualifikasi Awak Kapal Di Bawah GT.7 – 35 GT Yang Berlayar Tidak Melebihi 12 – 30Mil dari Garis Pantai.

4. Konsep awal Rancangan Studi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) di bidang SDM transportasi, sungai, danau, dan penyeberangan diusun mengacu kepada Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan Produktivitas nomor: Kep.297/LATTAS/XII/2007, tentang Pedoman Tata Cara Penyusunan

(32)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, sebagaimana yang tertuang pada Bab VI laporan studi ini.

5. Sebelum dituangkan ke dalam format SKKNI, terlebih dahulu dilakukan proses penelusuran dan harmonisasi dengan sistem sertifikasi pendidikan pelatihan yang diadakan oleh Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat, Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut struktur organisasi yang ada, serta identifikasi dari dunia industri, termasuk Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 57 Tahun 2009 dengan tetap mengikuti kerangka acuan kerja yang ada. Namun demikian, masalah klasifikasi dan kodifikasi SKKNI SDM Transportasi perlu didiskusikan bersama agar diperoleh gambaran besar mengenai kodifikasi SDM Transportasi secara keseluruhan.

REKOMENDASI HASIL PENELITIAN UNTUK KEMENTERIAN PERHUBUNGAN :

1. Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) SDM di bidang SDP yang telah tersusun dalam laporan Draft Final ini perlu ditindaklanjuti lebih jauh di dalam Rapat Teknis dan Pra Konvensi untuk kemudian dibakukan dan ditetapkan menjadi SKKNI.

2. Konsep Awal Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) SDM di bidang SDP perlu ditindak-lanjuti dengan melibatkan direktorat teknis terkait, dalam hal ini Direktorat Jenderal perhubungan Darat, sebagai unit kerja yang melaksanakan tugas pokok dan fungsi aparatur di bidang Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan sekaligus sebagai pembina di bidang transportasi SDP. 3. Perlu pula dilibatkan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat dan

Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut sebagai dasar pengembangan RSKKNI di bidang Transportasi SDP.

4. Konsep awal Rancangan Studi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) di bidang SDM SDP ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu dimohon masukan dan koreksi.

(33)

Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP

(34)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (SDP) mempunyai peran yang sangat besar dalam menghubungkan daerah-daerah di Indonesia, termasuk daerah terpencil dan perairan pedalaman. Sebagai negara kepulauan, penduduk, sumber daya alam, dan kekuatan ekonomi tersebar di sejumlah wilayah (pulau-pulau), sehingga membutuhkan sarana penghubung, dan salah satunya berupa angkutan sungai danau dan penyeberangan. Angkutan penyeberangan berperan sebagai jembatan yang menyambungkan sistem jaringan jalan raya ataupun jalur kereta api yang terputus karena adanya perairan, sedangkan Angkutan Sungai dan Danau adalah kegiatan angkutan dengan menggunakan kapal yang dilakukan di sungai, danau, waduk, rawa, banjir kanal, dan terusan untuk mengangkut penumpang dan barang yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan sungai dan danau.

Tersedianya sumber daya manusia SDP yang kompeten memerlukan dukungan pendidikan dan pelatihan serta pengalaman. Kondisi ini menjadi tantangan yang dihadapi dalam menyiapkan sumber daya manusia yang profesional dan tangguh dalam menjalankan tugas dan fungsi yang dibebankannya. Guna mendorong dan merealisasikan SDM yang kompeten tersebut harus dipersiapkan dan dirancang secara sistematis antara lain dalam hal sistem diklat dan perangkat-perangkat pendukungnya, termasuk melalui standardisasi dan sertifikasi kompetensi.

Untuk hal ini diperlukan kerjasama dunia usaha/industri, pemerintah dan lembaga diklat baik formal maupun non formal untuk merumuskan suatu standar kompetensi kerja yang bersifat nasional, khususnya pada Sektor Transportasi Sub Sektor Sungai, Danau, dan Penyeberangan. Standardisasi yang dapat menyamakan persepsi, diakui oleh semua pihak, dapat digunakan untuk mendokumentasikan, dan mengimplementasikan syarat-syarat sebagai panduan dalam menentukan siapa yang mampu memangku suatu jabatan tertentu, sehingga memastikan bahwa yang bersangkutan mampu memberikan pelayanan yang prima.

Penetapan standardisasi kompetensi kerja merupakan upaya agar pegawai yang memenuhi standar tersebut mempunyai kualitas,

(35)

sehingga dapat bekerja efektif dan efisien sesuai dengan 5 (lima) Citra Manusia Perhubungan :

- Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

- Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa yang tertib, teratur, tepat waktu, bersih dan nyaman.

- Tangguh menghadapi tantangan

- Terampil dan berprilaku gesit,ramah,sopan serta ligas

- Tanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan jasa perhubungan.

undang No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan Undang-undang No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan beserta peraturan pelaksanaannya tersurat dan tersirat bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan transportasi Sungai, Danau, dan Penyeberangan harus memiliki sertifikat keahlian dan atau keterampilan yang sesuai. Selain itu Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menetapkan bahwa Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja, diperjelas lagi dengan Peraturan Pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional: prinsip dasar pelatihan kerja berbasis pada kompetensi kerja dan program pelatihan kerja disusun berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu yang berlaku secara nasional. Dengan dirumuskannya SKKNI ini terjadi suatu hubungan timbal balik antara dunia usaha dengan lembaga Diklat yaitu bagi perusahaan/industri harus dapat merumuskan standar kebutuhan kualifikasi SDM yang diinginkan, untuk menjamin kesinambungan usaha atau industri. Sedangkan pihak lembaga diklat akan menggunakan SKKNI sebagai acuan dalam mengembangkan progam dan kurikulum pendidikan dan pelatihan. Sementara pihak pemerintah menggunakan SKKNI sebagai acuan dalam merumuskan kebijakan dalam pengembangan SDM secara menyeluruh. Dengan adanya SKKNI Sektor Transportasi Subsektor Sungai, Danau, dan Penyeberangan, diharapkan kompetensi SDM SDP dapat terus dikembangkan dan ditingkatkan secara

(36)

B. TUJUAN

Penyusunan Standar kompetensi Sektor Transportasi Sub Sektor Perairan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan mempunyai tujuan yaitu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam bidang keahlian SDP sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak di antaranya :

1. Institusi pendidikan dan pelatihan

 Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum.

 Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi.

2. Dunia usaha/industri dan pengguna tenaga kerja  Membantu dalam rekruitmen tenaga kerja  Membantu penilaian unjuk kerja

 Mengembangkan program pelatihan bagi karyawan berdasarkan kebutuhan

 Untuk membuat uraian jabatan

3. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi

 Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya  Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan,

penilaian dan sertifikasi.

Selain tujuan tersebut di atas, tujuan lain dari penyusunan standar ini adalah untuk mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah :

1. Menyesuaikan penyusunan standar kompetensi tersebut dengan kebutuhan industri/usaha, dengan melakukan eksplorasi data primer dan skunder secara komprehensif. 2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar–standar

sejenis yang digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual Recognition Agreement– MRA). 3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja, asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar di bidangnya agar memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara nasional.

(37)

C. PENGERTIAN SKKNI

Pengertian SKKNI diuraikan sebagai berikut : 1. Kompetensi

Berdasarkan pada arti estimologi, kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja.Sehingga dapat dirumuskan bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.

2. Standar Kompetensi

Standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan kompetensi. Standar diartikan sebagai ”Ukuran” yang disepakati, sedangkan kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan dalam suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang bersangkutan mampu :

a) Bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

b) Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan

c) Apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula

(38)

d) Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

D. PENGGUNAAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah disusun dan telah mendapatkan pengakuan oleh para pemangku

kepentingan akan dirasa bermanfaat apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan sebagai acuan untuk :

- Menyusun uraian pekerjaan.

- Menyusun dan mengembangkan program pelatihan dan sumber daya manusia.

- Menilai unjuk kerja seseorang. - Sertifikasi profesi di tempat kerja.

Dengan dikuasainya kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka seseorang mampu :

- Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

- Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan. - Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi

sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.

- Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda

E. FORMAT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Transportasi Sub Sektor Sungai, Danau, dan Penyeberangan mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per.21/Men/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, sebagai berikut :

1. Kode Unit Kompetensi.

Kode unit kompetensi mengacu kepada kodifikasi yang memuat sektor, sub sektor/bidang, kelompok unit kompetensi, nomor urut unit kompetensi dan versi, yaitu :

X X X (1) X X 0 0 (2) (3) 0 0 0 (4) 0 0 (5)

(39)

0 a. Sektor /Bidang Lapangan Usaha.

Untuk sektor (1) mengacu sebagaimana dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), diisi dengan 3 huruf kapital dari nama sektor/bidang lapangan usaha. b. Sub Sektor /Sub Bidang Lapangan Usaha :

Untuk sub sektor (2) mengacu sebagaimana dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), diisi dengan 2 huruf kapital dari nama Sub Sektor/Sub Bidang. c. Kelompok Unit Kompetensi.

Untuk kelompok kompetensi (3), diisi dengan 2 digit angka untuk masing- masing kelompok, yaitu :

01 Untuk kode Kelompok unit kompetensi umum (general). 02 Untuk kode Kelompok unit kompetensi inti (fungsional) 03 Untuk kode Kelompok unit kompetensi khusus (spesifik) 04 Untuk kode Kelompok unit kompetensi pilihan (optional). d. Nomor urut unit kompetensi.

Untuk nomor urut unit kompetensi (4), diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan menggunakan 3 digit angka, mulai dari angka 001, 002, 003, dan seterusnya pada masing-masing kelompok unit kompetensi. Nomor urut unit kompetensi inidisusun dari angka yang paling rendah ke angka yang lebih tinggi. Hal tersebut untuk menggambarkan bahwa tingkat kesulitan jenis pekerjaan pada unit kompetensi yang paling sederhana tanggung jawabnya ke jenis pekerjaan yang lebih besar tanggung jawabnya, atau dari jenis pekerjaan yang paling mudah ke jenis pekerjaan yang lebih komplek. e. Versi unit kompetensi.

Versi unit kompetensi (5), diisi dengan 2 digit angka, mulai dari angka 01,02, dan seterusnya versi merupakan urutan penomoran terhadap urutan penyusunan/penetapan unit kompetensi dalam penyusunan standar kompetensi yang disepakati, apakah standar kompetensi tersebut disusun merupakan yang pertama kali, revisi dan/atau seterusnya.

Gambar

GAMBAR 1 : Kerangka Berpikir Studi Penyusunan Konsep Standar Di Bidang SDM Transportasi SDP
Gambar 2 : Alur Pikir Penyelesaian Masalah
Gambar 3 : Proses  Pengambilan  Sampel  Sumber  Data DalamPenelitian  Kualitatif    (Purposive  dan Snowball)
Gambar 5 : Rancangan dan Tahapan Penelitian
+5

Referensi

Dokumen terkait

Desain stabilitas dari pipa merupakan interaksi yang kompleks antara pergerakan arus air melalui pipa, baik arus yang dibangkitkan oleh gelombang maupun arus yang dibangkitkan

- Auditee telah mempunyai format Serah Terima Barang yang diterima akan tetapi belum digunakan karena izin TPT – KO dikeluarkan pada tanggal 22 Mei 2015, dimana sampai

The Iron Lady menggambarkan perjuangan Margaret Thatcher, seorang Perdana Menteri perempuan pertama di daratan Inggris yang terpilih melalui pemilu, dalam memimpin Inggris

Penelitian bertujuan untuk: (1) menduga parameter genetik dan heritabilitas serta hubungan beberapa karakter agronomi aksesi nenas koleksi plasma nutfah PKBT IPB,

„Tobacco Smoke Exposure during Childhood : Effect on Cochlear Physiology‟ International Journal of Environmental Research and Public Health 10 pp.. (2011)

Apabila dilakukan analisis lebih lanjut, pengujian dengan menggunakan variabel dummy menunjukkan bahwa pengaruh fiscal stress sesudah otonomi terhadap pertumbuhan

Besarnya dana zakat yang dihimpun oleh BAZNAS provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013 – 2019 terus mengalami peningkatan yang merupakan manifestasi dari unsur modal

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas, dan Ukuran