• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RATIO KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT SRIGUNTING MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS RATIO KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT SRIGUNTING MALANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

13

Arief Noviarakhman Zagladi Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin

e-mail: a_zagladi@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan ratio keuangan pada PT Srigunting dan bagaimana Interpretasi dari ratio-ratio tersebut. Sampel yang digunakan adalah laporan rugi laba dan neraca PT Srigunting dari tahun 2009 hingga 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) PT Srigunting men-galami permasalahan pada penjualannya; (2) Sebagian besar dana operasi be-rasal dari hutang jangka pendek; (3) PT Srigunting mengalami penumpukkan piutang dan kenaikan piutang tak tertagih secara signifikan dari tahun ke tahun; (4) Terjadi penumpukkan persediaan pada gudang; (5) peningkatan modal san-gat berpengaruh pada kegiatan usaha (6) peng-gunaan hutang jangka panjang yang kecil membuat PT Srigunting berpotensi untuk mendapatkan hutang jangka panjang baru dari bank; dan (7) efisiensi dalam kegiatan usaha PT Srigunting terus merosot dalam beberapa tahun terakhir.

PENDAHULUAN

Keuangan perusahaan adalah bagian yang vital dalam menentukan masa depan suatu kegiatan usaha. Dalam setiap kegiatan usaha, laba dan rugi selalu menjadi tolok ukur dalam menentukan strategi perus-ahaan selanjutnya. Laba dan rugi perusahaan sangat dipengaruhi oleh arus kas masuk dan arus kas keluar, yang diwakili secara tidak langsung oleh biaya-biaya dan penjualan.

Kondisi keuangan yang di-capai oleh suatu perusahaan dipub-likasikan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan (finance state-ment) merupakan suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan yang di-capai perusahaan dalam waktu ter-sebut (Djahidin, 1983:9). Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk menilai posisi keuangan suatu perusahaan pada periode waktu tertentu. Analisis ratio mengi-jinkan para pemegang saham atau calon pemegang saham dan mana-jemen perusahaan untuk

mengeval-uasi status dan kinerja perusahaan (Gitman, 1988:117) Analisis ini ber-guna untuk membuat keputusan-keputusan penting seputar tindakan yang perlu di ambil oleh manajemen. Salah satu cara untuk mem-baca laporan keuangan suatu pe-rusahaan agar dapat dijadikan ba-han dalam membuat keputusan ada-lah dengan analisis ratio. Melalui analisis ini, masing-masing sektor yang tercatat dalam neraca keu-angan dan laporan rugi laba dapat saling dihubungkan dan kemudian diterjemahkan menjadi alat bantu bagi banyak pihak untuk membuat keputusan.

Dari uraian singkat diatas, dapat diketahui bahwa analisis la-poran keuangan pada suatu perus-ahaan memiliki arti penting bagi banyak pihak dan menarik untuk di-jadikan bahan penelitian.

Berlandaskan pada latar bela-kang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Bagaimana perhitungan ratio keuangan pada PT Srigunting dan bagaimana Inter-pretasi dari ratio-ratio tersebut?

(2)

Tinjauan Pustaka

Salah satu cara untuk mem-baca laporan keuangan suatu pe-rusahaan agar dapat dijadikan ba-han dalam membuat keputusan ada-lah dengan analisis ratio. Ratio dapat diartikan sebagai gambaran suatu hubungan dari 2 unsur secara matematis, sehingga dapat menge-tahui gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan (Djahidin, 1983).

Pada dasarnya, angka ratio itu ada banyak sekali, tergantung de-ngan kebutuhan dari analisator. Na-mun, pada umumnya untuk menilai suatu perusahaan digunakan ratio-ratio seperti dibawah ini (Djahidin, 1983):

1. Ratio Likuiditas

Ratio ini menganalisa dan menginterpretasikan posisi keu-angan jangka pendek, yaitu untuk mengetahui kemampuan perus-ahaan untuk menyediakan uang tunai.

a. Current Ratio

Current Ratio (CR) adalah perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio menunjukkan seberapa besar hutang lancar perusahaan dapat dijamin oleh harta perusahaan yang bersifat lancar (mudah dicairkan). b. Acid Test Ratio

Acid Test Ratio atau Quick Ra-tio adalah perbandingan antara aktiva lancar minus persediaan dengan hutang lancar. Dalam ratio ini persediaan tidak diiku-tsertakan karena persediaan dinilai tidak likuid dan tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu saat dibutuhkan.

c. Turn-Over Receivable

Turn-Over Recievable (TOR) menentukan umur dari piutang, yaitu seberapa cepat piutang dapat ditagih. TOR dihitung dengan membagi antara

pen-jualan kredit dengan rata-rata piutang perusahaan. Rata-rata piutang ini dihitung dengan merata-rata antara piutang awal tahun dengan piutang ak-hir tahun. Semakin rendah nilai TOR semakin rendah pula re-siko terjadinya piutang tak ter-tagih.

d. Merchandise Turn-Over Ratio ini digunakan untuk me-ngetahui umur persediaan. Merchandise Turn-Over dihi-tung dengan membagi HPP dengan rata-rata persediaan. Ratio ini dapat mengukur ting-kat keseimbangan antara pro-duksi dan penjualan barang di perusahaan.

e. Perputaran Modal Kerja Ada banyak cara untuk menghitung perputaran modal kerja. Salah satu caranya yang paling efektif adalah mem-bandingkan antara total pen-jualan dengan modal kerja ra-ta-rata. Rata-rata dari modal kerja dapat dicari dengan men-jumlahkan modal kerja awal ta-hun dengan akhir tata-hun dibagi dua. Ratio ini dapat digunakan untuk mengetahui efektifitas dari modal kerja.

2. Ratio Solvabilitas

Ratio Solvabilitas adalah ke-mampuan suatu perusahaan un-tuk membayar hutang-hutangnya dari aktiva-aktiva yang dimilikinya. Pihak bank dan kreditur jangka pendek sangat berkepentingan untuk mengetahui ratio ini karena mereka ingin mengetahui tingkat kemampuan dari perusahaan un-tuk mengembalikan kredit yang mereka berikan.

a. Ratio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Ratio ini membandingkan anta-ra modal sendiri dengan total aktiva. Ratio ini berguna untuk menunjukkan kemampuan pe-rusahaan untuk membiayai

(3)

ke-giatan usahanya dari modal sendiri.

b. Ratio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perus-ahaan untuk membeli/membia-yai aktiva tetap dengan modal sendiri. Semakin rendah ratio ini, maka likuiditas perusahaan semakin terancam karena akti-va tetap bersifat jangka pan-jang dan jika sebagian besar aktiva tetap dibiayai oleh mod-al yang berasmod-al dari hutang, maka saat hutang itu jatuh tempo, perusahaan terancam tidak bisa melunasinya.

c. Ratio antara Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Pan-jang

Ratio ini dihitung dengan mem-bandingkan antara jumlah akti-va tetap dengan hutang jangka panjang. Ratio ini berguna un-tuk mengukur tingkat keaman-an kredit jkeaman-angka pkeaman-anjkeaman-ang dkeaman-an sangat menentukan kemung-kinan perusahaan bisa menda-patkan pinjaman jangka pan-jang baru.

3. Ratio Rentabilitas

Ratio Rentabilitas adalah ratio-ratio yang mangukur tingkat ke-mampuan perusahan untuk mem-peroleh keuntungan. Ratio ini sangat penting untuk diperhatikan karena sangat menentukan dalam menentukan apakah kegiatan usaha itu dapat diteruskan atau dihentikan.

a. Ratio antara Operating In-come dan Operating Asset Ratio ini diperoleh dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan ke-kayaan atau aset perusahaan kecuali investasi jangka pan-jang dan aktiva yang tidak digunakan dalam menghasil-kan laba perusahaan.

b. Turn-Over Operating Asset

Turn-Over Operating Asset adalah ratio antara jumlah ak-tiva yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah pen-jualan yang diperoleh selama periode tersebut.

c. Return of Investment

Analisa Return of Investment (ROI) digunakan untuk men-gukur kemampuan perusahaan menggunakan asset-assetnya untuk memperoleh keuntung-an. ROI dihitung dengan mem-bandingkan antara laba bersih dengan total aktiva yang digu-nakan dalam operasi perus-ahaan.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti, se-dangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili keseluruhan populasi.

1. Populasi dalam penelitian ini ada-lah seluruh laporan keuangan PT Srigunting dari sejak berdiri hing-ga sekarang.

2. Sampel yang digunakan adalah laporan rugi laba dan neraca PT Srigunting dari tahun 2009 hingga 2013.

Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari objek penelitian, se-dangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari luar objek pene-litian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan keuangan PT Srigunting. Data-data ini dikumpul-kan dari laporan rugi laba dan neraca tahun 2009 hingga akhir ta-hun 2013.

(4)

Definisi Operational Variabel 1. Variabel Independen yang

digu-nakan adalah seluruh data yang ada pada laporan rugi laba dan neraca PT Srigunting.

2. Variabel Dependen adalah: a. Current Ratio

b. Acid Test Ratio c. Turn Over Receivable d. Merchandise Turn Over e. Perputaran Modal Kerja

f. Modal Sendiri terhadap Total Aktiva

g. Modal Sendiri terhadap Aktiva Tetap

h. Aktiva Tetap terhadap Hutang Jangka Panjang

i. Operating Income terhadap Operating Asset

j. Turn Over Operating Asset k. Return of Investment

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Proses Penelitian

Ratio-ratio keuangan yang akan digunakan untuk menganalisis laporan keuangan PT Srigunting adalah:

1. Ratio Likuiditas, meliputi current ratio, acid test ratio, turn-over re-ceivable, merchandise turn-over, dan perputaran modal kerja. 2. Ratio Solvabilitas, meliputi

per-bandingan modal sendiri dengan total aktiva, perbandingan modal sendiri dengan aktiva tetap, dan perbandingan aktiva tetap dengan hutang jangka panjang.

3. Ratio Rentabilitas, meliputi per-bandingan antara operation in-come dengan operation asset, turn-over operating asset, dan re-turn of investment.

Analisis ratio ini menggunakan data dari neraca keuangan perus-ahaan PT Srigunting dan laporan rugi labanya selama 5 tahun, yaitu tahun 2009 sampai dengan 2013.

Hasil Penelitian

Perhitungan ratio dibagi-bagi dalam tiga kategori besar, yaitu ratio likuiditas untuk melihat kemampuan perusahaan untuk menyediakan da-na tuda-nai, ratio solvabilitas untuk me-ngetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya dari aktiva yang dimilikinya, dan yang terakhir ratio rentabilitas untuk mengukur tingkat kemampuan pe-rusahaan untuk menghasilkan laba. Pada PT Srigunting, hasil-hasil dari analisis ratio ini dapat digunakan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi perusahaan sehingga dapat diambil keputusan yang paling tepat.

1. Ratio Likuiditas a. Current Ratio

Pada PT Srigunting, current ratio bervariasi dari tahun 2009 hingga 2013, yaitu 1,018; 1,269; 1,080; 0,900; dan 0,478. Ratio tahun 2010 ada-lah yang terbaik, yaitu setiap hutang sebesar Rp 1,00 akan dijamin dengan harta sebesar Rp.1,27. Namun jika diperhati-kan, setelah tahun 2010, cur-rent ratio perusahaan terus menurun hingga tahun 2013 mencapai hanya 0,478. Ini bisa berarti perusahaan men-galami kekurangan aktiva lan-car, atau bisa juga berarti pe-rusahaan mengambil kredit terlalu besar melebihi kemam-puannya untuk menjamin. Da-lam kasus PT Srigunting, yang terjadi adalah kedua kemung-kinan ini terjadi secara bersa-maan, yaitu perusahaan men-galami kekurangan aktiva lan-car akibat turunnya penjualan, dan perusahaan juga semakin meningkatkan hutang jangka pendek hingga melebihi ke-mampuannya untuk mem-bayar.

b. Acid Test Ratio

Sejak tahun 2009 hingga 2013 ratio yang didapat

(5)

berturut-turut adalah 0,658; 0,838; 0,787; 0,585; dan 0,258. Selama 5 tahun ini, ternyata harta perusahaan tidak pernah cukup untuk menutup hutang perusahaan. Kondisi ini se-makin buruk setelah tahun 2010 hingga akhirnya tahun 2013 mencapai yang terburuk, yaitu 0,258. Ini menunjukkan bahwa pada PT Srigunting ter-jadi penumpukkan persediaan yang terlalu banyak, dan pe-rusahaan telah berhutang jauh lebih besar dari kemampuann-ya untuk membakemampuann-yar.

c. Turn Over Receivable

Berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2013 turn over receiva-ble PT Srigunting adalah 6,333; 8,508; 4,616; dan 2,593. Umur piutangnya ber-turut-turut adalah 57 hari, 42 hari, 78 hari, dan 139 hari. Dari umur piutang yang semakin panjang setiap tahunnya dapat diketahui bahwa ada masalah pada sistem penagihan dalam PT Srigunting.

d. Merchandise Turn Over Pada PT Srigunting, nilai mer-chandise turn over berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2013 adalah 3,026; 3,190; 3,032; dan 2,368. Umur per-sediaannya berturut-turut ada-lah 119 hari, 113 hari, 119 hari dan 152 hari. Umur persediaan pada PT Srigunting dapat di-katakan sangat buruk, karena barang dibiarkan menumpuk di gudang selama hampir 4 bu-lan. Pada tahun 2013 produk jadi menumpuk di gudang (be-lum terjual) selama lebih dari 5 bulan. Kondisi ini menunjukkan perlunya peningkatan pada penjualan dan jika penjualan itu sudah mencapai titik ter-tinggi, maka produksi perlu di-kurangi untuk mencapai efisi-ensi, karena barang yang me-numpuk di gudang

memuncul-kan biaya-biaya baru, seperti biaya pemeliharaan, biaya re-siko kerusakan, biaya gudang, dan lain-lain. Jadi dari ratio ini dapat disimpulkan bahwa PT Srigunting perlu mengurangi jumlah produksinya agar tidak terjadi over stock.

e. Perputaran Modal Kerja Pada PT Srigunting, perputar-an modal kerja pada tahun 2010 adalah 9,602, yang arti-nya setiap Rp.1,00 modal yang disetor, dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp.9,60 atau hampir sepuluh kali lipat-nya. Angka ini menunjukkan bahwa setiap penambahan modal pada PT Srigunting sangat berpengaruh terhadap peningkatan penjualan. Pada tahun-tahun selanjutnya, yaitu 2011, 2012, dan 2013 terjadi penurunan ratio tetapi tidak terlalu signifikan, yaitu menjadi 10,023; 8,012; dan 8,356. Angka ini tidak bisa menjadi patokan utama bahwa perus-ahaan dalam kondisi yang sangat baik karena ratio ini tidak mengikutsertakan modal-modal yang diperoleh dari hu-tang perusahaan. Dengan demikian, kesimpulannya ada-lah bahwa setiap penambahan modal pada PT Srigunting akan sangat membantu dalam menaikkan penjualan.

2. Ratio Solvabilitas

a. Modal Sendiri terhadap Total Aktiva

Pada PT Srigunting, ratio ini dari tahun 2009 hingga 2013 berturut-turut adalah 9,1%; 6%; 7,8%; 7,6%; dan 4,2%. Angka-angka ratio ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat umum bahwa modal sendiri sangat kecil andilnya terhadap kegiatan usaha PT Srigunting.

(6)

b. Modal Sendiri terhadap Akti-va Tetap

Pada PT Srigunting, ratio ini berturut-turut dari tahun 2009 hingga 2013 adalah 17,7%; 15,1%; 16,5%; 15,3%; dan 6,8%. Kecuali pada tahun ter-akhir dimana hanya 6,8% akti-va tetap yang dibiayai sendiri, pada tahun yang lain rata-rata PT Srigunting membiayai 16% dari aktiva tetapnya dengan modal sendiri dan sisanya de-ngan dana pinjaman. Ratio ini kembali menegaskan ratio se-belumnya, yaitu PT Srigunting sangat menggantungkan kegi-atan usahanya pada dana pin-jaman.

c. Aktiva Tetap terhadap Hu-tang Jangka Panjang

Didapat dari perhitungan bah-wa ratio tahun 2009 adalah 149,1%. Angka ini melebihi 100% yang artinya nilai aktiva tetap perusahaan lebih tinggi dari nilai hutang jangka pan-jang.. Angka ini dinilai bagus sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk mendapat-kan hutang jangka panjang yang baru. Pada tahun-tahun selanjutnya berturut-turut ta-hun 2010 = 123,3%, tata-hun 2011 = 158,5%, dan tahun 2012 = 173,8%. Peningkatan yang terus menerus ini menun-jukkan bahwa nilai aktiva tetap perusahaan terus bertambah tanpa harus meningkatkan hu-tang jangka panjang secara proporsional. Pada tahun 2013 ratio ini mencapai 577,3% yang artinya nilai aktiva sudah jauh melampaui jumlah hutang jangka panjang. Dari ratio ini, kita dapat mengetahui bahwa PT Srigunting berpotensi untuk mendapatkan hutang jangka panjang baru dari Bank. Tetapi sisi negatif yang muncul pada PT Srigunting adalah peng-gunaan hutang jangka pendek

terhadap aktiva tetap yang berlebihan, sehingga beresiko terjadinya kredit macet.

3. Ratio Rentabilitas

a. Operating Income terhadap

Operating Asset

Pada PT Srigunting, ratio ini berturut-turut dari tahun 2010 hingga 2013 adalah 30,5%; 22,4%; 17,6%; dan 9,5%. Angka-angka ini secara indi-vidual tidak bisa dihakimi se-bagai angka yang baik atau buruk walaupun jika angka ra-tio itu tinggi berarti perusahaan itu efisien dalam penggunaan modal kerjanya dan jika angka ratio ini rendah maka berarti perusahaan itu tidak meman-faatkan modal kerjanya secara efisien. Yang menarik perhati-an pada kasus PT Srigunting adalah angka ini terus menu-run setiap tahunnya hingga mencapai yang terburuk pada tahun 2013, yaitu hanya 9,5%. Ini artinya terjadi peningkatan inefisiensi penggunaan modal kerja setiap tahunnya. Jadi kesimpulan dari perhitungan ratio ini adalah bahwa PT Srigunting perlu untuk mening-katkan efisiensi dalam kegiatan produksinya.

b. Turn Over Operating Asset

Berturut-turut nilai ratio ini dari tahun 2009 hingga 2013 ada-lah 0,856; 0,541; 0,699; 0,781; dan 1,240. Secara singkat dan sederhana, nilai ratio ini me-nunjukkan bahwa dalam bebe-rapa tahun terakhir ini PT Sri-gunting kurang efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya.

c. Return of Investment

Nilai ratio ini berturut-turut dari tahun 2009 hingga 2013 ada-lah 7,7%; 17,9%; 10,2%; 6,9%; dan 4,5%. Angka-angka ini menunjukkan bahwa PT Sri-gunting sangat lemah dalam menghasilkan laba.

(7)

Kesimpul-an ini ditunjKesimpul-ang oleh data-data laporan rugi-laba dan neraca yang menunjukkan besarnya penjualan dan modal perus-ahaan tetapi hanya mengha-silkan laba yang tidak sepa-dan. Jadi, PT Srigunting perlu untuk melakukan efisiensi bia-ya, baik itu biaya produksinbia-ya, hingga biaya-biaya lain yang menunjang kegiatan usaha PT Srigunting.

Rekomendasi

Secara umum, rekomendasi yang bisa diberikan adalah:

1. Keuntungan yang dimiliki oleh PT Srigunting adalah mereka belum memaksimalkan hutang jangka panjang mereka. Jadi hutang jangka panjang dapat lebih dit-ingkatkan dengan menggunakan aktiva tetap sebagai jaminan. Hu-tang jangka panjang ini bisa un-tuk membiayai aktiva tetap menggantikan hutang jangka pendek. Penyesuaian ini dapat menyelamatkan perusahaan dari resiko kredit macet.

2. Untuk hutang jangka pendek, pe-rusahaan sebaiknya mulai men-guranginya dan hanya menggu-nakannya untuk kegiatan usaha yang bersifat jangka pendek pula. 3. Perusahaan perlu untuk mening-katkan penggunaan modal sendiri dalam kegiatan usaha dan men-gurangi penggunaan hutang jang-ka pendek untuk produksi. De-ngan demikian perusahaan dapat menghemat biaya bunga. Pen-ingkatan modal dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah la-ba ditahan dan mengurangi kas. Resikonya PT Srigunting akan mengalami kekurangan dana liku-id selama jangka waktu tertentu, tetapi dalam jangka panjang pen-jualan dapat membaik dan efisi-ensi dapat meningkat.

4. Produksi yang terlalu besar perlu dikurangi dan disesuaikan de-ngan rata-rata penjualan untuk

menghindari biaya-biaya yang muncul akibat over stock barang jadi.

5. Perbandingan laba dengan aktiva tetap yang sangat rendah menun-jukkan bahwa perusahaan masih bisa untuk melakukan efisiensi dalam penggunaan modalnya. 6. Efisiensi dalam kegiatan produksi

dan operational juga perlu diting-katkan untuk memaksimumkan laba.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari analisa ratio keuangan pada PT Srigunting adalah sebagai berikut: 1. PT Srigunting mengalami

perma-salahan pada penjualannya se-hingga terjadi penumpukkan ba-rang di gudang dan mengakibat-kan aktiva lancar perusahaan (minus persediaan) semakin menipis.

2. Sebagian besar dana operasi PT Srigunting berasal dari hutang jangka pendek dan sedikit sekali yang berasal dari modal sendiri. Dari tahun ke tahun nilai modal sendiri semakin kecil dan nilai hu-tang jangka pendek semakin membengkak. Hal ini menyebab-kan perusahaan amenyebab-kan terus be-rada pada kondisi yang berbaha-ya karena terancam tidak dapat melunasi hutang jangka pen-deknya.

3. PT Srigunting mengalami penum-pukkan piutang dan kenaikan piutang tak tertagih secara signif-ikan dari tahun ke tahun.

4. Terjadi penumpukkan persediaan pada gudang PT Srigunting yang berarti produksinya tidak efisien, karena jumlahnya jauh lebih be-sar dari barang yang berhasil di-jual.

5. Peningkatan modal sangat ber-pengaruh pada kegiatan usaha PT Srigunting. Penggunaan

(8)

mod-al sendiri yang sangat kecil jika dibandingkan dengan modal pin-jaman memberikan makna bahwa kegiatan usaha PT Srigunting sangat tergantung dari modal pin-jaman dari luar.

6. Penggunaan hutang jangka pan-jang yang kecil membuat PT Srigunting berpotensi untuk mendapatkan hutang jangka pan-jang baru dari bank.

7. Efisiensi dalam kegiatan usaha PT Srigunting terus merosot da-lam beberapa tahun terakhir. Efi-siensi ini meliputi semua kegiatan yang ada, baik itu kegiatan produksi, kegiatan operational, ataupun biaya-biaya yang lain. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai ratio-ratio keuangan di PT Srigunting selama 5 tahun, yaitu 2009 hingga 2013, saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai beri-kut:

1. Penyelesaian masalah pada PT Srigunting membutuhkan per-hatian yang serius dan perbaikan di segala bidang, sehingga tidak dapat dilaksanakan setengah-setengah.

2. Selain melakukan perbaikan in-ternal yang menyeluruh, PT Srigunting juga perlu untuk melakukan perbaikan eksternal seperti survei pasar, memperbaiki kualitas para salesman dan agen, dan lain-lain agar perbaikan yang dilakukan bisa maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan, PT Pustaka Bina-man Pressindo, Jakarta. Gitman, Lawrence J, 1988, Principle

of Managerial Finance Fifth Edition, Harper Collins Pub-lisher, New York.

Kuncoro, Mudrajad, 2012, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Waste processing in th r23 Cities is free of charge for household waste (excluding the disposal of waste 10 kg. per day), while large-sized waste and business-generated waste

Semoga Seminar ini benar-benar dapat menjadi masukan untuk pengembangan bidang Sains dan Matematika, khususnya dalam rangka mendukung pendaya-gunaan ilmu dan meningkatkan

Bank XYZ dan perusahaan dapat meminimalkan risiko gagal bayar yang terjadi dengan memperbaiki variabel dalam sistem ICRR, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Tesis Penelitian dengan judul Pengaruh Tingkat Pendidikan, Sarana Prasarana, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri I Karangdowo telah disetujui oleh

Kemampuan teknis ini diperlukan dalam suatu perencanaan pembangunan infrastruktur mengingat dana yang tersedia untuk pembangunan infrastruktur selalu tidak sebanding dengan.

Menurut pendapat saya, identitas nasional dan jati diri suatu bangsa harus dijaga agar bangsa tersebut tidak mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat.

Sehubungan dengan hasil evaluasi dokumen kualifikasi saudar a, pada Penawar an Peker jaan Lanjutan Pembangunan Gues t.. House, maka dengan ini kami mengundang saudar a

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan delapan variabel, antara lain perilaku pembelian impulsif, dorongan untuk membeli, emosi positif, ketersediaan waktu, ketersediaan uang,