ASAM ASETAT
ACETIC ACID
1. N a m a
Golongan
Senyawa kimia Asam Anorganik (1)
Sinonim / Nama Dagang (1,2)
Acetic acid; glacial acetic acid, Asam metanakarboksilat; Asetil hidroksida (AcOH) ; Hidrogen asetat (Hac). Asam cuka, Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama yang paling
dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin acetum, yang berarti
cuka. Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat
glasial merupakan nama trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam asetat bebas-air membentuk
kristal mirip es pada 16.7 °C, sedikit di bawah suhu ruang. Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam asetat
adalah AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3−C(=O)−. Pada
konteks asam-basa, asam asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak yang menganggap singkatan ini tidak benar. Ac juga tidak boleh
disalahartikan dengan lambang unsur Aktinium (Ac).
Nomor Identifikasi (2)
Nomor CAS : 64-19-7
Catalog Codes : SLA3784, SLA1438, SLA2101, SLA3604,SLA1258 Nomor RTECS : AF1225000
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan Asam Asetat Deskripsi (1)
Rumus molekul CH3COOH; Titik didih 118.1 °C (391.2 ± 0.6 K) (244.5 °F);
Penampilan Cairan tak berwarna atau kristal; rasa seperti cukaKeasaman
pKa 4.76 pada 25 °C. Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH)
dalam asam karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+
(proton), sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam lemah
monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah asetat
(CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan
konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4. Larut dalam air dingin, air panas. Larut dalam dietil eter, aseton. Larut dengan Gliserol, alkohol,
Benzene, Karbon Tetraklorida. Praktis tidak larut dalam Karbon disulfida. (2)
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4) (3):
Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi
Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 1 = Sedikit reaktif
Klasifikasi EC:
R14 = Bereaksi dahsyat dengan air
R20 = Berbahaya jika terhirup
R21 = Berbahaya jika kontak dengan kulit
R22 = Berbahaya jika tertelan
R34 = Menyebabkan terbakar
R37 = Menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan
R51/53 = Beracun bagi organisme perairan, dapat
menyebabkan efek yang sangat merugikan jangka panjang di lingkungan perairan
S1/2 = Jaga agar pada posisi menghadap ke atas
dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
S26 = Jika terkena mata, segera bilas dengan air
mengalir dan segera dapatkan pertolongan medis.
S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak
sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/puskesmas (perlihatkan
label kemasan)
S61 = Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan.
Rujukan pada Lembar Data
Keamanan/Instruksi khusus
3. Penggunaan
Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil. (1).
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Sangat berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi. Berbahaya dalam kasus kulit. Cair atau kabut semprotan dapat menghasilkan kerusakan jaringan terutama pada membran mukosa mata, mulut dan saluran pernafasan. Kontak dengan kulit dapat menghasilkan luka bakar. Inhalasi kabut semprotan mungkin menghasilkan iritasi saluran pernapasan parah, ditandai dengan batuk, tersedak, atau sesak napas. Radang mata ditandai dengan kemerahan, penyiraman, dan
gatal-gatal. Peradangan kulit ditandai dengan gatal, memerah. (2)
Rute paparan
Paparan jangka pendek(2)
Kontak dengan kulit
Dapat menyebabkan luka bakar.
Kontak dengan mata
Dapat mengiritasi mata.
Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare serta Iritasi saluran pencernaan.
Terhirup
Dapat mengiritasi saluran pernafasan
Paparan jangka panjang (2)
Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan ginjal, mukosa membran, kulit, gigi, atau kontak yang terlalu lama dapat menimbulkan kerusakan organ.
5. Stabilitas dan Reaktivitas
Reaktivitas : Produk ini stabil
Kondisi yang harus dihindarkan
: Panas, sumber pengapian, bahan yang tidak
kompatibel (2)
Bahan tak tercampurkan : -
Bahaya dekomposisi produk
: Bereaksi hebat dengan oksidator kuat,
asetaldehida, dan anhidrida asetat. Bahan dapat bereaksi dengan logam, yang kuat
karbonat, hidroksida, fosfat, banyak oksida, sianida, sulfida, asam kromat, asam nitrat, hidrogen peroxide, carbonates. peroksida, karbonat, ethylene permanganates, xilena, oleum, kalium hidroksida, natrium hidroksida, isosianat fosfor, etilendiamina, etilena imine. imina. (2)
Polimerisasi : Tidak akan terjadi (2)
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Simpan di tempat yang sejuk dan kering dengan ventilasi yang baik (2)
Simpan pada wadah yang tertutup rapat (2)
Hindarkan dari percikan / nyala api (2) 7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada manusia
Sangat berbahaya dalam kasus inhalasi ( korosif paru-paru). (2)
Data pada hewan
LD50 oral-tikus (rat): 3310 mg/kg. LD50 kulit-kelinci: 1060 mg / kg.
Data Karsinogenik
Tidak tersedia informasi Data Tumorigenik Tidak tersedia informasi Data Mutagenik
Tidak tersedia informasi Data Reproduksi Tidak tersedia informasi Informasi Ekologi
Beracun bagi organisme darat dan perairan. Dapat menyebabkan kerusakan
jangka panjang bagi lingkungan perairan (2).
Saran ekotoksikologi (2): Jangan biarkan bahan ini mencemari lingkungan.
Toksisitas pada ikan : (LC50): 423 mg / l 24 jam [Ikan (Goldfish)]
(2)
75 ppm 96 jam [Ikan (bluegill mola)]. Toksisitas pada
invertebrata perairan
: > 100 ppm 96 jam [Daphnia]. (2)
Toksisitas pada tanaman perairan
:
-Biodegradabilitas : Produk jangka pendek mungkin berbahaya
degradasi tidak mungkin. Namun, jauh
timbul.(4)
8. Efek Klinis
Keracunan akut (2)
Terhirup
Berbahaya jika terhirup, dapat menimbulkan gejala: sakit tenggorokan, batuk, dan sesak napas.
Kontak dengan kulit
Berbahaya jika terabsorbsi melalui kulit. Dapat menimbulkan iritasi kulit
Kontak dengan mata
Dapat meyebabkan iritasi mata. Dapat menimbulkanm gejala kemerahan, nyeri dan luka parah.
Tertelan
Dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, dan diare serta Iritasi saluran pencernaan.
Keracunan kronik
Terhirup
Tidak tersedia informasi
Kontak dengan kulit
Dapat menyebabkan kulit menjadi tipis, menghitam, atau pecah-pecah (2).
Kontak dengan mata
Dapat menyebabkan erosi kornea atau kehilangan penglihatan (2).
Tertelan
Tidak tersedia informasi
9. Pertolongan Pertama
Terhirup (2)
Bila aman memasuki area, segera pindahkan ke area. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup. Jika napas berhenti lakukan bantuan penapasan /
berikan oksigen, dan jika kerja jantung berhenti lakukan CPR. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit (2)
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama kurang lebih 15). Tutup kulit yang teriritasi dengan suatu emolien atau dengan krim anti-bakteri. Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata (2)
Segera lepaskan kontak lens (jika menggunakannya) dan cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), sekurang-kurangnya selama 15 menit, dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan (2)
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Bersihkan mulut dengan air. Jika pasien dalam keadaan sadar, berikan air untuk diminum. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar / pingsan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
10. Penatalaksanaan Oleh Petugas Kesehatan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan
menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
c. Dekontaminasi saluran cerna: -
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan asam asetat:
TWA: 10 STEL: 15 (ppm) [Australia] TWA: 25 STEL: 27 (mg/m3) [Australia] TWA: 10 STEL: 15 (ppm) dari NIOSH TWA: 25 STEL: 37 (mg/m3) from NIOSH TWA: 10 STEL: 15 (ppm) [Canada] TWA: 26 STEL: 39 (mg/m3)
[Canada] TWA: 25 STEL: 37 STEL: 37 (mg/m3) dari NIOSH TWA: 10 STEL: 15 (ppm) [Kanada] TWA: 26 STEL: 39 (mg/m3) [Kanada] TWA: 25 STEL: 37 (mg/m3) TWA: 10 STEL: 15 (ppm) from ACGIH (TLV) [United States] [1999] TWA: 10 (ppm) from OSHA (PEL) [United States] (Mg/m3) TWA: 10 STEL: 15 (ppm) dari ACGIH (NAB) [Amerika Serikat] [1999] TWA: 10 (ppm) dari OSHA (PEL) [Amerika Serikat] TWA: 25 (mg/m3) dari OSHA (PEL) [Amerika
Serikat] Konsultasikan otoritas setempat untuk batas pemaparan diterima. (2)
Ventilasi: Produk ini hanya harus ditangani dalam lemari asam yang efisien
(3)
.
Proteksi mata: Gunakan kacamata pelindung seperti yang dijelaskan oleh OSHA OSHA mata dan wajah peraturan perlindungan dalam 29 CFR 1.910,133 atau Eropa EN166 standar. Sediakan kran pencuci mata untuk
keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (3)
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tertutup, termasuk sepatu bot, sarung tangan, jas lab, apron atau baju yang sesuai untuk mencegah kontak kulit (3).
Respirator: Berdasarkan rujukan dari NIOSH, jika jumlahnya melampaui batas dan penanganannya tidak memadai filter tipe N100 NIOSH dapat dipakai sampai 50 kali batas paparan atau telah mecapai konsentrasi penggunaan maksimum yang ditetapkan. Untuk keadaan darurat atau contoh dimana tingkat paparan tidak dketahui, gunakan penutup wajah bertekanan positif. Peringatan: respirator tidak da[pat melindungi pekerja dalam keadaan
kekurangan oksigen (3)
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Padamkan api dengan menggunakan bahan yang cocok untuk jenis api. Mudah terbakar cair, larut atau terdispersi dalam air.
Kebakaran kecil: Gunakan bedak kimia kering.
Kebakaran besar: Gunakan busa alkohol, semprotan air atau kabut. (2)
Cairan mudah terbakar. Jauhkan dari panas. Jauhkan dari sumber api. Hentikan kebocoran jika tanpa risiko. Jangan menyentuh bahan yang tertumpah. Vakum atau sapu material beserta wadahnya ke dalam tempat pembuangan yang sesuai. Hindari kondisi yang menghasilkan debu.
Sediakan ventilasi. Hindari keberadaan air dalam wadah (2).
14. Daftar Pustaka
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat (diunduh bulan Februari 2011)
2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9922769 (diunduh bulan Februari 2011)
3. http://www.jtbaker.com/msds/englishhtml/a7224.htm (diunduh bulan Februari 2011)
4. http://www.sigmaaldrich.com/MSDS/MSDS/DisplayMSDSPage.do (diunduh bulan Februari 2011)
--- Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2011
---