• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAWARAN UMUM TERBATAS I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENAWARAN UMUM TERBATAS I"

Copied!
376
0
0

Teks penuh

(1)

Tanggal RUPS : 20 Desember 2010 Periode Distribusi Saham dan Waran Seri II Hasil : 7 – 13 Januari 2011 Tanggal Efektif : 20 Desember 2010 Pelaksanaan HMETD

Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan HMETD : Tanggal Terakhir Pembayaran Pesanan Tambahan : 13 Januari 2011 - Pasar Reguler dan Negosiasi : 28 Desember 2010 Tanggal Penjatahan : 14 Januari 2011 - Pasar Tunai : 3 Januari 2011 Tanggal Pengembalian Kelebihan Uang Pesanan : 18 Januari 2011 Tanggal Dimulai Perdagangan Saham Tanpa HMETD : Tanggal Dimulainya Perdagangan Waran Seri II di BEI : 5 Januari 2011 - Pasar Reguler dan Negosiasi : 29 Desember 2010 Tanggal Awal Pelaksanaan Waran Seri II : 14 Juli 2011 - Pasar Tunai : 4 Januari 2011 Tanggal Berakhirnya Perdagangan Waran Seri II di BEI :

Tanggal Pencatatan Pemegang Saham Yang Berhak Atas HMETD : 3 Januari 2011 - Pasar Reguler dan Negosiasi : 29 Desember 2015 Tanggal Distribusi HMETD : 4 Januari 2011 - Pasar Tunai : 4 Januari 2016 Periode Perdagangan dan Pelaksanaan HMETD : 5 – 11 Januari 2011 Tanggal Akhir Pelaksanaan Waran Seri II : 5 Januari 2016 Tanggal Berakhirnya Masa Berlaku Waran Seri II : 5 Januari 2016

BAPEPAM DAN LK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT MOBILE-8 TELECOM Tbk (“PERSEROAN”) BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT MOBILE-8 TELECOM Tbk

Kegiatan Usaha Utama :

Penyelenggara Jasa dan Jaringan Telekomunikasi

Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat :

MNC Tower Lantai 18 Jalan Kebon Sirih Kavling 17-19

Jakarta 10340

Telepon : (021) 3920218, Faksimili : (021) 3920219

PENAWARAN UMUM TERBATAS I

Sejumlah 75.684.753.658 (tujuh puluh lima miliar enam ratus delapan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus lima puluh delapan) Saham Seri B baru dengan nilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham. Setiap pemegang 200 (dua ratus) Saham Seri A dan/atau Saham Seri B yang namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB memperoleh 353 (tiga ratus lima puluh tiga) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“HMETD”), dimana 1 (satu) HMETD dapat digunakan untuk membeli 1 (satu) Saham Seri B dengan nilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham yang dikeluarkan dari portepel Perseroan, dengan harga pelaksanaan Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian Saham Seri B Baru. Saham Seri B Baru yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I dengan menerbitkan HMETD ini seluruhnya adalah saham yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan seluruh Saham Seri A atau Saham Seri B yang telah ditempatkan dan disetor penuh sebelum pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas I. Nilai Penawaran Umum Terbatas I ini adalah Rp3.784.237.682.900,- (tiga triliun tujuh ratus delapan puluh empat miliar enam ratus delapan puluh dua sembilan ratus Rupiah).

Para pemegang saham Perseroan yang memiliki saham PT Smart Telecom dapat melakukan pelaksanaan HMETD miliknya dengan cara memberikan saham PT Smart Telecom miliknya kepada Perseroan sebagai pembayaran atas Saham Seri B baru yang dibelinya berdasarkan HMETD. Bersamaan dengan penerbitan HMETD, Perseroan juga menerbitkan Waran Seri II dengan ketentuan bahwa pada setiap 101 (seratus satu) Saham Seri B Baru yang dilaksanakan melekat 20 (dua puluh) Waran Seri II yang diberikan secara cuma-cuma. Waran Seri II adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Seri B Baru yang bernilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham dengan Harga Pelaksanaan Waran Seri II sebesar Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham, yang dapat dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli 2011 sampai dengan 5 Januari 2016 dimana setiap 1 (satu) Waran Seri II berhak membeli 1 (satu) Saham Seri B Baru pada Harga Pelaksanaan Waran Seri II. Pemegang Waran Seri II tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham, termasuk hak atas dividen selama Waran Seri II tersebut belum dilaksanakan menjadi Saham Seri B Baru. Bila Waran Seri II tidak dilaksanakan sampai habis periode pelaksanaannya, maka Waran Seri II tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa pelaksanaan Waran Seri II tidak dapat diperpanjang. Nilai Waran Seri II seluruhnya adalah sejumlah Rp749.353.996.600,- (tujuh ratus empat puluh sembilan miliar tiga ratus lima puluh tiga juta sembilan ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus Rupiah). Jumlah Waran Seri II yang dikeluarkan adalah sebesar 14.987.079.932 (empat belas miliar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta tujuh puluh sembilan ribu sembilan ratus tiga puluh dua) Waran Seri II. Persentase dari jumlah Waran Seri II yang akan diterbitkan oleh Perseroan adalah sebesar 35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada saat Pernyataan Pendaftaran disampaikan kepada Bapepam dan LK. Waran Seri I telah berakhir masa berlakunya pada tahun 2007.

Jika saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I ini tidak seluruhnya diambil atau dibeli oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham hasil pelaksanaan HMETD dan pemegang saham yang melakukan pemesanan lebih besar dari haknya secara proporsional berdasarkan hak yang dilaksanakan.

Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham yang ditawarkan, maka sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk No. 23 tanggal 5 November 2010, dan Akta Addendum I Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk No. 92 tanggal 17 Desember 2010, yang keduanya dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, Notaris di Jakarta, PT Bali Media Telekomunikasi, PT Global Nusa Data dan PT Wahana Inti Nusantara dengan kesanggupan penuh (full commitment) akan mengambil bagian dan membeli Saham Seri B yang masih tersisa dalam Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk. Porsi Saham Seri B yang akan diambil bagian oleh masing-masing Pembeli Siaga adalah PT Bali Media Telekomunikasi sebesar 29,4%, PT Global Nusa Data sebesar 32,8% dan PT Wahana Inti Nusantara sebesar 37,8%. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran bagian kesanggupan dari masing-masing pembeli siaga akan dilakukan dengan cara menukarkan bagian kesanggupan dengan saham-saham PT Smart Telecom milik masing-masing pembeli siaga dan dana tunai.

HMETD DAPAT DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK INDONESIA MAUPUN DI LUAR BURSA EFEK INDONESIA MULAI TANGGAL 5 JANUARI 2011 SAMPAI DENGAN TANGGAL 11 JANUARI 2011.

DALAM HAL PEMEGANG HMETD MEMILIKI HMETD DALAM BENTUK PECAHAN, MAKA HAK ATAS PECAHAN EFEK TERSEBUT MENJADI MILIK PERSEROAN DAN AKAN DIJUAL OLEH PERSEROAN, SERTA HASIL PENJUALANNYA DIMASUKKAN KE REKENING PERSEROAN.

PENAWARAN UMUM TERBATAS I MENJADI EFEKTIF SETELAH DISETUJUI OLEH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA PERSEROAN. DALAM HAL RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA TIDAK MENYETUJUI PENERBITAN HMETD, MAKA SEGALA KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN OLEH PERSEROAN DALAM RANGKA PENERBITAN HMETD SESUAI JADWAL TERSEBUT DI ATAS DIANGGAP TIDAK PERNAH ADA.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA. SELAIN ITU, PERSEROAN JUGA MENGHADAPI RISIKO APABILA PT SMART TELECOM, SEBAGAI CALON PERUSAHAAN YANG AKAN DIAMBILALIH OLEH PERSEROAN, LALAI MEMENUHI KEWAJIBAN PINJAMANNYA, KELALAIAN MANA MENIMBULKAN HAK BAGI PEMEGANG GADAI UNTUK MENGEKSEKUSI GADAI ATAS SAHAM-SAHAM PT SMART TELECOM, YANG APABILA DILAKSANAKANNYA MAKA PERSEROAN AKAN KEHILANGAN HAK ATAS SAHAM-SAHAM PT SMART TELECOM, NAMUN DI PIHAK LAIN PERSEROAN TETAP MEMPUNYAI HAK SUBROGASI TERHADAP PT SMART TELECOM. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI DALAM PROSPEKTUS INI.

(2)

PT Mobile-8 Telecom Tbk (selanjutnya dalam Prospektus ini disebut “Perseroan”) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum”Terbatas I kepada Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“Bapepam dan LK”) dengan surat No. 148/M8Tbk-CS/XI/2010 pada tanggal 8 November 2010 sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 tahun 1995, Tambahan Lembaran Negara No. 3608 dan peraturan pelaksanaannya.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data dan kejujuran pendapat, keterangan atau laporan yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam wilayah Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesi masing-masing.

Sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas I ini, setiap pihak terafiliasi tidak diperkenankan memberi penjelasan dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai hal-hal yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan.

Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal yang turut dalam proses Penawaran Umum Terbatas I ini menyatakan tidak menjadi pihak yang terafiliasi dengan Perseroan, baik secara langsung maupun tidak langsung, sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Penawaran Umum Terbatas I ini tidak didaftarkan berdasarkan undang-undang dan/atau peraturan lain selain yang berlaku di Indonesia. Barangsiapa di luar wilayah Indonesia menerima Prospektus ini, maka dokumen tersebut tidak dimaksudkan sebagai penawaran untuk membeli saham atau melaksanakan HMETD, kecuali bila penawaran, pelaksanaan HMETD dan atau pembelian saham-saham bersebut tidak bertentangan atau bukan merupakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan serta ketentuan pasar modal yang berlaku di negara atau yurisdiksi di luar Indonesia tersebut.

Perseroan telah mengungkapkan semua informasi material yang wajib diketahui oleh publik dan tidak terdapat lagi informasi material yang belum diungkapkan sehingga dapat mengakibatkan informasi yang tercantum dalam Prospektus ini menjadi tidak benar dan/ atau menyesatkan.

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DEFINISI DAN SINGKATAN iii

RINGKASAN viii

I. PENAWARAN UMUM TERBATAS I 1

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM TERBATAS I 6

III. KETERANGAN MENGENAI TRANSAKSI MATERIAL 8

IV. PERNYATAAN HUTANG 29

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN 36

1. Umum 36

2. Dasar Penyajian Laporan Keuangan 36

3. Analisa Keuangan 42

4. Kondisi Likuiditas dan Pembelanjaan Modal Perseroan 57 5. Kondisi Perekonomian, Risiko Pasar dan Manajemen Risiko 59

VI. RISIKO USAHA 61

VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 83 VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAAN 84

IX. KEGIATAN USAHA 107

X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 135

XI. EKUITAS 138

XII. KEBIJAKAN DIVIDEN 140

XIII. PERPAJAKAN 141

XIV. PIHAK YANG BERTINDAK SEBAGAI PEMBELI SIAGA 143

XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 148

XVI. PENDAPAT HUKUM 151

XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

PERSEROAN 165

XVIII. LAPORAN PENILAIAN KEWAJARAN 299

XIX. LAPORAN PENILAIAN HARGA SAHAM 327

XX. KETERANGAN TENTANG HMETD DAN WARAN SERI II 339

XXI. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM 351

(4)
(5)

DEFINISI DAN SINGKATAN

Abonemen : Biaya berlangganan bulanan.

Afiliasi : Pihak-pihak sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 1 UUPM.

Airtime : Lamanya waktu pemakaian/pendudukan frekuensi oleh pelanggan

telepon bergerak selular yang dihitung berdasarkan durasi percakapan yang berhasil.

AMPS : Advance Mobile Phones System, yaitu salah satu teknologi telepon selular analog.

Anak Perusahaan : Anak-anak perusahaan Perseroan yang kepemilikannya secara langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh Perseroan dan kepemilikan saham-saham Perseroan pada perusahaan tersebut adalah sebesar 50% atau lebih dan laporan keuangan perusahaan tersebut dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perseroan. Analog : Suatu sinyal suara, video atau data yang ditransmisikan secara

terus menerus.

ARPU : Average Revenue Per User merupakan total pendapatan dari pelanggan prabayar atau pascabayar (tidak termasuk pendapatan jelajah Internasional untuk pengunjung yang datang ke Indonesia, penjualan kartu perdana kepada pelanggan prabayar, biaya aktivasi, apabila ada, untuk pelanggan pascabayar dan potongan harga kepada distributor) dibagi dengan jumlah rata-rata pelanggan prabayar atau pascabayar setiap bulannya. Rata-rata ARPU per bulan dalam periode tertentu merupakan jumlah ARPU dibagi dengan jumlah bulan dalam periode tersebut.

BAE : Biro Administrasi Efek, salah satu lembaga penunjang pasar modal Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 UUPM. Bapepam : Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 Ayat (1) UUPM.

Bapepam dan LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KMK/606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.

BEI : Bursa efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 Angka 4 UUPM yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia serta berkedudukan di Jakarta Selatan, dan merupakan bursa efek dimana saham-saham Perseroan akan dicatatkan.

(6)

CDMA : Code Division Multiple Access, teknologi transmisi dimana setiap transmisi dikirimkan melalui akses jamak (multiple) dengan diberikan kode yang unik kepada setiap transmisi data atau suara yang memungkinkan pelanggan untuk menggunakan spektrum frekuensi yang sama.

CDMA2000 1X : Pengembangan sistem CDMA yang dapat dipergunakan untuk melakukan komunikasi suara dan data, dimana untuk kecepatan data mencapai 307 Kpbs.

CDMA2000 1X EV-DO : CDMA2000 1X Evolution Data Optimized, yaitu tahap pengembangan jaringan CDMA2000 1X yang mampu menyediakan komunikasi data dengan kecepatan hingga 2,4 Mbps.

Churn rate : Jumlah pemutusan dan penonaktifan dari jaringan telekomunikasi Perseroan baik secara sepihak maupun tidak sepihak di suatu periode tertentu, dibagi dengan jumlah pelanggan pada akhir periode tersebut, dan dinyatakan dalam persentase. Untuk menghitung rata-rata churn rate bulanan untuk periode tersebut, hasil penghitungan churn rate dibagi dengan jumlah bulan dalam periode tersebut.

Digital : Suatu metode penyimpanan, pemrosesan dan transmisi informasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau gelombang optik khusus, yang direpresentasikan dengan angka binari 0 dan 1. Transmisi digital dan teknologi switching menggunakan gelombang yang berurutan untuk menyampaikan informasi secara digital sejalan dengan sinyal analog yang bervariasi secara terus menerus. Dibandingkan dengan jaringan analog, jaringan digital menghasilkan kapasitas yang jauh lebih besar, gangguan lebih rendah, perlindungan terhadap penyadapan dan koreksi terhadap kesalahan secara otomatis.

DPS : Daftar Pemegang Saham.

Efek : Surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif Efek.

Efektif : Terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.2 mengenai Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

GPRS : General Packet Radio Services, yaitu standar untuk komunikasi selular yang membutuhkan spektrum yang luas dan khususnya digunakan untuk mengirim dan menerima data termasuk e-mail dan data pada standar GSM.

GSM : Global System for Mobile Telephones, yaitu sistem telekomunikasi selular digital yang distandarisasi oleh ETSI berdasarkan arsitektur jaringan selular dan transmisi digital yang digunakan di seluruh Eropa, Asia dan beberapa negara lainnya. Sistem GSM digunakan pada frekuensi 900 MHz (GSM 900), 1800 MHz (GSM

(7)

Harga Pelaksanaan HMETD : Harga pembelian 1 (satu) Saham Seri B sebagai hasil pelaksanaan 1 (satu) HMETD, yaitu sebesar Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap Saham Seri B. Harga Pelaksanaan Waran Seri II : Harga pembelian 1 (satu) Saham Seri B sebagai hasil pelaksanaan 1 (satu) Waran Seri II, yaitu sebesar Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap Saham Seri B. Hari Bursa : Hari-hari diselenggarakannya perdagangan Efek di BEI, yaitu hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari libur nasional atau hari yang dinyatakan sebagai hari libur oleh BEI. Hari Kerja : Hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. HMETD : Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, yaitu hak yang melekat pada Saham yang memungkinkan para pemegang Saham membeli Saham Seri B yang dikeluarkan dari portepel Perseroan, dengan ketentuan bahwa setiap pemegang 200 (dua ratus) Saham Seri A atau Saham Seri B yang namanya terdaftar dalam DPS tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB memperoleh 353 (tiga ratus lima puluh tiga) HMETD dimana 1 (satu) HMETD dapat digunakan untuk membeli 1 (satu) Saham Seri B yang dikeluarkan dari portepel Perseroan.

Kartu RUIM : Kartu Removable User Identity Module yaitu kartu elektronik yang dimasukkan ke dalam telepon selular CDMA untuk menyimpan informasi tentang identitas pelanggan yang memiliki fungsi yang sama dengan kartu Subscriber Identity Module (“SIM”) dalam jaringan GSM. Kbps : Kilobytes per second, yaitu suatu ukuran kecepatan transmisi

sinyal digital dalam ribuan bit per detik.

KSEI : PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia serta berkedudukan di Jakarta Selatan, yang mempunyai kegiatan usaha dan mempunyai izin sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian sebagaimana didefinisikan dan ditentukan dalam UUPM.

Masyarakat : Perorangan dan badan hukum, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing dan badan hukum Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal atau berkedudukan di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia. Mbps : Megabytes per second, yaitu ukuran kecepatan transmisi sinyal

digital dalam jutaan bit per detik.

Pembeli Siaga : PT Bali Media Telekomunikasi, PT Global Nusa Data dan PT Wahana Inti Nusantara, yaitu pihak-pihak yang berdasarkan Akta Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk No. 23 tanggal 5 November 2010 dan Akta Addendum I Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas

(8)

Pemerintah : Pemerintah Negara Republik Indonesia.

Penawaran Umum Terbatas I : Penawaran umum Saham Perseroan dengan menerbitkan HMETD sebagaimana didefinisikan dan ditentukan dalam UUPM dan peraturan-peraturan pelaksanaannya. Pernyataan Pendaftaran : Dokumen-dokumen yang wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I sesuai dengan ketentuan-ketentuan UUPM. Perseroan : PT Mobile-8 Telecom Tbk, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan dijalankan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia serta berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia.

Prospektus : Prospektus yang diterbitkan oleh Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I ini.

Rekening Efek : Rekening yang memuat catatan saham milik pemegang Saham yang diadministrasikan oleh KSEI atau pemegang rekening berdasarkan kontrak pembukaan Rekening Efek yang ditandatangani pemegang Saham.

RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPT dan diselenggarakan menurut ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

RUPSLB : RUPS Luar Biasa.

Rp atau Rupiah : Mata uang yang berlaku di Republik Indonesia.

Saham atau Saham Biasa Atas : Saham biasa yang diterbitkan oleh Perseroan, yang terdiri Nama dari 2 (dua) seri yaitu Saham Seri A dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap Saham Seri A dan Saham Seri B dengan nilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap Saham Seri B, dimana sejumlah maksimum 90.671.833.590 (sembilan puluh miliar enam ratus tujuh puluh satu juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan puluh) Saham Seri B dari portepel Perseroan dapat dilaksanakan berdasarkan HMETD dan Waran Seri II yang akan diterbitkan oleh Perseroan dalam Penawaran Umum Terbatas I. Seluruh Saham Perseroan dicatatkan di BEI, termasuk Saham Seri B yang akan dikeluarkan.

Saham Seri B Baru : Sejumlah maksimum 90.671.833.590 (sembilan puluh miliar enam ratus tujuh puluh satu juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus sembilan puluh) Saham Seri B Perseroan dengan nilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap Saham Seri B yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I dan dapat dilaksanakan berdasarkan HMETD dan Waran Seri II.

SLI : Sambungan Langsung Internasional.

(9)

Smartel : PT Smart Telecom, suatu perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia, dimana sebesar 218.043.249 (dua ratus delapan belas juta empat puluh tiga ribu dua ratus empat puluh sembilan) saham seri A, masing-masing bernilai nominal Rp1.000,- (seribu Rupiah) setiap saham seri A; dan 43.030.541.566 (empat puluh tiga miliar tiga puluh juta lima ratus empat puluh satu ribu lima ratus enam puluh enam) saham seri B, masing-masing bernilai nominal Rp30,- (tiga puluh Rupiah) setiap saham seri B; yang seluruhnya telah dikeluarkan oleh Smartel, akan dibeli oleh Perseroan. SMS : Short Message Service, yaitu sistem telekomunikasi selular yang memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan dan menerima pesan berbentuk teks (baik angka maupun huruf).

Tanggal Penjatahan : Tanggal di mana Perseroan akan melakukan penjatahan atas Saham Seri B yang dikeluarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I, apabila terjadi kelebihan pemesanan.

TDP : Tanda Daftar Perusahaan.

USD atau Dolar Amerika Serikat : Mata uang yang berlaku di Amerika Serikat.

UUPM : Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal sebagaimana dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608 beserta peraturan pelaksanaannya.

UUPT : Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas yang dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 106 Tahun 2007, Tambahan No. 4756 beserta peraturan pelaksanaannya.

VoIP atau ITKP : Voice over Internet Protocol atau Internet Teleponi untuk Keperluan Publik, yaitu layanan komunikasi antara suara berbasis internet. W-CDMA : Wideband Code Division Multiple Access, teknologi CDMA,

dengan menggunakan spektrum lebar yang digunakan oleh European Telecommunication Standard Institute untuk sistem 3G yang dirancang untuk dapat dipergunakan di standar teknologi sebelumnya, yaitu GSM.

(10)

RINGKASAN

Ringkasan di bawah ini dibuat atas dasar fakta–fakta dan pertimbangan–pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih rinci dan laporan keuangan serta catatan–catatan yang tercantum di dalam Prospektus ini. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

1. Riwayat Singkat

Perseroan didirikan dengan nama PT Mobile-8 Telecom berdasarkan akta No. 11 tanggal 2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-24156.HT.01.01.TH.2002 tanggal 16 Desember 2002, yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 3 Maret 2003 No. 18, Tambahan No. 1772 (“Akta Pendirian”).

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta Pendirian telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir dilakukan berdasarkan akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2010 yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-51631.AH.01.02.th2010 tanggal 3 November 2010.

Terhitung sejak Penawaran Umum Perdana Perseroan pada tahun 2006 sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat perubahan kegiatan usaha Perseroan.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan kegiatan usaha dalam bidang telekomunikasi dengan ruang lingkup kegiatan usaha sebagai berikut :

a. menawarkan jasa telekomunikasi di dalam wilayah Republik Indonesia;

b. menyediakan berbagai produk multimedia dan jasa terkait lainnya termasuk tetapi tidak terbatas pada penjualan secara langsung maupun tidak langsung voice services, data/image dan jasa-jasa komersial mobile lainnya;

c. membangun, menyewakan dan memiliki jaringan telekomunikasi tanpa kabel di frekuensi 800 MHz yang secara eksklusif berbasis teknologi CDMA khususnya teknologi CDMA2000 1X dan CDMA2000 1X EV-DO (jaringan);

d. memperdagangkan barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi, termasuk tetapi tidak terbatas pada impor atas barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi tersebut;

e. mendistribusikan dan menjual barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi;

f. menyediakan layanan purna jual atas penjualan barang-barang, perangkat-perangkat dan/atau produk-produk telekomunikasi.

Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Desember 2003 dan saat ini berdomisili di MNC Tower Lantai 18, Jl. Kebon Sirih Kav. 17-19, Jakarta 10340.

2. Ikhtisar Data Keuangan

Tabel di bawah ini menggambarkan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang didasarkan atas laporan keuangan konsolidasi Perseroan untuk periode 8 (delapan) bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto dimana pihak akuntan publik tidak menyatakan pendapat dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Mulyamin Sensi Suryanto dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 yang telah diaudit oleh

(11)

untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualianpada tanggal 31 Desember 2009 ecualia. Sedangkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Ramli Satrio & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Neraca

(dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 31 Agustus 31 Desember

2010 2009 2008* 2007* 2006* 2005* Total aset 4.688.064 4.756.935 4.761.935 4.536.744 3.006.047 2.365.417 Total kewajiban 4.662.905 3.964.403 4.034.617 2.740.557 1.414.934 1.641.277 Total ekuitas 25.159 792.532 727.318 1.796.186 1.591.114 722.886 Laba Rugi (dalam jutaan Rupiah)

Keterangan 8 bulan 12 bulan

2010 2009 2008* 2007* 2006* 2005* Pendapatan usaha** 261.229 504.492 894.936 1.075.961 712.102 448.637 Beban usaha** 849.206 1.180.001 1.297.987 906.234 682.971 627.848 Laba (rugi) bersih setelah hak minoritas** (964.928) (724.396) (1.068.868) 50.345 34.639 (286.700) Keterangan: * disajikan kembali

** untuk periode 8 bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2010 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009, 2008, 2007, 2006 dan 2005

3. Penawaran Umum Terbatas I

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Terbatas I atas 75.684.753.658 (tujuh puluh lima miliar enam ratus delapan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus lima puluh delapan) Saham Seri B dengan cara menerbitkan HMETD dan membagikannya kepada para pemegang Saham Seri A atau Saham Seri B Perseroan yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB secara proporsional sesuai dengan kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham tersebut, dengan ketentuan bahwa setiap pemegang saham Perseroan yang memiliki 200 (dua ratus) Saham Seri A dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham atau Saham Seri B dengan nilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham akan memperoleh 353 (tiga ratus lima puluh tiga) HMETD, dimana 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Seri B Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dengan Harga Pelaksanaan HMETD Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham, yang seluruhnya harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian Saham Seri B Baru. Nilai Penawaran Umum Terbatas I adalah sebesar Rp3.784.237.682.900,- (tiga triliun tujuh ratus delapan puluh empat miliar dua ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus delapan puluh dua ribu sembilan ratus Rupiah). Para pemegang saham Perseroan yang memiliki saham PT Smart Telecom dapat melakukan pelaksanaan HMETD miliknya dengan cara memberikan saham PT Smart Telecom miliknya kepada Perseroan sebagai pembayaran atas Saham Seri B baru yang dibelinya berdasarkan HMETD.

Bersamaan dengan penerbitan HMETD, Perseroan juga menerbitkan Waran Seri II dengan ketentuan bahwa pada setiap 101 (seratus satu) Saham Seri B Baru yang dilaksanakan, melekat 20 (dua puluh) Waran Seri II yang diberikan secara cuma-cuma. Waran Seri II adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Seri B Baru yang bernilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham dengan Harga Pelaksanaan Waran Seri II sebesar Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham, yang dapat dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli 2011 sampai dengan 5 Januari 2016 dimana setiap 1 (satu) Waran Seri II berhak membeli 1 (satu) Saham Seri B Baru pada Harga Pelaksanaan Waran Seri II. Pemegang Waran Seri II tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham, termasuk hak atas dividen selama Waran Seri II tersebut belum dilaksanakan menjadi Saham Seri B Baru. Bila Waran Seri II tidak dilaksanakan sampai habis periode pelaksanaannya, maka Waran Seri II tersebut menjadi

(12)

Saham Seri B Baru, baik yang dikeluarkan sebagai hasil pelaksanaan HMETD maupun hasil pelaksanaan Waran Seri II, seluruhnya adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan akan dicatatkan di BEI serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham Seri A dan Saham Seri B dari Perseroan yang saat ini telah ditempatkan dan disetor penuh.

Berdasarkan Akta Perjanjian Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk No. 23 tanggal 5 November 2010, dan Akta Addendum I Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk No. 92 tanggal 17 Desember 2010, yang keduanya dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, Notaris di Jakarta, apabila Saham Seri B yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham hasil pelaksanaan HMETD dan pemegang saham yang melakukan pemesanan lebih dari haknya secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat Saham Seri B yang tersisa dalam Penawaran Umum Terbatas I, maka PT Bali Media Telekomunikasi, PT Global Nusa Data, dan PT Wahana Inti Nusantara dengan kesanggupan penuh (full commitment) akan mengambil bagian dan membeli Saham Seri B yang masih tersisa dalam Penawaran Umum Terbatas I tersebut. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran bagian kesanggupan dari masing-masing pembeli siaga akan dilakukan dengan cara menukarkan bagian kesanggupan dengan saham-saham Smartel milik masing-masing pembeli siaga serta dengan dana tunai. Berikut ini adalah struktur permodalan Perseroan berdasarkan Akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2010 dan proforma struktur permodalan setelah Penawaran Umum Terbatas I, namun sebelum pelaksanaan Waran Seri II, apabila seluruh pemegang saham Perseroan melaksanakan HMETD yang dimilikinya :

Keterangan Sebelum Penawaran Umum Terbatas I Setelah Penawaran Umum Terbatas I Sebelum Pelaksanaan Waran Seri II Jumlah Saham Nilai Modal Disetor % Jumlah Saham Nilai Modal Disetor %

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700

Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 211.528.255.146 10.576.412.757.300

Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 231.764.127.573 12.600.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- per Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- saham) Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- : Saham Seri A (nilai nominal Rp100,-

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 15,101 6.475.479.000 647.547.900.000 5,4615

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,001 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 32,089 13.759.893.427 1.375.989.342.700 11,6053 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,-

per saham) :

Jerash Investment Ltd. - - - 11.429.220.435 571.461.021.750 9,6396

Henry Cratein Suryanaga - - - 882.500 44.125.000 0,0007

Corporate United Investments Ltd. 4.186.863.458 209.343.172.900 9,764 11.576.677.461 578.833.873.050 9,7639

PT Etrading Securities 3.549.404.382 177.470.219.100 8,277 9.814.103.116 490.705.155.800 8,2774 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 14.908.739.993 745.436.999.650 34,768 65.508.877.978 3.275.443.898.900 55,2512 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 22.645.007.833 1.132.250.391.650 98.329.761.490 4.916.488.074.500 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 42.880.880.260 3.155.837.634.350 118.565.633.917 6.940.075.317.200 Portepel : Saham Seri A - - - - Saham Seri B 188.883.247.313 9.444.162.365.650 113.198.493.656 5.659.924.682.800

(13)

Berikut ini adalah proforma struktur permodalan Perseroan setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas I dengan perbandingan sebelum dan sesudah pelaksanaan Waran Seri II, apabila seluruh pemegang saham Perseroan melaksanakan HMETD dan Waran Seri II miliknya :

Keterangan Setelah Penawaran Umum Terbatas I Setelah Penawaran Umum Terbatas I Sebelum Pelaksanaan Waran Seri II Setelah Pelaksanaan Waran Seri II Jumlah Saham Nilai Modal Disetor % Jumlah Saham Nilai Modal Disetor %

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700

Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 211.528.255.146 10.576.412.757.300

Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 231.764.127.573 12.600.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,-

per saham) :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 5,4615 6.475.479.000 647.547.900.000 5,3637

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,0004 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 11,6053 13.759.893.427 1.375.989.342.700 11,3974 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,-

per saham) :

Jerash Investment Ltd. 11.429.220.435 571.461.021.750 9,6396 13.692.432.402 684.621.620.100 10,2525

Henry Cratein Suryanaga 882.500 44.125.000 0,0007 1.057.252 52.862.600 0,0008

Corporate United Investments Ltd. 11.576.677.461 578.833.873.050 9,7639 13.040.006.966 652.000.348.300 9,7639

PT Etrading Securities 9.814.103.116 490.705.155.800 8,2774 11.054.637.518 552.731.875.900 8,2774 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 65.508.877.978 3.275.443.898.900 55,2512 75.528.707.281 3.776.435.364.050 56,5535 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 98.329.761.490 4.916.488.074.500 113.316.841.419 5.665.842.070.950 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 118.565.633.917 6.940.075.317.200 133.552.713.846 7.689.429.313.650 Portepel : Saham Seri A - - - - Saham Seri B 113.198.493.656 5.659.924.682.800 98.211.413.727 4.910.570.686.350

Total Modal dalam Portepel 113.198.493.656 5.659.924.682.800 98.211.413.727 4.910.570.686.350

Berikut ini adalah struktur permodalan Perseroan berdasarkan Akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2010 dan proforma struktur permodalan setelah Penawaran Umum Terbatas I, namun sebelum pelaksanaan Waran Seri II, apabila seluruh pemegang saham Perseroan tidak melaksanakan HMETD yang dimilikinya, sehingga seluruh Saham Seri B yang ditawarkan diambilbagian oleh masing-masing Pembeli Siaga :

Keterangan Sebelum Penawaran Umum Terbatas I Setelah Penawaran Umum Terbatas I Sebelum Pelaksanaan Waran Seri II Jumlah Saham Nilai Modal Disetor % Jumlah Saham Nilai Modal Disetor %

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700

Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 211.528.255.146 10.576.412.757.300

Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 231.764.127.573 12.600.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,-

per saham) :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 15,101 6.475.479.000 647.547.900.000 5,4615

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,001 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 32,089 13.759.893.427 1.375.989.342.700 11,6053 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,-

per saham) :

Corporate United Investments Ltd. 4.186.863.458 209.343.172.900 9,764 4.186.863.458 209.343.172.900 3,5313

PT Etrading Securities 3.549.404.382 177.470.219.100 8,277 3.549.404.382 177.470.219.100 2,9936 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 14.908.739.993 745.436.999.650 34,768 14.908.739.993 745.436.999.650 12,5743 PT Bali Media Telekomunikasi - - - 22.264.740.837 1.113.237.041.850 18,7784 PT Global Nusa Data - - - 24.799.629.197 1.239.981.459.850 20,9164 PT Wahana Inti Nusantara - - - 28.620.383.624 1.431.019.181.200 24,1389 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 22.645.007.833 1.132.250.391.650 98.329.761.491 4.916.488.074.550 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 42.880.880.260 3.155.837.634.350 118.565.633.918 6.940.075.317.250 Portepel : Saham Seri A - - - - Saham Seri B 188.883.247.313 9.444.162.365.650 113.198.493.655 5.659.924.682.750

(14)

Berikut ini adalah proforma struktur permodalan Perseroan setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas I dengan perbandingan sebelum dan sesudah pelaksanaan Waran Seri II, apabila seluruh pemegang saham Perseroan tidak melaksanakan HMETD, sehingga seluruh Saham Seri B yang ditawarkan diambilbagian oleh masing-masing Pembeli Siaga dan para Pembeli Siaga melaksanakan Waran Seri II yang dimilikinya :

Keterangan Setelah Penawaran Umum Terbatas I Setelah Penawaran Umum Terbatas I Sebelum Pelaksanaan Waran Seri II Setelah Pelaksanaan Waran Seri II Jumlah Saham Nilai Modal Disetor % Jumlah Saham Nilai Modal Disetor %

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700

Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 211.528.255.146 10.576.412.757.300

Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 231.764.127.573 12.600.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- per saham) :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 5,4615 6.475.479.000 647.547.900.000 4,8486

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,0004 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 11,6053 13.759.893.427 1.375.989.342.700 10,3030 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,-

per saham) :

Corporate United Investments Ltd. 4.186.863.458 209.343.172.900 3,5313 4.186.863.458 209.343.172.900 3,1350

PT Etrading Securities 3.549.404.382 177.470.219.100 2,9936 3.549.404.382 177.470.219.100 2,6577

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 14.908.739.993 745.436.999.650 12,5743 14.908.739.993 745.436.999.650 11,1632 PT Bali Media Telekomunikasi 22.264.740.837 1.113.237.041.850 18,7784 26.673.600.408 1.333.680.020.400 19,9723

PT Global Nusa Data 24.799.629.197 1.239.981.459.850 20,9164 29.710.446.859 1.485.522.342.950 22,2462

PT Wahana Inti Nusantara 28.620.383.624 1.431.019.181.200 24,1389 34.287.786.323 1.714.389.316.150 25,6736 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh : Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 98.329.761.491 4.916.488.074.550 113.316.841.423 5.665.842.071.164 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 118.565.633.918 6.940.075.317.250 133.552.713.850 7.689.429.313.864 Portepel : Saham Seri A - - - - Saham Seri B 113.198.493.655 5.659.924.682.750 98.211.413.723 4.910.570.686.136

Total Modal dalam Portepel 113.198.493.655 5.659.924.682.750 98.211.413.723 4.910.570.686.136

Keterangan selengkapnya mengenai Penawaran Umum Terbatas I dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.

4. Risiko Usaha

Setiap industri tidak terlepas dari berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan dalam industri terkait, begitu pula halnya dengan Perseroan. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menghadapi risiko-risiko usaha antara lain sebagai berikut :

Risiko yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan dan industri telekomunikasi selular

- Perseroan menghadapi persaingan yang ketat dari operator telekomunikasi lainnya di Indonesia - Apabila PT Smart Telecom, sebagai calon perusahaan yang akan diambilalih oleh Perseroan, lalai memenuhi kewajiban pinjamannya, kelalaian mana menimbulkan hak bagi pemegang gadai untuk mengeksekusi gadai atas saham-saham PT Smart Telecom yang apabila dilaksanakannya, maka Perseroan akan kehilangan hak atas saham-saham PT Smart Telecom, namun di pihak lain Perseroan tetap mempunyai hak subrogasi terhadap PT Smart Telecom. - Perseroan mengalami arus kas negatif dan penurunan jumlah pelanggan dan karenanya Perseroan memerlukan sumber daya tambahan untuk mengembangkan kegiatan operasional dan kembali membukukan keuntungan - Perseroan mengalami arus kas negatif dan penurunan jumlah pelanggan dan karenanya Perseroan memerlukan sumber daya tambahan untuk mengembangkan kegiatan operasional dan kembali membukukan keuntungan - Perseroan telah gagal memenuhi syarat dan kondisi dalam perjanjian kredit yang ada saat ini dan menunda pembayaran pinjaman kepada para kreditur

- Perseroan memiliki sejarah kerugian dan dapat mengalami kerugian lagi di masa depan

- Perseroan akan tetap memiliki pinjaman yang substansial dan pinjaman tersebut dapat berakibat negatif terhadap kondisi keuangan Perseroan

(15)

- Perseroan menghadapi kesulitan dalam mengembangkan jaringan CDMA di luar pulau Jawa, dan kegagalan pengembangan jaringan serta kegiatan usaha Perseroan dapat berdampak negatif terhadap arus kas, hasil operasi, kondisi keuangan dan prospek usaha Perseroan

- Perseroan bergerak dalam industri yang diatur ketat serta iklim hukum dan peraturan-peraturan serta kebijakan Pemerintah yang sedang dan sering mengalami pembaharuan. Pembaharuan dan perubahan peraturan-peraturan tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, hasil operasi, kondisi keuangan dan prospek Perseroan.

- Perseroan belum dapat mengintegrasikan, memasarkan atau mengembangkan produk FWA dan Perseroan tidak dapat memberikan jaminan waktu pelaksanaannya

- Data operasional Perseroan mungkin tidak dapat dibandingkan dengan data operasional dari operator telekomunikasi selular lainnya

- Perseroan mungkin tidak berhasil memperluas dan/atau meluncurkan produk dan jasa yang sudah ada atau baru ke pasar yang baru

- Harga dan pilihan yang terbatas dari telepon selular CDMA dapat secara signifikan melemahkan kemampuan Perseroan untuk menarik pelanggan baru

- Kegagalan Perseroan dalam meresponi perubahan teknologi secara cepat dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, hasil operasi, kondisi keuangan dan prospek usaha Perseroan - Pembangunan infrastruktur jaringan atau provision of our wireless services tidak dapat dijamin - Perseroan mengeluarkan belanja modal yang signifikan dalam kegiatan usahanya dan Perseroan

mungkin tidak bisa mendapatkan sumber pendanaan eksternal untuk mendanai rencana belanja modal tersebut

- Perseroan mungkin telah menyebabkan kegagalan atau telah gagal berdasarkan kontrak dan perjanjian Perseroan dengan pihak ketiga

- Fluktuasi nilai tukar Rupiah dapat berpengaruh secara negatif dan material terhadap kondisi kegiatan usaha dan keuangan Perseroan

- Kemampuan Perseroan untuk memperoleh pendanaan yang cukup dalam industri dimana Perseroan beroperasi sangat tergantung pada situasi bisnis dan ekonomi di Indonesia dan secara global - Pertumbuhan bisnis telepon selular Perseroan dapat dipengaruhi secara negatif oleh hambatan

ketersediaan pita lebar dan kepadatan jaringan telekomunikasi telepon selular

- Perseroan merupakan satu di antara enam operator telekomunikasi Indonesia yang bertanggung jawab atas penetapan harga SMS

- Apabila Perseroan tidak dapat menambah dan mempertahankan pelanggan, kinerja keuangan Perseroan dapat terkena dampak negatif

- Jumlah pelanggan Perseroan kemungkinan dapat meningkat tanpa adanya peningkatan pendapatan, meskipun Perseroan telah mengeluarkan dana yang signifikan untuk meningkatkan jumlah pelanggannya

- Perseroan menyewa lahan untuk beberapa BTS Perseroan dan kemungkinan tidak mampu mempertahankan penyewaan tersebut

- Kegagalan dalam kelangsungan operasi jaringan Perseroan, sistem-sistem utama tertentu, atau titik interkoneksi (“gateway”) ke jaringan penyelenggara lainnya dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan

- Pemerintah, sebagai pemegang saham mayoritas Telkom dan pemegang saham Indosat, dapat mengimplementasikan kebijakan yang menguntungkan Telkom dan Indosat

- Ketergantungan pada staf manajemen

- Jika Perseroan tidak mampu merekrut, melatih, mempertahankan dan memotivasi tenaga terlatih, kegiatan usaha Perseroan dapat terkena dampak dampak negatif dan material

- Keperdulian atas dampak kesehatan dari peralatan nirkabel dapat menyebabkan turunnya permintaan atas jasa pelayanan Perseroan

- Penyisihan untuk piutang ragu-ragu diperkirakan akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pelanggan pascabayar

- Kemampuan Perseroan dalam menjaga dan mengembangkan jaringan telepon selular atau menjalankan kegiatan usahanya dapat dipengaruhi oleh gangguan pasokan dan layanan dari supplier utama dan penghentian sewa area BTS

(16)

- Perseroan mungkin tidak mampu menyelesaikan kerjasama usaha yang diusulkan dengan PT Smart Telecom secara tepat waktu atau keseluruhan, dan jika Perseroan tidak mampu menyelesaikan kerjasama usaha tersebut, bagian dari laporan keuangan proforma dalam Prospektus ini tidak diaplikasikan

- Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MOU) mengenai usulan kerjasama usaha dengan PT Smart Telecom tidak mengikat Perseroan atau PT Smart Telecom, dan pelaksanaan kerjasama usaha akan bergantung pada persetujuan dari Perseroan dan PT Smart Telecom, termasuk syarat dan kondisi lainnya, dan Perseroan tidak dapat memastikan bahwa kerjasama usaha atau transaksi lainnya akan terjadi

- Jika kerjasama usaha dengan PT Smart Telecom berhasil dilaksanakan, para pemegang saham PT Smart Telecom dapat memegang saham Perseroan dalam jumlah yang besar, dan kepentingan dari pemegang saham tersebut dapat berbeda - Perseroan kemungkinan tidak memperoleh seluruh manfaat dari usulan kerjasama usaha dengan PT Smart Telecom atau potensi kerjasama usaha lainnya di masa mendatang. - Ketidakpastian peraturan dan/atau kebijakan Pemerintah dalam industri telekomunikasi.

Risiko berkaitan dengan Indonesia

- Peristiwa politik dan sosial di Indonesia dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha di Indonesia - Indonesia terletak di lokasi gempa bumi dan merupakan wilayah yang rentan terhadap risiko geologis

yang dapat mengarah pada kerusuhan sosial dan kerugian ekonomi

- Wabah flu burung, virus H1N1 atau penyakit infeksi lainnya dapat berpengaruh secara negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, hasil operasi, kondisi keuangan dan prospek usaha Perseroan - Aktivitas terorisme di Indonesia dapat memperburuk stabilitas di Indonesia, yang berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha Perseroan - Aktivitas dan konflik buruh dapat berdampak negatif terhadap Perseroan dan pelanggan Perseroan secara umum, yang selanjutnya mempengaruhi kegiatan usaha, arus kas, hasil operasi, kondisi keuangan, dan prospek usaha Perseroan - Otonomi daerah dapat berpengaruh secara negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan melalui pengenaan pembatasan, pajak, dan restribusi lokal

- Indonesia bergantung pada pendanaan dari kreditur multinasional dan ketidakmampuan dalam mendapatkan pendanaan akan memiliki konsekuensi yang merugikan bagi Indonesia dan Perseroan - Peningkatan tingkat gaji dapat merugikan kegiatan usaha Perseroan

- Perbedaan standar akuntansi pada perusahaan di Indonesia berbeda dari Amerika Serikat, negara-negara di Uni Eropa dan yurisdiksi lainnya

- Penurunan peringkat hutang negara Indonesia atau perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat berpengaruh secara merugikan kepada Perseroan - Peraturan dan ketentuan di bidang pasar modal pada umumnya saat ini dapat membatasi kemampuan Perseroan menerbitkan tambahan efek bersifat hutang - Laporan penilaian dapat tidak akurat dan lengkap sehingga tidak dapat dinilai.

5. Kebijakan Dividen

Seluruh saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk Saham Seri B Baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I ini, mempunyai hak yang sama dan sederajat termasuk hak atas pembagian dividen.

Dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan keuangan Perseroan, tingkat kecukupan modal dan arus kas dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan yang optimal di masa yang akan datang dan dengan memperhatikan keharusan Perseroan membentuk dana cadangan, manajemen Perseroan merencanakan untuk mengusulkan pembagian dividen hanya secara kas atau dalam bentuk tunai kepada pemegang saham yang namanya tercantum dalam DPS sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dengan jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari laba bersih yang ditentukan penggunaannya setelah laba bersih dikurangi cadangan umum dan cadangan lainnya (jika ada), kecuali ditentukan lain oleh RUPS terhitung sejak Perseroan membukukan saldo laba positif.

(17)

6. Rencana Penggunaan Dana

Dana hasil dari Penawaran Umum Terbatas I setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan Penawaran Umum Terbatas I akan digunakan :

1. Sekitar 99,9% atau sebesar Rp3.775.371.942.000,- untuk melakukan pembelian 218.043.249 (dua ratus delapan belas juta empat puluh tiga ribu dua ratus empat puluh sembilan) saham seri A, masing-masing bernilai nominal Rp1.000,- (seribu Rupiah) setiap saham seri A; dan 43.030.541.566 (empat puluh tiga miliar tiga puluh juta lima ratus empat puluh satu ribu lima ratus enam puluh enam) saham seri B, masing-masing bernilai nominal Rp30,- (tiga puluh Rupiah) setiap saham seri B; yang seluruhnya telah dikeluarkan oleh PT Smart Telecom. 2. Sekitar 0,1% akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan, yaitu antara lain pembayaran untuk pembelian handset, gaji pegawai, biaya iklan dan promosi, biaya operasi jaringan, dan lain-lain. Dana yang diperoleh Perseroan dari hasil pelaksanaan Waran Seri II seluruhnya akan digunakan sebagai modal kerja Perseroan, yaitu antara lain pembayaran untuk pembelian handset, gaji pegawai, biaya iklan dan promosi, biaya operasi jaringan, dan lain-lain. Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Saham Perdana Tahun 2006 dan Penawaran Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap telah digunakan sesuai rencana penggunaan dana dalam Prospektus Penawaran Umum Saham Perdana yang diterbitkan pada tanggal 21 November 2006 dan Prospektus Penawaran Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap yang diterbitkan pada tanggal 6 Maret 2007.

Rincian mengenai rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Terbatas I dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini.

7. Keterangan Mengenai Penawaran Umum Yang Telah Dilakukan

Berikut ini keterangan mengenai penawaran umum yang telah dilakukan oleh Perseroan dan Anak Perusahaan :

a. Sehubungan dengan perjanjian fasilitas pinjaman pada tanggal 20 September 2006, Perseroan dan Lehman Brothers Opportunity Ltd. (“LBOL”) mengadakan perjanjian waran yang kemudian diubah dengan perjanjian waran tanggal 29 November 2006, dimana Perseroan menerbitkan 70.000.000 waran kepada LBOL dengan memberikan hak untuk memesan saham sebanyak 2.834.844.444 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga pelaksanaan Rp225,- per saham. Dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran digunakan untuk membayar pinjaman kepada LCPI. b. Pada tanggal 15 November 2006, Perseroan memperoleh surat pernyataan Efektif dari Ketua

Bapepam dan LK No. S-2777/BL/2006 untuk melakukan penawaran umum saham perdana sejumlah 3.900.000.000 saham kepada Masyarakat dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham dan harga penawaran sebesar Rp225,- (dua ratus dua puluh lima Rupiah) setiap saham. Pada tanggal 29 November 2006, seluruh saham tersebut telah dicatatkan di BEI. c. Pada tanggal 2 Maret 2007, Perseroan memperoleh surat pernyataan Efektif dari Ketua Bapepam dan LK No. S-980/BL/2007 untuk melakukan penawaran umum Obligasi I Mobile-8 Telecom Tahun 2007 Dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan nilai nominal maksimum sebesar Rp675 miliar pada tingkat bunga tetap 12,375% per tahun yang jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2012. Pada tanggal 16 Maret 2007, obligasi tersebut tercatat di BEI.

d. Pada tanggal 15 Agustus 2007, Mobile-8 B.V. menerbitkan Guaranteed Senior Notes sejumlah USD100 juta dengan tingkat bunga 11,25% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 1 Maret 2013. Surat hutang tersebut dicatatkan di Bursa Efek Singapura.

(18)
(19)

I. PENAWARAN UMUM TERBATAS I

1. Penerbitan HMETD

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Terbatas I atas 75.684.753.658 (tujuh puluh lima miliar enam ratus delapan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus lima puluh delapan) Saham Seri B dengan cara menerbitkan HMETD dan membagikannya kepada para pemegang Saham Seri A atau Saham Seri B Perseroan yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB, secara proporsional sesuai dengan kepemilikan saham dari masing-masing pemegang saham tersebut, dengan ketentuan bahwa setiap pemegang saham Perseroan yang memiliki 200 (dua ratus) Saham Seri A dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham atau Saham Seri B dengan nilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham akan memperoleh 353 (tiga ratus lima puluh tiga) HMETD, dimana 1 (satu) HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 (satu) Saham Seri B Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dengan Harga Pelaksanaan HMETD Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham, yang seluruhnya harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan pembelian Saham Seri B Baru. Nilai Penawaran Umum Terbatas I adalah sebesar Rp3.784.237.682.900,- (tiga triliun tujuh ratus delapan puluh empat miliar dua ratus tiga puluh tujuh juta enam ratus delapan puluh dua ribu sembilan ratus Rupiah).

Para pemegang saham Perseroan yang memiliki saham PT Smart Telecom dapat melakukan pelaksanaan HMETD miliknya dengan cara memberikan saham PT Smart Telecom miliknya kepada Perseroan sebagai pembayaran atas Saham Seri B baru yang dibelinya berdasarkan HMETD.

Bersamaan dengan penerbitan HMETD, Perseroan juga menerbitkan Waran Seri II dengan ketentuan bahwa pada setiap 101 (seratus satu) Saham Seri B Baru yang dilaksanakan, melekat 20 (dua puluh) Waran Seri II. Waran Seri II diberikan secara cuma-cuma. Waran Seri II adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian Saham Seri B Baru yang bernilai nominal Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham dengan Harga Pelaksanaan Waran Seri II sebesar Rp50,- (lima puluh Rupiah) setiap saham, yang dapat dilaksanakan mulai tanggal 14 Juli 2011 sampai dengan 5 Januari 2016 dimana setiap 1 (satu) Waran Seri II berhak membeli 1 (satu) Saham Seri B Baru pada Harga Pelaksanaan Waran Seri II. Pemegang Waran Seri II tidak mempunyai hak sebagai pemegang saham, termasuk hak atas dividen selama Waran Seri II tersebut belum dilaksanakan menjadi Saham Seri B Baru. Bila Waran Seri II tidak dilaksanakan sampai habis periode pelaksanaannya, maka Waran Seri II tersebut menjadi kadaluarsa, tidak bernilai dan tidak berlaku. Masa pelaksanaan Waran Seri II tidak dapat diperpanjang. Nilai Waran Seri II seluruhnya adalah sejumlah Rp749.353.996.600,- (tujuh ratus empat puluh sembilan miliar tiga ratus lima puluh tiga juta sembilan ratus sembilan puluh enam ribu enam ratus Rupiah). Jumlah Waran Seri II yang dikeluarkan adalah sebesar 14.987.079.932 (empat belas miliar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta tujuh puluh sembilan ribu sembilan ratus tiga puluh dua) Waran Seri II. Persentase dari jumlah Waran Seri II yang akan diterbitkan oleh Perseroan adalah sebesar 35% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan pada saat Pernyataan Pendaftaran disampaikan kepada Bapepam dan LK. Waran Seri I telah berakhir masa berlakunya pada tahun 2007. Saham Seri B Baru, baik yang dikeluarkan sebagai hasil pelaksanaan HMETD maupun hasil pelaksanaan Waran Seri II, seluruhnya adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan dan akan dicatatkan di BEI serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham Seri A dan Saham Seri B dari Perseroan yang saat ini telah ditempatkan dan disetor penuh.

PT Mobile-8 Telecom Tbk

Kegiatan Usaha :

Penyelenggara Jasa dan Jaringan Telekomunikasi Kantor Pusat :

MNC Tower Lantai 18

Jalan Kebon Sirih Kavling 17-19, Jakarta 10340 Telepon : (021) 3920218, Faksimili : (021) 3920219

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO PERSAINGAN USAHA. SELAIN ITU, PERSEROAN JUGA MENGHADAPI RISIKO APABILA PT SMART TELECOM, SEBAGAI CALON PERUSAHAAN YANG AKAN DIAMBILALIH OLEH PERSEROAN, LALAI MEMENUHI KEWAJIBAN PINJAMANNYA, KELALAIAN MANA MENIMBULKAN HAK BAGI PEMEGANG GADAI UNTUK MENGEKSEKUSI GADAI ATAS SAHAM-SAHAM PT SMART TELECOM, YANG APABILA DILAKSANAKANNYA MAKA PERSEROAN AKAN KEHILANGAN HAK

(20)

Perseroan didirikan berdasarkan akta No. 11 tanggal 2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan No. C-24156.HT.01.01.TH.2002 tanggal 16 Desember 2002, yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 3 Maret 2003 No. 18, Tambahan No. 1772.

Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta Pendirian telah mengalami beberapa kali perubahan dengan perubahan terakhir dilakukan berdasarkan akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2010 yang dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, Notaris di Jakarta dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. AHU-51631.AH.01.02. th2010 tanggal 3 November 2010.

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham serta komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan berdasarkan Akta No. 54 tanggal 25 Oktober 2010 adalah sebagai berikut :

Keterangan Jumlah Saham Nilai (Rp) Persentase

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- per saham) :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 15,101

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,001

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 32,089 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,- per saham) :

Corporate United Investments Ltd. 4.186.863.458 209.343.172.900 9,764 PT Etrading Securities 3.549.404.382 177.470.219.100 8,277 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 14.908.739.993 745.436.999.650 34,768 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 22.645.007.833 1.132.250.391.650 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 42.880.880.260 3.155.837.634.350 Portepel :

Saham Seri A - -

Saham Seri B 188.883.247.313 9.444.162.365.650 Total Modal dalam Portepel 188.883.247.313 9.444.162.365.650

2. Kesanggupan Pembeli Siaga

Berdasarkan Akta Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk No. 23 tanggal 5 November 2010, dan Akta Addendum I Perjanjian Kesanggupan Pembelian Sisa Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas I PT Mobile-8 Telecom Tbk No. 92 tanggal 17 Desember 2010, yang keduanya dibuat di hadapan Linda Herawati, SH, Notaris di Jakarta, apabila Saham Seri B yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I ini tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada pemegang saham hasil pelaksanaan HMETD dan pemegang saham yang melakukan pemesanan lebih dari haknya secara proporsional berdasarkan hak yang telah dilaksanakan. Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat Saham Seri B yang tersisa dalam Penawaran Umum Terbatas I, maka PT Bali Media Telekomunikasi, PT Global Nusa Data, dan PT Wahana Inti Nusantara dengan kesanggupan penuh (full commitment) akan mengambil bagian dan membeli Saham Seri B yang masih tersisa dalam Penawaran Umum Terbatas I tersebut, dengan porsi sebagai berikut :

Pembeli Siaga Jumlah Saham Persentase

PT Bali Media Telekomunikasi 22.264.740.837 29,4

PT Global Nusa Data 24.799.629.197 32,8

PT Wahana Inti Nusantara 28.620.383.624 37,8

Total 75.684.753.658 100,0

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, pembayaran bagian kesanggupan dari masing-masing pembeli siaga akan dilakukan dengan cara menukarkan bagian kesanggupan dengan saham-saham Smartel milik masing-masing pembeli siaga serta dengan dana tunai.

(21)

3. Proforma Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berikut ini proforma struktur permodalan dan pemegang saham setelah Penawaran Umum Terbatas I Perseroan jika diasumsikan seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB melaksanakan haknya :

Keterangan Jumlah Saham Nilai (Rp) Persentase

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- per saham) :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 5,4615

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 11,6053 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,- per saham) :

Jerash Investment Ltd. 11.429.220.435 571.461.021.750 9,6396

Henry Cratein Suryanaga 882.500 44.125.000 0,0007

Corporate United Investments Ltd. 11.576.677.461 578.833.873.050 9,7639 PT Etrading Securities 9.814.103.116 490.705.155.800 8,2774 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 65.508.877.978 3.275.443.898.900 55,2512 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 98.329.761.490 4.916.488.074.500 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 118.565.633.917 6.940.075.317.200 Portepel :

Saham Seri A - -

Saham Seri B 113.198.493.656 5.659.924.682.800 Total Modal dalam Portepel 113.198.493.656 5.659.924.682.800

Berikut ini proforma struktur permodalan dan pemegang saham setelah Penawaran Umum Terbatas I Perseroan jika diasumsikan seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB melaksanakan HMETD dan Waran Seri II miliknya :

Keterangan Jumlah Saham Nilai (Rp) Persentase

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- per saham) :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 5,3637

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 11,3974 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,- per saham) :

Jerash Investment Ltd. 13.692.432.402 684.621.620.100 10,2525 Henry Cratein Suryanaga 1.057.252 52.862.600 0,0008 Corporate United Investments Ltd. 13.040.006.966 652.000.348.300 9,7639 PT Etrading Securities 11.054.637.518 552.731.875.900 8,2774 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 75.528.707.281 3.776.435.364.050 56,5535 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 113.316.841.419 5.665.842.070.950 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 133.552.713.846 7.689.429.313.650 Portepel :

Saham Seri A - -

Saham Seri B 98.211.413.727 4.910.570.686.350 Total Modal dalam Portepel 98.211.413.727 4.910.570.686.350

(22)

Berikut ini proforma struktur permodalan dan pemegang saham setelah Penawaran Umum Terbatas I Perseroan jika diasumsikan seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB tidak melaksanakan haknya dan seluruhnya dibeli oleh Pembeli Siaga :

Keterangan Jumlah Saham Nilai (Rp) Persentase

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A (nilai nominal Rp100,- per saham) :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 5,4615

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 13.759.893.427 11,6053 Saham Seri B (nilai nominal Rp50,- per saham) :

Corporate United Investments Ltd. 4.186.863.458 209.343.172.900 3,5313 PT Etrading Securities 3.549.404.382 177.470.219.100 2,9936 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 14.908.739.993 745.436.999.650 12,5743 PT Bali Media Telecom (Pembeli Siaga) 22.264.740.837 1.113.237.041.850 18,7784 PT Global Nusa Data (Pembeli Siaga) 24.799.629.197 1.239.981.459.850 20,9164 PT Wahana Inti Nusantara (Pembeli Siaga) 28.620.383.624 1.431.019.181.200 24,1389 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 98.329.761.491 4.916.488.074.550 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 118.565.633.918 6.940.075.317.250 Portepel :

Saham Seri A - -

Saham Seri B 113.198.493.655 5.659.924.682.750 Total Modal dalam Portepel 113.198.493.655 5.659.924.682.750

Berikut ini proforma struktur permodalan dan pemegang saham setelah Penawaran Umum Terbatas I Perseroan jika diasumsikan seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam DPS Perseroan pada tanggal 3 Januari 2011 pukul 16.00 WIB tidak melaksanakan haknya sehingga seluruh saham dibeli oleh Pembeli Siaga dan seluruh Waran Seri II telah dilaksanakan :

Keterangan Jumlah Saham Nilai (Rp) Persentase

Modal Dasar :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 211.528.255.146 10.576.412.757.300 Total Modal Dasar 231.764.127.573 12.600.000.000.000 Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A :

Jerash Investment Ltd. 6.475.479.000 647.547.900.000 4,8486

Henry Cratein Suryanaga 500.000 50.000.000 0,0004

Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 13.759.893.427 1.375.989.342.700 10,3030 Saham Seri B :

Corporate United Investments Ltd. 4.186.863.458 209.343.172.900 3,1350 PT Etrading Securities 3.549.404.382 177.470.219.100 2,6577 Masyarakat dan lain-lain di bawah 5% 14.908.739.993 745.436.999.650 11,1632 PT Bali Media Telecom 26.673.600.408 1.333.680.020.400 19,9723 PT Global Nusa Data 29.710.446.859 1.485.522.342.950 22,2462 PT Wahana Inti Nusantara 34.287.786.323 1.714.389.316.150 25,6736 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh :

Saham Seri A 20.235.872.427 2.023.587.242.700 Saham Seri B 113.316.841.423 5.665.842.071.150 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 133.552.713.850 7.689.429.313.850 Portepel :

Saham Seri A - -

Saham Seri B 98.211.413.723 4.910.570.686.150 Total Modal dalam Portepel 98.211.413.723 4.910.570.686.150

(23)

Setelah seluruh saham yang berasal dari pelaksanaan HMETD dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I menjadi saham tercatat di Bursa seluruhnya, maka seluruh saham Perseroan yang tercatat di Bursa akan menjadi sebanyak-banyaknya 133.552.713.850 (seratus tiga puluh tiga miliar lima ratus lima puluh dua juta tujuh ratus tiga belas ribu delapan ratus lima puluh) saham, yang terdiri dari :

a. 20.235.872.427 (dua puluh miliar dua ratus tiga puluh lima juta delapan ratus tujuh puluh dua ribu empat ratus dua puluh tujuh) Saham Seri A yang telah ditempatkan dan disetor penuh;

b. 22.645.007.833 (dua puluh dua miliar enam ratus empat puluh lima juta tujuh ribu delapan ratus tiga puluh tiga) Saham Seri B yang telah ditempatkan dan disetor penuh;

c. 75.684.753.658 (tujuh puluh lima miliar enam ratus delapan puluh empat juta tujuh ratus lima puluh tiga ribu enam ratus lima puluh delapan) Saham Seri B Baru yang telah ditempatkan dan disetor penuh, yang berasal dari pelaksanaan HMETD;

d. 14.987.079.932 (empat belas miliar sembilan ratus delapan puluh tujuh juta tujuh puluh sembilan ribu sembilan ratus tiga puluh dua) Saham Seri B Baru yang telah ditempatkan dan disetor penuh, yang berasal dari pelaksanaan Waran Seri II.

Perseroan tidak bermaksud untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham lain dan/atau efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Penawaran Umum Terbatas I ini menjadi Efektif kecuali untuk pelaksanaan Waran Seri II, Obligasi Wajib Konversi I dan Opsi Obligasi Wajib Konversi. Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud melakukan hal tersebut, maka Perseroan akan mengikuti semua ketentuan dan/atau peraturan yang berlaku.

Gambar

Grafik Perkembangan Pendapatan dan Laba
Diagram Hubungan Kepemilikan Perseroan

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Pengungkapan Intellectual Capital Prospektus terhadap Pengungkapan Intellectual Capital Laporan Tahunan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek

Ketiga, pada kesalahan akhir kata dapat ditemukan bahwa pemelajar melakukan penghilangan konsonan akhir pada bunyi hambat velar /h/ dan bunyi frikatif glotal /k/ serta

Transkripsi hasil wawancara merupakan proses yang dilakukan oleh peneliti untuk merubah hasil wawancara dengan informan dalam bentuk audio-file ke dalam bentuk tulisan

Hasil pengujian hipotesis kelima yang menguji NPL dapat memoderasi pengaruh CAR terhadap Penyaluran Kredit, dapat disimpulkan bahwa NPL dapat sebagai moderator

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS for windows ver 20, diperoleh nilai R Square (R 2 ) adalah sebesar 5,8%, hal ini menggambarkan bahwa pengaruh jumlah

orang) bukan hanya sebatas personal, 5) Berlandaskan manhaj yang memudahkan (manhaj al-taisir), 6) Memelihara kaidah “perubahan fatwa disebabkan perubahan beberapa faktor”, 7)

Memberi tahapan dalam berdakwah juga pernah dilakukan Nabi Muhammad saw ketika mengutus salah satu sahabatnya yang bernama Mu’āż bin Jabāl untuk berdakwa di negeri

Jaringan komputer dan internet mempermudah proses pertukaran informasi. Masalah yang muncul adalah informasi yang dilewatkan pada jaringan komputer adalah data plaintext. Hal