• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan praktikum Sitohisto teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan praktikum Sitohisto teknologi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan praktikum

Sitohisto teknologi

Di susun oleh :

Dian lestari 1804034015

D-IV ANALIS KESEHAATAN

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A . DEFINISI DEHIDRASI DAN PENJERNIHAN

a. Definisi Dehidrasi Dehidrasi merupakan metode yang digunakan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan setelah dilakukan proses fiksasi sehingga nantinya dapat diisi dengan parafin untuk membuat blok preparat (Rina, 2013). Dehidrasi adalah proses yang dilakukan setelah proses fiksasi, dengan tujuan untuk menarik molekul air dari dalam suatu jaringan. Setiap sel dalam jaringan hidup mengandung air kira-kira 85% dari sitoplasmanya. Jaringan yang yang akan diproses dengan parafin harus didehidrasi terlebih dahulu untuk menarik molekul air yang terdapat dalam jaringan, karena parafin tidak dapat bercampur dengan air. Proses dehidrasi ini sangat menentukan bagus atau tidaknya kualitas sediaan histologi. Proses dehidrasi yang tidak sempurna menandakan molekul air masih tertinggal dan parafin tidak dapat menembus jaringan tersebut, akibatnya akan diperoleh irisan jaringan yang sulit dipotong dan tidak sesuai seperti yang diharapkan (Prahanarendra, 2015).

b. Definisi Penjernihan (Clearing) Penjernihan adalah metode yang digunakan mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantikannya dengan suatu larutan yang berikatan dengan parafin. Pada proses clearing ini sangat penting karena apabila dijaringan masih tersisa alkohol walaupun sedikit, parafin tidak akan bisa masuk kedalam jaringan. Sehingga jaringan nantinya tidak akan sempurna dalam pembuatan blocking, pemotongan dan pewarnaan. Proses clearing ini menggunakan bermacam-macam zat penjernih yaitu xylol atau xylene dan toluol atau toluene (Waheed, 2012)

B.TUJUAN DEHIDRASI DAN PENJERNIHAN

a. TUJUAN DEHIDRASI

Dehidrasi bertujuan untuk penarikan molekul air dalam jaringan. Proses ini sangat penting terutama untuk jaringan – jaringan yang akan dibuat preparat irisan. Biasanya proses dehidrasi dilakukan setelah proses fiksasi selesai.

Cara melakukan dehidrasi :

Proses dehidrasi dijalankan secara perlahan-lahan menggunakan alkohol bertingkat , dimulai dengan alkohol persentase rendah sampai dengan alkohol absolute. Dimulai dengan alkohol 70 %, 80 %, 95 %, alkohol absolute ( selama 30 menit).

Waktu yang dipergunakan untuk setiap tingkat alkohol tergantung dari besar kecilnya jaringan . Alkohol absolute mempunyai kemampuan memperkeras jaringan. Sebagai ancar-ancar jaringan

(3)

jangan ditinggalkan didalam alkohol tersebut lebih dari 1 atau 2 jam untuk jaringan berukuran biasa ( tebal 2-4 mm).

b. TUJUAN PENJERNIHAN (CLEARING)

Penjernihan adalah suatu proses yang dilakukan setelah tahapan dehidrasi yang berfungsi untuk membuat jaringan menjadi jernih dan transparan. Medium penjernih ini akan menjernihkan atau mentranparankan jaringan agar dapat terwarnai dengan baik dan memperlihatkan warna sesuai dengan warna pewarnanya dan juga sebagai perantara masuknya jaringan kedalam paraffin. Zat yang sering dipakai Xylol, tapi bisa juga dipakai : benzol, benzene, toluol dan lain-lain.. Untuk jaringan otak dan limfonoid lebih baik menggunakan koloform. Waktu yang digunakan untuk proses penjernihan tergantung pada ketebalan dan tingkat kepadatan jaringan.

Penjernihan biasanya dilakukan secara bertahap. Setelah jaringan selesai didehidrasi di dalam alkohol absolut, selanjutnya organ dimasukkan ke dalam

d = k √t

larutan campuran alkohol absolut : xilol (1 ; 1) selama 30 menit, lalu dilanjutkan di dalam xilol selama 30 menit. .

C. LARUTAN YG DIGUNAKAN UNTUK DEHIDRASI

Larutan yang digunakan untuk dehidrasi antara lain, alkohol, dioxane, aceton, dan lain sebagainya. Alkohol adalah larutan yang umum digunakan pada proses dehidrasi yang dilakukan secara perlahan-lahan menggunakan alcohol dengan konsentrasi bertingkat, dimulai dengan alkohol yang memiliki konsentrasi rendah sampai dengan alkohol konsentrasi tinggi. Menurut Masson (1928) dehidrasi akan diperoleh hasil yang baik apabila dimulai dari alkohol 95%, apabila ragu-ragu dapat dimulai dengan alkohol yang memiliki konsentrasi 80%. Waktu yang dibutuhkan pada proses dehidrasi bergantung dari konsentrasi larutan yang digunakan. Dehidrasi yang dilakukan dengan waktu yang lama khususnya alkohol dengan tingkat konsentrasi tinggi seperti, alkohol absolut dapat membuat jaringan menjadi keras (Rosalia, 2013)

D. LARUTAN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI PENJERNIH JARINGAN

Proses penjernihan (clearing) adalah untuk membuat jaringan menjadi jernih dan transparan agar lebih mudah diidentifikasi pada mikroskop. Waktu yang dibutuhkan pada proses ini tergantung dari tebal atau besarnya jaringan dan larutan penjernih yang digunakan. Larutan penjernih yang digunakan di laboratorium antara lain, xylol atau xylene, toluol atau toluene, minyak cedar, chloroform, minyak cengkeh, minyak anilin, dan n-butyl alcohol. Setiap larutan penjernih memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihannya xylol tidak memerlukan waktu yang lama, mudah diperoleh dan harganya tidak terlalu mahal. Kekurangan dari larutan xylol adalah jaringan yang dipindahkan pada larutan ini hanya dari alkohol absolut sehingga hasilnya

(4)

tidak transparan dan sulit menentukan apakah proses penjernihan sudah sempurna. Penjernihan dengan waktu yang lama menggunakan xylol juga akan menyebabkan jaringan mudah rapuh, sangat mengkerut dan sulit untuk dipotong (Sumanto, 2014).

Toluel atau toluene lebih banyak digunakan untuk clearing di laboratorium karena harganya murah, mudah diperoleh, proses cepat dan jaringanakan menjadi jernih atau transparan. Apabila jaringan yang ditinggal lama dalam larutan ini tidak juga transparan menandakan bahwa proses dehidrasi tidak sempurna dan jaringan akan menjadi keras dan sulit untuk dipotong. Penjernihan menggunakan toluel jaringan yang dipindahkan hanya dapat dari alkohol absolut. Minyak cedar memiliki sedikit kebaikan dan dapat menyebabkan jaringan mengkerut. Jaringan yang direndam dengan larutan penjernih ini dapat menjernihkan jaringan dari alkohol 95% akan tetapi memerlukan waktu yang relatif lama. Chloroform memiliki kelebihan menyebabkan sedikit pengerutan dan dapat digunakan untuk jaringan-jaringan yang berukuran besar. Larutan chloroform ini sangat mahal dan sulit dipindahkan ke parafin. Minyak cengkeh dan minyak anilin memiliki kelebihan dan kekurangan seperti chloroform. Larutan penjrnih n-Butyl alcohol sangat baik untuk jaringan yang keras dan padat serta mudah saat dipindahkan ke proses penanaman pada parafin, kekurangannya yaitu membutuhkan waktu proses yang lama (Suntoro et. al., 1983).

(5)

BAB II

PROSEDUR DEHIDRASI

a. Alat yg dibutuhkan

Beker glass ( wadah dengan bahan kaca) b. bahan yg dibutuhkan

alkohol 70 %, 80 %, 95 %, alkohol absolute

aseton c. . Prosedur

Cara melakukan dehidrasi :

Proses dehidrasi dijalankan secara perlahan-lahan menggunakan alkohol bertingkat , dimulai dengan alkohol persentase rendah sampai dengan alkohol absolute. Dimulai dengan alkohol 70 %, 80 %, 95 %, alkohol absolute ( selama 30 menit).

Waktu yang dipergunakan untuk setiap tingkat alkohol tergantung dari besar kecilnya jaringan . Alkohol absolute mempunyai kemampuan memperkeras jaringan. Sebagai ancar-ancar jaringan jangan ditinggalkan didalam alkohol tersebut lebih dari 1 atau 2 jam untuk jaringan berukuran biasa ( tebal 2-4 mm).

(6)

SOAL SOAL LATIHAN

1. Jika saudara ingin mengencerkan alkohol 96% menjadi 70%. saudara membutuhkan alkohol 70% sebanyak 200 mL, maka berapa mL etanol 96% yg saudara butuhkan?

Jawab Diketahui M1 =96% 1V = M2= 70 % V2= 200 ml Ditanya v2? V1 X M1 = V2 X M2 V1 X 96% = 200 ML X 70 % V1 = ( 200 X 70 ) / 96% V1= 14000 / 96 = 145,84 ML [09:55, 3/30/2021] +62 813-1093-3153: Soal-soal latihan

2. Jika saudara ingin mengencerkan alkohol 96% menjadi 80%. saudara membutuhkan alkohol 80% sebanyak 200 mL, maka berapa mL etanol 96% yg saudara butuhkan?

Jawab Diketahui M1 =96% 1V = M2= 80% V2= 200 ml Ditanya v2? V1 X M1 = V2 X M2

(7)

V1 X 96% = 200 ML X 80 % V1 = ( 200 X 80 ) / 96% V1= 16000 / 96 = 166,67 ML

3. Jika saudara ingin mengencerkan alkohol 96% menjadi 90%. saudara membutuhkan alkohol 90% sebanyak 200 mL, maka berapa mL etanol 96% yg saudara butuhkan?

Jawab Diketahui M1 =96% 1V = M2= 90 % V2= 200 ml Ditanya v2? V1 X M1 = V2 X M2 V1 X 96% = 200 ML X 90 % V1 = ( 200 X 90 ) / 96% V1= 18000 / 96 = 187,5 ML

4. Jika saudara ingin mengencerkan alkohol 96% menjadi 95%. saudara membutuhkan alkohol 95% sebanyak 200 mL, maka berapa mL etanol 96% yg saudara butuhkan?

Jawab Diketahui M1 =96% 1V = M2= 95 % V2= 200 ml Ditanya v2?

(8)

V1 X M1 = V2 X M2

V1 X 96% = 200 ML X 95 % V1 = ( 200 X 95 ) / 96% V1= 19000 / 96 = 197,91ML

Referensi

Dokumen terkait

Botol semprot berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades juga digunakan untuk membersikan dinding bejana dan sisa-sisa endapan, mengeluarkan air atau cairan dalam

Selain itu, jaringan epitel pada saluran pencernaan mengeluarkan berbagai macam enzim, jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan

Pada fase proliferative dalam fisiologis penyembuhan luka, cairan NaCl 0,9% yang digunakan untuk perawatan luka sangat membantu melindungi granulasi jaringan agar tetap

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan

Metode penggaraman basah dipilih karena saat proses pembuatan ikan pindang yang dilakukan menggunakan larutan garam, kemudian ikan dimasukkan ke dalam larutan garam sehingga

Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap, sedangkan destilasi bertingkat merupakan

Kolom adalah tempat berlangsungnya proses pemisahan komponen yang terkandung dalam cuplikan. #i dalam kolom terdapat fasa diam yang dapat berupa cairan! waC! atau padatan

Kerangka Teori Fiksasi sediaan sitologi Mukosa mulut Fiksasi sediaan dengan metode fiksasi basah Sel jaringan tidak lisis dan tetap utuh Protein dalam sel berkoagulasi dengan cairan