• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA KELAS XI MIA 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Setia Ratna Dewi 121224080. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. FAKTOR KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS PADA SISWA KELAS XI MIA 2 DI SMA NEGERI 1 KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Oleh: Setia Ratna Dewi 121224080. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Skripsi ini saya persembahkan kepada: Allah SWT yang selalu memberikan nikmat hidup, kesehatan, kemudahan, kelancaran segala urusan dan hidupku Untuk kedua orang tuaku, Dwi Kusbiantoro, S.E. dan Ela Sulastri Adikku tercinta Lintang Elohim Sabatiantoro Keluarga besar Hj. M. Ohan Sukandar dan Hj. Upit Puspagati Keluarga besar Bpk. Sukardi, S.Pd. dan Sri Kustiyah Sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan PBSI 2012. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTO. “Tak harus menjadi yang terbaik untuk mendapatkan sesuatu, namun tetaplah melakukan yang terbaik untuk mencapainya.” (Setia Ratna Dewi). “Banyak orang yang bersimpati dihadapanmu bukan semata-mata memperlihatkan seberapa baik dan berharganya dirimu, tapi banyaknya orang yang bersimpati dihadapanmu menunjukkan seberapa banyaknya orang yang ingin melihatmu terjatuh.” (Setia Ratna Dewi). “Ada saja orang yang selalu mendukung, namun tetap lebih banyak orang yang menggunjing. Bersyukurlah dengan apa pun itu, karena banyaknya orang yang menggunjing menunjukkan seberapa besar kesuksesanmu.” (Setia Ratna Dewi). v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. Dewi, Setia Ratna. 2016. Faktor Kemampuan Membaca Kritis pada Siswa Kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Membaca adalah salah satu keterampilan yang penting bagi siswa. Membaca menjadi salah satu cara untuk melatih kemampuan berpikir kritis. Penelitian ini mengangkat masalah mengenai kemampuan membaca kritis pada siswa dan faktor kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan membaca kritis siswa serta menentukan faktor kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif-kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik tes, observasi, kuesioner, dan wawancara. Instrumen tes digunakan untuk melihat kemampuan membaca kritis siswa. Instrumen observasi, kuesioner, dan wawancara dilakukan untuk melihat faktor kemampuan membaca kritis siswa. Hasil data yang diperoleh selanjutnya dideskripsikan. Sumber data pada penelitian ini ialah siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis tes kemampuan membaca kritis, diperoleh bahwa skor rata-rata siswa ialah 14,58 dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil observasi, diperoleh informasi bahwa siswa tidak memiliki motivasi dan minat membaca. Berdasarkan hasil kuesioner, siswa memiliki skor tinggi pada faktor internal khususnya minat baca, pengetahuan/pengalaman, dan kompetensi kebahasaan. Berdasarkan hasil wawancara, faktor kemampuan membaca kritis siswa ialah kebiasaan, motivasi, minat, dan keadaan pembaca (kesehatan fisik dan psikologis). Jadi, berdasarkan hasil analisis observasi, kuesioner, dan wawancara diperoleh bahwa faktor kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 ialah kebiasaan, motivasi, minat baca, pengetahuan/pengalaman, kompetensi kebahasaan, dan keadaan pembaca (kesehatan fisik dan psikologis).. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Dewi, Setia Ratna. Factors of Critical Reading Skill on Students Class XI MIA 2 in SMA Negeri 1 Kasihn, Bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Reading is one of important skills for students. Reading is one way to train students‘ ability to think critically. This research examined the students‘ critical reading skill and the factors of critical reading skill on students class XI MIA 2 in SMA Negeri 1 Kasihan,bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016. This research was aimed to discover the students‘ critical reading skill and to determine the factors of critical reading skill on students class XI MIA 2 in SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016. This research was a descriptive research that applied quantitative-qualitative approach. The research data were collected by conducting tests, observation, questionnaires, and interviews. Tests were used to see the students‘ critical reading skill. Observation, questionnaires, and interviews were conducted to see the students‘ critical reading skill factors. The data collected then were described. The data sources for this research were students class XI MIA 2 in SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016. Based on the results of the analysis on critical reading skill test, the students‘ average score was 14.58, in the category insufficient. Based on the result of observation, it was found out that students did not have motivation and interest in reading. Based on the result of the questionnaires, students had the highest score in internal factors especially reading interest, knowledge/experiences, and linguistic competence. Based on the result of interviews, the students‘ critical reading skill factors were habits, motivation, interest, and readers‘ conditions (physical and psychological health). Thus, based on the results of the analysis on observation, questionnaires, and interviews, it was found out that the factors of critical reading skill on students class XI MIA 2 in SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Academic Years of 2015/2016 were habits, motivation, reading interest, knowledge/experiences, linguistic competence, and readers‘ conditions (Physical and psychological health).. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Faktor Kemampuan Membaca Kritis pada Siswa Kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016‖. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan, doa, nasehat, dan kerjasama dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma. 3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang baik dalam membimbing, sabar, teliti, dan selalu memberikan arahan pada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 6. Seluruh dosen PBSI yang sudah membimbing saya sebagai mahasiswa agar memiliki integritas yang kuat sebagai seorang guru maupun pribadi, serta memberikan. ilmu yang berguna bagi penulis agar dapat menyelesaikan. skripsi ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Program Studi PBSI yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif pada saya untuk dapat menyelesaikan berbagai urusan administratif. 8. Ign. Raharjono, S.Pd. selaku guru bahasa Indonesia yang berkenan memberikan waktu mengajarnya kepada saya untuk digunakan dalam mengambil data. 9. Seluruh siswa kelas XI MIA 2 yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 10. Kedua orangtua saya, Dwi Kusbiantoro, S.E. dan Ela Sulastri yang selalu memberikan saya motivasi, dukungan, dan doa agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. 11. Adikku Lintang Elohim Sabatiantoro yang memberikan dukungan agar dapat menyelesaikan skripsi ini. 12. Keluarga besar Hj. M. Ohan Sukandar dan Hj. Upit Puspagati yang sudah mendukung. 13. Keluarga besar Bpk. Sukardi, S.Pd. dan Sri Kustiyah yang sudah mendukung, membantu dan juga mengarahkan untuk dapat menyelesaikan skripsi. 14. Rugi Astutik, S.Pd. kakak tingkat yang selalu memberikan motivasi dan dukungan moril agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 15. Sahabat seperjuangan saya, Nadya Bela P.J.S, Alfiyatun Nasiroh, Eva Tri Rusdyaningtyas, Dania Yosepha Tamara, dan semua teman baik saya di PBSI 2012 dan teman kakak angkatan maupun teman di luar prodi PBSI yang memberikan motivasi, dukungan, dan arahan yang membuat penulis merasa berharga mengenal mereka semua. 16. Desti, Linda, Evi, Mustika, Restri, dan Mely selaku sahabat dari SMP dan SMA yang selalu memberikan motivasi dan dukungan agar saya dapat menyelesaikan sripsi ini. 17. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang sudah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas seluruh bantuan, dukungan, dan arahan yang sudah diberikan.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Saya menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam menulis skripsi ini. Namun, saya berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat.. Setia Ratna Dewi 121224080. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii. HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv MOTO ................................................................................................................ v. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................ viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x. DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1. 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1. 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4. 1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5. 1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5. 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5. BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 7. 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan .............................................................. 7. 2.2 Kajian Teoretis .............................................................................................. 9. 2.2.1 Membaca Kritis .......................................................................................... 9. 2.2.1.1 Pengertian Membaca Kritis ..................................................................... 9. 2.2.1.2 Tujuan Membaca Kritis ......................................................................... 13 2.2.2 Faktor Penentu Kemampuan Membaca .................................................... 17. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 27 3.2 Sumber Data dan Data ................................................................................. 28 3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 28 3.4 Instrumen ..................................................................................................... 29 3.5 Teknik Analisis Data .................................................................................... 32 3.5.1 Observasi ................................................................................................... 32 3.5.2 Kuesioner .................................................................................................. 32 3.5.3 Tes ............................................................................................................. 34 3.5.4 Wawancara ................................................................................................ 36 3.6 Jadwal dan Kegiatan Penelitian ................................................................... 37. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38 4.1 Analisis Data ................................................................................................ 38 4.1.1 Kemampuan Membaca Kritis ................................................................... 38 4.1.1.1 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengingat dan Mengenali Bacaan ................................................................................ 45 4.1.1.2 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menginterpretasi Suatu Bacaan ........................................................................................ 46 4.1.1.3 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengaplikasikan Konsep-Konsep ke dalam Bacaan ........................................................ 48 4.1.1.4 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menganalisis Suatu Bacaan .................................................................................................. 49 4.1.1.5 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Membuat Simpulan ..... 50 4.1.1.6 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menilai Suatu Bacaan .. 51 4.1.1.7 Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Merespons Isi Bacaan .. 52 4.1.2 Faktor Kemampuan Membaca Kritis ........................................................ 53 4.1.2.1 Observasi ................................................................................................ 53 4.1.2.2 Kuesioner ............................................................................................... 56 4.1.2.2.1 Perhitungan Kuesioner Minat Baca Siswa Faktor Internal ................. 58. xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.1.2.2.1.1 Motivasi ........................................................................................... 59 4.1.2.2.1.2 Minat ................................................................................................ 60 4.1.2.2.1.3 Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri: Stabilitas Emosi, Percaya Diri, dan Kemampuan Beradaptasi dalam Kelompok ......................................................................................... 61 4.1.2.2.1.4 Pengetahuan/Pengalaman ................................................................ 64 4.1.2.2.1.5 Kebermanfaatan ............................................................................... 65 4.1.2.2.1.6 Fisiologis .......................................................................................... 67 4.1.2.2.1.7 Inteligensi ......................................................................................... 69 4.1.2.2.1.8 Kompetensi Kebahasaan .................................................................. 70 4.1.2.2.1.9 Kebiasaan Membaca ........................................................................ 72 4.1.2.2.1.10 Kemampuan Menyesuaikan Strategi Membaca dengan Kondisi Baca ............................................................................................... 73 4.1.2.2.2 Faktor Eksternal .................................................................................. 75 4.1.2.2.2.1 Suasana Lingkungan: Pencahayaan Ruangan yang Kurang Memadai .......................................................................................... 75 4.1.2.2.2.2 Faktor Lingkungan: Latar Belakang Sosial Ekonomi ...................... 77 4.1.2.2.2.3 Berkaitan dengan Teks: Bahasa, Pilihan Kata, Setting/Tata Tulis, Keterbacaan, dan Isi Bacaan ............................................................ 79 4.1.2.2.2.4 Jadwal Baca ..................................................................................... 81 4.1.2.3 Wawancara ............................................................................................. 83 4.2 Pembahasan .................................................................................................. 97 4.2.1 Kemampuan Membaca Kritis ................................................................... 97 4.2.2 Faktor Kemampuan Membaca Kritis ........................................................ 98. BAB V KESIMPULAN ................................................................................... 104 5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................................ 104 5.2 Saran-Saran .................................................................................................. 105. DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 108. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LAMPIRAN ...................................................................................................... 111. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................ 29 Tabel 3.2 Kriteria Skor ...................................................................................... 33 Tabel 3.3 Kriteria Acuan Ketuntasan Siswa ...................................................... 35 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Skor Tes Kemampuan Membaca Kritis ............... 39 Tabel 4.2 Hasil Analisis Indeks Tingkat Kesulitan Soal Layak ........................ 42 Tabel 4.3 Hasil Analisis Indeks Tingkat Kesulitan Soal Tidak Layak .............. 42 Tabel 4.4 Hasil Skor Siswa pada Tes Kemampuan Membaca Kritis ................ 43 Tabel 4.5 Hasil Ketuntasan Siswa pada Tes Kemampuan Membaca Kritis ...... 44 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengingat dan Mengenali Bacaan ...................................................................... 45 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menginterpretasi suatu bacaan .......................................................... 47 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Mengaplikasikan Konsep-Konsep ke dalam Bacaan ........................ 48 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menganalisis Suatu Bacaan ..................................................................................... 49 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Membuat Simpulan ............................................................................................ 51 Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Kritis Menilai Suatu Bacaan ..................................................................................... 52 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Motivasi ............................................................................................. 59 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Minat .... 60 Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri ...................... 62 Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Pengetahuan/Pengalaman .................................................................. 64 Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Kebermanfaatan ................................................................................. 65. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Fisiologis ........................................................................................... 67 Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Inteligensi .......................................................................................... 69 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Kompetensi Kebahasaan ................................................................... 71 Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Kebiasaan Membaca .......................................................................... 72 Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal Kemampuan Menyesuaikan Strategi Baca ........................................ 74 Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal Suasana Lingkungan .......................................................................... 76 Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal Faktor Lingkungan ........................................................................................ 77 Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal Berkaitan dengan Teks ...................................................................... 79 Tabel 4.25 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Eksternal Jadwal Baca ....................................................................................... 81 Tabel 4.26 Hasil Analisis Kuesioner Faktor Eksternal dan Internal .................. 82 Tabel 4.27 Hasil Wawancara Siswa ................................................................... 84. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Instrumen Penilaian Observasi ....................................................... 112 Lampiran 2 Kisi-Kisi Kuesioner Faktor Kemampuan Membaca Kritis ............ 114 Lampiran 3 Kisi-Kisi Tes Membaca Kritis ........................................................ 115 Lampiran 4 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ...................................................... 116 Lampiran 5 Hasil Perhitungan Tes Membaca Kritis Menggunakan ITK .......... 117 Lampiran 6 Instrumen Penilaian Observasi ....................................................... 118 Lampiran 7 Perhitungan Skala Likert Kuesioner ............................................... 120 Lampiran 8 Permohonan Izin Penelitian ............................................................ Lampiran 9 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Pemerintah Kabupaten Bantul ................................................................................................ 122 Lampiran 10 Penyataan Menyerahkan Hasil Penelitian .................................... 123 Lampiran 11 Surat Keterangan Izin Penelitian dari SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta ............................................................................ 124 Lampiran 12 Kuesioner ...................................................................................... 126 Lampiran 13 Tes Kemampuan Membaca Kritis ................................................ 129 Lampiran 14 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Kritis ...................... 144 Lampiran 15 Hasil Kuesioner ............................................................................ 145 Lampiran 16 Hasil Tes kemampuan Membaca Kritis ....................................... 147 Lampiran 17 Daftar Hadir Siswa ....................................................................... 160. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sering dianggap sebagai pelajaran mudah. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki dasar-dasar keterampilan yang harus dinilai, yaitu keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan. Keempat keterampilan tersebut wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Permasalahannya ialah, banyak di antaranya yang memiliki kelemahan dalam hal membaca. Membaca adalah salah satu kegiatan yang pasti akan dilakukan di setiap pertemuan pelajaran bahasa Indonesia. Namun, tidak semua kegiatan membaca di sekolah dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Pada tahun 2006 berdasarkan data Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Lalu, pada tahun 2009 berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerjasama Ekonomi (OECD), budaya baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia Timur. Selanjutnya, tahun 2011 berdasarkan survei United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) rendahnya minat baca ini, dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001 (dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi). Survey selanjutnya, pada tahun 2012 Indonesia menempati posisi 124 dari 187 negara dunia dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), khususnya 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. terpenuhinya kebutuhan dasar penduduk, termasuk kebutuhan pendidikan, kesehatan dan ‗melek huruf‘. Indonesia sebagai negara berpenduduk 165,7 juta jiwa lebih, hanya memiliki jumlah terbitan buku sebanyak 50 juta per tahun. Itu artinya, rata-rata satu. buku. di. Indonesia. dibaca. oleh. lima. orang. (Mardiah,. bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/, 1/03/16). Sejalan dengan penjelasan di atas, data yang didapat oleh PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study) pada tahun 2006 yang menguji kemampuan membaca siswa Indonesia pada kelas empat sekolah dasar menunjukkan bahwa Indonesia hanya mampu menduduki posisi 41 dari 45 di antara negara-negara peserta lainnya.. Indonesia. didapati. memiliki. skor. rata-rata. 405. (skor. rata-rata. internasional=500, dengan standar deviasi=100) dikutip dari Swediati, Nonny dan Untorodewo, Felicia N (2009: 2). Sesuai dengan penjelasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa budaya baca memang belum menjadi budaya bangsa indonesia. Jadi, tidak mengherankan bila Indonesia kurang memiliki sumber daya manusia yang baik karena rendahnya minat baca. Minat baca juga dapat menentukan kualitas sumber daya manusia. Bukti penelitian di atas dapat menjadi acuan bagi kita, bahwa memang saat ini kualitas membaca siswa masih sangat kurang. Kemampuan membaca juga dapat dilatih dengan kebiasaan membaca. Siswa yang kurang gemar membaca kemungkinan tidak akan terlalu kesulitan dalam memahami suatu bacaan pada saat menemukan kosakata yang belum pernah ia baca ataupun ia dengar sebelumnya. Weiss (1990: 28) mengatakan bahwa kosakata tertulis.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. biasanya lebih banyak daripada kosakata lisan, dan penulis kerap memamerkan kosakata mereka. Pembaca yang biasa-biasa saja biasanya bukan tandingan untuk ahli kata-kata yang kerap berpendidikan lebih baik, dan mereka tidak selalu mengerti apa yang mereka baca. Selain pelajaran bahasa Indonesia yang memiliki kegiatan membaca, pelajaran lain pun memiliki kegiatan membaca yang cukup banyak, contohnya pelajaran Sejarah. Berdasarkan artikel berjudul ―Kualitas Penyajian Buku Teks Pelajaran Sejarah SMA 1975-2008‖ dalam Jurnal Pendidikan, disebutkan bahwa sebuah buku teks pelajaran harus mengajak siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis (Purwanta, 2012: 215). Penjelasan tersebut menegaskan bahwa pembaca tetap harus memiliki kemampuan berpikir kritis dalam membaca. Membaca kritis menurut Soedarso (2000: 72) ialah pembaca mengahargai pendapat penulis, mengevaluasi tekniknya, pertimbangannya, dan menguji alasannya dengan alasan yang logis, dengan interpretasi yang berdasar. Untuk itu, kemampuan membaca kritis perlu ditingkatkan salah satunya agar kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat meningkat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Solang (2008: 37) dalam artikel yang berjudul ―Latihan Keterampilan Intelektual dan Kemampuan Pemecahan Masalah Secara Kreatif‖ disebutkan bahwa keterampilan berpikir yang dibingkai teori inteligensi triarthic berupa latihan keterampilan berpikir analistik, sintetik, dan praktikal, dapat dirajutkan ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dalam konten membaca. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa secara produktif dapat digunakan untuk.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. memecahkan permasalahan yang terkandung dalam bacaan, yang memicu keberanian siswa mengungkapkan gagasannya yang bersifat orisinal, baru, dan berguna baik bagi dirinya maupun orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan membaca seseorang dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya untuk memecahkan masalah dan mengungkapkan gagasanya. Dengan kata lain seseorang juga dapat mengungkapkan pemikiran kritisnya dari membaca. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memutuskan untuk meneliti faktor kemampuan membaca kritis siswa yang dilihat dari pengamatan selama kegiatan belajar mengajar, kuesioner, serta wawancara. Sebelum itu, peneliti akan terlebih dahulu meneliti kemampuan membaca kritis siswa. Peneliti merasa bahwa siswa perlu memiliki pengalaman membaca yang lebih karena akan menghadapi Ujian Nasional lebih kurang satu tahun lagi, maka siswa perlu melatih kemampuan membaca sekaligus berpikir kritisnya agar siswa lebih kritis dan mudah mengungkapkan gagasan yang ada dipikirannya. Untuk itu, peneliti menentukan judul penelitian ini adalah ―Faktor Kemampuan Membaca Kritis pada Siswa Kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016‖. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, rumusan masalah yang diangkat ialah: 1.. Bagaimanakah kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 2.. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016?. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah, maka pembatasan masalah ini ialah: 1. Melihat sejauh mana kemampuan membaca kritis siswa. 2. Melihat faktor yang memengaruhi kemampuan membaca kritis siswa. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan penelitian ini ialah: 1. Mengetahui kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. 2. Mengetahui faktor yang memengaruhi kemampuan membaca kritis pada siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Sesuai dengan paparan di atas, untuk itu manfaat penelitian ini antara lain: a. Guru: Dapat mengetahui faktor kemampuan membaca kritis. Guru dapat mencari alternatif lain agar proses membaca kritis dapat terlaksana dengan baik.. Guru. dapat. mengembangkan. proses. pembelajaran. dengan. mengedepankan kemampuan membaca kritis siswa. b. Siswa: Dapat mengembangkan kemampuan membaca kritis agar materi pembelajaran dapat diserap dengan mudah. Siswa dapat dengan mudah.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. memahami suatu bacaan bila menguasai keterampilan membaca, khususnya membaca kritis. c. Peneliti lain: Meneliti kembali faktor apa saja yang memengaruhi kemampuan membaca kritis dan mengembangkannya. Peneliti berharap agar peneliti lain dapat mengembangkan materi pembelajaran agar kemampuan membaca kritis pada siswa dapat meningkat, serta terus mengembangkan budaya baca yang sudah ada..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan saya teliti ialah skripsi dari Mahasiswa PBSI angkatan 2010 dengan nama Maulida Reswari, skripsi dari Ni Komang Ayu Rustari, dan juga skripsi dari Mahasiwa PBSI angakatan 2011 dengan nama Rugi Astutik. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Maulida Reswari berjudul ―Kemampuan Membaca Kritis Siswa SMA N 1 Sentolo Kelas X Melalui Pendekatan Scientific (Ilmiah) Tahun Ajaran 2014/2015‖. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen kuasi. Populasinya ialah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Sentolo, dengan sampel yaitu kelas X MIA 1. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa kemampuan membaca siswa SMA N 1 Sentolo meningkat setelah dilakukan treatment yang berbeda dari biasanya. Pendekatan scientific dapat dijadikan alternatif pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Ayu Rustari berjudul ―Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelompok Ilmiah Remaja SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar Melalui Penyusunan Peta Konsep‖. Penelitian ini merupakan penelitian praeksperimental design, karena dalam penelitian ini tidak terdapat variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random. Ada satu kelompok yang diberi treatment dan kelompok lain yang diobservasi. Populasinya ialah seluruh 7.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. siswa Lab SMA SLUA Saraswati 1 Denpasar, dengan sampel yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu sampel yang dipilih diberi pertimbangan terlebih dahulu. Penelitian ini menjelaskan bahwa kegiatan menyusun peta konsep melalui buku lanskap meningkatkan kemampuan membaca kritis siswa SMA (SLUA), dengan terdapat perbedaan kinerja kelompok dalam menyusun peta antara kelompok satu dan kelompok lain. Penelitian yang ketiga, yaitu skripsi dari Rugi Astutik yang berjudul ―Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Kritis Bedasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Kritis pada Mahasiswa Semester VI Kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta‖. Penelitian ini menitikberatkan pada kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan tes kemampuan membaca. Penelitian ini dilakukan berdasarkan teknik kualitatif. Berdasarkan hasil penelitiannya, kemampuan membaca kritis mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma termasuk kategori kurang, karena hanya terdapat 11 mahasiswa yang menjawab benar antara 22-29 soal. Mahasiswa yang menjawab soal benar antara 22-29 soal, termasuk dalam kategori cukup. Mahasiswa hanya memiliki dua aspek kemampuan membaca kritis, yaitu kemampuan menerapkan konsepkonsep dan membuat kesimpulan. Terdapat lima aspek kemampuan membaca mahasiswa yang belum dapat dicapai yaitu kemampuan mengenali dan mengingat, memahami isi bacaan, menganalisis, menilai, dan memproduski. Kategori kurang tersebut diketahui karena mahasiswa belum memiliki kebiasaan membaca, kondisi.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. kesehatan yang tidak baik mempersulit mahasiswa dalam membaca, mahasiswa hanya membaca jenis bacaan tertentu, mahasiswa tidak menyiapkan waktu yang tepat untuk membaca, mahasiswa sangat kesulitan mengahadapi faktor teks, pengaruh budaya lisan, dan media elektronik khususnya televisi tinggi. Dilihat dari penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa (a) kemampuan membaca pelajar masih rendah, (b) pendekatan pembelajaran dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan membaca kritis, (c) penggunaan media dapat meningkatkan kemampuan membaca kritis, serta (d) kebiasaan membaca belum tumbuh sempurna dalam diri pelajar. Melalui penelitian yang sudah dijabarkan di atas, dan juga beberapa simpulan yang sudah dibuat, penelitian ini merupakan penelitian baru, yaitu penelitian yang menitikberatkan pada faktor kemampuan membaca kritis siswa. Penelitian yang akan dilaksanakan di SMA N 1 Kasihan ini akan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, kuesioner, tes, dan wawancara. Tes digunakan untuk melihat kemampuan membaca kritis siswa, sedangkan observasi, kuesioner dan wawancara digunakan untuk menentukan faktor kemampuan membaca kritis siswa. 2.2 Kajian Teoretis 2.2.1. Membaca Kritis. 2.2.1.1 Pengertian Membaca Kritis Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan (Albert (et al) 1916b: 1 dalam Tarigan, 2008: 92). Sementara itu, Soedarso.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. (2000: 71-72) mengemukakan bahwa membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Kegiatan membaca kritis memerlukan tiga aspek, (1) cepat, (2) akurat, dan (3) kritis. Aspek cepat ialah kecepatan dalam membaca sebuah bacaan. Aspek akurat ialah pembaca mampu menelaah suatu bacaan berdasarkan tingkat ketidakrelevansian dengan ketidakbenaran. Aspek kritis ialah pembaca mampu menerima pikiran penulis dari tulisan, kelogisan, kebenaran, atau menurut realitas, dan menolak yang tidak berdasar dan tidak benar. Dilihat dari pendapat kedua ahli di atas, kegiatan membaca kritis dapat dilakukan pada saat pembaca mulai dapat membahas permasalahan bersama penulis melalui tulisannya. Membaca kritis berarti pembaca mampu menganalisis dan menilai bacaan tersebut. Kemampuan membaca kritis dapat dilihat dari hasil analisis dan penilaiannya terhadap suatu bacaan. Membaca kritis berarti membaca dengan menganalisis tulisan penulis, lalu mengkritisi menilai baik-buruknya suatu bacaan. Pembaca mengahargai pendapat penulis, mengevaluasi tekniknya, pertimbangannya, dan menguji alasannya dengan alasan yang logis, dengan interpretasi yang berdasar (Soedarso, 2000: 72). Untuk itu, pembaca perlu mempunyai latar belakang yang luas dan pengetahuan yang mendalam. Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan guna memberikan respons atas ide-ide yang dituangkan pengarang dalam teks yang ditulisnya. Berdasarkan pengertian ini, metode membaca kritis adalah serangkaian upaya yang dilakukan pembaca guna mampu memahami makna tersurat dan makna tersirat yang terkandung dalam sebuah bacaan. Selanjutnya, pembaca mampu memberikan respons.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. dan mengevaluasi tulisan yang disusun penulis dalam teksnya. Dengan demikian, tujuan metode ini adalah untuk membekali siswa kemampuan (1) memahami makna yang terkandung dalam bacaan, (2) merespons secara aktif isi bacaan, dan (3) mengevaluasi isi bacaan (Abidin, 2012: 101-102). Dilihat dari penjelasan di atas, membaca kritis diharapkan dapat membuat siswa memahami bacaan. Memahami bacaan yaitu dengan memberikan tanggapan dari ide-ide yang dituangkan oleh pengarang. Ide-ide yang dituliskan tergantung dengan jenis bacaan yang ditulis. Jenis bacaan yang ringan akan lebih memudahkan pembaca dalam memahami bacaan, sedangkan dalam bacaan yang sedikit berat akan menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan cara menginterpretasi bacaan yang ada. Selanjutnya ialah merespons isi bacaan. Pembaca diharapkan dapat menanggapi bacaan yang ada. Tanggapan dapat berupa kritik, saran, maupun pengoreksian dari kesalahan suatu bacaan. Selanjutnya ialah mengevaluasi isi bacaan, mengevaluasi isi bacaan adalah tindak lanjut dari respons pembaca. Evaluasi yang dimaksud dapat berupa penilaian bacaan secara keseluruhan. Penilaian ini juga harus dibarengi dengan argumen yang membangun agar penialaian yang dilakukan dapat terbilang baik. Untuk mampu mengkritisi bacaan seorang pembaca harus terlebih dahulu memahami bacaan tersebut (Abidin, 2012: 102). Memiliki kemampuan membaca kritis merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar pembaca mampu dikatakan sebagai pembaca yang efektif. Membaca kritis tidak sebatas membaca.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. makna-makna yang terkandung dalam baris-baris bacaan, tetapi membaca untuk menghasilkan sebuah keputusan dan penilaian atas fakta-fakta yang tersaji dalam bacaan. Membaca kritis mempersyaratkan kemampuan membaca untuk menghasilkan ide-ide baru, mengembangkan wawasan baru, dan menggunakan pendekatan yang lebih segar dan asli dalam menganalisis ide yang ditawarkan penulis. Membaca kritis adalah membaca untuk memahami isi bacaan secara rasional, kritis, mendalam, disertai keterlibatan pikiran untuk menganalisis bacaan. Di sini, pembaca akan mencamkan lebih dalam materi yang dibacanya. Seorang pembaca kritis menggunakan empat cara secara aktif. Keempat hal itu meliputi bertanya (seolah-olah berdialog dengan teks bacaan), menyimpulkan, menghubungkan satu keterampilan dengan keterampilan lain, serta menilai ide-ide dalam bacaan (Winarno, 2012: 84). Berarti, pembaca harus mampu berpikir sejalan dengan tulisan pengarang, menyimpulkan bacaan, memberikan opini pada suatu bacaan, dan menilai isi bacaan. Dilihat dari beberapa pendapat membaca kritis, pembaca harus mampu menilai, memilah, dan membentuk opini sendiri atas apa yang sudah dibacanya. Pembentukan dasar membaca kritis ialah menilai dan memilah. Ketelitian dapat terlihat dari evaluasi pembaca terhadap suatu tulisan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca yang dapat disebut membaca kritis ialah kegiatan membaca yang menitikberatkan pada (1) kecepatan, (2) keakuratan, (3) kekritisan, dengan tujuan untuk dapat (1) memahami makna yang terkandung dalam bacaan, (2) merespons secara aktif isi bacaan, dan (3) mengevaluasi isi bacaan..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2.2.1.2 Tujuan Membaca Kritis Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam di bawah permukaan, upaya untuk menemukan bukan hanya keseluruhan kebenaran mengenai apa saja yang dikatakan, tetapi juga (dan inilah yang telah penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dikatakannya (Tarigan: 2008: 92). Pada umumnya, membaca kritis menuntut pembaca agar dapat melakukan kegiatan seperti yang dijelaskan di bawah ini. Berikut tujuan membaca kritis menurut Tarigan (2008: 93-119): 1) Memahami maksud penulis; Kebanyakan tulisan memenuhi satu (atau lebih) dari keempat tujuan umum wacana (discourse) yaitu: memberitahu (to inform), meyakinkan (to convince), mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade), atau menghibur (to entertain). Jadi, dalam satu bacaan pasti memiliki minimal satu tujuan. Pembaca dapat menerka tujuan yang ada dalam bacaan sesuai dengan tujuan yang dituliskan sebelumnya (Tarigan, 2008: 93). 2) Memanfaatkan kemampuan membaca dan berpikir kritis; Kemampuan membaca dan berpikir kritis juga menuntut agar kita sadar akan sikap-sikap serta prasangka-prasangka kita sendiri, dan unsur-unsur lain dalam latar belakang pribadi kita yang mungkin memengaruhi kegiatan membaca dan berpikir kita. Misalnya, kalau ayah kita adalah pedangan, atau buruh, mungkin saja mempunyai sikap-sikap tertentu terhadap organisasi.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. buruh atau serikat pekerja yang akan mencegah pembicaraan kita mengenai pemogokan yang mengancam dengan suatu cara yang objektif (Tarigan, 2008: 94-95). 3) Memahami organisasi dasar tulisan; Penyajian seorang penulis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Pada bagian pendahuluan biasanya penulis menulis satu atau lebih paragraf untuk memperkenalkan subjeknya beserta pendekatan khusus terhadap tema. Pada bagian isi, penulis biasanya membagi dua, tiga, atau empat bagian utamanya untuk mengutarakan kasus yang diangkat secara gamblang. Terakhir yaitu bagian kesimpulan, penulis biasanya menegaskan kembali bahasan apa saja yang sudah dibahas di bagian isi dengan menuliskan penutup dan kesimpulan (Tarigan, 2008: 96-97). 4) Dapat menilai penyajian penulis/pengarang; Pembaca yang kritis harus dapat mendeteksi informasi, logika, bahasa, kualifikasi, dan sumber informasi yang dipergunakan oleh pengarang yang ada dalam tulisan. 1) Apakah informasi yang disajikan memiliki keterangan sumber yang jelas atau tidak? Apakah informasinya sesuai dengan judul atau tidak? 2) Dari segi logika, apakah penulis gagal membedakan fakta dengan pendapat? Apakah terdapat analisis dalam argumen-argumennya? 3) Dilihat dari segi bahasa, apakah penulis menyajikan emosi atau perasaannya di dalam tulisan? Apakah pilihan-pilihan katanya mencerminkan prasangka-prasangka? 4) Dari segi kualifikasi dilihat dari penulis itu sendiri, siapakah dia? Apa.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. perannya hingga mampu membahas topik yang ditulisnya? 5) Sumber informasi yang dipakai penulis diambil dari mana? Buku, majalah atau internet? Pertanyaan yang patut ditanyakan ialah apakah sumber tersebut dapat dipercaya atau tidak? (Tarigan, 2008: 98-101). 5) Dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-hari; Pembaca yang sudah berpengalaman akan tahu pada bagian manakah ia harus membaca pelan dan membaca cepat. Terdapat tiga penerapan prinsip dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam media cetak atau koran: 1) Penyensoran tersembunyi, biasanya tidak semua koran menampilkan informasi sesuai dengan topik-topik yang terdapat dalam kolom. 2) Pilihan bahasa, mungkinkah koran-koran yang ada menggunakan kata-kata objektif atau kata-kata hasil keputusan editorial. 3) Posisi, posisi dan panjangnya suatu artikel dapat mecerminkan skema nilai pada editor (redaktur), apakah mereka yang akan memberikan informasi yang benar atau menggunakan berita untuk kepentingan pribadi (Tarigan, 2008: 104-105). 6) Meningkatkan minat baca, kemampuan baca, dan berpikir kritis; Meningkatkan minat baca, hanya membutuhkan dua usaha: 1) Menyediakan waktu untuk membaca, setiap orang dapat menyisihkan beberapa waktunya untuk membaca agar mendapatkan informasi baru. 2) Memilih bacaan yang baik, bacaan yang baik ialah bacaan yang sesuai dengan psikologis pembaca dan juga kebutuhan pembaca. Misalnya, untuk kesenangan, karena motivasi, dan lain-lain (Tarigan, 2008: 105-108)..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. 7) Mengetahui prinsip-prinsip pemilihan bahan bacaan; Prinsip pemilihan bacaan ialah: 1) Buku-buku yang pantas dibaca, buku yang pantas dibaca ialah buku yang dapat memberikan informasi baru, sedangkan buku yang tidak dapat memberikan informasi baru ialah bacaan yang tidak pantas dibaca. 2) Norma-norma kritis, norma-norma kritik yang dimaksud ialah standar-standar tertentu yang dapat mengukur kebaikankebaikan suatu buku, film, dan lain-lain. Norma-norma yang harus dipertimbangkan ialah i) Norma-norma estetik, memberikan pengetahuan apakah buku yang dibaca memiliki kualitas yang membuatnya menjadi karya seni yang bermanfaat serta dapat menarik perhatian dan hati sanubari kita. ii) Norma-norma. sastra,. memberikan. pengetahuan. bahwa. kualitas. dan. karakteristik menunutut kebutuhan manusia terhadap keindahan. iii) Normanorma moral, memberikan manusia pengetahuan tentang tata krama di keluarga maupun sekitar (Tarigan, 2008: 108-116). 8) Membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang serius. Membaca majalah atau publikasi priodik yang serius dapat mengembangkan kemampuan membaca kritis kita setelah keluar dari bangku sekolah. 1) Tingkat-tingkat tuntutan/daya pikat, biasanya bacaan majalah atau publikasi periodik menerbitkan bacaan sesuai dengan tujuan, menghibur, memberi informasi, dan lain sebagainya. Banyak juga bagian dari majalah yang tidak dapat dibaca satu per satu menuntut pembaca agar membaca secara sekilas namun harus dapat menilai isi bacaan dan membuat opini sendiri.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. terhadap suatu bacaan tersebut. 2) Analisis komparatif terhadap dua artikel, membandingkan dua artikel memiliki kelebihan tersendiri, kita dapat lebih mudah menilai tulisan manakah yang dirasa mengada-ada dan tulisan manakah yang ditulis sesuai dengan fakta. Analisis itu dapat dilihat dari pemikiran pembaca setelah mengikuti alur berpikir penulis masing-masing tulisan (Tarigan, 2008: 116-119). 2.2.2. Faktor Penentu Kemampuan Membaca Kemampuan membaca dapat ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor. ini dapat menjadi kelebihan maupun hambatan, tergantung individu masing-masing. Berikut adalah faktor penentu kemampuan membaca menurut Tampubolon (1987: 242-244 ): a. Kompetensi Kebahasaan Penguasaan bahasa secara keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata. Afiksasi dalam bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting, oleh karena itu bagian tata bahasa ini perlu dikuasai benar-benar. b. Kemampuan Mata Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien. Gerakan-gerakan yang dimaksud ialah sakade, fiksasi, lompatan kembali, jangkauan penglihatan, dan jangkauan pemahaman..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. c. Penentuan Informasi Fokus: Menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca. 1) Informasi fokus dalam kalimat ialah proposisi dan kata-kata kunci. 2) Dalam paragraf, informasi fokus ialah pikiran pokok yang terkandung dalam kalimat topik dan (bila perlu) pikiran jabaran yang terkandung dalam kalimat-kalimat jabaran. Informasi fokus terkandung dalam kalimat-kalimat jabaran. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian keseluruhan paragraf, yaitu jalinan hubungan pikiran pokok dan pikiranpikiran jabaran. 3) Dalam artikel, informasi fokus ialah pikiran pokok dan pikiran-pikiran jabaran (bila perlu). Pikiran pokok dapat diduga berdasarkan isi judul dan paragraf atau paragraf-paragraf pendahuluan. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian keseluruhan artikel, yaitu, jaringan hubungan antara pikiran-pikiran keseluruhan paragraf. 4) Dalam surat kabar, informasi fokus adalah fakta (siapa, apa, di mana, apabila, dan mengapa) dan opini. Fakta-fakta pada umumnya terdapat dalam paragraf atau paragraf-paragraf pendahuluan berita. Opini terdapat dalam tajuk rencana, pojok, komentar, dan karikatur yang ditulis atau dibuat oleh redaksi, serta dalam tulisan-tulisan (karangan-karangan) orang lain yang dimuat dalam surat kabar bersangkutan. Isi iklan juga menjadi informasi fokus..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 5) Informasi fokus dalam buku ialah pikiran pokok dan pikiran-pikiran jabaran (bila perlu). Pikiran pokok dapat diduga berdasarkan judul, daftar isi, dan isi pendahuluan. Informasi fokus dapat juga merupakan pengertian keseluruhan isi buku, yaitu, jaringan hubungan antara pengertianpengertian semua bab dan bagian-bagiannya. 6) Infomasi fokus juga dapat berupa informasi tertentu yang bersifat khusus dan umum yang dapat ditemukan dalam bagian tertentu dari suatu bacaan, tanpa membaca bagian-bagian lain. Pengertian suatu istilah, misalnya, adalah informasi khusus yang dapat ditemukan dalam bagian tertentu dari suatu buku, dengan melihat indeks buku terlebih dahulu. Informasi umum tentang berita-berita surat kabar dapat ditemukan dengan hanya membacalayap judul-judul berita utama. 7) Jika bacaan diikuti oleh pertanyaan-pertanyaan, maka pertanyaanpertanyaan itu dapat juga merupakan informasi fokus. Oleh sebab itu, sebelum mulai membaca, sebaiknya pertanyaan-pertanyaan itu dibaca lebih dahulu dan sedapat mungkin diingat, sehingga pikiran dapat ditujukan pada penemuan jawaban pertanyaan-pertanyaan itu. 8) Khusus dalam hal membaca teks ujian dan pertanyaan-pertanyaan, dapat juga dilakukan sebagai berikut: pertanyaan-pertama (sebagai infomasi fokus) dibaca dulu, kemudian teksnya dibaca sampai jawaban pertanyaan itu ditemukan. Demikianlah dilakukan dengan setiap pertanyaan lainnya. Cara ini dilakukan, karena jumlah pertanyaan ujian biasanya banyak.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. sehingga tak mungkin diingat. Di samping itu, ujian bukan lagi merupakan latihan kemampuan membaca yang jumlah kata dan waktu membaca harus dihitung. d. Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca: Cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk menemukan informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum ialah: baca-pilih, baca-lompat, baca-layap, dan baca-tatap. Di samping itu, dalam membaca untuk studi, ada dua metode yang biasanya dipergunakan, yaitu, CATU (Cari, Tulis kembali, Uji) dan SURTABAKU (Survei, Tanya, Baca, Katakan, Ulang). e. Fleksibilitas Membaca Kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi-baca. Strategi membaca ialah teknik dan metode membaca, kecepatan membaca dan gaya membaca (santai, serius, dengan konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah tujuan membaca informasi fokus, dan materi bacaan dalam arti keterbacaan. f. Kebiasaan Membaca Minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya secara maksimal dalam diri seseorang. Jika faktor-faktor di atas telah dipahami dan dikuasai (dalam arti teoretis dan praktis) oleh seseorang, maka biasanya dia akan memiliki kemampuan membaca.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. yang maksimal. Dengan demikian, dapat juga dikatakan bahwa tujuan pelajaran membaca lanjut (dalam hal ini yang dimaksud ialah di lembaga-lembaga pendidikan formal) ialah membina dan mengembangkan penguasaan atas keenam faktor tersebut oleh setiap siswa atau mahasiswa hingga taraf semaksimal mungkin. Selain di pendidikan formal, setiap orang dapat juga membina dan mengembangkan faktorfaktor tersebut dalam dirinya sendiri, setelah memahami informasi-informasi yang ada, asal ada kemauan dan disiplin diri. Oleh karena itu, membaca ialah kegiatan yang sangat penting bagi pengembangan kognitif manusia. Membaca membantu otak bekerja dengan sempurna, otak yang difungsikan untuk dapat berpikir dan menyerap informasi akan bekerja secara aktif. Tekad adalah salah satu penentu kemampuan membaca kritis. Pendidikan tinggi saja belum dapat menentukan apakah seseorang itu memiliki keterampilan membaca kritis. Berbeda halnya dengan Tampubolon, Lamb dan Arnold (1976) (dalam Rahim 2007: 16) membagi faktor yang memengaruhi kemampuan membaca dalam beberapa faktor, yaitu fisiologis, intelektual, lingkungan, dan psikologis. a. Faktor Fisiologis Faktor fisiologi mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis kelamin. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat penglihatan bisa memperlambat kemajuan belajar membaca anak. Anak yang memiliki gangguan berbicara dan pendengaran akan sulit terdeteksi. Namun, anak yang memiliki gangguan penglihatan dapat terlihat pada saat ia sering.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. menggosok-gosok matanya, menggososk mata ialah salah satu indikasi bahwa anak terganggu dalam hal membaca, misalnya buram, remang-remang, dan lain sebagainya. b. Faktor Intelektual Menurut Wechster (Harris dan Sipay, 1980, dalam Rahim, 2007: 17) mengemukakan bahwa inteligensi ialah kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan tujuan, berpikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan. Walaupun inteligensi berpengaruh, namun banyak ahli berpendapat bahwa inteligensi tidak sepenuhnya memengaruhi kemampuan membaca. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan kemampuan guru juga ikut memengaruhi kemampuan membaca anak. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan mencakup (1) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah, dan (2) Sosial ekonomi keluarga siswa. (1) Latar Belakang dan Pengalaman Siswa di Rumah Rubin (1993, dalam Rahim, 2007: 18) mengemukakan bahwa orangtua yang hangat, berdemokratis, bisa mengarahkan anak-anak mereka pada kegiatan yang berorientasi pendidikan, suka menantang anak untuk berpikir, dan suka mendorong anak untuk mandiri merupakan orangtua yang memiliki sikap yang dibutuhkan anak sebagai persiapan yang baik untuk belajar di sekolah. Selanjutnya dijelaskan bahwa, orangtua yang mempunyai minat yang besar terhadap kegiatan sekolah di mana anak-.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. anak mereka belajar, dapat memacu sikap positif anak terhadap belajar, khususnya belajar membaca. Jadi, kemampuan membaca juga dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar rumah. (2) Faktor Sosial Ekonomi Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga merupakan faktor yang membentuk lingkungan rumah siswa. Beberapa peneliti memperlihatkan. bahwa. status. sosioekonomi. siswa. memengaruhi. kemampuan verbal siswa. Semakin tinggi status sosioekonomi siswa semakin tinggi kemampuan verbal siswa. Selanjutnya dijelaskan bahwa, anak-anak yang berasal dari rumah yang memberikan banyak kesempatan membaca, dalam lingkungan yang penuh dengan bahan bacaan yang beragam akan mempunyai kemampuan membaca yang tinggi (Craley & Mountain, 1995 dalam Rahim, 2007: 19). d. Faktor Psikologis Faktor psikologis yang memengaruhi kemampuan membaca ialah (1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. (1) Motivasi Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Crawley dan Mountain (1995 dalam Rahim, 2007: 20) mengemukakan bahwa motivasi ialah sesuatu yang mendorong seseorang belajar atau melakukan suatu kegiatan. Motivasi belajar memengaruhi minat dan hasil belajar siswa. Selain itu, Rubin (1993 dalam Rahim, 2007: 20) mengemukakan bahwa.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. salah satu fakor yang sangat penting bagi kesuksesan belajar ialah motivasi, keinginan, dorongan, dan minat yang terus-menerus untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, guru dapat berperan aktif dalam memotivasi siswa agar siswa lebih giat dalam membaca. (2) Minat Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Frymeir (Crawley dan Mountain, 1995 dalam Rahim, 2007: 28) mengidentifikasi tujuh faktor yang memengaruhi perkembangan minat anak. Faktor-faktor itu ialah: a) pengalaman sebelumnya, b) konsepsinya tentang diri, c) nilai-nilai, d) mata pelajaran yang bermakna, e) tingkat keterlibatan tekanan, dan f) kekompleksitasan materi pelajaran. (3) Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri Ada tiga aspek kematangan emosi dan sosial, yaitu (1) stabilitas emosi, (2) kepercayaan diri, dan (3) kemampuan berpartisipasi dalam kelompok. Anak-anak biasanya selalu mudah marah, mudah emosi, dan kurang dapat mengontrol diri. Anak-anak yang dapat mengontrol emosinya akan lebih mudah memusatkan perhatiannya pada teks bacaan. Percaya diri juga patut dibina, agar siswa mampu bekerja secara mandiri dalam menjalankan tugas membacanya tanpa bergantung pada orang dewasa..

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. Kemampuan berpartisipasi dalam kelompok ialah gabungan dari pengontrolan emosi dan percaya diri anak. Anak yang dapat mengontrol emosi dan memiliki rasa percaya diri yang cukup akan lebih mudah untuk bergabung dalam kelompok. Sejalan dengan Tampubolon, Lamb dan Arnold, Pujiono (2008: 4) juga membagi faktor kemampuan membaca menjadi dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berkaitan dengan motivasi, pengetahuan/pengalaman, ketertarikan, kebermanfaatan, dan kesehatan. Untuk faktor eksternal yaitu terkait dengan lingkungan, seperti suasana, cahaya, suara, waktu, dan ruangan. Selain itu, ada juga faktor eskternal yang berkaitan dengan teks yaitu pada bahasa, pilihan kata, setting/tata tulis, keterbacaan, dan isi bacaan. Berdasarkan penjelasan dari Tampubolon, Lamb dan Arnold, serta Pujiono, disimpulkan bahwa faktor penentu kemampuan membaca dapat mencakup: a. Faktor internal 1) Kompetensi kebahasaan. 2) Kemampuan mata. 3) Penentuan informasi fokus. 4) Fleksibelitas membaca. 5) Kebiasaan membaca. 6) Fisiologis. 7) Inteligensi atau intelektual..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. 8) Psikologis: motivasi, minat, dan kematangan sosio dan emosi serta penyesuaian diri. 9) Pengetahuan/pengalaman. 10) Kebermanfaatan. b. Faktor eksternal 1) Teknik-teknik dan metode-metode membaca. 2) Faktor Lingkungan: latar belakang dan pengalaman siswa di rumah dan Faktor sosial ekonomi. 3) Berkaitan dengan teks: bahasa, pilihan kata, keterbatasan, dan isi bacaan. 4) Waktu baca.. setting/tata tulis,.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif-kualitatif. Metode kuantitatif ialah metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2012: 7). Metode kualitatif disebut metode interpretative karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan (Sugiyono, 2012: 7-8). Deskriptif ialah melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. (Azwar, 2012: 5-6). Metode kuantitatif disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angkaangka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012: 7). Creswell (1998 dalam Noor, 2011:34) menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terisi dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Jadi, kuantitatifkualitatif ialah metode penelitian yang menggabungkan antara analisis data berupa statistik dengan analisis data berupa simpulan akhir dari fenomena yang diamati. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari faktor-faktor atau variabel tertentu (Zulganef, 2008: 11). Jenis deskriptif ialah teknik analisa yang 27.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. memberikan informasi hanya mengenai data yang diamati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta menarik kesimpulan yang digeneralisasikan terhadap populasi. Tujuan analisa deskriptif hanya menyajikan dan menganalisa data agar bermakna dan komunikatif (Purwanto, 2007: 94). Jadi, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-kualitatif untuk menentukan faktor kemampuan membaca kritis pada kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 dengan menggunakan statistik dan interpretasi sebagai analisis datanya. Selain itu, peneliti juga menggunakan deskripsi untuk menganalisis data dengan kata-kata agar lebih mudah dipahami. 3.2 Sumber Data dan Data Populasi adalah sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Prastowo, 2014: 44-45). Lalu, luas sampel yang ada pada penelitian ini ialah sama dengan populasi dari data. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 1 Kasihan, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Sekolah yang beralamat di Jl. Bugisan Selatan, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta ini menjadi sumber data penelitian ini, khususnya kelas XI MIA 2. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Menurut Koentjaraningrat (1990, dalam Zulganef, 2008: 159) data adalah catatan-catatan fakta-fakta yang didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan,.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. catatan mengenai perhitungan-perhitungan jumlah dan frekuensi-frekuensi kegiatan sosial, catatan mengenai pengukuran-pengukuran bidang, volume, dan intensitas benda dan aktivitas kebudayaan, catatan-catatan kutipan dari bahan dokumen, dan surat kabar. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan atau observasi, membagikan kuesioner, memberikan tes, dan wawancara. Pengumpulan data ini berguna untuk melihat kemampuan membaca kritis dan faktor kemampuan membaca kritis siswa. Berikut ialah tabel metode pengumpulan data. Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data No. 1.. Metode Pengumpulan Data Observasi. 2.. Kuesioner. 3. 4.. Tes Wawancara. Data yang Akan Dikumpulkan Proses pembelajaran yang memengaruhi kemampuan membaca kritis, serta melihat faktor kemampuan membaca kritis. Faktor eksternal dan faktor internal yang memengaruhi kemampuan membaca kritis. Kemampuan membaca kritis siswa. Kegiatan siswa dalam membaca untuk melihat faktor kemampuan membaca kritis siswa.. 3.4 Instrumen Jenis dan banyaknya instrumen yang disusun disesuaikan dengan keperluan pengumpulan data (Arikunto, 1988: 47). Instrumen penelitian ini berupa tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk menentukan kemampuan membaca kritis siswa, sedangkan nontes berupa observasi, kuesioner, dan wawancara untuk mengetahui faktor kemampuan membaca siswa..

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. 1. Pengamatan (observasi) merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro, 2013: 93). Observasi atau pengamatan yang dilakukan ialah mengamati sejauh mana kemampuan membaca kritis. siswa selama proses. pembelajaran. Selain kegiatan dalam membaca kritis, peneliti juga mengobservasi bagaimana kegiatan pramembaca yang dilakukan oleh guru, apakah mampu membangkitkan keingintahuan siswa dalam aspek membaca atau tidak. Adapun kisi-kisi observasi dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Kuesioner (Questionnaire) atau angket, merupakan serangkaian (daftar) pernyataan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian: responden) mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk mendapatkan. tanggapan. dari. peserta. didik. (responden). tersebut. (Nurgiyantoro, 2013: 91). Kuesioner atau angket yang diberikan akan menentukan faktor kemampuan membaca siswa. Kuesioner berupa beberapa pernyataan menyangkut kegiatan membaca dan kemampuan membaca siswa. Pernyataan diisi sesuai dengan perintah dalam kuesioner yang dibagikan. Adapun kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 2. 3. Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab pertanyaan ―seberapa baik (tinggi) kinerja seseorang‖ yang jawabannya berupa angka (Gronlund, 1985: 5 dalam Nurgiyantoro, 2013: 105). Tes.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. yang diberikan pada siswa ialah berupa tes membaca, yaitu membaca kritis. Tes ini menggunakan uji coba terpakai, artinya responden uji coba termasuk dalam uji coba sesungguhnya. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang sudah disediakan dengan sebaik-baiknya. Tes ini akan menentukan kemampuan membaca kritis pada siswa. Adapun kisi-kisi tes dapat dilihat pada Lampiran 3. 4. Wawancara (interview, interviu) merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari responden (peserta didik, orang yang diwawancarai) dengan melakukan tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro, 2013: 97). Tipe wawancara yang dipakai ialah wawancara bebas terpimpin. Artinya,. responden. diberi. kebebasan. menjawab. sesuai. dengan. pendapatnya, namun responden tetap menjawab sesuai dengan pertanyaan yang sudah disediakan. Wawancara yang dilakukan untuk menentukan faktor kemampuan membaca kritis siswa. Pertanyaan yang akan ditanyakan sesuai dengan instrumen pertanyaan yang sudah disediakan. Pertanyaan yang disediakan oleh peneliti sebagai bahan acuan dan sumber dapat bercerita tentang pengalamannya dalam membaca dengan tetap pada jalur pertanyaan yang sudah dibuat peneliti. Adapun kisi-kisi wawancara dapat dilihat pada Lampiran 4..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 3.5 Teknik Analisis Data Teknik yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yaitu dengan mendeskripsikan observasi yang dilakukan, menghitung jumlah kuesioner berdasarkan skala Likert, hasil tes kemampuan membaca kritis dihitung menggunakan ITK (Indeks Tingkat Kesulitan) soal, dan hasil wawancara menggunakan deskriptif. 3.5.1. Observasi Teknik analisis data observasi ini termasuk observasi terstruktur. Dalam. pengamatan berstruktur, kegiatan pengamatan, telah diatur dan dibatasi dengan kerangkan kerja tertentu yang telah disusun secara sistematis. Isi, maksud, atau hal apa saja yang diamati telah ditetapkan dan dibatasi (Nurgiyantoro, 2013: 93). Komponen yang dinilai nanti akan diberi tanda (√) pada bagian ―Tampak‖ atau ―Tidak Tampak‖. Observasi dilakukan untuk melihat kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru maupun siswa. 3.5.2. Kuesioner Teknik analisis data kuesioner ini dilakukan dengan cara menjumlahkan tanda. (√) pada setiap butir pernyataan kuesioner. Setiap aspek pedoman kuesioner berisi pernyataan yang merujuk pada kegiatan membaca dan aspek membaca lainnya. Jumlah butir penyataan pada kuesioner ini sebanyak 30 butir. Kuesioner akan dihitung dengan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. (Riduwan, 2013: 15). Kuesioner yang dibagikan menggunakan kuesioner lima pilihan, 1, 2, 3, 4, 5. Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju. (SS) (S) (N) (TS) (STS). =5 =4 =3 =2 =1. Penghitungan skor, dihitung seperti berikut. Total responden yang menjawab X Skor butir pernyataan. Jumlah skor ideal = jumlah responden X 5 (skor) = 30 X 5 = 150 (SS) Jumlah skor rendah= jumlah responden X 1 (skor) = 30 X 1 = 30 (STS). Melalui persentase, skor dapat dilihat seperti ini. 20%. 40%. Sangat Lemah Lemah. 60%. 80%. Cukup. Kuat. 100%. Sangat Kuat. Selain itu, ditentukan juga kriteria skor pada skala Likert. Tabel 3.2 Kriteria Skor Kriteria interpretasi skor Angka 0%-20% = Sangat Lemah Angka 20%-40% = Lemah Angka 40%-60% = Cukup Angka 60%-80% = Kuat Angka 80%-100% = Sangat Kuat Penentuan persentase skor per butir soal, yaitu: Jumlah skor/skor ideal X 100% = Persentase skor per butir soal.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 3.5.3. Tes Teknik analisis data tes dilakukan dengan menggunakan Indeks Tingkat. Kesulitan soal. Tingkat kesulitan (item difficulty) adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau sulit butir soal bagi peserta didik yang dikenai pengukuran (Oller, 1979: 246 dalam Nurgiantoro, 2013: 194). Butir soal yang baik adalah yang tingkat kesulitannya cukupan, tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Butir soal yang terlalu mudah atau sulit sama tidak baiknya karena keduanya tidak dapat mencerminkan capaian hasil pembelajaran yang dilakukan karena baik siswa kelompok tinggi maupun rendah sama-sama berhasil atau gagal. Oller (1979: 247 dalam Nurgiantoro, 2013: 195) mengemukakan bahwa semua butir soal dinyatakan layak jika indeks tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85. Indeks yang di luar itu berarti butir soal terlalu mudah atau sulit, maka ia perlu direvisi atau diganti. Maksudnya di sini, apabila ITK < 0,15 maka berarti soal tersebut terlalu sulit sedangkan apabila ITK > 0,85 berarti soal sangat mudah. Oleh karena itu, perlu direvisi atau diganti. Namun, rentangan interval tersebut masih terlalu luas, lagi pula indeks 0,15 dan 0,85 juga masih terlihat ekstrem sulit dan mudah. Maka, ITK yang dapat ditoleransi adalah yang berkisar antara 0,20—0,80 (Nurgiantoro, 2009). ITK 0,00—0,19 adalah butir soal yang berkategori: sulit dan 0,81—1,00 berpredikat: mudah. Untuk memudahkan menghitung ITK, peneliti menggunakan rumus yang diambil dari Nurgiantoro (2013: 1995). Rumus yang digunakan ialah menjumlahkan jawaban benar kemudian dibagi jumlah peserta tes..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. ITK Keterangan: ITK = Indeks Tingkat Kesulitan FK = Total jawaban benar N = Jumlah peserta tes. Selain itu, untuk melihat hasil rata-rata tes membaca siswa dapat dilihat menggunakan rumus yang diambil dari Nurgiantoro (2013: 219). X= Keterangan: X = Rata-rata hitung (Mean) = Total nilai peserta tes N = Jumlah peserta tes. Untuk mengetahui penentuan kriteria acuan, peneliti menggunakan skala empat (1-4 atau D-A) milik Nurgiyantoro (2009: 252-253). Tabel 3.3 Kriteria Acuan Ketuntasan Siswa Interval Persentase Tingkat Penguasaan 86 – 100 76 – 85 56 – 75 10 – 55. Nilai Ubahan Skala Empat 1–4 D–A 4 3 2 1. A B C D. Nilai. 27 – 30 23 – 26 17 – 22 1 – 16. Banyaknya Siswa (%). Keterangan. Baik sekali dalam membaca kritis Baik dalam membaca kritis Cukup dalam membaca kritis Kurang dalam membaca kritis. Selain menjumlahkan hasil kemampuan membaca kritis siswa, peneliti juga menghitung kemampuan siswa dalam menjawab soal di setiap aspek pertanyaan..

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Berikut adalah rumus untuk menghitung kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan di setiap aspek kemampuan membaca kritis. Jumlah jawaban benar/(Jumlah siswa X Jumlah soal) X 100%. 3.5.4. Wawancara Teknik analisis data wawancara yang akan dilakukan ialah dengan menggali. informasi yang belum ada dalam kuesioner. Wawancara dilakukan dengan wawancara bebas terpimpin, dalam wawancara bebas terpimpin, di pihak lain, responden diberi kebebasan untuk menjawab berbagai pertanyaan sesuai dengan pendapatnya. dengan. dibatasi. oleh. ketentuan-ketentuan. yang. dibuat. oleh. pewawancara, dan keadaan itu ada kemiripan dengan pengisian angket terbuka (Nurgiyantoro, 2013: 96). Peneliti akan mewawancarai siswa dengan pertanyaan yang sudah disiapkan peneliti, namun siswa juga dapat menceritakan apapun yang dirasa sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Wawancara yang dilakukan pun tidak hanya digunakan untuk menggali informasi di luar kuesioner yang diberikan, namun juga melihat sejauh mana kemampuan kebahasaan siswa. Siswa yang mengaku sering membaca akan terlihat pada saat ia berbicara karena kosakata yang dimilikinya akan lebih beragam. Siswa yang diwawancarai ialah beberapa siswa yang memiliki nilai tinggi dalam tes kemampuan membaca dan satu siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam kuesioner..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. 3.6 Jadwal dan Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 - 20 Januari 2016. Pada tanggal 13 Januari 2016 peneliti mengobservasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru Bahasa Indonesia dan juga peserta didik di Kelas XI MIA 2. Selanjutnya, pada tanggal 16 Januari 2016 siswa diberi kuesioner dan tes kemampuan membaca, lalu pada tanggal 20 Januari 2016 beberapa siswa yang nilainya berada pada kelompok atas diwawancarai serta siswa yang memiliki nilai tertinggi dalam pengisian kuesioner akan diambil sebagai sampel..

Gambar

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Kuesioner Minat Baca Faktor Internal
Tabel 3.1 Metode Pengumpulan Data  No.  Metode Pengumpulan
Tabel 3.2 Kriteria Skor   Kriteria interpretasi skor
Tabel 3.3 Kriteria Acuan Ketuntasan Siswa  Interval  Persentase  Tingkat  Penguasaan  Nilai Ubahan Skala Empat  Nilai  Banyaknya Siswa (%)  Keterangan 1 – 4  D – A
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan membaca kritis dengan kemampuan meresensi novel “Rembulan Merah” oleh siswa kelas XI SMA Dharma Bakti Medan.. Populasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang diajarkan dengan strategi Quantum Teaching dengan kemampuan membaca

Mc Laughlin dan Allen (via Farida Rahim, 2011: 3-4) mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip membaca pemahaman yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman

Berdasarkan identifikasi masalah yang diajukan, maka penulis membatasi penelitian ini hanya dalam lingkup permasalahan apakah terdapat korelasi antara kemampuan membaca kritis

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama, faktor membaca mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Metode deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan bagaimana kemampuan membaca pemahaman pada teks cerpen dan teks berita siswa kelas X SMA Pangudi

Dengan demikian berarti ada hubungan yang signifikan antara membaca kritis GHQJDQ NHPDPSXDQ PHUHVHQVL QRYHO ³5HPEXODQ 0HUDK´ ROHK 6LVZD .Hlas XI SMA Dharma Bakti Medan

Dengan demikian, untuk dapat mengetahui dan menginformasikan tentang kecepatan membaca mahasiswa berdasarkan KPM (kata permenit) dan kemampuan pemahaman