• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap Pada Pt. Perkebunan Nusantara IV Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengawasan Internal Aset Tetap Pada Pt. Perkebunan Nusantara IV Medan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

A. Sejarah Ringkas

PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan Badan Usaha Milik

Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda.

Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali

perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV.

Secara kronologis riwayat PT. Perkebunan Nusantara IV dapat disajikan sebagai berikut:

1) Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi.

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA (Namblodse Venotschaff Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV

RCMA (Namblodse Venotschaff Ruberr Cultuur Maatschappij

Amsterdam) pada tahun 1959 dinasionalisasi oleh pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Milik Pemerintah atas dasar Peraturan

(2)

2) Tahun 1967, Tahap Regrouping I.

Pada tahun 1967-1968 Pemerintah melakukan regrouping menjadi

Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman, PPN Karet dan PPN Serat.

3) Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan. Dengan Kepres No. 144 tahun 1968, Perusahaan Negara (PPN) yang ada di Sumatera Utara dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d.

IX (Persero).

4) Tahun 1971, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan.

Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas dengan nama resmi PT. Perkebunan I s.d. IX. Perusahaan PT.

Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan PT. Perkebunan VII didirikan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971 dan Perusahaan dan PT. Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972.

5) Tahun 1966, Tahap Peleburan menjadi PTPN.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang

ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT. Perkebunan Nusantara IV di bentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal

(3)

Perusahaan PT. Perkebunan VIII menjadi Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV.

PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan PT. Perkebunan VI, Perusahaan PT. Perkebunan VII,

dan Perusahaan PT. Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumatera Utara diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di

masing-masing provinsi.

Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

PT. Perkebunan Nusantara IV Medan memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi PT. Perkebunan Nusantara IV

“Menjadi perusahaan yang unggul dalam usaha agroindustri yang terintegrasi”.

b. Misi PT. Perkebunan Nusantara IV

Adapun yang menjadi misi perusahaan adalah:

1. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif,

dan berdaya saing tinggi.

2. Menyelenggarakan usaha agroindustri berbasis kelapa sawit, teh

dan karet.

(4)

pada teknologi terkini yang teruji (proven) dan berwawasan lingkungan.

B. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

Perusahaan dalam melaksanakan aktifitasnya sehari-hari terdiri dari beberapa bagian yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan erat. Untuk memperjelas kedudukan dan bagian personalia dibutuhkan adanya

(5)

Gambar II.1

Struktur Organisasi Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan

(6)

C. Job Description

Berikut ini adalah Uraian Tugas (Job Description) dari setiap unit

pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan yang terdiri dari :

1. Pemegang Saham

Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan dan Anggaran Dasar.

Hak Pemegang Saham :

a. Hak untuk menghadiri RUPS dan memberikan suara pada RUPS. b. Hak untuk memperoleh informasi material mengenai pengelolaan

perusahaan baik dari Dewan Komisaris maupun Direksi secara

lengkap, tepat waktu, dan teratur.

c. Hak untuk memperoleh pembagian laba perusahaan (dividen).

d. Menyelenggarakan RUPS dalam hal Direksi atau Komisaris lalai menyelenggarakan RUPS Tahunan dan sewaktu-waktu meminta penyelenggaraan RUPS Luar Biasa.

Wewenang Pemegang Saham

a. Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Anggota Dewan

Komisaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Menyetujui atau menolak Rencana Jangka Panjang Perusahaan

(7)

c. Menetapkan target kinerja masing-masing Direksi dan Komisaris. d. Melakukan penilaian kinerja Direksi dan Komisaris.

e. Menetapkan auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan.

f. Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai

ketentuan yang berlaku.

g. Menetapkan anggaran dasar dan perubahannya. Pelaksanaan

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RUPS yang diadakan selama tahun 2012 adalah RUPS mengenai Persertujuan Laporan

Tahunan untuk Tahun Buku 2011 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Berdasarkan Anggaran Dasar PTPN IV No. 11 Tanggal 04 Agustus 2008 dan Peraturan Menteri

BUMN No. PER-12/MBU/2012/ tentang organ Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN adapun tugas dan wewenang

(8)

Tugas Dewan Komisaris

a. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam

melaksanakan pengurusan Perseroan serta member nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang

Perusahaan, rencana kerja dan anggaran perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Melakukan evaluasi terhadap laporan atas pencapaian target dari masing-masing Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key

Performance Indicator (KPI) dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan. c. Memantau efektivitas praktek Good Corporate Governance yang

diterapkan oleh perusahaan.

Wewenang Dewan Komisaris :

a. Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perusahaan.

b. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan.

c. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya

(9)

d. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang dan akan dijalankan oleh Direksi.

e. Meminta Direksi atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris.

f. Mengangkat dan memberhentikan sekretaris Dewan Komisaris, jika dianggap perlu.

g. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan

ketentuan Anggaran dasar.

h. Membentuk komite-komite lain selain Komite Audit, jika

dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan. i. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka

waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu.

j. Melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan

tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan

Anggaran Dasar.

k. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan.

3. Tugas Direktur Utama

a. Mengelola Perusahaan sesuai amanat RUPS untuk mewujudkan

sasaran Perusahaan.

b. Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan

(10)

maksud dan tujuan Perusahaan serta mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala

kejadian dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.

c. Memimpin, mengkoordinasikan dan mensikronisasikan

pelaksanaan program kegiatan Direktur Produksi, Direktur SDM dan Umum, Direktur Keuangan dan Direktur Perencanaan dan

Pengembangan Usaha, Manajer Grup dan Manajer Unit. d. Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS.

e. Mengatur pembagian tugas dan wewnang masing-masing anggota Direksi.

f. Mengadakan dan memimpin rapat Direksi secara berkala, untuk

mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha, dan Unit Usaha.

g. Memberi penjelasan kepada Dewan Komisaris atau Rapat Umum Pemegang Saham, mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta

Laporan Tahunan.

h. Melaksanakan pemenuhan aspek legal dan kepatuhan Perusahaan

terhadap Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan.

i. Mengkoordinir penyelenggaraan akuntansi keuangan, akuntansi

(11)

j. Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau

Key Performance Indicator (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.

k. Mengkoordinir pembuatan Laporan Manajemen Triwulan,

Semesteran dan Tahunan yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

l. Melakukan pembinaan dan monitoring tugas-tugas dibidang

Satuan Pengawasan Intern dan Sekretaris Perusahaan (termasuk

P2BJ).

m. Mengkoordinir pelaksanaan dan pemantauan terhadap

implementasi Good Corporate Governance dan Manajemen

Resiko.

n. Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-masing

Direktorat, Grup Perusahaan serta SPI yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP.

o. Mengkoordinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana

lainnya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS.

p. Penanggung jawab pelaksanaan pengadaan tanah untuk

kepentingan pengembangan usaha Perusahaan. Wewenang Direktur Utama

• Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan yang sejalan

(12)

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan

dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam Rapat Direksi.

• Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau

beberapa anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di dalam dan di luar

pengadilan.

• Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau

beberapa orang pekerja. Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perusahaan

didalam dan diluar Pengadilan.

• Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perusahaan setelah

mendengarkan saran dari Direktur SDM dan Umum.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka

kebutuhan operasional Perusahaan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Tugas Direktur Produksi

a. Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah

Direktorat Produksi.

b. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah

(13)

c. Melaksanakan dan mengendaikan program kegiatan di Bidang Tanaman, Pengolahan (termasuk P3TBS) dan Teknik.

d. Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.

e. Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala di lingkungan Direktorat Produksi untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.

f. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator

(KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

g. Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan

Bidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS). h. Menindaklanjutin temuan hasil audit SPI dan auditor eksternal

yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

i. Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran, dan

tahunan dibidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk

P3TBS).

(14)

k. Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan di lingkungan Direktorat Produksi dan selanjutnya

disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur Produksi

• Menetapkan kebijakan pengelolaan Perusahaan pada Direktorat

Produksi.

• Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan

sesuai ketentuan yang berlaku.

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa

dari Direktur Utama.

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya

dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang

berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Produksi.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka

operasional Direktorat Produksi dengan batasan nilai seesuai ketentuan yang berlaku.

• Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi,

mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat

Produksi sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Tugas Direktur Keuangan

• Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah

(15)

• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah

Direktorat Keuangan.

• Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan yang telah

dirumuskan, meliputi Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.

• Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Dewan

Komisaris, dan RUPS.

• Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas

masalah-masalah dibidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran. • Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target

Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator

(KPI) yang berkaitan dengan aspek operasionalnya.

• Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.

• Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan audit eksternal yang

berkaitan dengan tugas operasionalnya.

• Menyiappkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan

Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas

bersama-sama dengan Anggota Direksi sebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

• Menyelenggarakan dan memelihara akuntansi keuangan,

(16)

• Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di

bidang keuangan, akuntansi, dan pemasaran dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk selanjutnya mengkoordinir penyusunan RKAP, RJPP dan rencana lainnya secara korporasi.

• Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian

Keuangan, Akuntansi dan Bagian Pemasaran yang didasarkan

kepada RKAP dan RJP yang telah disahkan.

• Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang

digunakan dilingkungan Direktorat Keuangan dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama yang ditetapkan.

• Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan penjualan/pemasaran

dan persediaan produk.

Wewenang Direktur Keuangan

• Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat

Keuangan.

• Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan

sesuai ketentuan yang berlaku.

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa

dari Direktur Utama.

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya

dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang

(17)

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran daam rangka

operasional Direktorat Keuangan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

• Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi,

mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat Keuangan sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

6. Tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

• Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

• Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang

Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha (tidak termasuk pengembangan di Bidang Tanaman dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

• Menyusun dan melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam

pengembangan industri hilir dan industri pendukung.

• Pengelolaan dan pengurusan Anak Perusahaan dan Perusahaan

Penyertaan (tidak termasuk aspek legal).

• Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan

(18)

• Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala di lingkungan

Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.

• Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target

Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

• Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good

Corporate Govermance dan Manajemen Risiko di lingkungan

Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL.

• Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan

Tahunan di Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan

Usaha dan PKBL.

• Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan eksternal auditor

yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

• Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di

bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

• Merumuskan dan menetapkan program kegiatan bagian

(19)

• Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yag

digunakan di lingkungan Direktorat Pengembangan Usaha dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

• Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan di bidang

Perencanaan, Pengembangan Usaha dan PKBL.

• Mewakili Perusahaan baik dialam maupun diluar pengadilan

sesuai ketentuan yang berlaku.

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa

dari Direktur Utama.

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya

dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang

berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka

operasional Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha dengan btasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

• Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi,

mutasi dan memberhentikan karyawan di lingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha sesuai peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(20)

• Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah

Direktorat SDM dan Umum.

• Menyusun struktur organisasi Perusahaan beserta uraian

tugasnya.

• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah

Direktorat SDM dan Umum.

• Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dibidang

SDM, Hukum, dan Pertahanan serta Pengadaan.

• Melaksanakan pengelolaan SDM, termasuk rekrutmen,

penempatan, penilaian kinerja, karir, remunerasi dan purna tugas.

• Menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk dibahas

bersama dengan Serikat Pekerja dan peraturan kepegawaian.

• Mengurus permasalahan hukum yang dihadapi Perusahaan dan

pengurusan hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku.

• Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan

RUPS.

• Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala diingkungan

SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan untuk

mengevaluasi pelaksanaan kegiatannya.

• Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target

(21)

• Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang SDM, Umum, Hukum, dan Pertahanan serta Pengadaan. • Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan audit eksternal yang

berkaitan dengan tugas operasionalnya.

• Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran, dan

Tahunan di bidang SDM, Umum, Hukum, dan Pertanahan, dan Pengadaan.

• Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian SDM,

Bagian Umum, Bagian Hukum dan Pertanahan serta Bagian Pengadaan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

• Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang

digunakan dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama yang ditetapkan.

Wewenang Direktur SDM dan Umum

• Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat

SDM dan Umum.

• Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan

sesuai ketentuan yang berlaku.

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa

(22)

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya

dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur SDM dan Umum.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka

operasional Direktorat SDM dan Umum dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

8. Anak Perusahaan dan Penyertaan Saham

PTPN IV memiliki tiga anak perusahaan yaitu, PT. Sarana Agro

Nusantara (PT. SAN) yang bergerak dalam bidang jasa tangki timbun dan pemompaan CPO, PT. Agro Sinergi Nusantara dan PT Sinergi Perkebunan Nusantara yang bergerak dalam bidang Perkebunan

Kelapa Sawit. Selain memiliki anak perusahaan, PTPN IV juga memiliki perusahaan asosiasi, yaitu:

1. PT. EWS Nusantara Tiga 2. PT. Pupuk Agro Nusantara 3. PT. Nusantara Mas

Serta penyertaan saham pada : 1. PT. Padasa Enam Utama

2. PT. Karisma Pemasaran Bersama Nusantara 3. PT. Riset Perkebunan Nusantara

(23)

D. Jaringan Usaha/ Kegiatan

PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak

pada bidang usaha agroindustri. Mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan

areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa

Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas,

Batubara dan Mandailing Natal. Dalam proses pengolahan, PTPN IV memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS0 dengan kapasitas total 575

ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 2 unit Pabrik Teh dengan kapasitas total 154 ton Daun Teh Basah (DTB) per hari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 450 ton per hari. PTPN IV juga

didukung oleh 1 Unit Usaha Engineering Manufacturing and Construction yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu

(24)

E. Kinerja Usaha Terkini

Capaian produksi TBS Kebun Sendiri Triwulan I/2014 berada diatas

RKAP sebesar 9.698 ton atau 2,19% dan pembelian TBS dibawah RKAP sebesar 72.786 ton atau 30,99%. Secara gabungan produksi TBS dibawah

RKAP sebesar 63.088 ton atau 9,31%. Realisasi produksi TBS Kebun Sendiri dan Pembelian TBS Triwulan I/2014 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6.673

ton atau 1,50% dan 25.722 atau 18,86%. Realisasi produksi Daun Teh Basah kebun sendiri Triwulan I/2014 dibawah RKAP sebesar 339 ton atau

5,61% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu diatas sebesar 740 ton atau 14,90%.

Capaian penjualan setelah pungutan ekspor Triwulan I/2014 sebesar

Rp. 1.474,97 milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp. 1.318,00 milyar maka berada diatas RKAP sebesar Rp. 156,97 milyar atau

11,91%. Realisasi biaya secara keseluruhan Triwulan I/2014 sebesar Rp. 1.202,05 milyar. Jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp. 1.331,55 milyar maka realisasi biaya berada dibawah RKAP sebesar Rp. 129,50

milyar atau 9,73%. Capaian laba sebelum PPh Triwulan I/2014 sebesar Rp. 272,91 milyar jika dibandingkan dengan kerugian RKAP sebesar Rp.

(25)

F. Rencana Usaha/Kegiatan

Secara umum rencana kerja Perseroan akan diarahkan pada

bidang-bidang sebagai berikut :

1. Melakukan pengembangan industri hilir (Bio Diesel, Biomassa,

Oleokimia dan lain-lain).

2. Ekspansi pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ke Kalimantan dan Sulawesi.

3. Peningkatan kapasitas oleh pabrik kelapa sawit. 4. Peningkatan produktivitas TBS dan efisiensi biaya.

5. Pengembangan perbengkelan PMT Dolok Ilir. 6. Spin off Rumah Sakit & Sekolah.

PTPN IV merupakan BUMN yang berkomitmen menerapkan GCG

(Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan. Penerapan GCG sebagai budaya perusahaan mencakup kalangan internal

dan kalangan eksternal perusahaan seperti mitra bisnis, pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya.

Penerapan GCG berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu :

1. Transparansi (transparency): yaitu keterbukaan dalam melakukan proses pengambilan keputusan dan dalam mengungkapkan informasi

material dan relevan mengenai perusahaan.

2. Akuntabilitas (accountability): yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organik sehingga pengelolaan perusahaan

(26)

3. Pertanggungjawaban (responsibility): yaitu kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan dan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. Kemandirian (independency): yaitu pengelolaan perusahaan yang

dilakukan secara profesional tanpa benturan kepentingan, pengaruh dan tekanan dari pihak manapun serta taat asas terhadap peraturan perundangan yang berlaku serta prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Kewajaran (fairness): yaitu keadilan dan kesetaraan didalam

memenuhi hak-hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan

perjanjian dan ketentuan yang berlaku.

Untuk memastikan penerapan GCG di perusahaan, Direksi telah membentuk Bagian Manajemen Risiko dan GCG serta menunjuk Direktur

Perencanaan dan Pengembangan Usaha sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di PTPN IV. Perseroan menuangkan

Gambar

Gambar II.1

Referensi

Dokumen terkait

3) Menetapkan draf jumlah alokasi dana per wilayah kerja PTPN 3 untuk diteruskan ke Kepala Bagian.. 4) Menetapkan draf besaran bantuan kepada Calon Mitra Binaan/Objek Bina

Berikut ini merupakan yang termasuk dalam tanggung jawab dari kepala.

Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Pengawasan Internal Kredit Mitra Binaan Pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, dalam usaha perkreditannya kepada usaha kecil, koperasi dan lembaga

Untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat, pemerintah membuat program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) salah satunya yang di lakukan oleh pihak PTPN IV

antara mitra binaan dengan Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. (PT. Perkebunan Nusantara IV Sumatera Utara,

Setiap instansi tentu memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Program Kemitraan dan

Masa manfaatnya diukur dengan periode suatu aset yang diharapkan digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh perusahaan,