• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU THE MAN BEHIND THE SCENE: SEGALA HAL YANG PERLU KAMU KETAHUI UNTUK JADI SUTRADARA FILM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL BUKU THE MAN BEHIND THE SCENE: SEGALA HAL YANG PERLU KAMU KETAHUI UNTUK JADI SUTRADARA FILM"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

BUKU THE MAN BEHIND THE SCENE:

SEGALA HAL YANG PERLU KAMU

KETAHUI UNTUK JADI SUTRADARA FILM

Artya Chamiastri T.

Jl. Nusantara 1 Dalam No. 100 Samarinda 75117 Kalimantan Timur

081347432247 artyaart@gmail.com

Dosen pembimbing: Drs. Merdy Kanto Batangtaris (D1941) ABSTRAK

TUJUAN PENELITIAN, adalah untuk menciptakan sebuah publikasi tentang pengetahuan

dasar yang perlu dimiliki untuk orang-orang yang ingin menjadi sutradara film. METODE

PENELITIAN, antara lain dengan mengadakan wawancara dengan narasumber, mengikuti

workshop perfilman, serta mengumpulkan data dari internet dan buku-buku petunjuk.

ANALISIS, dari data-data yang saya kumpulkan, dapat dianalisa bahwa untuk menjadi

sutradara dibutuhkan tidak hanya kemampuan teknis namun juga kemampuan non teknis.

HASIL YANG DICAPAI, menciptakan sebuah buku berisikan ilmu pengetahuan dasar tentang

perfilman dan penyutradaraan. SIMPULAN, dari Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai penyutradaraan bagi para pembaca dengan ilustrasi menarik agar tidak terkesan terlalu teoritis dan membosankan.

Kata Kunci: Sutradara, Film, Ilustrasi, Buku Pengetahuan

.

ABSTRACT

RESEARCH OBJECTIVES, is to create a publication about basic knowledge which is a must

for those who want to be a movie director. RESEARCH METHODS, are doing an interview with a resource, join a filmmaking workshop, gather some data from internet and reference books. ANALYSIS, from the material I’ve been collected, it can be analyzed that you need both technical ability and non-technical ability to be a movie director. ACHIEVED RESULT, to create a book which contains all the basic information and knowledge on filmmaking and directing. SUMMARY, for this final assignment is to provide knowledge about directing for readers and also keep it light and fun by giving explanatory interesting illustration.

(2)

PENDAHULUAN

Siapa orang yang tidak suka menonton film? Jika seseorang ditanya apa hobinya, maka sebagian besar akan memasukkan menonton film ke dalam daftar. Genre filmnya boleh berbeda-beda sesuai selera, tapi pada dasarnya tetap saja menonton film adalah salah satu kegiatan pengisi waktu senggang favorit banyak orang. Hal itu dapat dibuktikan dengan bertambahnya keuntungan hasil penjualan tiket bioskop dari tahun ke tahun, serta semakin menggeliatnya perfilman dalam negeri maupun mancanegara, terutama Asia.

Menonton film sudah menjadi hobi atau lifestyle di kalangan anak muda. Ia telah menjadi suatu keharusan agar dinilai gaul dan up to date. Secara langsung atapun tidak langsung, hal tersebut membantu meningkatkan minat perfilman di Indonesia. Bisa dilihat dari semakin menjamurnya festival-festival film independen yang ditujukan bagi para filmmaker amatir. Contohnya LA Lights Indie Movie yang telah mencapai tahun ketujuh ataupun XXI Short Film Festival yang baru mencapai tahun pertama. Sayangnya festival semacam ini tidak didukung dengan banyaknya materi informasi mengenai cara membuat film yang baik. Bagaimana seseorang diharapkan mampu membuat film jika buku-buku tentang filmmaking masih kurang memadai. Buku-buku yang ada rata-rata berbahasa asing atau berasal dari luar negeri. Jika ada buku berbahasa Indonesia sekalipun, bukunya berupa full text sehingga terkesan membosankan.

Penulis sendiri sebagai maniak film, kerap bertanya-tanya mengenai proses pembuatan film di balik layar. Dari informasi yang penulis kumpulkan dari sana-sini, penulis mengetahui bahwa salah satu elemen yang paling penting dan menentukan dari bagus tidaknya sebuah film adalah tangan dingin sang sutradara. Sutradara sendiri bisa dibilang kebalikan dari sang aktor, jika aktor adalah tokoh utama di depan layar, maka sutradaranya lah yang menjadi tokoh utama di belakang layar.

Penulis yang berusaha mencari buku-buku yang berkenaan dengan sutradara pun terkejut ketika menyadari bahwa ada sedikit sekali buku yang membahas mengenai profesi satu ini. Mungkin kurangnya informasi yang dibutuhkan untuk mendalami ilmu penyutradaraan inilah yang menjadi salah satu penyebab sedikitnya sutradara-sutradara baru meramaikan perfilman Indonesia. Padahal dibutuhkan ide-ide segar baru yang bisa menghapus tren film horor seks Indonesia yang sudah berkembang terlalu jauh dan memperburuk citra Indonesia sendiri.

Penulis berencana mendesain sebuah guide book sekaligus buku pengetahuan untuk menjadi sutradara. Penulis mengkhususkan membahas sutradara, bukan membahas cara membuat film secara umum, karena untuk menjadi sutradara dibutuhkan visi yang berbeda dari orang lain. Sutradara adalah pemimpin, kapten kapal dari sebuah film. Kameramen harus berkordinasi dengan sutradara, aktor dan aktris pun harus melakukan hal sama, bahkan penata musik harus bisa menyesuaikan keinginan sutradara. Jadi kembali lagi seperti yang penulis sudah bahas di atas, bagus tidaknya sebuah film ditentukan oleh sutradaranya, secara langsung maupun tidak langsung.

Buku tersebut berisi pengetahuan dasar yang wajib diketahui sutradara, quotes sutradara-sutradara terkenal, fakta-fakta menarik mengenai dunia perfilman, cara menjadi sutradara-sutradara serta profil sutradara-sutradara terkenal dan dilengkapi dengan ilustrasi-ilustrasi menarik ala doodle agar buku ini tidak terlalu teoritis dan membosankan

Dari situ, masalah yang terjadi adalah Bagaimana caranya mendesain buku tips yang ilustratif dan mampu memberi ilmu akan dunia penyutradaraan sehingga menarik minat khalayak ramai baik yang memang tertarik dengan perfilman ataupun tidak? Dan penelitiannya ditujukan untuk menciptakan sebuah publikasi tentang pengetahuan dasar yang perlu dimiliki untuk orang-orang awam yang ingin menjadi sutradara film.

METODE PENELITIAN

Antara lain dengan mengadakan wawancara dengan narasumber, mengikuti workshop perfilman, serta mengumpulkan data dari internet dan buku-buku petunjuk.

HASIL DAN BAHASAN

Identifikasi Masalah

1. Membuat sebuah buku yang biasanya full text dengan tata letak yang standar bisa menjadi lebih ilustratif.

2. Karena desainnya yang standar membuat masyarakat kurang tertarik untuk membaca buku sejenis. Hanya orang-orang yang memang ingin berkecimpung di dunia film yang mau membacanya.

(3)

Bagaimana caranya mendesain buku tips yang ilustratif dan mampu memberi ilmu akan dunia penyutradaraan sehingga menarik minat khalayak ramai baik yang memang tertarik dengan perfilman ataupun tidak?

Tujuan Desain

1. Mengubah layout dan memberi ilustrasi corat-coret yang menarik agar desain buku ini semakin menawan.

2. Mampu memberikan bacaan yang segar bagi masyarakat serta menarik minat kalangan yang tidak begitu tertarik akan penyutradaraan sekalipun.

Target Audience - Psikografis

Kreatif dan imajinatif. Melek teknologi.

Memiliki wawasan yang luas.

Awam terhadap seluk beluk mendetail dari dunia film namun memiliki keingintahuan untuk mengenal perfilman lebih jauh.

- Demografis Usia 18-25 tahun. Pria dan wanita. SES A, B+ dan B.

Pekerjaan pelajar SMA, mahasiswa dan pekerja. - Geografis

Kota-kota besar terutama di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Jogja. - Perilaku

Senang membaca buku dan menonton film.

Memiliki dan mampu mengoperasikan gadget-gadget terbaru. Gemar berjalan-jalan dan tidak takut mencoba hal yang baru. Analisa SWOT

Strength

- Mengupas lebih dalam mengenai dunia penyutradaraan dibanding buku-buku sejenis di Indonesia.

- Dilengkapi dengan ilustrasi yang lucu dan menarik membuat buku ini tidak membosankan. - Layoutnya yang sederhana dan tidak berupa full text menjadikan buku ini lebih enak dibaca. Weakness

- Ilustrasi doodle yang berkesan fun dan santai kurang cocok untuk orang-orang berusia 40 tahun ke atas.

Opportunity

- Diharapkan buku ini mampu memberi informasi dan pengetahuan bagi mereka yang berkeinginan menambah dan memperbaiki khazanah dunia perfilman Indonesia.

Threat

- Bagi orang-orang yang memang tidak memiliki ketertarikan akan profesi pekerja film dan dunia di balik layar, buku ini kuranglah menarik.

- Kurangnya minat membaca di masyarakat membuat orang-orang lebih tertarik mencari ilmu dari internet dibandingkan dengan mencarinya melalui buku bacaan.

Strategi Komunikasi

-What to say: Menciptakan sebuah buku yang mampu menyampaikan secara jelas segala hal

yang perlu diketahui kaum awam untuk menjadi seorang sutradara film. Dalam pemaparannya itu dilengkapi pula dengan ilustrasi coret-coretan yang menarik, yang tidak hanya berfungsi dari segi estetika namun juga bertujuan untuk memperjelas materi yang ada dalam buku

(4)

tersebut.

-How to say: Penyampaian informasi dilakukan dengan cara semi formal karena target audiencenya pun kawula muda.

Positioning

Buku ini ialah satu-satunya buku berbahasa Indonesia yang mengupas lengkap bidang kerja seorang sutradara film. Buku lain hanya membahas mengenai proses teknisnya saja atau hanya berisi kisah hidup sutradara-sutradara terkenal.

Unique Selling Preposition

Buku-buku sejenis hanya berupa buku teks dengan layout yang standar dan membosankan. Buku ini lebih bermain dengan ilustrasi sehingga tidak monoton dan enak untuk dibaca.

Keyword - Ilustrasi - Doodle - Clean - Simpel - Minimalis Big Idea

A to Z about Film Director.

Strategi Desain

Tone dan Manner - Simpel

- Imajinatif - Playful Strategi Verbal

- Gaya bahasa yang digunakan berupa semi formal, santai, tidak kaku agar dapat lebih tersampaikan kepada anak-anak muda yang merupakan target market dari buku ini.

- Meskipun gaya bahasa berupa semi formal, namun dalam pemilihan kata maupun penulisannya tetap mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang berlaku seperti EYD.

- Mengandung banyak istilah dalam bahasa Inggris yang tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia karena dikhawatirkan akan mengubah makna dari kata itu sendiri.

Strategi Visual - Warna

Warna yang akan digunakan adalah warna hijau, merah dan jingga karena menggambarkan keceriaan, eye catching dan berjiwa muda.

- Ilustrasi

Ilustrasi dalam buku ini berupa doodles atau disebut juga dengan coret-coretan sketsa kasar karena gaya ilustrasi itu dirasa tepat untuk mewakili isi benak kreatif dari para sutradara film. - Layout

Untuk penggunaannya dipilih layout bebas untuk memberi kesan unik dan kreatif. Meskipun tata letaknya bebas namun tetap teratur dan masih mengikuti grid agar tetap enak dibaca. - Tipografi

Pemilihan typeface didasarkan pada gaya desain yang berupa sketsa tangan, maka font yang digunakan pun berupa hand writing.

SIMPULAN DAN SARAN

Buku ini sengaja menggunakan layout yang lebih bebas, ilustrasi doodle yang terkesan berantakan tapi tetap enak dilihat, serta warna-warna terang yang tidak hanya memanjakan mata, namun juga mewakili keceriaan anak muda. Semua itu agar buku ini bisa mendapat tempat di kalangan remaja dan pemuda-pemudi, sehingga mampu menambah minat akan dunia perfilman di mana mereka secara langsung maupun tidak langsung berperan untuk memajukan dunia perfilman Indonesia sendiri.

(5)

Bagi para pembaca yang tertarik untuk berkecimpung di dunia film setelah membaca buku The

Man Behind the Scene: Segala Hal yang Perlu Kamu Ketahui untuk Jadi Sutradara Film, semoga buku ini

dapat memuaskan rasa penasaran akan seluk-beluk kehidupan sutradara. Diharapkan juga buku ini dapat mendorong munculnya sineas-sineas baru yang memperkaya khazanah dunia perfilman Indonesia.

REFERENSI

Achmad, Haqi. (2012). My Life as Film Director. Jakarta: Plotpoint.

Ambrose dan Harris. (2007). The Layout book. Switzerland: AVA Publishing SA. Dameria, Anne. (2007). Color Basic: Panduan Dasar Warna Untuk Desainer dan

Industri Grafika. Jakarta: Link & Match Graphic.

Male, Alan. (2007). Illustration: A Theoritical and Contextual Perspective. Lausenne: AVA Publishing SA.

Parish, James Robert. (2006). Jika Kamu Ingin Menjadi Sutradara Seperti Steven Spielberg. Bandung: Mizan Learning Center.

Rustan, Surianto. (2008). LAYOUT, Dasar & Penerapannya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Rustan, Surianto. (2010). Huruf, Font, Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Samara, Timothy. (2002). Making and Breaking the Grid: A Graphic Design Layout Workshop. Massachussets: Rockport Publishers, Inc.

Semedhi, Bambang. (2011). Sinematografi – Videografi; Suatu Pengantar. Bogor : Ghalia Indonesia. Sihombing, Danton. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Widagdo, M. Bayu, Winastwan G. S. (2007). Bikin Film Indie Itu Mudah. Yogyakarta: Andi Offset.

RIWAYAT PENULIS

Penulis lahir di Ujung Pandang, 22 Agustus tahun 1991. Penulis baru saja menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan mengatur waktu merupakan elemen penting dalam diri individu karena individu yang mampu mengatur waktunya, akan menjadi individu yang lebih produktif dan tidak stress

38 Antara adab berniaga yang disyariatkan oleh Islam termasuklah menjauhi perniagaan yang mempunyai unsur-unsur ………. ialah sejenis terbitan yang dikeluarkan oleh

(2) Adaptasi sosial meliputi: 1) sistem kekerabatan, a) warga mengungsi ke kerabat terdekat jika banjir besar dan saling membantu, b) pembagian kerja berdasarkan berat

Apabila dilihat dari nilai Ketertiban dan nilai ketentraman pelaksanaan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan Keluarga

Seperti yang terlihat Laporan Keuangan PT Perkebunan Nusantara VI tahun 2017 pada gambar 1.1 diatas, terdapat peningkatan total aset untuk tahun 2017 yang disajikan

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

[r]

Penatalaksanaan atau manajemen stess, cemas, dan depresi pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan secara holistik, yaitu mencakup fisik