1 KAJIAN PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MINYAK BUAH MERAH (Pandanus
conoideus Lamk.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA, LOW DENSITY LIPOPROTEIN (LDL), DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA TIKUS
JANTAN SPRAGUE DAWLEY Josica1, Sri Wardatun1, E.Mulyati Effendi1 1
Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Pakuan Bogor
ABSTRAK
Dislipidemia terjadi akibat adanya akumulasi kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah, dimana keadaan ini ditandai dengan kenaikan kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar LDL dan penurunan kadar HDL dari batas normal. Salah satu tanaman Indonesia yang dapat menurunkan kadar kadar kolesterol, kadar trigliserida, kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL adalah buah merah. Buah merah mengandung senyawa antioksidan yang bekerja mencegah terjadinya oksidasi lipid yang dapat menyebabkan kenaikan kadar kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan pengaruh pemberian minyak buah merah merk A dan merk B terhadap kadar trigliserida, LDL, dan HDL ditinjau dari kenaikan kadar kolesterol. Penelitian ini menggunakan 32 ekor tikus jantan Sprague Dawley. Hewan coba dibuat menjadi hiperkolesterolemia dengan induksi pakan tinggi kolesterol dan propiltiourasil 0,01% selama 14 hari. Terapi dilakukan selama 14 hari dengan minyak buah merah merk A dan merk B dengan dosis 0,09mL/200 gBB (Dosis I), 0,18mL/200 gBB (Dosis II), dan 0,36mL/200 gBB (Dosis III). Penetapan kadar trigliserida dilakukan dengan metode GPO-PAP, kadar HDL dengan metode presipitasi dari serum hewan coba sedangkan penetapan kadar LDL dengan cara perhitungan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
One Way Analisis Of Variance (ANOVA) dengan uji lanjut Duncan. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian minyak buah merah merk A dan merk B dalam menurunkan kadar kolesterol total berpengaruh terhadap kadar trigliserida, LDL dan HDL.
Kata Kunci : Dislipidemia, buah merah, kolesterol, trigliserida, LDL, HDL. ABSTRACT
Dyslipidemia is due to the accumulation of cholesterol and lipids in the blood vessel walls, where the situation is characterized by increased levels of total cholesterol, triglyceride, LDL cholesterol and decreased levels of HDL than normal. One of Indonesian plant that can lower cholesterol levels, triglyceride levels, LDL levels and increase HDL levels are red fruit. Red fruit contains antioxidant compounds that work to prevent lipid oxidation that can cause an increase in cholesterol levels. The purpose of this study was to determine the effect of red fruit oil brand A and brand B on levels of triglycerides, LDL, and HDL in experimental animals in terms of the increase in cholesterol levels. This study used 32 male rats strain Sprague Dawley. The rats made into hypercholesterolemia with feed high cholesterol and 0.01% propylthiouracil for 14 days. The therapy used the reg fruit oil brand A and brand B at dose 0,09mL/200 gBW (Dose I), 0,018mL/200 gBW (Dose II), and 0,36mL/200 gBw (Dose III). Determination of triglyceride levels was conducted using GPO-PAP method, HDL levels by the precipitation method of animal serum, while the determination of LDL levels by calculation. The analysis used in this study are One Way Analysis Of Variance (ANOVA) with Duncan test. Based on the results of this study concluded that giving red fruit oil brand A and brand B in lowering total cholesterol levels take effect on levels of triglycerides, LDL and HDL.
2 Pendahuluan
Perubahan gaya hidup karena meningkatnya status sosio-ekonomi termasuk pola makan masyarakat yang cenderung berlebihan dan tidak sehat menyebabkan asupan lemak jenuh meningkat, sedangkan aktivitas fisik makin berkurang. Konsumsi lemak jenuh tinggi dan kurangnya aktivitas fisik akan menyebabkan penimbunan lemak di jaringan lemak. Hal ini menimbulkan kelainan metabolisme lemak darah yang dikenal sebagai dislipidemia yang merupakan akumulasi kolesterol dan lipid pada dinding pembuluh darah. Dislipidemia ini kemudian akan berdampak pada terjadinya aterosklerosis dan selanjutnya akan menyebabkan penyakit kardiovaskular (Durstine, 2006).
Salah satu tanaman asli Indonesia yang dipercaya mampu mencegah penyakit jantung koroner adalah buah merah (Pandanus conoideus Lam.). Pemanfaatan buah merah oleh masyarakat lokal di Papua sebagai sumber gizi, penyedap masakan dan obat beberapa jenis penyakit telah dimulai sejak puluhan tahun lalu. Komposisi kimia buah merah antara lain, total karotenoid 12.000 ppm, total tokoferol 11.000 ppm, beta karoten 700 ppm, asam oleat 58%, asam linoleat 8,8%, asam linolenat 7,8% dan dekanoat 2,0% (Anonim, 2010). Beta karoten dan tokoferol dikenal sebagai senyawa
antioksidan yang dapat menghambat perkembangan radikal bebas dalam tubuh manusia, oleh karena itu buah merah potensial dikembangkan sebagai bahan baku obat degeneratif, seperti gangguan jantung, lever, kolesterol, diabetes, osteoporosis serta sebagai antiinfeksi seperti HIV (Hadad dkk., 2005).
Tingginya kandungan asam lemak tidak jenuh serta efek antioksidan yang tinggi pada buah merah dapat menurunkan kadar kolesterol yang merupakan penyebab utama PJK. Hal ini terjadi karena asam lemak tidak jenuh dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (Low
Density Lipoproteins), sedangkan antioksidan berperan sebagi penangkal radikal bebas dalam tubuh. Penurunan kadar kolesterol diharapkan menurunkan resiko terkena penyakit jantung koroner dan angka kematian.
Penelitian terdahulu menunjukkan dosis optimum pemberian minyak buah merah hasil ekstraksi enzimatis dapat menurunkan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta meningkatkan kadar HDL darah mencit 1199,25 mg/kg BB mencit (Udju dkk., 2005).
Sediaan minyak buah merah yang beredar di pasaran diklaim dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL serta dapat meningkatkatkan kadar HDL. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk
3 membuktikan klaim tersebut. Metode
penetapan kadar trigliserida, LDL, dan HDL dilakukan dengan metode spektrofotometri, sedangkan untuk melihat adanya kenaikan kadar kolesterol selama tahap induksi digunakan metode
electrode-based biosensor.
Metode
Preparasi Sediaan
Sediaan buah merah disuspensikan ke dalam CMC 0,5%, dengan cara dipipet masing-masing 9 mL, 18 mL, dan 36 mL minyak buah merah (untuk dosis I, II, dan III) kemudian disuspensikan ke dalam CMC 5% hingga batas 100 mL.
Pemeliharaan Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus jantan galur
Sparague Dawley berumur 3 – 4 bulan
dengan bobot ±200 g yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor. Sebanyak 32 ekor tikus dihitung bobot badannya dan dihitung koefisien variasinya untuk melihat kehomogenan hewan coba. Hewan coba yang relatif homogen kemudian dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan dengan 4 kali ulangan untuk masing-masing merk minyak buah merah. Semua hewan coba tersebut diaklimatisasi selama 7 hari.
Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Laboratorium Farmakologi Universitas Pakuan, Bogor. Selama penelitian semua
kelompok tikus diberi pakan pellet BR-512 dan minum secara ad libitum.
Tahap Induksi
Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan kadar kolesterol tikus. Induksi dilakukan dengan cara eksogen dan endogen. Induksi eksogen dilakukan dengan pemberian kuning telur puyuh 1%, kuning telur ayam 5%, lemak sapi 10%, minyak goreng 1%, dan pakan standar sampai 100% (Veronita, 2014. Induksi endogen dengan pemberian propiltiourasil (PTU) dengan dosis 0,01% yang dicampurkan ke dalam air minum. Induksi ini dilakukan selama 14 hari secara oral. Tahap penginduksian dilakukan pada semua kelompok perlakuan.
Tahap pengobatan
Pengecekan kadar kolesterol darah pada tikus dilakukan setelah diinduksi dengan menggunakan metode
Electrode-Based Biosensor menggunakan strips,
dengan mengambil darah tikus dari ekornya. Setelah terjadi kenaikan kadar kolesterol tikus dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yang terdiri dari 3 kelompok dosis minyak buah merah, 1 kelompok sebagai kontrol positif dan 1 kelompok sebagai kontrol negatif.
Dosis untuk tikus dapat dihitung dengan mengalikan dosis untuk manusia 10 mL/hari dengan faktor konversi
4 manusia ke tikus yaitu 0,018, sehingga
didapatkan dosis minyak buah merah yang digunakan adalah 0,18 mL/ekor/hari. Perlakuan dilakukan selama 14 hari secara peroral. Kontrol positif yang digunakan adalah lovastatin dengan dosis 20mg. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan untuk setiap parameter uji, yaitu kadar trigliserida, kadar HDL, dan kadar LDL.
Pemeriksaan Kadar Trigliserida
Pemeriksaan kadar trigliserida dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
glycerol-3-phosphate oxidase – phenol aminophenazone (GPO – PAP). Metode
ini menggunakan prinsip oksidasi dan hidrolisis enzimatis. Sebanyak 10 µL serum direaksikan dengan reagen trigliserida sebanyak 1000 µL lalu diinkubasi pada suhu 25oC selama 20 menit atau pada suhu 37oC selama 10 menit. Serapan larutan dibaca pada panjang gelombang 500 nm menggunakan alat spektrofotometer, pengukuran dilakukan terhadap reagen yang digunakan sebagai blanko (Baron, 2007).
Pemeriksaan Kolesterol-HDL
Prinsip penentuan kolesterol HDL didasarkan pada pengendapan kolesterol LDL, VLDL dan kilomikron dengan
penambahan phosphotungstic acid. Setelah disentrifugasi, konsentrasi kolesterol dalam fraksi HDL yang berada dalam supernatan dapat diukur. Supernatan yang jernih dipisahkan untuk dilakukan penentuan kadar kolesterol dengan menggunakan metode CHOD-PAP (Cholesterol Oxidase Phenol Aminoantipyrine).
Supernatan atau standar sebanyak 100 µL selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung, ditambahkan 1000 µL reagen dan dikocok hingga homogen. Campuran diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20 – 25oC atau selama 5 menit pada suhu 37oC, kemudian baca absorbansinya pada panjang gelombang 500 nm dengan alat spektrofotometer. Sebagai blanko digunakan aquadest sebanyak 100 µL yang ditambah dengan 1000 µL reagen (Baron, 2007).
Pemeriksaan Kolesterol-LDL dengan Cara Perhitungan (Indirect)
Pemeriksaan kadar LDL dilakukan dengan cara perhitungan menggunakan rumus yang disusun oleh Fridewald:
5
Analisis Data
Data – data yang diperoleh dianalisa dengan analisis sidik ragam untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan program SPSS. Digunakan RAL karena pada penelitian ini bahan yang digunakan homogen dan penelitian dilakukan di dalam laboratorium dengan lingkungan yang relatif homogen, serta hanya mengamati faktor perbedaan dosis yang kemudian melihat adanya perbedaan potensi aktivitas sediaan minyak buah merah Merk A dan Merk B. Untuk mengetahui adanya perbedaan potensi aktivitas sediaan minyak buah merah merk A dan B, maka dilakukan uji lanjut t-test.
Hasil dan Pembahasan
Induksi Tikus Putih Jantan dengan Pakan Tinggi Kolesterol
Induksi dilakukan selama 14 hari dengan pemberian pakan tinggi kolesterol dan Propiltiourasil 0,01% secara oral. setelah induksi selama 14 hari terjadi peningkatan kadar kolesterol dimana peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok III merk B dengan kadar 321,5 mg/dL. Hasil pengukuran kadar kolesterol setelah induksi dengan pakan tinggi kolesterol dan PTU disajikan dalam Tabel 12.
Hasil Pengujian Minyak Buah Merah Dalam Menurunkan Kadar Kolesterol
Dosis minyak buah merah yang diteliti efeknya pada penelitian ini adalah 0,18 mL/200 gBB. Dosis tersebut merupakan hasil konversi buah merah untuk tikus
sebagai dosis awal. Dosis tersebut kemudian dibuat 3 tingkat yaitu ½ kali, 1 kali dan 2 kali dari dosis awal. Rerata kadar kolesterol selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.
6 Keterangan :
Pada Tabel 13 dapat dijelaskan bahwa minyak buah merah merk A dosis I, II, dan III memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif dalam menurunkan kadar kolesterol. Pada Minyak buah merah merk B dosis I, II, dan III memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif dalam menurunkan kadar kolesterol.
Hanya meskipun masih ada dosis perlakuan yang memiliki kemampuan yang sama dengan kontrol negatif namun karena kadar kolesterol pada kontrol negatif masih tinggi yaitu ≥200 mg/dL maka dapat dikatakan dosis tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dengan kontrol negatif berdasarkan penurunan kadar kolesterol ≤ 200 mg/dL. Buah merah mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat perkembangan radikal bebas dalam tubuh manusia, oleh karena itu buah merah potensial dikembangkan
sebagai bahan baku obat degeneratif salah satunya kolesterol (Hadad dkk., 2005).
Widjaya (1996) mendefinisikan antioksidan sebagai senyawa yang dapat memperlambat oksidasi lipid yang dapat memicu terjadinya peningkatan kadar kolesterol. Selain itu salah satu fungsi antioksidan adalah untuk meningkatkan sekresi asam empedu (Lamson et al., 2000), dimana asam empedu ini adalah kelebihan LDL yang dibawa kembali oleh HDL ke hepar untuk disekresikan. Produksi asam empedu memerlukan kolesterol sebagai bahan bakunya sehingga dengan meningkatnya sekresi asam empedu, kadar kolesterol total dalam darah akan menurun (Asmariani, 2012).
Hasil Pengujian Minyak Buah Merah Dalam Menurunkan Kadar Trigliserida dan LDL Serta Menaikan Kadar HDL
perbedaan notasi menunjukkan adanya perbedaan nyata dan signifikan yang terjadi antara kelompok perlakuan kontrol negatif, positif, dosis I, II, dan III dengan p < 0,05.
7 Keterangan :
Pada Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa minyak buah merah merk A dosis I, II, dan III memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif dan kontrol negatif dalam menurunkan kadar trigliserida. Minyak buah merah merk B dosis I, II, dan III memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif dalam menurunkan kadar trigliserida. Meskipun minyak buah merah merk A dosis I, II, dan III masih memiliki kemampuan yang sama dengan kontrol negatif namun karena kadar kolesterol dan kadar trigliserida pada kontrol negatif masih tinggi yaitu ≥200 mg/dL maka dapat dikatakan dosis I, II, dan III memiliki
kemampuan yang berbeda dengan kontrol negatif berdasarkan penurunan kadar kolesterol dan kadar trigliserida ≤ 200 mg/dL. Penurunan kadar trigliserida diduga karena senyawa antioksidan yang terkandung dalam buah merah. Kerja antioksidan dalam buah merah dapat menghambat proses oksidasi lipid. Terhambatnya proses oksidasi lipid mengakibatkan terhambatnya proses pembentukkan asetil Ko-A yang berperan dalam biosintesis trigliserida sehingga trigliserida yang ditransfer ke serum akan menurun.
perbedaan notasi menunjukkan adanya perbedaan nyata dan signifikan yang terjadi antara kelompok perlakuan kontrol negatif, positif, dosis I, II, dan III dengan p < 0,05.
8 Keterangan :
Pada Tabel 15 dapat dijelaskan bahwa minyak buah merah merk A dosis I, II, dan III memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif dalam menurunkan kadar LDL. Pada minyak buah merah merk B dosis I, II, dan III memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif dalam menurunkan kadar LDL. Meskipun masih ada dosis perlakuan yang memiliki
kemampuan yang sama dengan kontrol negatif namun karena kadar kolesterol pada kontrol negatif masih tinggi yaitu ≥200 mg/dL dan kadar LDL ≥ 130 mg/dL maka dapat dikatakan dosis tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dengan kontrol negatif berdasarkan penurunan kadar kolesterol ≤ 200 mg/dL dan penurunan kadar LDL ≤ 130 mg/dL.
Keterangan :
perbedaan notasi menunjukkan adanya perbedaan nyata dan signifikan yang terjadi antara kelompok perlakuan kontrol negatif, positif, dosis I, II, dan III dengan p < 0,05.
perbedaan notasi menunjukkan adanya perbedaan nyata dan signifikan yang terjadi antara kelompok perlakuan kontrol negatif, positif, dosis I, II, dan III dengan p < 0,05.
9 Pada minyak buah merah merk A
dosis I, II, dan III memiliki potensi yang berbeda dengan kontrol positif dalam meningkatkan kadar HDL, namun dosis I relatif memiliki potensi yang sama dengan kontrol negatif. Hanya meskipun dosis I masih memiliki kemampuan yang sama dengan kontrol negatif namun karena kadar kolesterol dan kadar HDL pada kontrol negatif masih tinggi yaitu ≥ 200 mg/dL dan ≤ 40 mg/dL maka dapat dikatakan dosis I memiliki kemampuan yang berbeda dengan kontrol negatif berdasarkan penurunan kadar kolesterol dan kadar HDL. Pada minyak buah merah merk B dosis III memiliki potensi yang sama dengan kontrol positif dalam meningkatkan kadar HDL.
Setelah pemberian sediaan minyak buah merah terlihat adanya penurunan kadar LDL dan peningkatan kadar HDL. Kerja antioksidan dalam buah merah berfungsi mengurangi aktifitas dari oksidasi LDL yang terjadi akibat penimbunan kolesterol dalam darah. Antioksidan juga dapat meningkatkan HDL darah. Penelitian sebelumnya oleh Brown (2003) menunjukkan bahwa antioksidan akan meningkatkan kadar HDL dengan cara meningkatkan mRNA Apoprotein A1 hati yang berperan untuk menginisiasi sintesis Apoprotein A1, dimana Apoprotein A1 merupakan komponen utama HDL. Apoprotein A1
juga dapat menekan perbanyakan LDL, sehingga tidak terjadi oksidasi LDL.
Salah satu faktor penurunan kadar kolesterol LDL ini adalah penurunan kadar kolesterol total, mengingat kolesterol LDL merupakan lipoprotein yang memiliki berat jenis rendah yang mengandung kolesterol dan ester kolesterol dalam konsentrasi tinggi. Oleh karena itu jika kadar kolesterol total darah menurun maka kadar kolesterol LDL juga akan menurun (Mark dan Smith, 2000). Selain itu penurunan kadar kolesterol juga dipengaruhi oleh kerja dari asam lemak tak jenuh dimana menurut penelitian yang dilakukan oleh Wood (1993) menyatakan bahwa asam lemak tak jenuh dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL secara lebih besar daripada Omega-3 dan Omega-6.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian minyak buah merah merk A dan merk B dalam menurunkan kadar kolesterol total berpengaruh terhadap kadar trigliserida, LDL dan kadar HDL.
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Buah Merah Buah Khas
Papua.http://papua.litbang.pertanian.g
o.id/ind/idex. Diakses pada 18 Februari 2016.
10 Asmariani, W.G dan E.Probosari. 2012.
Pengaruh Pemberian Buah Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Kadar Kolesterol LDL dan Kolesterol HDL pada tikus Sprague Dawley dengan hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College 1(1): 256-268.
Baron, R.B. 2007.Current Medical Diagnosis & Treatment. New York :
Mc Graw Hill Medical Inc. page 1267 Brown, B.G., EJ Schaefer, D Albers. 2003.
Simvastatin and niacin, antioxidant vitamins or the combination for the prevention of coronary disease.
English Journal Medicine. Vol.345 :
1583-1592
Durstine, J.L. 2006. Action Plan For High
Cholesterol. Choosing medication for
Lower Cholesterol. Human Kinetics. Page : 135-146
Hadad, M., T. Sugandi, D. Wamaer, M. Ondikleu, dan P. Ramba. 2005. Laporan Eksplorasi Tanaman Buah Merah di Papua. Kerja Sama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua.
Udju, I. S. T., Yohanes M.,dan Hartati S. 2005.Ekstrak Enzimatis Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lamk.) sebagai Antikolesterol terhadap Mencit Putih Galur Swiss. Prosiding
Seminar Nasional Sains dan
Pendidikan Sains VII. Universitas
Kristen Satya Wacana, Salatiga. Mark dan Smith. 2000. Metabolisme
Kolesterol dan Lipoprotein darah.
Dalam : Biokimia Kedokteran Dasar. Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta:
Kedokteran EGC. Hal : 518
Widjaya, A. 1996. Radikal Bebas dan
Parameter Status Antioksidan. Forum
Diagosticum Vol. 4 : 1-6.
Wood, R., Kubena, K., O’Brien, B., Tseng, S., Martin, G. 1993. Effect of butter, mono-and polysaturated fatty acid-enriched butter, trans fatty acid
margarine, and zero trans fatty acid margarine on serum lipids and lipoproteins in healty men. J. Lipid