• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhlik Hidup Melalui Model Pembelajaran Make a Match Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhlik Hidup Melalui Model Pembelajaran Make a Match Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SDN 2 KALINANAS KECAMATAN

WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan sebagai syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SRI WAHYUNINGSIH 11512051

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SDN 2 KALINANAS KECAMATAN

WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan sebagai syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SRI WAHYUNINGSIH 11512051

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Percaya diri adalah kunci awal menuju kesuksesan

PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Kedua orang tua yang sangat saya sayangi yang

tidak pernah henti memberikan doa dan kasih sayang yang tulus.

Keluarga dan saudara-saudara yang telah mendukung dan memberikan semangat.

Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta

memberikan motivasi.

Tidak lupa kepada seluruh teman-teman PGMI

yang selalu meluangkan waktu untuk mengajari dalam menyusun skripsi,

terimakasih atas semuanya dari awal sampai akhir.

Teman-teman kos bu parjono yang selalu memberi dukungan dan juga semangat

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

melimpahkan rahmad, taufik, serta hidayahnya sehinggaa skripsi dengan judul

peninghakatan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup

dengan model pembelajaran make a match pada siswa kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2016/2017 dapat diselesaiakan.ta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan

baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi

Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan

bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis

sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah dan sekaligus selaku pembimbing yang telah membimbing

memberikan motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Sukron Ma’mun, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

(9)

ix

5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan

kepada penulis.

6. Bapak Sutarno S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan

Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian.

7. Siswa siswi kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro

Kabupaten Boyolali yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan

mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

8. Teman PGMI angkatan 2012 yang telah berjuang bersama-sama.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.

Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik

dalam hal isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis

harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.

Amin.

Salatiga, 13 September 2016

Penulis

(10)

x Abstrak

Wahyuningsih, Sri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhlik Hidup Melalui Model Pembelajaran Make a Match Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti M.Si.

Kata Kunci : Hasil Belajar dan Model Pembelajaran Make a Match

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada siswa kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini guru mata pelajaran IPA dan siswa yang berjumlah 17 siswa, yang terdiri dari 9 putra dan 8 putri.

(11)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ix

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

(12)

xii

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 23

B. IPA ... 27

1. Hakikat IPA ... 27

2. IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup ... 29

C. Model Pembelajaran Make a Match ... 37

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 38

A. Subyek Penelitian ... 38

1. Subyek Penelitian ... 38

2. Kolabolator Penelitian ... 39

B. Pelaksanaan Penelitian ... 39

1. Deskripsi Siklus I ... 39

2. Deskripsi Siklus II ... 43

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 48

A.Deskripsi Paparan Siklus ... 48

1. Deskripsi Pra Siklus ... 48

(13)

xiii

3. Deskripsi Hasil Belajar Siklus II ... 51

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

1. Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 55

BAB V PENUTUP ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi ... 12

Tabel 1.2. Daftar nama siswa SDN 2 Kalinanas ... 39

Tabel 1.3. Hasil ulangan harian (Pra siklus) ... 50

Tabel 1.4. Hasil belajar siswa siklus I ... 52

Tabel 1.5. Hasil belajar siswa siklus II ... 53

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 62

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 72

Lampiran 3 Dokumentasi ... 83

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 88

Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 90

Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 93

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 96

Lampiran 8 Hasil Ulangan Harian Siswa ... 99

Lamoiran 9 Daftar Riwayat Hidup ... 100

Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga ... 101

Lampiran 11 Surat Keterangan Peneliti ... 102

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Skripsi ... 103

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi

perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri

seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi.

Belajar tidak hanya di bangku sekolah, tidak hanya terjadi ketika kita

berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seorang belajar membaca,

menulis dan berhitung. Belajar itu tidak hanya seperti orang belajar

sepeda, belajar menjait atau mengiprasikan komputer. Belajar dapat

terjadi dalam semua aspek kehidupan. Belajar itu juga tidak hanya

sekedar belajar akan tetapi memerlukan keseriusan dalam memahami

dan menelaah materi yang didapat agar dapat diingat dan bermanfaat

bagi dirinya maupun orang lain.

Belajar sangat penting bagi perkembangan setiap orang.

Khususnya bagi anak-anak, melalui proses belajar seorang anak dapat

menjadi lebih berilmu. Maka semakin seseorang berilmu maka

semakin tinggilah derajatnya karena ilmu yang bermanfaat merupakan

amal yang tidak akan terputus. Seperti hadis nabi

ْوِإ ُناَسْوِ ْلْا َتَام َذِا َلاَق َمَّلَسَو ًِْيَلَع ّالله يَلَص ِ ّالله َلوُسَز َّنا ًُْىَع الله َيِضَز َةَسْيَسٌُ يِبَا ْهَع ََ َََقَ

(18)

2 Artinya:

Dari Abu Hurairah, bahwasanya rosulullah saw bersabda:

“ketika telah mati seorang manusia, maka terputuslah segala amalnya

kecuali pada tiga hal saja: shadaqah jariyah,ilmu yang bermanfaat,

dan anak shalih yang mendoakannya” (HR. At Tirmidzi).

IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala dan

perubahan-perubahan alam. Perubahan-perubahan alam tersebut

merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Tanda-tanda kekuasaan

Allah tersebut dapat kita renungkan dan dapat dijadikan pelajaran yang

sangat berharga untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga kita

termasuk orang-orang bersyukur. Seperti yang telah diketahui bahwa

IPA adalah suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman

daripada hafalan, sehingga kesuksesan dalam belajar IPA adalah

terletak pada kemampuan dalam memahami konsep-konsep,

hukum-hukum atau azas-azas dan teori-teori.

Ilmu Pengetahuan Alam dari kelas satu sampai dengan enam,

penulis tertarik pada pokok bahasan ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup yang terdapat dalam kelas III pada semester satu. Pemilihan

kelas dianggap sudah tepat untuk menerapkan model pembelajaran

Make a Match. Penggunaan model Make a Match dapat menjadikan

pembelajaran lebih menarik. Penggunaan model ini dapat digunakan

untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model

(19)

3

jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah disiapkan

(Sutikno, 2014: 128).

Model pembelajaran Make a Match di terapkan pada siswa kelas III model ini cocok untuk memecahkan masalah yang ada di

kelas III, karena biasanya dalam proses pembelajaran guru

menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga masih banyak

siswa yang kurang memperhatikan ketika guru mejelaskan materi dan

masih banyak siswa yang ngobrol sendiri dengan temannya saat proses

pembelajaran sehingga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar

siswa. Oleh karena itu model pembelajaran Make a Match ini diterapkan agar pembelajaran di kelas lebih menarik dan

menyenangkan, dan supaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa

menjadi lebih baik lagi karna hasil sebelumnya banyak siswa yang

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ peningkatan hasil

belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan

model pembelajaran make a match (membuat pasangan) pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

(20)

4 B. Rumusan Masalah

Apakah melalui model pembelajaran Make a Match dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro

Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi

ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2

Kalinanas Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.

D. Hipotesis

Pemanfaatan model pembelajaran Make a Match dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro,

Kabupaten Boyolali.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian ini diharapkan nantinya akan

memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga

(21)

5

Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritik

a. Manfaat penelitian ini sebagai dasar pengembangan kajian ilmu

IPA khususnya materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup

b. Ditemukannya media pembelajaran yang tepat.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru

1) Sebagai masukan atau saran bagi guru untuk dapat memilih

model pembelajaran yang tepat bagi pembelajaran agar

berjalan maksimal.

2) Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA

sehingga menjadi pembelajaran yang aktif dan inovatif.

b. Manfaat bagi siswa

1) Siswa memperoleh pelajaran IPA yang lebih menarik,

menyenangkan dan memungkinkan dirinya memahami

materi IPA.

2) Meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam materi

ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat

(22)

6

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang

diajarkan.

2) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan

adanya guru-guru yang profesional dan mempunyai

kompetensi yang memadai.

d. Manfaat bagi pendidikan

1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam

pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan

tersebut dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan

meningkat.

2) Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semaki

profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Penjelasan dari judul peningkatan hasil belajar IPA materi

ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan melalui model

pembelajaran Make a Match pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas

Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2016/2017 akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar yang

(23)

7

kegiatan intruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebuh

dahulu oleh guru, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak

yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau

tujuan-tujuan intruksional (Hosnan, 2014: 158).

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah

kegiatan belajar mengajar selesai atau setelah mengerjakan soal

evaluasi.

2. Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pada

awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan

namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan

dikembangkan berasarkan teori. Ada dua hal yang tidak

terpisahkan dengan IPA yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan

IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini

obyek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA,

proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan

sehari-hari, dan kreativitas (dalam Asih, 2014: 22). Belajar IPA

berarti belajar kelima obyek atau bidang kajian tersebut.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari

tentang alam. Sehingga apabila kita belajar tentang IPA berarti kita

(24)

8

3. Model pembelajaran Make a Match

Model Make a Match (membuat pasangan) ini pertama kali

dikembangkan oleh Lorna Curran, pada tahun 1994. Model

membuat pasanagn ini sangat bagus untuk mengaktifkan peserta

didik dalam proses pembelajaran. Model ini digunakan oleh

pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk

menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah

disiapkan (Sutikno, 2014: 128 ).

Model pembelajaran Make a Match merupakan model

pembelajaran dengan cara memcari pasangan soal dan jawaban

yang sesuai.

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Peneliti

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan

Kelas. Istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classrom Action

Research kalau di indonesia dikenal dengan sebutan PTK.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa ebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama (Arikunto,

2007: 3)

Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru

(25)

9

memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kelas. Alasan

peneliti menggunakan jenis Peneliti Tindakan Kelas agar peneliti

dapat berperan langsung dalam menerapkan model pembelajaran

Make a match sehingga dapat mengetahui hasil belajar siswa

secara konkrit. Adapun gambaran tahap peneliti adalah sebagai

berikut:

Gambar 1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Arikunto, 2007:16)

2. Subjek Penelitian a. Tempat Penelitian

SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali.

b. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester 1 tahun

(26)

10 c. Mata Pelajaran

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup.

d. Karakteristik Siswa

Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas III SDN 2

Kalinanas kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup. Jumlah siswa kelas III ada 17 siswa,

meliputi 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana

yang akan dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan

masalah yang ada dikelas. Dalam tahap perencanaan perlu

diketahui kapan, dimana, oleh siapa, apa, mengapa, dan

bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. Penelitian Tindakan

Kelas dilakukan secara berpasangan antara pihak yang

melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses

jalannya tindakan. Cara ini dilakukan untuk mengurangi unsur

subjektivitas (Arikunto, 2007:17).

b. Pelaksanaan

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan

(27)

11

yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat

adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat

dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dengan

rancangan (Arikunto, 2007:18)

c. pengamatan atau observasi

Pengamatan dalam Penelitian Tindakan Kelas

merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan kinerja

yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, guru

atau praktisi melakukan pengamatan baik terhadap siswa,

proses belajar, dan hal-hal yang terjadi ketika proses belajar

sedang berlangsung (Arikunto, 2007:19).

d. Refleksi

Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu pemantulan.

Refleksi juga diartikan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang

telah atu belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa dan apa

yang dilakukan selanjutnya. Refleksi sebagai usaha untuk

memahami data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan

menjadi dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya. Tahap

keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah dilakukan. Refleksi ini sangat tepat di

(28)

12

kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan

implementasi rancangan tindakan (Arikunto, 2007:19-20)

4. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan

dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Lembar tes mata pelajaran IPA materi Ciri-ciri dan kebutuhan

Makhluk Hidup.

b. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan

model pembelajaran Make a Math.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup

beberapa aspek yang diamati, diantaranya (Rusman, 2011:

99-100):

Tabel 1.1 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi

No Aspek yang Diamati

Kemampuan Membuka Pelajaran

1. Memeriksa kesiapan siswa

2. Memberikan motivasi awal

3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

diberikan

(29)

13

Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran

6. Kejelasan artikulasi suara

7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian

siswa

8. Antusiasme dalam penampilan

9. Mobilitas posisi mengajar

Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)

10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah

yang direncanakan dalam RPP

11. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan

bahan belajar

Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)

12. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan

tujuan/indikator yang telah ditetapkan

13. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan

merespons pertanyaan siswa

14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang

disediakan

(30)

14

15. Menggunakan model pembelajaran secara efektif dan

efisien

16. Melibatkan siswa dalam penggunaan model

pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran

17. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan

18. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP

Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran

19. Meninjau kembali materi yang telah diberikan

20. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab

pertanyaan

21. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran

Tindak Lanjut/Follow Up

22. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu

maupun kelompok

23. Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan

dipelajari berikutnya

(31)

15

c. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai bukti hasil penelitian yang

berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa

kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi ini berisi

peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan siswa

bersama guru selama proses pembelajaran berlangsung. Foto

yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung

merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang

lain. Aspek-aspek yang didokumentasikan adalah aktivitas guru

dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Make a Match.

5. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.

Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah

dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data

peneliti menggunakan metode:

a. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup.

b. Observasi

Observasi digunakan untuk menjaring informasi mengenai

(32)

16

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpul data.

Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang

berlangsung saat pembelajaran dan untuk menemukan

gambaran tentang SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro,

Kabupaten Boyolali.

6. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan peneliti yang digunakan maka analisis

data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi

yang tercatat dalam setiap siklusnya.

a. Ketuntasan Individual

Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat

mencapai skor ≥ 60 pada materi ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup dapat dilihat dari nilai hasil tes evaluasi.

b. Ketuntasan Klasikal

Presentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah total

siswa sebanyak 17 siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65.

Pengukuran persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat

menggunakan rumus sebagai berikut :

P = Jumlah siswa yang tuntas x 100%

(33)

17 H. Sistematika Penulisan

Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam

mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis

paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi

operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari

tiap-tiap variabel penelitian

Bab III Pelaksanaan Penelitian

Pada bab ini berisi gambaran umum SDN 2 Kalinanas

kecamatan Wonosegoro kab. Boyolali

Bab IV Berisi Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab ini berisi hasil penelitian meliputi deskripsi persiklus dan

pembahasan.

Bab V Kesimpulan

(34)

18 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar 1. Definisi belajar

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi

perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri

seseorang, dimanapun dan kapan proses belajar akan terjadi. Menurut

Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar adalah

perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan

berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu,

usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan suasana baru.

Menurut Cronbach dalam bukunya Educational Psychology

mengemukakan “ learning is shown by a change in behavior as result

of experience” (dalam Sriyanti, 2011:16-17) menurutnya belajar belajar yang baik harus ditempuh dengan mengalami secara langsung.

Menurut Dictionary of psychology disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama belajar dapat diartikan “ the process of

acquiring knowledge”. Kedua belajar diartikan “ a relatively permanent change potentiality which occours as a result of reinforced

practice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu

perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif langgeng sebagai

(35)

19

belajar dari Dictionary of psychology ini menekankan aspek proses serta keadaan sebagai hasil belajar.

Kimble (dalam Sriyanti, 2011: 17) yang mendefinisikan belajar

sebagai berikut “ learning is a relatively permanent change in

behavior or in behavioral potentiality that results from exsperience and cannot be attributed to temporary body states such as those induced by ilness, fatigue, or drugs. Dengan kata lain belajar dalah

perubahan relatif permanen dalam tinggkah laku atau potensi perilaku

yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan

kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau

obat-obatan. Menurut Caurine (dalam Sriyanti, 2011:17)

mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau memperteguh perilaku

melalui pengalaman.

Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar maka belajar

merupakan proses perkembangan hidup manusia. Belajar merupakan

usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh ilmu

pengetahuan. Belajar itu membutuhkan proses yang lama dan

kemampuan orang itu tidak sama pasti berbeda-beda. Belajar juga

dipengaruh oleh faktor dari dalam diri sendiri dan juga faktor dari luar

(Sriyanti, 2011:17)

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

(36)

20

terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan

intruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru,

anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Hasil belajar yang

dicapai siswa dipengaruhi dua faktor yakni faktor lingkungan dan

faktor dari dalam diri siswa sendiri, terutama kemampuan yang

dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya

terhadap hasil belajar yang dicapai, seperti dikemukakan oleh Clark

(dalam Hosnan, 2014: 159) bahwa hasil belajar disekolah 70%

dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% oleh lingkungan.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan

pengetahan, perbaikan sikap, maupun peningkatan ketrampilan yang

dialami siswa setelah menyelelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil

belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat

dipisahkan dari berbuatan belajar. Karena belajar merupakan suatu

perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamnya.

Hasil belajar memiliki pengertian yang cukup luas. Hasil belajar

yang tergolong penting adalah peningkatan kompetensi (pengetahuan,

sikap, dan ketrampilan) pada objek yang dipelajari, motivasi

berprestasi, rasa percaya diri, dan kemampuan mengembangkan

pengetahuan, dan ketrampilan yang diperoleh dimasyarakat. Hasil

belajar ada yang dapat diukur langsung dan ada yang baru muncul

(37)

21

Sejak awal tahun akademik, target hasil belajar (kompetensi)

sudah ditetapkan dan sudah disampaikan kepada siswa. Sistem

penilaian untuk mengukur hasil belajar sudah direncanakan. Ada

beberapa bentuk penilaan hasil belajar yang dapat digunakan oleh

guru, yaitu dalam bentuk tes (tertulis, lisan, kinerja) maupun non-tes

(tugas, paper, proyek, portofolio, dan sebagainya). Dengan

keterbukaan sistem penilaian ini, diharapkan siswa lebih siap dan

membuat target belajar sendiri untuk memperoleh nilai yang terbaik.

Dalam konteks manajemen kelas, hasil belajar per siswa perlu

dipantau untuk mengambil beberapa keputusan dan tindak lanjut.

Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perlakuan yang sama

kepada siswa yang memiliki kemampuan berbeda menyebabkan hasil

belajar yang kurang optimal. Siswa yang telah mencapai ketuntasan

belajar dapat diberi tindakan remidial. Pada jenis kompotensi yang

memiliki sekuinsial. Kesulitan belajar pada jenjang pertama yang tidak

diatasi dapat menyebabkan kesulitan pada jenjang berikutnya dan

menyebabkan kegagalan belajar pada akhir kegiatan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian dari Prensky (dalam Hosnan,

2014:159) dikatakan mengapa siswa-siswi membutuhkan cara belajar

dan mengajar yang baru. Dia menampilkan konsep kemitraan, dimana

benar-benar sebuah kolaborasi dan pembelajaran investigasi, yang

didalamnya berisikan siswi dan guru melakukan pendekatan belajar

(38)

22

penting dan aktif dalam sebuah hubungan dialektis yang

sesungguhnya. Melalui penjelasan tentang peran dan tanggung jawab

siswa dan guru, beliau membangun lingkungan pendidikan kaya

dimana pembelajar berperan aktif dan guru-guru menciptakan

kesempatan untuk belajar, bereksplorasi, dan bertanya dan mengatur

media bagi guru untuk bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat

luas.

Hasil belajar secara keseluruhan biasanya akan tampak berupa

berikut ini:

a. Terciptanya berpikir rasional dan kritis, yakni menggunakan

prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab

pertanyaan kritis, seperti” bagaimana” (how) dan “mengapa”

(why).

b. Terciptanya ketrampilan, seperti menulis dan berolahraga yang

meskipun sifatnya motorik, ketrampilan-ketrampilan itu

memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang

tinggi.

c. Adanya proses pengamatan, yakni proses menerima, menafsirkan

dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera

secara objektif sehingga anak didik mampu mencapai pengertian

yang benar, antara lain:

1) Terciptanya berpikir asosiatif, yakni berpikir dengan cara

(39)

23

2) Terciptanya apresiasi (menghargai karya-karya bermutu) dan

menghindari hal yang mubazir.

3) Lahirnya kebiasaan, seperti peserta didik belajar berkali-kali

menghindari kecendrungan penggunaan kata atau struktur yang

keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan

bahasa secara baik dan benar.

4) Perilaku sikap, yakni perilaku yang bersangkutan dengan

perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci,

wawas dan sebagainya.

5) Perubahan sikap, yakni kecendrungan yang relatif menetap

untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang

atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan

(Hosnan, 2014:160)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan beberapa faktor yang sangat

kompleks. Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu diperhatiakan

agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Belajar itu tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada

dalm individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar

diri yang belajar.

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan faktor internal. Masing-masing faktor tersebut dapat

(40)

24 a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar

diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal

berarti faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor-faktor

eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.

1) Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu

yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar.

Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada

dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, aspek fisik

tersebut dapat berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung

dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan

sejenisnya.

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang

beruapa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa

dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman

pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang tua dalam belajar,

kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,

keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan

(41)

25 b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis dan psikologis.

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat

dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya.

Keadaan Tonus jasmani secara umum yang ada

dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.

Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat

kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan

individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan

mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu

dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan

nenghambat hasil belajar.

b) keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu

keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah

keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait

dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu.

Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya

(42)

26 2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam

diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,

kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan

mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses

dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat

banyak memberikan warna trrhadap aktivitas belajar. Bakat dan

minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong

seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi

anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar,

hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja

lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Demikian

halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai

daya juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada

siswa yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik

gampang menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan

mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekstern dan intern

mempengaruhi keberhasilan belajar, pengaruhnya bisa bersifat

positif-mendukung namun bisa juga negative-menghambat.

(43)

27

B. IPA Materi Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup 1. Hakikat IPA

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus

yaitu (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibat.

Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain

Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif). Ada dua hal

berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai

produk, pengetahuan IPA yang berrupa pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metagonitif, dan IPA sebagai proses, yatu

kerja ilmiah. Saat ini objek kajian kajian IPA menjadi semakin luas,

meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA

dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (Kemendiknas, 2011).

Belajar IPA berarti belajar kelima objek atau bidang kajian tersebut.

Apakah yang dimaksud dengan IPA atau Ilmu Pengetahuan

Alam? Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu “ ilmu”,

“pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segaala sesuatu yang

diketahui manusia. Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang

dimiliki manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan,

ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan

yang dimiliki manusia. Pengertahuan alam berarti pengetahuan tentang

(44)

28

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang

diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua

sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masu akal, logis, atau dapat

diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai denagn objeknya,

sesuai denagn kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan

pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada didalam ini

(dalam Wisudawati, 2014: 22).

Carin dan Sund 1993 (dalam Wisudawati, 2014:24)

mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan

tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan beruapa

kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada definisi

Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama yaitu:

a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena

alam, makhluk hidup, serta hubunga sebab akibat. Persoalan IPA

dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat

open ended.

b. Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan

adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah.

Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan

eksperimen atau percobaab, evaluasi, pengukuran, dan penariakn

(45)

29

c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan

hukum.

d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IIPA dalam

kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan

dapat muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses

pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk

memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah yang

menerapkan langkah-langkah metode ilmiah. Oleh karena itu, IPA

sering kali disamakan dengan the way of thingking (Wisudawati, 2014:24)

2. IPA materi Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup a. Standar Kompetensi

1) Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal

yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.

b. Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi dan ciri-ciri krebutuhan makhluk hidup

c. Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup 1) Ciri-ciri Makhluk Hidup

Makhluk hidup adalah makhluk dengan ciri-ciri

kehidupan seperi bernapas, bergerak, dan berkembang biak.

Makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuhan.

(46)

30

memerlukan makanan, berkembang biak dan bernapas. Hal

tersebut yang membedakan antara makhluk hidup dan benda

mati. Sedangkan contoh benda mati adalah meja, kursi, pensil,

tas, buku, dan lain-lain yang tida meliputi ciri-ciri dari

makhluk hidup. Bagaimanakah ciri-ciri makhluk hidup

tersebut? Dibawah ini akan dijelaskan ciri-ciri makhluk hidup.

a) Tumbuh

Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan,

yaitu perubahan dari kecil menjadi besar. Pertumbuhan

dapat diartikan sebagai pertambahan berat, tinggi, dan

besar. Manusia dan hewan mengalami perubahan yang

terjadi kecil lama-lama menjadi besar. Demikian juga

dengan tumbuhan, mula-mula dari biji (tunas) kemudian

tumbuh menjadi besar dan tinggi.

b) Bergerak

Ciri lain makhluk hidup adalah bergerak. Semua

makhluk hidup bergerak. Makhluk hidup bergerak, antara

lain untuk mendapat makanan dan menghindari musuhnya.

Manusia berjalan dan berlari menggunakan kaki. Burung

terbang menggunakan sayap. Ikan berenang menggunakan

sirip. Cacing dan ular menggunakan perut.

Berbeda dengan manusia dan hewan, gerak

(47)

31

gerak tumbuhan yaitu gerak kuncup, bunga menjadi mekar

dan gerak tunas tumbuhan menuju sumber cahaya.

c) Bernapas

Bernapas merupakan proses menghirup oksigen

(O2) dari udara bebas kemudian menghembuskan karbon

dioksida (CO2) dan uap air. Oksigen dibutuhkan oleh tubuh

makhluk hidup untuk pembakaran makanan menjadi energi.

Energi digunakan untuk beraktivitas, tumbuh, dan

berkembang biak. Setiap makhluk hidup mempunyai alat

pernapasan.

Manusia bernapas menggunakan paru-paru. Hewan

dan tumbuhan juga bernapas. Alat pernapasan pada hewan

berbeda-beda. Hewan darat bernapas dengan menggunakan

paru-paru. Contohnya kambing, kucing, dan gajah. Hewan

air bernapas dengan menggunakan ingsang. Contohnya

ikan. Ada juga hewan yang bernapas denagn menggunakan

permukaan kulitnya. Contohnya cacing.

Tumbuhan sebagai makhluk hidup juga bernapas.

Udara keluar dan masuk melalui stomata. Selain sebagai

jaln masuk keluarnya udara, stomata juga berfungsi sebagai

(48)

32

d) Berkembang Biak

Makhluk hidup berkembang biak, artinya makhluk

hidup menghasilkan keturunan (anak) yang sama dengan

induknya. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah

melestarikan jenisnya. Makhluk hidup berkembang biak

dengan berbagai cara. Ada yang melahirkan, bertelur, dan

juga dengan cara bertelur dan melahirkan.

Tumbuhan juga berkembang biak. Ada tumbuhan

yang berkembang biak secara alami dan ada pula yang

berkembang biak secara buatan. Perkembangbiakan secara

alami dilakukan dengan biji, tunas, batang, daun, akar dan

umbi. Perkembangbiakan buatan dapat dilakukan dengan

car stek, mencangkok, menempel dan, menyambung.

Cangkok merupakan cara perkembangbiakan secara buatan.

Tumbuhan yang dapat dicangkok adalah rambutan, jambu,

mangga, dan tumbuhan lain yang memiliki kambium.

e) Memerlukan Makanan

Semua makhluk hidup memerlukan makanan.

Makhluk hidup memerlukan makanan untuk

mempertahankan hidup. Makanan digunakan untuk

melakukan kegiatan. Jenis makanan makhluk hidup

bermacam-macam. Makanan manusia berasal dari

(49)

33

makanan yang berasal dari hewan misalnya, daging, ikan,

dan telur.

Hewan juga memerlukan makanan. Ada hewan

pemakan tumbuhan dan pemakan daging. Tumbuhan juga

memerlukan makanan. Tumbuhan membuat makanan

melalui proses fotosintesis. Proses ini membutuhkan karbon

dioksida, air, dan cahaya matahari.

f) Menanggapi Rangsang

Makhluk hidup dapat menanggapi rangsang.

Kemampuan makhluk hidup menanggapi rangsang disebut

iritabilita. Tubuh kita akan merasa menggigil jika

kedinginan. Tubuh juga akan berkeringat jika kepanasan.

Kita akan menangis jika bersedih dan akan tertawa jika

melihat yang lucu. Hal tersebut merupakan bukti bahwa

manusia menanggapi rangsang (Buku Ilmu Pengetahuan

Alam kelas III).

2) Kebutuhan makhluk hidup

Tujuan makhluk hidup memenuhi kebutuhannya yaitu,

untuk tumbuh dan berkembang biak. Kebutuhan makhluk

hidup, antara lain makanan, udara, air, dan tempat tinggal

(50)

34

a) Kebutuhan Manusia dan Hewan

Manusia dan hewan membutuhksn makanan, udara,

air, dan tempat tinggal untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

(1) Makanan

Makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan

adalah sumber energi bagi makhluk hidup. Energi

digunakan makhluk hidup untuk beraktivitas. Apabila

tidak makan, manusia akan merasa lapar. Jika

kekurangan makanan dan minuman badan kita akan

terasa sakit. Bahkan jika berkepanjangan dapat

menyebabkan meninggal. Demikian juga dengan

hewan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan

hewan. Makanan sebagai sumber tenaga zat pengatur,

dan zat pembangun.

(2) Udara

Udara sangat kita butuhkan untuk bernapas.

Cobalah tahan napasmu beberapa saat. Kamu tidak akan

bisa menahan napas terlalu lama. Jika tidak ada udara,

kita tidak bisa bernapas. Demikian juga dengan hewan.

(51)

35 (3) Air

Manusia membutuhkan air untuk minum. Didalam

tubuh, air memiliki fungsi, yaitu sebagai zat pelarut makanan,

mengedarkan sari-sari makanan, dan menjaga suhu tubuh.

Hewan juga membutuhkan air. Keadaan tubuh yang

kekurangan air disebut dehidrasi.Tempat Tinggal

(4) Tempat Tinggal

Manusia membutuhkan tempat tinggal. Demikian juga

denagn hewan. Misalnya ikan hidup di air dan ayam hidup

didarat. Tempat hidup hewan biasa disebut habitat. Ada hewan

yang mempunyai habitat didarat, air, dan ada juga yang

mempunyai habitat di darat dan air.

b) Kebutuhan Tumbuhan

Tumbuhan akan tumbuh dengan subur jika kebutuhannya

terpenuhi. Kebutuhan tumbuhan meliputi:

(1) Udara

Tumbuhan memerlukan udara yang mengandung

karbon dioksida. Karbon dioksida digunakan dalam

fotosintesis. Tumbuhan juga memerlukan udara yang

mengandung oksigen. Oksigen digunakan dalam pernapasan.

(2) Air

Air bagi tumbuhan juga berguna untuk mengedarkan

(52)

36

cahaya mataharioleh tumbuhan diolah menjadi zat makanan

melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis diangkut

keseluruh tubuh oleh air.

(3) Cahaya Matahari

Tumbuhan memerlukan cahaya matahari yang cukup.

Cahaya matahari digunkan dalam fotosintesis. Karbon

dioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari diubah

berhumus biasanya gembur. Zat hara merupakan hasil

peruraian sisa makhluk hidup.

(5) Tempat Hidup

Tempat hidup tumbuh tumbuhan mbermacam-macam.

Ada tumbuhan yang hidup di air, darat, dan menempel pada

tumbuhan lain. Tumbuhan yang hidup di air, misalnya teratai,

enceng gondok, dan semanggi. Tumbuhan yang hidup didarat,

misalnya pohon mangga dan pohon jati. Tumbuahn yang

hidup menempel pada tumbuhan lain misalnya, benalu dan

(53)

37 C. Model Pembelajaran Make a Match

Model membuat pasangan ( Make a M atch) ini sangat bagus untuk

mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model ini

digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk

menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah

disiapkan.

Langkah-langkah penerapannya sebagai berikut:

1. Siapkan materi yang sudah dipelajari dirumah, dan atau yang sudah

dialami sebagai pengalaman.

2. Buatlah potongan kertas sejumlah peserta didik di kelas, yang berisi

tentang pertanyaan dan jawaban.

3. Potongan kertas yang berisi pertanyaan dibagikan kepada separuh

jumlah peserta didik, dan yang berisi jawaban juga separuh jumlah

peserta didik yang hadir.

4. Peserta didik disuruh mencari pasangan soal dan jawabannya, setellah

ketemu suruh duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu

membacakan atau mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain

mendengarkan barang kali ada kekeliruan pasangan.

5. Guru mengoreksi dengan cara mendengarkan bacaan dan memberi

masukan untuk memperbaiki pasanagn yang keliru.

6. Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik agar lebih giat

(54)

38

Kalinanas, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran

2016/2017 yang berjumlah 17 siswa dengan keterangan siswa laki-laki

9 dan siswa perempuan 8. Berikut ini daftar siswa kelas III SDN 2

Kalinanas, Kecamatan Wonosegoro, Kababupaten Boyolali tahun

pelajaran 2016/2017.

Tabel 1.1. Daftar nama siswa SDN 2 Kalinanas

(55)

39

12. Karisa Putri Priyani P

13. Kiara Gendis Pramiswari P

14. Nugroho Hasto Wibowo L

15. Septia Ayu Ramadhani P

16. Sunanto L

17. Arjuna L

2. Kolabolator Peneliti

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis

penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses

belajar belajar mengajar dan peneliti sebagai kolaborator. Peneliti

membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan

melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dan guru

selama proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tersebut.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus.

Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Keempat tahap tersebut

yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Berikut uraian dari

kedua tahap tersebut:

1. Deskripsi Siklus 1

a. perencanaan

(56)

40

2) Menyiapkan materi IPA Ciri-ciri dan kebutuahn makhluk

hidup.

3) Menyusun lembar kerja siswa

4) Menyiapkan lembar pengamatan guru

b. Pelakasanaan

Pada tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu,

3 September 2016 pukul 09.30 sampai 10.40 WIB di ruang kelas

III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2

x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah ciri-ciri

makhluk hidup.

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus 1:

1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.

b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.

c. Apersepsi

1) Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama

2) Guru mrnjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru menyiapakan alat dan media pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (55 menit)

a. Eksplorasi (15 menit)

1) Guru menjelaskan materi tentang ciri-ciri dan

(57)

41

2) Siswa mendengarkan penjelasan guru

3) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai

materi yang berkaitan

b. Elaborasi

1) Siswa diminta untuk membaca materi yang telah

disiapkan oleh guru.

2) Guru membuat potongan kertas sejumlah peserta didik

di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban.

3) Potongan kertas yang berisi pertanyaan di bagikan

kepada separuh peserta didik, dan yang berisi jawaban

juga di bagikan ke pada separuh peserta didik.

4) Peserta didik disuruh mencari pasanagn soal dan

jawabannya, setelah ketemu seluruh peserta didik suruh

duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu

mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain

mendengarkan barang kali ada kekeliruan pasangan.

5) Guru mengoreksi denagn cara mendengarkan bacaan

dan memberi masukan pada pasangan yang keliru.

c. Konfirmasi

1) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal

yang belum dimengerti.

2) Guru memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan

(58)

42 3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Evaluasi

1) Guru menyimpulkan materi pelajaran

2) Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik

agar lebi giat belajar.

b. Penutup

1) Guru menyampaikan materi yang akan datang.

2) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas

guru ketika melakukan kegiatan pembelajaran, baik dalam

mencari pasangan yang sesuai dengan pertanyaan yang dia

dapatkan. Pada tahap ini menggunakan lembar pengamatan siswa.

a. Refleksi

Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan

hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 sehingga

dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus

berikutnya.

1) Kendala yang dihadapi

a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari

(59)

43

melakukan berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan

supaya siklus berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan

yang sama. Ide perbaikan tersebut adalah:

a) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran.

b) Guru menyarankan kepada siswa supaya tidak

ragu-ragu dalam memilih pasangan pertanyaan dan jawaban.

c) Guru menyarankan kepada siswa supaya mengerjakan

soal sendiri dan tidak bertanya pada temannya.

Pada siklus I ini belum menunjukan hasil yang memuaskan,

maka diharapkan pada siklus II melalui model pembelajaran Make a

Match pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup hasil belajar siswa akan meningkat.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

1) Menyusun pencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

2) Menyiapkan materi IPA Ciri-ciri dan kebutuahn makhluk

(60)

44

3) Menyusun lembar kerja siswa

4) Menyiapkan lembar pengamatan guru

b. Pelaksanaan

Pada tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Senin

5 September 2016 pukul 09.30 sampai 10.40 WIB di ruang kelas

III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2

x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah ciri-ciri

makhluk hidup. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus

II:

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru membuka pembelajaran denagn salam dan berdoa

bersama di pimpin

oleh salah satu peserta didik penuh dengan khidmad.

b. Guru bertanya: “ apa kabar anak-anak?”

c. Guru mengabsen kehadiran siswa, kemudian memeriksa

pakaian dan merapikan tempat duduk.

d. Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan alat tulis.

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

f. Guru memberi saran kepada siswa supaya tidak ragu-ragu

dalam memilih pertanyaan dan jawaban.

g. Guru memberi saran kepada siswa supaya mengerjakan

(61)

45 2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru

tentang kebutuhan makhluk hidup.

2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait

dengan materi pembelajaran.

b. Elaborasi

1) Siswa diminta untuk membaca materi yang telah

disiapkan oleh guru

2) Guru membuat potongan kertas sejumlah peserta didik

di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban

3) Potongan kertas yang berisi pertanyaan di bagikan

kepada separuh peserta didik, dan yang berisi jawaban

juga di bagikan ke pada separuh peserta didik.

4) Peserta didik disuruh mencari pasanagn soal dan

jawabannya, setelah ketemu seluruh peserta didik suruh

duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu

mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain

mendengarkan barang kali ada kekeliruan pasangan.

5) Guru mengoreksi denagn cara mendengarkan bacaan

(62)

46

c. Konfirmasi

1) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal

yang belum dimengerti.

2) Guru memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan

oleh siswa.

3. Penutup

a. Evaluasi

1) Guru menyimpulkan materi pelajaran

2) Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik

agar lebih giat belajar.

b. Penutup

1) Guru menyampaikan materi yang akan datang.

2) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.

c. Pengamatan

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas

siswa ketika melakukan kegiatan pembelajaran, baik dalam

mencari pasanagan yang sesuai dengan pertanyaan yang dia

dapatkan. Pada tahap ini menggunakan lembar pengamatan siswa.

Dalam tahap ke II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan

(63)

47 d. Refleksi

Pada siklus ke II ini peneliti menemukan banyak perubahan

dari siklus ke I pada pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup di SDN 2 kalinanas, perubahannya meliputi:

1) Sebagian besar siswa sudah memperhatikan pelajaran

meskipun masih ada beberapa siswa yang belum

memperhatikan.

2) Siswa lebih yakin dalam memilih pasangan jawaban dari

pertanyaan yang didapatkan.

3) Adanya peningkatan hasil tes tertulis.

Berdasarkan peningkatan pembelajaran dari siklus 1 ke

siklus II terdiri atas, hal-hal yang telah guru lakukan adalah sebagai

berikut:

1) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran

2) Guru menasehati siswa supaya percaya diri terhadap

kemampuan yang dimilikinya.

3) Guru menyarankan supaya siswa percaya diri dalam

mengerjakan soal latihan.

Pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai tes model pembelajaran

Make a Match pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan

(64)

48 BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Paparan Siklus 1. Deskripsi Pra Siklus

Penelitian yang dilakukan dengan melakukan Penelitian

Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti menggunakan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan data nilai ulangan

harian mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri 2

Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolal, menunjukkan

bahwa KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 60. Peneliti

menggunakan tes tertulis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.

Dibawah ini adalah hasil nilai ulangan harian mata pelajaran IPA

sebelum menggunakan model pembelajaran Make a Match, nilai siklus

(65)

49

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai ulangan

harian (pra siklus) menunjukkan bahwa dari 17 siswa SDN 2

Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2016

dengan KKM 60 hanya 5 siswa yang tuntas mencapai KKM dan 12

(66)

50 2. Deskripsi Data Siklus I

Hasil tes evaluasi siklus I ini meningkat jika dibandingkan

dengan pra siklus (ulangan harian). Dari 17 siswa sudah ada 9 siswa

yang tuntas dan 8 siswa yang belum tuntas. Namun hal ini belum

memenuhi target ketuntasan klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa yang

sudah tuntas mencapai KKM.

Tabel 1.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

(67)

51

3. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II

Hasil evaluasi pada siklus II ini sudah meningkat jika

dibandingakn dengan pra siklus dan siklus I. Dari 17 siswa sudah ada

15 siswa yang sudah tuntas mencapai KKM dan masih ada 2 siswa

yang belum tuntas KKM. Hasil belajar siswa sudah memenuhi target

penelitian, yatu 85% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai KKM.

Berdasarkan hasil belajar siswa tersebut maka model pembelajaran

Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa

kelas III mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk

hidup.

Tabel1. 4. Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 Tri Murdiyono 50 Belum Tuntas

2 Jumita Sari 70 Tuntas

(68)

52

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dari data

yang diperoleh menunjukkan terjadinya peningkatan nilai yang cukup

(69)

53

dikelas. Sehingga dengan adanya model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan

makhluk hidup pada siswa kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan

Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2016/2017.

Tabel 1.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Per Siklus

(70)

54

17 Arjun 60 70 80

Rata-rata 29,42 62,35 72,94

Berdasarkan tabel diatas, perolehan nilai rata-rata pra siklus ke

siklus I dapat meningkat menjadi 62,35. Dari siklus II dapat meningkat

menjadi 72,94. Sehingga penggunaan model pembelajaran Make a Match

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi

ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.

Hasil dari penilaian tindakan kelas mendapatkan hasil seperti tabel

diatas. Berikut penjabaran dari siklus ke siklus.

1. Siklus 1

Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan

model pembelajaran Make a Match. Adapun dalam penelitian

mencakup 4 tahap yatu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap

pengamatan atau observasi, dan refleksi. Sebelum dilakukan

penelitian, peneliti melakukan observasi ke SDN 2 Kalinanas

Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Pada tahap ini hasil tes

evaluasi adalah 5 siswa tuntas dan yang 12 siswa belum tuntas.

Dengan demikian hasil belajar siswa pada siklus I mengalami

(71)

55 2. Siklus II

Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan

kekurangan dan kendala yang mucul pada siklus I. Untuk proses

pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu dengan menggunakan

model pembelajaran Make a Match. Melalui data yang diperoleh pada

siklus II dapat dilihat terjadi peningkatan 15 siswa tuntas. Dengan

demikian perolehan pada siklus II mengalami prningkatan dan sudah

memenuhi target yang telah ditetapkan. Pemenuhan target yang telah

ditetapkan peneliti yaitu, 85% dari jumlah siswa yang tuntas atau

memenuhi KKM yang telah ditentukan SDN 2 Kalinanas Kecamatan

Gambar

Gambar 1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Arikunto, 2007:16)
Tabel 1.1 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi
Tabel 1.1. Daftar nama siswa SDN  2 Kalinanas
Tabel 1.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Per Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Namun tidak berarti bahwa dengan rasionalitasnya , suara hati dan segenap pandangan moralnya harus dibuktikan terlebih dahulu, melainkan kita harus terbuka bagi setiap argumen

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil pemecahan masalah matematika siswa SMP kelas VIII ditinjau dari Spiritual Quotient (SQ) tinggi yang

Agitasi pada proses churning harus dilakukan dengan benar agar pembentukan mentega menjadi maksimal selain itu pengocokan atau penumbukan mentega tidak bisa

a) Akar Imajiner, dapat terjadi jika " nilai diskriminannya kurang dari 0 (D < 0), maka persamaan kuadrat, tidak mempunyai dua akar imajiner ". b) Determinan, yang

Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik,

Dapat dilihat bahwa, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas XI IPA SMA

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Riyanto (2008) menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku menyusui adalah dukungan tenaga kesehatan, sehingga