i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SDN 2 KALINANAS KECAMATAN
WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan sebagai syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SRI WAHYUNINGSIH 11512051
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI CIRI-CIRI DAN KEBUTUHAN MAKHLUK HIDUP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III SDN 2 KALINANAS KECAMATAN
WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan sebagai syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SRI WAHYUNINGSIH 11512051
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vii MOTTO
Percaya diri adalah kunci awal menuju kesuksesan
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua yang sangat saya sayangi yang
tidak pernah henti memberikan doa dan kasih sayang yang tulus.
Keluarga dan saudara-saudara yang telah mendukung dan memberikan semangat.
Sahabat-sahabatku terkasih yang selalu berbagi ilmu dan pengalaman serta
memberikan motivasi.
Tidak lupa kepada seluruh teman-teman PGMI
yang selalu meluangkan waktu untuk mengajari dalam menyusun skripsi,
terimakasih atas semuanya dari awal sampai akhir.
Teman-teman kos bu parjono yang selalu memberi dukungan dan juga semangat
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
melimpahkan rahmad, taufik, serta hidayahnya sehinggaa skripsi dengan judul
peninghakatan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
dengan model pembelajaran make a match pada siswa kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2016/2017 dapat diselesaiakan.ta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan
baginda Nabi Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi
Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis
sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan sekaligus selaku pembimbing yang telah membimbing
memberikan motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Sukron Ma’mun, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
ix
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
6. Bapak Sutarno S.Pd, selaku kepala sekolah SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian.
7. Siswa siswi kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan
mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
8. Teman PGMI angkatan 2012 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik
dalam hal isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis
harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.
Amin.
Salatiga, 13 September 2016
Penulis
x Abstrak
Wahyuningsih, Sri. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhlik Hidup Melalui Model Pembelajaran Make a Match Pada Siswa Kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Peni Susapti M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Model Pembelajaran Make a Match
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada siswa kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini guru mata pelajaran IPA dan siswa yang berjumlah 17 siswa, yang terdiri dari 9 putra dan 8 putri.
xi DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
HALAMAN JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ix
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
xii
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 23
B. IPA ... 27
1. Hakikat IPA ... 27
2. IPA Materi Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup ... 29
C. Model Pembelajaran Make a Match ... 37
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 38
A. Subyek Penelitian ... 38
1. Subyek Penelitian ... 38
2. Kolabolator Penelitian ... 39
B. Pelaksanaan Penelitian ... 39
1. Deskripsi Siklus I ... 39
2. Deskripsi Siklus II ... 43
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 48
A.Deskripsi Paparan Siklus ... 48
1. Deskripsi Pra Siklus ... 48
xiii
3. Deskripsi Hasil Belajar Siklus II ... 51
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52
1. Siklus I ... 54
2. Siklus II ... 55
BAB V PENUTUP ... 56
A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 56
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi ... 12
Tabel 1.2. Daftar nama siswa SDN 2 Kalinanas ... 39
Tabel 1.3. Hasil ulangan harian (Pra siklus) ... 50
Tabel 1.4. Hasil belajar siswa siklus I ... 52
Tabel 1.5. Hasil belajar siswa siklus II ... 53
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 62
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 72
Lampiran 3 Dokumentasi ... 83
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 88
Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II ... 90
Lampiran 6 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 93
Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 96
Lampiran 8 Hasil Ulangan Harian Siswa ... 99
Lamoiran 9 Daftar Riwayat Hidup ... 100
Lampiran 10 Surat Pengantar Lembaga ... 101
Lampiran 11 Surat Keterangan Peneliti ... 102
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Skripsi ... 103
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi
perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri
seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi.
Belajar tidak hanya di bangku sekolah, tidak hanya terjadi ketika kita
berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seorang belajar membaca,
menulis dan berhitung. Belajar itu tidak hanya seperti orang belajar
sepeda, belajar menjait atau mengiprasikan komputer. Belajar dapat
terjadi dalam semua aspek kehidupan. Belajar itu juga tidak hanya
sekedar belajar akan tetapi memerlukan keseriusan dalam memahami
dan menelaah materi yang didapat agar dapat diingat dan bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain.
Belajar sangat penting bagi perkembangan setiap orang.
Khususnya bagi anak-anak, melalui proses belajar seorang anak dapat
menjadi lebih berilmu. Maka semakin seseorang berilmu maka
semakin tinggilah derajatnya karena ilmu yang bermanfaat merupakan
amal yang tidak akan terputus. Seperti hadis nabi
ْوِإ ُناَسْوِ ْلْا َتَام َذِا َلاَق َمَّلَسَو ًِْيَلَع ّالله يَلَص ِ ّالله َلوُسَز َّنا ًُْىَع الله َيِضَز َةَسْيَسٌُ يِبَا ْهَع ََ َََقَ
2 Artinya:
Dari Abu Hurairah, bahwasanya rosulullah saw bersabda:
“ketika telah mati seorang manusia, maka terputuslah segala amalnya
kecuali pada tiga hal saja: shadaqah jariyah,ilmu yang bermanfaat,
dan anak shalih yang mendoakannya” (HR. At Tirmidzi).
IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari gejala dan
perubahan-perubahan alam. Perubahan-perubahan alam tersebut
merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Tanda-tanda kekuasaan
Allah tersebut dapat kita renungkan dan dapat dijadikan pelajaran yang
sangat berharga untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga kita
termasuk orang-orang bersyukur. Seperti yang telah diketahui bahwa
IPA adalah suatu ilmu yang lebih banyak memerlukan pemahaman
daripada hafalan, sehingga kesuksesan dalam belajar IPA adalah
terletak pada kemampuan dalam memahami konsep-konsep,
hukum-hukum atau azas-azas dan teori-teori.
Ilmu Pengetahuan Alam dari kelas satu sampai dengan enam,
penulis tertarik pada pokok bahasan ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup yang terdapat dalam kelas III pada semester satu. Pemilihan
kelas dianggap sudah tepat untuk menerapkan model pembelajaran
Make a Match. Penggunaan model Make a Match dapat menjadikan
pembelajaran lebih menarik. Penggunaan model ini dapat digunakan
untuk mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model
3
jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah disiapkan
(Sutikno, 2014: 128).
Model pembelajaran Make a Match di terapkan pada siswa kelas III model ini cocok untuk memecahkan masalah yang ada di
kelas III, karena biasanya dalam proses pembelajaran guru
menggunakan metode ceramah dan penugasan sehingga masih banyak
siswa yang kurang memperhatikan ketika guru mejelaskan materi dan
masih banyak siswa yang ngobrol sendiri dengan temannya saat proses
pembelajaran sehingga dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar
siswa. Oleh karena itu model pembelajaran Make a Match ini diterapkan agar pembelajaran di kelas lebih menarik dan
menyenangkan, dan supaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
menjadi lebih baik lagi karna hasil sebelumnya banyak siswa yang
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ peningkatan hasil
belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan
model pembelajaran make a match (membuat pasangan) pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
4 B. Rumusan Masalah
Apakah melalui model pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro
Kabupaten Boyolali?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi
ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup pada siswa kelas III SDN 2
Kalinanas Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.
D. Hipotesis
Pemanfaatan model pembelajaran Make a Match dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini diharapkan nantinya akan
memberikan manfaat bagi semua kalangan pendidik di lembaga
5
Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritik
a. Manfaat penelitian ini sebagai dasar pengembangan kajian ilmu
IPA khususnya materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
b. Ditemukannya media pembelajaran yang tepat.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi guru
1) Sebagai masukan atau saran bagi guru untuk dapat memilih
model pembelajaran yang tepat bagi pembelajaran agar
berjalan maksimal.
2) Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPA
sehingga menjadi pembelajaran yang aktif dan inovatif.
b. Manfaat bagi siswa
1) Siswa memperoleh pelajaran IPA yang lebih menarik,
menyenangkan dan memungkinkan dirinya memahami
materi IPA.
2) Meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan alam materi
ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.
3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat
6
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
diajarkan.
2) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan
adanya guru-guru yang profesional dan mempunyai
kompetensi yang memadai.
d. Manfaat bagi pendidikan
1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam
pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan
tersebut dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan
meningkat.
2) Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semaki
profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Penjelasan dari judul peningkatan hasil belajar IPA materi
ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup dengan melalui model
pembelajaran Make a Match pada siswa kelas III SDN 2 Kalinanas
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2016/2017 akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak
setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar yang
7
kegiatan intruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebuh
dahulu oleh guru, anak yang berhasil dalam belajar adalah anak
yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran atau
tujuan-tujuan intruksional (Hosnan, 2014: 158).
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
kegiatan belajar mengajar selesai atau setelah mengerjakan soal
evaluasi.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pada
awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan
namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan
dikembangkan berasarkan teori. Ada dua hal yang tidak
terpisahkan dengan IPA yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan
IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif, dan IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini
obyek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA,
proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan
sehari-hari, dan kreativitas (dalam Asih, 2014: 22). Belajar IPA
berarti belajar kelima obyek atau bidang kajian tersebut.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari
tentang alam. Sehingga apabila kita belajar tentang IPA berarti kita
8
3. Model pembelajaran Make a Match
Model Make a Match (membuat pasangan) ini pertama kali
dikembangkan oleh Lorna Curran, pada tahun 1994. Model
membuat pasanagn ini sangat bagus untuk mengaktifkan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Model ini digunakan oleh
pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk
menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah
disiapkan (Sutikno, 2014: 128 ).
Model pembelajaran Make a Match merupakan model
pembelajaran dengan cara memcari pasangan soal dan jawaban
yang sesuai.
G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Peneliti
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas. Istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classrom Action
Research kalau di indonesia dikenal dengan sebutan PTK.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa ebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama (Arikunto,
2007: 3)
Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru
9
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kelas. Alasan
peneliti menggunakan jenis Peneliti Tindakan Kelas agar peneliti
dapat berperan langsung dalam menerapkan model pembelajaran
Make a match sehingga dapat mengetahui hasil belajar siswa
secara konkrit. Adapun gambaran tahap peneliti adalah sebagai
berikut:
Gambar 1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Arikunto, 2007:16)
2. Subjek Penelitian a. Tempat Penelitian
SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali.
b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester 1 tahun
10 c. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup.
d. Karakteristik Siswa
Subjek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas III SDN 2
Kalinanas kecamatan Wonosegoro kabupaten Boyolali pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup. Jumlah siswa kelas III ada 17 siswa,
meliputi 9 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pengembangan rencana
yang akan dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan
masalah yang ada dikelas. Dalam tahap perencanaan perlu
diketahui kapan, dimana, oleh siapa, apa, mengapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. Penelitian Tindakan
Kelas dilakukan secara berpasangan antara pihak yang
melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses
jalannya tindakan. Cara ini dilakukan untuk mengurangi unsur
subjektivitas (Arikunto, 2007:17).
b. Pelaksanaan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan
11
yaitu mengenakan tindakan dikelas. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat
dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dengan
rancangan (Arikunto, 2007:18)
c. pengamatan atau observasi
Pengamatan dalam Penelitian Tindakan Kelas
merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan kinerja
yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, guru
atau praktisi melakukan pengamatan baik terhadap siswa,
proses belajar, dan hal-hal yang terjadi ketika proses belajar
sedang berlangsung (Arikunto, 2007:19).
d. Refleksi
Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu pemantulan.
Refleksi juga diartikan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang
telah atu belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa dan apa
yang dilakukan selanjutnya. Refleksi sebagai usaha untuk
memahami data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan
menjadi dasar untuk menentukan tindakan selanjutnya. Tahap
keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang sudah dilakukan. Refleksi ini sangat tepat di
12
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan (Arikunto, 2007:19-20)
4. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan
dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Lembar tes mata pelajaran IPA materi Ciri-ciri dan kebutuhan
Makhluk Hidup.
b. Lembar observasi untuk mengamati guru terhadap penerapan
model pembelajaran Make a Math.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
beberapa aspek yang diamati, diantaranya (Rusman, 2011:
99-100):
Tabel 1.1 Aspek-aspek yang diamati dalam observasi
No Aspek yang Diamati
Kemampuan Membuka Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diberikan
13
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak mengganggu perhatian
siswa
8. Antusiasme dalam penampilan
9. Mobilitas posisi mengajar
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
10. Bahan belajar disajikan sesuai dengan langkah-langkah
yang direncanakan dalam RPP
11. Memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
bahan belajar
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
12. Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan/indikator yang telah ditetapkan
13. Memiliki keterampilan dalam menanggapi dan
merespons pertanyaan siswa
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu yang
disediakan
14
15. Menggunakan model pembelajaran secara efektif dan
efisien
16. Melibatkan siswa dalam penggunaan model
pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
17. Penilaian relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan
18. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Kemampuan Menutup Kegiatan Pembelajaran
19. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
20. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan
21. Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran
Tindak Lanjut/Follow Up
22. Memberikan tugas kepada siswa baik secara individu
maupun kelompok
23. Menginformasikan materi/bahan belajar yang akan
dipelajari berikutnya
15
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai bukti hasil penelitian yang
berupa gambar atau foto yang menggunakan alat bantu berupa
kamera. Foto yang diabadikan melalui dokumentasi ini berisi
peristiwa yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan siswa
bersama guru selama proses pembelajaran berlangsung. Foto
yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung
merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang
lain. Aspek-aspek yang didokumentasikan adalah aktivitas guru
dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Make a Match.
5. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah
dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data
peneliti menggunakan metode:
a. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk menjaring informasi mengenai
16
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpul data.
Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang
berlangsung saat pembelajaran dan untuk menemukan
gambaran tentang SDN 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro,
Kabupaten Boyolali.
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan peneliti yang digunakan maka analisis
data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi
yang tercatat dalam setiap siklusnya.
a. Ketuntasan Individual
Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat
mencapai skor ≥ 60 pada materi ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup dapat dilihat dari nilai hasil tes evaluasi.
b. Ketuntasan Klasikal
Presentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah total
siswa sebanyak 17 siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65.
Pengukuran persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
P = Jumlah siswa yang tuntas x 100%
17 H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam
mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis
paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini mencakup latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan penelitian, definisi
operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka
Pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari
tiap-tiap variabel penelitian
Bab III Pelaksanaan Penelitian
Pada bab ini berisi gambaran umum SDN 2 Kalinanas
kecamatan Wonosegoro kab. Boyolali
Bab IV Berisi Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil penelitian meliputi deskripsi persiklus dan
pembahasan.
Bab V Kesimpulan
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar 1. Definisi belajar
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi
perkembangan individu. Belajar akan terjadi setiap saat dalam diri
seseorang, dimanapun dan kapan proses belajar akan terjadi. Menurut
Crow and Crow dalam Educational Psychology (1984), belajar adalah
perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan
berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu,
usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan suasana baru.
Menurut Cronbach dalam bukunya Educational Psychology
mengemukakan “ learning is shown by a change in behavior as result
of experience” (dalam Sriyanti, 2011:16-17) menurutnya belajar belajar yang baik harus ditempuh dengan mengalami secara langsung.
Menurut Dictionary of psychology disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama belajar dapat diartikan “ the process of
acquiring knowledge”. Kedua belajar diartikan “ a relatively permanent change potentiality which occours as a result of reinforced
practice”. Pengertian pertama, belajar memiliki arti suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu
perubahan kemampuan untuk bereaksi yang relatif langgeng sebagai
19
belajar dari Dictionary of psychology ini menekankan aspek proses serta keadaan sebagai hasil belajar.
Kimble (dalam Sriyanti, 2011: 17) yang mendefinisikan belajar
sebagai berikut “ learning is a relatively permanent change in
behavior or in behavioral potentiality that results from exsperience and cannot be attributed to temporary body states such as those induced by ilness, fatigue, or drugs. Dengan kata lain belajar dalah
perubahan relatif permanen dalam tinggkah laku atau potensi perilaku
yang diperoleh dari pengalaman dan tidak berhubungan dengan
kondisi tubuh pada saat tertentu semacam penyakit, kelelahan, atau
obat-obatan. Menurut Caurine (dalam Sriyanti, 2011:17)
mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau memperteguh perilaku
melalui pengalaman.
Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar maka belajar
merupakan proses perkembangan hidup manusia. Belajar merupakan
usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Belajar itu membutuhkan proses yang lama dan
kemampuan orang itu tidak sama pasti berbeda-beda. Belajar juga
dipengaruh oleh faktor dari dalam diri sendiri dan juga faktor dari luar
(Sriyanti, 2011:17)
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
20
terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan
intruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru,
anak yang berhasil dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi dua faktor yakni faktor lingkungan dan
faktor dari dalam diri siswa sendiri, terutama kemampuan yang
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai, seperti dikemukakan oleh Clark
(dalam Hosnan, 2014: 159) bahwa hasil belajar disekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% oleh lingkungan.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku baik peningkatan
pengetahan, perbaikan sikap, maupun peningkatan ketrampilan yang
dialami siswa setelah menyelelesaikan kegiatan pembelajaran. Hasil
belajar sering disebut juga dengan prestasi belajar tidak dapat
dipisahkan dari berbuatan belajar. Karena belajar merupakan suatu
perubahan sikap dan tingkah laku seseorang berdasarkan pengalamnya.
Hasil belajar memiliki pengertian yang cukup luas. Hasil belajar
yang tergolong penting adalah peningkatan kompetensi (pengetahuan,
sikap, dan ketrampilan) pada objek yang dipelajari, motivasi
berprestasi, rasa percaya diri, dan kemampuan mengembangkan
pengetahuan, dan ketrampilan yang diperoleh dimasyarakat. Hasil
belajar ada yang dapat diukur langsung dan ada yang baru muncul
21
Sejak awal tahun akademik, target hasil belajar (kompetensi)
sudah ditetapkan dan sudah disampaikan kepada siswa. Sistem
penilaian untuk mengukur hasil belajar sudah direncanakan. Ada
beberapa bentuk penilaan hasil belajar yang dapat digunakan oleh
guru, yaitu dalam bentuk tes (tertulis, lisan, kinerja) maupun non-tes
(tugas, paper, proyek, portofolio, dan sebagainya). Dengan
keterbukaan sistem penilaian ini, diharapkan siswa lebih siap dan
membuat target belajar sendiri untuk memperoleh nilai yang terbaik.
Dalam konteks manajemen kelas, hasil belajar per siswa perlu
dipantau untuk mengambil beberapa keputusan dan tindak lanjut.
Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perlakuan yang sama
kepada siswa yang memiliki kemampuan berbeda menyebabkan hasil
belajar yang kurang optimal. Siswa yang telah mencapai ketuntasan
belajar dapat diberi tindakan remidial. Pada jenis kompotensi yang
memiliki sekuinsial. Kesulitan belajar pada jenjang pertama yang tidak
diatasi dapat menyebabkan kesulitan pada jenjang berikutnya dan
menyebabkan kegagalan belajar pada akhir kegiatan belajar.
Berdasarkan hasil penelitian dari Prensky (dalam Hosnan,
2014:159) dikatakan mengapa siswa-siswi membutuhkan cara belajar
dan mengajar yang baru. Dia menampilkan konsep kemitraan, dimana
benar-benar sebuah kolaborasi dan pembelajaran investigasi, yang
didalamnya berisikan siswi dan guru melakukan pendekatan belajar
22
penting dan aktif dalam sebuah hubungan dialektis yang
sesungguhnya. Melalui penjelasan tentang peran dan tanggung jawab
siswa dan guru, beliau membangun lingkungan pendidikan kaya
dimana pembelajar berperan aktif dan guru-guru menciptakan
kesempatan untuk belajar, bereksplorasi, dan bertanya dan mengatur
media bagi guru untuk bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat
luas.
Hasil belajar secara keseluruhan biasanya akan tampak berupa
berikut ini:
a. Terciptanya berpikir rasional dan kritis, yakni menggunakan
prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab
pertanyaan kritis, seperti” bagaimana” (how) dan “mengapa”
(why).
b. Terciptanya ketrampilan, seperti menulis dan berolahraga yang
meskipun sifatnya motorik, ketrampilan-ketrampilan itu
memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang
tinggi.
c. Adanya proses pengamatan, yakni proses menerima, menafsirkan
dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera
secara objektif sehingga anak didik mampu mencapai pengertian
yang benar, antara lain:
1) Terciptanya berpikir asosiatif, yakni berpikir dengan cara
23
2) Terciptanya apresiasi (menghargai karya-karya bermutu) dan
menghindari hal yang mubazir.
3) Lahirnya kebiasaan, seperti peserta didik belajar berkali-kali
menghindari kecendrungan penggunaan kata atau struktur yang
keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan
bahasa secara baik dan benar.
4) Perilaku sikap, yakni perilaku yang bersangkutan dengan
perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci,
wawas dan sebagainya.
5) Perubahan sikap, yakni kecendrungan yang relatif menetap
untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang
atau barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan
(Hosnan, 2014:160)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Proses belajar melibatkan beberapa faktor yang sangat
kompleks. Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu diperhatiakan
agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Belajar itu tidak hanya ditentukan oleh potensi yang ada
dalm individu tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain berasal dari luar
diri yang belajar.
Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal. Masing-masing faktor tersebut dapat
24 a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar
diri individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor-faktor
eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.
1) Faktor nonsosial
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor diluar individu
yang berupa kondisi fisik yang ada dilingkungan belajar.
Faktor nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada
dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, aspek fisik
tersebut dapat berupa peralatan sekolah, sarana belajar, gedung
dan ruang belajar, kondisi geografis sekolah dan rumah dan
sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang
beruapa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa
dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman
pergaulan anak). Misalnya, kehadiran orang tua dalam belajar,
kedekatan hubungan antara anak dengan orang lain,
keharmonisan atau pertengkaran dalam keluarga, hubungan
25 b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat
dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan Tonus jasmani pada umumnya.
Keadaan Tonus jasmani secara umum yang ada
dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
Keadaan tonus jasmani secara umum ini, misalnya tingkat
kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan
individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu
dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan
nenghambat hasil belajar.
b) keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah
keadaan fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait
dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu.
Panca indra merupakan pintu gerbang masuknya
26 2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam
diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya. Tingkat kecerdasan akan
mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses
dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat
banyak memberikan warna trrhadap aktivitas belajar. Bakat dan
minat terhadap suatu mata pelajaran akan mendorong
seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi
anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar,
hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja
lebih keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Demikian
halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang mempunyai
daya juang tinggi, optimis, penuh semangat, sementara ada
siswa yang berkepribadian mudah putus asa, kurang energik
gampang menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan
mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekstern dan intern
mempengaruhi keberhasilan belajar, pengaruhnya bisa bersifat
positif-mendukung namun bisa juga negative-menghambat.
27
B. IPA Materi Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup 1. Hakikat IPA
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus
yaitu (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibat.
Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain
Biologi, Fisika, IPA, Astronomi/Astrofisika, dan Geologi.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif). Ada dua hal
berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA, yaitu IPA sebagai
produk, pengetahuan IPA yang berrupa pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metagonitif, dan IPA sebagai proses, yatu
kerja ilmiah. Saat ini objek kajian kajian IPA menjadi semakin luas,
meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA
dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (Kemendiknas, 2011).
Belajar IPA berarti belajar kelima objek atau bidang kajian tersebut.
Apakah yang dimaksud dengan IPA atau Ilmu Pengetahuan
Alam? Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu “ ilmu”,
“pengetahuan”, dan “alam”. Pengetahuan adalah segaala sesuatu yang
diketahui manusia. Dalam hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang
dimiliki manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan,
ekonomi, politik, sosial, dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan
yang dimiliki manusia. Pengertahuan alam berarti pengetahuan tentang
28
Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang
diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dua
sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masu akal, logis, atau dapat
diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai denagn objeknya,
sesuai denagn kenyataannya, atau sesuai dengan pengamatan. Dengan
pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada didalam ini
(dalam Wisudawati, 2014: 22).
Carin dan Sund 1993 (dalam Wisudawati, 2014:24)
mendefinisikan IPA sebagai “pengetahuan yang sistematis dan
tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan beruapa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Merujuk pada definisi
Carin dan Sund tersebut maka IPA memiliki empat unsur utama yaitu:
a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena
alam, makhluk hidup, serta hubunga sebab akibat. Persoalan IPA
dapat dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang bersifat
open ended.
b. Proses: proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan
adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah.
Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan
eksperimen atau percobaab, evaluasi, pengukuran, dan penariakn
29
c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan
hukum.
d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IIPA dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran IPA keempat unsur itu diharapkan
dapat muncul sehingga peserta didik dapat mengalami proses
pembelajaran secara utuh dan menggunakan rasa ingin tahunya untuk
memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah yang
menerapkan langkah-langkah metode ilmiah. Oleh karena itu, IPA
sering kali disamakan dengan the way of thingking (Wisudawati, 2014:24)
2. IPA materi Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup a. Standar Kompetensi
1) Memahami ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup serta hal-hal
yang mempengaruhi perubahan pada makhluk hidup.
b. Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi dan ciri-ciri krebutuhan makhluk hidup
c. Ciri-ciri dan Kebutuhan Makhluk Hidup 1) Ciri-ciri Makhluk Hidup
Makhluk hidup adalah makhluk dengan ciri-ciri
kehidupan seperi bernapas, bergerak, dan berkembang biak.
Makhluk hidup terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuhan.
30
memerlukan makanan, berkembang biak dan bernapas. Hal
tersebut yang membedakan antara makhluk hidup dan benda
mati. Sedangkan contoh benda mati adalah meja, kursi, pensil,
tas, buku, dan lain-lain yang tida meliputi ciri-ciri dari
makhluk hidup. Bagaimanakah ciri-ciri makhluk hidup
tersebut? Dibawah ini akan dijelaskan ciri-ciri makhluk hidup.
a) Tumbuh
Semua makhluk hidup mengalami pertumbuhan,
yaitu perubahan dari kecil menjadi besar. Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai pertambahan berat, tinggi, dan
besar. Manusia dan hewan mengalami perubahan yang
terjadi kecil lama-lama menjadi besar. Demikian juga
dengan tumbuhan, mula-mula dari biji (tunas) kemudian
tumbuh menjadi besar dan tinggi.
b) Bergerak
Ciri lain makhluk hidup adalah bergerak. Semua
makhluk hidup bergerak. Makhluk hidup bergerak, antara
lain untuk mendapat makanan dan menghindari musuhnya.
Manusia berjalan dan berlari menggunakan kaki. Burung
terbang menggunakan sayap. Ikan berenang menggunakan
sirip. Cacing dan ular menggunakan perut.
Berbeda dengan manusia dan hewan, gerak
31
gerak tumbuhan yaitu gerak kuncup, bunga menjadi mekar
dan gerak tunas tumbuhan menuju sumber cahaya.
c) Bernapas
Bernapas merupakan proses menghirup oksigen
(O2) dari udara bebas kemudian menghembuskan karbon
dioksida (CO2) dan uap air. Oksigen dibutuhkan oleh tubuh
makhluk hidup untuk pembakaran makanan menjadi energi.
Energi digunakan untuk beraktivitas, tumbuh, dan
berkembang biak. Setiap makhluk hidup mempunyai alat
pernapasan.
Manusia bernapas menggunakan paru-paru. Hewan
dan tumbuhan juga bernapas. Alat pernapasan pada hewan
berbeda-beda. Hewan darat bernapas dengan menggunakan
paru-paru. Contohnya kambing, kucing, dan gajah. Hewan
air bernapas dengan menggunakan ingsang. Contohnya
ikan. Ada juga hewan yang bernapas denagn menggunakan
permukaan kulitnya. Contohnya cacing.
Tumbuhan sebagai makhluk hidup juga bernapas.
Udara keluar dan masuk melalui stomata. Selain sebagai
jaln masuk keluarnya udara, stomata juga berfungsi sebagai
32
d) Berkembang Biak
Makhluk hidup berkembang biak, artinya makhluk
hidup menghasilkan keturunan (anak) yang sama dengan
induknya. Tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah
melestarikan jenisnya. Makhluk hidup berkembang biak
dengan berbagai cara. Ada yang melahirkan, bertelur, dan
juga dengan cara bertelur dan melahirkan.
Tumbuhan juga berkembang biak. Ada tumbuhan
yang berkembang biak secara alami dan ada pula yang
berkembang biak secara buatan. Perkembangbiakan secara
alami dilakukan dengan biji, tunas, batang, daun, akar dan
umbi. Perkembangbiakan buatan dapat dilakukan dengan
car stek, mencangkok, menempel dan, menyambung.
Cangkok merupakan cara perkembangbiakan secara buatan.
Tumbuhan yang dapat dicangkok adalah rambutan, jambu,
mangga, dan tumbuhan lain yang memiliki kambium.
e) Memerlukan Makanan
Semua makhluk hidup memerlukan makanan.
Makhluk hidup memerlukan makanan untuk
mempertahankan hidup. Makanan digunakan untuk
melakukan kegiatan. Jenis makanan makhluk hidup
bermacam-macam. Makanan manusia berasal dari
33
makanan yang berasal dari hewan misalnya, daging, ikan,
dan telur.
Hewan juga memerlukan makanan. Ada hewan
pemakan tumbuhan dan pemakan daging. Tumbuhan juga
memerlukan makanan. Tumbuhan membuat makanan
melalui proses fotosintesis. Proses ini membutuhkan karbon
dioksida, air, dan cahaya matahari.
f) Menanggapi Rangsang
Makhluk hidup dapat menanggapi rangsang.
Kemampuan makhluk hidup menanggapi rangsang disebut
iritabilita. Tubuh kita akan merasa menggigil jika
kedinginan. Tubuh juga akan berkeringat jika kepanasan.
Kita akan menangis jika bersedih dan akan tertawa jika
melihat yang lucu. Hal tersebut merupakan bukti bahwa
manusia menanggapi rangsang (Buku Ilmu Pengetahuan
Alam kelas III).
2) Kebutuhan makhluk hidup
Tujuan makhluk hidup memenuhi kebutuhannya yaitu,
untuk tumbuh dan berkembang biak. Kebutuhan makhluk
hidup, antara lain makanan, udara, air, dan tempat tinggal
34
a) Kebutuhan Manusia dan Hewan
Manusia dan hewan membutuhksn makanan, udara,
air, dan tempat tinggal untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
(1) Makanan
Makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan
adalah sumber energi bagi makhluk hidup. Energi
digunakan makhluk hidup untuk beraktivitas. Apabila
tidak makan, manusia akan merasa lapar. Jika
kekurangan makanan dan minuman badan kita akan
terasa sakit. Bahkan jika berkepanjangan dapat
menyebabkan meninggal. Demikian juga dengan
hewan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan
hewan. Makanan sebagai sumber tenaga zat pengatur,
dan zat pembangun.
(2) Udara
Udara sangat kita butuhkan untuk bernapas.
Cobalah tahan napasmu beberapa saat. Kamu tidak akan
bisa menahan napas terlalu lama. Jika tidak ada udara,
kita tidak bisa bernapas. Demikian juga dengan hewan.
35 (3) Air
Manusia membutuhkan air untuk minum. Didalam
tubuh, air memiliki fungsi, yaitu sebagai zat pelarut makanan,
mengedarkan sari-sari makanan, dan menjaga suhu tubuh.
Hewan juga membutuhkan air. Keadaan tubuh yang
kekurangan air disebut dehidrasi.Tempat Tinggal
(4) Tempat Tinggal
Manusia membutuhkan tempat tinggal. Demikian juga
denagn hewan. Misalnya ikan hidup di air dan ayam hidup
didarat. Tempat hidup hewan biasa disebut habitat. Ada hewan
yang mempunyai habitat didarat, air, dan ada juga yang
mempunyai habitat di darat dan air.
b) Kebutuhan Tumbuhan
Tumbuhan akan tumbuh dengan subur jika kebutuhannya
terpenuhi. Kebutuhan tumbuhan meliputi:
(1) Udara
Tumbuhan memerlukan udara yang mengandung
karbon dioksida. Karbon dioksida digunakan dalam
fotosintesis. Tumbuhan juga memerlukan udara yang
mengandung oksigen. Oksigen digunakan dalam pernapasan.
(2) Air
Air bagi tumbuhan juga berguna untuk mengedarkan
36
cahaya mataharioleh tumbuhan diolah menjadi zat makanan
melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis diangkut
keseluruh tubuh oleh air.
(3) Cahaya Matahari
Tumbuhan memerlukan cahaya matahari yang cukup.
Cahaya matahari digunkan dalam fotosintesis. Karbon
dioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari diubah
berhumus biasanya gembur. Zat hara merupakan hasil
peruraian sisa makhluk hidup.
(5) Tempat Hidup
Tempat hidup tumbuh tumbuhan mbermacam-macam.
Ada tumbuhan yang hidup di air, darat, dan menempel pada
tumbuhan lain. Tumbuhan yang hidup di air, misalnya teratai,
enceng gondok, dan semanggi. Tumbuhan yang hidup didarat,
misalnya pohon mangga dan pohon jati. Tumbuahn yang
hidup menempel pada tumbuhan lain misalnya, benalu dan
37 C. Model Pembelajaran Make a Match
Model membuat pasangan ( Make a M atch) ini sangat bagus untuk
mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. Model ini
digunakan oleh pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk
menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah
disiapkan.
Langkah-langkah penerapannya sebagai berikut:
1. Siapkan materi yang sudah dipelajari dirumah, dan atau yang sudah
dialami sebagai pengalaman.
2. Buatlah potongan kertas sejumlah peserta didik di kelas, yang berisi
tentang pertanyaan dan jawaban.
3. Potongan kertas yang berisi pertanyaan dibagikan kepada separuh
jumlah peserta didik, dan yang berisi jawaban juga separuh jumlah
peserta didik yang hadir.
4. Peserta didik disuruh mencari pasangan soal dan jawabannya, setellah
ketemu suruh duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu
membacakan atau mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain
mendengarkan barang kali ada kekeliruan pasangan.
5. Guru mengoreksi dengan cara mendengarkan bacaan dan memberi
masukan untuk memperbaiki pasanagn yang keliru.
6. Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik agar lebih giat
38
Kalinanas, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali tahun ajaran
2016/2017 yang berjumlah 17 siswa dengan keterangan siswa laki-laki
9 dan siswa perempuan 8. Berikut ini daftar siswa kelas III SDN 2
Kalinanas, Kecamatan Wonosegoro, Kababupaten Boyolali tahun
pelajaran 2016/2017.
Tabel 1.1. Daftar nama siswa SDN 2 Kalinanas
39
12. Karisa Putri Priyani P
13. Kiara Gendis Pramiswari P
14. Nugroho Hasto Wibowo L
15. Septia Ayu Ramadhani P
16. Sunanto L
17. Arjuna L
2. Kolabolator Peneliti
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis
penelitian kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses
belajar belajar mengajar dan peneliti sebagai kolaborator. Peneliti
membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan
melakukan observasi terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dan guru
selama proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Keempat tahap tersebut
yaitu, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Berikut uraian dari
kedua tahap tersebut:
1. Deskripsi Siklus 1
a. perencanaan
40
2) Menyiapkan materi IPA Ciri-ciri dan kebutuahn makhluk
hidup.
3) Menyusun lembar kerja siswa
4) Menyiapkan lembar pengamatan guru
b. Pelakasanaan
Pada tindakan kelas siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu,
3 September 2016 pukul 09.30 sampai 10.40 WIB di ruang kelas
III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2
x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah ciri-ciri
makhluk hidup.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus 1:
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.
c. Apersepsi
1) Guru mengajak siswa bernyanyi bersama-sama
2) Guru mrnjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru menyiapakan alat dan media pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (55 menit)
a. Eksplorasi (15 menit)
1) Guru menjelaskan materi tentang ciri-ciri dan
41
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru
3) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai
materi yang berkaitan
b. Elaborasi
1) Siswa diminta untuk membaca materi yang telah
disiapkan oleh guru.
2) Guru membuat potongan kertas sejumlah peserta didik
di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban.
3) Potongan kertas yang berisi pertanyaan di bagikan
kepada separuh peserta didik, dan yang berisi jawaban
juga di bagikan ke pada separuh peserta didik.
4) Peserta didik disuruh mencari pasanagn soal dan
jawabannya, setelah ketemu seluruh peserta didik suruh
duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu
mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain
mendengarkan barang kali ada kekeliruan pasangan.
5) Guru mengoreksi denagn cara mendengarkan bacaan
dan memberi masukan pada pasangan yang keliru.
c. Konfirmasi
1) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti.
2) Guru memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan
42 3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Evaluasi
1) Guru menyimpulkan materi pelajaran
2) Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik
agar lebi giat belajar.
b. Penutup
1) Guru menyampaikan materi yang akan datang.
2) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas
guru ketika melakukan kegiatan pembelajaran, baik dalam
mencari pasangan yang sesuai dengan pertanyaan yang dia
dapatkan. Pada tahap ini menggunakan lembar pengamatan siswa.
a. Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan
hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus 1 sehingga
dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus
berikutnya.
1) Kendala yang dihadapi
a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari
43
melakukan berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan
supaya siklus berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan
yang sama. Ide perbaikan tersebut adalah:
a) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran.
b) Guru menyarankan kepada siswa supaya tidak
ragu-ragu dalam memilih pasangan pertanyaan dan jawaban.
c) Guru menyarankan kepada siswa supaya mengerjakan
soal sendiri dan tidak bertanya pada temannya.
Pada siklus I ini belum menunjukan hasil yang memuaskan,
maka diharapkan pada siklus II melalui model pembelajaran Make a
Match pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup hasil belajar siswa akan meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun pencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan materi IPA Ciri-ciri dan kebutuahn makhluk
44
3) Menyusun lembar kerja siswa
4) Menyiapkan lembar pengamatan guru
b. Pelaksanaan
Pada tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Senin
5 September 2016 pukul 09.30 sampai 10.40 WIB di ruang kelas
III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten
Boyolali. Penelitian ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2
x 35 menit). Materi yang diajarkan pada tahap ini adalah ciri-ciri
makhluk hidup. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus
II:
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru membuka pembelajaran denagn salam dan berdoa
bersama di pimpin
oleh salah satu peserta didik penuh dengan khidmad.
b. Guru bertanya: “ apa kabar anak-anak?”
c. Guru mengabsen kehadiran siswa, kemudian memeriksa
pakaian dan merapikan tempat duduk.
d. Guru mempersilahkan siswa untuk menyiapkan alat tulis.
e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
f. Guru memberi saran kepada siswa supaya tidak ragu-ragu
dalam memilih pertanyaan dan jawaban.
g. Guru memberi saran kepada siswa supaya mengerjakan
45 2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa mendengarkan penjelasan materi dari guru
tentang kebutuhan makhluk hidup.
2) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa terkait
dengan materi pembelajaran.
b. Elaborasi
1) Siswa diminta untuk membaca materi yang telah
disiapkan oleh guru
2) Guru membuat potongan kertas sejumlah peserta didik
di kelas, yang berisi tentang pertanyaan dan jawaban
3) Potongan kertas yang berisi pertanyaan di bagikan
kepada separuh peserta didik, dan yang berisi jawaban
juga di bagikan ke pada separuh peserta didik.
4) Peserta didik disuruh mencari pasanagn soal dan
jawabannya, setelah ketemu seluruh peserta didik suruh
duduk berdekatan. Dan mulailah satu persatu
mencocokkan soal dan jawabannya, yang lain
mendengarkan barang kali ada kekeliruan pasangan.
5) Guru mengoreksi denagn cara mendengarkan bacaan
46
c. Konfirmasi
1) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal
yang belum dimengerti.
2) Guru memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan
oleh siswa.
3. Penutup
a. Evaluasi
1) Guru menyimpulkan materi pelajaran
2) Guru memberi motivasi kepada seluruh peserta didik
agar lebih giat belajar.
b. Penutup
1) Guru menyampaikan materi yang akan datang.
2) Guru menutup pembelajaran dengan salam dan doa.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas
siswa ketika melakukan kegiatan pembelajaran, baik dalam
mencari pasanagan yang sesuai dengan pertanyaan yang dia
dapatkan. Pada tahap ini menggunakan lembar pengamatan siswa.
Dalam tahap ke II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan
47 d. Refleksi
Pada siklus ke II ini peneliti menemukan banyak perubahan
dari siklus ke I pada pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup di SDN 2 kalinanas, perubahannya meliputi:
1) Sebagian besar siswa sudah memperhatikan pelajaran
meskipun masih ada beberapa siswa yang belum
memperhatikan.
2) Siswa lebih yakin dalam memilih pasangan jawaban dari
pertanyaan yang didapatkan.
3) Adanya peningkatan hasil tes tertulis.
Berdasarkan peningkatan pembelajaran dari siklus 1 ke
siklus II terdiri atas, hal-hal yang telah guru lakukan adalah sebagai
berikut:
1) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran
2) Guru menasehati siswa supaya percaya diri terhadap
kemampuan yang dimilikinya.
3) Guru menyarankan supaya siswa percaya diri dalam
mengerjakan soal latihan.
Pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai tes model pembelajaran
Make a Match pada pembelajaran IPA materi ciri-ciri dan
48 BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Paparan Siklus 1. Deskripsi Pra Siklus
Penelitian yang dilakukan dengan melakukan Penelitian
Tindakan Kelas dengan menggunakan model pembelajaran make a match. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti menggunakan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan data nilai ulangan
harian mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri 2
Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolal, menunjukkan
bahwa KKM untuk mata pelajaran IPA adalah 60. Peneliti
menggunakan tes tertulis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.
Dibawah ini adalah hasil nilai ulangan harian mata pelajaran IPA
sebelum menggunakan model pembelajaran Make a Match, nilai siklus
49
Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa nilai ulangan
harian (pra siklus) menunjukkan bahwa dari 17 siswa SDN 2
Kalinanas Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun 2016
dengan KKM 60 hanya 5 siswa yang tuntas mencapai KKM dan 12
50 2. Deskripsi Data Siklus I
Hasil tes evaluasi siklus I ini meningkat jika dibandingkan
dengan pra siklus (ulangan harian). Dari 17 siswa sudah ada 9 siswa
yang tuntas dan 8 siswa yang belum tuntas. Namun hal ini belum
memenuhi target ketuntasan klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa yang
sudah tuntas mencapai KKM.
Tabel 1.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
51
3. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Hasil evaluasi pada siklus II ini sudah meningkat jika
dibandingakn dengan pra siklus dan siklus I. Dari 17 siswa sudah ada
15 siswa yang sudah tuntas mencapai KKM dan masih ada 2 siswa
yang belum tuntas KKM. Hasil belajar siswa sudah memenuhi target
penelitian, yatu 85% dari jumlah seluruh siswa yang mencapai KKM.
Berdasarkan hasil belajar siswa tersebut maka model pembelajaran
Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa
kelas III mata pelajaran IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk
hidup.
Tabel1. 4. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Tri Murdiyono 50 Belum Tuntas
2 Jumita Sari 70 Tuntas
52
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus, dari data
yang diperoleh menunjukkan terjadinya peningkatan nilai yang cukup
53
dikelas. Sehingga dengan adanya model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri dan kebutuhan
makhluk hidup pada siswa kelas III SD Negeri 2 Kalinanas Kecamatan
Wonosegoro Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2016/2017.
Tabel 1.5 Hasil Rekapitulasi Nilai Per Siklus
54
17 Arjun 60 70 80
Rata-rata 29,42 62,35 72,94
Berdasarkan tabel diatas, perolehan nilai rata-rata pra siklus ke
siklus I dapat meningkat menjadi 62,35. Dari siklus II dapat meningkat
menjadi 72,94. Sehingga penggunaan model pembelajaran Make a Match
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi
ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup.
Hasil dari penilaian tindakan kelas mendapatkan hasil seperti tabel
diatas. Berikut penjabaran dari siklus ke siklus.
1. Siklus 1
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan
model pembelajaran Make a Match. Adapun dalam penelitian
mencakup 4 tahap yatu, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
pengamatan atau observasi, dan refleksi. Sebelum dilakukan
penelitian, peneliti melakukan observasi ke SDN 2 Kalinanas
Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Pada tahap ini hasil tes
evaluasi adalah 5 siswa tuntas dan yang 12 siswa belum tuntas.
Dengan demikian hasil belajar siswa pada siklus I mengalami
55 2. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan
kekurangan dan kendala yang mucul pada siklus I. Untuk proses
pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran Make a Match. Melalui data yang diperoleh pada
siklus II dapat dilihat terjadi peningkatan 15 siswa tuntas. Dengan
demikian perolehan pada siklus II mengalami prningkatan dan sudah
memenuhi target yang telah ditetapkan. Pemenuhan target yang telah
ditetapkan peneliti yaitu, 85% dari jumlah siswa yang tuntas atau
memenuhi KKM yang telah ditentukan SDN 2 Kalinanas Kecamatan