• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM IBADAH SHALAT (Telaah Buku Mukjizat Gerakan shalat Karya Sagiran) 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM IBADAH SHALAT (Telaah Buku Mukjizat Gerakan shalat Karya Sagiran) 20162017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM

IBADAH SHALAT

(Telaah Buku Mukjizat Gerakan shalat Karya Sagiran)

2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

RUMIYATI

NIM: 111-13-050

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

إً ْسُْي ِ ْسُْعْلإ َعَم َّن

إ

ِ

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan.”

(QS. Al-Insyirah: 6)

ِه ِسْفَ نِل جدِهاَجيُ اَمنَِّإَف َدَهاَج ْنَمَو

“Dan barangsiapa yang berjihad, maka

sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan

skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orangtua saya, Bapak Parjiyanto dan Ibu Sulastri, yang telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do‟a yang tiada henti

untuk kesuksesan saya, karena tiada kata seindah lantunan do‟a dan tiada

do‟a yang paling khusuk selain do‟a yang terucap dari orang tua. Ucapan

terimakasih saja takkan pernah cukup untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu terimalah persembaha bakti dan cinta ku untuk kalian bapak ibuku.

2. Bapak pembimbing skripsi (Bapak Dr. M. Ghufron, M.Ag.), Bapak pembimbing akademik (Bapak Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.), penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih banyak Bapak dan Ibu dosen, jasa kalian akan selalu terpatri di hati.

3. Saudara tercinta, Adek Riyan Andriyanto yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini bisa selesai tepat waktu.

4. Keluarga besar Pak Citro dan Pak Soemarto yang selalu memberi semangat dan dukungannya.

(9)

ix

Ulfa, Lestari, Hamidah, Ana Bi‟aunika dan masih banyak lagi yang tidak

bisa di sebutkan satu persatu. Tanpa semangat, dukungan dan bantuan kalian semua tak kan mungkin aku sampai disini, terimakasih untuk canda tawa, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terimakasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa! Semangat!!

6. Keluarga Besar PAI B dan teman-teman PAI 2013

7. Keluarga Besar Sian‟s Hostel (Reni, mbak Kunni, mbak Heni, Hani, Tesa, Helmi, mbak Datul, Rani, Anggun, Mbak Dian) tercinta.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Assalammu‟alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani kehidupan ini sesuai dengan Ridho-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis yang berjudul

“Mukjizat Gerakan Shalat Dalam Perspektif Sagiran” sesuai dengan rencana.

Selanjutkan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. M. Ghufron, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(11)
(12)

xii ABSTRAK

Rumiyati. 2017. Nilai-nilai Kesehatan Fisik dan Mental dalam Ibadah Shalat (Telaah Buku Mukjizat Gerakan Shalat Karya Sagiran). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dr. M. Ghufron, M.Ag.

Kata kunci : Nilai-nilai, Kesehatan, Kesehatan Fisik, Kesehatan Mental, dan Shalat.

Penelitian ini membahas tentang Nilai-nilai Kesehatan Fisik dan Mental dalam Ibadah Shalat (Telaah buku mukjizat gerakan shalat karya Sagiran). Fokus penelitian ini yang akan dikaji adalah: Bagaimana nilai-nilai kesehatan fisik dan mental dalam ibadah shalat menurut Sagiran?, 2. Bagaimana aplikasi shalat sehat dalam kehidupan sehari-hari?

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan (Library research),

yaitu penelitian yang memfokuskan pembahasan pada literatur-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan lainnya.

(13)

xiii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

JUDUL ... ii

LEMBAR BERLOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Metode Penelitian ... 5

(14)

xiv

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11

BAB II Biografi Sagiran ... 13

BAB III Deskripsi Pemikiran: NILAI-NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM IBADAH SHALAT... 23

A. Manusia Membutuhkan Tuntunan ... 23

B. Syariat Shalat ... 26

C. Khusyuk Shalat ... 27

D. Peran Kedokteran Islam Menyingkap Mukjizat Shalat ... 28

E. Anatomi Gerakan Shalat dalam Pandangan Medis Menurut Sagiran ... 32

F. Senam Ergonomis ... 35

BAB IV Analisis Nilai Kesehatan Fisik Dan Mental Dalam Ibadah Shalat Karya Sagiran danAplikasi Gerakan Shalat Dalam Kegiatan Sehari-Hari 51 A. Analisis Mukjizat Gerakan Shalat ... 51

a. Berdiri ... 51

(15)

xv

Analisis gerakan shalat menurut Lukman Hakim Saktiawan 58 a. Berdiri Tegak Menghadap Kiblat ... 58

b. Takbiratul Ihram ... 58

c. Rukuk ... 59

d. I‟tidal ... 59

e. Sujud ... 60

f. Iftirasy (duduk diantara dua sujud) ... 60

g. Salam ... 61

B. Aplikasi Mukjizat Gerakan Shalat dalam Kehidupan Sehari- hari ... 61

a. Shalat Sebagai Sumber Keimanan dan Ketentraman ... 61

b. Shalat sebagai Sarana Berkomunikasi bagi Hamba dengan Tuhan ... 63

c. Shalat sebagai Sarana Mendapatkan keberuntungan... 64

d. Shalat Memuat Bacaan al-Qur‟an yang Menjadi Obat .... 64

e. Shalat adalah Pencegah Dosa-dosa ... 65

f. Shalat dapat Mengusir Rasa Sepi ... 66

g. Shalat dapat Mencegah Rasa Takut dan Keluh Kesah ... 66

BAB V PENUTUP ... 68

(16)

xvi

B. Saran-saran ... 69 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Shalat adalah amalan yang pertama akan dihisab pada hari kiamat. Apabila baik shalatnya, maka dianggaplah baik keseluruhan amalannya. Tentulah orang tersebut masuk surga. Inilah anugrah terindah yang bisa di dapat oleh siapa saja yang mengerti, memahami dan mau berusaha menggapainya. Jika shalat hanya dijadikan sebagai kewajiban semata, maka keindahan itu tidak akan dirasakan dan kita akan semakin jauh dari surga.

Syarat shalat sudah diajarkan kepada Nabi Ibrahim, meski penyempurnaan ajaran itu disampaikan oleh baginda Nabi Muhammad SAW. ketika Nabi Muhammad SAW mi‟raj ke langit, beliau menerima perintah langsung dari Allah SWT akan kewajiban shalat. Kita, umat beliau di akhir zaman ini tinggal melaksanakan syariat yang sudah demikian rinci ini, tanpa menambah dan menguranginya. Inilah jalan selamat yang dibutuhkan manusia untuk kebahagiaan dunia akhirat.

(18)

2

Buku yang penulis baca saat ini adalah revisi dari edisi lama, mengingat banyak pertanyaan seputar manfaat shalat, cara melakukan wudhu yang tepat, dan cara menunaikan shalat yang benar. Sebenarnya, sudah banyak kitab rujukan yang berbicara soal itu.

Mungkin sebagian manusia menganggap fungsi shalat hanya untuk beribadah terhadap Allah SWT saja, dan hanya untuk menunaikan kewajiban sebagai orang yang beragama Islam.

Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari berbagai jenis penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaan-Nya, khususnya manusia. Semua perintah-Nya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

(19)

3

Pertama, mulai dari berdiri yang berfungsi tulang leher bagian sendi atas mengalami peregangan, ruas-ruas tulang belakang mengalami penyempurnaan letak aliran sistem dan pola saraf menjadi lancar. Kedua, takbiratul ihram berfungsi untu mengontrol nafas, membuat kontak antara paru-paru dan jantung dan kontak ini dapat mengontrol denyut jantung. Ketiga, rukuk berfungsi melenturka tulang belakang, dan berguna untuk menarik urat pinggang sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan mencegah dari gejala sakit ginjal.

Keempat, i‟tidal berfungsi untuk otot-otot punggung, pinggang aktif dan terkontraksi dengan semua jaringan di punggung dan paha. Kelima, sujud berfungsi untuk memperlancar aliran darah sekaligus oksigen ke otak, pikiran menjadi tenang, dan mencegah kematian akibat pecahnya urat darah di otak. Keenam, duduk di antara dua sujud berfungsi menghindari dari penyakit pangkal paha dan mencegah penyakit wasir (ambeyen). Ketujuh/terakhir, salam berfungsi untuk otot-otot dan jaringan saraf mengendur, peredaran darah menjadi lancar, oksigen ke otot menjadi lancar, pikiran jernih, otot-otot leher dan tengkuk menjadi kuat, dan sirkulasi darah menjadi baik.

(20)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana nilai kesehatan fisik dan mental dalam ibadah shalat karya Sagiran?

2. Bagaimana aplikasi gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari? C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui nilai kesehatan fisik dan mental dalam ibadah shalat karya Sagiran.

2. Untuk mengtahui aplikasi gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari. D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan Islam pada khususnya.

2. Manfaat praktis a. Bagi penulis

(21)

5

kelas dengan harapan dapat dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.

b. Bagi Dunia Pendidikan

1) Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya dan penentu kebijakan dalam lembaga pendidikan serta pemerintah secara umum.

2) Dapat menjadi pertimbangan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang ada di Indonsesia sebagai solusi terhadap permasalahan pendidikan yang ada.

c. Bagi civitas academica

Penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai salah satu acuan bagi pelaksanaan penelitian-penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

(22)

6

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif (qualitative method) adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok (Sukmadinata, 2008: 60).

2. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. (Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kepustakaan ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Pustaka

Peneliti mengkaji buku “Mukjizat Gerakan Shalat” dan buku-buku karya Sagiran.

b. Metode Dokumentasi

Yaitu menggunakan bukti-bukti dan keterangan yang diperoleh dari buku, yang datanya berupa data primer dan data sekunder yang memiliki keterkaitan dengan masalah penelitian untuk dipilah dan dipilih berdasarkan data untuk mempermudah dalam menganalisisnya.

3. Sumber Data

(23)

7

yang digunakan adalah sumber yang relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber data terbagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Sumber Data primer

Merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu buku Mukjizat Gerakan Shalat karya Sagiran yang diterbitkan oleh Qultum Media.

b. Sumber Data sekunder

Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang behubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik berupa buku maupun website. 4. Metode Analisis Data

Teknik analisis data yaitu penanganan terhadap suatu objek Ilmiah tertentu dengan jalan memilah-milah antara pengertian satu dengan pengertian yang lain untuk memperoleh kejelasan mengenai halnya.

Macam-macam metode yang digunakan dalam menganalisis masalah adalah sebagai berikut:

(24)

8

b. Metode Analisis Historis, dengan metode ini penulis bermaksud untuk menggambarkan sejarah biografis Dr. Sagiran yang meliputi riwayat hidup, pendidikan, karir politik, serta karya-karyanya.

c. Metode Analisis Deskriptif, yaitu suatu metode yang menguraikan secara teratur seluruh konsepsi dari tokoh yang dibahas dengan lengkap tetapi ketat (Sudarto, 1997: 100). Tujuan deskripsi ini adalah untuk mmembantu pembaca mengetahui apa yang terjaadi di lingkungan di bawah pengamatan, seperti apa pandangan partisipan yang berada di latar penelitian, dan seperti apa peristiwa atau aktivitas yang terjadi di latar penelitian. Dalam pembacaan melalui catatan lapangan dan wawancara, peneliti mulai mencari bagian-bagian data yang akan diperhalus untuk presentasi sebagai deskripsi murni dalam laporan penelitian. Apa yang dimasukkan melalui deskripsi tergantung pada pertanyaan yang berusaha dijawab peneliti. Sering keseluruhan aktivitas dilaporkan secara detail dan mendalam karena mewakili pengalaman khusus. Deskripsi ini di tulis dalam bentuk narasi untuk melengkapi gambaran menyeluruh tentang apa yang terjadi dalam aktivitas atau peristiwa yang dilaporkan (Emzir, 2010: 174-175).

F. Penegasan Istilah

(25)

9

penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan kosep-konsep pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:

1. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok yang sehingga prefensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatan-perbuatannya (Ensiklopedi Pendidikan, 1990: 106)

Nilai adalah suatu kepercayaan yang stabil sebagai akibat dari suatu penilaian bahwa suatu objek diingini secara sosial dan perorangan sebagai suatu tindakan yang baik, atau suatu gaya tindak yang memerlukan kedua-dua gaya gerak itu kearah objek dan kehendak-kehendak yang selaras dengan kepercayaan (Mifflen, dikutip dalam Frank J. Mifflen, 1986: 268)

Nilai menurut Rokeach, dalam Zuchdi, 2011: 195) merupakan suatu keyakinan yang dalam tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan dianggap jelek.

(26)

10

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai adalah suatu objek, ide, tindakan atau perbuatan yang dianggap baik atau dianggap jelek yang selaras dengan kepercayaan. 2. Kesehatan fisik dan mental

Islam diturunkan Allah SWT untuk memperbaiki jiwa dan

batin manusia dengan keyakinan, ibadah dan mu‟amalah. Kedatangannya

juga untuk memperbaiki fisik manusia supaya selalu bersih dan sehat.

Ibnu Qayyim berkata (Zadul Ma‟ad: 310)

“Kesehatan dan afiat merupakan nikmat Allah yang paling

agung, yang diberikan-Nya kepada Hamba, karunia yang paling besar dan pemberian yang paling mulia. Maka sudah selayaknya jika orang yang diberi karunia ini untuk menjaga dan memperhatikannya serta memeliharanya dari hal-hal

yang berlawanan dengannya.”

Dalam pendapat tersebut Ibnu Qayyim mnjelaskan bahwa kesehatan dan afiat merupakan nikmat Allah yang paling besar dan mulia yang diberikan kepada hamba-Nya. Maka sudah selayaknya jika orang yang diberi nikmat dan karunia berupa kesehatan, untuk menjaga dan mmperhatikan serta memelihara dari hal-hal yag berlawanan yaitu menolak berbagai penyakit dan penyebabnya.

(27)

11

yang menawarkan segala macam keuntungan dan fungsi yang di peroleh para pengguna. Banyak orang yang tergoda untuk menciptakan dan memperoleh kesehatan fisik sehinggalupa mempertimbangkan apa yang relevan atau yang tidak.

Istilah lain untuk kesehatan fisik adalah kesejahteraan fisik. Kesejahteraan fisik didefinisikan sebagai sesuatu yang seseorang dapat mencapai dengan mengembangkan semua komponen yang terkait dengan kesehatan atau gaya hidupnya. Kebugaran kardiorespirasi mencerminkan daya tahan seseorang, kekuatan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh. Kontributor lain untuk kesejahteraan fisik mungkin termasuk nutrisi yang tepat, manajemen berat badan, berpantang dari penyalahgunaan narkoba, menghindari penyalahgunaan alkohol, perilaku seksual yang bertanggung jawab (kesehatan seksual), kebersihan, hiburan, istirahat yang cukup dan tidur yang teratur.

Beberapa orang membagi kesehatan fisik menjadi dua bagian yang terpisah, yaitu:

(28)

12

b. Kesehatan Kimia berhubungan dengan jumlah dan komposisi senyawa yang masuk kedalam tubuh dalam bentuk senyawa-senyawa kompleks baik yang menguntungkan seperti nutrisi ataupun yang merugikan seperti asap kendaraan, racun atau senyawa-senyawa karsinogenik yang tanpa kita sadarai terserap saat kita bernafas atau tertelan bersamaan dengan masuknya bahan pangan kedalam tubuh atau yang masuk kedalam tubuh kita melalui pori-pori kulit. Kita mungkin menghirup atau menelan bahan kimia alami dan sintetis yang bersifat merugikan. Tetapi dalam kebanyakan kasus, tubuh dapat memecah bahan kimia sehingga menjadi tidak berbahaya atau mengeluarkan dari dalam tubuh.

Kesehatan mental adalah terwujudnya hasil keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

(29)

13

Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) (Mudzakir, 2003:19). Zakiah Daradjat (1985:10-14) mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian:

a. Terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).

b. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup.

c. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan pada diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.

(30)

14 3. Shalat

Shalat merupakan sarana agar kita dapat menjalin hubungan dengan erat dengan sang Maha Pencipta. Dibalik itu semua, terdapat filosofi yang luar biasa dari gerakan-gerakan sholat yang kita lakukan sehari- hari.

Dengan shalat, hati anggota tubuh lainnya beribadah secara bersamaan. Hati memperoleh bagian yang paling besar dan sempurna, yakni terhadap Allah Sang Pencipta, merasakan kebahagiaan dan kenikmatan beribadah Nya, merasakan manisnya cinta kepada-Nya. Bahagia ketika berdiri di hadapan-kepada-Nya. Beribadah tanpa berpaling sedikit punkepada selain-Nya, serta menyempurnakan hak-hak

ubudiyah-Nya hingga terlaksana sesuai dengan ridha-nya.

Shalat juga mengajarkan kepada kita untuk selalu hidup sehat. Tubuh manusia memiliki suatu sistem yang begitu sempurna, apabila ada satu bagian yang mengalami kelainan, bagian yang lain akan merasakan akibatnya. Itu semua karena adanya jutaan saraf yang menyebar di tiap-tiap bagian tubuh kita. Bagian yang terbanyak adalah otot-otot jaringan penggerak, yang menggerakkan setiap persendian dan organ internal kita tanpa kita sadari, yang semuanya terkontrol aleh pusat sistem saraf otak. G. Sistematika Penulisan Skripsi

(31)

15

pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman moto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai: Latar Belakang Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Penegasan Istilah dan Sistematika Penulisan Penelitian.

BAB II BIOGRAFI

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Latar belakang, Sistematika, Biografi Dr. Sagiran yang meliputi riwayat kelahiran, perjalanan karirnya, serta Karya-karya Sagiran.

BAB III MUKJIZAT GERAKAN SHALAT MENURUT SAGIRAN

Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran Sagiran mengenai mukjizat gerakan shalat.

BAB IV ANALISIS

Dalam bab ini akan diuraikan tentang analisis dan aplikasi ilmu shalat sehat dalam kehidupan sehari-hari

BAB V PENUTUP

(32)

16 BAB II

BIOGRAFI SAGIRAN

A. Identitas Diri

(33)

17 B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. 1981 : SD Muhammadiyah Tegallayang I Pandak Bantul Yogyakarta

b. 1984 : SMP Negeri II Pandak Bantul c. 1987 : SMA Negeri I Bantul

d. 1993 : Dokter Umum FK UGM (dr.)

e. 2001 : Program Pascasarjana UGM Magister Kesehatan Bidang Dasar Minat Anatomi (M.Kes)

f. 2004 : Pendidikan Dokter Spesialis Bedah

g. 2007 : Program Pendidikan Spesialis Bedah FK UGM/RS Sardjito Yogyakarta (Sp.B)

h. 2012 : Program Doktor Konsorsium PTM. UMY, konsentrasi: Psikologi Pendidikan Islam (DR.)

i. 2017 : Program Sub Sepesialis Bedah Kepala Leher, FK Universitas Airlangga Surabaya (Sp.B (K)KL)

2. Pendidikan Non-Formal

(34)

18 C. Riwayat Pekerjaan

1. 1994 – 1997 : Dokter PTT di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta 2. 1994 – 1997 : Pelaksana Medis RSU PKU Muhammadiyah

Yogyakarta

3. 1994 – sekarang : Staf Pengajar Bagian Anatomi dan Bedah FK UMY

4. 1996 – sekarang : Pendiri dan penanggungjawab bidang kesehatan Yayasan Nur Hidayah

5. 1997 – 1999 : Assisten Pembantu Dekan I FK UMY 6. 1999 – 2002 : Direktur BP-RB At-Turots Al-Islamy 7. 1999 – 2002 : Pembantu Dekan I FK UMY

8. 2003 – 2007 : Sekretaris Bagian Bedah FK UMY

9. 2007 – sekarang : Tim Dokter Bedah RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan RS Nur Hidayah Bantul

10.2007 – sekarang : Kepala bagian Bedah FK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

11.2010 – 2015 : Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

(35)

19 D. Riwayat Organisasi

1. 2000 – sekarang : Perhimpunan Ahli Anatomi Indonesia (PAAI) 2. 2004 – sekarang : Ketua Pusat Studi Kedokteran Islam (PSKI) 3. 2006 – sekarang : Perhimpunan Bedah Endo-Laparoskopi Indonesia

(PBEI)

4. 2007 – sekarang : Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI)

5. 2007 – sekarang : Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI)

6. 2007 – sekarang : Perhimpunan Akupunturis Seluruh Indonesia (PAKSI) 7. 2008 – sekarang : Fellow of Indonesian College of Surgery (FINACS) 8. 2009 – 2011 : Ketua Program Pembibitan Penghafal Al-Qur‟an

(PPPA) Daarul Qur‟an / Wisata Hati DIY

9. 2009 – sekarang : Ketua Yayasan Nur Hidayah Mandiri Sejahtera

10.2010 – sekarang : Anggota Ikatan Kedokteran Laser Indonesia (IKLASI) 11.2010 – sekarang : Anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah

12.2015 – sekarang : Ketua Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) Yogyakarta

(36)

20 E. Pengalaman

a. International Delegate/Conference

1. International Congress of ELSA International Congress of Endoscopic and Laparoscopic Surgeons of Asia (ELSA), Minimally Invasive Surgery: Now And Future, Oral Free Presenter, “Muyo Hook

a Novel Technique in Pneumoperitoneum for Laparoscopic Surgery”,

Bali Indonesia, October 2014.

2. FIMA, IIMA, Annual Scientific Meeting 2015 in Conjuntion with the 8th MUKISI National Meeting “Holistic Health Care (HHC) and

Thibbun Nabawi”, Makassar, 2015.

3. As Speaker at Asia‟s Premier Learning Conference For Hospital Managers, Hospital Management Asia (HMA) 2016, Held In Ho Chi Minh City, Vietnam On September 2016.

4. Speaker at 15th Congress of Asian Pasific Association for Laser Medicine & Surgery (APALMS) and the 7th National Congress of Indonesian Society for Laser Medicine (IKLASI) at Borobudur Hotel, Jakarta, September,2016.

5. Speaker at Asia‟s Premier Learning Conference For Hospital Managers, Hospital Management Asia (HMA) 2016, Held In Ho Chi Minh City, Vietnam On September 2016.

(37)

21

Indonesian Society for Laser Medicine (IKLASI) at Borobudur Hotel, Jakarta, Septmber,2016.

7. Speaker at Joint Conference on Bioethics and Humanities: The 8thNaional Meeting of Jaringan Bioetika dan Humaniora Kedokteran (JBHKI 8) and The 17th Asian Bioethics Conference (ABC17), Hotel Alana, Yogyakarta, 12th -17th November, 2016.

8. Speaker at The 5th Congress Of Asian Society of Head and Neck Oncology (ASHNO) at Bali International Convention Centre, Indonesia. 23rd – 25th March, 2017.

b. Pembicara Pelatihan/Seminar/Workshop

1. Seminar Profesional Behaviour dan Etikomediko Legal, IDI DIY, Yogyakarta, 2014.

2. Symposium International Congress of ELSA International Congress of

Endoscopic and Laparoscopic Surgeons of Asia (ELSA), Minimally Invasive Surgery: Now And Future, Bali Indonesia, 2014.

3. Rakernas APKKM Workshop Metodologi Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan “Muhammadiyah Perspective on Strategy for Excellent

Education and Health Care Services”, 2014.

4. Seminar & Workshop Rumah Sakit Syariah, Majelis Syuro Upaya

Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) “Rumah Sakit Syariah dengan Akreditasi Internasional dalam Menghadapi Era Jaminan

(38)

22

5. Daurah 60 hari Hafal Al-Qur‟an & Faham Artinya 30 Juz, Bogor, 2015.

6. Basic & Intermediate Course of Palliative Care, RSUD Dr.Soetomo Surabaya, 2015.

7. Training Strategic Partnership with Moslem Religious Leaders (MRLs) in Family Planning, Yogyakarta, 2015.

8. Refreshing Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Tenaga Pendidik, UMY, Yogyakarta, 2015.

9. Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2) XIII Bandar Lampung, 2016.

10. Musyawarah Cabang IDI Bantul, Bantul, 2016.

11. Seminar Nasional “Pengelolaan Rumah Sakit Berbasis Syariah” RS JIH Yogyakarta, Desember 2016

12. Speaker at “Training on Developing Strategic Partnership with Moslem Religious Leaders (MRL‟s) In Family Training.” 28 April 2017, Nur Hidayah Hospital, Bantul, Yogyakarta.

(39)

23 F. Karya Ilmiah

a. Buku

1. Islam dan Etika Kedokteran PSKI FK UMY, 2000. 2. Evolution Toward Better Ummah, PSKI FK UMY 2005. 3. Panduan Etika Medis, PSKI FK UMY 2006.

4. Mukjizat Gerakan Sholat, Qultum Media, 2006/2007, cetakan ke VIII 2011.

5. Kuliah Kedokteran Islam Prof. Omar Hasan Kasule, PSKI UMY, 2008.

6. Meraup Pahala Ketika Sakit, Qultum Media, 2008.

7. Hukum Bedah Medis Menurut Islam, Aslamedia Jakarta, 2012. 8. Standard Kompetensi Dokter Muhammadiyah, FKIKY UMY, 2012 9. Supiyati Manusia Paku, Fenomena Santet dalam Kedokteran, NH

Media, 2012.

10. Buku Saku ”Ya Allah, Anugerahkan Untukku Anak yang Shalih”

Do‟a dan Wirid untuk Ibu Hamil, RS Nur Hidayah, 2012.

11. Warisan Nabi yang Terlupakan ”Sehat Gaya Rasul”, Qultum Media, 2014.

12. Dahsyatnya Tuma‟ninah ”Gerakan Peregangan Khusus Bersama

Pemahaman Bacaan Sholat” dalam Sholat – Ulasan Kesehatan Fisik dan Kesehatan Hati, Editor, LeutikaBooks, 2014.

(40)

24

14. Buku Mutaba‟ah “Hafal Al-Qur‟an 30 Juz & Faham Artinya”,

Yogyakarta: NH Media, 2015.

15. Menjadi Keluarga Allah, Yogyakarta: NH Media, 2015.

16. Seruan Generasi Rabbani, Yogyakarta: NH Media, 2015.

17. Hu-Care: Terapi Religius, Upaya Menjadikan Praktek Ibadah,

Sebagai Modalitas Penyembuhan Penyakit, Yogyakarta : Cahaya

Mandiri Sejahtera, 2016 b. Artikel/Publikasi/Penulisan

1. Geriatric Surgical Problem in Indonesia, FIMA, 2011.

2. The Hu Care, Husnul-Khatimah as The Basic Concept of Palliative Care at Islamic Hospital, IHC, IKIM, MUKISI, Malaysia, 2012. 3. International Conference on Sustainable Innovation (ICOSI),

Sustainable Innovation in Enhancing Global Competitiveness in Asian

Countries ”Hoe to Develop Islamic Palliative care Based on The

Principles of Husnul-Khatimah, UMY Indonesia, 2012.

4. EndoLaparoscopic Surgeon of Asia: ”MUYO Hook A Novel Technique in Pneumoperitoneum for Laparoscopic Surgery” Riyadh Kingdom of Saudi Arabia, Dec 2012.

5. Paper “Pectoralis major myocutaneous flap for closing the defect in

(41)

25 c. Poster

1. Retroperitoneal Teratoma, Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKABI, Jakarta 2003.

2. Syringo-Subdural Shunting, Asian Conference of Neurosurgeons, Jakarta 2003.

3. Enplaque Meningioma, Asian Conference of Neurosurgeons, Bali, 2004.

4. Quick DASH Evaluation on the midshaft clavicle fracture treatment, PIT IKABI, 2007.

5. Ganglion Gluteus, P2B2 PABI, Bali, 2008.

6. Carcinoid Tumor Gaster, Problema Informed Concent, MABI, Palembang, 2008.

7. “OSCIE (Objective Structured of Competence in Islamic-Values Examination) as Quality Assurance System of Islamic Competence in

Muhammadiyah University”, Malaysia, 2012.

(42)

26 BAB III

DESKRIPSI PEMIKIRAN SAGIRAN

TENTANG GERAKAN SHALAT

Menurut Sagiran di dalam buku mukjizat gerakan shalat terdapat banyak manfaat-manfaat dalam gerakan shalat yang bisa diterapkan kepada setiap umat, seperti anatomi gerakan shalat, senam ergonomis, dan pijat getar saraf. Agar mereka mengetahui dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Untuk mengetahui lebih dalam tentang manfaat dari gerakan shalat, maka penulis akan menguraikannya dalam pembahasan berikut:

A. Manusia Membutuhkan Tuntunan

(43)

27

Maha Besar Allah yang telah memelihara langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Tiada satu helai daun pun jatuh yang luput dari penglihatan-Nya. Allah paparkan perintah untuk ditaati dan Allah bentangkan larangan untuk dijauhi. Semua adalah untuk kebaikan makhluk-Nya, atas pengetahuan-Nya sebagai Sang Pencipta. Allah mengutus Nabi dan Rasul-Nya untuk diikuti oleh umat manusia dalam menepati kehidupan fana menuju kehidupan yang hakiki (Sagiran, 2014: 2-3).

Kisah Nabi Ibrahim AS mencari Tuhan adalah gambaran yang berulang dari siklus peradaban manusia. Ibrahim yang lahir di tengah kebudayaan penyembahan kepada berhala dengan cerdas menolak dan sekaligus mencari kebenaran sejati. Mungkin bulan, mungkin bintang, atau mungkin matahari yang lebih besar lebih layak disembah daripada berhala batu yang dibuat oleh tangan manusia sendiri. Namun, pencariannya itu pupus di ujung pengakuan, (Sagiran, 2014: 3)

َنِم منَنوجكلأ يبَِّر ِنِِدْهَ ي َْلَ ْنِئَل َلاَق َلَفَأ اممَلَ ف يبَِّر اَذَه َلاَق اًغِزاَب َرَمَقْلا ىَأَر اممَلَ ف

ْوَقْلا

َييلامضلا ِم

“sesungguhnya jikaTuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,

pastilah aku termasuk orang-orang yang tersesat” (QS. Al-An‟am: 77).

(44)

28

Syariat shalat sudah diajarkan kepada umat Nabi Ibrahim, meski penyempurnaan ajaran itu disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketika

Nabi Muhammad SAW mi‟raj ke langit, beliau menerima perintah langsung

dari Allah SWT tentang kewajiban shalat. Kita, umat beliau di akhir zaman ini, tinggal melaksanakan syariat yang sudah demikian rinci, tanpa menambah dan menguranginya. Inilah jalan selamat yang dibutuhkan manusia untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Demikianlah akhirnya Islam menyebar luas ke seluruh penjuru bumi dengan izin Allah SWT (Sagiran, 2014: 3-4).

Di Indonesia, penyebaran Islam banyak dibantu oleh raja-raja Islam dan peran ketokohan Wali Sanga. Sunan Kalijaga dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam penyebaran agama Islam di Jawa. Beliau mengakulturasikan budaya Jawa Hindu dengan Islam sebagai metode tablighnya. Di antara wasiat Sunan Kalijaga sebagai berikut:

a. Golekana tapaking kuntul mlayang (carilah atau ikuti jejak kaki burung putih yang terbang). Apa bisa?

b. Cecekela galihing kangkung (peganglah atau bersenjatalah dengan tangan batang kayu kangkung). Padahal batang kangkung tengahnya kosong? (Sagiran, 2014: 4).

(45)

29

amruna fa huwa raddun (“Barangsiapa mengerjakan suatu amalan yang tidak

ada tuntunannya dari kami (Nabi) maka ia tertolak”) (Sagiran, 2014: 4).

Wasiat kedua bermakna dalam. Tengah batang kayu (galih) biasanya dipakai sebagai aji-aji (senjata sakti). Tetapi, dalam hal ini, galih adalah akronim dari tiga lan kalih (bilangan 2 dan 3), kangkung adalah akronim juga dari mekungkang-mekungkung (gerakan rukuk berulang-ulang), maksudnya shalat. Ternyata, dalam riwayat disebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW wafat, kata-kata terakhir yang disebut (jw: wanti-wanti) salah satunya adalah shalat (Sagiran, 2014: 5).

B. Syariat Shalat

Menegaskan kembali bahwa tata cara shalat kita harus sesuai dengan tuntunan Nabi SAW. Segala bentuk penambahan dan pengurangan dari tata cara shalat adalah kebatilan. Apa pun niatnya, apa pun tujuannya dan manfaatnya, tetap saja itu merupakan bid‟ah yang harus dibuang jauh-jauh.

Lau kaana khairan lasabakuunaa ilaihi (kalau sekiranya perbuatan itu baik tentulah para sahabat telah mendahului kita mengamalkannya) (Sagiran, 2014: 15-16).

Nabi SAW telah menjabarkan tata cara shalat: a. Niat

b. Bediri

(46)

30 f. I‟tidal

g. Sujud

h. Duduk antar dua sujud

i. Tuma‟ninah ketika rukuk, sujud, berdiri, dan duduk

j. Bangkit dari sujud k. Tasyahud awal l. Tasyahud akhir

m. Salam (Sagiran, 2014: 16-26).

Tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan pendapat para alim ulama tentang wudhu dan shalat. Hal ini wajar terjadi dan tidak perlu dijadikan penyebab perpecahan, terutama pada masalah ibadah. Selama masih dalam batas-batas kaidah yang benar, hendaknya kita berlapang dada dan tetap menjaga ukhuwah (Sagiran, 2014: 27).

C. Khusyuk Shalat

(47)

31

D. Peran Kedokteran Islam Menyingkap Mukjizat Shalat

Dari semua ilmu dan seni praktis yang dikembangkan oleh umat muslim tak ada yang menempati posisi lebih mulia dan dihargai dari pada kedokteran. Banyak di antara tokoh religius dan kedokteran Islam, yang memandang seni dan praktek kedokteran sebagai perbuatan relijius yang utama. Karena bidang ini mengajari manusia untuk membantu orang lain menjaga dan memulihkan kesehatan mereka. Kesejahteraan umat manusia adalah tujuan Islam. Penyataan Islam tentang kesejahteraan meliputi; keselamatan, keutuhan dan keterpaduan individu manusia atau kelompok dimana kesehatan fisik merupakan unsur yang penting dan tak dapat dipisahkan. Kesehatan dipandang dalam Islam secara holistik, dengan konsekuensi bahwa kedokteran Islam juga bersifat holistik (Sagiran, 2014: 33).

(48)

32

tidak pernah terpisah dari keimanan religius yang dalam dan kepercayaan pada Tuhan. Berkat sistem kedokteran Islam maka dokter-dokter muslim pada umumnya berhasil memenuhi harapan-harapan itu (Sagiran, 2014: 34).

Shalat sebagai salah satu perangkat peribadatan terbesar dalam Islam, dapat di pandang oleh seorang dokter muslim dari berbagai aspek. Dokter muslim harus dapat menguraikan shalat dari pandangan holistik menjadi kajian-kajian tematik, selanjutnya dilakukan penelitian berdasarkan tema itu. Tema yang paling besar di bidang ini adalah fisiologi, penyakit dan pengobatan (Sagiran, 2014: 34).

Pengobatan itu sendiri bukanlah suatu ilmu pasti seperti matematika dan fisika. Pengobatan memiliki prinsip umum yang valid sepanjang waktu, namun setiap pasien berbeda dan pengobatan yang efektif untuk 90% dari populasi, mungkin tidak akan efektif pada 10% populasi yang lain. Jadi pada dasarnya pengobatan bersifat eksperimental. Bahkan suatu metode prngobatan yang sudah diterima secara luaspun harus tetap dimonitor dan dievaluasi untuk mengetahui apakah efektif untuk pasien tertentu dan apakah juga efektif untuk efektif untuk pasien secara umum. Inilah salah satu fungsi dari penelitian medis (Sagiran, 2014: 34-35).

(49)

33

modern, kemajuan besar telah terjadi di bidang ini dalam 50 tahun terakhir. Dewasa ini ada banyak penelitian medis yang akan dilakukan. Meskipun demikian, masih saja ada pertanyaan mengenai fungsi tubuh manusia, penyebab penyakit (baik yang sudah akrab mapun yang masih baru), dan cara untuk mencegah atau menyembuhkannya masih belum terjawab, penelitian kedokteran Islam merupakan satu-satunya cara untuk menjawab pertanyaan tersebut (Sagiran, 2014: 35).

Selain mencari pemahaman yang lebih baik mengenai fisioloogi manusia, penelitian medis juga menyelidiki berbagai faktor dalam kesehatan manusia seperti pola penyakit (epidemiologi), organisasi, pendanaan dan pemberian layanan kesehatan (sosiologi dan antropologi kedokteran), hukum (kedokteran legal), dan etika (etika kedokteran). Semua dokter menggunakan hasil dari suatu penelitian medis dalam praktek klinik mereka. Untuk menjaga komptensi mereka, dokter harus tetap mendapatkan informasi terbaru mengenai penelitian yang berhubungan dengan wilayah kerjanya melalui

Continuing Medical Education/Continuing Professional Development, jurnal kedokteran dan interaksi dengan kolega yang berpengetahuan (Sagiran, 2014: 35-36).

(50)

34

hubungan antara pelaksanaan ibadah ritun terhadap kebugaran tubuh, pola penyakit, kecepatan penyembuhan, timbulnya komplikasi dan lain-lain. Selanjutnya, dia melakukan survei dan membuat kesimpulan sesuai dengan metodologi penelitian (Sagiran, 2014: 36).

Lebih luas dari kajian tentang shalat, yakni menyingkap fungsi

Al-Qur‟an bagi kesehatan. Alah satu nama Al-Qur‟an adalah As-Syifa yang berarti sesuatu yang menyehatkan atau yang memulihkan kesehatan. Umat Islam memahami kesehatan ini merujuk pada kesehatan spiritual, intelektual, psikologis, dan fisik. Semua dimensi yang berbeda-beda dari kesehatan manusia ini terintegrasi dan menyatu dalam pandangan dunia religius Islam. Jadi tujuan kedokteran sangat selaras dalam pandangan AL-Qur‟an tentang kesejahteraan manusia. Kedokteran pada umumnya dipandang oleh umat Islam sebagai sebuah sain yang akarnya jelas berasal dari AL-Qur‟an dan sunah Nabi. Kemuliaan dan kedudukan tinggi kedokteran dalam masyarakat Islam tradisional, selanjutnya dipacu oleh keyakinan bahwa sain ini pada awalnya diwahyukan kepada manusia melalui para Nabi yang diutus untuk umat manusia (Sagiran, 2014: 36-37).

(51)

35

dalam ilmu kedokteran dan akan menjadi bagian dalam arus utama kedokteran. Aktivitas ibadah akan menjadi baku dalam praktek kedokteran ilmiah pada kebanyakan komunitas kedokteran. Penggunaannya akan meluas, sehingga dokter atau rumah sakit yang tidak menyarankan penggunaan doa sebagai bagian integral perawatan medis pada suatu hari nanti akan merupakan kesalahan pengobatan medis (Sagiran, 2014: 37). E. Anatomi Gerakan Shalat dalam Pandangan Medis Menurut Sagiran

(52)

36

b) Gerakan Takbiratul-ihram yaitu gerakan memulai shalat dengan mengangkat tangan sedemikian sehingga telapak menghadap kiblat di samping kanan kiri bahu atau wajah kita. Seorang ahli psikologi dari Belanda, Professor Vander Hoven (2002) tentang pengaruh membaca

Al-Qur‟an dan pengucapan berulang-ulang kata “Allah”. Secara fisiologis,

pengucapan huruf pertama yakni “A” melapangkan sistem pernafasan,

berfungsi mengontrol gerak nafas. Kemudian saat mengucap konsonan

“l” menurut cara orang Arab dengan lidah tertarik ke langit-langit dan sedikit tergelincir di bagian rahang atas, sejenak tertahan sebelum

kemudian mengucapkan bunyi “lah” membentuk ruang tertentu di rongga

mulut. Jeda yang pendek dan kemudian disusul dengan jeda yang sama secara berurutan ini menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap

relaksasi pernafasan. Juga, pengucapan huruf terakhir yakni “h”

(53)

37

c) Rukuk adalah membungkukkan badan sedemikian sehingga punggung, leher, dan kepala menjadi posisi horizontal sama sekali. Posisi kaki masih tetap seperti saat berdiri pada awalnya. Pada saat rukuk sempurna, tulang belakang menjadi relatif lurus. Rukuk berfungsi ganda. Pegang lutut mantap. Jatuhkan badan ke muka, biarkan tersangga oleh lengan. Saat itu, ketiak benar-benar terbuka, dan ruas-ruas tulang belakang meregang (Sagiran, 2014: 54).

(54)

38

e) Gerakan sujud merupakan urut-urutan dari gerakan-gerakan: Tubuh merendah dengan menekukkan badan dan lutut, telapak tangan mencapai lantai, disusul lutut mencapai lantai, jari-jari kaki tertekuk, telapak kaki berdiri tegak, tangan di lantai geser maju ke depan, muka tersungkur menyentuh lantai pada jidat dan hidung, pantat diangkat, paha pada posisi tegak lurus (jika tahap ini tidak dikerjakan, sujud akan tampak seperti mendekam), kedua telapak kaki dirapatkan, dengan tetap berdiri tegak dan jari-jari menekuk sehingga tetap mengarah ke kiblat.

f) Beberapa hal yang sering menyebabkan sujud tidak berfungsi optimal untuk pelurusan tulang belakang adalah tidak menegakkan paha mengangkat pantat dan berat tubuh bagian depan jangan ditopang penuh oleh tangan, akan tetapi kening menyangga lebih besar. Solusinya yakni hamparkan kepala dan badan cukup jauh ke depan, paha tegak, badan tersangga di kedua ujung dahi dan panggul, tulang punggung secara otomatis melengkung ke depan.

(55)

39

pembuluh darah utama di tungkai, sehingga menambah debit aliran darah ke otak dan organ dalam lainnya, pada waktu yang sama mengembangkan sirkulasi melalui pembuluh kolateral di kaki. Duduk dalam shalat bisa jadi indikator kelenturan tubuh. Lakukan dengan sempurna. Bila ada kesulitan atau nyeri, mungkin perlu streching segera (Sagiran, 2014: 58).

(56)

40 F. Senam Ergonomis

a) Gerakan pembuka, berdiri sempurna

Caranya adalah berdiri tegak, pandangan lurus ke depan, tubuh rileks, tangan di depan dada, telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri, menempel di dada, dengan jari-jari sedikit merenggang. Posisi kaki meregang sehingga kaki di buka kira-kira selebar bahu, telapak dan jari-jari kaki mengarah lurus ke depan (Sagiran, 2014: 96).

Manfaatnya adalah dengan gerakan pembuka berdiri sempurna, seluruh syaraf menjadi satu titik pada pengendaliannya di otak. Pusat kendali di seluruh belahan otak bagian kanan kiri, depan belakang, luar dalam dan atas bawahdipadukan saat itu pada satu tujuan. saat itu, pikiran dikendalikan oleh kesadaran akal untuk sehat dan bugar, tubuh dibebaskan dari beban pekerjaan, berat tubuh ditumpukkan dengan pembagian beban yang sama pada kedua kakinya (Sagiran, 2014: 98). b) Gerakan lapang dada

Caranya adalah dari posisi berdiri sempurna, kedua tangan menjuntai ke bawah, kemudian dimulai gerakan memutar lengan. Tangan diangkat lurus ke depan, lalu ke atas, terus ke belakang, dan kembali menjuntai ke bawah. Satu putaran, disambung dengan putaran berikutnya sehingga seperti baling-baling. Posisi kaki dijinjitkan-diturunkan, mengikuti irama gerakan tangan (Sagiran, 2014: 98-99).

(57)

tombol-41

tombol kesehatan yang tersebar di seluruh tubuh. Putaran lengan adalah sebagaimana putaran generator listrik sehingga gerakan memutar lengan ke belakang adalah gerakan membangkitkan biolistrik di dalam tubuh sekaligus terjadi sirkulasi oksigen yang cukup, sehingga tubuh akan terasa segar dan adanya tambahan energi (Sagiran, 2014: 101).

c) Gerakan tunduk syukur

Caranya adalah dimulai dengan mengangkat tangan lurus ke atas, kemudian badan membungkuk, tangan kemudian meraih mata kaki, dipegang kuat, tarik, cengkram, seakan-akan kita mau mengangkat tubuh kita. Posisi kaki tetap seperti semula. Pada saat itu kepala mendongak dan pandangan diarahkan ke depan. Setelah itu kembali ke posisi berdiri dengan lengan menjuntai (Sagiran, 2014: 101).

Manfaatnya adalah gerakan ketiga, tunduk syukur, adalah gerakan memasok oksigen ke kepala dan mengembalikan posisi tulang punggung supaya tegak. Gerakan ini akan melonggarka otot-otot punggung bagian bawah, paha, dan betis (Sagiran, 2014: 102).

(58)

42 d) Gerakan duduk perkasa

Caranya adalah dari posisi sebelumnya, jatuhkan kedua lutut ke lantai, posisi kedua telapak kaki tegak berdiri, jari-jari kaki tertekuk mengarah ke depan. Tangan mencengkeram pergelangan kaki. Mulai gerakan seperti mau sujud tetapi kepala mendongak, pandangan ke depan, jadi dagu hampir menyentuh lantai. Setelah beberapa saat (satu tahapan nafas) kemudian kembali ke posisi duduk perkasa (Sagiran, 2014: 103).

Manfaatnya adalah geraka keempat duduk perkasa, adalah gerakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan keperkasaan. Sujud dengan posisi jari-jari di tekuk. Gerakan sujud ini akan membuat otot dada dan sela iga menjadi kuat. Sehingga rogga dada menjadi lebih besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat menghisap oksigen lebih banyak. Lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot perut berkembang dan mencegah

kegombyoran di bagian tengah. Menambah aliran darah ke bagian atas tubuh, terutama kepala, mata, telinga, dan hidung serta paru-paru. Memungkinkan toksin-toksin dibersihkan oleh darah, bermanfaat

mempertahankan posisi “benar” pada janin (bagian ibu hamil),

mengontrol tekanan darah tinggi, serta menambah elastisitas tulang itu sendiri (Sagiran, 2014: 105).

(59)

43

Caranya adalah dari posisi sebelumnya, kedua telapak kaki dihamparkan ke belakang, sehingga kita duduk beralaskan telapak kaki (bersimpuh; duduk sinden). Tangan berkecak pinggang. Mulai gerakan seperti akan sujud tetapi kepala mendongak, pandangan ke depan, dan dagu hampir menyentuh lantai. Setelah beberapa saat (satu tahapan nafas) kemudian kembali ke posisi duduk pembakaran (Sagiran, 2014: 107).

(60)

44 f) Gerakan berbaring pasrah

Caranya adalah dari posisi duduk pembakaran, kita rebahkan tubuh ke belakang. Gerakan ini paling berat meskipun kelihatan sepele. Berbaring dengan tungkai pada posisi menekuk di lutut. Ini harus hati-hati, mungkin harus dengan cara bertahap, kalau perlu pada awalnya dengan bantuan alas punggung. Bila sudah rebah, tangan diluruskan ke atas kepala, ke samping kanan kiri maupun ke bawah menempel badan. Pada saat itu tangan memegang betis, tarik seperti mau bangun, dengan rileks, kepala bisa didongakkan dan digerak-gerakkan ke kanan-kiri. Posisi dan gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai akan bangun. Gerakan ini cukup satu kali tetapi dipertahankan beberapa menit sekuatnya. Hati-hati juga pada saat akan bangun, pada pemula biasanya mengalami kesulitan sehingga harus dibantu teman latihannya. Atau dengan cara lain, bukan bangun dari posisi itu, tetapi meluruskan lutut kanan kiri sehingga menjadi posisi berbaring lurus biasa, baru kemudian bangun (Sagiran, 2014: 108-109).

(61)

45

menderita asma, akan merasa lega, melenturkan tulang punggung sehingga seluruh saraf akan bekerja secara optimal terutama aliran biolistrik sangat cepat. Gerakan ini juga bermanfaat untuk memperkuat otot betis, otot paha, otot perut, otot dada dan bagian wanita juga akan mengurangi rasa sakit saat menstruasi dan saat melahirkan, karena di dalam gerakan ini juga memperkuat otot pinggang dan merelaksasikan pinggang bagian bawah. Bahkan dalam senam rutin, gerakan terakhir ini harus menjadi puncak relaksasi tubuh kita dari seluruh ketegangan fisik dan mental. Kesulitan (akibat rasa sakit) melakukan gerakan ini sering disebabkan karena kurang tercapainya kondisi rileks dari tubuh dan pikiran kita (Sagiran, 2014: 109-110).

G. Pijat getar saraf

Teknik pijat getar saraf yang akan diuraikan sebagai berikut ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

(62)

46

menggunakan ujung ibu jari di daerah cekugan saraf mata tepat di bawah alis mata. Tehnik ini membantu dalam memperlancar sirkulasi darah ke bola mata, otot-otot wajah, hidung, kepala (termasuk ke otak), serta kulit wajah (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 61)

2) Kening juga dipijat dengan menggunakan ujung jari telunjuk dan tengah yang disatukan, setelah itu dengan ibu jari ditekan, dipijat dan digeser dengan arah membuka keluar dari pinggir hidung sampai dagu, kemudian geser ke ujung dagu. Di daerah kening ini terdapat pembuluh darah arteri

(terasa denyutan), sedangkan di daerah dagu terdapat pembuluh darah yang mensuplai darah di wajah. Kedua pembuluh darah inilah yang memberikan suplai darah di wajah, jika berfungsi optimal otot-otot di wajah serta saraf yang ada di sana bisa berfungsi optimal pula (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 61).

3) Memijat daun telinga seperti gerakan memilin, hingga tampak kemerahan. Dengan jari daerah di belekang telinga (terasa bantalan tulang keras), ke arah atas

(63)

47

terdapat pembuluh darah dan saraf yang melayani daerah bibir dan rahang.

5) Pangkal leher dapat dipijat dengan ibu jari. Pangkal leher bagain belakang dipijat dengan ujung bawah jari telunjuk dan jari tengah, lalu tekan dan geser dengan ujung ibu jari dari arah cekungan pangkal otak belakang ke pangkal leher. Sekeliling tengkuk di pangkal leher dipijat dan ditekan dengan menggunakan ujung jari telunjuk. Urat saraf pundak yang menuju arah pangkal lengan leher dipijat dan digeser dengan ibu jari dan jari telunjuk. Leher depan dipijat dengan menggunakan ujung jari telunjuk dari pangkal leher bawah dagu, urut ke bawah, teruskan ke cekungan tulang selangka.

Sesampainya di cekungan tulang selangka, ujung jari ditekan dan diputar-putar. Kemudian dengan menggunakan bagian bawah ibu jari, tekan dan geser ke arah pangkal lengan atas. Teknik ini akan meragsang sensor tekan di pembuluh darah besar (aorta) dan leher (ateri

karotis) yang mensuplai darah ke otak “sinyal dikirim ke pusat (saraf

tulang belakang) mulai saraf vagus” mengatur denyut jantung dan tekanan darah. Disamping itu, arteri karotis ini memiliki kemampuan dalam mengenali kondisi dimana kadar oksigen turun.

(64)

48

cekungan pangkal siku. Lakukan sampai ujung jari terasa tersetrum (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 63).

7) Pangkal siku dipijat dengan menggunakan jepitan ibu jari dan telunjuk. Cari urat saraf yang linu dan kaku, terutama pada titik sedekap. Pijat saraf pada cekungan ibu jari dan telunjuk jari. Buang pegapuran pada ujung saraf di pangkal jari dan ini tidak boleh mati rasa. Pijat telapak tangan atas dengan menggunakan titik api pada jari ibu jari. Tekan dan pijat ujung saraf pada pangkal telapak tangan pada bonggol mata tangan. Pijat dengan menggunakan ujung telunjuk pada pangkal telapak tangan dalam sambil dipilas ke depan sehingga mengeluarkan bunyi dan bergetar di ujung-ujugn jari (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 63). 8) Bagian ketiak ditusuk, ditekan, digeser hingga menghasilkan getaran

listrik yang terasa sampai ke ujung-ujung jari tangan. Tehnik ini digunakan untuk membongkar pengapuran yang terjadi pada pangkal ketiak dalam yang dapat menyumbat nadi ketiak, sehingga pembuluh darah ditelapak tangan tidak dapat sempurna pengembangnya. Sumbatan pada nadi ketiak ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, lengan tangan lemah, kaku dan telapak tangan akan kedinginan. Jika pangkal lengan dingin, kepala akan menjadi panas (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 64).

(65)

49

jari telunjuk secara lembut, sisi kanan dan kiri tulang belakang. Di sepanjang jalur ini terdapat sensor-sensor saraf yang terkait dengan fungsi organ dalam: paru, jantung, liver, pankreas, limpa, ginjal dan saluran kencing, serta reproduksi. Sehingga bisa mengoptimalkan kerja organ-organ tersebut. Arah pijatan lurus mengikuti tulang belakang, melanjut sampai ke pantat, paha belakang, betis belakang, telapak kaki, jari-jari kaki. Saat sampai di daerah pergelangan kaki, pijat dan tekan urat di bawah tendo pergelangan kaki (Madyo Wratsongko & Sagiran, 2006: 65).

H. Aplikasi ilmu shalat dalam pengaturan siklus harian 1) Pola pengaturan waktu

Rekomendasi yang pertama dilakukan dalam aplikasi ilmu shalat sehat ini adalah manajemen waktu. Secara kontinyu, fisik, pikiran, dan emosi kita akan di “charge” sehingga energinya akan full lagi dan siap melanjutkan aktivitas. Biological clock (jam biologis) atau biorythm

(irama kehidupan) tubuh kita tentu akan berputar tepat, karena kita menggunakan mesin asli dari pembuatnya. Kita diciptakan oleh Allah, kita atur siklus tubuh dengan aturan waktunya Allah melalui shalat rawatib (Sagiran, 2014: 159).

2) Sempurnakan sujud dan barisan shalat

(66)

50

kami tekankan adalah mengenai sujud dan barisan shalat berjamaah. Sujud adalah inti ketundukan penyembahan. Sedangkan barisan yang sempurna adalah syarat kesempurnaan shalat jamaah (Sagiran, 2014: 160-161).

3) Tidur adalah pelabuhan aktivitas manusia

Tidur termasuk salah satu dalam enam kebutuhan mendasar utama bagi manusia. Tidur berfungsi sebagai restorasi tenaga. Yang dimaksud dengan restorasi tenaga adalah pemulihan kembali dari kondisi yang terforsir menjadi segar. Restorasi tenaga dibutuhkan oleh tubuh supaya bisa menjalankan aktivitas kehidupannya. Tidur merupakan pelabuhan aktivitas tubuh manusia (Sagiran, 2014: 162).

Tidur yang baik atau sebut tidur sukses adalah tidur yang mulainya cepat, lamanya sesuai kebutuhan, dan bangunnya tubuh menjadi segar. Jadi, kita harus mempelajari bagaimana mengawali, bagaimana menjalani dan bagaimana mengakhiri tidur kita. Karena pentingnya tidur, pasti seseorang itu akan membutuhkan tidur dalam sehari-harinya, maka Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan kepada kita, bagaimana kita memulai tidur (Sagiran, 2014: 163). Adapun pokok-pokok yang diajarkan Nabi adalah:

(67)

51

Karena doa memperlihatkan tingkat kesadaran yang amat tinggi pada manusia yang mengamalkannya.

b. Ritual lain diajarkan juga oleh Nabi SAW, kita membaca: Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, membaca ayat Kursi, dan membaca Al-Ikhlas, Al-Falaq serta An-Naas, kita usapkan kedua tangan ke bagian tubuh yang terjangkau (Sagiran, 2014: 163-164).

4) Bangun tidur adalah awal segala sesuatu

Beberapa langkah yang dapat membantu kita sukses mejalani ritual bangun tidur sebagai berikut:

a. Segera ucapkan begitu mata terbuka

b. Bila tubuh merasa kurang enak, kami menyarankan pada saat bangun segera ambil posisi duduk pembakaran, usapkan bekas tidur di wajah dengan tangan

c. Minum air putih. Air putih akan mengawali kegiatan, yang memberi energi pertama pada saat memulai hari setelah bangun tidur.

d. Segeralah berdiri serta turun dari tempat tidur untuk pergi ke kamar mandi.

e. Akhirilah hajat di kamar mandi dengan berwudhu atau mandi (Sagiran, 2014: 168-170).

5) Mengatasi nyeri dan pegal saat bangun tidur

(68)

52

terasa nyeri, sehingga nyeri tersebut berkurang atau hilang sama sekali, dan itu artinya anda siap menjalani aktivitas (Sagiran, 2014: 171).

6) Mengaktifkan tiga dimensi otak

Menurut ilmu Brain Gym, otak kita memiliki 3 dimensi, yakni: a. Dimensi lateralitas (kanan-kiri), kita bisa melakukan dengan cara

menggeliat. Menggeliat adalah perkara yang sepele, tetapi kadang-kadang menimbulkan salah urat atau salah posisi. Caranya tangan kanan kita gerakkan menyeberang garis tengah ke sebelah kiri, sementara kaki kiri digerakkan menyeberang garis tengah ke sebelah kanan. Begitu sebaliknya, tangan kiri digerakkan menyeberang garis tengah kanan, sementara kaki kanan digerakkan menyeberang garis tengah ke kiri. Hal ini dapat mengaktifkan dimensi latero-lateral

atau dimensi kanan-kiri. Gerakan ini bisa memperbaiki fungsi asosiasi otak kanan dan otak kiri sehingga proses belajar yang menggunakan kedua otak itu bisa lebih efektif.

b. Dimensi depan-belakang, otak bisa aktifkan dengan cara kita melihat benda-benda yang ada di dekat kita, berganti-ganti dengan kita melihat keluar rumah, terhadap benda-benda yang jauh. Fungsi gerakan ini adalah mengaktifkan dimensi muka-belakang.

(69)

53

7) Membangunkan tidur anak dengan duduk pembakaran

Apabila anda harus membangunkan orang lain, maka perlu diingat bahwa saat-saat bangun itu adalah saat-saat otak bergelombang belajar. Maka gunakanlah kata-kata yang indah pada saat anda membangunkan seseorang dari tidur. Gunakanlah kalimat-kalimat yang jelas dan bermanfaat, yakinkan bahwa yang anda bangunkan itu mendengar dan paham apa yang anda ucapkan. Ini jelas lebih bagus dari pada anda melakukan tepukan di paha atau di punggung, atau menggoyang-goyangkan kepala atau mencubit, atau bahkan mengguyur air (Sagiran, 2014: 173).

Bagi orangtua yang membangunkan anaknya saya kira langkah-langkah yang disebutkan di depan dapat di praktikkan (Sagiran, 2014: 174).

8) Doa sebelum makan dan minum

Kita telah memahami bahwa tubuh kita sebagian besar mengandung air. Maka demikian pula yang terjadi pada makanan. Semua yang kita makan atau kita minum pasti mengandung aair dalam jumlah kandungan yang cukup besar, sebagaimana tubuh kita. Oleh karena itu berdoa sebelum makan dan sebelum minum merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya terhadap tercapainya tujuan makan atau minum (Sagiran, 2014: 174).

(70)

54

(71)

55 BAB IV

ANALISIS NILAI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DALAM IBADAH SHALAT KARYA SAGIRAN DAN APLIKASI GERAKAN SHALAT

DALAM KEGIATAN SEHARI-HARI

A. Analisis Nilai Kesehatan Fisik dan Mental Dalam Ibadah Shalat Karya Sagiran

1. Berdiri. Sebenarnya, kalau kita mengembangkan shalat ini, berdiri pun pada saat shalat dapat dimanfaatkan untuk melatih keseimbangan tubuh dan konsentrasi. Kalau belum bisa mulai dari awal shalat sampai berakhirnya shalat berarti keseimbangan tubuh dan konsentrasi kita belum optimal, dan artinya, ada ujung-ujung saraf keseimbangan kita yang tersalut pengapuran, kering bahkan tidak nyambung. Kemudian kalau mau lebih berat lagi, coba lakukan sambil melihat ujung titik hidung, jangan berkedip. Pertama-tama mata akan terasa perih dan ingin menutup. Kalau ditahan terus, akan mengaktifkan kelenjar air mata, dan kita dapat berurai air mata, kepala terasa mau pecah. Dan kalau kita berhasil melakukan teknik ini, mata akan terang, pikiran akan tenang, konsentrasi akan meningkat. Mungkin ini yang dimaksudkan bakwa khusyu‟ itu sangat

berat sekali dan kalau kita bisa khusyu‟ dalam menerapkan teknik ini, akan

(72)

56

2. Takbiratul Ihram, mengangkat tangan, membuka dada, menarik napas, memberikan aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat di lengan untuk diisi ke mata, telinga, mulut, bagian otak pengatur keseimbangan tubuh sehingga membuka mata, telinga kita dan menjaga keseimbangan tubuh. Kemudian bersedekap, menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah yang di telapak tangan atas akan mengembang. Semakin lama bacaan dan tetap dijepit, semakin tinggi tekanan darahnya. Begitu takbir untuk rukuk, darah yang telah dicuci di telapak tangan akan langsung disemprotkan dengan kecepatan tinggi, mengisi kembali pembuluh darah yang ada di mata telinga, atau seluruh bagian kepala. Kebiasaan ini akan menyembabkan keseimbangan tekanan darah antara bagian kanan dan kiri tubuh kita sampai ke ujung jari kita. Bahkan sebenarnya kekuatan tangan kanan dan kiri bisa menjadi sama. Makna yang lebih dalam dari bersedekap adalah pada pergelangan tangan terdapat banyak sekali saraf sensorik, motorik, yang apabila terjerit pengapuran akan mengganggu organ tubuh kita (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 43).

(73)

57

Rukuk yang ditekuk maksimal, hingga memegang pangkal kaki dapat berguna untuk menarik urat pinggang, sehingga dapat mencegah sakit pinggang, awal dari sakit ginjal. Kelenturan saraf memori dapat dijaga dengan gerakan rukuk ini yang mengangkat kepala secar maksimal, mata menghadap ke depan (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 41).

4. Waktu berdiri dari rukuk dapat disertai mengangkat tangan akan

menyebabkan darah turun langsung dari kepala ke arah bawah, menyebabkan bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya, sehingga dapat menjaga saraf keseimbangan tubuh kita dan berguna untuk mencegah terjadinya pingsan dengan tiba-tiba (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 41).

(74)

58

kurang keras tumpuan pada pangkal ujung jari kaki dan diseimbangkan dengan menggunakan telapak tangan. Kalau kita ingin merawat kelenturan pergelangan tangan supaya sistem pembakaran ditelapak tangan optimal, kita tekuk maksimal mungkin sampai 90 derajat atau tegak dan ditekan pada ruas-ruas jari. Kalau ingin bertenaga di ujung jari, kepala kita diangkat kira-kira 1 cm, dimajukan sejauh mungkin, sehingga titik berat di ujung jari, tarik dan tahan napas, samapai kepala bergetar dan dilakukan selama mungkin sampai seperti kehabisan napas, baru diangkat kembali kepalanya. Lakukanlah hingga keluar keringat, dan kepala, leher, pundak terasa ringan dan nyaman (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 42-43). 6. Duduk di antara dua sujud (duduk perkasa), dimana kedua belah kaki,

(75)

59

sehingga titik getar tersebut tidak bekerja dengan baik untuk mengeluarkan endapan listrik negatif yang menyebabkan penyakit atau daya tahan tubuh kita berkurang. Jarang yang kuat dipijat pada cekungan mata kaki ini. Padahal di sinilah letak ampunan dosa tersebut berupa keluarnya endapan listrik negatif dari dalam tubuh kita. Kalau Nabi Adam dan Hawa harus tersiksa jalan kaki selama seratus tahun untuk ampunan dosa karena tidak takwa, maka umat Nabi Muhammad SAW sebenarnya diberikan kemudahan untuk ampunan dosa, yaitu sabar menahan rasa sakit, implementasi gerakan shalat yang efektif dan aplikasi/amalan bacaan shalat di antara dua sujud (amal shaleh, bukan amal salah) (Madya Wratsangka & Sagiran, 2006: 41-42).

7. Tasyahud awal (duduk pembakaran) jika agak lama sehingga lipatan paha

(76)

60

Referensi

Dokumen terkait

6. Time deposits: money put in savings accounts usually stays there for a periotl time. Demand deposits: money put into a checking can be withclrawn or transferred from the

For in- stance, the famous classes P and NP are the first two in the tower of com- plexity classes, if we consider the polynomial-time hierarchy.. And we know that the proof of

Pengujian ini bertujuan hanya untuk menguji bagaimana kendali attitude dari sistem saat state dari quadcopter adalah hovering , jika pada pengujian ini quadcopter

Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil diskusi kemudian guru memberikan komfirmasi mengenai materi yang telah dipelajari.. Kegiatan

Pada hari Sabtu, tanggal 23 April tahun dua ribu tiga belas telah dilaksanakan rapat antara Kepala sekolah dan Dewan Pendidik yang membahas tentang Kriteria Kelulusan

Telah dilakukan analisa kadar protein dan lemak dalam pakan ternak unggas di balai pengujian dan identifikasi barang (BPIB) tipe b medan, dimana penentuan kadar protein

Pengelolaan usaha tani secara optimal memegang peranan penting terutama untuk menghindari risiko kegagalan, mengingat banyaknya kendala permasalahan di daerah lahan

Setelah sistem PCR dengan pasangan primer 20-mer tersebut teruji positif, kemudian teknik PCR tersebut digunakan untuk menganalisis DNA genomik dari 28 sampel jaringan