• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Sejarah Singkat Perusahaan Bakso Son Haji Sony - ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE DAN WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Bakso Son Haji Sony I-X Band

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Sejarah Singkat Perusahaan Bakso Son Haji Sony - ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE DAN WORD OF MOUTH (WOM) TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada Bakso Son Haji Sony I-X Band"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Sejarah Singkat Perusahaan Bakso Son Haji Sony

Bakso merupakan makanan ringan dan bergizi. Bakso yang mengandung protein dan kandungan gizi lainnya sangat banyak manfaatnya. Bakso ini diolah melalui proses memasak yang sangat dijaga kualitasnya. Selain itu, agar bakso tersebut kelihatan lebih menarik maka bakso tersebut diberi nama bakso Sony. Alasannya, karena namanya disesuaikan dengan nama produk yang dihasilkan yang gurih serta bentuknya yang bulat dan nama Sony lebih menjual dan mudah diingat konsumen. Kemudian bakso Son Haji Sony dikonsumsi dengan menambahkan beberapa makanan ringan seperti kerupuk khas Lampung dan saus pedas atau manis untuk menambah citra rasa bakso tersebut.

(2)

Menurut manajer Bakso Son Haji Sony perkembangan usaha bakso yang kini memiliki asset hingga Rp. 1.080.000.000,-/ tahun dengan pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp. 80.000.000 dan hampir setiap bulannya selalu mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 5% tergantung dengan banyaknya pelanggan yang membeli. Asset yang telah usaha ini miliki tidak lepas dari sikap ketabahan dalam mengelola usaha, dulu bakso Son Haji Sony dijajakan keliling sekarang berkembang pesat, bahkan bakso ini dibuat oleh pengelolanya sendiri dengan mesin seharaga Rp. 2M dari Eropa. Ciri-ciri desain dari bakso ini sangat mudah dikenali karena bentuknya yang menarik. Bakso ini disajikan mengikuti kemajuan dari produk-produk makanan yang sejarang lagi banyak disenangi oelh konsumen. Selain itu, bakso baik untuk diet dan kesehatan ketika seseorang mengurangi untuk mengkonsumsi nasi.

Ide awal dibentuknya usaha Bakso Sony adalah pasar dan konsumen yang menjanjikan di Bandar Lampung maka tidak salah kalau dipilih tempat pertama kali adalah di Jl. Wolter Monginsidi samping RS. Bumi Waras. Berdasarkan hal tersebut, perlu dibentuk suatu usaha berupa usaha kecil makanan ringan yang menjual bakso yang menarik untuk dimakan, baik dari segi tata cara penyajian, bentuk penyajian, dan rasa. Usaha ini membentuk bakso menjadi makanan ringan yang siap untuk diamkan dan disajikan secara mudah dan praktis yang menggunakan bahan utama bakso daging sapi, tepung, telur, dan sebagainya. Sehingga dapat dinikmati dari smeua kalangan masyarakat.

(3)

kota-kota besar sehingga pesaingnya lebih banyak dibandingkan dengan segmen menengah ke bawah. Dalam usaha ini perusahaan membutuhkan beberapa karyawan untuk memudahkan dalam menjalankan usaha yang sangat sederhana ini. Karena menurut perusahaan bisnis yang akan dijalankan tersebut akan membawa dampak positif dan perkembangan yang menghantarkan kesuksesan dimasa yang akan datang.

B. Motto, Visi dan Misi Perusahaan Bakso Son Haji Sony

Motto perusahaan Bakso Sony: “Saya yakin bahwa bisnis kami akanmemiliki konsumen yang jelas dan pangsa pasar yang besar”.

Visi usaha Bakso Son Haji Sony adalah sebagai berikut:

1. Mensosialisaikan hidup sehat dengan makanan bergizi 2. Menyajikan makanan ringan yang sehat dan bergizi

3. Menciptakan pilihan menjadi penyedia utama makanan ringan yang baik.

Adapun Misi usaha Bakso Sony yaitu:

1. Dapat memperluas usaha dikemudian hari sehingga bisa menjadi usaha yang besar dari sebelumnya

2. Menu makanan baru yang sehat dan bergizi bagi semua orang

3. Menarik minat bagi orang yang kurang menyukai makanan ringan yang mengandung MSG

(4)

C. Pengelola Usaha Bakso Son Haji Sony

Pengelola usaha bisa disebut sebagai struktur organisasi meskipun sifatnya informal, struktur organisasi ini akan mengidentifikasi peran dan tanggung jawab karyawan yang dipekerjakan oleh setiap perusahaan. Oleh karenanya, setiap perusahaan akan memiliki struktur yang berbeda tergantung skala perusahaan dan jenis perusahaan. Struktur perusahaan yang baik adalah struktur yang mampu memfasilitasi orang untuk bekerjasama tanpa terjebak menciptakan birokrasi yang berbelit-belit. Sehingga struktur yang ada akan mengoptimalkan kelebihan dan kelemahan dari setiap bagian/individu.

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan anatara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu usaha diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan usaha tersebut. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam usaha. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan yang diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.

Perusahaan bakso Son Haji Sony tersebut menentukan bentuk/struktur organisasi perusahaan, yaitu:

(5)

Bagian promosi & distribusi : putri pusfita melati

Berikut adalah job description dari setiap unit usaha bakso sony, yang terdiri dari :

Manajer pelaksana mempunyai beberapa wewenang ,tugas, dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam proses perencanaan kinerja perusahaan, antara lain:

a. Membangun sarana umum untuk setiap pekerja berdasarkan pada tujuan perusahaan, rencana bisnis perusahaan, dan rencana kinerja ketua pelaksana; b. Menjadwal diskusi perencanaan kinerja dan pengembangan dengan setiap

pekerja;

c. Membantu semua pekerja dalam menentukan prioritas dan/atau identifikasi sasaran kritis yang menjadi tanggung jawabnya;

d. Meninjau kembali semua konsep rencana kerja bawahan;

e. Membantu pekerja dalam menentukan bidang pengembangan dan aktivitaas yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kinerja pekerja untuk dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan ketua pelaksana; dan

f. Apabila rencana bisnis berubah secara signifikan perlu bekerja bersama pekerja untuk mengubah sasaran pekerja yang mencerminkan perubahan tersebut.

Bagian pengadaan barang mempunyai beberapa wewewang, tugas, dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam proses perencanaan kinerja perusahaan, antara lain:

(6)

b. Menentukan sumber daya dan koordinasi yang diperlukan perusahaan, terutama dalam mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat bakso;

c. Mendiskusikan konsep rencana dengan ketua pelaksana sampai diperoleh kesepakatan bersama.

Bagian produksi adalah penggunaan sumber daya seperti orang dan mesin untuk mengubah bahan menjadi barang jadi atau jasa. Oleh sebab itu, bagian produksi mempunyai beberapa wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang harus dialkukan dalam proses perencanaan kinerja perusahaan, antara lain:

a. Sedapat mungkin membiasakan diri dengan tujuan dan sasaran perusahaan; b. Menentukan sumber daya dan koordinasi yang diperlukan perusahaan,

terutama dalam mengelola alat dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan bakso; dan

c. Mendiskusikan konsep rencana dengan ketua pelaksana sampai diperoleh kesepakatan bersama.

Bagian promosi dan distribusi kegiatan promosi yang dilakukan oleh bakso Son Haji Sony harus sejalan dengan rencana pemasaran yang diarahkan dan dikendalikan untuk mengembangkan laju pemasaran Bakso Son Haji Sony yang memasarkan bakso menggunakan beberapa bentuk promosi yang dipilih oleh pelaku usaha adalah pelaku usaha menggunakan bentuk promosi penjualan tatap muka (personal selling) dan hubungan masyarakat.

(7)

produk dan kepemilikan secara hukum mengalir dari pelaku usaha ke konsumen. Oleh karena itu, bagian promosi dan distribusi mempunyai beberapa wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam proses perencanaan kinerja perusahaan, antara lain:

a. Sedapat mungkin membiasakan diri dengan tujuan dan sasaran perusahaan; b. Mempromosikan bakso kepada konsumen dimana pelaku usaha menggunakan

bentuk promosi penjualan tatap muka (personal selling) dan hubungan masyarakat;

c. Mendistribusikan bakso Son Haji Sony kepada konsumen untuk menghasilkan laba yang diharapkan oleh perusahaan; dan

d. Mendiskusikan konsep rencana dengan ketua pelaksana sampai diperoleh kesepakatan bersama.

Bendahara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan sumber daya keuangan seiring sumber daya ini mengalir kedalam perusahaan, dipegang oleh perusahaan, dan mengalir keluar perusahaan. Oleh sebab itu, bendahara mempunyai wewenag, tugas, dan tanggung jawab yang harus dilakukan dalam proses perencanaan kinerja perusahaan antara lain:

a. Sedapat mungkin membiasakan diri dengan tujuan dan sasaran perusahaan; b. Mengatur dan mengendalikan uang yang masuk dan keluar dari perusahaan

guna kelancaran usaha;

(8)

Usaha yaitu mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa. Usaha Bakso Son Haji Sony merupakan suatu bidang usaha kecil yang menghasilkan produk makanan ringan profit (berorientasi pada laba), seperti perusahaan produk pada umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan. Bakso lebih berorientasi pada cita rasa, harga dan mutu dari produk tersebut. Bakso ini diolah melalui proses memasak yang sangat dijaga kualitasnya. Bakso Son Haji Sony mempunyai sifat tahan lama daripada makanan-makanan yang diproduksi lainnya. Dengan demikian, diahrapakan konsumen yang mengkonsumsi bakso ini bisa menikmati cita rasa dari produk tersebut dimana produk tersebut mengandung protein dan kandungan gizi lainnya sangat banyak manfaatnya.

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai tujuan tersebut begitu juga pada usaha Bakso Sony, perusahaan terus berusaha agar tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat terwujud. Untuk mewujudkan itu semua, dibutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin serta loyalitas dalam bekerja. Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi, kinerja usaha ini yang dijalankan perusahaan adalah meproduksi, mempromosikan, dan mendistribusikan Bakso Son Haji Sony kepada konsumen.

Rencana kegiatan usaha bakso sony, dapat dijelaskan dibawah ini:

1. Strategi produksi

(9)

produksi tersebut. Hal ini direncanakan untuk mengembangkan dan mengekspansi usaha ini menjadi pesat dimasa yang akan datang.

2. Strategi organisasi dan sumber daya manusia

Dalam penerapan strategi organisasi dan sumber daya manusia juga sangat diperhatikan karena organisasi dan sumber daya manusia mempengaruhu berkembangnya usaha ini. Strategi yang diterapkan adalah dengan memebrikan motivasi dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.

3. Strategi marketing

Marketing juga mempengaruhi berkembangnya usaha ini. Strategi marketing yang akan dilakukan adalah dengan lebih memasarkan usaha ini dengan membuat brosur, via ponsel dan media internet yang akan lebih dipasarkan kepada masyarakat umum.

4. Strategi keuangan

Dalam mengembangkan usaha, perusahaan Bakso Son Haji Sony akan menambah jumlah tenaga kerja untuk mengembangkan usaha tersebuit. Penambahan jumlah tenaga kerja tersebut diperoleh dari modal sendiri yang telah didapat dari keuangan yang telah diperoleh selama ini.

D. Gambaran umum responden

(10)

mengetahui Bakso Son Haji Sony. Berikut ini adalah data yang penulis peroleh mengenai profil responden, yaitu:

1. Berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.1

Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1 Pria 31 31%

2 Wanita 69 69%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui dari 100 responden terlihat bahwa 31 responden berjenis kelamin pria (31%), sedangkan 69 responden berjenis kelamin wanita (69%). Dari data tersebut terlihat bahwa bakso son haji sony diminati baik pria maupun wanita bahkan terlebih pada wanita.

2. Berdasarkan Umur

Tabel 4.2

Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Presentase

1 ≤ 20 26 26%

2 21-30 55 55%

3 ≥ 30 19 19%

Total 100 100%

Sumber: Data primer yang telah diolah

(11)

rata-rata dari 21 tahun sampai dengan 30 tahun, hal tersebut disebabkan karena usia tersebut merupakan usia produktif untuk mengonsumsi bakso.

3. Berdasarkan pekerjaan

Tabel 4.3

Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pelajar/Mahasiswa 52 52%

2 Pegawai Negeri 8 8%

3 Pegawai Swasta 21 21%

4 Wiraswasta 14 14%

5 Lain-lain 5 5%

Total 100 100%

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dari 100 responden terlihat bahwa 52 responden yang berstatus mahasiswa (52%), 8 responden berstatus pegawai negeri (8%), 21 responden berstatus pegawai swasta (21%), 14 responden berstatus wiraswasta (14%), dan 5 responden berstatus lainnya (5%). Berdasarkan data tersebut, yang mengkonsumsi bakso son haji sony didominasi oleh mahasiswa.

4. Berdasarkan Pendapatan

Tabel 4.4

Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Rata-rata Tiap Bulan

No Pendapatan Jumlah Persentasi

1 ≤ 1.500.000 7 7%

2 1.500.000–2.000.000 17 17%

3 2.000.000– 3.000.000 20 20%

4 ≥ 3.000.000 8 8%

5 Belum berpenghasilan 48 48%

Total 100 100%

(12)

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui dari 100 100 responden terlihat bahwa 7 responden mempunyai pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000 (7%), 17 responden berpendapatan antara Rp. 1.500.000- Rp. 2.000.000 (17%), 20 responden berpendapatan antara Rp. 2.000.000- Rp. 3.000.000 (20%), 8 responden berpendapatan lebih dari Rp. 3.000.000 (8%), dan 48 responden yang belum berpenghasilan (48%). Berdasarkan data tersebut, nampak bahwa rata-rata yang membeli bakso son haji sony adalah antara 2.000.000-3.000.000 perbulan dan yang belum berpenghasilan.

E. Gambaran Distribusi Jawaban Responden 1. VariabelBrand Image

Distribusi jawaban responden berdasarkan variabel brand imagedapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Analisis tanggapan responden terhadap variabelBrand Image

No pertanyaan SS S RR TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 X1.1 50 50 42 42 8 8 0 0 0 0 100 100

2 X1.2 44 44 49 49 7 7 0 0 0 0 100 100

3 X1.3 41 41 13 13 36 36 10 10 0 0 100 100

4 X1.4 45 45 53 53 2 2 0 0 0 0 100 100

Sumber: hasil pengolahan data primer

Keterangan: F (frekuensi), SS (sangat setuju), S (setuju), RR (ragu-ragu), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju)

(13)

dan terjamin kebersihannya sebesar 50%, Pada pertanyaan X1.2 yaitu apakah anda memiliki kepuasan tersendiri setelah membeli Bakso Son Haji Sony sebesar 49%, untuk pertanyaan X1.3 Bakso Son Haji Sony menjual produk makanan yang dijamin halal sebesar 41%, dan untuk pertanyaan X1.4 Bakso Son Haji Sony mempunyai rasa khas dan berbeda dengan bakso-bakso yang lain sebesar 53%. Dari keterangan diatas menjelaskan bahwa perusahaan haruslah memberikan pelayanan secara baik dan memuaskan konsumen, sehingga konsumen merasakan puas akan pelayanan dari perusahaan dan itu akan memberikan efek yang positif bagi perusahaan itu sendiri.

2. VariabelWord Of Mouth(WOM)

Tabel 4.6

Analisis tanggapan responden terhadap WOM

No pertanyaan SS S RR TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 X2.1 41 41 49 49 2 2 8 8 0 0 100 100

2 X2.2 53 53 25 25 15 15 7 7 0 0 100 100

3 X2.3 41 41 54 54 5 5 0 0 0 0 100 100

4 X2.4 31 31 51 51 18 18 0 0 0 0 100 100

Sumber: hasil pengolahan data primer

(14)

meyakinkan kebeberapa kerabat yang memiliki persepsi negatif tentang bakso Son Haji Sony sebesar 51 %. Hal tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar konsumen mengetahui bakso son haji sony melalui media promosi dari mulut ke mulut.

3. Variabel keputusan pembelian

Tabel 4.7

Analisis Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

No pertanyaan SS S RR TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1 Y.1 58 58 47 47 1 1 8 8 0 0 100 100

2 Y.2 53 53 37 37 10 10 0 0 0 0 100 100

3 Y.3 55 55 33 33 12 12 0 0 0 0 100 100

4 Y.4 58 58 34 34 7 7 1 1 0 0 100 100

5 Y.5 41 41 35 35 10 10 14 14 0 0 100 100

Sumber: hasil pengolahan data primer

(15)

F. Hasil analisis data

Penguji menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas, analisis regresi berganda, kofesien determinasi, uji F, dan uji t untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti. Jawaban ini dihitung berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan dimana terdiri dari 4 pertanyaan yang berhubungan dengan brand image, 4 pertanyaan yang berhubungan dengan word of mouth, dan 5 pertanyaan yang berhubungan dengan keputusan pembelian.

1. Uji validitas

Instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur dari variabel yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk uji validitas ini adalah “korelasi product moment” dari pearson dengan tingkat kepercayaan 95% (α =

0,05) dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor totalnya.

Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS dapat disajikan dalam tabel berkut ini:

Tabel 4.8

Hasil uji validitas butir kuesioner

No Butir dalam

kuesioner

rhitung rtabel Keterangan

1 X1.1 0,734 0,195 Valid

2 X1.2 0,567 0,195 Valid

3 X1.3 0,735 0,195 Valid

4 X1.4 0,662 0,195 Valid

5 X2.1 0,739 0,195 Valid

6 X2.2 0,792 0,195 Valid

7 X2.3 0,731 0,195 Valid

8 X2.4 0,577 0,195 Valid

(16)

10 Y2 0,712 0,195 Valid

11 Y3 0,588 0,195 Valid

12 Y4 0,705 0,195 Valid

13 Y5 0,565 0,195 Valid

Sumber: data primer yang telah diolah

Sesuai dengan arikunto bahwa apabila r hitung > r tabel, maka dapat diktakan bahwa suatu instrumen adalah valid. Dari hasil pengujian validitas pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa keseluruhan item variabel!penelitian mempunyai r hitung > t tabel = 0,195 sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat digunakan untuk mengukur variabel penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Sedangkan uji reabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya. Atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.

(17)

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan

Brand Image 0,676 Reliabel

Word of Mouth 0,667 Reliabel

Keputusan Pembelian 0,696 Reliabel Sumber: data primer yang telah diolah

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa semua nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,6 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah melakukan uji normalitas dan homogenitas serta uji asumsi klasik, yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

(18)

Gambar 4.1 Uji normalitas

sumber: data primer yang telah diolah

Sebaran titik-titik dari gambar Normal P-P Plot diatas relatif mendekati garis lurus sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Hasil ini sejalan dengan asumsi klasik dari regresi linear dengan pendekatan OLS.

Kelemahan dari uji normalitas dengan Normal P-P Plot terletak pada kriteria dekat/jauhnya sebaran titik-titik. Tidak ada batasan yang jelas mengenai dekat atau jauhnya sebaran titik-titik tersebut sehingga sangat dimungkinkan terjadi kesalahan penarikan kesimpulan.

b. Uji multikolinieritas

(19)

variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas lainnya. Uji ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi berganda. Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinieritas

Dimensi Tolerance VIF Kesimpulan

Brand Image 0,838 1,193 Tidak terjadi multikolinearitas

Word of Mouth 0,838 1,193 Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat pada kolom VIF dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk Brand Image dan Word Of Mouth kurang dari 5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ditemukan tidak adanya masalah multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

(20)

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar diatas terlihat bahwa sebaran titik tidak membentuk suatu pola/alur tertentu, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas atau dengan kata lain terjadi homoskedastisitas. Asumsi klasik tentang heteroskedastisitas dalam model ini terpenuhi , yaitu terbebas dari heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

(21)

autokorelasi pada model regresi. Metode pengujian yang digunakan adalah uji Durbin-Watson (uji DW). Adapun ketentuan dan hipotesis harus dipenuhi dalam pengujian ini telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dan untuk lebih jelas atas hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi

Durbin-Watson dl Du 4-dl 4-du Kesimpulan

1,816 1,634 1,715 2,366 2,285 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan output diatas, nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,816. sedangkan dengan melihat tabel d (DW) dengan nilai signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 100 serta jumlah variabel independen (k) = 2 menghasilkan nilai d1 sebesar 1,634 dan du sebesar 1,715 sedangkan pada nilai 4-du dan 4-dl adalah 2,285 dan 2,366 nilai-nilai tersebut memberikan penjelasan bahwa nilai DW (1,816) terletak sebelum nilai 4-du dan 4-dl yang artinya berada pada daerah tidak ada autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi linier tidak terjadi autokorelasi.

G. Uji Hipotesis

1. Teknik Analisis Regresi Berganda

(22)

depende. Regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Sub Variabel Koefisisen Regresi (b)

t-hitung Sig. Kesimpulan

Brand Image 0,476 4,505 0,000 Signifikan

Word of Mouth 0,391 4,253 0,000 Signifikan

Konstanta = 7.146

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas, terdapat dua hal yang dapat dijelaskan mengenai hubungan antara variabel X1 (Brand Image), X2 (WOM), terhadap keputusan pembelian (Y), yaitu sebagau berikut:

Y = 7,146 +0,476 (X1) + 0,391 (X2) Keterangan:

a. Konstanta sebesar 7,146, artinya adalah jika Brand Image (X1), dan WOM (X2) nilainya dalah nol, maka tingkat keputusan pembelian (Y) nilainya adalah 7,146.

b. Koefisien regresi variabelBrand Image(X1) sebesar 0,476. c. Koefisien regresi variabel WOM (X2) sebesar 0,391. 2. Uji F (Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel yang meliputi

Brand Image dan Word of Mouth (WOM) berpengaruh positif terhadap

(23)

Tabel 4.13 Hasil Uji F

F hitung F tabel Sig. Kesimpulan

32,095 3,942 0,000a Positif

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan data pada kolom F diatas nilai Fhitung diperoleh nilai sebesar 32.095. sedangkan pada Ftabeldiperoleh nilai dari df 1 (jumlah variabel–1) atau 2 –1 = 1 dan df 2 (n−k –1) atau 100–2–1 = 97 pada tabel F yang menghasilkan nilai Ftabel sebesar 3,942. nilai tersebut menjelaskan bahwa nilai Fhitung > Ftabel = 32,095 > 3,942. Sehingga dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti kedua variabel yaitu brand image dan WOM secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian bakso son haji sony.

3. Uji T (Parsial)

(24)

Tabel 4.14 Hasil Uji T Sub Variabel Koefisien

Regresi (b)

T hitung T tabel Sig. Kesimpulan

Brand Image 0,476 4,505 1,984 0,000 Positif

Word of Mouth 0,391 4,253 1,984 0,000 Positif

Sumber: data primer yang telah diolah

Sebelum menyimpulkan hipotesis yang diterima, terlebih dahulu menentukan Ttabel dengan taraf signifikansi 5% : 2 = 2.5% (uji 2 sisi) dan derajat kebebasan (df) n − k − 1 atau 100 – 2 – 1 = 97. Penjelasan untuk masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut:

1) Brand Image

Hasil statistik uji t untuk variabelbrand imagediperoleh nilai t hitung sebesar 4,505 dan t tabel 1,984 (df=97) dengan tingkat signifikansi 0,000 karena t hitung > t tabel (4,505>1,984), signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05), dan koefisien regresi mempunyai nilai positif sebesar 0,476 maka hipotesis yang menyatakan bahwa “Brand Image berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk”terbukti.

2) Word of Mouth(WOM)

(25)

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengukur besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil R2 dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi R R Square Adjusted R Square

0,879 0,772 0,742

Sumber: data primer yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas pada penelitian ini diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,742. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabelBrand Imagedan WOM sebesar 74,2% sedangkan sisanya sebesar 25,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

H. Pembahasan

1. PengaruhBrand Imageterhadap Keputusan Pembelian Produk

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 4,505 dan nilai t tabel sebesar 1,984. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung > t tabel (4,505>1,984). Maka dapat disimpulkan bahwabrand imageberpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian produk.

(26)

menunjukkan bahwa variabel brand image yang terdiri dari indikator citra perusahaan, citra pemakai dan citra produk mempunyai pengaruh langsung terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan M. Kudus Prianto (2014) yang menegaskan bahwa brand image

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk. Dengan demikian citra merek yang baik dapat menciptakan pesan komersial yang tersirat dan membuat konsumen untuk mencoba dan melakukan suatu pembelian bukan hanya sekali melainkan berulang-ulang.

Narjono mengemukakan citra merek yang dikelola dengan baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, oleh sebab itu pengembangan citra merek sangat penting dalam keputusan pembelian. Penemuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Narjono dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa konsumen selalu senantiasa dalam mempertimbangkan merek serta pada saat mengambil sebuah keputusan pembelian.

2. Pengaruh Word Of Mouth (WOM) terhadap Keputusan Pembelian Produk

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 4,253 dan nilai t tabel sebesar 1,984. Dengan membandingkan antara t hitung dan t tabel maka ditemukan bahwa t hitung > t tabel (4,253>1,984). Maka dapat disimpulkan bahwa WOM berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian produk.

(27)

oleh Freddy Rangkuti mendefinisikan WOM sebagai usaha pemasaran yang memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan, dan menjual suatu produk, jasa atau merek kepada pelanggan lain. Dengan adanya komunikasi dari mulut kemulut dapat merangsang konsumen untuk membeli semakin kuat, dalam artian konsumen lebih yakin dengan adanya komunikasi dari mulut ke mulut. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat mulut, yaitu masyarakat yang lebih menggunakan mulutnya dalam berkomunikasi daripada tangan dan matanya untuk menulis dan membaca. Bahasa lisan tidak hanya sepuluh kali lebih efektif dibanding iklan cetak atau TV, bahasa lisan juga lebih penting pada saat ini dibandingkan kapanpun di masa lalu. Masyarakat lebih percaya dengan apa yang diaktakan orang daripada mengalami sendiri secara langsung. Terlebih apabila orang yang mengatakan tersebut lebih memiliki figur yang terpercaya atau berasal dari kelompok tertentu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Mangara Abdul Khair Harahap (2013) yang menegaskan word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini juga menunjukkan hubungan positif yang berarti bahwa komunikasi dari mulut ke mulut menunjukkan pengaruh langsung terhadap keputusan pembelian.

3. Pandangan Ekonomi Islam terhadap Brand Image dan WOM yang diterapkan oleh Bakso Son Haji Sony

(28)

pengaruh terhadap keputusan pembelian produk bakso son haji sony. Hal ini menunjukkan bahwasannya merek akan menjadi referensi konsumen ketika merek itu mempunyai kekuatan dan dipercaya sehingga bisa menggerakkan konsumen untuk melaksanakan pembelian.

Sedangkan dalam pandangan Ekonomi Islam (merek) adalah nama baik yang menjadi identitas seseorang atau perusahaan dan membangun brand itu adalah penting tetapi dengan jalan yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip etika bisnis Islam. Ada beberapa konsep yang melatarbelakangi keberhasilan Rasulullah SAW dalam bisnis, prinsip-prinsip itu intinya merupakan sikap-sikap dasar manusiawi yang menunjang keberhasilan seseorang. Menurut Abu Mukhaladun bahwa prinsip-prinsip Rasulullah SAW meliputi Shiddiq, amanah,

danfathanah. Prinsip-prinsip itu adalah:

a. Shiddiq

Rasulullah telah melarang pebisnis melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti beberapa hal dibawah ini:

1) Larangan tidak menepati janji yang disepakati 2) Larangan menutupi cacat atau aib barang yang dijual

3) Larangan untuk menjiplak, meniru, atau memalsukan merek.

b. Amanah

Amanah berarti tidak mengurangi apa-apa yang boleh dikurangi dan

sebaliknya tidak boleh ditambah, dalam hal ini juga tidak menambah harga jual yang telah ditentukan kecuali atas pengetahuan pemilik barang. Maka seorang yang diberi amanah harus benar-benar menjaga dan memegang

(29)

Rasulullah sebagai orang yang tidak beriman. Bahkan lebih jauh lagi digambarkan sebagai orang munafik. Seorang yang jujur dan amanah akan mendapatkan pahala dari Allah SWT dan akan dimasukkan kedalam surga secara bersama para Rasul dan orang-orang yang beriman. Sikap amanah mutlak harus dimiliki oleh pebisnis muslim. Sikap amanah diantaranya tidak melakukan penipuan, memakan riba, tidak menzalimi, tidak melakukan suap, tidak memberikan hadiah yang diharamkan, dan tidak memberikan komisi yang diharamkan.

c. Fathanah

Fathanahberarti cakap atau cerdas. Dalam hal ini fathanah meliputi dua unsur yaitu:

1) Fathanah dalam hal administrasi/manajemen dagang, artinya hal-hal yang berkenaan dengan aktivitas harus dicatat atau dibukukan secra rapi agar tetap bisa menjaga amanah dan sifat shiddiqnya.

2) Fathanah dalam hal menangkap selera pembeli yang berkaitan dengan barang maupun harta. Dalam hal fathanah ini Rasulullah mencontohkan tidak mengambil untung yang terlalu tinggi dibanding dengan saudagar lainnya. Sehingga barang beliau cepat laku. Dengan demikian fathanah disini berkaitan dengan strategi pemasaran (kiat membangun citra). Menurut Afzalurahman kiat mebangun citra dari uswah Rasulullah SAW meliputi penampilan, pelayanan, persuasi, dan pemuasan.

(30)









Artinya: Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar"

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT telah menyediakan nama-nama baik dalam Al-Qur’an dan nama-nama lainnya sebagai warisan Nabi Adam AS. Berdasarkan ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah selalu menghendaki kebaikan dan hal-hal yang enak dan menyenangkan bagi hambanya. Nama-nama Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an merupakan rahmat dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pemberian nama pada suatu produk. Dalam pemberian nama pada suatu produk, produsen harus memberikan nama-nama yang baik dan mengandung arti yang menunjukkan identitas, kualitas dan citra dari produk tersebut. Dengan nama yang baik dan simple akan mudah diingat oleh konsumen, maka produk tersebut akan cepat direspon oleh konsumen. Untuk itu perusahaan seperti Bakso Son Haji Sony harus bisa menciptakan merek yang terpercaya dalam persepsi konsumen hal ini untuk menarik mereka supaya melakuakn pembelian.

Adapun nilai-nilaiBrand(merek) yaitu:

1) Kejujuran

(31)

yang beriman dan bahkan kejujuran merupakan karakteristik para Nabi. Oleh karena itu, sifat terpenting bagi pebisnis yang diridhoi Allah adalah kejujuran. Seperti tidak menjiplak, meniru, atau memalsukan merek.

2) Keadilan

Keadilan adalah misi utama ajaran Islam, karenanya ia akan menjadi salah satu nilai dasar dalam perekonomian. Dalam hal ini sebuah merek produk haruslah sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen, tidak ada unsur penipuan dan manipulasi pada sebuah produk yang diproduksi.

3) Prinsip tanggung jawab

Pertanggung jawaban ini tidak hanya mencakup pertanggung jawaban seluruh perbuatan di dunia dan dialam akhirat. Namun pertanggung jawaban seseorang terhadap lingkungannya, pemerintah terhadap rakyatnya dan juga seperti perusahaan terhadap konsumennya.

Ajaran Islam memerintahkan agar selalu berperilaku jujur, menepati janji, karena janji-janji tersebut nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah SWT. Dengan selalu jujur dan menepati janji saja, citra pribadi seseorang akan meningkat, apalagi ditambah dengan kualitas atribut lainnya baik berupa materi maupun non materi. Citra merek yang terdefinisi dengan baik akan membentuk komunitas merek.

(32)

loyalitas pelanggan. Hal tersebut dilakukan dengan menaati ketentuan ekonomi Islam seperti tidak menjiplak, meniru, atau memalsukan merek. selain itu bakso son haji sony mengimplikasikan dalam kegiatan bisnisnya seperti shiddiq dan

fathanah sehingga bakso son haji sony mampu bersaing dengan baik atas

merek-merek produk makanan bakso lainnya diwilayah Bandar Lampung karena Brand imageyang telah usaha ini miliki.

Komunikasi pemasaran syari’ah adalah aktivitas pemasaran oleh pelaku

usaha dalam penyampaian pesan atau informasi kepada konsumen yang keseluruhan proses mempromosikan barang dagangannya sesuai dengan akad dan prinsip muamalah dalam Islam seperti tanpa adanya penipuan, propaganda, iklan palsu, kecurangan, kebohongan dan mengingkari janji. WOM merupakan tindakan konsumen memberikan informasi kepada konsumen lain dari seseorang kepada orang lain (antar pribadi) baik merek, produk maupun jasa. Saluran komunikasi personal yang berupa ucapan atau perkataan dari mulut kemulut (WOM) dapat menjadi metode promosi yang efektif karena pada umumnya disampaikan dari konsumen oleh konsumen dan untuk konsumen, sehingga konsumen atau pelanggan yang puas dapat menjadi pesan berantai yang diterima banyak orang.

(33)

sifat-sifatnya telah memberikan contoh nyata bagaimana mengimplementasikan etika Islam dalam kehidupan sehari-hari termasuk didalam bisnis. Sifat-sifat tersebut terangkum dalam lima sifatnya yaitu Shiddiq, Istiqamah, Fatanah, Amanah, dan Tabligh.

a. Shiddiq

Shiddiq artinya benar dan jujur. Seorang pemasar haruslah menjiwai seluruh perilakunya dangan sifat shiddiq dalam melakukan pemasaran hingga berhubungan dengan konsumen yang harus senantiasa mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan dan jujur dalam menjelaskan produk-produk yang ditawarkan dan tidak ada yang disembunyikan.

b. Istiqamah

Istiqamah adalah bentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten dan teguh pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju kondisi yang lebih baik.

c. Fathanah

Fatanah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau kebijaksanaan. Para pelaku bisnis harus memiliki sifat fathanah karena segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan kecerdasan dan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan. Karena memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung jawab saja tidak cukup dalam mengelola bisnis secar profesional.

d. Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan kredibel.

(34)

dengan ketentuan. Amanah juga berarti memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya sehingga mereka mampu menunjukkan hasil yang optimal dan mereka merasa dikejar dan mengejar sesuatu agar dapat mneyelesaikan amanahnya sebaik mungkin.

e. Tabligh

Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif. Jika merupakan seorang pemimpin dalam dunia bisnis ia haruslah menjadi seseorang yang mampu mengkomunikasikan visi dan misisnya dengan benar kepada karyawan atau stakeholdernya. Jika seorang pemasar ia harus mampu menyampaikan keunggulan produk dengan jujur dan tidak berbohong atau menipu pelanggan. Dia harus menjadi seorang komunikator yang baik yang bisa berbicara benar dan bi al-hikmah (bijaksana dan tepat sasaran) kepada mitra bisnisnya.

Dalam hal ini bakso son haji sony dalam proses pemasarannya mereka tidak memasang iklan di media-media elektronik, cetak, radio, dll. Akan tetapi bentuk promosi yang dipilih oleh pelaku usaha menggunakan bentuk promosi penjualan tatap muka dan hubungan masyarakat. Citra merek yang telah usah ini miliki memudahkan mereka untuk menjual produknya. Untuk menjaga eksistensinya, son haji sony sangat menjaga reputasi yang merupakan kepercayaan masyarakat atau yang lebih dikenal dengan pelanggannya sehingga usahanya akan terus dinilai baik oleh masyarakat. Oleh karena itu dalam kegiatan penjualannya bakso son haji sony menerapkan sifat shiddiq (jujur), amanah (bertanggung jawab) dan

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.4
Tabel 4.6
Tabel 4.8
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Fakultas Ekonomi

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Fakultas Ekonomi

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Fakultas Ekonomi

Setiap organisasi/perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Fakultas

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Fakultas