• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Penanggulangan Pencemaran Tanah d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Penanggulangan Pencemaran Tanah d"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Penanggulangan Pencemaran Tanah ( Tugas Makalah Instrumentasi dan Kualitas Lingkungan)

Dosen : Prof. Dr. Ir. Ali Kabul Mahi, M.S.

Diyan Ahmad Saputra NIK: 1620011010

MAGISTER ILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

Bab I Pendahuluan

Semenjak kemunculan perkembangan industri diabad 18 di Inggris, masing masing negara berkembang dan maju lomba-lomba memperbaiki teknologi dalam perkembangannya. Revolusi Industri (1750-1850) sebagai simbol kebangkitan ini merupakan perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.

Demi melancarkan perkembangan industri ini, Negara melakukan tindakan pertanian dengan terknologi. Namun, kegiatan tersebut tak memperhatikan kondisi lingkungan yang ada. Orientasi bisnis dan keuntungan menjadi sangat dominan dalam pelaksanaannya. Dan sisi dampak lingkungan akhirnya terabaikan dengan sendirinya.

Setelah berkembangnya industri dengan teknologi, dampak lingkungan pun diabaikan. Selain itu, seiring dengan kemajuan teknolgi yang terus berkembang, penggunaan tersebut tidak mengibangi akibat yang ditimbulkan untuk lingkungan. Perkembangan teknologi, justru memperkosa kehidupan alam, lihat saja beberapa kasus seperti perang dunia ke 2 (1939-1945) di berbagai tempat benua eropa. Dampak perperangan ini menimbulkan kerusakan lingkungan yang sangat besar. Dari sisa selongsong senjata maupung senjata yang tertimbun akibat peperangan menimbulkan efek negatif. Salah satu fenomena besar yaitu jatuhnya bom nuklir di Jepang yang menewaskan sekitar 129-000 jiwa.

Berdampak pada prilaku manusia yang mengangap segala sesuatu yang muncul. Saat ini merupakan hasil dari sentuhan dari teknologi. Tanpa adanya kajian kritis setiap indvidu dalam memahami fungsi dan resiko sebuah teknologi. Pemahaman ‘keheranan’ akan canggih nya teknologi merusak hakikat yang ada.

(3)

Lambat laun, tanah sebagai sumber kehidupan makhluk hidup akan memberikan dampak buruk terhadap manusia. Di Kota metro misalnya, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Kantor Lingkungan Hidup, Yerri Noer Kartiko pada tahun 2014 beberapa daerah lahan kering mengalami kerusakan terhadap tanah. Kerusakan terhadap tanah ini lebih banyak terjadi diakibatkan dari bahan kimia anorganik. Penggunaan peptisida dan bahan kimia anorganik menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan. Dengan terjadinya tersebut perlu tindakan manusia untuk memperbaiki pencemaran tanah yang terjadi.

Dengan demikian, penulisan makalah ini bermaksud untuk menganalisis penanggulangan pencemaran tanah yang berada di Kota Metro.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diatas dapat dirumuskan pertanyaan masalah yaitu bagaimana cara menanggulangi pencemaran Tanah?

Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai dampak pencemaran terhadap tanah dan penanggulangannya.

2. Sebagai cara untuk mencari berbagai cara untuk menanggulangi dampak pencemaran di tanah yang sedang dikaji.

(4)

Bab II Kerangka Teori

Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan, dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Republik Indonesia No 4 tahun 1982). Pencemaran terjadi pada tanah, air tanah, badan air atau sungai, udara, bahkan terputusnya rantai dari suatu tatanan lingkungan hidup atau penghancuran suatu jenis organisme yang pada akhirnya akan menghancurkan ekosistem (Soemarwoto, 1991).

Penyebab pencemaran pada lahan pertanian dapat digolongkan kedalam: (1) kegiatan non-pertanian, yaitu industri dan pertambangan dan (2) kegiatan pertanian, yaitu penggunaan bahan-bahan agrokimia. Pencemaran pada lahan sawah umumnya disebabkan oleh limbah industri, dan aktivitas budi daya yang menggunakan bahan-bahan agrokimia seperti pupuk dan pestisida yang kurang terkendali.

Sumber Pencemaran Pada Tanah Sawah

Dengan mengetahui sumber dan penyebab pencemaran, terutama yang terjadi pada lingkungan pertanian khususnya pada lahan sawah, maka upaya pencegahan dan penanggulangannya dapat diupayakan secara lebih tepat dan terarah. Berbagai sumber dan penyebab pencemaran yang dapat mengakibatkan mundurnya kualitas tanah sawah di antaranya penggunaan bahan-bahan agrokimia, masuknya limbah industri termasuk limbah industri pertanian, dan limbah kegiatan pertambangan.

Bahan-bahan agrokimia

(5)

dalam jumlah sedikit; dalam konsentrasi tinggi, unsur-unsur tersebut bisa menyebabkan keracunan tanaman.

Pupuk nitrogen (N) di dalam tanah berada dalam berbagai bentuk, seperti NH4, NO 3 dan mudah mengalami berbagai perubahan. Sebagian dari pupuk menguap ke udara (volatilisasi), sebagian lagi hilang melalui pencucian atau erosi. Pemberian pupuk yang berlebihan dan tidak benar, seperti hanya disebarkan begitu saja, menyebabkan sebagian besar dari pupuk hilang terbawa aliran permukaan, dan masuk ke dalam sungai atau badan air. Keadaan ini tidak menguntungkan, karena pemupukan menjadi tidak efisien, sebaliknya terjadi pengkayaan N di dalam badan air, yang dicirikan oleh terjadinya eutrofikasi.

Berbagai jenis pupuk, baik anorganik maupun organik seperti pupuk P, pupuk N, pupuk kandang, kapur dan kompos mengandung logam berat. Logam berat juga terdapat dalam batuan fosfat alam yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk P. Pupuk organik dan kompos dibuat dari bahan organik, seperti bahan hijau tanaman, sampah kota, pupuk kandang, dan lain-lain. Pupuk organik yang berasal dari sampah kota dapat tercemar B3 atau logam berat, karena berbagai macam limbah rumah tangga dan sampah kota yang terdiri atas sisa sayur-sayuran tercampur dengan baterai bekas, kaleng, seng, aluminium foil yang mengandung atau tercemar B3. Selain pupuk P, bahan induk tanah juga mengandung logam berat

Limbah industri

Industri di Indonesia umumnya dibangun pada kawasan pertanian yang subur. Selain mengurangi luas lahan pertanian, pembangunan industri seringkali menimbulkan permasalahan yang besar bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, yaitu terjadinya pencemaran B3 dan logam berat melalui limbahnya yang dibuang ke badan air/sungai.

Setiap industri menggunakan bahan baku utama dan bahan pembantu yang berbeda dalam proses produksinya. Di antara bahan baku yang digunakan ada yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, sehingga limbah yang dihasilkan dapat mengandung unsur-unsur yang sama seperti bahan bakunya. Para pelaku industri biasanya membuang limbah ke dalam badan air atau sungai dengan

(6)

Akibat limbah industri yang dibuang ke dalam badan air atau sungai yang berada di sekitar industri atau pabrik, maka badan air tersebut akan tercemar unsur-unsur yang sama dengan yang digunakan dalam proses produksi dan pengolahan limbah. Hasil analisis unsur-unsur pencemar dan logam berat dalam contoh air sungai yang digunakan sebagai sumber air pengairan menunjukkan kandungan B3 dan logam berat tersebut masih di bawah batas kritis (Tabel 13), kecuali Na dan SO4. Akan tetapi, bila contoh air diambil dari bagian dasar sungai yang bercampur lumpur, ternyata kandungan Pb, Cr, Co, Ni, Zn, dan Cu umumnya melebihi batas kritis logam berat dalam air (Tabel 13, Sungai Cikijingb). Tingginya kandungan logam berat dalam lumpur di dasar sungai, diduga karena proses pengendapan yang terjadi terus-menerus. Oleh sebab itu, dapat dipastikan tingginya kandungan Cr, Co, Ni, dan Zn dalam tanah sawah adalah akibat penggunaan air sungai yang secara terus-menerus sebagai sumber air pengairan.

Kegiatan pertambangan

(7)

Bab III Studi Kasus Kerusakan Lahan Sawah

Pada tahun 2014, telah dilakukan pengukuran kualitas tanah untuk produksi biomassa di 8 (delapan) titik atau lokasi yaitu: 4 (empat) lokasi di kawasan Kecamatan Metro Utara dan 4 (empat) lokasi di kawasan Kecamatan Metro Selatan. Selanjutnya, pada tahun 2015, telah dilakukan pula kegiatan yang sama di 8 titik atau lokasi lainnya, yaitu: 4 lokasi di kawasan Kecamatan Metro Timur dan 4 lokasi di kawasan Kecamatan Metro Barat.

Sedangkan pada tahun 2016, kembali dilakukan pengukuran di 4 titik atau lokasi yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu 4 lokasi di kawasan Kecamatan Metro. Untuk tahun 2014 dan 2015, hasil analisis kualitas karakteristik tanah untuk produksi biomassa telah diterbitkan oleh laboratorium tanah Universitas Lampung dan laboratorium terpadu Politeknik Kesehatan.

Berdasarkan beberapa acuan, rentang waktu keberlakuan hasil analisis ini adalah lebih kurang sekitar 5 (lima tahun).

(8)

Untuk tahun 2014, di 4 lokasi pengambilan sampel yang berada di kawasan Kecamatan Metro Selatan, semua titik ini terdapat 3 (tiga) parameter yang berada di luar rentang batas baku mutu, yaitu tingkat keasaman, daya hantar listrik dan reaksi reduksi-oksidasi. Untuk tingkat keasaman: 6,66% berada di luar batas rentang baku mutu (di bawah angka toleransi 10%); untuk daya hantar listrik: 28,25% berada di luar batas rentang baku mutu dan reduksi-oksidasi: 23% berada di luar batas rentang baku mutu. Sedangkan di 4 lokasi pengambilan sampel di Kawasan Metro Utara, sama juga halnya dengan yang terjadi di kawasan Kecamatan Metro selatan. Untuk tingkat keasaman: 6 % berada di luar batas rentang baku mutu (di bawah angka toleransi 10%); untuk daya hantar listrik: 26,75% berada di luar batas rentang baku mutu dan reduksi-oksidasi: 15% berada di luar batas rentang baku mutu

Untuk tahun 2015, di kawasan Kecamatan Metro Timur terdapat 3 lokasi pengambilan sampel yang nilai karakteristik tanahnya berada di luar rentang batas baku mutu kritis untuk parameter keasaman, daya hantar listrik dan reduksi-oksidasi dan 1 lokasi yang karakter tanahnya memiliki nilai di luar rentang batas baku mutu kritis yaitu daya hantar listrik dan reduksi-oksidasi.

Sedangkan untuk kawasan Kecamatan Metro Barat terdapat 2 lokasi yang karakter tanahnya berada di luar batas rentang baku mutu kritis untuk parameter daya hantar listrik dan reduksi-oksidasi, 1 lokasi untuk parameter reduksi oksidasi dan 1 lokasi lain untuk parameter keasaman dan reduksi oksidasi. Nilai untuk semua

(9)

parameter tersebut tidaklah berbeda jauh secara signifikan dengan kawasan di dua kecamatan terdahulu.

Beberapa hal tersebut di atas, Yerri Noer Kartiko, Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro menjelaskan disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut: (1). ter-deposit-nya unsur-unsur kimia di dalam tanah pada lokasi pengambilan sampel. Unsur-unsur kimia ini bersumber dari: penggunaan pupuk dan/ atau pestisida berbahan baku utama kimia, baik yang diberikan di lokasi tersebut, terbawa oleh air irigasi atau hujan; (2). Keasaman ini mempengaruhi daya hantar listrik.

Dalam ilmu lingkungan, dikenal pula istilah bio-accumulation, unsur-unsur kimia akan teerakumulasi dalam rentang waktu tertentu dan terdeposit secara berkelipatan dalam daur hidup makhluk hidup.Selain memiliki potensi atau probabilitas kerusakan tanah, kedua hal ini dapat menyebabkan persitiwa-peristiwa lain yang lebih berbahaya, jika ditambah dengan aktivitas lain.

Jika permukaan tanah semakin keras atau pohon-pohon ditebang, berkurangnya ukuran atau ruang pori-pori tanah, menyebabkan kurangnya kemampuan tanah menyerap air, maka air yang tergenang akan menyebabkan terjadi double layer yang menjadi lapisan seri penghantar listrik, yaitu air dan tanah yang asam. Dengan tidak adanya pohon (sebagai resistor aliran listrik) mempertinggi potensial untuk “mengundang” petir.

(10)

Bab IV Pembahasan

Berdasarkan data kerusakan tanah di dua kecamatan, Metro Utara dan Metro Selatan diakibatkan bahan anorganik yang digunakan oleh petani setempat. Perusakan tanah tersebut berupa pencemaran oleh zat-zat kimiawi di daerah pertanian tanaman pangan dan hortikultura, yang menggunakan herbisida, pestisida, insektisida secara intensif untuk pencegahan dan pemberantasan hama/penyakit. Namun justru sebaliknya, penggunaan yang berlebihan pada lahan sawah tersebut mengakibatkan tanah menjadi rusak.

Penggunaan pestisida yang intensif tersebut meninggalkan residu kimiawi di dalam tanah, bagian tanaman seperti buah dan umbi, Pestisida yang memiliki paruh waktu (half time) degradasi yang relatif lama dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk lain yang mengkosumsinya. Penggunaan bahan-bahan beracun tersebut dengan cara yang benar dan tidak berlebihan, tentunya tidak akan menimbulkan pencemaran yang membahyakan. Namun kenyataan menunjukkan adanya residu insektisida pada beras dan tanah-tanah sawah. organofosfat, organoklorin dan karbamat.

Jika keadaan tanah yang rusak dibiarkan lebih lama maka akan menimbulkan persolan yang lebih serius. Terlebih di berdasarkan studi kasus, mengakibatkan tingkat keasaman air, daya hantar listrik, dan redoks berada diambang kritis. Dengan demikian dibutuhkan sentuhan ilmu pengetahuan dan kultur sosial untuk menanggulangi kerusakan tersebut.

Upaya Penanggulangan pencemaran Tanah

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan sosial, cara penanggulangan kerusakan tanah dapat dilakukan dengan beragam tindakan pencegahan. Upaya penanggulangan tersebut akan dibedakan dengan dua cara penyelesaian yaitu jangka pendek dan jangka panjang.

(11)

Penanggulangan yang dapat dilakukan berkala jangka pendek pada pencemaran tanah dapat dilakukan dengan cara; Pertama, penanaman pohon disekitar lokasi kerusakan. Dengan melihat permukaan tanah semakin keras atau pohon-pohon ditebang, dapat menyebabkan berkurangnya ukuran atau ruang pori-pori tanah, menyebabkan kurangnya kemampuan tanah menyerap air, maka air yang tergenang akan menyebabkan terjadi double layer yang menjadi lapisan seri penghantar listrik, yaitu air dan tanah yang asam. Dengan tidak adanya pohon (sebagai resistor aliran listrik) mempertinggi potensial untuk “mengundang” petir.

Dengan melakukan penanaman pohon, akan meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan air sehingga menurunkan tingkat keasamannya. Selain itu dengan membuat sumur resapan, bor biopori, tidak mengeksploitasi air tanah secara berlebihan, pemanfaatan pupuk organik akan membantu upaya memelihara kualitas tanah.

Kedua, dengan penggunaan pembenah tanah (Zeolit, dolomit, pupuk kompos dan sebaginya). Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lahan yang telah terdegradasi adalah penggunaan pembenah tanah dikombinasi dengan teknik konservasi tanah dan air, pengelolaan bahan organik, system pemupukan berimbang spesifik lokasi berdasarkan hasil uji tanah dan kebutuhan

tanaman. Manfaat langsung penggunaan pembenah tanah bagi pembangunan pertanian adalah memperbaiki/meningkatkan produktivitas lahan kritis, sehingga produksi tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) dan tanaman lainnya dapat ditingkatkan.

(12)

Begitupun dalam penelitian S. H. Tala’ohu dan M. Al-Jabri tahun 2008, menyimpulkan bahwa pengunaan zeolite dan dolomit dalam lahan pertanian, selain menigkatkan hasil produksi dapat juga menyuburkan tanah dan mengurangi dosis pupuk urea.

Penangulangan berjangka panjang dapat dilakukan dengan cara: Pertama, dapat dilakukan adanya Pendidikan lingkungan hidup. Konsen pemerintah terhadap pendidikan lingkungan hidup telah menjadi prioritas sejak awal, hingga terbit nya UU No 32 Th. 2009 menegaskan pentingnya pendidikan lingkungan hidup sejak dini.

NAAEE (2001) menyatakan bahwa Pendidikan lingkungan adalah proses yang komprehensif untuk menolong manusia memahami lingkungannya dan isu yang terkait. Dengan begitu manusia dapat paham dan memahami keadaan yang terjadi.

Lieberman (1998) dalam Risda Amini menegaskan bahwa pendidikan lingkungan memiliki strategi sbb; 1) memberikan pengalaman belajar hands-on melalui kegiatan berbasis proyek, 2) mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi terhadap lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan dapat dilaksanakan di luar kelas. Upaya pendidikan lingkungan hidup tak lain untuk mengatsai problem lingkungan agar tidak semakin akut. Dengan begitu langkah strategis haru ditempuh melalui proses pendidikan berwawasan lingkungan (Mahfur Ahmad: 2010). Dan pendidikan tersebut tidak mesti hadir dalam ruang-ruang sekolah. Masyarakat sebagai bagian dari ekosistem juga dapat menerima pendidikan berwawasan tersebut dengan beragam cara, baik penyuluhan, pendampingan secara langsung.

Dengan adanya pendidikan lingkungan hidup di masyarakat dapat menumbuhkan kepedulian terhadap tanah. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat diperbaiki secara pendekatan kultural dengan masyarakat. Misal dengan menekankan bahwa kerusakan tanah yang terjadi dapat menyebabkan pengurangan hasil produksi pertanian. Dengan upaya tersebut masyarakat dapat mensinergikan tindakan pendidikan lingkungan hidup dengan peningkatan panen.

(13)

pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat, juga diperlukan bentuk pertanian alternative yang ramah lingkungan yaitu dengan pertanian organik.

(14)

Bab V Penutup

Tanah sebagai benda mati yang menjadi sumber kehidupan makhluk hidup, diperlukan perawatan dan perbaikan seriring terjadinya interaksi baik dari manusia atau secara alami, secara sadar dan tidak samabr menimbulkan pencemaran tanah.

Kerusakan tanah yang terjadi di Kecamatan Metro Utara dan Metro Selatan Kota Metro menandai bahwa tanah kian lama terjadi adanya kerusakan. Dengan adanya tindakan penanggulangan pencemaran tanah dapat memperbaiki kualitas tanah. Berdasarkan hasil pembahasan diatas penulis menyimpulkan terdapat penanggualangan pencemaran tanah dengan waktu berkala pendek dan panjang, sebagai berikut;

Berkala pendek;

1. Penanaman pohon disekitar terjadinya kerusakan tanah 2. Penggunaan pembenah tanah

Berkala panjang;

(15)

Refferensi

Maghfur ahmad, “Pendidikan Lingkungan Hidup Dan Masa Depan Ekologi Manusia” forum tarbiyah, 2010, vol. 8 No. 1 hal. 58

Amini, Risda dan A. Munandar, Pengaruh Model Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Berbasis Outdoor Terhadap Penguasaan Konsep Pendidikan Lingkungan Bagi Calon Guru Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Pendidikan, 2010, Vol. 11, No. 1.

Al-Jabri, Inovasi Teknologi Pembenah Tanah Zeolit Untuk Memperbaiki Lahan Pertanian Terdegradasi,

----S. H. Tala’ohu* dan M. Al-Jabri’, MENGATASI DEGRADASI LAHAN MELALUI APLIKASI PEMBENAH TANAH (Kajian Persepsi Petani di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur)

Abdurachman, A. Wahyunto, dan R. Shofiyati. “Gagasan Pengendalian

Gambar

Figure 1: 4 (empat) lokasi di kawasan Kecamatan Metro Utara dan 4 (empat) lokasi dikawasan Kecamatan Metro Selatan Data tahun 2014 Kantor Lingkungan Hidup Kota
Figure 2 Ambang Kritis dari figure 1. Data diambil dari dokumen Kantor Kementerian Lingkungan Hidup Kota Metro

Referensi

Dokumen terkait

luas dan asri, namun demikian kenyataan yang ada tidak mampu memberikan ruang bagi anak untuk sekedar bermain, justru mereka harus bermain ditempat yang

Berdasarkan hasil penelitian maka direkomendasikan untuk di daerah hulu dan tengah sungai Ciliwung waktu pemantauan kandungan TSS yang paling tepat dilakukan pada musim

keagungan-Mu dari dibenamkan kedalam bumi". Ahmad dalam kitab Al Musnad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah dan merupakan hadits shahih menurut riwayat

Catatan: Tahapan penambahan modal (baik modal dasar atau modal ditempatkan): RUPS yang menyetujui peningkatan modal tersebut – hasil RUPS dituangkan kedalam Akta

[r]

Jaringan Syaraf Tiruan (JST) merupakan salah satu teknik klasifikasi yang cukup handal dikarenakan kemampuannya dalam memprediksi ataupun mengenali suatu citra.JST mampu belajar

Spektrum absorpsi radiasi yang terbentuk, khas molekul senyawa organik yang bersangkutan dan dapat digunakan untuk analisis kualitatif, sedangkan absorban pada frekuensi khas

yang dilakukan oleh criminal justice system untuk menerapkan sistem pertanggungjawaban pidana yang didasarkan pada adanya unsur kesalahan ( fault liability, liability based