• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Penelitian Tindakan Kelas "PTK" Guru SD Lengkap PTK PAI Kelas 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Penelitian Tindakan Kelas "PTK" Guru SD Lengkap PTK PAI Kelas 4"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

PADA SISWA KELAS IV SDN CANGKO III KEC. TUKDANA KAB. INDRAMAYU

PenelitianTindakan Kelas (PTK) ini disusun untuk memenuhi persyaratan Penilaian Angka Kredit Tahunan dan Kenaikan Pangkat

DISUSUN OLEH : AMINAH PATMAWATI, S.Pd. I

NIP. 197007052007012014

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

UPTD PENDIDIKAN TUKDANA

▸ Baca selengkapnya: contoh lembar pengesahan ptk guru sd

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN RESITASI

PADA SISWA KELAS IV SDN CANGKO III KEC. TUKDANA KAB. INDRAMAYU)

PenelitianTindakan Kelas (PTK) ini disusun untuk memenuhi persyaratan Penilaian Angka Kredit Tahunan dan Kenaikan Pangkat

DISUSUN OLEH : AMINAH PATMAWATI, S.Pd. I

NIP. 197007052007012014

Disyahkan di : Indramayu Tanggal : 05 Maret 2011

Pengawas TK/SD Kecamatan Tukdana

Hj. SITI ROHAETI, S.Pd.

NIP. 196202041981092001

Kepala Sekolah SD Negeri Cangko III

GOJALI, S. Pd

NIP. 196207061984101007

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah , puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi berbagai kenikmatan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan Karya Tulis, berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, tepat sesuai dengan target.

Permasalahan yang timbul dalam keseharian ketika penulis mengajar, memberikan inspirasi bagi terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini. Dengan segala keterbatasan dan wawasan yang penulis miliki, penulis sangat sadar sekali bahwa Karya Tulis sederhana ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis berharap adanya masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak bagi perbaikan penulisan sejenis kedepannya.

Dan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini penulis ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya, terutama kepada keluarga tercinta, istri dan anak tercinta, yang terus menerus menjadi motivator dan inspirator kebaikan dan kemuliaan. Semoga mereka menjadi hamba-hamba Allah SWT yang istiqamah, dan kepada sahabat-sahabat semoga kebaikan sahabat di balas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.

Terakhir, penulis berharap bahwa karya tulis sederhana ini bisa memberi inspirasi kepada semua pihak terutama sahabat-sahabat saya, guru penjas orkes di manapun, yang kebetulan membaca karya tulis ini. Amin.

, 05 Maret 2011

Hormat

(4)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 4

A. Definisi Pembelajaran... 4

B. Motivasi Belajar... 5

C. Pengajaran Metode Pemberian Tugas dan Resitasi... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian... 13

B. Rancangan Penelitian... 13

C. Instrumen Penelitian ... 16

D. Metode Pengumpulan Data ... 17

E. Teknik Analisis Data... 17

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Penelitian Persiklus... 20

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan

kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru

harus memikirkan dan membuat perencanaan secaraa seksama dalam

meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas

mengajarnya.

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan

kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap

dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru

berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor

yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga

memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran

dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran

dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk

memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar

mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar

karena siswalah subyek utama dalam belajar.

Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.

Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar

(6)

kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar

aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan

teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-teman-temannya

memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan

materi pelajaran.

Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan

melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada

pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas

peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan

bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain.

(Hartoyo, 2000:24).

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba

melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Pembelajaran Agama Islam

Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa Kelas IV

SDN Cangko III”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya

metode pemberian tugas belajar dan resitasi?

2. Bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan

resitasi terhadap motivasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

(7)

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya

metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan

metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

D. Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

1. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan

materi agama islam.

2. Meningkatkan motivasi pada pelajaran agama islam

3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi

agama islam.

E. Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah

meliputi:

1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa Kelas VI SDN Cangko III

Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun

pelajaran 2011/2012.

3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan “Menceritakan Kisah

Nabi”.

(8)

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk

hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman (KBBI, 1996:14)

Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68)

mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan

lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga

memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan

tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang

menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses

pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan,

kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain

(Soetomo, 1993:120)

Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan

nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar.

Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang

menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk

melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.

(9)

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong

yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas

nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi

sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam

belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai

dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang

termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang

lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan

meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik.

Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. 3. Macam-macam Motivasi

Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah

karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga

dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu

atau belajar (Usman, 2000: 29). b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang

lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan

(10)

oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman,

2000: 29).

Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah

motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai

yang tinggi, dan lain sebagainya.

C. Pengajaran metode pemberian tugas belajar dan resitasi 1. DEFINISI

Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara

mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada

peserta didik, sedangkan hasil tersebut di periksa oleh guru dan peserta didik

mempertanggung jawabkannya.

Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara

- Dengan menjawab test yang diberikan oleh guru.

- Dengan menyampaikan ke muka berupa lisan

- Dengan cara tertulis.

Dalam metode ini kita menemukan tiga istilah penting

1. Tugas:

Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang

lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak

guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat

educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan.

2. Belajar.

(11)

Banyak sekali perumusan tentang belajar

Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar

a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf.

b) Belajar adalah penambahan pengetahuan.

c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian.

Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki

seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan,

keadaan jasmaniah dan lain-lain

sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar

dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan

alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya.

3. Resitasi

Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah

dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan

rupiah.

Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu

tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas

ke-Rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan

yang harus dimiliki.

Firman Allah S.W.T

Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak

besarkan Tuhan-mu. Dan bersihkanlah pakaianmu! Tinggallah

(12)

lain lantaran hendak meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah

Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).

Jadi Tuhan memberikan tugas lima macam, antara lain:

a. Ta'at beragama (membesarkan Tuhan).

b. Giat dan rajin berdakwah.

c. Membersihkan diri, jiwa dari kekotoran lahir dan bathin.

d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain.

e. Tabah dan ulet dalam melaksanakan tugas.

2. PASE-PASE RESITASI

Dengan metode Resitasi terdapat 3 fase

1. Guru memberikan tugas:

Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan

peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik

akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk

sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai

aspek.

(13)

2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana

dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan

sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

3. Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (resitasinya).

Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas.3>

3. KEUNTUNGAN METODE RESITASI

1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri

dalam segala tugas yang diberikan.

2. Meringankan tugas guru yang diberikan.

3. Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan

dipertanggung jawabkan dihadapan guru.

4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa

mengharapkan bantuan orang lain.

5. Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai

sukses.

6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat

peserta didik.

7. Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan

peserta didik.

8. Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam

9. sekolah.

4. KELEMAHAN METODE RESITASI

(14)

2. Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain.

3. Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan

temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada.

4. Kadang-kadang pembahasannya kurang sempurna.

5. Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan

- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari

sekolah selalu melakukan tugas, seingga waktu bermain tidak ada.

- Menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka

menganggap tugas-tugas tersebut membosankan.

-Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit,

jalan pelajaran lambat dan memakan waktu yang lama.

-Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup

memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut.

5.LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DIRUMUSKAN TERLEBIH

DAHULU DALAM PELAKSANAAN RESITASI

1. Pemberian Tugas Dan Penjelasan

a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.

b. Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid.

c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang

akan diajarkan.

2. Pelaksanaan Tugas.

(15)

a. Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol.

b. Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing.

c. Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid.

d. Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah.

e. Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai.

f. Saran-saran:

1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus

dikerjakan.

2) Waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup.

3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak¬anak bekerja dengan

sungguh-sungguh.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

(16)

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8)

mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru

bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan

terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti,

penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama

dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas

dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun,

kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan

seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan

didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal

telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung

pada jumlah siklus yang harus dilalui.

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SDN Cangko III Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran

2011/2012.

2. Waktu Penelitian

(17)

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

September semester gasal 2011/2012.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas 4 SDN Cangko III

Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan

(dalam Mukhlis, 2000: 3).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk

kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk

memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk

memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan,

sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di

kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,

(18)

Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu

ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action

(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada

siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan

pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada

(19)

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:

1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti

sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati

hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model

discovery .

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat

membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus

berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3,

dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang

(20)

formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan

untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai

pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,

tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

proses pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar

dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

(21)

5. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes

formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan

adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46 .

D. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui

observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi

aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh

dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga

untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas

siswa selama proses pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

(22)

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut

sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan

secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas

belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas

belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap

lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan

belajar digunakan rumus sebagai berikut:

(23)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan

resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan

data tes formatif siswa pada setiap siklus.

Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang

betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat

(24)

Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan

penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan

resitasi dalam meningkatkan prestasi

Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa

setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I

dilaksanakan pada tanggal 10 September 2011 di SDN Cangko III

dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi)

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

(25)

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil

penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I

No. Urut Nilai Keterangan T TT No. Urut Nilai Keterangan T TT

1 60 √ 12 60 √

Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200 Rata-Rata Skor Tercapai 69,09

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 15 Jumlah siswa yang belum tuntas : 7

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

69,09 15 68,18

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai

rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar

mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas

belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara

(26)

nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa

masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan

digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas

belajar dan resitasi.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung.

b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II

dilaksanakan pada tanggal 17 September 2011 di SDN Cangko III

dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus

II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang

(27)

digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada

siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II

No. Urut Nilai Keterangan T TT No. Urut Nilai Keterangan T TT

1 60 √ 12 90 √

Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200 Rata-Rata Skor Tercapai 76,36

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 17 Jumlah siswa yang belum tuntas : 5

Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II 1

2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

76,36 17 77,27

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17

siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa

pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami

(28)

akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan

berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga

sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru

dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan

resitasi.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan

alat-alat pengajaran yang mendukung

b. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 24 September 2011 di SDN Cangko III

dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak

sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana

pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga

kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada

siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan belajar mengajar.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam

proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang

(29)

digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada

siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III

No. Urut Nilai Keterangan T TT No. Urut Nilai Keterangan T TT

1 90 √ 12 90 √

Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200 Rata-Rata Skor Tercapai 81,82

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 19 Jumlah siswa yang belum tuntas : 3

Klasikal : Tuntas

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III 1

2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

81,82 19 86,36

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif

sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa

dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal

ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk

kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan

(30)

menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga

siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga

siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga

penelitian ini hanya sampai pada siklus III.

c. Refleksi

Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan

baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar

dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari

data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:

1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang

belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk

masing-masing aspek cukup besar.

2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif

selama proses belajar berlangsung.

3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami

perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan

Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas

belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta

hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan

(31)

dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang

perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan

dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada

pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode

pemberian tugas belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses

belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Pembahasan

1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa

Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode

pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin

mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru

(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing

68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa

secara klasikal telah tercapai.

2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami

peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa

yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada

setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

(32)

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling

dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/

memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa

dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat

dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah

melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi

dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya

aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan

LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat,

memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk

aktivitas di atas cukup besar.

(33)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga

siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah

dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%),

siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).

2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi

mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa,

rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat

dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga

(34)

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar

proses belajar mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil

yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang

cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih

topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah

dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam

taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan

pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa

berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakuakan di SDN Cangko III Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu

Tahun Pelajaran 2011/2012.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.

Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

gambar berikut.
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Masih banyak mata pelajaran yang belum sepenuhnya dikuasai siswa sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan, SD Negeri 84 Prabumulih di kelas IV terutama

STAD dikembagkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas Jhon Hopkin dan merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, yang menekankan adanya aktifitas

Observasi dilakukan pada kegiatan belajar mengajar berlangsung, dengan memperhatikan dan mengamati siswa tentang mata pelajaran matematika yang disampaikan melalui

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS IV. SD NEGERI 130/V BRAM ITAM KIRI TANJUNG

mengambil kesimpulan bahwa upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dengan metode bermain peran melalui pendekatan model cooperative learning dengan mengefektifkan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Menjaga Keutuhan NKRI Melalui Metode Bermain Peran dengan Model Pembelajaran Cooperative

Hipotesis yang penulis lakukan adalah dalam bentuk laporan hasil yaitu berjudul “ Meningkatkan hasil belajar Pengambilan keputusan bersama melalui metode

Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas diketahui hasil pengamatan aktivitas belajar PAI materi sholat wajib siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Mertan 01 tahun