• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 1 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

P U T U S A N

Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial pada tingkat kasasi telah memutus sebagai berikut dalam perkara:

PT BELAWAN INDAH, diwakili oleh Abidin selaku Direktur

Utama, berkedudukan di Jalan Pulau Jawa Nomor 1, Kawasan Industri Medan I (KIM I), Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada Andreas B. Sinambela, S.H., dan kawan-kawan, Para Advokat berkantor di Jalan Bilal Ujung Nomor 193, Kota Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Maret 2016; Pemohon Kasasi dahulu Tergugat;

L a w a n

EDI SUSILO, bertempat tinggal di Mangaan, Link 18, Mabar,

Kota Medan, dalam hal ini memberi kuasa kepada Liboin Rumapea, S.H., Advokat, berkantor di Jalan Rawe VI, Nomor 220, Medan, Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 2 Mei 2016;

Termohon Kasasi dahulu Penggugat; Mahkamah Agung tersebut;

Membaca surat-surat yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat adalah Karyawan Tetap PT Belawan Indah (BI), Jabatan: Mekanik Ban dan Supir selama kurun waktu 11 (sebelas) tahun 1 (satu) bulan, yaitu sejak tanggal 10 September 2004 sampai dengan 20 Oktober 2015, dengan menerima Upah setiap bulannya tahun 2015 sejumlah Rp2.282.000,00 (dua juta dua ratus delapan puluh dua ribu rupiah), dan Penggugat selama ini bekerja dengan baik dan jujur dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perusahaan;

2. Bahwa berdasarkan lamanya masa kerja Penggugat yaitu 11 (sebelas) tahun 1 (satu) bulan, yaitu sejak tanggal 10 September 2004 sampai

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 2 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

dengan 20 Oktober 2015 yang berlangsung secara terus-menerus dan tidak pernah terputus, maka Hubungan Kerja antara Penggugat dan Tergugat adalah berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (Karyawan Tetap) sebagaimana diatur dalam Pasal 60 - 63 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

3. Bahwa berdasarkan pekerjaan yang diperintahkan/diberikan Tergugat kepada Penggugat sebagai Mekanik Ban dan Supir adalah merupakan bagian dari Pekerjaan yang Menetap dalam perusahaan Tergugat, maka sesuai dengan Pasal 66 ayat (1) dan (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, demi hukum status Hubungan Kerja Sah antara Penggugat (i.c. Edi Susilo) dan Tergugat (i.c. PT Belawan Indah), sehingga bila terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, Tergugat (i.c. PT Belawan Indah) harus tunduk dan wajib melaksanakan ketentuan dalam Pasal 156 ayat (2), (3), dan (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

4. Bahwa pada awal bulan Oktober 2015, Penggugat mendapat perintah dari atasan untuk menuju (stand by) ke PT Pamin di KIM II karena ada 5 (lima) truk gandeng yang akan closing hingga pukul 17.00 Wib (5 sore), tiba-tiba Penggugat pada saat itu ditelepon Supir BI C-11 karena ban truknya bocor di KIM I, namun Penggugat menjawab tidak bisa datang karena sedang closing di PT Pamin di KIM II, Penggugat meminta agar Supir BI C-11 yang datang ke PT Pamin, dan kemudian Supir BI C-11 mengiyakan permintaan Penggugat, dan 15 (lima belas) menit kemudian Supir BI C-11 tiba di PT Pamin, kemudian Penggugat mengganti ban mobil Supir BI C-11 yang bocor; 5. Bahwa sudah kebiasaan Penggugat dalam melakukan tugas pekerjaan di

Perusahaan Tergugat, Penggugat tanpa perintah atasan apabila Supir PT Belawan Indah (BI) menelepon Penggugat untuk mengganti ban mobil yang bocor, Penggugat langsung menggantinya agar pekerjaan Supir tidak terganggu;

6. Bahwa keesokan harinya, ternyata Tergugat menyalahkan Penggugat karena langsung mengganti ban mobil BK BI C-11 tanpa koordinasi dengan atasannya, dan akibatnya Penggugat tidak diperbolehkan lagi melakukan pekerjaan di luar perusahaan dan akhirnya Penggugat bekerja di dalam perusahaan saja dengan pekerjaan hanya diberikan menempel ban-ban yang sudah bocor;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 3 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

7. Bahwa kebiasaan Penggugat melakukan pekerjaan di luar perusahaan mendapat penghasilan tambahan, namun sejak Penggugat dilarang melakukan pekerjaan di luar, penghasilan Penggugat jelas berkurang; 8. Bahwa selain itu juga, sejak Penggugat melakukan pekerjaan di dalam

perusahaan, Penggugat sering mendapat perlakukan yang kurang baik dari atasannya, baik melalui perkataan maupun perbuatan yang tidak menghargai Penggugat, sehingga Penggugat dalam melakukan pekerjaan di dalam perusahaan sudah tidak nyaman lagi;

9. Bahwa kemudian Penggugat menemui bagian HRD PT Belawan Indah (BI) dengan tujuan agar Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), akan tetapi permintaan Penggugat tersebut tidak direspon oleh Tergugat, malahan Tergugat langsung mengetik Surat Pengunduran Diri Penggugat dan kemudian menyuruh Penggugat untuk menandatangani Surat Pengunduran Diri tanggal 20 Oktober 2015;

10. Bahwa keesokan harinya pada tanggal 21 Oktober 2015, Penggugat membuat Surat Pencabutan Pengunduran Diri tanggal 21 Oktober 2015 dan telah diajukan Penggugat kepada Tergugat, akan tetapi Tergugat sama sekali tidak merespon Surat Pencabutan Pengunduran Diri Penggugat tanggal 21 Oktober 2015, dan ternyata sejak tanggal 21 Oktober 2015 hingga gugatan ini diajukan ke Pengadilan Hubungan Industrial Medan pada Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 18 Desember 2015 sama sekali Tergugat tidak pernah melakukan upaya pemanggilan kepada Penggugat untuk penyelesaian hak-hak Normatif Penggugat, tapi malahan Tergugat merasa benar dan tidak bersalah dengan sengaja mendiam-diamkannya agar Tergugat tidak melakukan kewajiban Hukumnya untuk membayar hak-hak Penggugat sebagai akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK);

11. Bahwa tindakan dan perbuatan Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Penggugat dengan cara Tergugat menyuruh Penggugat untuk menandatangani Surat Pengunduran Diri Penggugat tanggal 20 Oktober 2015 adalah tindakan dan perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang bertentangan dengan syarat-syarat dan prosedur Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 150 - 155 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;

12. Bahwa tindakan Tergugat yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak tersebut di atas terhadap diri Penggugat tanpa minta izin dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial adalah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 4 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan merupakan perbuatan melawan hukum;

13. Bahwa oleh karena upaya penyelesaian secara ”Bipartit” gagal pada tanggal 21 Oktober 2015 untuk membuat persetujuan bersama, maka Penggugat menempuh upaya Mediasi di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara, akan tetapi tidak tercapai kesepakatan antara Penggugat dan Tergugat, oleh karenanya Mediator: Dominar Siallagan, S.Sos dan Ratnauli Hutagalung, S.H., dan mengetahui Kepala Bidang Hubungan Industrial: Ir. Mukmin, M.AP dan menyetujui Kepala Dinas pada Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara: Drs. Bukit Tambunan, M.AP mengeluarkan Surat Nomor: 1445-6/DTK-TR/XII/2015, tanggal 7 Desember 2015, Perihal: Anjuran, yang Menganjurkan:

1. Agar pimpinan Perusahaan memberikan kepada Pekerja sesuai dengan Pasal 162 juncto Pasal 156 ayat 4 Undang Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003;

2. Agar kedua belah pihak memberikan jawaban tertulis menerima atau menolak anjuran dalam waktu 10 hari setelah menerima anjuran ini; 3. Agar para pihak yang berkeberatan atas anjuran ini dapat mengajukan

gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan;

14. Bahwa oleh karena tindakan dan perbuatan Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Penggugat dengan cara Tergugat menyuruh Penggugat untuk menandatangani Surat Pengunduran Diri Penggugat tanggal 20 Oktober 2015 adalah tidak sah dan bertentangan dengan Undang Undang Ketenagakerjaan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 163 ayat (2) Undang Undang R.I. Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan dikarenakan Tergugat tidak bersedia menerima Penggugat di perusahaannya, maka patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan memerintahkan Tergugat membayar uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penghargaan Masa Kerja 1 (satu) kali ketentuan dalam Pasal 156 ayat (3), dan Uang Pengganti Hak sesuai dengan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dengan perincian sebagai berikut:

- Uang Pesangon: “Masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 5 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

- Uang Penghargaan Masa Kerja: “Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah; - Uang Penggantian Hak: “Ditetapkan 15 % dari Uang Pesangon dan atau

Uang Penghargaan Masa Kerja”, maka dapat diperinci sebagai berikut: - Uang Pesangon 2 x 9 bulan x Rp2.282.000,00

= Rp41.076.000,00 - Uang Penghargaan Masa Kerja 1 x 4 bulan x Rp2.282.000,00

= Rp9.128.000,00 - Uang Penggantian Hak 15 % dari Uang Pesangon

Dan Uang Penghargaan Masa Kerja:

15 % x Rp. 41.076.000,00 + Rp. 9.128.000,00

= 15 % x Rp50.204.000,00 = Rp7.530.600,00 Total = Rp57.734.600,00 (lima puluh tujuh juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu enam ratus rupiah); 15. Bahwa selain tuntutan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan

Uang Penggantian Hak tersebut di atas, Penggugat menuntut Upah yang saat ini masih ditahan oleh Tergugat selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal 26 September 2015 hingga tanggal 18 Desember 2015 (gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Hubungan Industrial Medan pada Pengadilan Negeri Medan) berjumlah 3 (tiga) bulan X Rp2.282.000,00 = Rp6.846.000,00 (enam juta delapan ratus empat puluh enam ribu rupiah) agar diberikan Tergugat kepada Penggugat dengan seketika dan sekaligus; 16. Bahwa oleh karena tindakan Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan

Kerja terhadap Penggugat adalah secara melawan hukum dan bertentangan dengan Undang Undang R.I. Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, maka patut dan layak menurut hukum jika Pengadilan Hubungan Industrial Medan pada Pengadilan Negeri Medan memerintahkan Tergugat membayar upah selama proses penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Medan berdasarkan Surat Keputusan Mahkamah Agung R.I Nomor 026/KMA/SK/II/2012 tanggal 9 Februari 2012 Tentang Standar Pelayanan Pengadilan, yang didasarkan keadilan dan kepatutan upah proses selama 6 (enam) bulan;

Maka lamanya upah proses penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang harus dibayar oleh Tergugat kepada Penggugat, yaitu Upah Penggugat sebesar Rp2.282.000,00 X 6 (enam) bulan selama Proses penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial hingga putusan berkekuatan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 6 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

hukum tetap menjadi berjumlah Rp13.692.000,00 (tiga belas juta enam ratus sembilan puluh dua ribu rupiah);

17. Bahwa agar gugatan Penggugat tidak illusioir, kabur dan tidak bernilai dan demi menghindari usaha Tergugat akan mengalihkan harta kekayaannya kepada pihak lain, maka Penggugat berkepentingan agar terhadap harta kekayaan Tergugat diletakkan terlebih dahulu Sita Jaminan (conservatoir beslag) terhadap benda-benda tidak bergerak dan bergerak (kami akan ajukan selanjutnya), terutama terhadap:

1. “Tanah dan Bangunan milik PT Belawan Indah (BI), yang terletak di Jalan Pulau Jawa Nomor 1, Kawasan Industri Medan (KIM I), Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara”, yang berbatas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Pulau Jawa;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Tanah dan Bangunan Gudang PT Abdi Rakyat Bakti;

- Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Pulau Sumatera;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Tanah dan Bangunan PT Growth Asia;

2. “Benda-Benda yang bergerak yang akan kami ajukan dalam perkara ini”; 18. Bahwa Penggugat khawatir setelah perkara ini diputus Tergugat tetap tidak

bersedia atau lalai melaksanakan putusan tersebut oleh karenanya patut dan layak menurut Hukum apabila Tergugat dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap hari secara tunai dan sekaligus terhitung sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap sampai Tergugat melaksanakan putusan perkara ini dengan baik, seketika dan sempurna;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan agar memberikan putusan sebagai berikut:

Dalam Provisi:

- Menghukum dan memerintahkan Tergugat untuk membayar Upah Penggugat selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal 26 September 2015 hingga tanggal 18 Desember 2015 (gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Hubungan Industrial Medan pada Pengadilan Negeri Medan) berjumlah 3 (tiga) bulan X Rp2.282.000,00 = Rp6.846.000,00 (enam juta delapan ratus empat puluh enam ribu rupiah);

Dalam Pokok Perkara:

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 7 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan dan menetapkan hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat adalah Pekerja Tetap (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu); 3. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan Tergugat kepada

Penggugat adalah tidak sah dan bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku;

4. Menghukum dan mewajibkan Tergugat untuk membayar kepada Penggugat Uang Pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Uang Penghargaan Masa Kerja 1 (satu) kali ketentuan dalam Pasal 156 ayat (3), dan Uang Pengganti Hak sesuai dengan Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dengan perincian sebagai berikut:

- Uang Pesangon: “Masa kerja 8 (delapan) tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah;

- Uang Penghargaan Masa Kerja: “Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 (dua belas) tahun, 4 (empat) bulan upah; - Uang Penggantian Hak: “Ditetapkan 15 % dari Uang Pesangon dan atau

Uang Penghargaan Masa Kerja”, maka dapat diperinci sebagai berikut: - Uang Pesangon 2 x 9 bulan x Rp2.282.000,00

= Rp41.076.000,00 - Uang Penghargaan Masa Kerja 1 x 4 bulan x Rp2.282.000,00

= Rp9.128.000,00 - Uang Penggantian Hak 15 % dari Uang Pesangon

Dan Uang Penghargaan Masa Kerja : 15 % x Rp41.076.000,00 + Rp9.128.000,00

= 15 % x Rp50.204.000,00 = Rp7.530.600,00 Total = Rp57.734.600,00 (lima puluh tujuh juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu enam ratus rupiah); 5. Menghukum Tergugat untuk membayar Upah Proses kepada Penggugat

sebesar Rp2.282.000,00 x 6 (enam) bulan selama Proses penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial hingga putusan berkekuatan hukum tetap menjadi berjumlah Rp13.692.000,00 (tiga belas juta enam ratus sembilan puluh dua ribu rupiah);

6. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (conservatoir beslag) terutama terhadap:

1. “Tanah dan Bangunan milik PT Belawan Indah (BI), yang terletak di Jalan Pulau Jawa Nomor 1, Kawasan Industri Medan (KIM I), Kelurahan Mabar,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 8 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara”, yang berbatas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Pulau Jawa;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan tanah dan bangunan gudang PT Abdi Rakyat Bakti (PT ARB);

- Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Pulau Sumatera;

- Sebelah Barat berbatasan dengan tanah dan bangunan PT Growth Asia;

2. “Benda-Benda yang bergerak yang akan kami ajukan dalam perkara ini”; 7. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada

Penggugat sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap hari secara tunai dan sekaligus terhitung sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap sampai Tergugat melaksanakan putusan perkara ini dengan baik, seketika dan sempurna;

8. Menghukum Tergugat untuk menanggung biaya yang timbul dalam perkara ini; Atau: Apabila Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

Negeri Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan telah memberikan Putusan Nomor 230/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Mdn., tanggal 7 Maret 2016 dengan amar sebagai berikut:

Dalam Pokok Perkara:

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

- Menyatakan tindakan Tergugat yang memutuskan hubungan kerja dengan Penggugat berdasarkan alasan karena Penggugat mengundurkan diri atas kemauan sendiri tidak sah dan batal demi hukum;

- Menyatakan hubungan kerja antara Tergugat dengan Penggugat putus karena diputuskan oleh pengadilan;

- Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat berupa pesangon, penghargaan masa kerja, penggantian hak, upah yang belum dibayar dan upah selama proses perkara yang diperhitungkan total sebesar Rp78.272.600,00 (tujuh puluh delapan juta dua ratus tujuh puluh dua ribu enam ratus rupiah);

- Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara kepada negara sebesar Rp266.000,00 (dua ratus enam puluh enam ribu rupiah);

- Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 9 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Kuasa Tergugat pada tanggal 7 Maret 2016 kemudian terhadapnya oleh Tergugat dengan perantaraan kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Maret 2016 diajukan permohonan kasasi pada tanggal 24 Maret 2016 sebagaimana ternyata dari Akta Pernyataan Permohonan Kasasi Nomor 37/Kas/2016/PHI Mdn. juncto Nomor 230/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Mdn., yang dibuat oleh Panitera Muda Hukum Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan, permohonan tersebut diikuti oleh memori kasasi yang memuat keberatan-keberatan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan tersebut pada tanggal 6 April 2016;

Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Penggugat pada tanggal 25 April 2016, kemudian Penggugat mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 9 Mei 2016;

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Tergugat dalam memori kasasi tersebut pada pokoknya adalah: Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan hukum dengan tidak Memuat Alasan Yang Cukup dan Rinci dalam Pertimbangan Hukumnya;

Bahwa seluruh pertimbangan hukum Judex Facti (Pengadilan Negeri) adalah tidak benar dan dianggap mengadung cacat per incuriam atau putusan yang salah, apabila:

- Putusan kurang saksama (lack care) memeriksa dan memutus seluruh perkara yang digugat, atau terdapat beberapa hal dan fakta hukum yang tidak dipertimbangkan, sehingga putusan dikategorikan tidak saksama pertimbangannya (onvoldoende gemotiveerd);

- Atau putusan tidak menilai dan mempertimbangkan berbagai segi hukum yang relevan (the relevant law was not taken into consideration);

Bahwa di samping itu juga sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 23 Undang Undang Nomor 14 Tahun 1970, sebagaimana telah diubah

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 10 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

dalam Undang Undang Nomor 35 Tahun 1999 sekarang diatur dalam Pasal 25 ayat (1) Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004, secara tegas disebutkan "segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili";

Bahwa sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, suatu putusan haruslah memuat secara jelas dan cukup pertimbangan-pertimbangan hukum yang rinci dan cermat tentang segala fakta-fakta yang timbul selama proses pemeriksaan perkara serta tentang segala bukti-bukti yang diajukan selama proses pemeriksaan perkara berlangsung, disertai dengan alasan dan dasar hukum bagi kesimpulan pendapat yang akan diambil dalam suatu putusan tersebut;

Bahwa oleh karena apabila suatu putusan tidak memuat pertimbangan hukum yang cukup dan cermat (onvoeldoende gemotiveerd) tentang fakta-fakta dan bukti-bukti yang akan dijadikan sebagai alasan dan dasar dari kesimpulan pendapat dalam putusan tersebut, baik terhadap penolakan maupun terhadap penerimaan dalil-dalil yang dikemukakan oleh pihak-pihak yang berperkara adalah merupakan masalah yuridis dan dijadikan alasan untuk dapat dijadikan alasan untuk membatalkan putusan yang bersangkutan;

Bahwa sama halnya dengan putusan Judex Facti (Pengadilan Negeri) dalam perkara a quo ini, dapat dilihat dengan jelas tidak memuat dasar dan alasan pertimbangan hukum yang cukup dan cermat (onvoeldoende gemotiveerd) baik berkenaan dengan fakta-fakta yang terungkap dari dalil-dalil pihak berperkara maupun dari bukti-bukti yang diajukan dalam proses pemeriksaan perkara di depan persidangan;

Bahwa akan tetapi dapat dilihat juga dan diketahui dengan jelas bahwa kesimpulan pendapat Judex Facti (Pengadilan Negeri) yang merupakan pertimbangan hukum putusan Judex Facti (Pengadilan Negeri) hanya didasarkan atas pendapat yang tidak sesuai dengan fakta yang terungkap dan terkesan terlalu memaksa karena amar putusan tidak didukung oleh causalitas yang tepat baik dalil-dalil yang dikemukakan pihak yang berperkara atau dari bukti-bukti, baik bukti surat-surat yang diajukan di depan persidangan oleh seluruh pihak berperkara, sehingga jelas pula adanya putusan Judex Facti (Pengadilan Tinggi) telah didasarkan atas pertimbangan yang sangat singkat dan tidak cermat;

Bahwa Judex Facti (Pengadilan Tinggi) tidak memberikan pertimbangan yang berisi analisis berdasarkan pertimbangan undang-undang Pembuktian

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 11 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

berkaitan dengan dalil apa saja dan dalil bantahan apa saja yang terbukti; Bahwa menurut M. Yahya Harahap, argumentasi hakim ialah argumentasi yang menjelaskan pendapatnya tentang hal-hal apa saja yang terbukti dan yang tidak terbukti, kemudian dirumuskan menjadi kesimpulan hukum sebagai dasar landasan penyelesaian perkara yang selanjutnya dituangkan dalam diktum putusan;

Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti (Pengadilan Negeri) tidak mempertimbangkan argumentasi dan menjelaskan pendapat hukumnya secara rinci serta tidak mempertimbangkan seluruh bukti-bukti yang ada, baik bukti surat maupun saksi-saksi sehingga pertimbangan Judex Facti (Pengadilan Negeri) tidak saksama (onvoldoende gemotiveerd) dan kabur yang akhirnya sangat merugikan Pemohon Kasasi;

Putusan kurang saksama (lack care) dalam memeriksa perkara yang digugat; Bahwa Judex Facti (Pengadilan Negeri) tidak mempertimbangkan dengan saksama hal-hal berkenaan dengan perkara a quo, baik dalil-dalil yang ajukan Para Pemohon Kasasi, jawab jinawab, bukti surat kedua belah pihak, para saksi yang diajukan, tetapi malahan yang dipertimbangkan Judex Facti (Pengadilan Negeri) mengarah pada prosedur pengunduran diri Termohon Kasasi, padahal seluruh rangkaian uraian perkara hingga pada pembuktian surat dan saksi adalah suatu fakta-fakta hukum yang saling berhubungan dan terbukti secara hukum;

Bahwa inti dari permasalahan ini bermula dari adanya pengunduran diri oleh Penggugat/Termohon Kasasi atas kemauan sendiri kepada Tergugat/ Pemohon Kasasi tanggal 20 Oktober 2015;

Bahwa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 154 butir b: "Pekerja/buruh mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa adanya indikasi adanya tekanan/intimidasi dari pengusaha";

Bahwa di dalam persidangan juga telah terungkap dan tidak terbantahkan serta telah dimuat oleh Judex Facti dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 15 "Bahwa Penggugat tidak lagi melaksanakan kewajibannya terhitung sejak surat pengunduran diri diajukan pada tanggal 20 Oktober 2015, dan itu artinya begitu Penggugat mengajukan pengunduran diri kepada Tergugat, Penggugat tidak lagi melaksanakan kewajibannya sebagai pokerja/buruh pada perusahaan Tergugat";

Bahwa pada halaman 16 dalam putusannya Judex Facti memuat pertimbangan hukum sebagai berikut:

Menimbang, bahwa terhadap ketentuan yuridis dihubungkan dengan fakta-fakta persidangan, maka terhadap tindakan PHK yang dilakukan oleh Tergugat

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 12 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

kepada Penggugat dipertimbangkan sebagai berikut:

- Bahwa pada pokoknya syarat dan ketentuan hukum tentang pengunduran diri

atas kemauan sendiri sebagaimana diatur dalam Pasal 154 dan 162 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, adalah bersifat kumulatif, yang artinya jika satu syarat tidak terpenuhi maka pengunduran diri atas kemauan sendiri haruslah dianggap tidak sah dan batal demi hukum;

- Bahwa benar Penggugat mengajukan surat pengunduran diri atas kemauan

sendiri kepada Tergugat tertanggal 20 Oktober 2015, akan tetapi oleh karena prosedur pengunduran diri Penggugat tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 162 ayat (1) huruf a dan c, maka konsekuensinya surat pengunduran diri Penggugat kepada Tergugat haruslah dinyatakan sah dan batal demi hukum;

Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, sangat jelas bahwa Judex Facti telah salah menerapkan hukum dalam memberikan putusannya dalam perkara a quo;

Bahwa tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa syarat dan ketentuan hukum tentang pengunduran diri atas kemauan sendiri sebagaimana diatur dalam Pasal 154 dan 162 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, adalah bersifat kumulatif, dan dalam pertimbangan hukumnya Judex Facti juga tidak memuat apa dasar bahwa pengunduran diri sebagaimana diatur dalam Pasal 154 dan 162 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 dinyatakan bersifat kumulatif;

Bahwa tentunya Tergugat tidak mempunyai hak dan daya kekuatan untuk tetap memaksa Penggugat tetap bekerja selama 30 hari ke depan setelah surat pengunduran diri yang dilakukan oleh Penggugat/Termohon Kasasi, dan setelah surat Pengunduran diri yang dilakukan oleh Penggugat/Termohon Kasasi, Tergugat/Pemohon Kasasi tidak langsung menyatakan bahwa besok Termohon Kasasi/Penggugat tidak usah lagi datang bekerja, melainkan Pemohon Kasasi/Penggugat masih mengharapkan Penggugat/Termohon Kasasi bekerja sebagaimana mestinya hingga proses pengunduran diri Termohon Kasasi/Penggugat selesai diproses perusahaan Pemohon Kasasi/Tergugat;

Bahwa lagi pula tidak terlaksananya Pasal 162 ayat (3) bukan lah karena kemauan daripada Tergugat/Pemohon Kasasi melainkan oleh karena kehendak sendiri daripada Termohon Kasasi/Penggugat, dan ketentuan Pasal 162 ayat (3) tidak dapat dibebankan kepada Pemohon Kasasi/Tergugat;

Bahwa dalam pertimbangan hukumnya tersebut di atas, juga telah dinyatakan oleh Judex Facti "Maka konsekuensinya surat pengunduran diri Penggugat kepada Tergugat haruslah dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum";

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 13 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

Bahwa bila hal tersebut di atas terjadi, maka timbul lah satu pertanyaan, "Lalu siapa yang memerintahkan Termohon Kasasi/Penggugat untuk tidak bekerja lagi di perusahaan Tergugat/Pemohon Kasasi?”;

Bahwa Pemohon Kasasi tidak pernah memerintahkan Termohon Kasasi/ Penggugat untuk tidak bekerja lagi, sehingga Pemohon Kasasi tidak layaknya dan tidak pantas untuk dinyatakan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap diri Termohon Kasasi sebagaimana yang dimaksud dalam putusan perkara a quo;

Bahwa oleh karena Pemohon Kasasi/Tergugat tidak pernah memerintahkan Termohon Kasasi/Penggugat untuk tidak bekerja lagi atau dengan kata lain tidak pernah melakukan pemutusan hubungan kerja kepada Penggugat/Termohon Kasasi maka putusan Judex Facti yang menyatakan menghukum Pemohon Kasasi/Tergugat untuk membayar hak-hak Termohon Kasasi berupa pesangon, penghargaan masa kerja, penggantian hak, upah yang belum dibayar dan upah selama proses perkara yang diperhitungkan total sebesar Rp78.272.600,00 (tujuh puluh delapan juta dua ratus tujuh puluh dua ribu enam ratus rupiah) adalah suatu kekeliruan yang nyata, yang tidak dapat diterima oleh akal sehat;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi tersebut Mahkamah Agung berpendapat:

Bahwa keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 5 April 2016 dan kontra memori kasasi tanggal 9 Mei 2016 dihubungkan dengan pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan telah tepat menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut:

- Bahwa Pekerja tidak dapat dinyatakan mengundurkan diri sesuai maksud

Pasal 162 Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 dengan memperoleh uang penggantian hak, karena satu hari setelah surat pengunduran diri dibuat dan ditanda tangani Pekerja langsung mencabut surat pengunduran diri tersebut, dan lagi pula terhadap pengunduran diri a quo tidak ada alat bukti yang menguatkan Pengusaha telah mengabulkan atau setidak-tidaknya telah melakukan proses untuk menetapkan pengunduran diri sesuai Standart Operational Procedure (SOP);

- Bahwa namun demikian sejak pengunduran diri dan kemudian mencabut

surat pengunduran diri tersebut, Pekerja tidak lagi melaksanakan kewajibannya maka adil berlaku asas no work no pay, sehingga putusan Judex Facti harus diperbaiki dengan tanpa memberikan upah proses;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 14 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi PT BELAWAN INDAH, tersebut harus ditolak dengan perbaikan amar putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan Nomor 230/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Mdn., tanggal 7 Maret 2016 sehingga amarnya berbunyi seperti yang akan disebutkan di bawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan perkara ini di bawah Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) sebagaimana ditentukan dalam Pasal 58 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini dibebankan kepada Negara;

Memperhatikan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004, dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I :

- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi PT BELAWAN INDAH, tersebut;

- Memperbaiki amar putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan Nomor 230/Pdt.Sus-PHI/2015/PN Mdn., tanggal 7 Maret 2016 sehingga amar selengkapnya sebagai berikut:

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

2. Menyatakan tindakan Tergugat yang memutuskan hubungan kerja dengan Penggugat berdasarkan alasan karena Penggugat mengundurkan diri atas kemauan sendiri, tidak sah dan batal demi hukum;

3. Menyatakan hubungan kerja antara Tergugat dengan Penggugat putus karena diputuskan oleh Pengadilan;

4. Menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Penggugat berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak, yang diperhitungkan total sejumlah Rp57.734.600,00 (lima puluh tujuh juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu enam ratus rupiah);

5. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; - Membebankan biaya perkara kepada Negara;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Halaman 15 dari 15 hal. Put. Nomor 659 K/Pdt.Sus-PHI/2016

Demikianlah diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada Mahkamah Agung pada hari Kamis, tanggal 1 September 2016 oleh Sudrajad Dimyati, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H., dan H. Buyung Marizal, S.H., M.H., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh Anggota-anggota tersebut dan Frieske Purnama Pohan, S.H., Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh para pihak;

Anggota-anggota: K e t u a,

ttd./ ttd./

Dr. Horadin Saragih, S.H., M.H. Sudrajad Dimyati, S.H., M.H. ttd./

H. Buyung Marizal, S.H., M.H.

Panitera Pengganti, ttd./

Frieske Purnama Pohan, S.H.

Untuk Salinan: MAHKAMAH AGUNG RI

Atas nama Panitera, Panitera Muda Perdata Khusus

RAHMI MULYATI, S.H., M.H. NIP 19591207 198512 2 002

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa yang menjadi inti pokok perselisihan antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana didalilkan oleh Penggugat adalah apakah Tergugat telah memiliki dan

- Dan gugatan Penggugat I dan Penggugat II Konvensi / Tergugat I dan Tergugat II Rekonvensi point 6 telah menguraikan oleh Tergugat I sekarang (Penggugat I waktu

Bahwa oleh karena Para Penggugat telah mengajukan upaya administratif baik melalui permohonan pemblokiran yang diajukan secara tertulis, namun ditolak oleh Tergugat

Bahwa kebijakan Tergugat (Bupati Malinau) selaku Pejabat Tata Usaha Negara, yang telah menerbitkan Keputusan Nomor 525.21/K.180/2013 Tanggal 4 April 2012, Tentang

Bahwa sampai dengan gugatan ini diajukan, Tergugat sama sekali tidak melaksanakan anjuran dari Dinas Sosial dan Tenaga Kerja dan belum ada kesepakatan antara Para Penggugat

Bahwa sedangkan materi surat gugatan Para Penggugat tersebut, sebelumnya telah diajukan oleh Sdr.Binson Logis yang pada saat itu berkapasitas sebagai Penggugat

apalagi ketidakhadiran Penggugat bekerja pada Tergugat adalah karena perbuatan Tergugat sendiri dengan tidak mengizinkan Penggugat datang dan bekerja pada Tergugat, walaupun

Menolak gugatan Penggugat selainnya; Dalam Rekonvensi: - Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi seluruhnya; Dalam Konvensi Dan Rekonvensi: - Menghukum Tergugat I, Tergugat II, dan