• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1.PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Petra"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan sistem pemungutan pajak di Indonesia yaitu self assessment. Wajib Pajak diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghitung. Memperhitungkan (tax planning), memotong, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar dan dilaporkan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

Indonesia menganut asas World wide income yaitu pengenaan pajak berdasarkan asas domisili. Siapapun orang atau badan yang berdomisili di negara tersebut akan dikenakan pajak di negara tersebut atas penghasilan dari manapun dan tidak bergantung apakah kewarganegaraan orang tersebut. Selain itu Indonesia juga menganut asas Territorial base yaitu pengenaan pajak berdasarkan sumber/wilayah.

Apabila suatu negara mengenakan asas sumber, maka negara itu mengenakan Pajak Penghasilan atas semua penghasilan yang berasal dari Negara tersebut, Indonesia juga menerapkan asas ini di mana apabila ada penghasilan dari Indonesia akan dikenakan Pajak Penghasilan, (BUT dan pemotongan pajak PPh Pasal 26/WP LN).

Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 2 Ayat 2 Subjek Pajak terdiri dari Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri. Subjek Pajak Dalam Negeri menjadi Wajib Pajak apabila telah menerima atau memperoleh penghasilan yang besarnya melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak, sedangkan Subjek Pajak Luar Negeri sekaligus menjadi Wajib Pajak sehubungan dengan penghasilan yang diterima dari sumber penghasilan di Indonesia atau diperoleh melalui Bentuk Usaha Tetap di Indonesia.

Perbedaan yang penting antara Wajib Pajak Dalam Negeri dengan Wajib Pajak Luar Negeri terletak pada pemenuhan kewajiban pajaknya. Subjek Pajak Dalam Negeri adalah orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat

(2)

tinggal di Indonesia sedangkan Subjek Pajak Luar negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia kurang dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Wajib Pajak Dalam Negeri dikenakan atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari Indonesia dan dari luar Indonesia, pajak dikenakan atas penghasilan neto, dan wajib melaporkan Surat Pemberitahuan, sedangkan Wajib Pajak Luar Negeri dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia, pajak dikenakan atas penghasilan bruto, dan tidak wajib Surat Pemberitahuan karena pengenaan pajaknya bersifat final.

Pekerja Indonesia di luar negeri adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah atau gaji. Penentuan untuk status wajib pajak para pekerja Indonesia selama masih menjadi masalah hal ini disebabkan karena para pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri kurang mendapatkan sosialisasi mengenai sistem pajak di Indonesia, para pekerja Indonesia tersebut dalam setahun tidak sepenuhnya berada di Indonesia. Namun masalah ini terpecahkan dengan dikeluarkan ketentuan tentang pajak penghasilan untuk pekerja Indonesia di luar negeri yang tertuang dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 2 Tahun 2009 tertanggal 12 Januari 2009 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan bagi Pekerja Indonesia di Luar Negeri. Berdasarkan aturan ini dijelaskan dalam pasal 1 dan 2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-2/PJ/2009 bahwa pekerja Indonesia di luar negeri adalah orang pribadi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Pekerja Indonesia di luar negeri sebagaimana dimaksud pasal 1 merupakan subjek pajak luar negeri dan penghasilan yang diterima atau diperoleh pekerja indnesia di luar negeri menjadi subjek pajak luar negeri karena sudah dikenakan pajak di luar negeri sehingga tidak lagi dikenai pajak penghasilan di Indonesia. Namun apabila pekerja di luar negeri tersebut menerima dan memperoleh penghasilan dari Indonesia, maka penghasilan tersebut tetap dikenai PPh sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

(3)

Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal berbendera asing yang tergolong dalam pekererja Indonesia di luar negeri terkadang tidak mengetahui sistem perpajakan di Indonesia mengingat dalam setahun pelaut tersebut belum tentu berada di Indonesia.

Tuan X adalah seorang warga negara Indonesia yang bekerja sebagai pelaut di Singapore sejak tahun 2003 tiap tahunnya Tuan X berada di Indonesia kurang dari 183 hari. Tuan X berstatus menikah, Istrinya Nyonya.Y tidak bekerja dan Tuan X mempunyai dua orang anak yang pertama berumur 19 tahun mahasiswa di salah satu universitas di manila sedangkan anak kedua berumur 11 tahun siswa disalah satu SD di Cianjur. Keluarga Tuan X masih tinggal di Indonesia dan dari penghasilannya sebagai pelaut pada awal tahun 2010 Tuan X mendapatkan warisan sebuah usaha toko milik orang tuanya yang sudah meninggal dunia di Indonesia dan Tuan X hanya melakukan pencatatan untuk usaha di Indonesia. Tuan X belum mempunyai NPWP di Indonesia karena selama ini Tuan X bekerja di Singapore sebagai pelaut dari perusahaan tempatnya bekerja Tuan X langsung melaporkan dan dipotong pajak penghasilannya dari tempatnya bekerja dan sudah mempunyai NPWP atau tax ref/ fin untuk Singapore.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah: Bagaimana menghitung dan melaporkan PPh terhutang untuk Tuan X sebagai WNI yang bekerja di luar negeri berdasarkan aturan pepajakan di Indonesia ?

1.3 Batasan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi pada materi pembahasan analisa pelaporan pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang bekerja diluar negeri dengan menggunakan data penghasilan dari tahun 2010. Penelitian ini menggunakan dua asumsi yaitu apabila Tuan X menerima penghasilan berupa warisan di Indonesia sudah ada akta notaris atau apabila penghasilan yang diperoleh Tuan X belum ada akta notaris.

(4)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui Bagaimana menghitung dan melaporkan PPh terhutang untuk Tuan X sebagai WNI yang bekerja di luar negeri berdasarkan aturan pepajakan di Indonesia untuk tahun pajak 2010

.

1.5 Manfaat Penelitian

  Membantu Tuan X dalam mengetahui perlakuan perpajakan di Indonesia atas usaha yang dimiliki di Indonesia dan bagaimana pelaporan atas usaha yang dimiliki di Indonesia.

1.6 Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan masalah yang ada maka penulisan skripsi nantinya akan dibagi menjadi beberapa bab, yaitu:

1. PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta pembahasan skripsi ini.

2. LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan teori-teori dasar yang berhubungan dengan judul penelitian dan topik permasalahan, yang mana teori tersebut akan digunakan penulis sebagai pedoman dalam menyelesaikan masalah penelitian yang ada.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini menggambarkan cara- cara untuk melaksanakan kegiatan berupa rancangan penelitian sampai dengan teknik analisa data yang digunakan dalam melakukan analisis penyelesaian masalah.

4. PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Dalam hal ini memuat deskripsi tentang bagaimana Tuan X melakukan kewajiban perpajakanya yang merupakan objek penelitian serta pembahasan

(5)

masalah yang mungkin dihadapi Tuan X berdasarkan landasan teori yang relevan untuk menentukan alternatif penyelesaian masalah.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari bab-bab sebelumnya dan disertai dengan saran-saran yang diharapkan bisa digunakan sebagai dasar pertimbangan dan bermanfaat bagi Tuan X, penulis, dan pembaca.

       

 

Referensi

Dokumen terkait

Referensi [12] menyatakan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi

Pemerintah Indonesia tidak akan mengenakan pajak atas penghasilan yang timbul atas transaksi sewa-menyewa space atas server pada perusahaan hosting yang dimiliki dan

Hal ini memperlihatkan bahwa jasa layanan KKP harus dapat meyakinkan masyarakat (wajib pajak) untuk dapat memilih KKP sesuai dengan kebutuhan mereka, yaitu sebuah

Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26 adalah orang pribadi dengan status sebagai Subjek Pajak luar negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan

Menurut Sandford, sacrifice of income adalah pengorbanan Wajib Pajak yang menggunakan sebagian penghasilan atau uang dan hartanya untuk membayar pajak, distortion

Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 26 adalah orang pribadi dengan status sebagai Subjek Pajak luar negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan dengan nama

Menjaga persaingan yang adil antara subjek pajak dalam negeri dan subjek pajak luar negeri dengan cara mengenakan beban pajak yang sama terhadap penghasilan yang sama

Pada penelitian Eriksen dan Fallan (1996) menyatakan bahwa pengetahuan pajak merupakan contoh dari faktor internal wajib pajak yang akan mempengaruhi sikap mereka untuk