• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VI DPRRI DENGAN MENTERI KOPERASI DAN UKM, DAN KEPALA BKPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VI DPRRI DENGAN MENTERI KOPERASI DAN UKM, DAN KEPALA BKPM"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA KOMISI VI DPRRI DENGAN MENTERI KOPERASI DAN UKM, DAN KEPALA BKPM

Tahun Sidang : 2020-2021 Masa Persidangan : I

Rapat Ke- : ...

Jenis Rapat : Rapat Kerja Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Kamis, 3 September 2020 Waktu : 10.00 s.d. 15.15 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi VI DPR Republik Indonesia Gedung Nusantara I Lt, Jl. Jenderal Gatot

Soebroto, Jakarta 10270

Ketua Rapat : Aria Bima, Wakil Ketua Komisi VI DPRRI Acara : 1. Pembahasan RKA K/L 2021;

2. Usulan Penyertaan Modal Negara Tahun 2021;

3. Target Deviden BUMN Tahun Buku 2020.

Sekretaris Rapat : Dewi Resmini, S.E., M.Si., Kabag Sekretariat Komisi VI DPRRI

Hadir : A. Anggota DPRRI:

40 dari 53 orang Anggota dengan rincian : 1. FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP)

12 dari 12 orang Anggota 1. Aria Bima.

2. Adisatrya Surya Sulisto 3. Gilang Dhielafararez, S.H.,

L.L.M.

4. Darmadi Durianto 5. Rieke Diah Pitaloka 6. ST. Ananta Wahana, S.H.

7. Sonny T. Danaparamita 8. Nyoman Parta, S.H.

(2)

9. Deddy Yevri Hanteru Sitorus, M.A.

10. Dr. Evita Nursanty, M.Sc.

11. Sondang Tiar Debora Tampubolon

12. dr. H. Mufti A. N. Anam.

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 8 dari 8 orang Anggota

1. Gde Sumarjaya Linggih, S.E., M.A.P. (F-PG)

2. Ir. H.M. Idris Laena, M.H.

3. Drs. Mukhtarudin 4. Lamhot Sinaga

5. H. Singgih Januratmoko, S.K.H, M.M.

6. Doni Akbar, S.E.

7. Trifena M. Tinal, B.Sc.

8. Nusron Wahid

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA)

5 dari 6 orang Anggota

1. Mohamad Hekal, M.B.A.

2. Khilmi

3. Dr. Supratman Andi Agtas, S.H., M.H.

4. Ir. H. La Tinro La Tunrung

5. M. Husein Fadlulloh, B.Bus., M.M., M.B.A.

4. FRAKSI PARTAI NASDEM (F-NASDEM)

4 dari 5 orang Anggota 1. Drs. H. Nyat Kadir 2. H. Subardi, S.H., M.H.

3. Zuristyo Firmadata, S.E., M.M.

4. Muhammad Rapsel Ali

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB)

6 dari 6 orang Anggota 1. Faisol Riza, S.S.

2. Ir. H. M. Nasim Khan 3. Tommy Kurniawan 4. Marwan Ja’far

5. Drs. H. Mohammad Toha, S.Sos., M.Si.

(3)

6. Siti Mukaromah, S.Ag., M.A.P.

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 4 dari 5 orang Anggota

1. DR. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si.

2. Hj. Melani Leimena Suharli 3. Putu Supadma Rudana

4. Edhie Baskoro Yudhoyono, M.Sc.

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F-PKS)

4 dari 4 orang Anggota 1. Amin AK, M.M.

2. Hj. Nevi Zuarina 3. Rafli

4. Mahfudz Abdurrahman, S.Sos.

8. FRAKSI PARTAI AMANAT

NASIONAL (F-PAN) 5 dari 5 orang Anggota 1. Abdul Hakim Bafagih 2. Nasril Bahar, S.E.

3. Primus Yustisio, S.E.

4. Daeng Muhammad, S.E., M.Si.

5. Eko Hendro Purnomo, S.Sos.

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP)

2 dari 2 orang ANggota

1. H. Ach. Baidowi, S.Sos., M.Si.

2. Elly Rachmat Yasin

B. MENTERI KOPERASI DAN UKM C. KEPALA BKPM

D. UNDANGAN YANG LAIN

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (ARIA BIMA / F-PDIP):

(rekaman tidak lengkap)

...:

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

(4)

Pak Khilmi. Siap-siap Pak Marwan Jafar.

F-P.GERINDRA (KHILMI):

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Saya ratakan fraksinya dulu.

F-P.GERINDRA (KHILMI):

Terima kasih Pak Ketua yang saya hormati.

Yang saya hormati Anggota Komisi VI, dan

Yang saya hormati Pak Menteri Koperasi, Pak Kepala BKPM beserta jajaran-jajarannya.

Jadi saya ini di Komisi VI sudah 6 tahun ini jalan, tapi saya lihat cara penyelesaian permasalahan di Kementerian Koperasi untuk meningkatkan bagaimana wirausaha pemula itu jalan atau koperasi-koperasi yang ada ini jalan itu belum kelihatan gitu loh Pak. Padahal kan banyak anggaran- anggaran yang telah diberikan oleh negara dan yang disalurkan oleh kementerian.

Cuma saya lihat ya kalau bisa membuat ekonomi jalan itu ya selama ini yang kita lihat dari wirausaha pemula yang diberi modal sama pasar desa, tapi setelah ini tidak ada jalan gitu loh, pasar desa itu tidak ada gerakan lagi ke dapil kita masing-masing itu saya lihat dulu kita pernah dikasih anggaran dari Kementerian Koperasi itu untuk membangun pasar desa Pak di situ ikut tumbuh pasar desa itu bisa menciptakan lapangan kerja di desa-desa setempat hampir 60 sampai 100 orang yang bisa bekerja di situ tapi sekarang ini kita ini tidak pernah ada program dari kementerian terkait untuk itu gitu loh.

Selama ini kita ini kan menyuarakan aspirasi masyarakat pemilih kita Pak apa yang telah disampaikan Pak Aria Bima tadi benar gitu loh, tapi kita ini kan kadang-kadang ini mungkin orang kementerian itu curiga padahal kita tidak pernah memotong anggaran itu sepeser pun gitu loh. Apa yang diberikan kepada masyarakat itu kita cuma ngawasi dan kalau selesai kita menggunting pita mungkin untuk meresmikan itu saja, lah ini tidak ada, tapi itu tumbuh ekonomi di desa setempat itu.

Dan saya berharap begini Pak, untuk membuktikan kepentingan koperasi ini perlu pendampingan yang bagus dari Kementerian atau dinas koperasi terkait, karena apa? Karena kalau koperasi itu dibentuk tapi apa yang dikerjakan tidak ada ya akan mati gitu loh karena nggak ada kegiatan.

Kita kan harus mencontoh kenapa koperasi-koperasi yang tumbuh itu ada koperasi-koperasi milik perusahaan karena disitu dia membentuk koperasi lalu diberi lapangan kerja, sebetulnya di desa-desa itu kan bisa Pak misalnya koperasi unit desa yang sudah terbentuk itu kan bisa nanti membentuk wakilnya di situ yang sudah ada.

(5)

Kita itu sebagai koperasi pusat itu membentuk bagaimana barang- barang ini bisa dikirim ke koperasi-koperasi unit desa itu untuk di jual atau distribusikan, jadi koperasi uang itu kalau memberi sesuatu itu tidak mudah saja hilang begitu saja begitu loh. Seperti yang akan diberikan bansos ini bukan program pemerintah ya ini program eh bukan program Kementerian Koperasi ya dari banpres kan itu kita dukunglah, tapi sebaiknya ke depan kalau uang pemberian uang-uang terlalu kecil itu kalau dibuat usaha kan tidak bisa Pak.

Bapak tadi membandingkan antara koperasi-koperasi di Malaysia dan Thailand, itu untuk UMKM-UMKM Pak itu permodalannya sudah dia memberi modal kerja itu sudah 20 sampai 90 miliar, kalau kita ini dikasih dua juta empat ratus, tujuh juta itu kan sekarang kalau dibuat usaha itu kan susah Pak, gula saja sekarang sudah Rp12.500 kalau dibuat kulakan gula, beras ini kan tidak akan bisa untuk putaran bisnis di daerah setempat, tapi itu akan menimbulkan mungkin orang sudah dikasih itu buat belanja lah itu juga menimbulkan pergerakan ekonomilah.

Tapi saya berharap pertumbuhan-pertumbuhan ini yang dipaparkan ke Bapak kayak hutang untuk masyarakat dengan pendampingan Kementerian Koperasi dan Pertanian itu juga harus sejalan gitu pak programnya bapak apa, pendampingannya bagaimana nanti setelah ini hasil itu penjualannya kayak apa. Jadi semua itu nanti bisa jalan gitu loh, tapi kalau caranya, pokoknya ini program terus nggak ada konsep untuk membangun itu ya mungkin sampai kapan pun ya tidak akan bisa berubah-ubah gitu loh.

Terus ini untuk BKPM ini saya salut dengan terobosan-terobosan yang dilakukan oleh Pak Bahlil karena sekarang dia sudah berpikir bagaimana investasi itu bisa masuk ke Indonesia karena di tahun-tahun kemarin itu kan harga tanah sangat mahal, maka investasi ke Indonesia kan akan sulit kalau mengikuti harga tanah di Indonesia, tapi kemarin BKPM dan Kementerian BUMN membuat terobosan yang ada di Batang itu saya sangat salut lah. Tapi ini Pak ada tapinya lagi ini setelah investasi di Indonesia ini banyak orang yang mengeluh Pak. Pabrik sudah jadi, sinergi antar lembaga atau kementerian ini ada yang nggak jalan, misalnya ini di dapil saya Pak kemarin ya. Sebetulnya ini kan bahan baku nggak perlu mendatangkan dari luar negeri kalau itungannya itu cocok gitu loh Pak.

Misalnya pabrik bumbu masak, terus alkohol, padahal alkohol ini kan sekarang kita ini sudah 0% dari Pakistan, tapi kalau tetes tebunya ini kita hitungnya tidak benar antara investasi dan HPP bahan baku hitungannya pabrik ini nggak masuk, ya dia kan berusaha untuk mendatangkan raw sugar karena harganya lebih murah, harusnya ini kan kita hitung jangan mengambil keuntungan yang besar di sini tapi bagaimana tetes tebu ini petani tidak rugi tapi kalau dibuat bahan baku pabrik-pabrik ini masih bisa bersaing di kancah luar negeri kan begitu Pak.

Masalahnya ini kan persaingan antara Philipin, Vietnam, dan India ini kan bersaing pabrik-pabrik yang investasi ke Indonesia saya sangat salut terobosan-terobosan yang diberikan oleh Pak Bahlil ini, tapi kan ada tapinya ini.

(6)

KETUA RAPAT:

Mohon dipersingkat Pak.

F-P.GERINDRA (KHILMI):

Ya, ini saya berharap sinergi antara Kementerian Perindustrian, Perdagangan, BUMN, dan Koperasi ini jadi satu, diomongin supaya industri di Indonesia ini tidak mati.

Itu dari saya Pak.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Oke, terima kasih Pak Khilmi.

Bu Evita.

F-PDIP (Dr. EVITA NURSANTY, M.Sc.):

Baik, terima kasih Bapak Pimpinan.

Pak Menteri Koperasi dan UMKM dan Kepala BKPM serta jajaran yang saya hormati.

Terima kasih atas penjelasan yang diberikan, saya hanya mengingatkan saja nih Pak Menteri, Pak Bahlil, waktu Presiden hadir di DPRRI, pada saat penyampaian RUU APBN 2021 dan nota keuangan, itu jelas beliau mengatakan bahwa tematik dari anggaran 2021 itu, yang pertama harus mempercepat PEN akibat Covid.

Yang kedua nih mendorong reformasi struktural, jadi harus adanya peningkatan produk produktivitas, inovasi-inovasi yang akan mendatangkan daya saing di ekonomi kita. Yang ketiga, nah ini mempercepat transformasi ekonomi menuju era digitalisasi. Yang keempat pemanfaatan dan antisipasi perubahan demokrasi. Hanya 4 tematik ini yang diharapkan Presiden menjadi tematik apa namanya usulan rancangan anggaran 2021.

Sekarang saya ke Menteri UMKM. Saya lihat tadi paparan Bapak dari postur anggaran yang diberikan saya berpendapat sudah merefleksi apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden. Namun demikian, ada beberapa hal yang sebenarnya yang ingin saya tanyakan di halaman 4 Pak, ini kan Bapak membuat kegiatan prioritas, kita kan hanya dikasih poin-poinnya saja, tapi kita minta penjelasan Pak kalau terlalu panjang penjelasan itu untuk disampaikan jawaban tertulis Pak.

Bagaimana sebenarnya bentuk kegiatan dari setiap kegiatan prioritas Bapak ini? Dari setiap kegiatan yang ada itu output-nya itu apa sebenarnya Pak, saya ingin tahu karena ini pengembangan kemitraan koperasi dan UMKM berbasis komoditas.

Satu, bidang makanan dan minuman. Dua, bidang industri ekonomi kreatif. What i’m going to do gitu ya, bagaimana Bapak melakukannya itu dan

(7)

output apa yang Bapak inginkan? itu yang sebenarnya saya pengen apa namanya mendapat penjelasan.

Kemudian saya juga berharap di penjelasan itu juga disampaikan timeline-nya Pak, setiap yang katakan kalau pro-program prioritas itu pasti menjadi prioritas awal daripada anggaran 2021 bapak. Jadi seharusnya ketika program prioritas ini jalan nggak ada itu penyerapan yang minim di catur wulan 2 pak, jadi saya juga mau timeline-nya itu seperti apa gitu pak.

Kemudian tadi ada yang menyampaikan mengenai BLT, bukan saya mas Bimo jangan disampaikan, tapi saya sistemnya pak. Janganlah dipersulit gitu pak ya kan untuk BLT ini, kenapa? BLT ini bukan dana pinjaman modal pak, bukan dana pinjaman untuk usaha, BLT ini hibah tujuannya apa? Untuk menggerakkan dan meningkatkan daya beli daripada masyarakat, ketika ada demand di situ ada supply agar ekonomi kita bergerak Pak.

Jadi, inilah apa namanya dan kita selaku undang-undang pak, kita Anggota DPRRI berhak untuk mengajukan, jadi nggak ada tuh persyaratan dari Departemen Koperasi yang menyampaikan kepada TA kita harus lewat dinas ini, dinas ini, kita lembaga negara loh, baik undang-undang yang ada untuk pencairan itu kita berhak untuk mengusulkan Bapak Menteri.

Kemudian mengenai LPDB, Pak Menteri berjanji bahwa saya baca nih Pak bahwa nanti realisasi perguliran LPDB ini akan tuntas bulan September 2020. Saya ingin tahu Pak seperti apa realisasinya pada saat ini Pak.

Kemudian kepada Kepala BKPM. Terima kasih Pak yang Bapak sampaikan tadi ya kan Bapak nggak putus semangat di era pandemi dan juga walaupun anggaran kecil tapi yang penting semangat besar kan begitu Pak.

Sekarang saya ingin kembali kepada yang Bapak sampaikan tadi ke halaman terakhir, Strategi Pemulihan Investasi, ini bapak loh yang bikin ya kan. Yang pertama bapak bilang eksekusi investasi yang mangkrak dan investasi skala besar di industri pariwisata dan infrastruktur, saya sangat setuju bapak fokus saja ke sini nggak usah mikirin UMKM, UMKM itu udah banyak yang mikirin, bapak pikirin saja di investasi skala besar ini pak ya kan itu yang saya harapkan dan saya minta berikanlah apresiasi kepada investor kita yang sudah eksis di Indonesia.

Kita tahu Jepang Pak, Jetro kemarin ini kan mengeluarkan hasil surveynya dengan pandemi ini dengan isu apa segala macam global mereka tidak bergerak dari Indonesia, berilah apresiasi kepada investor kita yang sekarang ini yang ini ada award kek, dari BKPM, ada apa gitu loh pak sehingga mereka mempunyai semangat untuk berinvestasi di Indonesia itu saya minta ada program Bapak seperti itu. Kemudian mengenai dampak Covid-19 ini memang kita tahu mempengaruhi investasi kita, suka nggak suka tidak hanya nasional tapi ini terjadi regional dan global ya kan pak ya. Nah, kita harapkan tentunya bapak memberikan mengharapkan first investor sekarang ini, itu lebih mudah ketika Bapak memberi kesempatan kepada investor yang ada untuk ekspansi ya kan ekspansi memperbesar usaha mereka dan memperbesar memperluas usaha mereka dan memperbesar apa namanya investasi mereka.

Kemudian, yang kedua, Bapak menyampaikan strategi pemulihan investasi peta potensi investasi daerah, saya harapkan ini sebenarnya sudah

(8)

done yes back Pak, bukan sekarang gitu loh. Sangat aneh bagi saya kalau BKPM mungkin ini kelalaian dari terdahulu Bapak ya kalau BKPM sampai sekarang itu masih memikirkan peta potensi investasi daerah, kemudian fasilitasi apa mengenai, ya aneh kan kalau memang kita belum punya gitu, kemudian investasi yang baik di setiap apa namanya di setiap daerah kita harusnya sudah punya peta ini Pak.

Kembali lagi saya yakin kan sama Menteri UMKM kita ini selalu minim di data itu itu kelemahan kita kalau terjadi apa-apa baru heboh cari data, baru heboh cari data. Saya sampaikan Pak Menteri UMKM nggak bisa kita dengan data ini pak outsourcing pak, bayar, ajukan anggarannya kepada DPRRI untuk outsourcing ini Pak.

Saya rasa demikian Bapak Pimpinan.

Terima kasih.

F-P.GOLKAR (GDE SUMARJAYA LINGGIH, S.E., M.A.P.):

Ini kalau perempuan itu bukan masalah kecil besar Pak, masalah durasi. Durasinya yang penting katanya, sehingga makanya saya biarkan dia durasinya panjang tadi.

Silakan Pak Idris Laena.

F-P.GOLKAR (Ir. H.M. IDRIS LAENA, M.H.):

Terima kasih Pimpinan.

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Saya, Pimpinan dan Anggota Dewan yang saya banggakan, Pak Menteri beserta jajaran,

Pak Kepala Pak Menteri/Kepala BKPM yang saya banggakan.

Saya to the point saja pak langsung ke Menteri Koperasi UKM Pak Teten, ini soal Dewan Koperasi Indonesia pak. Saya tahu kemarin di dalam draft ini di sudah di apa draft kesimpulan ini kan draft pak hari ini akan disahkan menjadi pagu indikatif Kementerian Koperasi UKM, Dekopin itu tidak disebutkan secara eksplisit di dalam anggaran Kementerian Koperasi. Nah, saya agak menyayangkan pak, karena kenapa? Puluhan tahun Dewan Koperasi itu anggarannya disebutkan secara eksplisit di dalam anggaran Kementerian Koperasi dan bahkan selama ini untuk penetapan Dewan Koperasi Indonesia diundang juga di sini ikut hadir dalam penetapan anggaran itu.

Saya paham, sekarang ada masalah ada dualisme kepemimpinan Dekopin, menurut saya kita jangan karena itu kemudian mengorbankan Dekopinnya pak sebagai institusi. Biarlah mereka menyelesaikan Gerakan Koperasi itu menyelesaikan persoalannya, tapi anggaran nomenklaturnya tidak boleh hilang, nomenklatur Dekopin itu, jadi tetap harus ada di dalam bagian anggaran Kementerian Koperasi Republik Indonesia. Nah, kenapa

(9)

Bapak Ibu sekalian saya ingin menjelaskan saya paham betul sedikit ini termasuk Profesor Rully kan sama-sama di Dekopin sekian lama pak, bahwa Undang-Undang 25 itu secara eksplisit menyebutkan di dalam Pasal 57 itu bahwa koperasi gerakan koperasi secara bersama-sama mendirikan organisasi tunggal, jadi hanya satu Pak, kenapa harus disebutkan gerakan kepala kalau sudah tunggal.

Tunggal berarti ada satu nama yang sudah disebutkan yang menjadi wadah memperjuangkan koperasi, ada Pasal 58 tentang asas-asasnya, Pasal 59 organisasi disahkan oleh pemerintah, di dalam pesan itu Keppres Nomor 6 2011, baru di situ disebutkan organisasi disebut tersebut adalah Dewan Koperasi Indonesia Pak.

Nah, jadi menurut saya begini saja simpel, diganti Pak, gerakan koperasi itu saya takut Bapak keliru nanti sehingga akan menjadi temuan BPK, Bapak memberikan kepada gerakan-gerakan yang lain itu harus Dekopin karena berdasarkan Keputusan Presiden yang menetapkan Nomor 6/2011, belum ada landasan hukum standing legal standing lebih tinggi dibandingkan apa namanya Keppres yang mengatur tentang itu gitu pak Rully.

Jadi, sebutkan saja pak dana untuk Dekopin Rp12 miliar, jadi jangan gerakan koperasi itu pak kira-kira. Nah, Pak Teten saya sepakat siapa pun yang menang nggak ada urusan buat kita biarlah gerakan koperasi menyelesaikan, nah kalau perlu dibintangi dulu Pak Demer anggaran itu kalau sudah ada yang menang siapa yang menang di antara dualisme kepemimpinan itu ya baru dikasihkan kira-kira begitu Pak. Itu jalan yang terbaik menurut saya dan ini sangat apa namanya solutif untuk menyelesaikan persoalan-persoalan Dewan Koperasi Indonesia.

Yang kedua, saya tidak ada komentar, adinda saya luar biasa Bahlil, Pak Bahlil ini luar biasa mengembangkan apa BKPM ya dilanjut saja saya kira. Cuma saya ingin mengingatkan apa yang disampaikan Ibu Evita tadi betul pak, jadi begini, saya lihat bukan hanya di kementerian kita di koperasi, BKPM maupun yang lain-lain juga sama ada kekeliruan dalam pemahaman mengenai anggaran pemerintah ini, APBN ini. APBN pak, saya lama di Banggar dulu sehingga paham betul pengelolaan anggaran itu APBN itu dipecah dua, APBN satu, alokasi anggarannya untuk pemerintah pusat dalam dalam hal ini untuk kementerian dan lembaga, itu adinda saya tuh Pak Komisaris paham betul Pak Eka Sastra, beliau juga paham ya komisaris, jadi dana pusat itu kementerian dan lembaga pak.

Kemudian berikutnya lagi yang kedua adalah transfer daerah transfer daerah itu DAK, DAU, DBH, inilah haknya pemerintah daerah untuk mengatur Dana Bagi Hasil merekalah yang atur, kemudian DAU juga mereka atur, DAK mereka mengatur, yang mereka ambil keputusannya di dalam rapat-rapat di parlemen di tingkat daerah gitu. Bagaimana dengan anggaran kementerian lembaga? Yang Bapak kelola itu tidak ada lagi urusannya dengan pemerintah daerah pak, makanya selama ini kita kenal istilah tugas pembantuan dan dekonsentrasi, ketika bapak menetapkan bikin pasar suatu daerah tidak ada urusannya pemerintah daerah mau ikut campur mau ditetapkan di mana gitu.

(10)

Saya kemarin Pak Demer (rekaman tidak jelas) jadi saya melalui komisi ini meminta pasar ditetapkan di satu kabupaten di daerah dipindahkan pak ke kabupaten yang lain, yang minta siapa kok tiba-tiba anggarannya dicairkan dari Kementerian Perdagangan pak, pasarnya dibangun di tempat lain karena katanya di diputuskan di dalam parlemen via DPRD di tingkat kabupaten kota.

Itu nggak boleh terjadi Pak karena kita seperti yang sampaikan tadi yang disampaikan Pak Bima kita juga punya untuk mengusulkan yang Bapak sampaikan tadi sekaligus mensosialisasikan undang-undang gitu. Nah, oleh karenanya Bapak saya menyampaikan Bapak punya hak untuk mengelola dana dekonsentrasi, jadi dari dulu kami Pak kalau sudah mengajukan di sini Bapak membuat pasarnya di mana permintaan kami ya silakan. Kemudian juga BKPM saya kira juga begitu dana yang bapak kelola dekonsentrasi maupun dana tugas perbantuan itu sepenuhnya hak pemerintah pusat karena itu menjadi bagian dari dana kementerian dan lembaga bukan transfer daerah, transfer daerah 3, Dana Bagi Hasil, DAU, DAK itu yang menjadi haknya pemerintah daerah untuk mengatur.

Demikian Pimpinan.

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullah wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.

Ibu Nevi.

F-PKS (Hj. NEVI ZUAIRINA):

Ya, terima kasih.

Pimpinan Pak Aria Bima, dan

Mitra kerja Pak Teten dan Pak Bahlil Kepala BKPM.

Pertama dengan Pak Menteri Koperasi yaitu saya hanya mengingatkan Pak Menteri yaitu dengan adanya Koperasi Syariah pak. Jadi, kita tahu bahwa memang negara kita negara yang berdasarkan Pancasila tapi mayoritas penduduk negara kita tuh muslim Pak. Jadi, kami menginginkan Koperasi Syariah ini tetap eksis dari 16000 KSP yang ada, 4000 itu Koperasi Syariah pak atau KSP Syariah dan saya yakin dan percaya apa percaya ke depan ya mungkin Bank Syariah, Koperasi Syariah lebih diterima oleh masyarakat di masa yang akan datang sehingga saya menginginkan bahwa Koperasi Syariah jangan sampai hilang di bumi Indonesia ini pak itu yang pertama.

Lalu pak yang kedua ialah masalah ini mungkin dari dapil Pak ya bahwa kita ada yang disebut dengan PPK ya Pak, pendamping, pendamping koperasi kita di daerah kota, kota sekarang hanya idealnya itu 3 kabupaten kota pak jadi hanya 3 kabupaten hanya berapa orang sekarang kita harapkan rata-rata 3 kabupaten kota. Jadi, kalau di daerah saya itu dapil saya 3 dikali 19, 50-an sekarang baru ada 20-an gitu, karena pendamping BPKN ini

(11)

penting pak untuk kita menjadikan UMKM naik kelas karena kalau kita lihat mereka mau dikasih duit berapa pun juga habis pak dimakan sama mereka kalau nggak ada pendampingannya.

Ya, karena yang kita berikan adalah masyarakat kelas bawah, kita tahu mungkin lebih banyak ototnya daripada otaknya sehingga uang yang kita gelontorkan berapa pun rupiah pun turun ke mereka kalau nggak ada pendampingan saya yakin dan percaya akan hilang hangus ya dimakan oleh mereka karena mereka tidak tahu uangnya akan dipakai untuk apa. Untuk itu kami inginkan pendamping ini di perbanyak pak kabupaten kota idealnya memang 3 per kabupaten kota.

Lalu pak mungkin Dekopin. Saya tidak tahu Dekopin ini pengawasnya siapa ya Pak Idris, saya pernah mau masuk Dekopin susah katanya Pak Idris iya nanti daftar Pak Idris saja ya karena saya mau pemerhati UMKM Pak Menteri jadi saya pengen masuk Dekopin.

Jadi, mungkin pengawas Dekopin ini perlu diperhatikan Pak Teten kira- kira. Artinya, bagaimana cara masuknya begitu pak intinya untuk masuk Dekopin itu dan saya mendukung sekali Dekopin ini harus ada seperti tadi Pak Idris harus punya anggaran, karena di Finlandia pak itu tahu bahwa yang (rekaman tidak jelas) koperasi memang Dekopinnya apa induk induk gerakan koperasinya ya seperti barang-barang Ikea ya waktu itu dari hasil koperasi dan Ace Hardware (rekaman tidak jelas) koperasi Amerika jadi Dekopin ini ya kita dukung lah seperti yang disampaikan Pak Idris. Tapi cara masuk saya bagaimana nih Pak Teten nih Pak Idris, saya ingin masuk karena saya termasuk pemerhati UMKM. Mungkin itu yang Dekopin.

Lalu terus pak yang untuk masalah wirausaha pemula Pak anggaran wirausaha pemula ini tolong jangan dihilangkan Pak ya karena memang untuk zaman pandemi Covid-19 ini ini sangat sangat berarti buat mereka itu jangan ada pengangguran apa di kalangan mereka dan mereka kita tahu akan mendapatkan kelompok mereka di usia produktif istilahnya sekarang apa namanya bonus demografi pak yang banyak sekali usia produktifnya di berapa puluh tahun yang akan datang sehingga program wirausaha pemula ini kalau perlu ditambah Pak dengan anggaran tambahan tersebut. Mungkin itu Pak yang untuk Pak Teten.

Kalau untuk Pak Bahlil, terima kasih sudah hadir kemarin di pernikahan anak kami insyaa Allah nanti akhir tahun di Padang Pak diundang lagi Pak di Padang, kemarin acara besan Pak. Maaf Pak Bahlil saya menyampaikan saja. Jadi Pak Bahlil tadi sudah disampaikan oleh teman-teman juga bahwa sebetulnya bagaimana upaya BKPM antisipasi semakin menurunnya prospek investasi di Indonesia.

Pak Kepala BKPM kami mengingatkan bahwa bagaimanapun promosi investasi itu penting Pak, ke luar negeri itu penting karena bagaimana orang akan tahu apa yang kita miliki di Indonesia kalau kita mau adanya investor datang. Mungkin sekarang dalam pandemi Covid-19 kita dengan virtual atau yang lainnya untuk memanfaatkan ITPC. Tapi Pak yang penting tadi disampaikan sama Bu Evita bahwa investor ini memang harus dilayani Pak.

Jadi, kami pernah Pak pergi untuk promosi investasi Pak itu supaya kita apa namanya ada investasi dari China Pak ya kita promosi ke China, itu

(12)

kami yang datang pak dilayani seperti Raja Pak iya seperti Raja dan Ratu iya negara China itu (rekaman tidak jelas) nggak Pak ini kami promosi daerah pak ya. Iya daerah Pak karena Pak Bahlil ya, oh ya betul iya Pak boleh Pak boleh Pak setuju Pak, jadi kami dilayani Pak dan ini betul-betul dan ini betul kata Bu Evita bahwa memang investor kita memang harus dilayani Pak full ya apa namanya kita memang sedang mencari investor kita untuk dilayani dengan baik. ini pikir aja negara China itu dengan baik ya. Mungkin itu Pak yang bisa saya sampaikan untuk yang Pak Bahlil.

Lalu terus yang kedua yaitu berkaitan dengan tadi strategi pemulihan investasi terkait daerah Pak. Bagaimana bentuk evaluasi integrasi BKPM terhadap DPMPTSP di daerah? Apakah ada bantuan dana yang diberikan seperti Dana Alokasi Khusus untuk meningkatkan kapasitas dan sosialisasi terkait perizinan (rekaman tidak jelas) mungkin sudah ada di strategi Bapak cuma saya menegaskan saja Pak. Lalu terus yang selanjutnya yaitu Pak saya melihat bahwa perlu ada penambahan anggaran pengawasan pelaksanaan penanaman modal di Provinsi dalam rangka peningkatan realisasi investasi daerah dan juga membantu daerah menyiapkan studi kelayakan terkait dengan sektor unggulan potensi investasi daerah.

Begitu juga dengan membantu daerah untuk menyiapkan strategi promosi dalam rangka Peningkatan (rekaman tidak jelas) investasi daerah karena memang kita tahu bahwa semua investasi ada di daerah semua Pak sehingga memang anggaran untuk membantu daerah untuk promosi investasinya tentu dari pusat Pak. Terakhir pak tadi sudah disampaikan juga yaitu perlu membentuk kawasan pertumbuhan ekonomi seperti kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri yang baru di luar pulau Jawa dalam rangka pemerataan investasi.

Itu saja Pak Bahlil.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kami persilakan Pak Sonny. Masih ada Pak Mufti Anam, masih ada Pak Nasim Khan, masih ada Pak Marwan, Pak Herman Khaeron, Pak Rafli, Pak Abdul Hakim, maka waktu mohon disiplin 2 menit.

F-PDIP (SONNY T. DANAPARAMITA):

Terima kasih.

Yang saya hormati Pimpinan beserta segenap Anggota Komisi VI.

Pak Menteri Koperasi dan Kepala BKPM.

Pertama singkat saja karena sudah diingatkan lagi. Jadi kalau ke BKPM mungkin saya nggak banyak apa bertanya atau komentari karena sebagian juga sudah di tanggapi soal curcolnya, jadi sudah itulah.

(13)

Langsung saja ke Kementerian Koperasi, pertama saya sungguh mengapresiasi jadi apa yang menjadi rencana kinerja dari kementerian jadi sudah begitu lengkap dari mulai hulu soal modalnya kemudian pada tengahnya soal pelatihan SDM hingga di sisi hilir bagaimana apa menangani soal market atau pasarnya, dan saya kira tadi juga sudah ditegaskan juga pimpinan terkait dengan aspirasi-aspirasi itu, saya kira kita tuh juga punya rumah aspirasi dan saat ini juga yang terkait tadi nggak perlu dibahas lagi itu kita sedang, sedang bekerja dan beberapa memang agak yang berbeda-beda ditingkat teknis.

Poin pertama tentang integrasi koperasi dan perhutanan sosial. Jadi saya kira kebetulan kemarin saya bertemu dengan Pak Teten kami sungguh tertarik soal itu pak. Jadi kalau di Banyuwangi itu misalkan yang yang saya dampingi kebetulan itu banyak KTH, satu KTH saja itu punya tanah seluas 2034 hektare itu anggotanya satu KTH itu sekitar 1500-an itu baru satu. Jadi kalau 8 saja kira-kira yang intensif saya saya dampingi itu ada puluhan ribu hektar.

Jadi, kapan ada itunya Kementerian Koperasi untuk membangun koperasi itu yang di-match-kan dengan apa Perhutanan Sosial yang terkait dengan produk ekspor tadi kalau nggak salah, saya kira lebih cepat lebih baik sebetulnya nanti running-nya 2021 karena sebagian saya setuju bahwa masyarakat sudah di beri hak atas pengolahan tanah itu tapi kemudian kalau kita tidak segera sampaikan rencana kementerian ke depan terkait dengan taman yang yang akan ditanam nanti itu bisa berbeda-beda.

Sementara kalau Jawa Timur itu kan produk unggulannya adalah porang umbi-umbian itu ya itu bisa di wilayah Madiun misalkan di KTH Saradan, Banyuwangi juga masih mencoba ikut-ikutan, tapi yang banyak yang di salah satu KTH itu adalah jagung.

Saya kira kalau Pak Menteri mau jalan-jalan ke Jawa Timur bisa menyampaikan itu sehingga kita bisa mempersiapkan lebih, lebih detil lagi karena misalkan kalau soal jagung kita kan, kita match-kan dengan keresahan peternak ayam kita terkait dengan pemberian pakan, sementara pakan itu adalah salah satu bahan pokoknya adalah jagung kalau di Banyuwangi itu dengan limbah ikan dan sebagainya kita bisa menyaingi korporasi-korporasi yang besar milik swasta, dan itu juga milik apa koperasi atau kelompok-kelompok tani yang ada di wilayah.

Yang kemudian yang berikutnya soal pengembangan kemitraan koperasi lain dengan bidang pariwisata yang berbasis wisata alam. Saya tidak tahu apakah ini nanti bisa jalan atau tidak karena sektor pariwisata dengan pandemi kayak gini ini kan juga tidak terlalu apa tidak seperti sebelum masa pandemi, jadi kalau tadi Bu Evita sampaikan minta detail output outcome-nya tapi karena memang saat ini topik kita tidak itu, mungkin ke depan kita bisa lebih mengkonfirmasi apakah ini bisa di planning atau tidak Pak.

Yang berikutnya soal koperasi, jadi kalau di dalam agenda prioritas salah satunya adalah KSP. Saya adalah salah satu orang yang kemarin melaporkan KSP yang ada di Banyuwangi ke Kementerian Koperasi. Di Banyuwangi itu ada 897 koperasi tapi yang RAT itu baru 483. Yang RAT belum tentu juga benar, Koperasi Tinara saja jadi Banyuwangi yang dulu

(14)

kapan hari itu Kementerian Koperasi datang ke sana itu Rp250 miliar uang nasabah hilang, terakhir KSP Maju Srono kebetulan salah satu yang apa punya tanggungan itu adalah orang tua teman saya, hanya pinjam Rp150 juta kemudian tagihannya tiba-tiba Rp500.000.000,- jadi saya apa Pak Teten tadi menyampaikan apa korban dari yang model-model kayak gitu sampai ada yang bercerai bahkan ada yang ya nekat minggat atau kabur itu banyak terjadi.

Pemerintah kita punya banyak program yang terkait dengan kredit usaha, tapi selalu kalah dengan KSP-KSP itu meskipun bunganya sangat tinggi, nah saya kira Kementerian Koperasi itu bisa melakukan inovasi-inovasi bagaimana agar ini bisa berjalan semua.

Jadi, sekali lagi ini satu contoh saja kalau di Banyuwangi yang ada 897 tapi yang RAT-nya hanya sekian, kemudian misalkan kalau yang 2,4 juta nanti dia bagian dari penyalur kita nggak tahu itu koperasi benar atau tidak apalagi syaratnya sangat mudah hanya NIK dan sebagainya ini bisa celaka.

Saya kira karena 12 juta penerima hibah nanti itu tidak mudah untuk melakukan survei paling kan hanya uji petik.

Dan terakhir saya tidak melihat soal usaha mikro kecil jadi salah prioritas dalam arti kalau saya keliling waktu melakukan kunjungan-kunjungan itu Pak problem mereka selain modal adalah mereka kesulitan terkait dengan perizinan misalkan BPOM terkait dengan produknya, sertifikasi halal, paling hebat itu dianggap maju itu mikro kalau misalkan punya IRT itu saja sudah luar biasa, tapi mau ngangkat naik lagi sertifikasi halal misalkan ya gimana ibu-ibu rumah tangga apa tempat untuk gorengnya sendiri, pengemasnya sendiri harus bersih nggak ada binatang masuk dan sebagainya sementara mereka memproduksi saja dari dapur yang sama dengan dia gunakan sehari- hari.

Nah, saya kira perlu ada kemudahan-kemudahan itu kalau dana dalam apa konteks pendampingan ke depan karena tadi sudah disampaikan oleh Pak Menteri bahwa 99%, kalau Menko sudah sampaikan sebentar lagi tahun depan resesi. Nah, ini semoga bisa menjadi pilar yang paling kuat justru dalam menghadapi itu.

Saya kira itu Pimpinan, kurang lebihnya mohon maaf.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Kami persilakan Pak Abdul Hakim.

F-PAN (ABDUL HAKIM BAFAGIH):

Terima kasih Pimpinan.

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,

Yang saya hormati Pimpinan Komisi VI beserta seluruh Anggota Komisi VI,

(15)

Yang saya hormati Kepala BKPM Mas Bahlil.

KETUA RAPAT:

Bisa memperkenalkan juga Pak sambil kenalan.

F-PAN (ABDUL HAKIM BAFAGIH):

Iya, perkenalkan nama saya Abdul Hakim Bafagih, A-506 Fraksi PAN, Anggota baru di Komisi VI per 25 Agustus kemarin.

Yang saya hormati Pak Teten selaku Menteri Koperasi dan UKM beserta seluruh jajarannya.

Saya ke mas Bahlil terlebih dahulu. Mas itu di sebenarnya sempat saya sampaikan ke Bu Sestama itu terkait ada anggaran 10% dari total anggarannya mas Bahlil itu untuk develop sistem informasi. Nah, itu akan selesai di 2021 atau nanti 2022 akan ada lagi, itu yang pertama.

Kemudian, yang kedua penyeragaman atau penyesuaian OSS sampai tingkat daerah ini kira-kira 2021 sudah selesai belum dan apa timeline daripada aksinya Mas Bahlil seperti apa karena saya pun juga pernah mengalami Mas 2011 itu ngajuin izin itu di daerah repotnya naudzubillah Mas gitu.

Kemudian yang ketiga terkait Kawasan Ekonomi Khusus terutama yang untuk membentuk (rekaman tidak jelas) kebetulan saya kemarin di Komisi X jadi sedikit-sedikit paham untuk Kawasan Ekonomi Khusus itu. Nah, di Mandalika ini kan investasinya negara luar biasa Mas, angka Rp817 triliun tadi itu untuk beberapa kawasan ekonomi khusus terutama untuk yang super prioritas itu berapa saja Mas di Mandalika itu lebih tepatnya di Mandalika kira- kira targetnya Mas Bahlil berapa, karena jangan sampai kita sudah keluar banyak tapi yang didapatkan tidak bisa maksimal karena beberapa kali saya tanyakan ke Mas Tama juga masih belum bisa memberikan jawaban yang jelas, saya tanyakan ke Dirutnya ITDC juga nggak bisa kasih jawaban yang jelas karena kita ini negara Mas bukan (rekaman tidak jelas), kalau (rekaman tidak jelas) bakar-bakar duit nanti evaluasi bisa kalau negara kan nggak bisa seperti itu dan saya Mas dan saya yakin Mas Bahlil bisa menyelesaikan itu.

Kemudian yang keempat Mas yang terakhir. Di item belanja untuk promosi itu ada anggaran Rp47,4 miliar itu sama seperti yang tadi 10% lebih.

Nah, itu bentuk promosinya saya belum nangkap Mas itu seperti gimana ya karena item-nya di sini kode anggarannya 3216 peningkatan kualitas strategi promosi di bidang penanaman modal, ini belanja untuk promosinya atau meningkatkan konten promosinya saya belum belum belum nangkap mas karena anggarannya juga cukup besar. Itu saja 4 poin untuk Mas Bahlil.

Kemudian saya geser ke Pak Teten, salam kenal Pak Teten. Saya ingin menanyakan di halaman 6 Pak itu ada program ekonomi maaf pemulihan ekonomi nasional untuk UMKM Rp123,46 T dan di poin 2.B penempatan dana untuk restrukturisasi UMKM Rp78,78 T ini 50% dari dana PEN tersebut itu bentuk restrukturisasinya seperti bagaimana Pak Teten.

(16)

Kemudian yang kedua saya belum melihat secara jelas itu untuk UMKM itu pemetaan kelas-kelasnya karena walaupun UMKM ini kan usaha apa yang menengah kecil itu kan itu tadi itu kan tetap ada kelas-kelasnya antara yang sudah duluan mulai atau yang masih baru mulai itu kan kelas- kelasnya ada dan mereka kan punya treatment-nya beda-beda pak, yang dari 0 ke 50, yang dari 50 ke 100 nanti dari sampai 100 dia sudah bisa lebih besar daripada UMKM tersebut, saya belum melihat secara jelas dari programnya Kementerian Koperasi dan UKM ini.

Kemudian yang ketiga Pak sebenarnya bagaimana pola komunikasi dan koordinasi antara kementeriannya Pak Teten dengan Kementeriannya Mas Tama karena kan di Kementeriannya Mas Tama kan juga ada Parekraf ekonomi kreatif, leading sector-nya itu siapa? Karena juga bicara soal pelatihan online yang ketika saya tanya output-nya dis itu bagaimana juga nggak bisa terukur. Nah, itu siapa leading sector-nya, komunitasnya seperti bagaimana atau di mau sama-sama disepakati oh nanti ini ranahnya UMKM, ini ranahnya ekonomi kreatif itu seperti bagaimana.

Dan yang terakhir program edukukm.id saya baru buka keren Pak Teten, user friendly juga dan yang ingin saya tanyakan kenapa ketika login itu ketika sorry ketika mendaftar untuk bisa login di situs ini tidak juga dicantumkan kolom usahanya apa, ya kan, terus masuk sub kategorinya apa itu kan juga bisa sambil menyelam minum air untuk Pak Teten collect data UMKM.

Kemudian yang selanjutnya terkait edukukm ini perlindungan data daripada konsumennya bagaimana karena kan walaupun itu free itu di setiap negara tapi kan ada data yang masuk ke kementeriannya Pak Teten, sejauh ini sudah terkumpul berapa dan gimana mengamankannya karena teman- teman di Komisi I juga lagi merumuskan soal perlindungan data konsumen jangan sampai data-data di kementerian Pak Teten ini bocor atau bahkan naudzubillah mindzalik ada oknum yang sengaja menjual untuk kepentingan yang tidak baik.

Sementara itu Pak Pimpinan, terima kasih untuk kesempatannya diberi kesempatan berkenalan diri juga, kurang lebihnya mohon maaf.

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam Pak Abdul Hakim.

Ada tambahan dari Fraksi PAN untuk memperkuat Komisi VI, Pak Marwan Jafar sebelum masuk ke Pak Nasim Khan. Pak Marwan Jafar apakah masih? Iya nanti kalau saya persilakan Pak Nasim Khan dulu dia kan juniornya, seniornya dulu.

F-PKB (MARWAN JAFAR):

Halo Mas Bimo.

(17)

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Marwan, sehat-sehat.

F-PKB (MARWAN JAFAR):

Alhamdulillah.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pak Ketua Pak Aria Bima dan para mitra kerja, counterpart kita Pak Menteri UKM Koperasi dan UKM dan Pak Kepala BKPM yang saya hormati serta anggota Komisi VI yang berbahagia.

Pertama-tama saya ingin menyampaikan bahwa saya beberapa bulan yang lalu di berbagai webinar memang sudah menyampaikan tadi saya lihat Pak Darmadi juga menyinggung bahwa selama ini Kementerian UMKM Koperasi UKM memang klasternya klaster ketiga, saya ikut mendukung dan bahkan kalau bisa ini menjadi catatan kita dalam rapat ini bahwa Kementerian Koperasi dan UKM harus naik kelas syukur-syukur naik kelas 1 ya minimal naik kelas 2 tidak seperti sekarang ini, karena apa? Karena anggarannya juga semakin tambah sesuai dengan banpres menjadi Rp22 triliun dan kebutuhan hari ini adalah sangat dibutuhkan keberadaan Kementerian Koperasi dan UKM.

Percuma saja kita hari ini misalnya ngomong UKM di mana-mana dan terglorifikasi sedemikian rupa tetapi perbaikan kelembagaan dan perbaikan struktural tidak kita lakukan, maka salah satu rekomendasi kita hari ini adalah sebagai catatan rapat kita Kementerian UMKM harus kita perjuangkan untuk naik kelas, kelas 2-lah minimal, Dirjennya ditambah, sumber daya manusianya ditambah, anggarannya juga ditambah, dan seterusnya sampai punya akses pada tingkat dinas kabupaten dan kota.

Saya kira ini penting sehingga keberpihakan kita kepada UKM atau UMKM atau Koperasi itu betul-betul nyata dan tidak retoris, ini, ini urusannya gampang sebetulnya ini saya seminggu selesai kalau, kalau apa pemerintah ingin merubah kementerian itu, tinggal nanti sahabat saya Pak Teten komunikasi dengan Kementerian PAN RB, komunikasi dengan staf ahli di Wapres, lapor kepada presiden selesai sebetulnya itu urusan tidak tidak tidak sulit, ini salah satu rekomendasi kita. Syukur-syukur Komisi VI tidak hanya rekomendasi saja, Komisi VI untuk memberikan dukungan kepada Kementerian UKM dan Koperasi kalau bisa menyurati presiden melalui Pimpinan DPR untuk menaikkan kementerian ini kalau dipandang itu lama karena kebutuhan kita hari ini adalah kebutuhan yang sangat cepat, daya beli masyarakat dan seterusnya tadi itu yang sudah banyak berbusa-busa di sampaikan oleh teman-teman Komisi VI ini menjadi nyata dan konkret, itu yang pertama.

Yang kedua Bapak Ibu sekalian adalah bahwa ini saya yang besar- besar dulu yang sudah teknis sudah teman-teman semua dan sudah berhari- hari dibahas. Yang kedua adalah sesegera mungkin untuk merevisi undang- undang perkoperasian dan ini segera mungkin juga untuk masuk prioritas prolegnas kita, kondisi UKM Koperasi kita hari ini tentu sangat berubah setelah pandemi ini, di masa pandemi maupun pasca pandemi itu sangat

(18)

berubah, tata dunia baru juga berubah, oleh karena itu isi, konten, perilaku, dan seterusnya termasuk tata kelola juga pasti berubah.

Oleh karena itu, maksud saya adalah ini juga perlu untuk dijadikan rekomendasi rapat kita bahwa revisi undang-undang perkoperasian untuk sesegera mungkin kita lakukan dan saya kira disesuaikan dengan karena situasi pandemi dan ini adalah memberikan pelajaran bagi kita semua disesuaikan dengan masa pandemi atau pasca masa pandemi, saya yakin berupah, the new world order pasti akan terjadi, itu yang kedua Bapak Ibu sekalian.

Dan yang ketiga ini lagi-lagi ini problem klasik dan tidak pergi dan tidak pernah selesai sampai hari ini adalah problem data. Ini sekali lagi bahwa kita mendorong bahwa Kementerian Koperasi adalah sebagai orkestrator dari banyak UKM-UKM yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga termasuk BUMN, BRI ada di mana-mana ada, lalu di Kementerian Perindustrian ada IKM tadi di Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif Parekraf dulu juga ada dan seterusnya ini Kementerian Koperasi dan UKM harus menjadi konduktor atau menjadi orkestrator dari semuanya itu supaya ini ter apa namanya terintegrasi dengan baik, betul-betul masyarakat ke kita juga tidak berbelit-belit.

Ini penting juga tadi sudah disampaikan banyak-banyak teman-teman banyak bahwa soal permodalan akses permodalan yang masih sulit, syarat birokrasi yang masih berbelit dan seterusnya itu sudah sering dibahas ini adalah memudahkan kalau perlu ini saran saya adalah bahwa Kementerian Koperasi dan UKM membentuk tim tersendiri untuk mengkoordinasi dan mensinergikan seluruh UKM-UKM yang ada di kementerian lembaga dan BUMN, ini butuh butuh penanganan khusus kalau tidak saya yakin masih tercerai-berai soal ini, itu yang ketiga Bapak Ibu sekalian.

Kemudian, yang keempat ini penting tadi saya menyimak Pak Idris Laena menyebut-nyebut Dekopin. Nah, saya nyambung bahwa Dekopin ini harus ditertibkan juga melalui regulasi yang jelas dalam revisi Undang- Undang Koperasi karena peran Dekopin selama ini hanya untuk menarik retribusi anggota saja dan tidak jelas apa namanya penggunaan dari penarikan retribusi itu dan kalau ada koperasi yang bermasalah pendampingannya juga tidak jelas. Oleh karena itu, peran Dekopin ini harus betul-betul ditertibkan dan sekaligus fungsi tupoksinya harus jelas tidak seperti sekarang ini apalagi ada dualisme itu sudah tidak penting lagi sehingga penyelesaian dan peran soal Dekopin itu menjadi nyata.

Kemudian, yang kelima Pak siapa saya Pak Teten mohon maaf ini ada tambahan bahwa saya menyarankan UKM lebih kepada meskipun banyak sektor yang lain juga untuk menyerap sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dan sektor agroindustri lainnya, 4 ini sangat penting dan bahasa saya menyebut itu adalah sektor ruralisasi. Ini penting karena ternyata di masa pandemic ini empat sektor itulah yang masih bertahan dan bagus prospeknya juga bagus empat sektor itu, ini termasuk nyambung juga nanti sahabat saya Pak Bahlil tariklah investor dalam negeri maupun luar negeri di 4 sektor itu secara besar-besaran.

(19)

Nah, nyambung ke situ nanti ini dua-duanya saya kira relevan untuk 4 sektor itu karena memang bisa bertahan di masa pandemic apalagi pasca pandemic ini adalah bisnis yang menjanjikan bisnis masa depan sebetulnya ditengah sumber daya manusia ditengah sumber daya alam kita yang luar biasa di Indonesia Timur di mana-mana luar biasa lah di empat sektor itu.

Banyak hal yang sebetulnya ingin saya sampaikan untuk Koperasi dan UKM, tapi saya kira lima hal itu cukup sebagai garis besarnya saja nanti breakdown- nya cukup dipelajari di kementerian.

Kemudian untuk UKM, dan untuk BKPM Pak Bahlil ini sahabat saya juga, saya kira tadi sudah saya sebut kita harus menarik investor dalam negeri maupun luar negeri di bidang empat tadi perikanan, pertanian, perkebunan, dan peternakan, termasuk juga ini supaya menekan impor barang-barang konsumsi juga di sektor ini, masa sih urusan ini kita impor semua, sumber daya alam kita luar biasa masa sih ndak kita manfaatkan. Ini harus kita modernisasi, harus kita apa namanya guidance pemasarannya, lalu kemudian kita tata harganya dari mereka kita yang beli supaya mereka sejahtera, kalau harganya ndak kita tata ya seperti sekarang ini, ini tugas kita semua lintas kementerian dan lintas lembaga tentunya dan Pak Bahlil saya kira lincah lah dalam konteks ini untuk melakukan itu semua, itu yang pertama.

Kemudian yang kedua setelah kita mengalami masa pandemi dan sangat terasa bahwa kita memang sangat lemah di sektor kesehatan ketika berdialog kita berada ketika kita berdialog dengan pandemic ini. Oleh karena itu maka tariklah investor dalam negeri maupun luar negeri untuk secara besar-besaran berinvestasi di sektor kesehatan atau farmasi, jadi mulai bahan bakunya mulai macam-macamnya lah dan seterusnya itu tariklah mereka.

Termasuk di sektor penelitiannya, ini penting karena investasi di bidang penelitian for sains itu menjadi sangat signifikan dan hari ini kalau ini kita ingin menjadi negara maju dan berperadaban faktor penelitian adalah tidak bisa ditawar lagi. Oleh karena itu, gandenglah perusahaan-perusahaan besar investor besar di bidang ini dan supaya tidak seperti sekarang ini.

Saya kadang-kadang juga merasa malu apa namanya berbagai macam kementerian dan lembaga berlomba-lomba untuk menemukan obat Covid-19 tapi oleh BPPOM dipertanyakan dan oleh para pakar dipertanyakan dan siapa sebetulnya menetapkan ini semua malu juga saya, tetapi kalau kita punya investasi di bidang penelitian yang betul-betul kredibel dan diakui dunia ini tidak akan terjadi Pak Bahlil. Kalau Pak Bahlil bisa mewujudkan ini, ini adalah sebuah legacy yang luar biasa di kemudian hari karena akan dikenang Pak Bahlil. Oleh karena itu saya sarankan di bidang tadi itu kesehatan itu, itu penting, jadi it's no or never kira-kira itu untuk bidang kesehatan tidak bisa dipungkiri ya misalnya Bayer menggandeng Monsanto, Fujifilm dan lain-lain raksasa-raksasa investor dunia itu ajak lah ke sini berikanlah bahwa di sini punya keunggulan komparatif dan sumber daya yang luar biasa itu saya kira mereka bisa tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia.

Kemudian yang ketiga hari ini menarik adalah headline dari sebuah media massa kita, Kompas hari ini untuk fokus di bidang komunikasi ya ini saya sekalian menyambung dari apa yang diusulkan Kompas hari ini tariklah BKPM-BKPM ini gesit isinya anak-anak muda saya kira, jadi saya kira banyak

(20)

investor yang tentunya bisa menekan saham atau tertarik di bidang informasi teknologi, informasi digital. Banyak misalnya di Eropa, di Amerika, termasuk juga di Tiongkok sendiri itu saya kira bisa kita rayu kita tarik untuk di bidang ini dengan terutama investor-investor yang sifatnya (rekaman tidak jelas) yang besar untuk industri yang besar pula di bidang ini, termasuk juga adalah industri pengolahan big data Pak Bahlil, industri pengolahan big data ini juga urgent kita ngomong big data tiap hari tiap saat, pemerintah tiap saat ngomong big data, kita semua ngomong big data, tapi fakta dan realitasnya ya belum sesuai yang kita harapkan bersama-sama.

Maka, industri pengolahan big data, termasuk kecerdasan buatan termasuk teknologi apa namanya robotik, teknologi nano, teknologi transgenetic, industri 4.0, dan seterusnya tentu adalah ini momentum, sekali lagi masa pandemi ini adalah momentum, untuk kita bisa menarik itu semua kalau tidak kita akan jadi penonton dan konsumen belaka dan kita tidak akan menjadi player atau playmaker.

Saya kira itu yang penting yang saya sampaikan termasuk yang terakhir adalah bahwa saya mengingatkan meskipun ini banyak industri apa kita terus-menerus luar biasa untuk menarik investasi, tapi saya ingatkan bahwa investor tidak boleh mengatur, mendikte, apalagi mengintervensi kebijakan bangsa kita. Ini saya ingatkan supaya karena banyak investor juga mengatur mengatur-atur negara kita, boleh berinvestasi tapi tidak bisa mengatur kedaulatan dan apa namanya kemandirian bangsa kita termasuk di bidang regulasi dan lain-lainnya. Oleh karena itu ini saya ingatkan supaya tidak menjadi diskursus publik yang tidak mengenakan di antara kita semua.

Dan terakhir saya sampaikan bahwa di bidang peternakan, perindustrian, perkebunan dan lain-lain tadi itu karena itu saya pemasarannya juga harus kita pandu, lalu kemudian ini juga akan bisa menyerap tenaga kerja yang banyak ingat bahwa PHK massal termasuk pekerja yang dirumahkan luar biasa, dan juga di samping penyerapan tenaga kerja juga kita bisa mengendalikan apa yang disebut dengan clusterial lingkungan atau apa namanya disebut greener industry kira-kira seperti itu dan oleh karena itu, itu adalah menjadi PR kita semua terutama bagi Kepala BKPM yang cerdas dan lincah.

KETUA RAPAT:

Amin.

F-PKB (MARWAN JAFAR):

Itu masukan dari saya.

Wallahul Muwafiq Illa Aqwamith Thariq.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Walaikumsalam.

(21)

Saya kira terima kasih tausiyahnya Pak Marwan lama tidak ketemu.

F-PKB (MARWAN JAFAR):

Terima kasih Mas Bimo, terima kasih.

KETUA RAPAT:

Iya, untuk Pak Bahlil maupun Pak Menteri karena kesibukan Pak Marwan ini lama juga tidak memberikan pendalaman-pendalaman dalam rapat karena banyak tugas yang harus diselesaikan. Pak Putu.

F-PD (PUTU SUPADMA RUDANA, M.B.A.):

Terima kasih Pak Nasim, maaf izin. Terima kasih Pak Ketua Pak Pimpinan Komisi VI.

Tentu setelah saya mendengar paparan Bapak Teten dan Pak Bahlil, pertama tentu kita kami mengapresiasi Pak Teten dari paparannya saya berharap kalau apa yang saya ingin sampaikan Pak Teten mudah-mudahan ke depan 2021 semakin paten pak karena memang ada kita lihat kita berharap kementerian yang kelas 3 naik Pak dan juga ada keinginan- keinginan dari pagu indikatif 2021, ada usulan-usulan yang saya lihat sangat monumental dalam nilainya kira-kira Rp48 triliun dan saya pikir itu sangat urgent dan memang kami, kita ingin melihat hal itu pak dari dulu pak karena dulu masih ordinary bapak sekarang bekerjanya super extraoOrdinary itu yang saya perlu sampaikan.

Kita ketahui pak investasi bank UMKM adalah kunci penopang pemulihan ekonomi nasional, kami juga ingin ingatkan berhasilnya tahun 2020 ini, pasti juga berdampak nanti pak pada tahun 2021.

Tentu jika pertumbuhan tahun 2020 bisa tetap dijaga positif year-on- year Pak itu tentu kita bisa menghindari mudah-mudahan tidak sampai terjadi resesi yang sangat besar depresi ataupun nanti di 2021 tidak sampai terjadi stagflasi pak, nah ini memang sangat penting bagaimana 2020 ini juga akan berdampak ke tahun 2021.

Ya, kami juga merasakan selama ini banyak berita Pak yang kita dengarkan vaksin akan ditemukan, 2021 akan ditemukan kabar-kabar baik seperti itu yang memang belum jelas, belum tentu kapan bisa bukan saja ditemukan tapi disuntikkan ke masyarakat karena itu yang penting sebetulnya, nah sehingga kita berharap tidak hanya sekedar informasi atau berita itu tapi lebih dari itu justru harus secara konkret dijelaskan.

Nah, kita ketahui sekarang juga permasalahannya adalah bukan situasinya membaik pak tapi peningkatan penularan Covid ini cukup besar banyak lagi tempat-tempat menjadi zona merah daripada penyebaran Covid ini kita ketahui. Nah, tentu dalam bidang UMKM dan UKM kita tentu sangat terdampak sangat berdampak pak, saya dari Dapil Bali itu sangat keras sekali sangat besar dampaknya khususnya sektor pariwisata, UKM kita UMKM kita betul-betul terpukul Pak.

(22)

Saya beberapa hari lalu sempat pulang ke Bali melihat langsung di sini ada Pak Parta dengan Pak Demer juga sama saya berusaha hadir ke berapa titik tempat pak itu tutup semua tentu ini tidak bisa menunggu 2021 Pak, kita berharap bapak juga punya aksi konkret nyata di 2020 ini karena memang sudah tidak bisa lagi menunggu Pak mereka sudah berat sudah bahkan dibilang kalau bilang sudah mati ini kondisinya di dapil kami di Bali nah khususnya sektor pariwisata tadi.

Untuk Pak Menteri Koperasi UKM, sisi yang ingin saya sampaikan bagaimana tentang pemberian BPUM itu pak Bantuan Produktif Usaha Mikro yang akan diberikan sebesar sejumlah Rp12 juta kalau nggak salah Pak ya, bagaimana itu pendataannya Pak? Karena kami ingin tahu juga Pak. Jadi pendataannya apakah dicomot saja ataukah sudah tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat yang mendapatkan itu Pak karena itu justru itu yang menjadi penting karena aspirasi teman-teman di sini jelas kami juga sebagai Anggota DPR, Anggota Dewan yang memiliki dapil masing-masing tentu bisa memberikan masukan secara konkret mengenai Rp12 juta itu karena tentu harapannya di ujungnya nanti pak semuanya akan tepat sasaran, tepat arah, dan tempat manfaat kepada masyarakatnya.

Nah, jika Bapak lihat lagi di Bali ya konkret juga bisa untuk di Bali hal tersebut pak dan juga kondisi itu agar menjadi catatan penting bagi Pak Menteri Pak Teten saya ingin Pak Teten paten ke depan pak jadi kondisi itu ya pak dan harapannya betul-betul Kementerian Koperasi dan UKM menjadi ujung tombak utama dalam pemulihan ekonomi nasional ke depan.

Nah, untuk Pak Bahlil, Pak Bahlil ini saya ada sedikit nih Pak. Pak Bahlil investasi jangan nihil Pak ke depan pak karena kondisi berat ini kondisi di pandemi ini dan saya ada memahami beberapa poin, langkah BKPM untuk mempertahankan para investor saat ini pak, yang telah menanamkan modal apa? Bagaimana Pak, apakah ada insentif atau apa mereka sebenarnya tidak memutuskan (rekaman tidak jelas) ini yang kita tidak mau pak tapi bagaimana apa yang kita lakukan Pak, jadi jangan sampai mencari terus tapi yang sudah kita dapatkan harus dijaga juga kira-kira bagaimana langkahnya itu.

Dan juga mohon elaborasi juga Pak lebih lanjut perihal program fasilitasi minat outward investment, outward investment ini pak karena Bapak tadi menyinggung kan penting untuk dipertahankan dalam negeri di dalam.

Nah, jangan sampai tentang jika dielaborasi lagi minat outward investment ini justru masih berjalan mendorong capital outflow investasi di luar padahal sebetulnya kita lihat ke depan penting untuk investasi itu berada di dalam negeri untuk juga peningkatan dan pemulihan ekonomi nasional.

Kira-kira demikian, terima kasih Bapak Aria Bima Pak Ketua dan juga terima kasih kepada Pak Teten dan Pak Bahlil.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Kami persilakan Pak Nasim Khan.

(23)

F-PKB (Ir. H. M. NASIM KHAN):

Akhirnya.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih.

Bapak Pimpinan Mas Bimo (rekaman tidak jelas) dan rekan-rekan Komisi VI yang kami banggakan,

Bapak Menteri Pak Teten, Bapak Rully dan jajaran Kementerian Koperasi UKM,

Bang Bahlil, Ibu Farah kalau saya ingat Ibu Farah ingat istri saya Bu nama istri saya Bu Farah juga, dan

Wakil ketua BPKN khusus Syekh Eka dan jajarannya karena saya disini nggak ada namanya berarti kan Pak Eka ini wakilnya ya,

Beserta jajaran semuanya.

Terima kasih, alhamdulillah yang pertama-tama saya singkat saja Pak Ketua, karena semua tadi dari A sampai Z berbicara teoristis, berbicara anggaran, berbicara aspirasi, aspiratif dan lain-lainnya sudah lengkap apalagi sudah senior saya tadi Pak Marwan sudah menjelaskan segalanya yang lebih bermanfaat cuma kita sebagai dan saya sendiri mungkin Pak Teten sudah kenal Pak Bahlil kami ingin selalu bersama dengan mitra kita, kami berharap Pak Teten, Pak Bahlil, menjadi rumah kedua di Komisi VI ini adalah kebersamaan kooperatif kita bersama. Itu yang akan kita tunjukan bahwa Komisi VI saat ini bersama para pemimpin-pemimpin kita, kita bisa menjadikan sinergisitas yang nyata untuk kepentingan masyarakat bukan hanya retorika atau hanya teori-teori saja selama ini.

Yang pertama mungkin Pak Bahlil, saya mau tanya itu untuk izinan masih moratorium pak sampai sekarang pak? untuk izin apa investasi apa namanya perizinan untuk tambang dan lain-lain itu masih moratorium Pak?

Masih ya Pak ya, oke. Berjalan ya berarti 6 bulan lagi ya? Oke, karena kemarin di beberapa kan ada aspirasi masalah itu jadi masih 5 tahun, oke itu yang pertama.

Yang kedua mungkin masalah investasi juga seperti teman-teman tadi Pak Bahlil tolong yang pertama dipermudah dalam proses itu ya kan bisa dipermudah bisa lebih baik karena itu akan lebih bermanfaat baik itu dari dalam baik itu dari luar tapi tidak lepas dari nilai-nilai kebangsaan kita itu jangan sampai kita lupakan karena terus terang Pak Bahlil, Pak Teten bangsa kita ini adalah bangsa yang kuat.

Jadi, saya jujur saya bangga pada bangsa Indonesia negara kuat yang lain di mana pun dalam kondisi pandemi ini semuanya mengalami, merasakan, tapi kenapa Indonesia ini tenang, nyaman, safety, bukan karena banpres dan lain-lain itu kan (rekaman tidak jelas) juga, tapi karena bangsa kita adalah bangsa pejuang, bangsa yang bisa berdiri sendiri, bangsa yang mandiri, tinggal kita poles bersama kita bantu. Semuanya collaps, semuanya rusak, tapi di bawah khususnya UMKM iya kan masyarakat kecil, pedagang yang biasa hidup mandiri, semua terbiasa apalagi di Desa. Kami kami di sini semua diwakili rakyat yang hidup mempunyai massa konstituen rakyat yang

(24)

secara langsung kita bertemu hampir setiap bulan kita pulang Pak dan handphone kita ini ratusan Pak maaf ya.

Kalau eksekutif mungkin masih puluhan, kita ini ratusan tiap hari yang belum dibaca itu ratusan iya kan, itu yang kita inginkan di sini adalah kemitraan karena kita mereka berharap ke kita, kita berharap mitra kita, itu yang kita harapkan.

Pak Teten mempunyai background aktivis penggerak yang luar biasa sekarang lah saatnya Pak Teten di eksekutif ini buktikan bahwa Menteri Koperasi dan UKM yang selama ini dianggap nomor tiga padahal koperasi soko guru bangsa adalah ujung tombak di bangsa kita ini. Mulai dari hal yang kecil Koperasi lah yang memegang peranan, mungkin karena nilainya kecil anggarannya kecil, jangan salah karena memang sistem ekonomi kita adalah dengan biaya kecil menghasilkan yang besar Pak Teten. Nah, jangan kecil hati Pak Teten, itu sistem ekonomis kita dengan anggaran kecil kita menghasilkan yang besar, image yang besar, kredit yang besar, kebanggaan bangsa yang besar itu yang kita harapkan.

Kalau perlu bagaimana kita mem-backup koperasi-koperasi di daerah yang selama ini mungkin zaman dulu ya ada sisi positif negatifnya kayak KUD kita hidupkan dengan Permen dengan apa apa Perpres kita hidupkan kita kawal lagi dengan tataan yang benar itu saya yakin bisa gitu loh contohnya, itu yang kita harapkan nanti ke depan.

Nah, yang kedua untuk BPKN karena kan wabahnya sudah jelas pak belum tentu rendahnya kapan pak, Pak Bahlil kita ini sebetulnya belum new normal sekarang pak jujur kalau saya new normal itu 2021 nanti Pak itu baru kita berjalan new normal. Sekarang ini masih dalam pandemi wabah kita tidak ada dalam new normal kita kalau mau jujur kalau saya mengatakan, itu yang harus kita katakan ke depan. Jadi, jaminan kepastian investor ini harus jangan sampai kita hilang kepercayaan Pak Bahlil.

Saya yakin Pak Bahlil sebagai aktivis penggerak muda yang luar biasa ya kan walaupun badannya kecil juga walaupun Pak Bahlil kecil jangan kecil hati karena yang kecil-kecil itu bisa cepat Pak apalagi yang di-backup oleh Wakil Ketua Pak Eka tenang saja Pak itu saya yakin itu. Anggaran bisa dapat di luar ini kalau saya yakin kalau sudah Pak Bahlil ini dikawal sama Pak Eka ini, saya yakin demi bangsa ini saya yakin itu.

Lalu, yang ketiga untuk program Pak di sini saya lihat nonoperasionalnya ini cukup besar malah Pak Bahlil, mohon dioptimalkan Pak ya, dioptimalkan sumber daya manusia. Saya yakin Pak Teten juga ini kena Pak Bahlil bagaimanapun apa pun kalau sudah ada dana tapi kita tidak menata SDM kita sumber daya kita ya kan ini percuma pak, tolong itu yang terpenting ini supaya lebih maksimal, monitoring kebawah pak monitoring Pak Teten teman-teman sinergi di internal Kementerian Koperasi ini harus dijaga Pak Teten.

Itu catatan untuk di Kementerian Koperasi ayo solidkan Kementerian Koperasi, hilangkan warna-warni itu demi kebangsaan kita ya kan. Pemilu masih lama jangan mikir pemilu Pak kami juga di sini warna-warni ke mana di Komisi VI tidak ada namanya koalisi partai, di sini yang ada koalisi Komisi VI Pak, inilah rumah kedua dari mitra-mitra kita itu yang kita harapkan Pak ya

(25)

kita kebersamaan semua di sini yang kita harapkan. Jangan takut Pak Teten jangan takut Pak Bahlil dan semuanya ayo sharing bersama kita, kita mempunyai fungsi sudah ada bagiannya legislasi, budgeting, kita punya fungsi pengawasan, bersama-sama kita sinergi percayakan kepada kami manfaatnya lebih banyak gitu Pak Bahlil, saya kira itu.

Untuk koperasi termasuk pengawasan kita sampai ke titik kabupaten kita coba cek apa yang sudah kita lakukan, lebih bermanfaat mana kita sama dinas, lebih monitoring mana, lebih menyentuh mana, itulah yang kita harapkan kooperatif bersama kita iya kan itu akan dirasakan oleh masyarakat.

Pak Teten saya mau tanya dalam banpres ini sebelum pagu indikatif ada bantuan itu tadi, masyarakat pedagang kecil itu kita harus utamakan pak karena koperasi ini kan banyak yang besar yang kecil. Saya mau tanya di sekitar sajalah Kementerian Koperasi, saya di DPR Pak tapi saya sering nongkrong pak di mana-mana di kementerian di mana ada lagi teman, saya mau tanya pedagang kecil di samping-samping Kementerian Koperasi sudah dapat bantuan nggak? Pak Rully, dapat bantuan nggak Kementerian Koperasi di samping-samping pedagang kecil? Maaf.

Nah, saya kemarin nongkrong gitu Pak lagi-lagi cari tanah jalan-jalan saya nongkrong di situ, Pak sudah dapat nggak dari Bapak Menteri di atas?

Tidak dapat katanya. Nah itu yang disekitar kementerian begitu pula kami Pak yang punya dapil, di dapil kami kalau kita kawal bersama-sama tidak dapat bantuan dimana malunya kita, mau kita berpikir internasional nasional di mana pak. Tolong Pak Teten, Pak Teten seorang aktivis kita senior kita ya kan tolong Pak Bahlil dan semuanya tolong itu jadi catatan pak, begitu pun kami ayo kita bermitra itu penting Pak Teten itu yang kita harapkan. Oke, kita kembali kepada, termasuk prosesnya dan semuanya tolonglah Pak jangan dipersulit gitu Pak.

Lalu untuk pagu indikatif saja ini di sini ada pagu indikatif yang diajukan adalah 104 Pimpinan, di sini kalau nggak salah kemarin penjelasan dari rekan-rekan kementerian itu ada di sini adalah dana pasar juga Pak ya Pak Rully ya ini tetap kalau bisa lebih dimaksimalkan, karena apa? Di sinilah pemberdayaan termasuk yang di-support oleh wirausaha pemula jadi bisa berkembang Pak. Nah, ini supaya di-monitoring nanti Pak.

Memang ini menjadi tanggungjawabnya kabupaten dan desa seharusnya bukan hanya koperasi saja, setelah diberi lalu dibiarkan rusak harusnya desa juga mengawal gitu loh saya yakin saya dukung bantuan ini tapi juga harus dikawal oleh desa juga oleh kabupaten juga jangan harus selalu koperasi terus itu.

Lalu, yang ketiga untuk usulan tambahan yang tadi Rp48 triliun sekian itu tolong ini dibahas pak dimaksimalkan masalah digitalisasi dan lain-lain itu saya kira bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagaimana bisa output-nya itu benar-benar dirasakan oleh masyarakat itu untuk yang berikutnya.

Lalu, untuk ini Pak masalah wirausaha untuk alokasi anggaran itu dimaksimalkan Pak bukan hanya pelatihan boleh tapi wirausahanya lebih pagu ini lebih dimaksimalkan sehingga bisa bermanfaat dan ayo kita akan sinergi Pak kita Komisi VI siap untuk mengawal itu Pak, termasuk tadi yang Bang Marwan bilang kan untuk pengembangan koperasi di bidang pangan

(26)

pak ini sangat penting kekuatan kita di pangan Pak. Ayo mulai dihidupkan Pak di bidang pangan di bidang perhutanan, kelautan itu kami rasakan di dapil-dapil pak, itu sangat diharapkan oleh teman-teman itu.

Itu saya kira Pimpinan dan rekan-rekan beserta Pak Bahlil dan Pak Teten kita harapkan ke depan ayo bersama Pak Teten, Pak Bahlil harus lebih baik dari sebelumnya ya. Anggarannya boleh lebih kecil syukur-syukur ke depan kita akan bantu backup pimpinan ini menjadi catatan untuk kita tambah lebih besar tetapi harus lebih baik, kalau tidak berarti kita gagal dan kita malu jugalah sebagai bangsa kita ini kalau tidak lebih baik. Itu kita harapkan kondusifitas, kemitraan, korporatif kita bersama kemitraan kita terjalin ke depan Insya Allah.

Terima kasih.

Wallahul Muwafiq Illa Aqwamith Thariq.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selesai sudahlah pendalaman dari kawan-kawan anggota Komisi VI, dari meja Pimpinan cukup ya? Cukup.

F-P.GERINDRA (MOHAMAD HEKAL, M.B.A.):

Mungkin ini satu saja Ketua. Itu kalau nggak salah tadi kita dengar bahwa Pak Bahlil masih ingin memperjuangkan untuk mendapat anggaran lebih besar saya sangat mendukung, apalagi disampaikan oleh Pak Nasim tadi walaupun kecil tapi bisa hasil besar apalagi kalau besar kan begitu. Jadi saya ingin menyampaikan sebaiknya kita memberikan kesempatan untuk beliau memperjuangkan itu dulu gitu.

Terima kasih Ketua.

KETUA RAPAT:

Kawan-kawan sekalian banyak saran, banyak pertanyaan, harapan dari kawan-kawan Anggota Komisi VI, kami sangat berharap ini semua menjadi, menjadi catatan-catatan yang harus ditindaklanjuti untuk periode 2020 sampai bulan Desember dan perencanaan kita di 2021. Pertanyaan- pertanyaan itu dijawab secara tertulis dulu Pak Menteri dan Pak Kepala BKPM dan pertanyaan tertulis itu bukan kemudian final, akan kita buka lagi sebagai proses pendalaman dalam persidangan berikutnya.

Nanti closing statement silakan untuk merespon beberapa yang urgent dan penting. Namun, saya minta teman-teman untuk skors sebentar (rekaman tidak jelas) saya bicarakan dengan Pak Menteri dan Pak Kepala BKPM termasuk tadi ada kemungkinan kita masih punya tanggal sampai 14. Kalau memang hari ini final gedok-gedok, tapi kalau memang Pak Menteri Koperasi dan Pak Kepala BKPM masih ada sesuatu yang memang dibicarakan dengan

Referensi

Dokumen terkait

3 Saya memiliki dedikasi tinggi dalam bekerja dikarenakan gaji yang saya terima sesuai dengan beban kerja yang saya terima 4 Saya puas dalam bekerja.. karena

Terima kasih Pak Ilham dari Poksi Golkar.. Selanjutnya dari Gerindra silakan Mas Dewo. Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Yang saya hormati Pimpinan, Pak Menteri

Ya, terima kasih Pimpinan. Pimpinan, Anggota Komisi yang kami hormati dan kami banggakan. Para jajaran Dirut dan Direksi BUMN yang hadir di ruangan Komisi VI. Untuk perumahan saya

Bapak-bapak Dirjen Laut, Dirjen Darat, dan Kepala BPTJ beserta seluruh jajaran yang saya hormati. Saya mulai dari Bu Paulana dulu. Bu, terima kasih pantunnya Bu ya,

Puji syukur kehadirat Allah subhanallahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq hidayah, dan lindungan-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

Untuk itu, penelitian ini dilaksanaan menggunakan proses pretreatment metode ultasonifikasi agar dapat menghasilkan selulosa yang lebih tinggi dengan partikel berukuran nano

Baik terima kasih Ibu Hetifah. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pak Fikri, Pimpinan Sidang. Para Pimpinan Komisi X yang saya hormati. Mas Menteri dengan seluruh

Terima kasih, Pimpinan. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yang pertama, tentu kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya untuk Pak Menteri