• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERASI INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LITERASI INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA. Skripsi"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

LITERASI INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SUMATERA UTARA

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.SI)

dalam Bidang Perpustakaan dan Sains Informasi

Oleh

FITRI RAHMA SARI. S 180723015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU DAN BUDAYA

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

LITERASI INFORMASI PENGGUNA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Januari 2020

Fitri Rahma Sari. S

(5)

ABSTRAK

S, Fitri Rahma Sari. 2020. Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Program Studi Perpustakaan Dan Sains Informasi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Sumatera Utara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui literasi informasi pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dengan menggunakan model literasi informasi Seven Faces of Information literacy. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan menyajikan deskripsi hasil kuesioner. Populasi penelitian ini adalah pengguna aktif Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2018/2019 yang berjumlah 23.467 orang. Penentuan sampel menggunakan Rumus Slovin sehingga diperoleh sampel berjumlah 100 orang, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara aksidental sampling yaitu pengguna perpustakaan yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di perpustakaan UMSU. Hasil penelitian menunjukkan literasi informasi tertinggi yang dimiliki pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara berada di sub variabel pertama The IT experience (pengalaman teknologi informasi) yaitu identifikasi situs khusus sebesar 98%. Kemudian literasi informasi terendah yang dimiliki pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara berada di sub variabel kedua The information sources experience (penentuan sumber informasi) yaitu menemukan informasi mutakhir dan terpercaya melalui suatu media dan mengidentifikasi subjek dengan istilah spesifik sebesar 31%.

Kata Kunci: Literasi Informasi

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.SI) pada Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna baik isi maupun penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Secara istimewa penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tua penulis dan abang tersayang yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, motivasi, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos. M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, arahan serta meluangkan waktu selama penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Eva Rabita, M.Hum., selaku ketua Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi.

(7)

3. Bapak Ishak, SS, M.Hum., selaku sekretaris Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi sekaligus dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.

4. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, yang telah memberikan bantuan dan informasi yang penulis butuhkan selama penelitian.

7. Para responden di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah bersedia mengisi kuesioner penelitian ini.

8. Terima kasih untuk teman-teman seperjuanganku terkhusus Milsa, Rizki, Isna, dan Habib yang telah bersama-sama melewati hari-hari selama penulisan skripsi dan tetap semangat untuk kita.

9. Terima kasih untuk sahabatku Auliya Attamimi terima kasih buat dukungan, doa, dan semangat yang diberikan, serta kesetiaan mendengar keluh kesahku selama penulisan skripsi ini.

10. Buat teman-teman ekstensi angkatan 2018 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semua dukungan, bantuan serta doanya dan tetap semangat untuk menyelesaikan skripsi.

(8)

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya. Semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Medan, Januari 2020 Penulis

Fitri Rahma Sari. S

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Informasi ... 6

2.1.1 Pengertian Literasi Informasi ... 6

2.1.2 Tujuan Literasi Informasi ... 7

2.1.3 Manfaat Literasi Informasi ... 9

2.1.4 Kriteria Literasi Informasi ... 10

2.2 Model Literasi Informasi ... 13

2.3 Model Saven Faces of Information Literacy ... 16

2.4 Literasi Informasi Di Era Revolusi Industri 4.0 ... 18

2.5 Penelitian Terdahulu ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 23

3.2 Lokasi Penelitian ... 23

3.3 Populasi Dan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 24

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 26

3.5 Operasional Variabel ... 26

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.7 Jenis Dan Sumber Data ... 29

3.8 Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identitas Responden ... 31

4.2 Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ... 32

4.2.1 The IT experience (Pengalaman teknologi informasi) ... 32

4.2.2 The information sources experience (Penentuan sumber informasi) ... 36

(10)

4.2.3 The Information Process Experience (Proses

pencarian informasi) ... 38 4.2.4 The information-control experience

(Pengendalian informasi) ... 43 4.2.5 The knowledge construction experience

(Membuat informasi) ... 47 4.2.6 The knowledge extension experience

(Mengembangkan informasi) ... 51 4.2.7 The wisdom experience (Menggunakan

informasi) ... 55 4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 62 5.2 Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Operasional Variabel ... 27

Tabel 4.1: Identitas Responden ... 31

Tabel 4.2: Menentukan Search Engine ... 32

Tabel 4.3: Identifikasi Situs Khusus ... 33

Tabel 4.4: Identifikasi Isi Dokumen ... 34

Tabel 4.5: Identifikasi Tipe Dokumen ... 34

Tabel 4.6: Identifikasi Referensi Karya Ilmiah... 35

Tabel 4.7: Identifikasi Kualitas Artikel ... 36

Tabel 4.8: Identifikasi Informasi Terbaru ... 37

Tabel 4.9: Identifikasi Istilah di Database ... 38

Tabel 4.10: Identifikasi Informasi Melalui Buku... 39

Tabel 4.11: Strategi Boolean Operator... 40

Tabel 4.12: Tahapan Menyusun Makalah ... 40

Tabel 4.13: Identifikasi Subjek Dokumen... 41

Tabel 4.14: Bantuan Mencari Informasi... 42

Tabel 4.15: Evaluasi Langkah Penelusuran... 43

Tabel 4.16: Karakteristik Mengukur Kualitas Situs Web ... 44

Tabel 4.17: Identifikasi Kata Kunci ... 45

Tabel 4.18: Tahapan Evaluasi Informasi ... 45

Tabel 4.19: Identifikasi Hambatan Menemukan Informasi ... 46

Tabel 4.20: Tindakan Setelah Menemukan Informasi ... 47

Tabel 4.21: Tindakan Mencari Jawaban Untuk Menyelesaikan Tugas .... 48

Tabel 4.22: Evaluasi Dokumen ... 49

Tabel 4.23: Tindakan Dalam Menggunakan Informasi ... 50

Tabel 4.24: Cara Mengkomunikasikan Informasi ... 51

Tabel 4.25: Langkah Mengembangkan Informasi ... 52

Tabel 4.26: Publikasi Karya Pribadi ... 53

Tabel 4.27: Cara Mengutip/Mensitasi Karya Orang Lain ... 54

Tabel 4.28: Identifikasi Kredibilitas Informasi ... 55

Tabel 4.29: Tindakan Memanfaatkan Informasi ... 56

Tabel 4.30: Tindakan Temu Kembali Informasi ... 57

Tabel 4.31: Tindakan Mengembangkan Pengetahuan ... 58

Tabel 4.32: Interpretasi Jawaban Responden ... 59

(12)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat menyebabkan munculnya berbagai bentuk informasi. Informasi tersebut datang silih berganti masuk kedalam memori masyarakat. Mulai dari informasi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Informasi tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal, lingkungan, dan melalui internet saja. Kemajuan teknologi informasi yang tersedia saat ini menimbulkan permasalahan tentang cara menemukan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh sebab itu diperlukan kemampuan untuk mengidentifikasi, mencari, menemukan, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi.

Menurut Naibaho (2007:8) “literasi informasi sangat berkaitan erat dengan kemampuan berpikir kritis dan kepekaan terhadap semua aspek kehidupan”.

Literasi informasi menuntut kemampuan menganalisis suatu informasi untuk digunakan secara tepat untuk memecahkan masalah. Literasi informasi tidak hanya berkaitan dengan mengakses informasi, namun lebih kepada proses pembentukan pembelajaran seumur hidup seseorang.

O’ Connor,L. dan Newby, J (2011: 55) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan memahami dasar penelusuran telah mendapatkan dasar yang kuat untuk mengumpulkan, menyaring, memilah dan proses konsolidasi.

(13)

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pendidikan yang berfungsi sebagai pusat penyebaran informasi. Literasi informasi yang diterapkan di perpustakaan untuk memperoleh keterampilan, pengetahuan, pemahaman dan kreativitas kepada pengguna. Keterampilan yaitu memanfaatkan sumber referensi, apa ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam perpustakaan, serta pengetahuan sebagai bekal awal yang diberikan terhadap pengguna untuk mengenal jenis, sumber informasi yang tersedia dan pengetahuan terhadap layanan dan fasilitas perpustakaan.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi swasta yang ada dikota Medan. Perpustakaan UMSU sebagai pusat penyedia layanan informasi yang unggul bagi civitas akademika dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berwawasan global serta islam kemuhammadiyahan. Perpustakaan UMSU melayani semua mahasiswa dari berbagai fakultas, mulai dari Fakultas Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, dan Pascasarjana.

Dari hasil observasi awal dijelaskan bahwa perpustakaan UMSU telah menjalankan kegiatan literasi informasi selama dua tahun sejak tahun 2017.

Perpustakaan UMSU melaksanakan kegiatan literasi antara lain orientasi perpustakaan dan kelas literasi. Orientasi perpustakaan merupakan kegiatan tahunan perpustakaan bagi mahasiswa baru dalam mengenali, memanfaatkan fasilitas perpustakaan, mengakses, dan menggunakan informasi untuk proses

(14)

belajar. Oleh karena itu, Perpustakaan UMSU tidak hanya sebagai tempat atau ruang penyimpanan koleksi, tetapi juga menyediakan fasilitas pencarian informasi online, dimana pengguna bisa menemukan informasi yang mereka butuhkan.

Perpustakaan UMSU juga melakukan kegiatan Kelas Literasi yang dilaksanakan setiap bulan dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, dan peneliti lain untuk memberikan pemahaman lebih tentang bagimana mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikir atau yang dikenal dengan istilah literasi informasi. Namun masih ditemukan kurangnya kemampuan pengguna Perpustakaan UMSU dalam proses pencarian informasi. Menurut pustakawan sekitar 50% dari seluruh pengguna perpustakaan masih sering bertanya atau meminta bantuan untuk menemukan informasi yang mereka perlukan. Bukan hanya itu peneliti juga melakukan pengamatan kepada 18 dari 30 pengguna perpustakaan tersebut belum mengetahui bagaimana cara yang efektif dan efisien untuk mencari informasi, menemukan informasi, teknik yang digunakan, dan cara pemilihan sumber informasi dalam dokumen yang ada di perpustakaan.

Selanjutnya ditambah dengan pertumbuhan budaya digital pengguna masih belum mampu dan terbiasa dalam melakukan akses terhadap berbagai sumber daya informasi elektronik, sehingga mereka merasa kesulitan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai literasi informasi pengguna Perpustakaan UMSU sehingga dipilih judul skripsi “Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara”.

(15)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, penulis ingin meneliti bagaimana kemampuan pengguna Perpustakaan UMSU dalam pengalaman teknologi informasi, proses pencarian informasi, dan sumber informasi apa saja yang dipilih dalam memenuhi kebutuhan informasi. Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mendeskripsikan Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi ilmu perpustakaan dan informasi khususnya pada bidang literasi informasi.

b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan literasi informasi.

2. Manfaat praktis

a. Untuk mengetahui kemampuan literasi informasi pengguna dan memberikan masukan dalam meningkatkan literasi informasi pengguna Perpustakaan UMSU.

(16)

b. Memberikan rekomendasi untuk merevisi model kegiatan literasi informasi di Perpustakaan UMSU dalam meningkatkan literasi informasi.

c. Menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang kemampuan literasi informasi pengguna Perpustakaan UMSU.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang literasi informasi pengguna perpustakaan yang meliputi 1) pengalaman teknologi informasi, 2) penentuan sumber informasi, 3) proses pencarian informasi, 4) pengendalian informasi, 5) membuat informasi, 6) mengembangkan informasi, dan 7) menggunakan informasi.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literasi Informasi

2.1.1 Pengertian Literasi Informasi

Literasi informasi pertama kali ditemukan oleh Paul G.Zurkowski yang merupakan seorang pemimpin pada American Information Industry Association pada tahun 1974 dalam proposalnya yang ditujukan kepada The National Commission on Libraries and Information Science (NCLIS) di Amerika Serikat.

Zurkowsky menyebutkan bahwa seseorang yang terlatih dalam menggunakan dan memanfaatkan sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas dan masalah disebut sebagai orang yang melek informasi atau information literate person.

Menurut American Library Association (ALA) (2006) orang yang menjadi

“melek informasi”, adalah mereka yang tidak hanya menyadari atau mengenali kapan informasi dibutuhkan, tetapi juga mampu mengakses informasi yang dibutuhkan, mengevaluasi, serta menggunakannya secara efektif informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan atau pemecahan masalah-masalah yang sedang ditangani. Selain itu mereka juga mampu memahami seputar masalah- masalah sosial, ekonomi, dan hukum, berkaitan dengan penggunaan informasi.

Begitu banyak kemudahan dalam memperoleh informasi, sehingga membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam menemukan informasi yang tepat.

(18)

Menurut Yudistira (2017) “literasi informasi adalah kemampuan akan melek informasi, kemampuan untuk mencari, menggunakan, mengevaluasi informasi secara cepat dan efisien”.

Dengan adanya usaha untuk mempelajari pencarian sebuah informasi akan memudahkan seseorang dalam menemukan informasi yang efektif. Menurut Hasugian (2008) “Literasi Informasi adalah suatu keterampilan kapan informasi dibutuhkan, mencari informasi yang tepat guna, dan keterampilan dalam menganalisa dan memanfaatkan informasi secara relevan”.

Dari dari beberapa pendapat pakar dapat diketahui bahwa literasi informasi adalah kemampuan individu untuk menggunakan segenap potensi dan juga keterampilan dalam mengetahui sumber informasi yang dibutuhkan, mengetahui strategi mencari dan menelusur informasi, memilih dan mengevaluasi informasi , dan menginterpretasikannya untuk kemudian mengkomunikasikannya dengan etika yang baik sehingga memperoleh temuan pengetahuan baru.

2.1.2 Tujuan Literasi Informasi

Kemampuan literasi informasi sangat penting bagi seseorang terutama dalam dunia perguruan tinggi karena pada saat ini semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat, namun belum tentu semua informasi yang ada tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari informasi. “Tujuan dari literasi informasi itu sendiri adalah mengetahui bagaimana mengorganisasikan informasi yang dibutuhkan dan bagaimana menggunakan informasi tersebut untuk mempersiapkan sebagai pembelajaran seumur hidup”. (Mulyadi, 2013)

(19)

Menurut Hamidy (2012) literasi informasi memiliki tujuan dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya baik untuk kehidupan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan masyarakat.

Literasi informasi akan membuat seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan berinteraksi dengan berbagai informasi. Menjadikan seseorang yang berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya.

UNESCO (2005:1) mengatakan bahwa tujuan literasi informasi adalah:

1. Memampukan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka dan lain-lain.

2. Memandu mereka dalam membuat keputusan yang kritikal mengenai kehidupan mereka.

3. Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.

Berdasarkan uraian tujuan diatas tujuan literasi informasi untuk memudahkan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi.

(20)

2.1.1 Manfaat Literasi Informasi

Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi.

Menurut Iskandar (2016) manfaat literasi informasi diantaranya:

1. Mampu memecahkan masalah. Hal ini merupakan salah satu manfaat yang dapat diperoleh ketika pemustaka berhasil menerapkan literasi informasi.

2. Mampu mengemukakan pendapat. Mengemukakan pendapat secara baik dan benar adalah hasil dari pembelajaran atau pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan literasi informasi.

3. Mempelajari atau menemukan hal baru. Diharapkan setiap individu atau pengguna dapat berkembang dengan memiliki pengetahuan mengenai hal-hal yang baru yang bermanfaat. Hal-hal baru itu tentunya diperoleh dengan menerapkan literasi informasi.

4. Bersifat kritis. Bersifat kritis artinya tidak dapat mempercayai hal-hal yang tidak sesuai dengan keberadaan ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa mencari kebenaran dan menghindari kesalahan. Bersifat kritis dapat juga diartikan menolak informasi atau pendapat yang tidak sesuai dengan etika atau nilai-nilai kebenaran.

5. Bertanggung jawab. Artinya dengan memahami dan menerapkan literasi informasi diharapkan pengguna dan masyarakat memiliki sifat- sifat yang mulia misalnya, bertanggung jawab.

6. Keberhasilan dalam studi. Keberhasilan dalam studi adalah cita-cita yang diharapkan bagi siswa atau mahasiswa yang sedang menuntut ilmu. Untuk itu, dengan literasi informasi diharapkan mampu merealisasikan hal tersebut.

7. Memahami dan menguasai peradaban. Dengan literasi informasi diharapkan peradaban akan terus berkembang.

8. Mampu mengambil keputusan. Hal ini merupakan hasil akhir yang diharapakan dengan menerapkan literasi informasi. Setiap individu pasti dihadapkan dengan pengambilan keputusan, dan diharapkan pengambilan keputusan ini tidak merugikan, tetapi bermanfaat.

Kemudahan dalam melakukan kegiatan pencarian informasi karena seseorang telah mengetahui bagaimana literasi informasi. Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi

(21)

informasi sehingga pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) (2007) mengemukakan bahwa literasi informasi merupakan kemampuan seseorang untuk:

1. Menyadari kebutuhan informasi.

2. menemukan dan mengevaluasi kualitas dari informasi yang diperoleh.

3. Menyimpan dan menemukan kembali informasi.

4. membuat dan menggunakan informasi secara etis dan efektif.

5. Mengomunikasikan pengetahuan.

Berdasarkan pendapat diatas manfaat dari literasi informasi seseorang mampu untuk mengidentifikasi masalah, menelusur informasi dan sumber informasi secara efektif dan efisien, mengelola informasi dengan baik, menciptakan pengetahuan baru dengan menggabungkannya dengan pengetahuan yang sebelumnya ada dalam membuat suatu kebijakan.

2.1.4 Kriteria Literasi Informasi

Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan seseorang dalam mencapai tujuan dan keputusan dalam menyelesaikan masalah. Terdapat beberapa kriteria dalam literasi informasi.

Menurut Breivik (1991), kriteria literasi informasi sebagai berikut:

1. Skill and knowledge

Information literacy begins with a knowledge of sources of information and tools in obtaining information. For example, index to access information.

(22)

2. Attitudes

The second characteristic is attitude. This attitude includes perseverance, attention to detail, and doubt. For example, the cause receives the information obtained.

3. Time and labor intensive

One of the most important characteristics is the time and use of information. The purpose of this ability is to know whether information is used effectively or not.

4. Need driven

How does one identify the information to be searched for and how to solve problems in the search and use of information.

5. Computer literacy

The characteristics needed to support literacy skills, namely how to use computer technology in finding information.

Kriteria di atas diartikan sebagai berikut:

1. Kemampuan dan pengetahuan

Literasi informasi dimulai dengan sebuah pengetahuan mengenai sumber informasi dan peralatan dalam memperoleh informasi.

Misalnya, indeks untuk mengakses informasi.

2. Sikap

Karakteristik yang kedua adalah sikap. Sikap ini meliputi ketekunan, perhatian secara detail, dan keragu-raguan. Misalnya, penyebab menerima informasi yang diperoleh.

3. Waktu dan intensitas penggunaan

Salah satu karakteristik yang paling penting adalah waktu dan penggunaan informasi. Kegunaan dari kemampuan ini adalah mengetahui apakah informasi digunakan secara efektif atau tidak.

(23)

4. Pengendali kebutuhan

Bagaimana seseorang mengidentifikasi informasi yang akan dicari dan bagaimana memecahkan masalah dalam pencarian dan penggunaan informasi.

5. Literasi komputer

Karakteristik yang dibutuhkan dalam mendukung kemampuan literasi, yaitu bagaimana menggunakan teknologi komputer dalam mencari informasi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa apabila kriteria tersebut dapat terpenuhi oleh seseorang maka tidak ada lagi yang buta terhadap informasi.

Sedangkan menurut Chartered Institute of Library and Information Professional (CILIP 2005, 4) terdapat 8 kriteria mahasiswa memiliki keterampilan literasi informasi, apabila memiliki pemahaman tentang:

1. A need for information (kebutuhan akan informasi).

2. The resources available (sumber daya yang tersedia).

3. How to find information (cara mencari informasi).

4. The need to evaluate results (perlunya mengevaluasi hasil).

5. How to work with or exploit results (cara bekerja atau mengeksploitasi hasil).

6. Ethics and responsibility of use (etika dan tanggung jawab penggunaan).

7. How to communicate or share your findings (cara berkomunikasi atau membagikan temuan).

8. How to manage your findings (bagaimana mengelola hasil temuan).

Seseorang yang literasi informasi harus memiliki pemahaman tentang keterampilan informasi, oleh karena itu literasi informasi merupakan suatu proses pemberdayaan seseorang di dalam setiap tahap perjalanan hidupnya guna mencari,

(24)

mengevaluasi, menggunakan, dan menciptakan informasi secara efektif untuk menjadikan seseorang mampu belajar secara mandiri, berhadapan dengan berbagai sumber informasi dan menjadi bekal kemampuan intelektual untuk berpikir secara kritis dalam meningkatkan pembelajaran sepanjang hayat di era globalisasi informasi.

Berdasarkan kriteria informasi tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa untuk memahami, memiliki,dan menguasai literasi informasi seseorang harus benar-benar mengerti dan mampu mengimplementasikan literasi informasi dengan

baik dan didukung oleh kompetensi literasi informasi.

2.2 Model Literasi Informasi

Keberadaan model memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai komponen serta menunjukkan hubungan antarkomponen. Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide dalam bentuk yang sederhana.

Model tersebut digunakan untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan literasi informasi. Beberapa model literasi informasi yang sering digunakan oleh peneliti adalah model The Big6, The Seven Pillars of Information Literacy, dan Empowering Eight (E8). Ada beberapa model literasi lainnya antar lain:

1. Mc Kinsey

Model McKinsey merupakan pengembangan lebih lanjut dari model literasi informasi yang telah ada sebelumnya. Terdapat 10 keterampilan dalam model ini. Adapun kesepuluh ketrampilan itu ialah:

1. Fokus pada topik (persempit topik/perluas ruang lingkup).

(25)

2. Bekerja dalam urutan kronologis terbalik, pertama kali menelusur informasi terbaru.

3. Memahami signifikansi terminologi dan tentukan tajuk subjek yang benar.

4. Menganekaragamkan sumber (gunakan buku, majalah, situs internet, dll).

5. Gunakan strategi Boolean (AND, OR, NOT) pada penelusuran komputer.

6. Gandakan sumber sampai tiga kali (identifikasi sebanyak tiga kali rujukan dari yang diperlukan.

7. Evaluasi secara kritis materi yang ditemubalik; harus memiliki kecurigaan pada sumber yang berasal dari Web.

8. Asimilasikan informasi jangan plagiat, masukkan gagasan sendiri ke dalam topik penelitiani.

9. Sitir semua sumber.

10. Penyajian akhir.

Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya ialah analisis masalah Oleh McKinsey disebut perangkaan masalah atau mendefinisikan batas masalah kemudian memecahnya menjadi unsur komponen untuk sampai ke hipotesis awal sebagai pemecahan.

Langkah berikutnya disain analisis, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data, terutama dengan fact finding serta wawancara,

(26)

berikutnya menafsirkan hasil, analisis serta evaluasi untuk menguji hipotesis.

2. Britrish Model

Britrish Model dikembangkan 1981 oleh Michael Marland dalam bukunya Information Skills in the Secondary Curriculum. Beberapa keterampilan yang terdapat dalam model ini:

1. Memformulasikan dan menganalisa kebutuhan.

2. Mengidentifikasi dan memeriksa sumber-sumber informasi.

3. Menelusur dan menemukan sumber-sumber individu.

4. Menguji dan memilih sumber-sumber informasi.

5. Mengintegrasikan sumber-sumber informasi tersebut.

6. Menyimpan dan mensortir informasi.

7. Menginterpretasikan, menganalisa, mensintesiskan, dan mengevaluasi informasi.

8. Mempresentasikan atau mengkomunikasikan informasi.

9. Mengevaluasi.

3. Kuhlthau Information Seeking

Kuhlthau Information Seeking dikembangkan oleh Carol Kuhlthau yaitu seorang Profesor dibidang ilmu perpustakaan dan informasi pada University of New Jesery. Pada jenis model ini menunjukkan bagaimana proses setiap penelitian dan bagaimana mengembangkan setiap tahap. Menurut Kuhlthau ada beberapa keterampilan yaitu:

(27)

1. Initiation 2. Selection 3. Exploration 4. Formulation 5. Collection 6. Search

Model Kuhlthau terdiri dari enam keterampilan meliputi mempersiapkan topik yang akan dicari menyeleksi informasi yang diperoleh eksplorasi yaitu memilih sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan formulasi kebutuhan informasi mengumpulkan informasi yang sesuai dengan topik dan terakhirmelakukan penelusuran informasi (Kuhlthau 2004: 90).

2.3 Model Saven Faces of information literacy

The Seven Faces of Information Literacy berasal dari penelitian yang

terjadi diberbagai macam pengalaman pengguna informasi. Menurut Lau (2006)

“literasi berfokus pada strategi proses pencarian informasi serta kompetensi pengguna informasi”. tujuh wajah literasi informasi menyarankan beberapa arahan baru dalam pendidikan literasi informasi, dan juga menegaskan kembali beberapa pendekatan yang ada.

Tujuh wajah dari literasi informasi, Bruce (2003) merupakan pengembangan dari model literasi informasi sebelumnya. Model kedua kali ini adalah menyoroti pengalaman orang dalam berinteraksi dengan informasi baik itu

(28)

ketika belajar, mengajar maupun dalam memecahkan permasalahan dan mengambil keputusan-keputusan. Pengalaman-pengalaman ini lah yang akan membawa dia pada kemampuan menggunakan informasi secara efektif dan efisien dan membawanya pada wisdom dari informasi itu sendiri. Bruce (2003) merumuskan literasi informasi ke dalam tujuh macam wujud/wajah sebagai berikut:

1. The IT experience

Keterampilan Informasi literasi dapat dilihat dari seberapa besar pengalaman seseorang dalam menggunakan TI. Apakah dia selalu menggunakan TI dalam usahanya mencari informasi? Apakah ia menggunakan TI untuk membuatnya tetap terhubung, terinform dengan baik dan untuk berkomunikasi?

2. The information sources experience

Suatu pengalaman dalam menggunakan sumber-sumber informasi, secara bibliografis, sebagai manusia/individu, dalam berorganisasi, sebagai kemampuan personal atau informasi sebagai alat untuk membantunya dalam membuat suatu keputusan.

3. The Information Process Experience

Pengalaman dalam memahami proses dengan bantuan informasi.

Misalnya dalam kaitannya memecahkan masalah, membuat keputusan, menciptakan suatu jenis kreativitas seni.

4. The information-control experience

Pengalaman dalam menjadikan informasi sebagai pusat kendali dalam mengakui informasi yang relevan, mengelola informasi, membuat hubungan antara informasi itu sendiri dengan project dan orang-orang yang terlibat dalam project tersebut (misalnya, research project), dan keterkaitan antara informasi dan bagian-bagian dari project.

5. The knowledge construction experience

Pengalaman mengkonstruksi pengetahuan. Penekanannya pada belajar, mengembangkan perspektif pribadi dengan pengetahuan yang diperoleh, dan tergantung pada berpikir kritis.

6. The knowledge extension experience

Pengalaman mengembangkan pengetahuan dari: Pengetahuan pribadi plus pengalaman plus kreatif insight/intuisi; dari pengalaman- pengalaman misterius; mengembangkan pengetahuan baru/pendekatan baru/solusi baru.

7. The wisdom experience

Pengalaman memperoleh/menciptakan wisdom dari informasi menjadi suatu kualitas pribadi individu, nilai-nilai etika yang dianut hasil kombinasi dengan pengetahuannya, dan informasi yang diperolehnya

(29)

dimanfaatkan/diciptakan kembali (menjadi pengetahuan baru) yang bermanfaat bagi orang lain/keperluan lain.

Mengikuti dari model pengalaman literasi informasi yang disajikan di sini,tentang bagaimana literasi informasi dipahami atau dialami. Ketika literasi informasi ditafsirkan sebagai bagian dari karakter hubungan antara pengguna dan informasi, beberapa fitur menarik dari fenomena menjadi jelas termasuk:

1. Menekankan penekanan pada teknologi.

2. Menekankan pada kapasitas untuk terlibat dalam tanggung jawab profesional yang luas, daripada keterampilan khusus.

3. Kolaborasi sosial atau saling ketergantungan antar kolega, daripada penekanan pada kemampuan individu.

4. Diperlukan untuk kemitraan perantara informasi.

5. Menekankan pada manipulasi intelektual informasi daripada keterampilan teknis dengan IT (Bruce, 2011).

Model ini melihat bagaimana cara seseorang menemukan informasi dengan teknologi informasi yang sekarang sampai dengan menggunakan informasi tersebut dengan efektif. Memudahkan seseorang membuat suatu keputusan dan menjadikannya sebuah pengetahuan baru.

2.4 Literasi Informasi di Era Revolusi Industri 4.0

Perubahan dunia memasuki era revolusi industri 4.0 atau revolusi industri dunia keempat di mana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia (Kemenristekdikti, 2018). Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dan

(30)

hal menjadi tanpa batas karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital. Masyarakat di era revolusi industri 4.0 memiliki ketergantungan yang sangat besar dalam menggunakan teknologi informasi.

Hermann et al (2016) menambahkan ada empat desain prinsip industri 4.0:

1. Interkoneksi (sambungan) yaitu kemampuan mesin, perangkat, sensor, dan orang untuk terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IoT) atau Internet of People (IoP). Prinsip ini membutuhkan kolaborasi, keamanan, dan standar.

2. Transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi untuk menciptakan salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital dengan data sensor termasuk analisis data dan penyediaan informasi.

3. Bantuan teknis yang meliputi kemampuan sistem bantuan untuk mendukung manusia dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi secara sadar untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak dalam waktu singkat; kemampuan sistem untuk mendukung manusia dengan melakukan berbagai tugas yang tidak menyenangkan, terlalu melelahkan, atau tidak aman;

meliputi bantuan visual dan fisik.

4. Keputusan terdesentralisasi yang merupakan kemampuan sistem fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan menjalankan tugas seefektif mungkin.

Informasi secara terus menerus mengalir bahkan membanjiri dan menyodorkan para pengguna informasi pada begitu banyak pilihan. Kemampuan literasi informasi diperlukan di berbagai aspek kehidupan terutama dalam dunia pendidikan (Soeprijadi, 2019). Oleh karena itu, setiap manusia dituntut untuk mengikuti perkembangan informasi yang terjadi dengan memiliki kemampuan literasi informasi agar dapat menjadi individu yang cerdas dan dapat bersaing dengan negara lain di era teknologi digital ini. Kemudahan pengguna dalam mengakses informasi yang dibutuhkan akan berdampak baik tetapi juga buruk dikarenakan informasi yang didapat belum tentu valid atau benar adanya

(31)

dikarenakan teknologi informasi pun memberikan kemudahan kepada individu yang tidak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi atau memanipulasi data yang ada.

Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 diperlukan “literasi baru” selain literasi lama. Literasi lama yang ada saat ini digunakan sebagai modal untuk berkiprah di kehidupan masyarakat. Dunia pendidikan saat ini hanya menekankan proses pembelajaran dengan literasi lama. Di era Revolusi Industri 4.0, mahasiswa dituntut tidak hanya memahami literasi lama seperti membaca dan menulis.

Menurut Kemenristekdikti (2018) ada tiga literasi baru:

1. Literasi Data

Literasi data terkait dengan kemampuan seseorang untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi (Big Data) di dunia digital.

2. Literasi Teknologi

Literasi teknologi terkait dengan bagaimana cara memahami kerja mesin, aplikasi teknologi, dan menggunakan produk teknologi untuk mendapatkan hasil maksimal.

3. Literasi Manusia

Literasi manusia terkait dengan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

Dalam kaitan ini, literasi baru dapat membuat seseorang lebih meningkatkan kemampuannya memanfaatkan pengadaan fasilitas yang canggih.

Di era revolusi industri 4.0 seseorang harus mempunyai values atau nilai-nilai soft skills, empati, dan kolaborasi yang mendasari ke depan.

Kondisi perpustakaan saat ini menunjukkan bahwa inovasi layanan perpustakaan mulai tumbuh dan berkembang secara refleksif. Agar perpustakaan tidak di tinggal lari dan agar pengguna tidak semakin berkurang, maka perpustakaan harus tanggap dalam menyambut perubahan ini. Tuntutan

(32)

kemudahan akses informasi yang serba instan, tepat, dan adanya ketersediaan fasilitas yang di aplikasikan akan mempresentasikan melalui layanan informasi yang di layankan perpustakaan (Khadijah, 2018).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Penelitian pertama dilakukan oleh Christina Natalya Purba mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Universitas Sumatera Utara (2015) dengan judul skripsi Analisis Literasi Informasi Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas HKBP Nommensen. Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan tema literasi informasi dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu pada subjek dan indikator dalam mengukur literasi informasi. Penelitian tersebut subjeknya adalah mahasiswa psikologi semester II, IV, dan VI sedangkan penulis subjeknya adalah seluruh pengguna perpustakaan. Indikator yang digunakan penelitian tersebut menggunakan Psychology Information Literacy Standards sedangkan penulis menggunakan Seven Faces of Literacy Information.

Penelitian kedua dilakukan oleh Ingrid Shela Devina mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2018) dengan judul skripsi Kemampuan

(33)

Literasi Informasi Mahasiswa STEI SEBI. Penelitian ini memilik persamaan yaitu untuk mengetahui literasi informasi mahasiswa dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Perbedaan penelitian ini terletak pada model literasi yang digunakan oleh penelitian tersebut yaitu medel Empowering Eight (E8) sedangkan penulis menggunakan model Seven Faces of Literacy Information.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Hartati Ratna Juwita dan Ida Hamidah (2018) dengan judul penelitian Evaluasi Kemampuan Literasi Informasi Mahasiswa Universitas Kuningan. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu untuk mengetahui literasi informasi mahasiswa. Perbedaan penelitian ini yaitu metode penelitian dan indikator yang digunakan. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian dekskriptif eksperimen sedangkan penulis menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian tersebut menggunakan indikator literasi informasi yang ditetapkan oleh CEMA (Colorado Educational Media Association, 1996) sedangkan penulis menggunakan Seven Faces of Literacy Information.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian.

Menurut Sugiyono (2012: 13) “penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Metode penelitian kuantitatif yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) diartikan sebagai:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Jalan Kapten Muchtar Basri No. 3 Glugur Darat II, Medan Timur, Medan. Pemilihan tempat dan lokasi penelitian didasarkan karena adanya masalah dalam kemampuan literasi informasi pengguna dan pentingnya penerapan

(35)

kemampuan literasi informasi kepada pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

Dalam sebuah penelitian terdapat sebuah populasi sebagai objek kajian yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2013: 173) populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Jadi yang dimaksud populasi adalah individu yang memiliki sifat yang sama walaupun persentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai obyek penelitian.

Populasi penelitian ini adalah seluruh pengguna aktif Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tahun 2018/2019 yang berjumlah 23.467 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengukuran sampel merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dalam melaksanakan penelitian suatu objek. Untuk menentukan besarnya sampel bisa dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi penelitian. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi atau dapat menggambarkan keadaaan populasi yang sebenarnya, dengan istilah lain harus representatif (mewakili).

(36)

Untuk mengetahui sampel dari penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Slovin:

dibulatkan

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir 10 %

Maka diperoleh sampel pada penelitian ini sebanyak 100 orang. Teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel adalah aksidental sampling.

Menurut sugiyono (2009: 85) “aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu pengguna aktif perpustakaan yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”.

(37)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel yang diungkap dalam definisi konsep secara operasional, praktik, dan nyata dalam lingkup obyek penelitian/obyek yang diteliti. Menurut Singarimbun dan Efendi (2002: 46),

“definisi operasional atau mengoperasionalisasi variabel adalah petunjuk bagaimana suatu veriabel diukur, dengan membaca definisi operasional dalam penelitian maka diketahui baik buruknya variabel tersebut”.

Menurut Sugiyono (2011: 38), “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Dengan demikian, variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kuantitas, mutu standar dan sebagainya”.

Terdapat beberapa jenis variabel dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan variabel tunggal dikarenakan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah bagaimana literasi informasi pengguna perpustakaan UMSU.

3.5 Operasional Variabel

Operasional variabel diperlukan guna menentukan jenis dan indikator dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini, serta bertujuan untuk menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel. Sub variabel dalam penelitian ini berbentuk tahapan sesuai dengan teori literasi informasi Seven Faces of Information Literacy yang telah dianalisis oleh penulis. Sub variabel sendiri

(38)

merupakan hal-hal yang menunjukkan sesuatu yang dapat dijadikan keterangan penunjang tentang sesuatu hal lainnya atau dapat dijadikan untuk mengukur perubahan. Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 30 pertanyaan yang disesuaikan berdasarkan teori Seven Faces of Information Literacy.

Tabel 3.1: Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Nomor

Soal

Jumlah Soal Seven Faces

of

Information Literacy (Bruce, 2003)

1. The IT experience (Pengalaman teknologi informasi)

a. Melakukan

penelusuran informasi baik melalui media tercetak atau online.

b. Melakukan wawancara,

kunjungan lapangan, atau penelitian lainnya.

1-5 5

2. The information sources experience (Penentuan sumber informasi)

a. Memilih referensi tentang informasi yang relevan

b. Menentukan sumber mana saja yang terlalu mudah, sulit, atau sesuai.

c. Mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau pengorganisasian informasi.

6-8 3

3. The Information Process Experience (Proses pencarian informasi)

a. Mengidentifikasi topik/subjek

b. Memahami apa yang harus diperlukan

9-13 5

4. The information- control experience (Pengendalian informasi)

a. Memeriksa kembali informasi

b. Memeriksa fakta dan opini

c. Memeriksa ada atau tidak adanya bias diantara sumber

14-18 5

5. The knowledge a. Menyiapkan 19-22 4

(39)

construction experience (Membuat informasi)

informasi

menggunakan bahasa sendiri

b. Mengambil semua informasi yang ada c. Menyeleksi daftar

pustaka informasi yang didapat 6. The knowledge

extension experience

(Mengembangkan informasi)

a. Menerima masukan dari pendengar b. Menilai kinerja kita

sebagai tanggapan atas penilaian

c. Melihat lagi informasi lain

23-27 5

7. The wisdom experience (Menggunakan informasi)

a. Mengusahakan menggunakan pengetahuan baru yang diperoleh b. Memasukkan ulang

pengetahuan yang didapat

28-30 3

JUMLAH 30

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Kuesioner

Mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada reponden yaitu pengguna Perpustakaan UMSU.

(40)

3.7 Jenis Dan Sumber Data

Seluruh informasi yang diperoleh berdasarkan jenis dan sumbernya yaitu : 1. Data primer

Data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil skor menggunakan kuesioner literasi informasi yang telah disediakan penulis.

2. Data sekunder

Data yang mendukung data primer yang diperoleh dari pihak perpustakaan seperti informasi mengenai kondisi perpustakaan, kegiatan literasi informasi perpustakaan, serta informasi jumlah mahasiswa yang ada.

3.8 Analisis Data

Semua data yang berasal dari kuesioner diolah sehingga menghasilkan deskripsi jawaban yang akan dipersentasekan. Data yang terkumpul dari penyebaran kuesioner dianalisis menggunakan metode deskriptif. Data tersebut disusun ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya. Penghitungan persentase menggunakan dengan menggunakan rumus. Setelah data dipersentasekan, kemudian dikelompokkan atau ditabulasikan.

Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, peneliti menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

(41)

Keterangan:

P = Persentase

F = Jumlah jawaban yang diperoleh

n = Sampel

Untuk menafsirkan besarnya persentase yang dibuat dari tabel tabulasi data, maka peneliti menggunakan penafsiran sebagai berikut:

Jika memiliki persentase 1-25 % : Sebagian kecil Jika memiliki persentase 26-49% : Hampir setengah Jika memiliki persentase 50 % : Setengah

Jika memiliki persentase 51-75 % : Sebagian besar Jika memiliki persentase 76-99% : Pada umumnya

Jika memiliki persentase 100% : Seluruhnya (Arikunto, 2005)

(42)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identitas Responden

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai literasi informasi pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara berdasarkan model literasi Seven Faces of Information Literacy. Penelitian ini berlangsung di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang telah disebarkan kepada 100 pengguna perpustakaan dan dikembalikan kepada penulis dengan jumlah yang sama 100 kuesioner (100%) selanjutnya kuesioner ditabulasi. Berikut ini adalah identitas responden yang mengisi kuesioner:

Tabel 4.1: Identitas Responden

Fakultas Program Studi Frekuensi Persentase (%) Fakultas Agama Islam Pendidikan Guru Raudhatul

Athfal

6 6%

Perbankan Syariah 9 9%

Bisnis dan Manajemen Syariah

3 3%

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Bimbingan dan Konseling 6 6%

Pendidikan Matematika 4 4%

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

7 7%

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Ilmu Kesejahteraan Sosial 4 4%

Ilmu Administrasi Negara 3 3%

Ilmu Komunikasi 5 5%

Fakultas Pertanian Agroekoteknologi 8 8%

Teknologi Hasil Pertanian 6 6%

Agribisnis 5 5%

Fakultas Ekonomi Ekonomi Pembangunan 3 3%

Manajemen 4 4%

Akuntansi 3 3%

(43)

Fakultas Hukum Ilmu Hukum 5 5%

Fakultas Teknik Teknik Sipil 4 4%

Teknik Elektro 6 6%

Teknik Mesin 9 9%

JUMLAH 100 100%

4.2 Literasi Informasi Pengguna Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

4.2.1 The IT experience (Pengalaman teknologi informasi)

The IT experience (pengalaman teknologi informasi) adalah bagaimana

melakukan penelusuran informasi yang baik dan benar yang harus dimiliki oleh pengguna perpustakaan yang dilihat dari 5 aspek pertanyaan yang harus dijawab dengan benar. Jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban dinilai “salah”.

1. Di bawah ini merupakan nama-nama Search Engine (Mesin Pencari), kecuali?

a. Google c. Altavista

b. Yahoo d. Scribd

Tabel 4.2: Menentukan Search Engine

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

D Benar 52 52%

Salah 48 48%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar (52%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui jenis-jenis Search Engine (mesin pencari) untuk menemukan informasi dan hampir setengah (48%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui jenis-jenis search engine (mesin pencari) untuk menemukan informasi.

(44)

Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU sudah mengetahui jenis-jenis search engine termasuk yang bukan kelompok search engine.

2. Apabila ingin mendapatkan informasi dari internet mengenai kesehatan gigi, situs manakah yang akan dikunjungi?

a.www.indonesiakaya.com c. www.harakahislamiyah.com b.www.tanyapepsodent.com d. www.bappenas.go.id

Tabel 4.3: Identifikasi Situs Khusus

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

B Benar 98 98%

Salah 2 2%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa pada umumnya (98%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui alamat situs untuk mencari suatu subjek tertentu dan hanya sebagian kecil (2%) pengguna yang tidak mengetahui alamat situs untuk mencari suatu subjek tertentu.

Dari data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa pada umumnya pengguna perpustakaan UMSU mengetahui alamat situs khusus untuk mencari suatu subjek tertentu sehingga memudahkan mereka dalam menemukan informasi yang tepat.

3. Ketika mencari informasi dari adegan sebuah film, bisa didapat pada?

a. Bentuk b, c, dan d c. Bahan Digital/Elektronik b. Bahan Tercetak d. Bahan Microfis

(45)

Tabel 4.4: Identifikasi Isi Dokumen

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

D Benar 37 37%

Salah 63 63%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar (63%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui media apa yang diperlukan untuk setiap bentuk dokumen informasi dan hampir setengah (37%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui media apa yang diperlukan untuk setiap bentuk dokumen informasi.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui media apa yang diperlukan untuk mengetahui isi informasi dalam setiap bentuk dokumen seperti film.

4. Tipe dokumen dapat diketahui melalui tiga huruf terakhir yang berada pada URL-nya (Uniform Resource Locators). Maka, tiga huruf terakhir yang menunjukan tipe dokumen gambar/image adalah?

a. .jpg, .gif, . tif b. .ppt, .pps, .pdf c. .waf, .mp3 dan .wmv d. .ppt, .jpg dan .waf

Tabel 4.5: Identifikasi Tipe Dokumen

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

A Benar 71 71%

Salah 29 29%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar (71%)

(46)

informasi dengan baik dan benar dan hampir setengah (29%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui tipe dokumen sebuah informasi dengan benar.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mengetahui tipe dokumen sebuah informasi yang diperoleh dengan benar.

5. Dibawah ini merupakan referensi karya ilmiah adalah?

a. Microsoft Academic b. Google Scholar c. Jurnal Online LIPI d. a, b, c, benar

Tabel 4.6: Identifikasi Referensi Karya Ilmiah

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

D Benar 55 55%

Salah 45 45%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar (55%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui jenis situs yang memuat referensi karya ilmiah dan hampir setengah (45%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui jenis situs yang memuat referensi karya ilmiah.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mengetahui jenis situs yang memuat informasi referensi suatu karya ilmiah.

Berdasarkan kelima aspek petanyaan di atas pada sub variabel pertama literasi informasi dapat dikatakan bahwa pengguna perpustakaan UMSU sudah memiliki pengalaman teknologi informasi yang sesuai hanya

(47)

saja dalam identifikasi beberapa jenis dokumen masih ada pengguna yang belum begitu mengetahui cara memperoleh informasinya.

4.2.2 The information sources experience (Penentuan sumber informasi) The information sources experience (penentuan sumber informasi) adalah

bagaimana memilih referensi, menentukan sumber, dan mencatat informasi yang harus dimiliki oleh pengguna perpustakaan yang dilihat dari 3 aspek pertanyaan yang harus dijawab dengan benar. Jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban dinilai “salah”.

6. Untuk memastikan informasi yang terdapat di dalam sebuah artikel berkualitas dilihat dari?

a. Daftar Pustaka / Bibliografi c. Judul

b. Penulis d. Tahun terbit

Tabel 4.7: Identifikasi Kualitas Artikel

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

A Benar 74 74%

Salah 26 26%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 bahwa sebagian besar (74%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui bagaimana melihat informasi berkualitas dengan tepat dan hampir setengah (26%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui bagaimana melihat informasi berkualitas dengan tepat.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mampu mengidentifikasi informasi berkualitas dan tepat dengan melihat daftar pustaka/bibliografi.

(48)

7. Sumber informasi yang tepat untuk menemukan informasi paling terbaru mengenai penyalahgunaan obat-obatan yaitu?

a. Kamus c. Ensiklopedia

b. Buku d. Jurnal

Tabel 4.8: Identifikasi Informasi Terbaru

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

D Benar 31 31%

Salah 69 69%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.8 bahwa hampir setengah (31%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui media untuk menemukan informasi mutakhir dan terpercaya dan sebagian besar (69%) pengguna perpustakaan UMSU belum mengetahui media untuk menemukan informasi mutakhir dan terpercaya.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU belum mengetahui media apa yang paling tepat untuk menemukan informasi yang mutakhir dan terpercaya.

8. Ketika mencari database yang sesuai dengan subjek yang dicari, database tersebut merekomendasikan untuk menggunakan istilah spesifik. Untuk mengidentifikasi istilah ini menggunakan?

a. Ideogram c. Kamus

b. Tesaurus d. Search Engine

(49)

Tabel 4.9: Identifikasi Istilah di Database

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

B Benar 31 31%

Salah 69 69%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.9 bahwa hampir setengah (31%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui bagaimana mengidentifikasi subjek dengan istilah spesifik dan sebagian besar (69%) pengguna perpustakaan UMSU belum mengetahui bagaimana mengidentifikasi subjek dengan istilah spesifik.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU belum mengetahui bagaimana mengidentifikasi subjek dengan istilah spesifik melalui tesaurus.

Berdasarkan ketiga aspek petanyaan di atas pada sub variabel kedua literasi informasi dapat dikatakan bahwa pengguna perpustakaan UMSU sudah mampu melihat infromasi yang berkualitas namun masih kurang dalam media dan menemukan informasi yang spesifik.

4.2.3 The Information Process Experience (Proses pencarian informasi) The Information Process Experience (proses pencarian informasi) adalah

bagaimana memilih referensi, menentukan sumber, dan mencatat informasi yang harus dimiliki oleh pengguna perpustakaan. Dilihat dari 5 aspek pertanyaan yang harus dijawab dengan benar. Jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban dinilai “salah”.

(50)

9. Untuk mengetahui isi dari sebuah buku, maka bagian utama dari buku yang bisa memberikan informasi adalah?

a. Judul c. Isi dokumen

b. Daftar isi d. Daftar pustaka

Tabel 4.10: Identifikasi Informasi Melalui Buku

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

B Benar 66 66%

Salah 34 34%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.10 bahwa sebagian besar (66%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui bagaimana melihat informasi utama yang terdapat pada buku dan hampir setengah (34%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui bagaimana melihat informasi utama yang terdapat pada buku.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mengetahui bagaimana melihat informasi utama yang terdapat pada buku melalui daftar isi, penulis, dan judul.

10. Ada beberapa strategi penelusuran informasi melalui internet.

Manakah yang disebut sebagai strategi Boolean Operator?

a. Penggunaan tanda AND, OR, dan NOT b. Pencarian dengan kata kunci

c. Penggunaan tanda (“) d. Potongan kata

(51)

Tabel 4.11: Strategi Boolean Operator

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

A Benar 41 41%

Salah 59 59%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.11 bahwa hampir setengah (41%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui dan mampu memahami strategi Boolean Operator dalam strategi penelusuran informasi dan sebagian besar (59%) pengguna perpustakaan UMSU belum mengetahui strategi Boolean Operator dalam strategi penelusuran informasi.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU belum mengetahui memahami strategi Boolean Operator dalam strategi penelusuran informasi. Dengan menggunakan strategi ini maka dapat membantu mempermudah mencari informasi dengan memperluas dan mempersempit cakupan informasi yang ingin dicari.

11. Ketika mencari Informasi untuk mengerjakan makalah ilmiah tahapan awal yang dilakukan adalah?

a. Melihat ensiklopedia c. Membaca Berita b. Mengidentifikasi topik/subjek d. Mencari referensi

Tabel 4.12: Tahapan Menyusun Makalah

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

B Benar 52 52%

Salah 48 48%

Jumlah 100 100%

(52)

Berdasarkan Tabel 4.12 bahwa sebagian besar (52%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui tahapan awal untuk mencari informasi yang tepat dan hampir setengah (48%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui tahapan awal untuk mencari informasi yang tepat.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mengetahui tahapan awal untuk mencari informasi yang tepat dengan mengidentifikasi topik/subjek.

12. Untuk mengetahui subyek dari sebuah dokumen, maka bagian yang pertama kali dilihat adalah?

a. Abstrak c. Isi dokumen

b. Daftar isi d. Daftar pustakanya Tabel 4.13: Identifikasi Subjek Dokumen

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

A Benar 62 62%

Salah 38 38%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.13 bahwa sebagian besar (62%) pengguna perpustakaan UMSU mampu melihat subjek suatu dokumen dan hampir setengah (38%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mampu melihat subjek suatu dokumen.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mampu melihat subjek suatu dokumen dengan benar ketika akan melakukan pencarian informasi.

(53)

13. Ketika mencari informasi, hal yang pertama dilakukan adalah?

a. Meminta bantuan kepada pihak lain

b. Merumuskan terlebih dahulu langkah untuk memperoleh informasi c. Tidak melakukan apapun hingga ada yang membantu

d. Langsung melakukan penelusuran

Tabel 4.14: Bantuan Mencari Informasi

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

B Benar 68 68%

Salah 32 32%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.14 bahwa sebagian besar (68%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui langkah awal ketika melakukan pencarian informasi dan hampir setengah (32%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui langkah awal ketika melakukan pencarian informasi.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mengetahui langkah awal ketika melakukan pencarian informasi dengan merumuskan terlebih dahulu topik dalam sebuah informasi.

Berdasarkan kelima aspek petanyaan di atas pada sub variabel ketiga literasi informasi dapat dikatakan bahwa pengguna perpustakaan UMSU sudah mampu dalam proses pencarian informasi dengan benar dan sebagian pengguna perpustakaan UMSU belum mengetahui strategi Boolean Operator dalam strategi penelusuran informasi.

(54)

4.2.4 The information-control experience (Pengendalian informasi)

The information-control experience (pengendalian informasi) adalah

bagaimana memeriksa ulang informasi sesuai fakta, opini, dan sumber yang tepat yang harus dimiliki oleh pengguna perpustakaan. Dilihat dari 5 aspek pertanyaan dan jawaban selain kunci jawaban dinilai “salah”.

14. Jika informasi dicari menggunakan subjek yang telah ditentukan belum ditemukan, apa yang sebaiknya dilakukan?

a. Langsung menuliskan informasi tersebut b. Membaca kembali apakah informasi cocok c. Membiarkan saja

d. Memeriksa kembali informasi menggunakan kata kunci yang lain Tabel 4.15: Evaluasi Langkah Penelusuran

Kunci Jawaban Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

B Benar 38 38%

Salah 62 62%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan Tabel 4.15 bahwa sebagian besar (68%) pengguna perpustakaan UMSU mengetahui langkah awal ketika melakukan pencarian informasi dan hampir setengah (32%) pengguna perpustakaan UMSU tidak mengetahui langkah awal ketika melakukan pencarian informasi.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengguna perpustakaan UMSU mengetahui langkah awal ketika melakukan pencarian informasi dengan merumuskan terlebih dahulu topik dalam sebuah informasi.

Gambar

Tabel 3.1: Operasional Variabel
Tabel 4.1: Identitas Responden
Tabel 4.2: Menentukan Search Engine
Tabel 4.3: Identifikasi Situs Khusus
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik.Menurut E. Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda

Dengan dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemakai (user) dalam pencatatan pendaftaran peserta dan dapat membantu proses penyimpanan data siswa sehingga tidak

SOPP POS merupakan layanan payment point yang berbasis elektronik yang disiapkan untuk dapat melayani transaksi Pembayaran tagihan, Penerimaan setoran, Penarikan tunai,

Public Notification on upcoming RSPO Certification Assessment of PT Dharma Satya Nusantara Palm Oil Mill 3 and its Supply Base, PT Dharma Intisawit Nugraha and PT Dewata

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume II-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva del

P + Q, yang didefinisikan sebagai jumlah (sum) dua buah himpunan ganda, adalah suatu multiset yang multiplisitas unsurnya sama dengan penjumlahan dari multiplisitas

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume II-5, 2014 ISPRS Technical Commission V Symposium, 23 – 25 June 2014, Riva del