BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam sesi ini, peneliti memberi gambaran jelas mengenai jenis, waktu dan
tempat, subyek, instrument penelitian serta langkah-langkah yang dilakukan untuk
memperoleh data yang dibutuhkan, proses pengambilan data dan cara menganalisa
data yang ada untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
3.1Jenis atau Tipe penelitian
Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif di mana diskusinya
difokuskan pada jenis data yang bersifat kualitatif. Moleong (2000) mendefinisikan
metode kualitatif sebagai suatu metode penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, persepsi,
tidakan dan lain-lain secara holistik dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
bahasa dalam konteks tertentu dengan menggunakan metode ilmiah. Menurut
Poerwandari (2005) ada beberapa tipe penelitian namun dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tipe penelitian studi kasus. Studi kasus didefenisikan sebagai fenomena
khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas, walau batas fenomena dan
konteks tidak sepenuhnya jelas. Pendekatana studi kasus membuat diperolehnya
pemahaman utuh dan terintergrasi mengenai interelasi berbagai fakta dan dimenasi
dari kasus khusus yang di angkat. Tipenya adalah study kasus intrinsik yang
dilakukan karena ketertarikan dan kepedulian pada kasus khusus dan untuk
memahami secara utuh kasus yang ada tanpa bertujuan menghasilkan kosep dan tanpa
upaya untuk mengenreralisasikannya (Poerwandari, 2005)
Jenis data yang ada dalam penelitian ini bukanlah data yang bersifat
numerikal tetapi data yang diperoleh melalui pertanyaan terbuka atau wawancara di
mana lebih mengkaji dan mendeskripsikan peran, gagasan serta pemikiran partisipan
berhubungan dengan topik yang diteliti. Selain itu juga peneliti menggunakan
panduan observasi dan dokumentasi untuk membandingkan dan menambahkan data
partisipan yang dilakukan serta pendapat mereka tentang pentingnya cara atau
tindakan (peran) tersebut dalam proses pembentukan moral anak pada masa
prasekolah.
3.2Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk mewujudkan penelitian ini serta menjawab rumusan masalah yang ada,
penulis memilih TK Kristen 03 Eben Heazer, Salatiga sebagai institusi yang dituju.
Lembaga ini berlokasi di Salatiga, propinsi Jawa Tengah. Lembaga tersebut adalah
suatu institusi yang mempersiapkan anak-anak prasekolah (AUD) untuk memasuki
masa sekolah atau tingkatan pendidikan yang lebih tinggi, termasuk persiapan moral
anak.
Selama proses penelitian, penulis berupaya mengumpulkan data melalui
wawancara untuk memperoleh detail data yang diperlukan dalam menjawab rumusan
masalah yang ada. Menurut Sarosa (2012) dalam penelitian kualitatif, memiliki
jangka waktu penelitian yang bervariasi dan peneliti dapat mengakhiri penelitian
ketika telah mendapat pemahaman terhadap situasi yang telah diteliti dan tidak ada
lagi temuan baru. Tentunya peneliti harus memastikan data yang terkumpul telah
memadai untuk menjawab permasalahan. Berdasarkan hal tersebut maka durasi
waktu dalam penelitian ini, disesuaikan dengan situasi dalam penelitian dan peneliti
telah mendapatkan data yang dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan faktor terpenting dalam sebuah proses
penelitian. Dari subjek penelitian akan diperoleh berbagai data yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan yang menjadi topik utama pelaksanaan penelitian. Menurut
Sarantoks dalam Poerwandari (2005) menentukan partisipan dalam penelitian
kualitatif, pada umumnya menampilkan karakteristik sebagai berikut:
a. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, namun pada kasus tipikal
b. Tidak ditentukan kaku sejak awal, namun dapat berubah dalam hal jumlah
maupun karakteristik sampel, sesuai pemahaman konseptual yang
berkembang dalam penelitian
c. Tidak diarahkan dalam keterwakilan dalam artian jumlah atau peristiwa acak,
melainkan pada kecocokan konteks.
Dari beberapa prosedur di atas, maka berikut merupakan karakteristik
partisipan, teknik pengambilan partisipan dan jumlah partisipan yang peneliti
gunakan dalam penelitian ini.
3.3.1 Karakterisitik Partisipan
Berikut merupakan beberapa karakteristik yang peneliti gunakan untuk
menentukan partisipan yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini. Karakteristik
tersebut antara lain partisipan tercatat sebagai guru aktif yang mengajar dalam dunia
pendidikan anak usia dini, tercatat sebagai guru tetap dan mengabdi dalam lembaga
TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga di atas lima tahun dan memiliki pengalaman
dalam mengembangkan moral anak serta partisipan memiliki kualifikasi pendidikan
Sarjana (S1).
3.3.2 Teknik Pengambilan Partisipan
Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2005) teknik pengambilan sampel dalam
penelitian kualitatif harus disesuaikan dalam masalah dan tujuan penelitian. Untuk itu
berdasarkan masalah dan tujuan dari penelitian ini maka partisipan yang diambil
perlu untuk memenuhi kriteria partisipan yang telah dipaparkan sebelumnya. Oleh
karena itu, teknik pengambilan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling atau teknik sampling bertujuan.
Teknik purposive sampling atau teknik sampling dicirikan dengan adanya
usaha untuk memperoleh sampel yang representatif atau sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan (Kerlinger & Lee, 2000). Dalam penentuan ini, sample penelitian tidak
diambil secara acak tetapi dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya serta ditanyakan kesediaanya untuk berpartisipasi sebagai subjek
melakukannya dengan menemui kepala sekolah yang notabene mempunyai dan
mengetahui mengenai informasi guru yang ada. Kemudian peneliti menentukan
partisipan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam memahami peran guru
dalam pembentukan moral anak.
3.3.3 Jumlah Partisipan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam penelitian kualitatif tidak
diarahkan pada jumlah sampel yang besar, namun pada kasus tipikal sesuai dengan
kekhususan masalah (Sarantoks dalam Poerwandari (2005). Untuk itu, dalam
penelitian ini, peneliti tidak mengambil sampel dalam jumlah yang besar namun lebih
mengarahkan pada kedalaman informasi yang didapatkan dari partisipan sehingga
dapat menjawab rumusan masalah yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti membagi
partisipan kedalam dua kategori yaitu partisipan inti dan partisipan tambahan.
a. Partisipan Inti
Partisipan dalam penelitian ini adalah para guru dari anak-anak usia dini
(AUD) atau anak-anak prasekolah yang tergabung dalam TK Kristen 03 Eben
Heazer, Salatiga. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang
guru dan semuanya akan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama
(diwawancarai) untuk mengetahui cara dan tindakan (peran) yang dilakukan
serta pendapat mereka tentang pentingnya cara atau tidakan (peran) tersebut
dalam membentuk moral anak pada masa prasekolah untuk mempersiapkan
mereka memasuki masa sekolah.
b. Partisipan Tambahan (sumber informasi)
Selain partisipan inti, ada subjek lain yang menjadi sumber informasi dalam
proses pengumpulan data. Kehadiran sumber informasi tersebut bukan
sekedar untuk mengecek kebenaran atau kesalahan informasi yang diberikan
oleh partisipan inti tetapi juga meningkatkan pemahaman peneliti tentang data
yang telah dikumpulkan. Subjek yang menjadi sumber informasi dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah. Sebagaimana kita ketahui bahwa kepala
yang di lakukan oleh guru. Kepala sekolah juga mempunyai wewenang dalam
menilai dan memberi pengarahan kepada guru dalam proses pemberian ilmu
didalam maupun diluar kelas dalam lingkup sekolah. Oleh karena itu,
informasi dari kepala sekolah akan sangat membantu memperkuat data atau
informasi yang ada.
3.4Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi (pengamatan) dan dokumentasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh
informasi dan data yang lengkap mengenai peran guru dalam upaya pembentukan
moral anak usia 4-5 tahun.
a. Metode Wawancara
Wallace (2006) mengatakan bahwa pertanyaan membantu mengorganisir
wawancara: pengetahuan, pendapat, ide serta pengalaman partisipan. Sementara itu,
Kunandar (2008) mengatakan bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan
masalah yang diteliti. Menurut Holloway & Wheeler (1996) penelitian kualitatif
umumnya menggunakan wawancara tidak berstruktur atau semi berstruktur, sehingga
didalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik in-depth interview dengan jenis
interviewnya adalah semi terstruktur. Dalam proses wawancara ini, peneliti hanya
mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan inti (pedoman) yang akan ditanyakan kepada
partisipan. Selanjutnya, jawaban partisipan akan membuka kesempatan bagi peneliti
untuk semakin mendalam memunculkan pertanyaan-pertanyaan lain yang nantinya
menjawab pertanyaan penelitian.
b. Metode Observasi
Menurut Poerwandari (2005) istilah observasi diarahkan pada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan
Kunandar (2008) mengemukakan bahwa observasi atau pengamatan adalah kegiatan
pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek suatu tindakan telah mencapai
sasaran. Oleh karena itu, selain menggunakan metode wawancara, peneliti juga
menggunakan metode observasi sebagai bagian dari proses pengumpulan data yang
lebih akurat dan valid. Peneliti menyiapkan anduan observasi untuk membantu
peneliti merancang secara sistematis tentang apa saja yang akan diamati dan ini
mempermudah peneliti ketika melakukan observasi untuk mendapatkan data
mengenai peran guru dalam upaya pembentukan moral anak usai 4-5 tahun.
c. Dokumentasi
Esterberg dalam Sarosa (2012) mengungkapkan bahwa dokumentasi
merupakan segala materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia.
Dokumentasi berguna bagi peneliti yang ingin mendapatkan informasi mengenai
suatu peristiwa. Untuk itu, peneliti juga mengunakan dokumentasi untuk
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian yaitu peran seorang
guru dalam upaya pembentukan moral anak usia 4-6 tahun.
3.5Alat Pengumpul Data
Untuk memperoleh data yang akurat serta mendetail mengenai cara dan
tindakan (peran) yang dilakukan serta pendapat para partisipan tentang pentingnya
peran tersebut dalam rangka membangun moral anak usia 4-6 tahun, maka instrumen
yang digunakan sebagai alat pengumpul data adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi.
a. Panduan Wawancara
Sebelum pengambilan data melalai wawancara, peneliti menyusun panduan
wawancara. Panduan wawancara penting digunakan untuk membuat peneliti focus
pada informasi yang ingin digali dari partisipan. Pedoman wawancara berfokus pada
subyek area tertentu yang diteliti, tetapi dapat direvisi setelah wawancara karena ide
yang baru muncul belakangan. Peneliti dapat menghemat waktu melalui cara ini.
Panduan wawancara yang disusun berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan
karakteristik menjadi seorang guru, gambaran peran guru dalam pembentukan moral
anak serta hambatan-hambatan yang dialami selama proses pembentukan moral anak.
Wawancara dilakukan sesuai dengan panduan yang ada. Peneliti juga mencatat
menggunakan field note untuk mencatat hasil-hasil observasi mengenai partisipan
selama wawancara berlangsung.
b. Panduan Observasi
Panduan observasi membantu peneliti untuk mendapatkan
informasi-informasi yang diperoleh selain dari wawancara. Observasi dilakukan berdasarkan
panduan observasi yang telah disusun dan peneliti langsung melakukan observasi di
dalam kelas bagaimana proses pembentukan moral yang dilakukan oleh para guru
guna menjawab rumusan masalah. Panduan observasi juga membantu peneliti dalam
mendapat informasi serta mentriangulasi data yang didapatkan dari alat pengumpulan
data lainnya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi yang
dikumpulkan berdasarkan persetujuan dari pihak sekolah. Sebelumnya peneliti akan
menanyakan beberapa dokumen yang berkaitan dengan proses pembentukan moral
dalam hal ini rencana kegiatan, program-program sekolah yang dibuat berdasarkan
hasil kesepakatan guru, program semester yang dibuat oleh para guru dan beberapa
dokumen lain. Data dari dokumen-dokumen ini akan membantu peneliti dalam proses
analisi data.
3.6Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
dilakukan melalui tahapan wawancara. Dalam tahapan ini, peneliti akan mengajukan
pertanyaan, merekam atau mencatat setiap detail informasi penting yang disampaikan
oleh partisipan untuk memperoleh data mengenai peran guru dalam pembentukan
moral anak usia 4-6 tahun. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk
dari prosedur wawancara (Creswell, 2007) dan beberapa langkah lain yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Awalnya, peneliti mengidentifikasi partisipan berdasarkan prosedur sampling
yang telah dipilih. Peneliti kemudian merancang pertanyaan-pertanyaan inti yang
akan ditanyakan selama proses wawancara sekaligus menyiapkan alat perekam yang
sesuai. Kemudian peneliti bersama partisipan menetapkan waktu dan tempat yang
ideal untuk melakukan wawancara. Apabila telah terjadi kesepakatan, peneliti
kemudian menjumpai satu persatu partisipan untuk mewawancarai mereka.
Selanjutnya, peneliti memberikan inform consent (informasi awal yang berhubungan
dengan proses wawancara) kepada partisipan. Proses wawancara dilakukan selama
kurang lebih 20-30 menit. Selama proses wawancara, peneliti menggunakan perekam
audio atau suara untuk merekam semua informasi yang dibeberkan oleh partisipan.
Peneliti diharapkan menghargai partisipan dan selalu bersikap sopan santun, sebab
pewawancara yang baik adalah yang lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Kegiatan wawancara ini dilakukan tidak hanya kepada para guru sebagai
partisipan inti. Kegiatan tersebut berlanjut dengan agenda wawancara yang dilakukan
terhadap kepala sekolah sebagai sumber informasi tambahan. Data yang diperoleh
dari kepala sekolah akan dibandingkan dengan data dari partisipan inti untuk
memperkuat hasil penelitian yang diharapkan dalam menjawab pertanyaan penelitian
yang ada. Selama proses wawancara peneliti menggunakan recorder untuk merekam
semua informasi yang disampaikan oleh para guru sebagai partisipan inti serta kepala
sekolah sebagai sumber informasi tambahan. Peneliti juga menggunakan field note
sebagai sarana lain untuk menulis informasi-informasi tertentu yang tidak sempat
direkam.
Setelah melakukan wawancara, peneliti kemudian mencari informasi-informasi
tambahan yang akan memperkuat data yang didapatkan dari proses wawancara
melalui observasi. Observasi dilakukan di dalam kelas dengan melihat dan
panduan observasi yang telah ada. Setelah itu, peneliti kemudian akan
mengumpulkan beberapa dokumentasi yang diminta pada pihak sekolah dan
mempelajari isi dari dokumentasi tersebut. Hasil rekaman dan catatan fied note,
panduan observasi serta dokumentasi kemudian dipelajari dan dipahami lebih dalam
untuk dilakukan proses analisa selanjutnya.
3.7Teknik Analisa Data
Dalam proses analisa data, peneliti menggunakan pendekatan naratif untuk
menganalisa dan menginterpretasikan kembali pengalaman partisipan akan peran
mereka mengenai pentingnya proses pembentukan moral anak usia 4-6 tahun. Teknik
analisa data wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini diadaptatasi dari model
Collaizi (1978) dalam Streubert & Carpenter (2011) yang langkah-langkahnya
sebagai berikut:
1) Mengumpulkan deskripsi fenomena melalui pendapat atau pernyataan partisipan.
Pada tahapan ini, peneliti menuliskan hasil wawancara dalam bentuk naskah
transkrip. Tujuannya adalah agar dapat mendeskripsikan gambaran dari konsep
penelitian diperoleh dari data hasil penelitian.
2) Membaca serta mempelajari kembali seluruh deskrisi fenomena yang telah
disampaikan oleh semua partisipan.
3) Membaca transkrip hasil wawancara dan mengutip pernyataan-pernyataan yang
bermakna dari semua partisipan. Setelah mampu memahami pengalaman
partisipan, peneliti membaca kembali transkrip hasil wawancara serta melakukan
memilih pernyataan-pernyataan dalam naskah transkrip yang cukup signifikan dan
sesuai dengan tujuan khusus penelitian dan memilih kata kunci pada detail
pernyataan dengan menandai kata-kata kunci dimaksud.
4) Peneliti membaca kembali kata-kata kunci tersebut dan mencoba menemukan
esensi atau makna dari kata kunci tersebut untuk diuraikan artinya sekaligus
mengkategorikan.
5) Peneliti mempelajari hasil observasi dan dokumentasi untuk menguraikannya
6) Peneliti mempelajari seluruh kategori yang ada, membandingkan dan mencari
persamaan diantara kategori tersebut, dan akhirnya mengelompokan
kategori-kategori tersebut dalam sub tema dan tema.
7) Menuliskan deskripsi yang lengkap. Peneliti merangkai tema yang dibuat selama
proses analisa data dan mulai memenuliskannya menjadi sebuah deskripsi sebagai
hasil dari penelitian. Selanjutnya, hasil tersebut dibahas dalam tahap pembahasan
pada penelitian. Kelengkapan informasi yang dibutuhkan tentunya sangat penting