• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Melahirkan dengan Perantara Dukun Beranak di Desa Taramana Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor T1 152012015 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tradisi Melahirkan dengan Perantara Dukun Beranak di Desa Taramana Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor T1 152012015 BAB IV"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Taramana 1. Letak Geografis

Desa Taramana adalah salah satu dari 8 desa yang ada di Kecamatan Alor Timur Laut Kabupaten Alor. Desa Taramana terbagi menjadi 2 dusun, yaitu Dusun Satu dan Dusun Dua. Desa Taramana adalah wilayah yang strategis karena Desa Taramana menjadi pusat pergantian transportasi untuk menuju 2 wilayah yang berada di sekitar Desa Taramana yakni Desa Maukuru dan Desa Kenarimbala.

Berdasarkan letak geografis, desa Taramana berada diantara gunung Motomang dan gunung Babby serta laut Flores dengan luas 33,51 km. Desa Taramana berada di lereng gunung Motomang dengan batas wilayah sebelah timur Desa Maukuru, sebelah Barat Desa Air Mancur, sebelah Selatan Desa Kenarimbala dan sebelah Utara Laut Flores.

(2)

2. Kependudukan

[image:2.612.117.542.197.695.2]

a. Data jumlah penduduk Desa Taramana pada tahun 2015 adalah 1.049 jiwa yang terdiri dari 262 Kepala Keluarga, dengan perincian sebagai beriku:

Tabel. 1

Jumlah penduduk desa Taramana 2015

Keterangan Dusun Satu Dusun Dua Jumlah

Laki-laki 268 orang 267 orang 535 orang

Perempuan 258 orang 256 orang 514 orang

Kepela keluarga 132 orang 130 orang 262 orang

(Monografi desa Taramana tahun 2015).

b. Tingkat Pendidikan penduduk Desa Taramana. Tabel. 2 Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 53 orang 39 orang Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Play

group

-

-Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah

-

-Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 144 orang 86 orang Usia 18-56 tahun yang tidak pernah

sekolah

-

-Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat SD/Sederajat

112 orang 123 orang

(3)

Tamat SMP/Sederajat 20 orang 18 orang

Tamat SMA/Sederajat 18 orang 19 orang

Tamat D-2/Sederajat 2 orang 3 orang

Tamat D-3/Sederajat -

-Tamat S-1/Sederajat 1 orang 1 orang

Paket B 18 orang 20 orang

Jumlah 535 orang 514 orang

Jumlah Total 1.049 orang

(Sumber Arsip Desa Taramana 2015)

3. Sarana dan Prasarana Desa Taramana

[image:3.612.115.537.108.613.2]

Dari hasil penelitian sarana dan prasarana yang digunakan warga di desa Taramana cukup memadai. Sarana dan prasarana di Desa Taramana yaitu:

Tabel. 3 Sarana dan Prasarana

No Sarana Jumlah

1 Gereja 2

2 Pos Pelayanan Terpadu 1

3 Puskesmas Pembantu 1

4 Transportasi Darat (Bus Umum dan Ojek) 13 5 Pengolahan air bersih/air minum (fiber) 5

6 Mandi, Cuci, Kakus (MCK) 4

8 Gedung Sekolah Dasar 1

(4)

1. Gereja

Desa Taramana memiliki 2 Gereja yang digunakan warga Desa Taramana sebagai sarana dalam kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan seperti ibadat Minggu, dan sekolah Minggu bagi anak-anak. Banyak kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat di desa Taramana seperti ibadah Minggu, ibadah hari Raya keagamaan.

2. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Desa Taramana memiliki 1 posyandu yang digunakan sebagai sarana untuk melakukan pemeriksaan kepada ibu hamil dan anak yang berusia dibawah 5 tahun. Posyandu di Desa Taramana hanya beroperasi sekali dalam sebulan. Ada 3 bidan dan 5 kader yang mengurus ibu hamil dan bayi dalam imunisasi, fasilitas yang disediakan ialah timbangan bayi, obat dan serum untuk imunisasi bayi dan ibu hamil yang dibutuhkan.

3. Puskesmas Pembantu (Pustu)

(5)

4. Transportasi Darat

Desa Taramana memiliki 1 bus umum dan 12 ojek yang biasa digunakan masyarakat untuk bepergian ke Kecamatan dan Kabupaten, 1 bus dan 12 ojek bukan milik desa Taramana tetapi milik pribadi masyarakat desa Taramana. 5. Bangunan pengolahan air bersih atau air minum

Desa Taramana memiliki 5 unit pengolahan air bersih atau air minum. Pengolahan air bersih ini dibangun di sekitar rumah warga yang tidak memiliki kran. Bangunan air bersih dibangun pada tahun 2006 dan yang mengolah air bersih adalah masyarakat setempat yang membutuhkan air bersih tersebut.

6. Mandi, Cuci, Kakus (MCK)

Desa Taramana memiliki 4 MCK Umum sebagai salah satu sarana. Sarana toilet umum merupakan salah satu jenis toilet yang diperuntukkan untuk masyarakat umum yang berkunjung ke suatu tempat, MCK Umum dibangun sebanyak 3 buah di sekitar rumah warga dan di lingkungan gereja ada 1 buah. 7. Sekolah Dasar (SD)

(6)

4. Kehidupan Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari, individu selalu melakukan hubungan sosial dengan individu lain atau kelompok-kelompok tertentu. Hubungan sosial yang terjadi antar individu maupun antar kelompok tersebut juga dikenal dengan istilah interaksi sosial. Interaksi antara berbagai segi kehidupan yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari itu membentuk suatu pola hubungan yang saling mempengaruhi sehingga membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat. Masyarakat mempunyai bentuk struktural, seperti kelompok sosial dan lembaga sosial, tetapi semuanya itu mempunyai derajat dinamika tertentu yang menyebabkan pola perilaku berbeda-beda. (Tri Widiarto, 2008: 2).

(7)

dipelajari, diresapi oleh anggota masyarakat sejak kecil melalui proses sosialisasi dan enkulturasi. (Widiarto, 2008:18).

Struktur sosial masyarakat desa Taramana dilihat dari monografi desa Taramana, sebagai berikut:

Dalam kehidupan sosial masyarakat di desa Taramana idealnya terjalin baik karena masyarakat di desa Taramana hidup berdampingan secara rukun, penuh toleransi, saling menolong, saling menghormati satu dengan yang lain dan tanpa

Kepala Desa

Kepala Urusan Pembangunan

Kepala Urusan Pemerintahan

Kepala Urusan Umum

Dusun Satu Dusun Dua

RW RT RW

RT

(8)

membandingkan suku atau membedakan status sosial. Dalam hal ini masyarakat desa Taramana membentuk interaksi sosial agar terjalin baik dengan adanya kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan seperti kerja bakti, tolong menolong, berpartisipasi dalam kegiatan yang sifatnya saling membutuhkan antara satu individu dengan individu lainnya dan saling menghargai antar sesama. Hal ini terus dipertahankan oleh masyarakat desa Taramana agar tercipta rasa aman dan tidak ada kesenjangan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

5. Kehidupan Ekonomi

Dilihat dari kondisi wilayah desa Taramana yang berada di antara pegunungan dan lautan, kehidupan masyarakat desa Taramana mayoritas bekerja sebagai petani, nelayan dan peternak. Profesi lain yang dikerjakan oleh masyarakat desa adalah sebagai: tukang ojek, montir, sopir, penenun, dan tukang kayu.

(9)

Selain dari hasil perkebunan, masyarakat juga bergantung dari hasil peternakan. Masyarakat beternak berbagai macam hewan ternak seperti: sapi, babi, kambing, dan ayam. Hasil perternakan tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan dan ternak yang dipelihara oleh masyarakat, biasanya dijual pada saat salah satu anggota masyarakat meninggal dan menikah.

[image:9.612.113.536.193.680.2]

Masyakarat desa Taramana juga bukan hanya bergantung pada ternak dan perkebunan tetapi mereka juga bergantung pada pekerjaan lain seperti: hasil penjualan ikan, hasil menenun berupa kain tenun, sarung, selendang, selimut dan syall yang biasa digunakan sebagai maskawin dalam acara pernikahan dan kematian, hasil ojek, hasil tukang kayu, dan hasil dari usaha bengkel. Hasil yang didapatkan masyarakat melalui berbagai macam profesi yang sudah dijabarkan diatas membantu masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari (Wawancara bapak Eliase Awengkari: 1 Januari 2016).

Tabel. 4

Mata Pencarian Pokok

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1 Petani 208 orang 741 orang

2 Montir 4 orang

-3 Nelayan 20 orang

-4 Pengusaha kecil dan menengah 6 orang

-5 PNS 8 orang 6 orang

(10)
[image:10.612.115.531.140.610.2]

Tabel. 5

Mata Pencarian Tambahan

No Jenis Pekerjaan Jumlah orang

1 Ojek 12

2 Sopir 2

3 Tokoh 25

4 Tukang kayu 7

5 penenun 21

B. Tradisi Melahirkan Di Desa Taramana

1. Tradisi Melahirkan dengan Perantara Dukun Beranak

Tradisi melahirkan dengan perantara dukun beranak adalah tradisi yang dilakukan turun temurun yang merupakan warisan dari masyarakat terdahulu desa Taramana. Tradisi melahirkan dengan perantara dukun beranak sampai sekarang masih dilaksanakan oleh masyarakat, karena antara dukun beranak dan masyarakat sudah saling kenal secara akrab bahkan banyak dari ibu-ibu memilih dukun beranak untuk membantu persalinan karena pengalaman dari keluarga yang turun-temurun menggunakan jasa dukun beranak. (wawancara Herlina, 23 April 2016).

(11)

satu minggu, (memandikan ibu, bayi, mengobati tali pusar bayi selama tali pusar belum lepas), faktor jarak dan biaya yang terjangkau yang dapat dibayar langsung maupun di kemudian hari dapat berupa uang maupun barang, yang membuat masyarakat mempunyai alasan yang kuat untuk mempertahankan dukun beranak sebagai penolong persalinan dan pasca persalinan. (wawancara Herlina, 23 April 2016). Hal ini dapat dilihat dari pernyataan responden sebagai beriku:

“Sudah kebiasaan disini rata-rata kalau mau melahirkan pasti yang dipanggil adalah nenek Bui (Agustina Besikode sebagai dukun beranak) karena sudah lebih kenal lama dan ia yang biasa menolong kami untuk melahirkan, jadi masyarakat disini lebih percaya dukun beranak dari pada para medis lainnya. Saya, suami dan anak-anak, mulai anak pertama sampai anak keempat semuanya yang menolong adalah dukun beranak”. (Herlina, 23 April 2016).

2. Sejarah Dukun Beranak

(12)

Sebagai penolong persalinan, dukun beranak lebih dipercaya dan diminati dari pada penolong medis lainnya. Seringkali masyarakat lebih memilih dukun beranak dari pada bidan. Alasan masyarakat memilih dukun beranak karena, pengalaman, tradisi, ekonomi dan jarak. Alasan tersebut membuat masyarakat kurang memperhatikan kebersihan dan kelengkapan peralatan yang digunakan oleh dukun beranak.

(13)

persalinan dan pasca persalinan. (Wawancara Agustina Besikode dan Agustina Banik: 1 Januari 2016).

3. Profil Dukun Beranak

Agustina Besikode adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia lahir di Kolana Kecamatan Alor Timur Kabupaten Alor pada tanggal 18 Agustus 1940. Ia pernah menempuh pendidikan di sekolah Rakyat selama enam tahun. Ketika tamat dari Sekolah Rakyat, ia tidak melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi yang tidak mendukung ia untuk melanjutkan pendidikan dan juga belum ada kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi masa depannya. Ia menikah sebanyak dua kali, pernikahan pertama dilaksanakan pada tahun 1959 dengan Daniel Plaituka dan pernikahan kedua dilaksanakan pada tahun 1968 dengan Yahya Lukuaka. Hal yang menyebabkan Agustina Besikode melakukan pernikahan sebanyak dua kali karena suami pertamanya yang bernama Daniel Plaituka meninggal pada tahun 1965 oleh karena itu ia memutuskan untuk menikah lagi dengan Yahya Lukuaka yang menjadi suami keduanya. Dari kedua suami tersebut Agustina Besikode dikaruniai enam anak yang bernama, Ferdinan Plaituka, Marsalinda Plaituka, Oktofina Lukuaka, Loisa Lukuaka, Henderina Lukuaka, Maria Lukuaka. (wawancara Agustina Besikode: 1 Januari 2016).

(14)

satu-satunya dukun beranak yang membantu ibu dalam proses persalinan dan pasca persalinan. Agustina Besikode adalah dukun beranak yang sekarang dipercayai oleh masyarakat untuk membantu ibu dalam proses persalinan. Mulanya ia hanya mendampingi saudaranya yang bernama Henderina Plaituka untuk membantu proses persalinan. Sejak saat itu ketika ada seorang ibu yang membutuhkan bantuan melahirkan, saudara dari Agustina Besikode membantu persalinan sedangkan Agustina Besikode hanya membantu Henderina Plaituka membawa peralatan yang digunakan untuk membantu persalinan. Pada waktu Henderina Plaituka jatuh sakit, ia memegang tangan Agustina Besikode dan meminta pertolongan pendeta untuk mendoakan Agustina Besikode sehingga bisa menggantikan ia menjadi dukun beranak di desa Taramana. Pada saat Henderina Plaituka meninggal yang mengganti sebagai dukun beranak adalah Agustina Besikode. Sejak saat itu sebelum membantu proses persalinan, ia meminta pihak keluarga memanggil pendeta untuk berdoa sebelum melakukan proses persalinan. (Wawancara Agustina Besikode: 1 Januari 2016).

4. Pasien

(15)

dukun beranak dengan cepat di setiap waktu membutuhkan pertolongan dukun beranak. Pasien memilih dukun bukan hanya karena jarak tetapi juga karena faktor biaya. Keluarga tidak harus menyiapkan dana yang besar apabila menggunakan jasa dukun beranak. Keluarga hanya menyiapkan biaya sebesar Rp.100.000-200.000 dan barang berupa beras, kopi, gula, sabun, sayuran, jagung, dan singkong.

Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan jasa dukun beranak adalah karena dukun beranak tidak memandang biaya dan membantu dengan tulus. Dukun beranak tidak hanya membantu proses persalinan tetapi dukun membantu dalam pasca persalinan. (Wawancara ibu-ibu hamil di Desa Taramana: 24 Desember 2015).

5. Peralatan yang disiapkan oleh Dukun

Dukun beranak menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk digunakan ketika membantu proses persalinan. Peralatan yang disiapkan dukun yaitu gunting, benang, timbangan, silet dan kain. Gunting digunakan untuk memotong benang. Benang digunakan untuk mengikat tali pusar sebelum dipotong. Silet untuk memotong tali pusar. Timbangan dan kain digunakan untuk menimbang bayi. (Wawancara Agustina Besikode: 18 Desember 2015). 6. Peralatan yang disiapkan oleh Keluarga

(16)

sebelum ibu melahirkan. Kebutuhan bayi yang harus disiapkan oleh ibu ialah minyak telon, minyak kayu putih, keranjang pakaian, sabun, topi, kaus kaki, kaus tangan, selimut, gendongan, pakaian bayi, cussons baby, alkohol, obat tetra dan minyak bimoli untuk memijat perut ibu.

Pada saat ibu mulai merasakan sakit pada pinggang, paha dan perut, ibu meminta keluarga untuk memanggil dukun beranak ke rumah. Sebelum ibu melahirkan ada beberapa hal yang harus disiapkan oleh keluarga seperti air hangat untuk memandikan bayi dan ibu, daun-daun dari hutan seperti daun mengkudu dan daun gamal, bara api, amplop yang berisi uang dan hasil usaha lainnya berupa kopi, gula, sabun, beras dan sayuran dari kebun, peralatan mandi bayi dan ibu berupa: sabun, handuk, dan ember. (Wawancara ibu Herlina: 18 Desember 2015).

7. Proses Persalinan dan Pasca Persalinan a. Proses

(17)

adalah kakek atau nenek karena dianggap paling tertua dalam keluarga dan isi doanya ialah meminta pertolongan Tuhan agar proses persalinan berjalan lancar. Selesai berdoa, dukun beranak meminta ibu untuk berbaring di kasur yang telah disediakan sesuai dengan posisi untuk melahirkan. Ibu berbaring dengan posisi melahirkan dukun beranak mengambil minyak gosok dan dukun beranak mengoles di seluruh perut ibu. Selesai mengoles, dukun beranak memijat perut ibu dengan perlahan-lahan sampai ibu merasakan kesakitan di sekitar perut dan pinggang. Ketika ibu mulai merasakan kesakitan, dukun beranak meminta ibu untuk mengejan agar ibu dapat melahirkan.

b. Pasca Persalinan

(18)

memandikan bayi, dukun menghangatkan pusar bayi dengan bara api yang disediakan oleh keluarga. Kemudian dukun beranak mengobati pusar dengan obat kapsul agar pusar bayi bisa mengering. Pengobatan dilakukan selama tiga hari. Selesai mengurus pusar bayi dukun menimbang bayi menggunakan timbangan untuk mengetahui berat badan bayi. Selesai dukun beranak mengurus bayi, dukun kembali mengurus ibu. Dukun memandikan ibu dengan air hangat yang disiapkan oleh keluarga, kemudian dukun beranak mendekatkan ibu dengan bayi untuk menyusui.

Gambar

Tabel. 1Jumlah penduduk desa Taramana 2015
Tabel. 3 Sarana dan Prasarana
Tabel. 4Mata Pencarian Pokok
Tabel. 5Mata Pencarian Tambahan

Referensi

Dokumen terkait

Tradisi Jumat Pahing yang dilaksanakan di Desa Purworejo Kecamatan Suruh merupakan tradisi yang diadakan setiap 35 hari sekali yang merupakan upaya tolak balak agar terhindar

Berkaitan dengan Tradisi Dhawuhan persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum upacara berlangsung. Langkah yang diambil yaitu membentuk kesepakatan antara 3 desa yaitu; Desa Cukil,

yang penting dalam upacara tradisi yang erat hubungannya dengan. keyakinan dan kepercayaan masyarakat tentang adanya

Dukun bayi dengan pelayanan yang diberikan berdasarkan budaya yang dianut oleh masyarakat dapat menimbulkan keyakinan penuh untuk memanfaatkan dukun bayi dalam

Nilai apa yang terkandung dalam Tradisi Apitan bagi masyarakat Desa Prigi. Kecamatan Kedungjati

pelaksanaan upacara tradisi Suran sendang Sidukun tahun 2016, bulan Oktober. ini juga dimana bulan ketika warga masyarakat Desa Traji yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan tradisi Suran sendang Sidukun dan nilai gotong-royong pada masyarakat Desa Traji Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung

Di Nias, tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini adalah menganjurkan ibu yang baru melahirkan untuk meminum “tuo nifaro”, minuman tuak khas. Nias yang dipercaya