4.1. Kondisi Lanskap Pedestrian
Lanskap Jalan M.H. Thamrin dan Jend. Sudirman, Jakarta adalah salah satu contoh lanskap jalan yang sangat dinamis, baik elemen penyusun dan aktivitas yang terjadi di dalamnya. Jalan M.H. Thamrin–Jend. Sudirman merupakan salah satu jalan utama di ibukota yang dapat dijadikan sebagai path kota Jakarta. Berbagai golongan masyarakat sangat berkepentingan dengan lanskap ini, baik sebagai jalur mobilitasnya dan/ atau sebagai tempat aktivitasnya.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 6 Elemen-elemen penyusun jalan (street furniture): (a) halte; (b) telepon umum; (c) shelter; (d) jembatan penyeberangan.
Pada tahun 2003, pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun fasilitas ruang publik berupa ruang pedestrian di Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta. Saat ini pembangunan jalur pedestrian di Jalan M.H. Thamrin- Jend. Sudirman, Jakarta telah selesai dengan panjang keseluruhan ± 6200 meter, lebar
pedestrian bervariasi tergantung kesepakatan antara pemilik kavling dengan pemda DKI Jakarta (rata-rata ± 3 meter). Jalur pedestrian di Jalan M.H. Thamrin- Jend. Sudirman ini merupakan jalur pedestrian pertama yang dibangun di Jakarta yang cukup lengkap fasilitas dan elemen-elemen penunjangnya. Fasilitas-fasilitas yang telah dibangun antara lain: pedestrian, tanda-tanda jalan, lampu jalan, jembatan pemyeberangan, shelter, halte dan lainnya, termasuk vegetasi tepi jalan (Gambar 6).
Lanskap koridor Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman dibentuk oleh jajaran gedung-gedung bertingkat tinggi, sehingga koridor ini berkesan masif dan artifisial. Lanskap ini memberikan pemandangan efek visual berupa bayangan bangunan dan secara struktural memberikan ruang binaan yang berkesan kokoh, serta mempersempit dimensi pergerakan manusia yang melewatinya (Gambar 7).
Gambar 7 Konfigurasi dan struktur bangunan di sepanjang lanskap Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman.
Setiap blok dan grid dalam lanskap pedestrian Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman memiliki karakteristik yang relatif seragam, yaitu konfigurasi bangunan-bangunan masif berupa gedung-gedung bertingkat tinggi. Oleh karena itu, setiap titik pengamatan (vantage point) akan memperlihatkan karakteristik yang relatif sama, tetapi yang cukup khas yaitu setiap titik pengamatan akan memperlihatkan karakter gedung yang berbeda-beda. Konfigurasi blok dan grid kawasan Jalan M.H. Thamrin dapat dilihat pada Gambar 8. Sedangkan konfigurasi blok dan grid kawasan Jalan Jend. Sudirman dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah.
G
p k p k
S/D JEMBATAN DUKUH ATAS S/D JEMBATAN DUKUH ATAS
Gam Gambar 9 K b S Aktivi perkantoran kantor (pagi pada jalan in kawasan jal PT. MANDARIN HOTEL P HOTEL INDONESIA KEDUBES INGGRIS PT. MANDARIN HOTEL P HOTEL INDONESIA KEDUBES INGGRIS mbar 8 Konf Konfigurasi b batan Dukuh Semanggi hin itas yang t yang banya i hari), istira ni mengalam lan ini diban
PLAZA INDONESIA PT. NUSA R KEDUBES JEPANG PT. WISMA NUSANTARA HOTEL NIKKO GEDUNG PERMATA
PLAZACENTEROIL PLAZA INDONESIA PT. NUSA R KEDUBES JEPANG PT. WISMA NUSANTARA HOTEL NIKKO GEDUNG PERMATA
PLAZACENTEROIL
figurasi blok
blok dan gri h Atas hing ngga bunder terjadi pada ak terdapat ahat (siang h mi peningkat ngun cukup MENARA BII KEDUBES PERANCIS BANK GEDUNG CHANDRA TANAH KOSONG WISMA KOSGORO ANTARA PLAZA REALTY R MENARA BII KEDUBES PERANCIS BANK GEDUNG CHANDRA TANAH KOSONG WISMA KOSGORO ANTARA PLAZA REALTY R
k dan grid lan
(a)
(b) d lanskap Ja gga fly ove ran Patung A a tapak ini
di sepanjan hari) dan sel tan jumlah p baik denga PT. SARINAH MENARA CAKRAWALA SKY BUILDING HOTE SARI PA PASIF PBB (UNDP) K SURYA MENAR THAMR ATD PLA GEDUNG JAYA PT. SARINAH MENARA CAKRAWALA SKY BUILDING HOTE SARI PA PASIF PBB (UNDP) K SURYA MENAR THAMR ATD PLA GEDUNG JAYA nskap Jalan M alan Jend. Su er Semangg
Api Tak Kunj lebih dido ng jalan ini. lesai kantor pengguna jala an jarak ant EL AN FIC BANK DKI TANAH KOSONG BDN (BANK MANDIRI) BANGKOK BANK BA RA BAN DEPARTEMEN AGAMA RI GEDUNG BPPT RA RIN AZA EL AN FIC BANK DKI TANAH KOSONG BDN (BANK MANDIRI) BANGKOK BANK BA RA BAN DEPARTEMEN AGAMA RI GEDUNG BPPT RA RIN AZA M.H. Thamr udirman, (a) gi, (b) sejak njung Padam ominasi oleh Pada jam-j (sore hari), an. Fasilitas tar halte ± 2 ANK AMA MIGAS ENERGIDEPARTEMENENERGI DAN
SUMBER DAYA ALAM NK INDONESIA ANK AMA MIGAS ENERGIDEPARTEMENENERGI DAN
SUMBER DAYA ALAM NK INDONESIA rin. sejak jem-k fly over . h aktivitas jam masuk lalu lintas halte pada 200 meter,
(a) (b)
(c)
meskipun demikian hal ini tidak cukup mampu mengatasi kepadatan tersebut, sehingga menimbulkan berbagai masalah lalu-lintas, seperti yang terlihat pada Gambar 10 di bawah ini.
Gambar 10 Beragam aktivitas pengguna lanskap, (a) halte Ratu Plaza, (b) dan (c) pedestrian di depan Sarinah Plaza.
4.2. Kebijakan dan Pengelolaan
Berdasarkan SK Gubernur No. 72 tahun 2003 tentang penataan pedestrian di kawasan Jalan M.H. Thamrin, Instruksi Gubernur No. 169 tahun 2003 tentang penataan pedestrian di Kawasan Jalan M.H. Thamrin dan SK Gubernur No. 48 tahun 2005 tentang penataan pedestrian di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, maka dibuatlah nota kesepakatan antara Pemda DKI yang diwakili oleh Dinas Pertamanan, dengan pemilik kavling di sepanjang Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman, mengenai lebar pedestrian kawasan jalan ini. Oleh karena itu, lebar pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman beragam, tergantung kesepakatan. Rata-rata lebar pedestrian yang direncanakan ± 3 meter. Meskipun demikian, pada
beberapa titik lebar pedestrian sangat sempit, hal ini menyebabkan ketidak-nyamanan pergerakan pengguna yang melalui titik tersebut, misalnya di depan Bangkok Bank dan Bank Indonesia (Gambar 11).
(a) (b)
Gambar 11 Pedestrian yang sempit (a) Bangkok Bank; (b) Bank Indonesia. Meskipun beberapa kebijakan dan peraturan-peraturan telah dibuat untuk menunjang kenyamanan para pengguna jalan, khususnya pejalan kaki di lanskap Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman, berdasarkan pengamatan lapang, hal itu belum sepenuhnya berjalan efektif. Seperti lebar pedestrian yang sempit pada beberapa titik, efektivitas fungsi elemen-elemen street furniture dalam menunjang kenyamanan belum dapat mengakomodasikan kepentingan pejalan kaki dalam bermobilisasi. Penempatan struktur seperti jembatan penyeberangan orang (JPO), tiang-tiang lampu, bollard masih mengganggu pergerakan pengguna. Elemen-elemen lain seperti papan-papan iklan, penunjuk jalan dan rambu lalu-lintas kurang memperhatikan standar dimensi dan ketersediaan ruang dalam penempatannya.
Hal ini patut dipahami bahwa penetapan kebijakan dan peraturan tersebut termasuk terlambat, karena program penataan pedestrian di Kawasan Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman baru ditetapkan sekitar awal tahun 2000-an, meskipun gagasan penataan sudah mulai dimunculkan sejak pertengahan tahun 1900-an. Kawasan Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta telah menjadi akses dan jalur utama sejak tahun 1960-an. Sudah selayaknya Pemerintah Daerah DKI Jakarta telah mempunyai site planning serta grand design yang dituangkan dalam kebijakan dan peraturan-peraturan yang terstruktur dan berkelanjutan sejak saat
itu. Lanskap yang telah terlanjur terbangun sangat solid dan masif ini tidak dapat dirubah melalui kebijakan dan peraturan secara cepat atau instant, karena dapat mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan mendasar, terutama pada bangunan-bangunan yang telah dibangun sejak lama, sebagai contoh Bank Indonesia, Gedung Departemen Agama, Gedung PBB. Bangunan-bangunan tersebut telah lama dibangun, sehingga pada saat pelaksanaan kebijakan mengenai penataan pedestrian di Kawasan Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman, pihak pengelola hanya menyisakan sedikit ruang bagi pedestrian (kurang dari 3 meter).
Tetapi usaha-usaha penataan pedestrian di Kawasan Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman tetap perlu dilanjutkan, dengan memperhatikan kepentingan berbagai pihak (pengguna jalan, pejalan kaki dan pihak pengelola gedung). Sebagai kawasan bisnis dan perdagangan, kawasan Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman merupakan path kota Jakarta yang sangat penting. Hendaknya lanskap yang terbangun tidak hanya memiliki keberpihakan pada pemilik bangunan dan pengguna jalan, tetapi juga pada pejalan kaki. Menambah atau mengurangi elemen-elemen fisik pada lanskap ini perlu mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin timbul. Misalnya dengan membangun underpass sebagai pengganti JPO, untuk memberikan ruang yang lebih lebar bagi pejalan kaki dalam bermobilisasi di pedestrian. Kebijakan ini akan menimbulkan dampak lingkungan yang sangat signifikan terhadap pengguna jalan dan pemilik gedung.
Oleh karena itu, dalam penetapan kebijakan penataan pedestrian di Kawasan Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman selain mengakomodasikan pejalan kaki, harus memperhatikan pula pengguna jalan dan pemilik bangunan. Hal lain yang penting adalah penegakan hukum yang tegas dan jelas. Selain itu keberlanjutan program penataan ini dari tahun ke tahun harus secara konsisten dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta, melalui dinas-dinas yang terkait.
4.3. Persepsi dan Preferensi
Analisis mengenai persepsi dan preferensi pengguna dilakukan untuk melihat sejauh mana apresiasi pengguna pedestrian dalam memandang fungsi, kondisi fisik dan visual pedestrian saat ini. Apresiasi pengguna ini menjadi bahan
pertimbangan dalam pengembangan perencanaan ruang pedestrian kawasan Jalan M. H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta.
4.3.1. Analisis Persepsi Pengguna
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan ”crosstab analysis” dengan masing-masing indikator serta variabel pengendali (kontrol). Kontrol disini sangat diperlukan untuk menghindari bias yang berlebihan. Pada analisis penelitian ini terdapat 4 indikator kategori pengguna, yaitu kategori gender/jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan. Indikator ketegori gender/jenis kelamin dijadikan sebagai indikator atau variabel kontrol.
Jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 250 eksemplar kepada responden yang dipilih secara acak pada titik-titik tempat pengambilan sampel yang telah ditentukan (pusat-pusat aktivitas, halte dan kantor). Dari jumlah tersebut, sebanyak 215 kuisioner (86%) yang dikembalikan. Sedangkan validitas data dari 215 kuisioner tersebut berkisar antara 76,7% - 100%. Lebih lengkapnya karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. Dengan 34 macam indikator variabel persepsi diharapkan dapat mewakili penjabaran tentang persepsi pengguna tapak terhadap kenyamanan ruang pedestrian.
Tabel 3 Karakteristik responden analisis persepsi dan preferensi.
No. Karakter Responden Kategori
1 Jenis Kelamin - Laki-laki : 97 org
- Perempuan : 118 org 2 Umur - ≤ 20 tahun : 22 org - 21 - 30 tahun: 122 org - 31 - 40 tahun: 36 org - 41 - 50 tahun: 27 org - ≥ 51 tahun : 8 org 3 Pendidikan
- Perguruan tinggi : 109 org - Akademi/diploma : 25 org - SMA/aliyah : 78 org - Tidak sekolah : 1 org - Tidak menjawab : 2 org
4 Pekerjaan
- Karyawan swasta : 76 org - Pelajar/mahasiswa : 66 org - PNS/TNI/POLRI : 53 org - Wiraswasta : 12 org - Pedagang informal : 2 org - Tdk bekerja : 4 org
Hasil data yang ditunjukkan pada Tabel 4, terutama pada materi-materi kuisioner yang saling terkait dengan kategori uji pada penelitian ini (nilai α < 0,05) lebih diperinci pada Tabel 5. Berdasarkan persepsinya, karakter pilihan jawaban kuisioner dan karakter responden secara jelas memilih bahwa kondisi fisik pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman berada pada tingkatan biasa/sedang hingga baik, dengan latar belakang faktor jenis pekerjaan yang sangat berpengaruh dalam memilih jawaban kuisioner yang diujikan. Sedangkan faktor jenis kelamin, umur dan pendidikan hanya berkaitan dengan beberapa materi-materi kuisioner. Selain itu juga tampak bahwa aspek-aspek kenyamanan dan kualitas visual pada tapak tidak banyak terkait dengan persepsi responden. Responden lebih cenderung memandang bahwa kenyamanan fisik pedestrian itu sendiri sebagai faktor utama penunjang kenyamanan tapak.
Berdasarkan hasil data pada Tabel 4 dan 5, maka tampak bahwa kategori uji jenis pekerjaan saling berkaitan (dependent) dengan 14 materi kuisioner yang ditanyakan atau 41,18% dari keseluruhan materi kuisioner; kategori umur saling berkaitan dengan 4 materi kuisioner atau 11,76% dari keseluruhan materi kuisoner; tingkat pendidikan berkaitan dengan 2 materi kuisioner atau 5,88% dari keseluruhan materi kuisioner; dan, jenis kelamin hanya berkaitan dengan 1 materi kuisioner atau 2,94% dari keseluruhan materi kuisioner. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jenis pekerjaan sangat berpengaruh terhadap persepsi responden dalam menjawab materi-materi kuisioner yang ditanyakan. Hal ini diduga karena faktor pekerjaan responden memiliki keterkaitan langsung yang erat dengan kehadiran pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, sangat lazim apabila melihat pentingnya pedestrian sebagai tempat mobilisasi pengguna tapak dalam rangka mencapai titik-titik atau ruang-ruang di dalam lanskap tersebut. Secara terperinci persentase karakteristik responden yang saling terkait atau dependent dengan materi kuisioner persepsi adalah sebagai berikut (Gambar 12).
G m M f p b p m p f d p k j e m k m m d d m p Gambar 12 Kateg materi-mater Misalnya ke fasilitas pap perlunya fas berpengaruh pencapaian menurunkan pencapaian, fisik seseora ditunjang de pengguna m Sedan keterkaitann jalan. Keterk erat berhub mengenai a kesehatan. S meningkat p menuju dan dalam hubun disadari ole menunjang k pada pedestr Persentase k dengan mat gori uji umu
ri kuisioner emudahan p pan inform silitas penya h dengan ko atau akses n kondisi fis maka sema ang atau cep engan fasilit maupun lokas ngkan kateg nya dengan m kaitan 2 ma bungan den arti penting Semakin ting pula kesada n dari tempa ngannya den eh pengetah kenyamanan rian. karakteristik teri kuisione ur berdasar r yang berh encapaian (d masi dan pe andang caca ndisi fisik s ssibilitas ti sik seseorang akin membu pat lelah. Se tas-fasilitas si yang akan gori uji tin materi kuisio ateri kuision ngan penge g kebersiha ggi tingkat p arannya did at pekerjaan ngan perger huan respo n dan keaman k responden er persepsi. rkan berkait hubungan d dari halte ke ertanyaan k at. Hal ini d seseorang, ar itik atau ru g. Tetapi se utuhkan tena elain itu, kem
yang memb dituju. ngkat pend oner mengen ner tersebut d etahuan dan an, hubunga pendidikan se dalam menja memerluka rakan di dala onden bahw nan bagi pen
yang saling tan dengan engan akses e tujuan), fa kuisioner ya diduga karen rtinya semak uang, maka ebaliknya, se aga sehingga mudahan ak berikan keter didikan resp nai kebersih dengan ting n wawasan annya deng eseorang ma aga kebersih an fasilitas l am ruang pe wa fasilitas ngguna ruan terkait atau persepsinya ssibilitas lo asilitas papa ang berkaita na faktor um kin mudah/d a akan tid emakin sulit a menurunk ksessibilitas rangan terha ponden me han dan fasil gkat pendidik responden gan kenyam aka cenderun han ruang. lampu jalan edestrian. H lampu jal ng selama ber u dependent a terhadap kasi studi. an reklame, an dengan mur sangat dekat jarak dak terlalu t/jauh jarak kan kondisi juga harus adap posisi enunjukkan litas lampu kan diduga n terutama manan dan ng semakin Mobilisasi yang baik Hal ini juga lan sangat
Pada Tabel 4 dan 5 di bawah, juga terlihat bahwa kategori uji jenis kelamin hanya berkaitan dengan pertanyaan kuisioner yang berhubungan dengan keamanaan. Faktor keamanan ruang pedestrian secara jelas terlihat keterkaitannya dengan kategori jenis kelamin, yaitu nilai α < 0,05. Hal ini diduga kategori jenis kelamin (terutama untuk perempuan) menuntut suatu perasaan yang aman didalam melewati suatu ruang lanskap, termasuk pedestrian untuk menuju atau dari tempat tujuannya. Responden cenderung menuntut suatu jaminan keamanan di dalam ruang lanskap terutama pada saat berangkat atau pulang dari tempat kerjanya. Tabel 4 Hasil uji Chi-Square persepsi responden terhadap lanskap pedestrian
Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta
No. Aspek Kenyamanan
Kategori Uji
Jenis
Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan
Materi Kuisioner 1 FISIK / FUNGSI Fungsi Pedestrian 0,431 0,741 0,369 *0,000 Kebersihan 0,126 0,733 *0,039 0,060 Keamanan *0,048 0,984 0,937 *0,000 Ukuran/Lebar 0,747 1,000 0,963 0,589
Kelengkapan Street Furniture 0,138 0,725 0,737 0,743
Kemudahan Pencapaian (dari halte ke tujuan) 0,713 *0,049 0,253 0,871
Informasi Penunjuk Jalan 0,726 0,709 0,749 *0,003
Kenyamanan Paving 0,841 0,644 0,945 *0,012
Pengganggu Kenyamanan 0,774 0,509 0,368 *0,000
Tata Letak Penempatan Elemen Jalan 0,262 0,476 0,614 *0,000
Tanaman 0,158 0,364 0,882 0,354
Fasilitas Rambu Lalu-lintas 0,609 0,582 0,643 0,276
Fasilitas Lampu Jalan 0,124 0,149 *0,014 *0,028
Fasilitas Halte 0,939 0,893 0,540 *0,000
Fasilitas Papan Reklame 0,101 *0,001 0,371 0,942
Fasilitas Tempat Duduk 0,186 0,956 0,581 *0,000
Fasilitas Telepon Umum 0,175 0,190 0,088 *0,020
Fasilitas Kotak Pos 0,531 0,289 0,788 *0,000
Fasilitas Papan Informasi 0,493 *0,000 0,206 0,265
Fasilitas Tempat Sampah 0,693 0,310 0,097 *0,005
Fasilitas Pos Keamanan 0,441 0,404 0,085 0,761
Fasilitas Penyandang Cacat 0,563 0,181 0,480 0,314
Bolehkah areal pedestrian dipasang papan
reklame? 0,297 0,073 0,129 *0,031
Apa ruang pedestrian yang ada sekarang telah
terpelihara dengan baik? 0,484 0,314 0,430 0,203
Apakah adanya vegetasi pada ruang pedestrian
Bagaimana pendapat saudara tentang
pedestrian yang sudah ada dan manfaatnya? 0,308 0,507 0,182 0,081
Menurut anda siapa yang bertanggung jawab
mengelola dan memelihara ruang pedestrian? 0,473 0,501 0,765 0,636
Perlukah fasilitas untuk penyandang cacat di
areal pedestrian? 0,161 *0,000 0,981 0,656
2 KLIMATIK
Iklim Mikro 0,480 0,996 0,136 0,792
Polusi/Kualitas Udara 0,706 0,965 0,137 0,356
3 VISUAL
Gangguan yang Merusak Pemandangan 0,343 0,116 0,621 0,403
Disain Paving 0,357 0,934 0,961 *0,015
Disain Elemen Jalan 0,314 0,843 0,953 0,168
Kualitas Visual Di Luar Jalur 0,555 0,976 0,905 0,525
Nilai α = 0,05
bila nilai uji > 0,05, maka kategori yang diuji tidak saling terikat (bebas) dengan materi kuisioner yang ditanyakan
bila nilai uji < 0,05, maka kategori yang diuji saling terikat dengan materi kuisioner yang ditanyakan
Cetak tebal (*), menunjukkan nilai-nilai uji α < 0,05.
Data-data pada Tabel 4 dan 5 juga menunjukkan bahwa materi-materi kuisoner yang berkaitan dengan kualitas dan kenyamanan visual tidak mendapatkan perhatian yang signifikan dari persepsi responden. Hal ini terlihat bahwa materi-materi kuisioner yang berkaitan dengan kualitas dan kenyamanan visual tidak berkaitan dengan kategori uji pada studi ini (memiliki nilai α > 0,05). Berdasarkan hal tersebut, diduga bahwa pengguna tapak lebih mengutamakan kegunaan dan fungsi pedestrian sebagai jalur mobilisasi untuk mengakses titik atau lokasi pada tapak daripada mengapresiasikannya sebagai elemen ornamental ruang yang menunjang kenyamanan. Data pada Tabel 4 dan 5 juga menunjukkan bahwa tidak ada satu-pun materi kuisioner yang berkaitan (memiliki nilai α < 0,05) dengan seluruh kategori uji sekaligus, tetapi hanya terkait dengan 1 atau 2 kategori uji saja, dan beberapa materi kuisioner tidak berkaitan sama sekali dengan salah satu kategori uji apapun.
Tabel 5 Karakter hasil uji Chi-Square terhadap persepsi responden, pada materi kuisioner yang memiliki nilai α < 0,05
No. Aspek
Kenyamanan Materi Kuisioner Karakter Pilihan Keterangan
1 FISIK / FUNGSI
Fungsi Pedestrian - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memilih pedestrian
sebagai tempat berjalan kaki sebanyak 198 org (92,1%)
- Karyawan swasta: 71 org (33%) - Pelajar/mahasiswa: 60 org (27,9%) - PNS/TNI/POLRI: 51 org (23,7%) - Wiraswasta: 12 org (5,6%) - Tdk bekerja: 3 org (1,4%) - Tdk menjawab: 1 org (0,5%)
Kebersihan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan penilaian baik sebanyak 118 org (54,9%)
- Perguruan Tinggi: 62 org (28,8%) - SMA/Aliyah: 41 org (19,1%) - Akademi/diploma: 15 org (7%)
Keamanan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Jenis kelamin, memberikan
penilaian baik sebanyak 106 org (49,3%)
- Laki-laki: 59 orang (27,4%) - Perempuan: 47 orang (21,9%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian baik sebanyak 105 org (48,8%)
- Karyawan swasta: 35 org (16,3%) - Pelajar/mahasiswa: 31 org (14,4%) - PNS/TNI/POLRI: 31 org (14,4%) - Wiraswasta: 4 org (1,9%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 3 org (1,4%)
Kemudahan Pencapaian
(dari halte ke tujuan)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan penilaian baik
sebanyak 117 org (54,4%) - ≤ 20 tahun: 9 org (9,3%) - 21 - 30 tahun: 67 org (31,2%) - 31 - 40 tahun: 23 org (10,7%) - 41 - 50 tahun: 15 org (7%) - ≥ 51 tahun: 3 org (1,4%) Informasi Penunjuk Jalan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian baik sebanyak 89 org (41,4%)
- Karyawan swasta: 40 org (18,6%) - Pelajar/mahasiswa: 19 org (8,8%) - PNS/TNI/POLRI: 17 org (7,9%) - Wiraswasta: 7 org (1,9%) - Pedagang informal: 2 org (0,9%) - Tdk bekerja: 4 org (3,3%)
Kenyamanan Paving - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian baik sebanyak 110 org (51,2%)
- Karyawan swasta: 41 org (19,1%) - Pelajar/mahasiswa: 26 org (12,1%) - PNS/TNI/POLRI: 32 org (14,9%) - Wiraswasta: 8 org (3,7%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 2 org (0,9%) Pengganggu Kenyamanan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian biasa sebanyak 105 org (48,8%)
- Karyawan swasta: 34 org (15,8%) - Pelajar/mahasiswa: 36 org (16,7%) - PNS/TNI/POLRI: 26 org (12,1%) - Wiraswasta: 6 org (2,8%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 1 org (0,5%) - Tdk menjawab: 1 org (0,5%) Tata Letak Penempatan
Elemen Jalan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian baik sebanyak 94 org (43,7%)
- Karyawan swasta: 35 org (16,3%) - Pelajar/mahasiswa: 23 org (10,7%) - PNS/TNI/POLRI: 26 org (12,1%) - Wiraswasta: 7 org (1,9%) - Pedagang informal: 2 org (0,9%) - Tdk bekerja: 1 org (0,5%) 33% 27.90% 23.70% 5.60% 0.50% 1.40% 28.80% 7% 19.10% 21.90% 27.40% 16.30% 1.40% 14.40% 1.90% 0.50% 14.40% 9.30% 31.20% 10.70% 7%1.40% 18.60% 8.80% 7.90% 1.90% 0.90% 3.30% 19.10% 12.10% 14.90% 3.70% 0.50% 0.90% 15.80% 16.70% 12.10% 2.80% 0.50% 0.50% 0.50% 16.30% 10.70% 12.10% 1.90% 0.50% 0.90%
Fasilitas Lampu Jalan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan penilaian baik sebanyak 134 org (62,3%)
- Perguruan Tinggi: 75 org (34,9%) - SMA/Aliyah: 47 org (21,9%) - Akademi/diploma: 11 org (5,1%) - Tdk sekolah: 1 org (0,5%) - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian baik sebanyak 133 org (61,9%)
- Karyawan swasta: 45 org (20,9%) - Pelajar/mahasiswa: 36 org (16,7%) - PNS/TNI/POLRI: 38 org (17,7%) - Wiraswasta: 10 org (4,7%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 3 org (1,4%)
Fasilitas Halte - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian baik sebanyak 102 org (47,4%)
- Karyawan swasta: 27 org (12,6%) - Pelajar/mahasiswa: 33 org (15,3%) - PNS/TNI/POLRI: 30 org (14%) - Wiraswasta: 9 org (4,2%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 2 org (0,9%) Fasilitas Papan Reklame - Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan penilaian biasa
sebanyak 106 org (49,3%) - ≤ 20 tahun: 15 org (7%) - 21 - 30 tahun: 61 org (38,4%) - 31 - 40 tahun: 18 org (8,4%) - 41 - 50 tahun: 10 org (4,7%) - ≥ 51 tahun: 2 org (0,9%) Fasilitas Tempat Duduk - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian biasa sebanyak 93 org (43,3%)
- Karyawan swasta: 28 org (13%) - Pelajar/mahasiswa: 38 org (17,7%) - PNS/TNI/POLRI: 18 org (8,4%) - Wiraswasta: 6 org (2,8%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 2 org (0,9%) Fasilitas Telepon Umum - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian biasa sebanyak 74 org (34,4%)
- Karyawan swasta: 22 org (10,2%) - Pelajar/mahasiswa: 28 org (13%) - PNS/TNI/POLRI: 18 org (8,4%) - Wiraswasta: 5 org (2,3%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%)
Fasilitas Kotak Pos - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian biasa sebanyak 78 org (36,3%)
- Karyawan swasta: 25 org (11,6%) - Pelajar/mahasiswa: 25 org (11,6%) - PNS/TNI/POLRI: 22 org (10,2%) - Wiraswasta: 4 org (1,9%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 1 org (0,5%) Fasilitas Papan Informasi - Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan penilaian biasa
sebanyak 99 org (46%) - ≤ 20 tahun: 11 org (5,1%) - 21 - 30 tahun: 60 org (27,9%) - 31 - 40 tahun: 16 org (7,4%) - 41 - 50 tahun: 8 org (3,7%) - ≥ 51 tahun: 4 org (1,9%)
Fasilitas Tempat Sampah - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian biasa sebanyak 94 org (43,7%)
- Karyawan swasta: 34 org (15,8%) - Pelajar/mahasiswa: 35 org (16,3%) - PNS/TNI/POLRI: 17 org (7,9%) - Wiraswasta: 5 org (2,3%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 2 org (0,9%) Perlukah fasilitas untuk
penyandang cacat di areal pedestrian?
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan penilaian perlu
sebanyak 197 org (91,6%) - ≤ 20 tahun: 22 org (10,2%) - 21 - 30 tahun: 115 org (53,5%) - 31 - 40 tahun: 33 org (15,4%) - 41 - 50 tahun: 20 org (9,3%) - ≥ 51 tahun: 7 org (3,3%) 34.90% 21.90% 5.10% 0.50% 20.90% 16.70% 17.70% 4.70% 0.50% 1.40% 12.60% 15.30% 14% 4.20% 0.50% 0.90% 7% 38.40% 8.40% 4.70% 0.90% 13% 17.70% 8.40% 2.80% 0.90%0.50% 10.20% 13% 8.40% 2.30% 0.50% 11.60% 11.60% 10.20% 1.90% 0.50% 0.50% 5.10% 27.90% 1.90% 3.70% 7.40% 15.80% 16.30% 7.90% 2.30% 0.50% 0.90% 10.20% 53.50% 3.30% 9.30% 15.40%
Bolehkah areal pedestrian dipasang papan reklame?
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan pilihan terbatas (dimensi+jumlah)
sebanyak 135 org (62,8%)
- Karyawan swasta: 42 org (19,5%) - Pelajar/mahasiswa: 52 org (24,2%) - PNS/TNI/POLRI: 27 org (12,6%) - Wiraswasta: 9 org (4,2%) - Pedagang informal: 1 org (0,5%) - Tdk bekerja: 3 org (1,4%) - Tdk menjawab: 1 org (0,5%)
2 VISUAL
Disain Paving - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan penilaian baik sebanyak 105 org (48,8%)
- Karyawan swasta: 36 org (16,7%) - Pelajar/mahasiswa: 21 org (9,8%) - PNS/TNI/POLRI: 33 org (15,3%) - Wiraswasta: 11 org (5,1%) - Pedagang informal: 2 org (0,9%) - Tdk bekerja: 1 org (0,5%) - Tdk menjawab: 1 org (0,5%)
4.3.2. Analisis Preferensi Pengguna
Sampel data pada studi preferensi pengguna tapak (user) ini sebanyak 215 kuisioner yang didapatkan dari responden-responden yang secara acak di beberapa titik ruang pedestrian Jalan M.H Thamrin–Jend. Sudirman, Jakarta. Dengan 30 macam indikator variabel diharapkan mewakili preferensi pengguna tapak (user) terhadap kenyamanan ruang pedestrian kawasan jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta. Data tersebut kemudian dilakukan analisis dengan menggu-nakan indikator gender/jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) sebagai pengen-dali atau kontrol serta pekerjaan sebagai indikator penguji.
Dalam pengujian data-data kuisioner dilakukan secara acak berdasarkan 4 kategori utama yaitu jenis kelamin, umur, pendidikan serta pekerjaan. Ke-empat variabel bebas tersebut diharapkan mampu mewakili berbagai pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden. Dari hasil analisis yang dilakukan pada 215 reponden didapatkan hasil-hasil seperti pada Tabel 6.
Hasil data yang ditunjukkan pada Tabel 6, terutama pada materi-materi kuisioner mengenai preferensi responden yang saling terkait dengan kategori uji pada penelitian ini (nilai α < 0,05) lebih diperinci pada Tabel 7. Kategori uji yang dominan berkaitan dengan materi-materi pertanyaan kuisioner mengenai preferensi responden berturut-turut yaitu pendidikan, jenis pekerjaan dan umur. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan responden sangat mempengaruhi apresiasi keinginannya mengenai kondisi fisik pada pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta.
Berdasarkan hasil uji Chi-Square, maka tampak bahwa kategori uji tingkat pendidikan saling berkaitan (dependent) dengan 12 materi kuisioner yang
19.50% 24.20% 12.60% 4.20% 0.50% 1.40% 0.50% 16.70% 9.80% 15.30% 5.10% 0.90% 0.50% 0.50%
d b k k k m b k l p k p G k y p k g t F d t s ditanyakan berkaitan de kuisoner; ka keseluruhan kuisioner a menunjukka berpengaruh kuisioner y langsung, te pedestrian J karakteristik preferensi ad Gambar 13 Pada keterkaitan yang diingi preferensiny kategori ya gambaran b terhadap fun Fungsi utam dengan baik tinggi tingk semakin baik atau 40% d engan 11 m ategori umur materi kuis atau 3,33 % an bahwa ti h terhadap ang ditanya erutama dal Jalan M.H. k responden dalah sebaga Persentase dengan mat Tabel 6 dan dengan pref inkannya. D ya terhadap f ng saling t bahwa apres ngsi dan ben ma pedestrian k, selain ben kat pendidik k. dari keseluru materi kuisio r berkaitan d ioner; dan, j % dari kes ingkat pend preferensi akan. Didug lam mengap Thamrin-Je yang saling ai berikut (G karakteristik teri kuisione n 7 dapat d ferensi respo Dengan kat fungsi dan b terikat/depen siasi respon ntuk ruang p n sebagai te ntuk dan fun kan respond uhan materi oner atau 3 dengan 10 m jenis kelamin seluruhan m didikan, jen responden ga ketiga h presiasikan end. Sudirm terkaitatau d Gambar 13). k responden er preferensi. diamati bah onden terha ta lain bah bentuk pede ndent satu den yang d pedestrian y empat mobi ngsi-fungsi den, maka p kuisioner; 36,67 % da materi kuisio n hanya berk materi kuis nis pekerjaan dalam me hal tersebut keinginan-k man. Secara dependent d yang saling . wa kategori dap fungsi hwa pendid strian yang sama lain. ditunjukkan yang diingink lisasi pejala lain yang m pemahaman jenis pekerj ari keseluruh oner atau 33 kaitan denga sioner. Hasi n dan kate enjawab ma memiliki k keinginannya terperinci, engan mater terkait atau i pendidikan dan bentuk dikan respo diinginkan m Hal ini m dengan pre kan sudah c an kaki telah menyertainya mengenai jaan saling han materi ,33 % dari an 1 materi il tersebut egori umur ateri-materi keterkaitan a terhadap persentase ri kuisioner u dependent n memiliki pedestrian onden dan merupakan memberikan eferensinya cukup baik. h dipahami a. Semakin pedestrian
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh kategori uji pekerjaan dan umur, yang memberikan apresiasi cukup baik, mengenai preferensinya terhadap fungsi dan bentuk ruang pedestrian yang diinginkan. Kenyataan-kenyataan ini memberikan kecenderungan yang lebih baik, artinya bahwa masyarakat sudah lebih sadar terhadap lingkungannya terutama hubungannya dengan kebijakan-kebijakan publik. Sehingga preferensi-preferensi masyarakat sebagai pengguna ruang publik itu sendiri, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah sebagai pengambil kebijakan (policy maker) dalam merencanakan, mendisain dan melaksanakan kebijakan publik.
Sedangkan kategori faktor gender/jenis kelamin, hanya berkaitan dengan materi kuisioner jenis pohon yang diinginkan. Hal ini diduga disebabkan oleh preferensi responden mengenai jenis pohon yang diinginkan mempengaruhi kualitas dan kenyamanan visual dalam ruang pedestrian tersebut. Sehingga responden sangat apresiatif dengan jenis pohon yang diinginkannya. Jenis pohon yang berbunga merupakan jenis pohon yang paling banyak diinginkan.
Tabel 6 Hasil uji Chi-Square preferensi responden terhadap lanskap pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta
No. Aspek
Kenyamanan
Kategori Uji
Jenis
Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan
Materi Kuisioner
1 FISIK / FUNGSI
Fungsi ruang pedestrian yang diinginkan 0,085 0,907 *0,010 0,462
Bentuk ruang pedestrian yang diinginkan 0,185 0,976 0,307 0,574
Bahan perkerasan yang diinginkan 0,987 0,573 0,055 *0,019
Elemen yang harus ada pada ruang pedestrian 0,901 0,594 *0,019 0,091
Lebar jalur pedestrian yang diinginkan 0,541 1,000 0,508 0,317
Tanaman yang diinginkan 0,390 0,232 0,665 *0,000
Tanaman jenis pohon dengan bentuk fungsi
vegetasi yang diinginkan 0,165 *0,001 *0,000 *0,004
Jenis pohon yang diinginkan *0,047 *0,018 *0,034 *0,018
Kesesuaian penempatan utilitas yang diinginkan 0,402 *0,000 0,418 0,893
Bentuk fasilitas pengamanan yang diinginkan 0,471 *0,003 *0,005 *0,020
Saran untuk kebersihan 0,962 0,998 *0,006 0,215
Saran untuk keamanan 0,187 0,997 0,056 *0,010
Saran untuk ukuran/lebar 0,096 0,887 0,058 0,099
Saran untuk kelengkapan street furniture 0,432 0,981 *0,010 *0,000
Saran untuk kemudahan pencapaian (dari halte ke
tujuan) 0,504 0,983 0,105 0,781
Saran untuk kenyamanan paving 0,170 *0,005 *0,009 0,398
Saran untuk pengganggu kenyamanan 0,442 *0,014 *0,009 0,162
Saran untuk tata letak penempatan elemen jalan 0,351 0,122 *0,013 0,969
Saran untuk pengelolaan dan pemeliharaan 0,598 0,101 0,068 0,561
2 KLIMATIK
Saran untuk iklim mikro 0,963 *0,006 0,141 *0,003
Saran untuk polusi/kualitas udara 0,480 *0,000 0,325 *0,020
3 VISUAL
Pola perkerasan yang diinginkan 0,370 *0,010 *0,006 *0,002
Warna perkerasan yang diinginkan 0,105 *0,000 0,756 0,244
Pola perkerasan yang baik untuk pedestrian yang
diinginkan 0,542 0,393 0,519 0,199
Saran untuk disain paving 0,281 0,808 0,380 0,129
Saran untuk disain elemen jalan 0,710 0,864 0,141 0,569
Saran untuk bentuk pola tanam 0,423 0,960 0,812 0,440
Saran untuk gangguan yang merusak pemandangan 0,320 0,358 *0,019 *0,004
Saran untuk kualitas visual di luar jalur pedestrian 0,197 0,843 0,072 0,419
Nilai α = 0,05
bila nilai uji > 0,05, maka kategori yang diuji tidak saling terikat (bebas) dengan materi kuisioner yang ditanyakan
bila nilai uji < 0,05, maka kategori yang diuji saling terikat dengan materi kuisioner yang ditanyakan
Cetak tebal (*) menunjukkan nilai-nilai uji yaitu nilai α < 0,05.
Menurut Simonds (1983), suatu lanskap jalan dapat dibuat lebih menarik dan menyenangkan yaitu dengan menciptakan suatu pemandangan menarik (vista) melalui penanaman tanaman. Sedangkan menurut Carpenter et. al (1975) tanaman memiliki nilai estetika yaitu fungsi estetika akan tercapai jika elemen-elemen lanskap dikombinasikan dengan tepat dan baik sehingga tercapai suatu kesatuan yang serasi dan harmonis, memberikan kesenangan dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Penanaman vegetasi juga untuk memperlunak pemandangan terhadap pola-pola bangunan yang monoton, terkesan kaku dan keras.
Selain berkaitan dengan kategori gender/jenis kelamin, materi kuisioner jenis pohon yang diinginkan ternyata juga berkaitan dengan ketiga kategori uji lainnya (nilai α < 0,05). Hal ini semakin mempertegas bahwa jenis pohon yang diinginkan oleh responden sangat mempengaruhi preferensinya sebagai faktor penunjang kenyamanan selama bermobilisasi di dalam ruang pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta. Jenis pohon berbunga mendapat apresiasi antara 154 hingga 155 orang (71,63% hingga 72,09%) pada masing-masing
kategori uji, dari keseluruhan responden daripada jenis pohon yang tidak berbunga. Hal ini diduga karena pohon yang berbunga memberikan kesan yang lebih baik dalam membentuk kenyamanan ruang, tidak hanya melalui fungsi dan manfaatnya secara fisik ataupun mekanik, tetapi juga memberikan kenyamanan visual berupa pengalaman estetis bagi pengguna pada ruang tersebut.
Tabel 7 Karakter hasil uji Chi-Square terhadap preferensi responden, pada materi kuisioner yang memiliki nilai α < 0,05
No. Aspek
Kenyamanan Materi Kuisioner Pilihan Terbanyak Keterangan
1 FISIK / FUNGSI
Fungsi ruang pedestrian yang diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, menginginkan tempat berjalan kaki sebanyak 191 org
(88,83%)
- Perguruan Tinggi: 104 org (48,37%) - SMA/Aliyah: 65 org (30,23%) - Akademi/diploma: 22 org (10,23%)
Bahan perkerasan yang diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, menginginkan batu kerikil sebanyak 94 org (43,72%)
- Karyawan swasta: 29 org (13,48%) - Pelajar/mahasiswa: 35 org (16,27%) - PNS/TNI/POLRI: 21 org (9,76%) - Wiraswasta: 3 org (1,39%) - Pedagang informal: 2 org (0,9%) - Tdk bekerja: 4 org (1,86%)
Elemen yang harus ada pada ruang pedestrian
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, menginginkan tanaman: pohon peneduh, semak, perdu dan rumput sebanyak 170
org (79,07%)
- Perguruan Tinggi: 92 org (42,79%) - SMA/Aliyah: 63 org (29,30%) - Akademi/diploma: 15 org (6,97%)
Tanaman yang diinginkan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, menginginkan Pohon, semak dan perdu, pohon dan rumput, pohon dan semak perdu
sebanyak 101 org (46,97%)
- Karyawan swasta: 27 org (12,55%) - Pelajar/mahasiswa: 46 org (21,39%) - PNS/TNI/POLRI: 20 org (9,30%) - Wiraswasta: 5 org (2,32%) - Tdk bekerja: 3 org (1,39%)
Tanaman jenis pohon dengan bentuk fungsi vegetasi yang diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, menginginkan pohon peneduh sebanyak 158 org
(73,48%) - ≤ 20 tahun: 16 org (7,44%) - 21 - 30 tahun: 93 org (43,25%) - 31 - 40 tahun: 26 org (12,09%) - 41 - 50 tahun: 19 org (8,83%) - ≥ 51 tahun: 4 org ( 1,86%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, menginginkan pohon peneduh sebanyak 158 org
(73,48%)
- Perguruan Tinggi: 84 org (39,07%) - SMA/Aliyah: 59 org (27,44%) - Akademi/diploma: 15 org (6,97%) 48.37% 10.23% 30.23% 13.48% 16.27% 9.76% 1.39% 1.86% 0.90% 42.79% 6.97% 29.30% 1.39% 21.39% 9.30% 2.32% 12.55% 7.44% 43.25% 1.86% 8.83% 12.09% 39.07% 6.97% 27.44%
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, menginginkan pohon peneduh sebanyak 157 org
(73,02%)
- Karyawan swasta: 58 org (26,97%) - Pelajar/mahasiswa: 56 org (26,04%) - PNS/TNI/POLRI: 32 org (14,88%) - Wiraswasta: 8 org (3,72%) - Pedagang informal: 1 org (0,46%) - Tdk bekerja: 2 org (0,93%)
Jenis pohon yang diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Jenis Kelamin, menginginkan berbunga sebanyak 155 org
(72,09%)
- Laki-Laki: 77 org (35,81%) - Perempuan: 78 org (36,28%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, menginginkan berbunga
sebanyak 155 org (72,09%) - ≤ 20 tahun: 9 org (4,18%) - 21 - 30 tahun: 93 org (43,25%) - 31 - 40 tahun: 26 org (12,09%) - 41 - 50 tahun: 22 org (10,23%) - ≥ 51 tahun: 5 org (2,32%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, menginginkan berbunga sebanyak 154 org
(71,63%)
- Perguruan Tinggi: 85 org (39,53%) - SMA/Aliyah: 48 org (22,32%) - Akademi/diploma: 20 org (9,3%) - Tdk sekolah: 1 org (0,46%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, menginginkan berbunga sebanyak 155 org
(72,09%)
- Karyawan swasta: 61 org (28,37%) - Pelajar/mahasiswa: 39 org (18,14%) - PNS/TNI/POLRI: 44 org (20,46%) - Wiraswasta: 7 org (3,25%) - Pedagang informal: 1 org (0,46%) - Tdk bekerja: 3 org (1,39%) Kesesuaian penempatan
utilitas yang diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, menginginkan ditanam dibawah pedestrian sebanyak 137
org (63,72%) - ≤ 20 tahun: 13 org (6,04%) - 21 - 30 tahun: 79 org (36,74%) - 31 - 40 tahun: 22 org (10,23%) - 41 - 50 tahun: 20 org (9,30%) - ≥ 51 tahun: 3 org (1,39%)
Bentuk fasilitas pengaman yang diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, menginginkan ada pembatas bagi jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki sebanyak
132 org (61,39%) - ≤ 20 tahun: 19 org (8,84%) - 21 - 30 tahun: 74 org (34,41%) - 31 - 40 tahun: 21 org (9,76%) - 41 - 50 tahun: 15 org (6,97%) - ≥ 51 tahun: 3 org ( 1,39%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, menginginkan ada pembatas bagi jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki sebanyak
132 org (61,39%)
- Perguruan Tinggi: 72 org (33,48%) - SMA/Aliyah: 48 org (22,32%) - Akademi/diploma: 12 org (5,58%) 26.97% 26.04% 14.88% 3.72% 0.46% 0.93% 36.28% 35.81% 4.18% 43.25% 12.09% 10.23% 2.32% 39.53% 0.46% 9.30% 22.32% 28.37% 18.14% 20.46% 3.25% 0.46% 1.39% 6.04% 36.74% 1.39% 9.30% 10.23% 8.84% 34.41% 1.39% 6.97% 9.76% 33.48% 5.58% 22.32%
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, menginginkan ada pembatas bagi jalur kendaraan dan jalur pejalan kaki sebanyak
132 org (61,39%)
- Karyawan swasta: 40 org (18,60%) - Pelajar/mahasiswa: 50 org (23,25%) - PNS/TNI/POLRI: 34 org (15,81%) - Wiraswasta: 7 org (3,25%) - Tdk bekerja:1 org (0,46%)
Saran untuk kebersihan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan saran kurang sebanyak 128 org (59,53%)
- Perguruan Tinggi: 80 org (37,20%) - SMA/Aliyah: 34 org (15,81%) - Akademi/diploma: 13 org (6,04%) - Tdk sekolah: 1 org (0,46%)
Saran untuk keamanan - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan saran kurang sebanyak 138 org (64,18%)
- Karyawan swasta: 50 org (23,25%) - Pelajar/mahasiswa: 47 org (21,86%) - PNS/TNI/POLRI: 35 org (16,27%) - Wiraswasta: 5 org (2,32%) - Tdk bekerja: 1 org (0,46%)
Saran untuk kelengkapan
street furniture
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan saran kurang sebanyak 142 org (66,04%)
- Perguruan Tinggi: 83 org (46,51%) - SMA/Aliyah: 44 org (34,41%) - Akademi/diploma: 15 org (10,69%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan saran kurang sebanyak 1423org (66,51%)
- Karyawan swasta: 51 org (23,72%) - Pelajar/mahasiswa: 40 org (18,60%) - PNS/TNI/POLRI: 43 org (20,00%) - Wiraswasta: 8 org (3,72%) - Tdk bekerja: 1 org (0,46%)
Saran untuk kenyamanan paving
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan saran kurang
sebanyak 101 org (46,97%) - ≤ 20 tahun: 7 org (3,25%) - 21 - 30 tahun: 61 org (28,37%) - 31 - 40 tahun: 18 org (8,37%) - 41 - 50 tahun: 11 org (5,11%) - ≥ 51 tahun: 4 org (1,86%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan saran kurang sebanyak 101 org (46,97%)
- Perguruan Tinggi: 65 org (30,23%) - SMA/Aliyah: 30 org (13,95%) - Akademi/diploma: 6 org (2,79%)
Saran untuk pengganggu kenyamanan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan saran kurang
sebanyak 126 org (58,60%) - ≤ 20 tahun: 9 org (4,18%) - 21 - 30 tahun: 70 org (32,56%) - 31 - 40 tahun: 25 org (11,63%) - 41 - 50 tahun: 19 org (8,83%) - ≥ 51 tahun: 3 org (1,39%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan saran kurang sebanyak 126 org (58,60%)
- Perguruan Tinggi: 76 org (35,34%) - SMA/Aliyah: 38 org (17,67%) - Akademi/diploma: 12 org (5,58%) 18.60% 23.25% 15.81% 3.25% 0.46% 37.20% 15.81% 0.46% 6.04% 23.25% 21.86% 0.46% 2.32% 16.27% 46.51% 34.41% 10.69% 23.72% 18.60% 20.00% 0.46%3.72% 3.25% 28.37% 1.86% 5.11% 8.37% 30.23% 2.79% 13.95% 4.18% 32.56% 1.39% 8.83% 11.63% 35.34% 5.58% 17.67%
Saran untuk tata letak penempatan elemen jalan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan saran baik sebanyak 94 org (43,72%)
- Perguruan Tinggi: 39 org (18,14%) - SMA/Aliyah: 41 org (19,07%) - Akademi/diploma: 13 org (6,04%) - Tdk sekolah: 1 org (0,46%)
2 KLIMATIK
Saran untuk iklim mikro - Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan saran kurang
sebanyak 139 org (64,65%) - ≤ 20 tahun: 12 org (5,58%) - 21 - 30 tahun: 82 org (38,14%) - 31 - 40 tahun: 23 org (10,69%) - 41 - 50 tahun: 15 org (6,97%) - ≥ 51 tahun: 7 org (3,25%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan saran kurang sebanyak 139 org (64,65%)
- Karyawan swasta: 48 org (22,32%) - Pelajar/mahasiswa: 43 org (20%) - PNS/TNI/POLRI: 41 org (19,07%) - Wiraswasta: 6 org (2,79%) - Tdk bekerja: 1 org (0,46%)
Saran untuk polusi/kualitas udara
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, memberikan saran kurang
sebanyak 151 org (70,23%) - ≤ 20 tahun: 16 org (7,44%) - 21 - 30 tahun: 84 org (39,07%) - 31 - 40 tahun: 29 org (13,48%) - 41 - 50 tahun: 17 org (7,90%) - ≥ 51 tahun: 5 org (2,32%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan saran kurang sebanyak 151 org (70,23%)
- Karyawan swasta: 53 org (24,65%) - Pelajar/mahasiswa: 43 org (20,00%) - PNS/TNI/POLRI: 44 org (20,46%) - Wiraswasta: 8 org (3,72%) - Tdk bekerja: 3 org (1,39%)
3 VISUAL
Pola perkerasan yang
diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur menginginkan berpola
sebanyak 126 org (58,60%) - ≤ 20 tahun: 19 org (8,83%) - 21 - 30 tahun: 69 org (32,09%) - 31 - 40 tahun: 22 org (10,23%) - 41 - 50 tahun: 13 org (6,04%) - ≥ 51 tahun: 3 org (1,39%) - Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, menginginkan berpola
sebanyak 125 org (58,14%)
- Perguruan Tinggi: 71 org (33,02%) - SMA/Aliyah: 49 org (22,79%) - Akademi/diploma: 5 org (2,32%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, menginginkan berpola
sebanyak 125 org (58,14%)
- Karyawan swasta: 29 org (13,48%) - Pelajar/mahasiswa: 51 org (23,72%) - PNS/TNI/POLRI: 36 org (16,74%) - Wiraswasta: 7 org (3,25%) - Tdk bekerja: 2 org (0,93%) 18.14% 0.46% 6.04% 19.07% 5.58% 38.14% 3.25% 6.97% 10.69% 22.32% 20% 19.07% 0.46% 2.79% 7.44% 39.07% 2.32% 7.90% 13.48% 24.65% 20.00% 20.46% 1.39%3.72% 8.83% 32.09% 1.39% 6.04% 10.23% 33.02% 22.79% 2.32% 13.48% 23.72% 16.74% 0.93% 3.25%
Warna perkerasan yang diinginkan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Umur, menginginkan berwarna lebih sederhana sebanyak 87 org
(40,46%) - ≤ 20 tahun: 14 org (6,51%) - 21 - 30 tahun: 48 org (22,32%) - 31 - 40 tahun: 13 org (6,04%) - 41 - 50 tahun: 10 org (4,65%) - ≥ 51 tahun: 2 org ( 0,93%)
Saran untuk gangguan yang merusak pemandangan
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pendidikan, memberikan saran kurang sebanyak 141 org (65,58%)
- Perguruan Tinggi: 80 org (37,20%) - SMA/Aliyah: 45 org (20,93%) - Akademi/diploma: 15 org (6,97%) - Tdk sekolah: 1 org (0,46%)
- Kategori uji yang berkaitan adalah
Pekerjaan, memberikan saran kurang sebanyak 142 org (66,04%)
- Karyawan swasta: 52 org (24,18%) - Pelajar/mahasiswa: 36 org (16,74%) - PNS/TNI/POLRI: 42 org (19,53%) - Wiraswasta: 10 org (4,65%) - Tdk bekerja: 2 org (0,93%)
4.4. Analisis Aspek Kenyamanan
Kenyamanan dapat dibentuk melalui 3 hal, yaitu kenyamanan klimatik, kenyamanan fisik dan kenyamanan visual. Kenyamanan klimatik berhubungan dengan kesesuaian faktor-faktor iklim mikro terkait dengan yang dirasakan oleh manusia, yaitu radiasi matahari, temperatur udara, angin dan kelembaban. Kenyamanan fisik berkaitan erat dengan kesesuaian bentuk dan disain objek atau elemen-elemen yang dibangun terhadap lingkungan sekitarnya, misalnya kesesuaian bangku taman, lampu-lampu taman, pedestrian, papan reklame dan infrastruktur lainnya. Sedangkan kenyamanan visual dihubungkan dengan kesesuaian pemandangan yang ditangkap oleh mata pengamat terhadap lingkungannya melalui persepsi.
Ketiga bentuk kenyamanan di atas pada suatu lingkungan tidak dapat terbentuk secara spontan, melainkan merupakan interaksi antara objek-objek dalam lanskap dan elemen klimatik. Apabila terbentuk keselarasan dan keseimbangan antara-antara faktor-faktor tersebut, maka kenyamanan lingkungan dapat terciptakan.
4.4.1. Kenyamanan Klimatik
Kenyamanan klimatik berkaitan erat dengan kondisi iklim mikro tapak. Kondisi iklim mikro yang tidak nyaman, sangat mengganggu kenyamanan pengguna dalam beraktivitas sekaligus apresiasi yang ditunjukkannya pada tapak.
6.51% 22.32% 0.93% 4.65% 6.04% 37.20% 0.46% 6.97% 20.93% 24.18% 16.74% 19.53% 0.93% 4.65%
Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, sepanjang tahun 2008 suhu di wilayah Jakarta Pusat berkisar antara 25,56O C-30,3O C dengan kelembaban berkisar antara 62,4%-81,35%. Data mengenai kondisi klimatik di wilayah Jakarta Pusat selama tahun 2008, disajikan pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8 Kondisi klimatik di wilayah Jakarta Pusat, bulan Januari-Oktober 2008.
No. Kondisi Bio-Fisik Tahun 2008 Min Maks
Rata-rata
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
1 Suhu (OC) 27.78 25.56 27.28 28.47 27.42 27.68 29.21 27.88 29.34 30.30 25.56 30.30 28.09
2 Kelembaban (%) 71.81 81.35 72.36 70.91 70.13 63.79 63.82 74.58 63.24 62.40 62.40 81.35 69.44
3 Kecepatan Angin (m/s) 1.08 1.42 0.94 0.73 0.71 0.48 0.82 1.63 0.50 0.38 0.38 1.63 0.87
4 Konsentrasi PM10 (µg/m3) 55.45 44.03 52.43 71.55 81.00 79.31 144.88 100.95 101.03 83.24 44.03 144.88 81.39
Sumber: BMKG, 2008
lokasi stasiun klimatik BMKG berada di Kemayoran, Jakarta Pusat; metode pengukuran dilakukan harian, dengan interval pengukuran tiap 30 menit.
Berdasarkan tabel di atas, secara umum suhu dan kelembaban di wilayah Jakarta Pusat beragam antar bulannya. Menurut Laurie (1986), standar kelembaban bagi kenyamanan manusia dalam beraktivitas berkisar antara 40% - 70%, dengan temperatur antara 15O C – 27O C. Pada daerah tropis kondisi kenyamanan relatif yang dirasakan manusia bila berada pada suhu 27O C – 28O C (Laurie, 1986). Meskipun demikian, pada bulan-bulan kering (Juli-Oktober) kondisi suhu akan meningkat dan cenderung panas. Data yang diambil oleh BMKG tersebut, merupakan data harian dengan interval pengamatan tiap 30 menit.
Untuk mengetahui lebih lanjut tingkat kenyamanan klimatik berdasarkan kondisi suhu dan kelembaban udara di wilayah Jakarta Pusat ini, maka dilakukan analisis mengenai indeks suhu dan kelembaban atau THI seperti pada Tabel 9 di bawah ini.
Tabel 9 Indeks suhu dan kelembaban (THI) wilayah Jakarta Pusat Tahun 2008.
No. Kondisi Bio-Fisik Tahun 2008
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt 1 Temperature Humidity Index (THI) 26.21 24.61 25.77 26.81 25.78 25.68 27.10 26.46 27.18 28.02
Analisis nilai Temperature Humidity Index (THI) pada tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa pada Tahun 2008 kondisi klimatik di wilayah Jakarta Pusat pada bulan Pebruari, Maret, Mei dan Juni masih dalam kondisi nyaman, nilai THI berkisar antara 24,61-25,78. Menurut Mulyana et al. dalam Tursilowati (2007), kondisi klimatik yang nyaman bagi pengguna ruang dalam beraktivitas berada pada kisaran nilai THI antara 20 hingga 26. Sedangkan pada bulan Januari, April, Juli, Agustus, September dan Oktober tahun 2008, kondisi kenyamanan udara sudah melampaui batas nyaman (THI > 26). Selain itu, nilai PM10 (floating dust)
pada Tabel 8, masih berada dibawah ambang batas yang ditentukan yaitu 150 µg/Nm3 (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 1999), meskipun demikian perlu diperhatikan pula untuk bulan-bulan kering antara bulan April hingga September, konsentrasi PM10 cenderung tinggi dibandingkan bulan-bulan basah,
sehingga diperlukan usaha-usaha untuk mereduksi dampak dari pencemaran udara ini. Kaitannya dengan hal tersebut, menurut Carpenter et al. (1975), tanaman memiliki fungsi kontrol polusi (debu, suara dan asap). Karakteristik tanaman yang memiliki fungsi sebagai penjerap debu adalah permukaan daun yang berbulu, kasar atau memiliki lapisan lilin, karakteristik ini ditunjang massa daun yang rapat dan lebat. Beberapa jenis tanaman tersebut antara lain: Kidamar (Agathis alba), Bunga kupu-kupu. (Bauhinia spp), Kasia (Cassia spp.), Flamboyan (Delonix
regia), Ketapang (Terminalia catappa), Kihujan (Samanea saman).
Untuk membandingkan antara pengukuran kondisi klimatik BMKG dengan kondisi faktual pada lokasi studi, maka dilakukan pengukuran lapang mengenai suhu dan kelembaban relatif menggunakan alat ukur thermo-hygro digital, pada tanggal 23 Juni 2008, dengan mengambil interval waktu pengukuran: pagi (pukul 08.00-11.00), siang (pukul 11.00-14.00), sore (pukul 14.00-16.00) dan malam (pukul 19.00-20.00). Sampel pengukuran suhu dan kelembaban relatif (RH) pada lokasi studi dilakukan pada 32 titik pengamatan, dengan jarak tiap titik ± 200 meter pada sisi sebelah Timur pedestrian jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman. Selengkapnya data disajikan pada Tabel 10 di bawah ini.
Tabel 10 Perbandingan hasil pengamatan suhu dan kelembaban relatif pada lokasi studi
DATA LAPANG
WAKTU PENGAMBILAN DATA
Rata-rata Harian
PAGI SIANG SORE MALAM
(08.00 - 11.00 WIB) (11.00 - 14.00 WIB) (14.00 - 16.00 WIB) (19.00 - 20.00 WIB)
Min. Maks. Rata-rata Min. Maks. Rata-rata Min. Maks. Rata-rata Min. Maks. Rata-rata
Pengukuran Sendiri *) Suhu (O C) 29.7 35.2 31.9 33 36.2 34.8 33.9 36.3 35.1 30.7 35.5 32 33.4 Kelembaban Relatif/RH (%) 38 58 50.2 36 44 38.8 37 44 40.6 39 53 48.9 44.6 THI 26.0 32.2 28.7 28.8 32.1 30.5 29.6 32.2 30.9 27.0 32.2 28.7 29.7 BMKG **) Suhu (O C) 26.09 30.45 28.38 31.66 32.71 32.26 31.7 32.62 31.94 27.8 28.28 28.03 27.98 Kelembaban Relatif/RH (%) 45.35 74.09 61.37 39.03 40.62 39.56 39.38 43.68 40.58 61.13 65.93 64.41 64.79 THI 23.2 28.9 26.2 27.8 28.8 28.4 27.9 28.9 28.1 25.6 26.4 26.0 26.0
*) periode tanggal 23 Juni 2008; lokasi pengukuran pedestrian Jl. M.H. Thamrin-Jend. Sudirman.
**) periode tanggal 23 Juni 2008; lokasi pengukuran Kemayoran, Jakarta Pusat; metode
pengu-kuran dilakukan harian, dengan interval pengupengu-kuran tiap 30 menit.
Berdasarkan tabel di atas terdapat perbedaan antara hasil pengukuran sendiri dengan data yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Berdasarkan pengukuran lapang terhadap suhu dan kelembaban relatif (RH) pada lokasi studi menunjukkan bahwa suhu rata-rata berkisar antara 31,9O C hingga 35,1O C, sedangkan kelembaban relatif (RH) rata-rata berkisar antara 38,8% hingga 50,2%. Sedangkan data dari BMKG menunjukkan bahwa suhu rata-rata berkisar antara 28,03O C hingga 32,26O C, sedangkan kelembaban relatif (RH) rata-rata berkisar antara 40,58% hingga 64,41%. Pada pengukuran sendiri, kondisi klimatik rata-rata harian, yaitu nilai THI telah melampaui batas ambang kenyamanan (THI > 26), sedangkan data dari BMKG menunjukkan bahwa pada wilayah Jakarta Pusat (Kemayoran), kondisi klimatik masih berada pada kondisi yang nyaman (THI=26). Perbedaan ini dapat dimaklumi bahwa terdapat perbedaan dalam metode pengambilan data, terutama dalam interval waktu dan lokasi pengukuran.
Interval waktu yang digunakan pada pengukuran sendiri lebih difokuskan pada waktu-waktu saat intensitas penggunaan ruang pada tingkat tinggi dan/ atau sangat tinggi, hal ini dihubungkan dengan kenyamanan termal lokasi studi
terhadap aktivitas pengguna ruang. Sedangkan interval waktu yang digunakan oleh BMKG lebih difokuskan untuk memperoleh data berdasarkan rata-rata harian. Pada daerah tropis, suhu bumi tertinggi biasanya terjadi pada pukul 13.30 – 15.00 dan suhu bumi terendah terjadi pada pukul 04.30 – 05.30. Tetapi data yang dihasilkan melalui pengukuran sendiri dengan data hasil BMKG tetap akan secara signifikan berbeda antar interval waktu.
Perbedaan antar lokasi pengamatan juga sangat mempengaruhi hasil pengukuran. Pengukuran sendiri mengambil lokasi di sepanjang jalur pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman, Jakarta Pusat, dengan mengambil 32 titik sampel pengukuran (sesuai lokasi studi). Karakteristik tapak yang dipengaruhi oleh lanskap jalan dan intensitas penggunaan ruang di sekelilingnya yang berupa CBD (Central Bussiness District) akan sangat berbeda dengan lokasi pengamatan BMKG di sekitar daerah Kemayoran, Jakarta Pusat, terutama iklim mikro yang terbentuk antara kedua lokasi tersebut.
Berdasarkan data pengukuran sendiri terhadap kondisi klimatik lokasi studi, maka dapat dilihat bahwa pada kondisi puncak lingkungan yaitu pada pukul 11.00-14.00 WIB, suhu dan kelembaban wilayah ini telah melampaui batas kenyamanan lingkungan untuk manusia beraktivitas di dalamnya (Tabel 10). Oleh karena itu, diperlukan usaha-usaha untuk memodifikasi ketidak-nyamanan tersebut dengan memperbaiki lingkungan mikro tapak, terutama pada lokasi studi.
Meskipun faktor klimatik merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan kenyamanan ruang, ternyata secara perseptual hal ini tidak mendapatkan perhatian dari responden (Tabel 4), yang ditunjukkan oleh nilai
Chi-Square > 0,05. Secara preferensi responden, faktor klimatik mendapatkan
apresi-asi yang tinggi (Tabel 6 dan 7), yang ditunjukkan oleh nilai Chi-Square < 0,05. Secara umum, responden menilai bahwa kondisi iklim mikro dan kualitas udara/polusi pada lokasi studi masih kurang, responden menginginkan adanya perbaikan-perbaikan terhadap kondisi tersebut. Pembentukan iklim mikro yang nyaman bagi pengguna tapak tidak dapat dilakukan secara menyeluruh. Hal ini disebabkan bahwa tata ruang di kawasan ini telah terbentuk, untuk merubahnya maka akan merubah kebijakan tata ruang secara keseluruhan pada kawasan ini, sehingga hal ini sangat sulit dilakukan. Hal yang bisa dilakukan adalah
m n n n a f m d b m b l k r k r d a p membentuk nyaman untu Kenya naungan ata naungan ata atau fasilitas fasilitas atau mobilisasi p dengan pem berfungsi un mereduksi d Pedest bagian terin lainnya. Saa kaki mendap ruang parkir kavling, tiap ruang kota. ditimbulkan akan mendu pedestrian d Gambar 14 lingkungan uk aktivitas b amanan berj au bayangan au bayangan s lainnya (m u penanama pengguna tap mbatasan vo ntuk memba dampak nega trian pada Ja ntegrasi pad at ini penggu patkan ruang r. Kecenderu p-tiap kavlin . Pada beb oleh gedun ukung kenya di depan gedu Pemandang n mikro ped berjalan kak jalan kaki d sehingga te n dapat terbe misalnya kan an tanaman pak di dalam olume kend atasi jumlah atif yang diti alan M. H. T da program una kendaraa g yang keci ungan ini dip
ng terlihat b berapa titik ng-gedung ti amanan ped ung BPPT, J gan pedestria destrian Jala ki. diarahkan sup erlindungi da entuk melal nopi) atau m tersebut dia m ruang. Usa daraan, car h gas buang mbulkannya Thamrin – J m peningkata an pribadi leb il proporsiny perparah den berdiri send k lanskap p inggi tersebu estrian terse Jalan M.H. T an depan Ge an M.H. Th paya penggu ari sinar ma lui struktur melalui tajuk arahkan unt ha lain yang free day a kendaraan a. Jend. Sudirm an kualitas bih diutamak ya dibanding ngan tidak a
iri tidak seb pedestrian, ut dan lebar ebut bagi pe Thamrin (Ga edung BPPT hamrin-Jend. una mendap atahari dan h fisik seperti tanaman. P tuk tidak m g bisa dilaku atau usaha pada lokasi man diharapk pelayanan kan, sedangk gkan dengan danya konek bagai sebuah efek bayan r pedestrian engguna rua ambar 14). T, Jalan M.H. Sudirman patkan efek hujan. Efek i bangunan Penempatan mengganggu ukan adalah lain yang i studi dan kan sebagai perkotaan kan pejalan n jalan dan ksitas antar h kesatuan ngan yang yang lebar ang, seperti . Thamrin.
4.4.2. Kenyamanan Fisik/Fungsi
Sesuai dengan karakteristiknya, kawasan Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman merupakan kawasan CBD (Central Bussiness District) dengan aktivitas pengguna tapak yang sangat tinggi. Aktivitas ini hendaknya disertai dengan pembangunan infrastruktur yang lengkap dan baik, sehingga mampu mengakomodasikan kebutuhan pengguna tapak dalam beraktivitas. Salah satu fasilitas yang penting adalah pedestrian, karena fasilitas ini berfungsi sebagai penghubung antar titik-titik pada lokasi ini. Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka seharusnya pembangunan pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman mampu memberikan kenyamanan, baik kenyamanan fisik maupun kanyamanan visual.
Berdasarkan pengamatan di lapang, kondisi pedestrian Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman sudah lebih baik, terutama setelah selesai dibangunnya program penataan pedestrian di kawasan jalan ini. Meskipun demikian, kondisi ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan pengguna tapak, terutama aspek kenyamanan. Hal ini dapat dibuktikan dengan masih terbatasnya penggunaan pedestrian, terutama pada saat pengguna berpindah tempat di sepanjang kawasan ini. Pengguna tapak lebih memilih menggunakan kendaraan untuk berpindah tempat daripada menggunakan pedestrian untuk berjalan kaki. Hal ini diduga disebabkan oleh kenyamanan fisik pedestrian itu sendiri (misalnya lebar pedestrian, bahan perkerasan, disain paving dan lainnya) dan/ atau iklim mikro yang terbentuk di dalam ruang pedestrian.
Kondisi lanskap yang telah terbangun sejak lama dan menjadi ruang yang masif, menyebabkan permasalahan yang kompleks apabila dilakukan perubahan-perubahan di dalam lanskap Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman ini. Sebagai contoh yaitu penataan pedestrian pada kawasan Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman ini, pada beberapa titik ruang pedestrian yang terbentuk tidak optimal, baik secara fisik maupun visual. Permasalahan itu antara lain: lebar pedestrian yang sempit, penempatan struktur seperti jembatan penyeberangan orang (JPO), tiang-tiang lampu, bollard masih mengganggu pergerakan pengguna. Elemen-elemen lain seperti papan-papan iklan, penunjuk jalan dan rambu lalu-lintas
kurang memperhatikan standar dimensi dan ketersediaan ruang. Hal ini dapat dilihat pada ruang pedestrian di depan gedung Bangkok Bank (Gambar 15).
Gambar 15 Kondisi fisik ruang pedestrian yang tidak nyaman bagi pejalan kaki (Bangkok Bank).
Kenyamanan fisik menjadi bahan pertimbangan yang signifikan bagi pengguna dalam mengapresiasikan persepsi dan preferensinya terhadap lokasi studi. Hal ini dapat diamati bahwa pada studi ini, faktor-faktor fisik sangat mempengaruhi apresiasi responden dalam menjawab kuisioner yang ditanyakan. Hal ini diduga karena faktor-faktor fisik berkaitan erat dan langsung dengan kepentingan responden dalam beraktivitas, terutama dalam hal bermobilisasi. Karakteristik jenis pekerjaan responden memiliki keterkaitan yang erat dalam mengapresiasikan persepsi dan preferensinya terhadap kondisi fisik tapak. Hal ini sangat lazim apabila melihat pentingnya pedestrian sebagai tempat mobilisasi pengguna tapak dalam rangka mencapai titik-titik atau ruang-ruang (masuk-keluar gedung) di dalam lanskap kawasan Jalan M.H. Thamrin-Jend. Sudirman. Selain itu, materi-materi kuisioner yang berkaitan dengan badan pedestrian (seperti bahan, pola dan warna perkerasan), tanaman, kondisi dan ketersediaan fasilitas/infrastruktur jalan (site furniture), keamanan dan kebersihan, berkaitan erat dengan apresiasi responden, seperti yang ditunjukkan data-data pada Tabel 4, 5, 6 dan 7.
Penataan ruang pedestrian dalam rangka membangun lanskap yang nyaman, harus memperhatikan berbagai aspek, tidak hanya kepentingan pejalan kaki, tetapi juga kenyamanan pengguna jalan dan pemilik bangunan di sepanjang Jalan M.H.
Thamrin-Jend. Sudirman. Menambah, mengurangi atau memindahkan elemen-elemen fisik pada lanskap ini perlu mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas tersebut.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efektifitas fungsi fisik ruang pedestrian antara lain dengan mengurangi fasilitas/struktur yang mengganggu pergerakan pejalan kaki (seperti tiang-tiang kabel) untuk ditanam di bawah tanah, JPO yang telah ada diganti dengan jalur underpass, memindahkan konsentrasi massa (terutama pada saat masuk dan keluar kantor) untuk mengurai kemacetan yang mungkin timbul misalnya dengan memindahkan halte dan menertibkan angkutan umum. Untuk memodifikasi ikim mikro pada tapak dapat dilakukan dengan menambahkan efek naungan, seperti membangun shelter dan/atau dengan tajuk tanaman. Sedangkan fasilitas-fasilitas seperti papan informasi, papan penunjuk jalan, rambu-rambu lalu lintas dan papan iklan harus memperhatikan kenyamanan sudut pandang mata pengguna dan tidak mengganggu pemandangan. Selain itu diperhatikan pula penempatan, ketersediaan ruang serta dimensi dari fasilitas tersebut.
4.4.3. Kenyamanan Visual
Lanskap Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman sejak dibangun hingga perkembangannya, termasuk ke dalam bentuk lanskap perkotaan yaitu lanskap yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, terletak di daerah perkotaan dan didominasi oleh struktur dan budaya manusia. Struktur tersebut berupa fasilitas-fasilitas yang mendukung fungsi sosial - ekonomi, seperti bangunan-bangunan gedung tinggi dan pedestrian, sebagai tempat mobilisasi. Sebagai sebuah lanskap perkotaan, fasilitas-fasilitas tersebut harus memiliki nilai estetika yang tinggi. Nilai estetika yang tinggi akan menjamin kenyamanan vsiaul bagi pengguna yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu, pada studi ini aspek kenyamanan visual menjadi salah satu pertimbangan di dalam membentuk kenyamanan ruang pedestrian Jalan M.H. Thamrin–Jend. Sudirman, Jakarta. Jumlah responden dalam studi kualitas visual/estetika ini adalah 59 orang yang terdiri atas mahasiswa program studi arsitektur lanskap Institut Pertanian Bogor (IPB) sebanyak 45 orang dan mahasiswa program studi arsitektur lansekap Universitas Trisakti sebanyak 14
-62.3 -14.2 32.8 84.1 29.2 69.0 -18.7 66.5 56.061.0 -43.1 -26.6 65.3 33.9 74.0 -40.6 79.4 43.646.8 37.7 94.3 54.3 48.8 -18.7 40.1 29.7 82.8 46.2 92.3 33.3 -0.1 -25.3 51.6 86.8 18.925.7 64.2 77.3 50.651.1 78.1 50.7 0.0 -8.5 44.9 35.7 -76.2 98.8 40.8 98.5 -100 -75 -50 -25 0 25 50 75 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Titik-Titik Pengamatan Pada Lanskap Pedestrian Jl. MH. Thamrin - Jend. Sudirman, Jakarta Pusat
Sk
or
S B
E
orang. Responden yang dipilih merupakan mahasiswa jurusan arsitektur lanskap tingkat akhir (semester VI dan/atau lebih). Responden terdiri atas mahasiswa semester VI yaitu sebanyak 41 orang (69,5 %) dan mahasiswa semester VIII sebanyak 18 orang (30,5 %). Maksud dan tujuan dipilihnya responden terbatas pada mahasiswa jurusan arsitektur lanskap tingkat akhir adalah responden memiliki pemahaman mengenai fungsi dan estetika lanskap yang lebih dalam dan relatif seragam, sehingga diharapkan bentuk apresiasi yang diberikan pada studi ini lebih tepat dan lengkap dalam mencapai tujuan studi ini.
Gambar 16 memperlihatkan keindahan pemandangan pada setiap titik pengamatan di lanskap pedestrian Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman, Jakarta. Adanya keragaman nilai SBE yang diperoleh memperlihatkan adanya perbedaan preferensi responden terhadap keindahan pada masing-masing lanskap di dalam lanskap ini. Hasil di bawah memperlihatkan bahwa kualitas estetika lanskap pedestrian Jalan M.H. Thamrin–Jend. Sudirman sangat beragam. Beberapa lanskap terlihat sangat indah, namun banyak juga lanskap yang kurang menarik, kurang terpelihara dan tidak nyaman secara visual. Lanskap yang memiliki nilai
SBE paling tinggi menggambarkan kualitas estetika tinggi dan paling disukai,
demikian pula sebaliknya. Lanskap yang tidak disukai atau paling tidak indah, dalam hal ini diindikasikan dengan nilai SBE yang rendah pula.
Gambar 16 Pendugaan nilai keindahan pemandangan (SBE) pada lanskap pedes-trian Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman, Jakarta.
Lanskap 14 mempunyai nilai SBE tertinggi yaitu sebesar 98,8 jika dibandingkan dengan lanskap lainnya. Nilai SBE terendah dimiliki oleh lanskap
d p m p s d ( l b G 12 dengan disebabkan o pedestrian y memberikan pemandanga struktural m depan gedu (Gambar 17) leluasa dan bangunan-ba Gambar 17 nilai sebes oleh karakte yang mulai ti n kesan lua an efek visu memberikan ung yang ). Dapat mem pandangan angunan ber Pemandang SBE terting sar -76,2. eristik lanska
inggi dan leb as terhadap ual berupa ruang yang menunjang mberikan sti yang luas s rtingkat tingg gan-pemanda ggi. Tingginya ap tersebut,
bar dari ped p ruang ter bayangan g g nyaman da keindahan imulus kepa serta menye gi yang ada d angan lansk nilai SBE yaitu tatanan destrian yang rsebut. Lans gedung Plaz an teduh, se pemandan da pengguna eluruh, di te di sekitarnya kap pedestria lanskap 14 n yang rapi g cukup leba skap ini m za ABDA d erta konfigu gan penggu a ruang untu engah-tengah a. an yang mem 4 mungkin dari pohon ar sehingga memberikan dan secara urasi taman una ruang uk bergerak h dinamika miliki nilai