• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Manajemen Strategi PT. GarudaFood

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Manajemen Strategi PT. GarudaFood"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 1

BAB 1

PROFIL PERUSAHAAN

Sejarah perusahaan

Saat ini PT. Garudafood Putra Putri Jaya (GPPJ) merupakan gabungan dari PT Tudung Putra Jaya, PT Garudafood Jaya, dan PT Garuda Putra Putri Jaya. Kesemuanya merger pada November 2000. Cikal bakal berdirinya Garudafood adalah diawali dengan dibentuknya PT Tudung Putra Jaya (TPJ) pada tahun 1979 di Pati Jawa Tengah oleh almarhum Darmo Putro yang memulai usahanya sebagai produsen tepung tapioka. TPJ secara khusus memproduksi kacang kulit sampai akhirnya pada tahun 1987 mulai menggunakan merek Kacang Garuda sebagai produk unggulannya. Sementara PT Garuda Putra Putri Jaya sendiri baru dibentuk pada tahun 1995 berkonsentrasi memproduksi kacang oven dan 2 kacang salut seperti : kacang atom, kacang madu, dan kacang telur. Sedangkan PT Garudafood Jaya merupakan salah satu unit usaha Garudafood yang memproduksi makanan biskuit.

Dengan digabungnya beberapa unit usaha ke dalam PT GPPJ, pengembangan terus dilakukan. GPPJ telah memiliki beberapa pabrikan dengan teknologi mesin yang canggih dalam setiap proses pengolahan makanan. Beberapa pabrikan GPPJ di antaranya berada di kota Pati, Gresik, Bandung dan Bandar Lampung Untuk menjamin Kacang Garuda dapat dinikmati oleh Konsumen di seluruh pelosok negeri dan tersedia dalam jumlah yang cukup, jaringan distribusi Garudafood terus diperkokoh dengan mendirikan PT Sinar Niaga Sejahtera pada tahun 1994. Sejalan dengan berkembangnya waktu, perusahaan yang tadinya berfungsi sebagai perusahaan pendukung ini akhirnya dapat menjadi profit center tersendiri bagi kelompok usahanya.

Seiring kemajuan demi kemajuan yang dicapai produk kacang garingnya, perusahaan terus melakukan inovasi dengan melakukan upaya diversifikasi produk dan penerapan mesin-mesin baru berteknologi modern. Pada tahun 1995, melalui PT Garuda Putra Putri Jaya, perusahaan mendirikan pabrik kacang lapis

(2)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 2 yang meliputi : kacang atom, kacang telur dan kacang madu. Ekspansi ke beragam produk kacang ini ternyata mendapat sambutan hangat dari pasar. Buktinya, meskipun masih baru, daya serap pasar atas produk kacang lapis ini ternyata mampu melampaui prestasi yang dicapai oleh produk kacang garing.

Untuk menjamin pasokan bahan baku utama (kacang tanah) yang berkualitas tinggi dan tersedia sesuai kapasitas produksi pabrik, tahun 1996 didirikan PT Bumi Mekar Tani, yang bergerak di bidang perkebunan kacang. Selain memiliki kebun kacang sendiri, untuk menampung hasil panen kacang para petani dengan harga bersaing, perusahaan ini banyak menjalin kerja sama dengan para 3 petani kacang, khususnya di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dengan demikian, secara aktif perusahaan mengembangkan sistem kemitraan usaha yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Pada akhirnya seluruh jerih payah, keseriusan dan profesionalitas seluruh karyawan Garudafood dapat membuahkan hasil nyata yang sangat mengagumkan. Dari hasil surveinya yang berjudul Study Regarding Snack Industry and Marketing in Indonesia, 1998, Corinthian Infopharma Corpora (CIC) menemukan bahwa Kacang Garuda berhasil menguasai 65% pangsa pasar produk makanan kacang di Indonesia, jauh meninggalkan merek produk kacang di posisi kedua yang menguasai 20%, sedangkan 15% lainnya diperebutkan oleh berbagai merk.

Untuk memperkokoh basis di industri makanan ringan, tahun 1997 perusahaan memasuki pasar biskuit melalui PT Garudafood Jaya. Meskipun di tengah krisis ekonomi, merek biskuit Danza dan Gery berhasil melakukan penetrasi pasar, untuk tahap I (karena keterbatasan kapasitas), ke sejumlah pasar wafer stick di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Selanjutnya, di tengah hebatnya krisis ekonomi, Mei 1998 perusahaan memberanikan diri masuk ke bisnis jelly melalui PT Triteguh Manunggal Sejati. Meskipun relatif baru, pertumbuhan laba atas penjualan memperlihatkan bahwa bisnis ini berpeluang besar untuk tumbuh. Permintaan pasar dari semua jaringan distribusi selalu bergerak naik. Permintaan pasar dari luar negeri, seperti negaranegara Timur Tengah, juga terus meningkat.

Sejumlah industri makanan ringan kini mulai bernaung di bawah payung Garudafood. Sesuai visi dan misinya, kelompok usaha ini tentu saja tidak cepat berpuas diri dengan prestasi yang telah dicapai selama ini. Berbagai inovasi terus

(3)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 3 dilakukan untuk terus membuat produk-produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Semua itu dilakukan, tidak lain demi kepuasan yang sebesar- besarnya bagi para konsumen yang merupakan penentu hidup matinya sebuah perusahaan.

Kini di atas areal lebih dari 35 hektar yang tersebar di berbagai lokasi, telah berdiri pabrik-pabrik industri Garudafood yang didukung oleh mesin dan peralatan berteknologi modern. Mesin oven yang mencakup drying machine dan roasting machine, misalnya, khusus didatangkan dari Belgia dan Jerman. Selain itu, kini Garudafood juga mulai memesan mesin-mesin yang didisain secara khusus sesuai dengan kebutuhan spesifik dari produk-produk yang dikembangkan. Hal ini tercapai berkat kerjasama yang simultan dan terencana antara Divisi Pemasaran ,Divisi Riset dan Pengembangan serta Divisi Produksi. Yang pada akhirnya, mampu menyuguhkan beraneka macam produk makanan dan minuman yang inovatif dan berstandar internasional, dengan tetap mengacu kepada selera dan kepuasan pelanggan.

Filosofi perusahaan

Dynamics and peaceful

Pembenahan dan pencapaian itu tidak akan pernah berhenti. Lingkungan bisnis terus berubah dan garudafood ingin selalu berada di depan semua perubahan yang relevan. Untuk itu sistem nilai yang terkandung dalam suatu Corporate Philosophy yang unik juga telah berhasil dirumuskan dan sosialisasikan, yaitu : DYNAMICS & PEACE yang kalau dijabarkan menjadi lima butir, yaitu : Human Values, Business Ethics, Unity Through Harmony, Speed and Leading Change, Working Smart in a Learning Culture.

Dynamics artinya untuk menjadi "Sustainable Enterprise", harus terus berubah dan lebih baik dalam memberikan Customer Added Value. Peace dalam artian kemajuan sisi materi harus juga diikuti secara seimbang oleh kemajuan sisi spiritual, dengan demikian kemajuan duniawi juga diikuti dengan terciptanya 5 Peace of mind.

Adalah menjadi sebuah kebahagiaan yang tak terhingga membayangkan Garudafood bisa ikut menciptakan Peace of Mind dalam diri 15.600 lebih

(4)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 4 karyawannya. 15.600 karyawan itu pada gilirannya akan membentuk sebuah keluarga yang juga hidup seimbang dan yang pada akhirnya akan ikut mewarnai masyarakat di mana mereka tinggal.

DYNAMICS AND PEACEFUL: Nilai-nilai:

 Human Values

• Menghayati dan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan yang meliputi: • Truth, Right Conduct, Love, Non Violence, and Peace.

• Tidak melanggar hal-hal yang dilarang agama.

• Ketulusan dan keharmonisan dalam berfikir, berkata-kata, dan • bertindak.

 Business Ethics

• Menggunakan norma-norma etika yang berlaku di dalam

• masyarakat dalam berinteraksi dan mengelola lingkungan bisnis • sehingga tercapai "sustainable mutual benefit".

• Peduli juga terhadap berbagai permasalahan yang muncul dalam • kiprah bisnis Garudafood walaupun secara formal bukan menjadi • bagian dari tanggung jawabnya.

 Unity Through Harmony

• Menjaga keharmonisan dan keutuhan dengan lingkungan bisnisnya • secara internal (karyawan dan shareholder).

• Menjaga keseimbangan dan keserasian antara aspek bisnis • dengan aspek-aspek kehidupan lainnya.

 Speed & Leading Change

• Menjaga dan meningkatkan kecepatan dalam cara berpikir dan • bertindak.

• Melembagakan perubahan secara cepat dan berkesinambungan • yang memberikan nilai tambah pada perusahaan dengan bertumpu • pada kekuatan teknologi.

 Working Smart in learning culture

• Rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh serta konsisten dalam • pekerjaan yang digeluti.

(5)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 5 • Menekankan pada proses bekerja yang cepat, sistematis, dan • akurat.

• Senantiasa meningkatkan cara dan mutu kerja melalui

• pengembangan diri di dalam budaya belajar yang terus dibangun • oleh dan bersama perusahaan.

(6)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 6

BAB 2

ETHIC AND CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY

Etika Bisnis

Suatu rangkaian prinsip yang harus diikuti apabila menjalankan bisnis.

Corporate Social Responsibility

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.

CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama. Beberapa investor dan perusahaan manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh

(7)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 7 memperhitungkan akibat terhadap seluruh stakeholder perusahaan, termasuk lingkungan hidup.

Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.

Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa: " CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya”

Pelaporan dan pemeriksaan

Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:

 Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL)

 Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.  Verite, acuan pemantauan

 Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasional SA8000  Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000

Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial. Sementara aspek lingkungan, apalagi aspek ekonomi memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan

(8)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 8 berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu industri yang sejenis).

Sumber Daya Manusia

Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan, terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.

Ijin Usaha

Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.

(9)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 9 Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)

 Strategi Reaktif

Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial

 Strategi Defensif

Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial .

 Strategi Akomodatif

Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut

 Strategi Proaktif

Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.

Ethic and CSR PT. GarudaFood

Sejalan dengan perkembangan perusahaan serta sebagai wujud peran sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar / masyarakat luas, GarudaFood perlu membuat suatu program khusus, yang fokus pada kegiatan sosial perusahaan, disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar namun tetap terarah. Program tersebut adalah Sehati Garudafood.

(10)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 10 Misi Sehati

 Menerapkan 'Corporate Philosophy' GarudaFood. o Human Values

o Business Ethic

o Unity Through Harmony

 Membentuk komunitas „knowledge worker‟ yang mampu menjadi „agent of change‟ yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.

 Memberi kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat luas melalui program yang berkesinambungan di berbagai aspek (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan).

Makna Sehati

SEHATI bermakna berempati.

Dari kata Sehati terdapat kata "sehat" artinya mengutamakan kesehatan baik untuk jasmani dan rohani dan penggalan kata "hati" artinya sepenuhnya dilakukan dengan hati (tulus). Makna keseluruhannya berarti GarudaFood selalu berempati dengan sesama.

5 Pilar Program Sehati Garudafood :  Kesehatan Masyarakat

 Lingkungan

 Bantuan Kemanusiaan  UMKM

 Pendidikan

Di bidang sosial, perusahaan memelopori pendirian Yayasan Darmo Poesponingrum, yang sejak Desember 1999 banyak membantu anak yatim piatu, orang jompo, dan kaum duafa di Kabupaten Rembang, kota kelahiran Darmo Putro, pendiri PT Tudung Putrajaya (cikal bakal Garudafood). Selain itu

(11)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 11 perusahaan juga memberikan sumbangan bagi penderita cacat di seluruh tanah air, masyarakat dan anak kurang mampu, serta panti asuhan. Sumbangan berbentuk khitanan massal, sembako, atau penyediaan sarana pendidikan dan fasilitas umum. Di samping kegiatan yang bersifat rutin seperti donor darah, Garudafood juga punya program pemberian bantuan biaya pendidikan kepada putra-putri karyawan perusahaan. Para korban bencana alam adalah mereka yang termasuk mendapat perhatian perusahaan. Hal itu diwujudkan dengan pemberian bantuan sembako kepada korban banjir di Rembang, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Situbondo, dan korban Merapi di dusun Kaliurang Utara dan Dusun Sumberejo, Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Magelang, serta korban gempa bumi di Bengkulu. Tidak hanya itu, para pengungsi korban tragedi Sampit, Palangkaraya, dan daerah bergolak lain di Kalteng pun tidak luput dari perhatian Garudafood. Kepada mereka, perusahaan menyumbang paket sembako, pakaian layak pakai, susu, kebutuhan spesifik wanita, serta sejumlah buku dan alat tulis.

Penanganan limbah perusahaan

a) Limbah cair

1. Pengolahan Awal/Pendahuluan (Preliminary Treatment)

Tujuan utama dari tahap ini adalah usaha untuk melindungi alat-alat yang ada pada instalasi pengolahan air limbah. Pada tahap ini dilakukan penyaringan, penghancuran atau pemisahan air dari partikel-partikel yang dapat merusak alat-alat pengolahan air limba, seperti pasir, kayu, sampah, plastik dan lain-lain.

2. Pengolahan Primer (Primary Treatment)

Tujuan pengolahan yang dilakukan pada tahap ini adalah menghilangkan partikel-artikel padat organik dan organik melalui proses fisika, yakni sedimentasi dan flotasi. Sehingga partikel padat akan mengendap (disebut sludge) sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas / permukaan (disebut grease).

3. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)

Pada tahap ini air limbah diberi mikroorganisme dengan tujuan untuk menghancurkan atau menghilangkan material organik yang masih ada

(12)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 12 pada air limbah. Tiga buah pendekatan yang umum digunakan pada tahap ini adalah fixed film, suspended film dan lagoon system.

4. Pengolahan Akhir (Final Treatment)

Fokus dari pengolahan akhir (Final Treatment) adalah menghilangkan organisme penyebab penyakit yang ada pada air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan khlorin ataupun dengan menggunakan sinar ultraviolet.

5. Pengolahan Lanjutan (Advanced Treatment)

Pengolahan lanjutan diperlukan untuk membuat komposisi air limbah sesuai dengan yang dikehendaki. Misalnya untuk menghilangkan kandungan fosfor ataupun amonia dari air limbah.

b) Limbah padat Limbah organik

Untuk limbah organik dilakukan pengolahan sbb: 1. pengecilan ukuran hingga 4-5 cm

2. penyusunan tumpukan di atas bilah-bilah untuk membantu aerasi 3. pemantauan dan pengaturan suhu serta kelembaban

4. pembalikan dan penyiraman 5. pematangan

6. pengayakan

Sedangkan untuk limbah anorganik dilakukan pengolahan sbb: 1. Pengecilan ukuran

2. Pengepakan

3. Pengolahan Lanjutan ( dari pabrik dikirim ke tempat daur ulang ) 4. Pengolahan di tempat daur ulang ( Recycling )

(13)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 13

BAB 3

ENVIROMENTAL SCANNING AND INDUSTRY

ANALYSIS

Tujuan Analisis Lingkungan : untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada diluar organisasi maupun yang berada didalam organisasi yang semuanya mempengaruhi kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Peran/Fungsi Analisis Lingkungan :

 Policy – Oriented Role : Peran analisis yang berorientasi pada kebijakan manajemen atas dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.

 Integrated Strategic Planning Role : Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan yang memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.  Functional – Oriented Role : Peran ini bertujuan untuk memperbaiki

kinerja organisasi dengan menyediakan informasi lingkungan yang member perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu. Peran ini berorientasi pada masalah tertentu dalam perusahaan yang menjadi target utama.

Lingkungan Eksternal :

Lingkungan Umum (General Environment) adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas danfaktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak

(14)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 14 implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi.

Faktor-faktornya yaitu :  Faktor sosial  Faktor ekonomi

 Faktor politik & hukum  Faktor teknologi  Faktor demografi Segmen Demografis - Ukuran populasi - Struktur usia - Distribusi geografis - Bauran etnik - Distribusi pendapatan - Tingkat tabungan personal Segmen ekonomi

- Tingkat inflasi - Tingkat kepentingan - Defisit atau surplus

perdagangan

- Defisit atau surplus anggaran - Tingkat tabungan bisnis - Produk domestic bruto Segmen politik/hukum

- Hokum antitrust - Hokum pajak - Filosofi deregulasi

- Hukum pelatihan tenaga kerja - Filosofi dan kebijakan

pendidikan Segmen sosiokultural

- Perempuan sebagai tenaga kerja

- Keragaman tenaga kerja - Sikap terhadap kualitas hidup

bekerja

- Sikap terhadap lingkungan - Pergerakan pilihan pekerjaan

(15)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 15 dan karir

- Pergerakan pilihan berkaitan dengan karakteristik produk dan jasa.

Segmen teknologi

- Inovasi produk - Aplikasi pengetahuan - Focus pada privat dan

pemerintah yang didukung oleh pengeluaran riset dan pengembangan.

- Teknologi komunikasi yang baru.

Segmen global

- Peristiwa politik penting - Pasar global kritikal

- Negara-negara industri baru. - Atribut-atribut budaya dan

institusional yang berbeda.

Lingkungan Industri (Industry Environment) adalah serangkaian faktor-faktor-ancaman daripelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhiperusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya.

Faktor-faktornya yaitu :

 Ancaman pendatang baru  Pembeli (customer)  Produk substitusi  Pesaing (competitor)  Pemasok (supplier)

Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkankomponen-komponen yang secara normal memiliki dampak yang relatiflebih spesifik dan

(16)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 16 langsung terhadap operasional perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri sebagai berikut:

 Ancaman Masuknya Pendatang Baru

 Tingkat Rivalitas Di Antara Para Pesaing yang ada  Tekanan dari Produk Pengganti

 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Substitusi)  Kekuatan Tawar-menawar Pemasok

1. Analisis Lingkungan Umum PT. GarudaFood

Ekonomi

Kondisi perekonomian suatu negara sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Elemen dalam faktor ekonomi dapat membantu atau merintangi pencapaian tujuan perusahaan dan kesuksesan atau kegagalan strategi. Perubahan dalam kondisi perekonomian mungkin akan menguntungkan bagi satu perusahaan tetapi dapat pula merugikan. Indikator dari kesehatan perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, kurs mata uang, defisit atau surplus perdagangan, tabungan konsumen dan daya beli. Perencana strategi harus meramalkan perubahan kondisi perekonomian yang dapat memberikan dampak bagi perusahaan.

Sosial dan Budaya

Kondisi sosial merupakan pertimbangan penting juga bagi manajemen. Lingkungan ini berkenaan dengan kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pandangan dan pola kehidupan komponen-komponen lingkungan yang dikembangkan atau dibentuk dari kebudayaan, ekologi, demografis, geografis, religius, pendidikan dan faktor-faktor etnis (Herudjito, 2000).

Perubahan gaya hidup yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia dewasa ini memberikan dampak perubahan selera dan pola konsumsi. Perubahan besar yang terjadi pada pola konsumsi masyarakat tersebut membuat persaingan

(17)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 17 antar perusahaan menjadi semakin ketat. Semakin banyaknya produk makanan ringan modern snack yang ditawarkan kepada konsumen dan beragamnya selera masyarakat dalam memilih produk makanan ringan menyebabkan persaingan antar perusahaan makanan ringan menjadi ketat, karena masing-masing perusahaan berusaha untuk mengembangkan usahanya dan mempertahankan pangsa pasarnya.

Garudafood sebagai suatu perusahaan yang bergerak di industri makanan ringan mengemban misi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menciptakan produk-produk dan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan harapan yang diinginkan konsumen dengan memperhatikan karakteristik demografi ekonomi dan sosial konsumen.

GarudaFood memproduksi makanan ringan yang dapat menggambarkan karakteristik masyarakat Indonesia yang mana sebagian besar menyukai jenis makanan yang berasal dari kacang-kacangan seperti :kacang kulit biga, kacang kulit rasa bawang, atom gurih lokal, atom manis, atom telor, atom pedas dll. Garudafood juga mengeluarkan produk yang disesuaikan dengan kebiasaan masayarakat Indonesia yang wajib mengkonsumsi nasi yakni dengan adanya makanan pendamping nasi snack pilus yang memiliki pilihan rasa gurih, manis, dan pedas. Produk ini sangat cocok untuk lauk, dikombinasikan dengan nasi, maupun makanan lainnya seperti bakso, soto, mie, siomay, dan makanan-makanan lainnya. Salah satu varian dari pilus adalah pilus cocol yang berbentuk stick dengan dilengkapi saos sambal untuk menambah kenikmatan mengkonsumsi snack pilus.

Garudafood juga memperhatikan faktor usia, perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merk maka dari itu Garudafood juga mengeluarkan varian produk yang dapat dinikmati oleh anak-anak seperti okky jelly yang tersedia dalam enam pilihan rasa buah-buahan, yaitu jeruk, nanas, melon, anggur, strawberry, dan leci dengan Nata de Coco. Selain itu besarnya daya beli masyarakat terhadap suatu produk tergantung dari seberapa besar penghasilan yang ia terima. Melihat hal seperti itu Garudafood berupaya menghadirkan produk-produk makanan ringan dengan harga yang dapat dijangkau sehingga dapat dinikmati masyarakat diberbagai lapisan.

(18)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 18 Teknologi

Disamping faktor sosial, dampak yang mungkin terjadi terhadap kondisi perusahaan adalah faktor teknologi. Perubahan teknologi yang semakin cepat dapat mempengaruhi bahan baku, operasi, produk serta jasa perusahaan. Oleh karena itu perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan atau mengancam kedudukan perusahaan. Perubahan teknologi pada umumnya mengarah pada biaya produksi dan harga jual yang lebih rendah, kualitas produk yang meningkat, pelayanan lebih cepat, waktu pengolahan lebih cepat dan lebih praktis.

PT. Garuda Food membentuk suatu program kemitraan dengan para petani kacang dan memberikan penyuluhan teknologi penanaman kacang agar menghasilkan kualitas kacang yang baik. Dengan begitu kualitas produk olahannya yang diproduksi oleh PT. Garuda Food ini juga akan memiliki kualitas yang baik pula.

2. Analisis Kekuatan Persaingan Industri PT. GarudaFood

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan. Analisis lingkungan industri sangat diperlukan dalam penentuan posisi bertahan yang terbaik bagi satu perusahaan dan merupakan penunjang fundamental untuk menentukan posisi relatif perusahaan yang kemudian dapat digunakan untuk merumuskan strategi keunggulan bersaing (Porter, 1997).

Selanjutnya Porter (1997) menyatakan, dalam jangka panjang suatu perusahaan akan mampu bertahan jika berhasil mengembangkan strategi untuk menghadapi lima kekuatan yang membentuk suatu struktur persaingan dalam industri yang terdiri dari persaingan diantara perusahaan dalam industri, ancaman dari masuknya pendatang baru, ancaman dari produk substitusi, kekuatan tawar manawar dari pembeli dan kekuatan tawar menawar dari pemasok.

Krisis ekonomi yang mendera dunia hingga pengujung 2008 memicu GarudaFood untuk tetap optimistis menghadapi 2009. Goldman Sachs

(19)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 19 memprediksi pada 2050 Indonesia akan menjadi kekuatan nomor tujuh di dunia setelah Cina, AS, India, Brasil, Meksiko, dan Rusia. Prediksi ini merupakan tantangan bagi GarudaFood untuk mengerahkan segenap kemampuan agar terus tumbuh dan berkembang lagi.

Pertumbuhan Bisnis makanan dan minuman juga sempat didera isu bahaya bahan tambahan pangan (BTP) sejak tahun lalu, serta isu bahaya produk terkontaminsasi melamine asa Cina. Kendati demikian, pada 2008 Industri Makanan & Minuman nasional cukup tangguh saat ekonomi dunia dihantam krisis. Maklum, rata-rata bisnis ini berbasis bahan baku lokal serta berorientasi pasar domestik. Data BPS menyebutkan industri ini tumbuh positif sebesar 10,4 persen pada triwulan ketiga 2008.

Untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar di berbagai kategori produk, GarudaFood terus berupaya menciptakan inovasi di pelbagai aspek, baik produk maupun sumberdaya manusia (noble people) dalam upaya memenuhi harapan konsumen. Upaya bertahan di saat krisis ditempuh dengan tetap mengusung ciri khas berupa karya-karya inovatif.

GarudaFood menggunakan tiga situasi lingkungan antara lain :

1. Situasi komunikasi

Situasi adalah situasi dimana konsumen menperoleh informasi atau melakukan komunikasi atau melakukan komunikasi. Disini garuda food memanfaatkan iklan televisi, radio, internet, media cetak, brosur, dll. Tidak kalah pentingnya dalam pemasaran adalah seorang SPG. Dimana para SPG dapat berkomunikasi dengan konsumen secara langsung. Kebaradaan SPG sangt membantu para konsumen dalam memperoleh infornasi, bahkan bisa memperoleh sampel produk yang ditawarkan SPD.

2. Situasi pembelian

Keputusan konsumen dalam membeli produ makanan atau minuman seringkali dilakukan di toko, karena itu informasi yang diperoleh konsumen saat berbelanja sangan mempengaruhi keputusan pembelian. Yang sering

(20)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 20 dimanfaatkan garuda food adalh situasi waktu dimana produk garuda food dikembangkan untuk menghemat waktukonsumen. Misalnya mountea jambu, konsumen sekarang sudah tidak perlu lagi repot-repot didapur untuk membuat jus jambu karena sekarang sudah ada mountea jambu yang mengandung teh+ sari jambu yang siap minum.

3. Situasi pemakaian

Konsumen sering memilih produk kerena pertimbangan dari situasi konsumen. Begitu juga dengan Garuda food, salah satunya memakai situasi konsumen terutama Indonesia yang suka dengan minuman teh, maka dari itu garuda food mengembangkan produk minuman tehnya dengan berbagai rasa.

3. Peluang dan Ancaman Perusahaan

Peluang :

a. Kacang Keriting dengan bentuk dan rasa unik menjadikan suatu peluang bari GarudaFood untuk merebut pasar karena kompetitornya masih sedikit dan belum ada yang dijual kelas menengah ke bawah.

b. Garudafood memasarkan produk minuman susu merek Clevo dengan menargetkan penjualan sekitar 5 juta liter susu atau 7% pangsa pasar pada tahun ini. Dengan peluang pasar yang bagus maka perusahaan optimistis Clevo bisa diterima pasar dan mencapai target.

c. GarudaFood telah terbukti dan teruji kemampuannya dalam menjalankan fungsi sebagai pelaksana bimbingan teknis sekaligus penjamin pasar kacang tanah. GarudaFood juga terpilih sebagai mitra kerjasama oleh IFC karena reputasinya sebagai salah satu pelaku utama di industri makanan dan minuman.

Ancaman :

a. Ketatnya persaingan dan krisis ekonomi global.

b. Dalam bisnis minuman, semakin ketatnya persaingan di industri makanan dan minuman dan daya beli masyarakat yang masih rendah.

(21)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 21

BAB 4

INTERNAL SCANNING: ORGANIZATION

ANALYSIS

Pengertian Analisis Internal

Analisis internal merupakan suatu proses untuk menemukan aspek-aspek internal/variabel internal perusahaan yang diperlukan dalam menghadapi lingkungan eksternalnya dan mengevaluasinya apakah berada dalam posisi yang kuat atau lemah. Lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Perusahaan sendiri sesuai konsep masa kini merupakan kumpulan dari berbagai macam sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang selanjutnya bisa digunakan untuk membentuk market position tertentu. Dengan demikian analisis lingkungan internal akan meliputi analisis mengenai sumber daya manusia, kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki oleh perusahaan.

Proses Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah seperti berikut :

1. Identifikasi variabel internal.

2. Evaluasi dan penilaian Variabel internal. 3. Menyusun ringkasan hasil analisis.

Pendekatan dalam mengidentifikasi variabel internal

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan di dalam mengidenfikasi variable internal yaitu :

1. Pendekatan fungsional

(22)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 22 3. Pendekatan Rantai Nilai (Value Chain).

4. Pendekatan PIMS (Profit Impact of Marketing Strategy) 5. Pendekatan 7 S McKinsey

Pendekatan dalam mengevaluasi variabel internal

Setelah memperoleh variabel internal diperoleh, maka variable-variabel tersebut dievaluasi apakah termasuk pada kekutan atau kelemahan organisasi/perusahaan. Terdapat beberapa pendekatan untuk menilai variabel-variabel tersebut, yaitu :

1. Pendekatan Perbandingan Kinerja dan Kompetensi dengan masa lalu. 2. Pendekatan Evolusi Produk

3. Pendekatan Perbandingan dengan pesaing. 4. Faktor Kunci Keberhasilan Industri.

Analisis internal untuk menciptakan sustainable competitive advantage

Setiap perusahaan perlu untuk meningkatkan kekuatan internalnya dalam berhadapan dengan persaingan. Pada dasarnya keunggulan bersaing yang diperlukan adalah keunggulan yang bersifat terus menerus sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang di dalam limgkungannya. Keunggulan ini biasa disebut dengan Sustainable Competitive Advantage (SCA). Untuk mengembangkan keunggulan internal ini terdapat 3 komponen lingkungan internal yang penting yaitu :

1. Resource 2. Capabilities

3. Core Competencies

Core Competencies adalah dasar dari pengembangan kekuatan internal perusahaan untuk dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan (SCA). Faktor utama pembentuk Core Competencies ini adalah Capabilities. Sedangkan Capabilities diperoleh dari Resource yang dimiliki dan dapat dimanfaatkan perusahaan. Analisis internal perusahaan seyogyanya juga memperhatikan aspek

(23)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 23 ini. Sumber daya sering diartikan sebagai input yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi dapat dikelompokan atas :

1. Tangible Resource. 2. Intagible Resource. 3. Human Resource.

Tangible resource adalah yang mudah untuk diidentifikasi dan dievaluasi serta dapal dilihat pada laporan keuangan yang meliputi sumber daya dana, fasilitas fisik, peralatan dan lainlain. Sedangkan intangibel resource adalah sesuatu yang sulit untuk diidentifikasi dan dievaluasi seperti teknologi, reputasi, inovasi dan kreatifitas. Sedangkan Human Resource sengaja dipisahkan karena memiliki keunikan tersendiri dan dipelajari dalam bidang tersendiri. Capability adalah sekumpulan resource yang menampilkan suatu tugas atau aktifitas tertentu secara integratif Pendekatan identifikasi diatas dapat dilakukan untuk ananlisis variabel ini seperti pendekatan fungsional dan rantai nilai. Kombinasi resource yang optimal akan menciptakan sinergi dan kapabilitas perusahaan yang lebih baik. Core Competencies adalah sesuatu yang dibangun berdasarkan capabilities dan Resource perusahaan sehingga membuat perusahaan dapat berjalan dengar baik.

Jika dianalogikan dengan pohon, maka core competensi adalah akar yang memberikan kekuatan dan kehidupan bagi pohon untuk dapat hidup dan tumbuh. Core competencies ini semestinyalah untuk dikembangkan agar dapat menjadi Distinctive Competencies yaitu kompetensi inti yang lebih superior dibadingkan pesaingnya. Kompetensi ini harus dapat dipertahankan perusahaan dengan memperhatikan aspek penentu berikut :

 Durability  Imitability

Analisis lingkungan Internal ini menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya manusia, sumberdaya fisik, operasi, keuangan, manajemen dan organisasi.

Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar, kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga,

(24)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 24 efektifitas distribusi, efektifitas promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.

Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan hokum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan.

Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan dengan pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam, keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.

Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan pemasok, lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak paten, merk dagang, proteksi hokum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat peralatan.

Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi, citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi dalam organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi, penggunaan system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategic, sinergi dalam organisasi, system informasi yang baik dan manajemen kualitas yang baik

Analisis PT. GarudaFood

Aspek kekuatan :

SDM

Sumber daya manusia Garudafood adalah knowledge workers (learning and growth perspective). Di samping itu Garudafood berupaya menciptakan iklim agar setiap individu secara proaktif mengekspresikan potensi belajar dan kreativitasnya untuk menghasilkan suatu proses perubahan. Potensi ini akan tumbuh apabila suasana kerjanya

(25)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 25 kondusif dalam kebebasan berekspresi. Setiap individu juga dituntut selalu memiliki semangat pantang menyerah dan tidak mengalah pada kegagalan. Dalam setiap proses kreatif diciptakan iklim yang membuat orang merasa nyaman untuk berkreasi tanpa harus dihantui dengan risiko kegagalan. Kini, sekitar 16.500 karyawan menganggap Garudafood Group sebagai rumah mereka merupakan sumber daya yang tak ternilai harganya. Mereka adalah orang-orang terpilih yang memiliki skill, knowledge, dan attitude yang baik dengan terus menerus berkreasi dan berinovasi (continuous improvement).

Brand Image

Pada awalnya GarudaFood menggunakan gambar realis burung garuda sebagai identitas perusahaan yang fokus di produk kacang. Seiring dengan berjalannya waktu, kesempatan untuk mengembangkan produk di berbagai kategori lain di luar „kacang‟ semakin terbuka sehingga pada Oktober 1987 GarudaFood lalu menggunakan corporate identity seekor burung garuda yang mirip bahkan serupa dengan produk unggulannya „Kacang Garuda‟.

Penggunaan visual yang mirip antara sang „anak‟ yang sudah amat kuat di pasar dan sang „induk‟ yang baru muncul, menimbulkan sebuah persepsi kuat di masyarakat bahwa GarudaFood identik dengan Kacang Garuda, ataupun sebaliknya. Hal ini dirasa kurang menguntungkan bagi citra GarudaFood yang sebenarnya telah masuk ke berbagai kategori produk minuman, biskuit, snack, dan lainnya.

(26)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 26 Detail Execution:

 Tahap pertama pembentukan strategi brand: menentukan siapa GarudaFood, siapa saja yang perlu mengenal, bagaimana mereka mengetahuinya dan kenapa mereka harus peduli terhadap GarudaFood. Merumuskan esensi, struktur, positioning maupun personalitas brand yang diinginkan. Hasilnya, positioning Garudafood yang ingin ditampilkan kepada publik adalah Garudafood sebagai produsen makanan dan minuman yang terus menerus berinovasi dalam sebuah proses.

 Tahap kedua pembentukan identitas visual: eksplorasi ikon, eksplorasi tipografi dan yang ketiga penggabungan keduanya. Tahap ketiga adalah tahap visualisasi atau penterjemahan ke dalam aplikasi sesuai dengan kebutuhan, seperti signage, kartu nama dan lainnya.

 Langkah berikutnya adalah bagaimana memasarkan, mengkomunikasikan, memonitor dan mengatur brand dengan baik dan konsisten sesuai dengan strategi brand yang sudah dibentuk, sehingga dapat tercipta persepsi yang diinginkan.

Tiga Brand Garudafood Raih IBBA 2005

Merek bagi kebanyakan perusahaan merupakan sebuah aset yang tidak ternilai harganya. Kendati pada dasarnya merek merupakan aset yang tidak tampak (Intangible Asset), keberadaannya terkadang justru melebihi aset yang nyata (Tangible Asset). Kenyataan ini yang menjadi tantangan bagi para pelaku bisnis, termasuk yang bergerak di industri Consumer Goods untuk terus meningkatkan awareness merek mereka di benak publik.

Garudafood selaku salah satu perusahaan makanan dan minuman nasional jelas sangat menghargai sekaligus menyadari kekuatan sebuah merek, sehingga terus berupaya membangun dan memelihara merek-merek yang dimilikinya. Jerih payah para eksekutifnya tahun ini membuahkan hasil berupa Indonesian Best Brand Award (IBBA) 2005 bagi tiga merek kebanggannya, yakni: KACANG GARUDA, OKKY JELLY, dan GERY. Ketiganya mendapat pengakuan sebagai

(27)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 27 merek terbaik masing-masing untuk kategori Kacang Bermerek, Jelly, dan Wafer Coating.

“Prestasi kacang Garuda, Okky jelly, dan Gery meraih Indonesian Best Brand Award 2005 menambah “brand assets” bagi Garudafood Group, yang dibuktikan dari riset ini,” ungkap Budiman, Head of Marketing Division Garudafood Group.

Menurut Budiman, penghargaan Best Brand yang diraih OKKY Jelly ini adalah yang kedua, sekaligus buah dari upaya tim jelly membangun dan memelihara OKKY dengan segala upaya dan investasi yang tidak sedikit agar menjadi yang terbaik kategori jelly. Sejak pertama kali masuk ke bisnis jelly dengan merek OKKY Jelly pada 1998, Garudafood telah melihat pasar jelly masih akan terus tumbuh.

Kondisi ini membuat OKKY Jelly harus kreatif dan inovatif dengan menciptakan “pasar baru”. Caranya, dengan terus memperbaiki kualitas, penambahan nata de coco, atau diferensiasi kemasan untuk pelbagai varian produk. Saat ini OKKY Jelly muncul sebagai market leader di pasar jelly nasional Sedangkan bagi GERY IBBA 2005 merupakan penghargaan pertama sekaligus bukti keperkasaan GERY berjaya di pasar yang dikenal sangat berat karena faktanya pasar biskuit memang dipenuhi merek-merek kelas dunia.

IBBA bagi GERY merupakan pengakuan atas jerih payahnya membangun dan memelihara kekuatan merek di pasar biskuit nasional, khususnya untuk kategori biskuit salut (wafer coating). GERY sendiri saat ini di pasar biskuit dikenal sebagai varian produk biskuit yang identik dengan coklat (ingat tagline: Cokelat di Luar Cokelat di Dalam!).

Sementara Kacang Garuda (KG) lebih duluan dikenal sebagai merek kacang paling digemari di Indonesia juga berkepentingan mempertahankan dan meningkatkan mereknya agar tetap menjadi yang terbaik. IBBA kedua kalinya yang diraih KG kian menegaskan posisinya sebagai market leader di bisnis kacang bermerek nasional.

Upaya membangun dan memelihara merek KG penting dilakukan, mengingat semakin ketatnya persaingan di pasar kacang bermerek nasional. Dalam kaitan ini Garudafood menyadari, bukan pekerjaan mudah untuk mempertahankan posisi market leader di industri kacang. Lebih dari itu,

(28)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 28 mempertahankan KG sebagai market leader sekaligus Best Brand di pasar kacang bermerek merupakan pekerjaan besar dari seluruh jajaran manajemen Garudafood.

Riset and Development

Raih ICSA Hingga 6 Kali, Kacang Garuda “Best of the Best

Kacang Garuda dari Garudafood Group berhasil meraih predikat “Best of the Best ICSA 2005”. Predikat ini diberikan kepada merek-merek yang berhasil meraih dan mempertahankan anugerah kepuasaan pelanggan Indonesia atau Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA) tiga kali berturut-turut atau lebih. Sebelumnya Kacang Garuda meraih ICSA pada tahun 2000, 2001, 2002, 2003, dan 2004.

Menurut Budiman, Head of Marketing Garudafood Group, sukses Kacang Garuda mempertahankan ICSA untuk keenam kalinya merupakan merupakan hasil dari jerih payah dan konsistensi perusahaan dalam mempertahankan kualitas produk. “Kami juga bertekad selalu memberikan yang terbaik bagi para penggemar Kacang garuda terutama dalam hal kualitas produk dan kepuasan pelanggan,” ungkap Budiman di Jakarta (30/9). Sukses meraih ICSA hingga enam kali dan predikat “Best of the Best ICSA” bagi Kacang Garuda semakin mempertegas dominasinya di pasar kacang bermerek nasional. Hal ini dicapai berkat inovasi yang terus dilakukan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan.

Hingga kini Kacang Garuda masih menjadi market leader di pasar kacang bermerek. ICSA sendiri bisa menjadi tolok ukur pertumbuhan sebuah industri, termasuk industri makanan dan minuman serta distribusi yang digeluti Garudafood Group. Maklum, jika semua produsen berlomba-lomba memberikan kepuasan terbaik bagi para pelanggannya, maka produsen pun akan mendapat manfaatnya. Bagi Garudafood, keberhasilan meraih predikat “Best of the Best ICSA” pada tahun 2005 ini merupakan tantangan untuk terus berinovasi dalam hal strategi dan pengembangan produk, yang bisa memberi nilai tambah (added value) dan kepuasan bagi pelanggan (customer satisfaction).

(29)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 29 Sejak dua tahun terakhir Kacang Garuda juga mengusung sederet program terkait dengan tekadnya sebagai “Health Icon”. Untuk itu Kacang Garuda menjalin kerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi). ICSA merupakan anugerah yang digelar Frontier (lembaga riset independen ternama) dan majalah SWA untuk produk yang mampu memberi kepuasan kepada pelanggan. Tingkat kepuasan pelanggan itu sendiri diukur melalui tiga faktor, yakni kepuasan terhadap kualitas produk/layanan (QSS), dan kepuasan terhadap harga berdasarkan kualitas yang diterima (VSS), serta persepsi bahwa salah satu merek dinilai terbaik secara keseluruhan dibanding merek lainnya (PBS). ICSA 2005 didasarkan pada hasil survey atas 10 ribu responden berusia 15-65 tahun yang tersebar di enam kota besar di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar) periode Juni-Juli 2004.

Pelayanan terhadap pelanggan atau konsumen

Customer service merupakan sesuatu yang penting, dikarenakan apa yang diterima, atau suatu saat pelanggan pasti akan membutuhkan tanya jawab dan apabila ada keluhan, maka harus ada yang menanggapi. Nah dalam meriahkan pesta ulang tahun bersama GarudaFood, tentu hal ini sudah diantisipasi oleh ultahku.com.

Aspek Kelemahan :

 Ketersediaan bahan baku  Biaya Produksi yang Tinggi

 Ancaman terhadap pesaing produk yang semakin banyak  Kebijakan Pemerintah

(30)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 30

BAB 5

VISI, MISI DAN GENERAL STRATEGY

PT. GARUDAFOOD

Visi (Vision)

Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.

Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita - cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.

Misi (Mission)

Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.

Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi

(31)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 31 perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8) Menurut Wheelen sebagaimana dikutip oleh Wibisono (2006, p. 46-47) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian Visi.

VISI

 Menjadi salah satu perusahaan terbaik di industri makanan dan minuman di Indonesia dalam aspek profitabilitas, penjualan dan kepuasan konsumen melalui karya yang kreatif dan inovatif dari seluruh karyawan yang kompeten.

MISI

 Memuaskan konsumen dengan menyediakan: 1. Produk-produk makanan & minuman berkualitas; dan 2. Produk-produk konsumsi dan layanan berkualitas; yang bukan berasal dari bahan-bahan yang merupakan hasil pengorbanan hewan atas kehendak langsung perusahaan;

 Membentuk komunitas karyawan untuk tumbuh bersama dan mengembangkan kualitas kehidupan, lingkungan kerja dan pekerjaan para karyawan;

 Menciptakan kemanfaatan jangka panjang yang berkesinambungan dalam hubungan antara perusahaan dengan seluruh mitra usaha.  Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dengan

(32)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 32

BAB 6

STRATEGY FORMULATION : SITUATION

ANALYSIS AND BUSINESS STRATEGY

Analisis situasi

Untuk menghasilkan tahap perencanaan yang maksimal maka kita perlu sebuah metode yang tepat, salah satunya adalah Analisis Situasi. Analisis situasi sebenarnya sebuah pendekatan agar dalam proses perencanaan program kerja kita bisa membahasnya secara sistematis dan segala informasi mengenai tahap perencanaan bisa terklarifikasi.

Analisis situasi itu sendiri terdiri atas beberapa analisis antara lain : 1. Analisis Masalah

2. Analisis Situasi 3. Analisis Kebutuhan

Ketiga analisis diatas memiliki fungsi masing-masing dalam menggambarkan kondisi organisasi dan penggambaran inilah yang kita butuhkan dalam menjalankan tahap perencanaan.

Pertama, analisis masalah adalah sebuah metode agar kita mampu

menentukan akar masalah dari berbagai masalah yang terjadi dalam sebuah lembaga atau realita. Untuk melakukan analisis masalah dengan menggunakan pendekatan ekspektasi (baca, harapan) dan pendekatan realita (baca, masalah). Segala informasi tentang harapan dan realita dieksplorasi kemudian diklarifikasi. Misalnya jika proses ini dilakukan dalam kelompok maka sebaiknya ada kelompok yang mengeksplorasi tentang harapan dari sebuah lembaga baik yang sifatnya harapan tingkatan anggota maupun tingkatan lembaga itu sendiri. Dan kelompok yang lain juga melakukan eksplorasi terhadap realita dalam hal ini masalah. Setelah mengeksplorasi maka setiap hal yang ditemukan kemudian dibentuk dalam keyword (kata kunci) dan diklasifikasikan. Membuat bagan alur

(33)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 33 atau mensistematiskan/analisis pohon hasil klasifikasi tadi dengan prinsip sebab akibat sehingga nantinya kita bisa tahu yang mana merupakan daun masalah, batang masalah, dan akar masalah. Perlunya keseriusan dalam melakukan analisis masalah ini agar jangan sampai bentuk penyelasian/ terapi masalah tidak samapai menyelesaikan akar masalah sehingga nantinya masalah itu bisa muncul kembali.

Kedua, analisis situasi adalah metode pendekatan dalam berupaya

menggambarkan kondisi obyektif pada sebuah lembaga atau organisasi. Untuk melakukan analisis ini dibagi dalam beberapa klasifikasi gambaran obyektif yaitu; Strenghnes (kekuatan), Weaknes (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Treat (ancaman). Analisis ini juga biasa disebut dengan analisis SWOT. Pentingnya analsisis ini dalam menentukan metode pelaksanaan program atau rencana kerja karena dengan adanya gambaran obyektif ini maka kita tidak akan overload dalam melakukan sesuatu sehingga setiap rencana kerja yang diputuskan dapat efektif dan efisien. Selain itu dengan melihat gambaran tentang kelemahan dan ancaman kita juga bisa menurunkannya kedalam program kerja untuk yaitu upaya dalam menghilangkan kelemahan dan acaman yang dimiliki oleh suatu lembaga.

Business Level Strategy

Business Level Strategy adalah langkah yang ditempuh oleh para manager dalam memanfaatkan sumberdaya dan kompetensi perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap pesaing di dalam suatu industri.

Dasar perumusan BLS ialah kebutuhan pelanggan (apa yang diinginkan), kelompok pelanggan (siapa yang membutuhkan), dan distinctive competencies (kompetensi yang menonjol) untuk merespons kebutuhan pelanggan.

1. Diferensiasi Produk berdasarkan Kebutuhan Pelanggan. Kebutuhan pelanggan adalah keinginan pelanggan yang dapat dipuaskan dengan barang atau jasa. Diferensiasi produk adalah proses penciptaan keunggulan kompetitif melalui disain produk atau jasa; setiap perusahaan sampai batas tertentu harus berupaya memproduksi produk dalam berbagai bentuk,

(34)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 34 mutu, disain dsb. sesuai keinginan berbagai kelompok masyarakat yang tingkat pendapatan dan seleranya berbeda-beda.

2. Segmentasi Pasar yg muncul oleh adanya Kelompok Pelanggan. Segmentasi pasar adalah pengelompokan pelanggan berdasar kebutuhan atau preferensi (keinginan). Ini diadopsi dalam strategi penciptaan keunggulan kompetitif. Misalnya, GM mengelompokkan pelanggan berdasar income dan membuat mobil sesuai dengan income tersebut. 3. Pada dasarnya terdapat 3 strategi untuk segmentasi pasar

(a) Mengabaikan perbedaan kebutuhan pelanggan, semua pelanggan sama.

(b) Mengelompokkan pasar dan membuat produk untuk setiap kelompok.

(c) Memperhatikan kelompok pelanggan dan memilih satu kelompok sebagai target.

4. Distinctive competencies adalah kompetensi menonjol dan unik yang dimiliki perusahaan, dan dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan dalam memuaskan pelanggan. Kompetensi ini meliputi efisiensi, mutu, inovasi, dan respon pada pelanggan.

Analisis situasi pasar PT. GarudaFood

(Businessreview) - Rencana PT GarudaFood Putra-Putri mencatatkan saham perdananya (Initial Public Offering/IPO) kembali tertunda dari rencana sebelumnya di tahun 2009 menjadi 2012. Perseroan berencana mematangkan bisnis terlebih dahulu dalam 2 tahun ke depan baru kemudian melaksanakan IPO.

Demikian disampaikan Chief Executive Office (CEO) PT GarudaFood Putra-Putri Sudhamek AWS dalam press gathering di Djakarta Theater Jalan MH Thamrin Jakarta Selasa (23/3/2010). "Keputusan manajemen, dan telah mendapat kesepakatan dengan share holder, bahwa IPO kita tunda dulu. Yang paling realistis 2012," ungkap Sudhamek.

Ia menerangkan, GarudaFood lebih memilih untuk menunda IPO karena sesuai dengan road map yang telah disusun perseroan. Perseroan berencana mematangkan bisnis selama 2 tahun ke depan, baru kemudian melaksanakan IPO

(35)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 35 dengan target mewujudkan sebagai pemain terbesar ke-2 F&B di Indonesia pada 2015.

Terlebih industri makanan dan minuman sedang mencatat pertumbuhan yang baik. Dalam tahun lalu saja, perseroan mencatat penjualan Rp 4,1 triliun, dan akan menjadi Rp 5 triliun di tahun 2010. Tahun 2009 lalu perseroan sebetulnya telah merencankan IPO, namun tertunda karena masih menunggu kepastian arah ekonomi Indonesia.

Menurut Managing Director GarudaFood, Hartono Atmadja, tahun lalu kondisi perekonomian maupun pasar modal Indonesia sedang kurang kondusif untuk melepas saham ke publik. Apalagi, ia melanjutkan, Indonesia sedang menghadapi masa pemilu yang akan menimbulkan kontraksi pada perekonomian nasional.

Bidik Penjualan Rp 5 Triliun di 2010

GarudaFood menargetkan pertumbuhan penjualan 22% pada tahun 2010, dari Rp 4,1 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 5 triliun. Untuk 5 tahun kedepan, perusahaan makanan dan minuman ringan ini mencanangkan penjualan hingga Rp 20 triliun.

Menurut CEO GarudaFood, Sudamek AWS penetapan target didasarkan atas tren pertumbuhan bisnis perseroan yang meningkat dalam 20 tahun terakhir, serta makro ekonomi yang terus membaik di Indonesia. "Kami optimis dapat mencapai pertumbuhan penjualan Rp 5 triliun di tahun ini, dari pencapaian di 2009 sebesar Rp 4,1 triliu," terang Sudamek.

Optimisme juga didasarkan atas angka pertumbuhan ekonomi 6% yang dicanangkan pemerintah pada tahun 2010. Proyeksi terakhir IMF juga menyebut, dunia akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang tajam dari minus 1,1% di tahun lalu menjadi 3,1%. Berdasarkan data Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), industri makanan minuman tumbuh 6% di 2009, atau turun dibandingkan tahun sebelumnya, 8%. "Pada periode tersebut, GarudaFood bisa tumbuh 16%, atau di atas rata-rata GAPMMI," ucap Komisaris Utama perseroan Dorodjatun Kuntjoro Jakti.

GarudaFood tetap akan fokus pada pasar dalam negeri untuk menjajakan 20 merek andalan mereka. Namun ekspansi ke pasar intenasional serta penetrasi ke

(36)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 36 bisnis baru, juga tidak dikesampingkan perseroan. "Prospek Indonesia masih bagus. Potensi domestik juga internasional China dan India juga menjanjikan untuk beberapa tahun ke depan," papar Sudamek.

GarudaFood memulai bisnis pada tahun 1990 dengan produk awal kacang garing Garuda. Tahun 1994, perseroan yang memulai bisnis tapioka di Pati, Jawa Tengah, merintis jaringan distribusi di Indonesia. Inilah yang menjadi kunci sukses Sedamek di bidang makanan dan minuman nasional, dengan penguasaan bidang distribusi. GarudaFood memiliki 100 jenis produk, dengan 20 diantaranya merupakan merek andalan. Perseroan memiliki 11 pabrik di Jawa, Sumatera, Lombok dan Sulawesi.

Strategi dalam memanfaatkan peluang pasar

Leading in innovation. Begitulah motto yang selalu didengung-dengungkan oleh produsen makanan terkemuka di Indonesia, Garuda Food. Bukan tanpa alasan bila President Direktur Garuda Food, Sudhamek AWS, memperkenalkan corporate tag line itu pada 1999, ketika krisis ekonomi hebat menghujam Indonesia. Dalam berbagai kesempatan, pria kelahiran Rembang itu kerap menyampaikan visi Garuda Food yang ingin menjadi produsen makanan yang tidak semata identik dengan kacang. Ia juga bercita-cita, pasar domestik harus lebih dulu dikuasai sebelum merambah pasar global.

Faktanya, tag line itu laksana tuah yang mampu menjadi kompas bagi pertumbuhan dan perjalanan Garuda Food. Rupanya, bagi manajemen Garuda Food arti krisis bukanlah kesulitan, namun peluang. Itu sebabnya, disaat produsen lain tiarap, Garuda Food tetap melaju dengan memperkenalkan berbagai produk inovatif. Langkah itu sejalan dengan penataan jaringan pasar yang mampu menjangkau retailer paling akhir. Begitu juga dengan aktifitas promosi yang tidak kendur.

Keberanian Garuda Food di masa-masa krisis berbuah manis. Kini, satu dekade setelah motto leading in innovation diperkenalkan, Indonesia boleh bangga memiliki perusahaan yang mampu berjaya di pasar domestic. Produk-produk Garuda Food selalu mendominasi pasar di berbagai segmen, baik kacang, biskuit, jelly, maupun makanan kecil lainnya. Bahkan, di ajang penghargaan prestisius seperti ICSA (Indonesia Costumer Satisfaction Award) atau IBBA

(37)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 37 (Indonesia Best Brand Award), produk-produk Garuda Food kerap menjadi jawara.

Kini disaat ekonomi Indonesia terimbas krisis ekonomi global, Garuda Food terlihat lebih siap. Meski pertumbuhan ekonomi melambat, Garuda Food pada 2009 yakin dapat mencetak total penjualan Rp 3,65 trilyun dari sebelumnya Rp 3, 04 trilyun tahun lalu.

Tranformasi Garuda Food berikutnya adalah menggapai impian lebih tinggi, yakni menjadi perusahaan terkemuka di pasar global. Sesuai riset Goldman and Sachs, pada 2050 mendatang Indonesia bersama China, US, India, Brazil, Mexico dan Rusia, akan menjelma menjadi negara dengan kekuatan ekonomi ketujuh di dunia. Sesuai proyeksi itu, pihaknya jauh-jauh hari sudah mencanangkan untuk mengambil peran yang signifikan dari berbagai peluang pasar yang ada.

Itu sebabnya, jika belakangan Garuda Food juga melirik pasar minuman berenergi dengan meluncurkan Enerfill, tentu hal itu adalah bagian dari strategi untuk merebut pasar di segmen yang terbilang gemuk. Sekedar catatan, pada 2008 nilai bisnis di sektor ini mencapai Rp 2 trilyun.

Strategi Bisnis dalam Memasuki Pasar Global

Garudafood sebagai suatu perusahaan yang bergerak di industri makanan ringan mengemban misi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menciptakan produk-produk dan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan harapan yang diinginkan konsumen di dalam maupun luar negeri. Sebelumnya terbentuk sebagai Divisi Eksport, International Operation Division (IOD) terbentuk pada tahun 2000.

Sebagai perusahaan dinamis, Garudafood sudah sejak lama memasuki pasar internasional. Berbagai produk yang dihasilkan telah dipasarkan dan diterima dengan baik di seluruh belahan dunia. Beberapa di antaranya seperti negara-negara ASEAN meliputi Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Brunei Darussalam; Singapura, Hongkong, Taiwan, India, Bangladesh, Korea Selatan, dan Timor Leste. Kawasan Eropa meliputi Belanda dan Jerman. Kawasan Timur Tengah meliputi Yordania, Yemen, Arab Saudi, Israel, Palestina, dan Uni Emirat Arab. Kawasan Amerika meliputi Amerika Serikat, Kanada, Guatemala,

(38)

Manajemen Strategi | PT. GarudaFood 38 dan Bolivia. Nigeria untuk kawasan Afrika. Serta kawasan Australia, Selandia Baru dan Papua Nugini.

Pada awal berdirinya perusahaan Kacang Garuda, total produksi yang dapat dicapai hanya 150-an ton per tahun dan produk yang dihasilkan pun masih satu jenis, yaitu kacang kulit. Tidak ingin membuang waktu, Sudhamek Agoeng yang merupakan generasi kedua dari pemilik perusahaan melakukan lompatan-lompatan jauh ke depan dengan menggebrak pasar secara signifikan dan menaikkan mutu produk. Ia datang sendiri ke lapangan dan memasarkan produknya hingga ke pelosok pedesaan agar dapat mengetahui keinginan konsumen. Hasilnya, produknya menjadi lebih beragam dan tidak sekadar kacang kulit lagi. Pada akhir tahun 1995, menurut riset yang muncul ketika itu, produk Kacang Garuda sudah meraih pangsa terbesar di Indonesia.

Dan untuk mempersiapkan diri dalam memasuki pasar global perusahaan terus menerobos pasar dengan melakukan diversifikasi sehingga lahir produk-produk yang lebih beragam. Bukan lagi beraneka jenis kacang, tetapi sudah mencakup biskuit dan jeli. Lalu merek perusahaan diganti, bukan lagi Kacang Garuda, tetapi Garudafood. Total produksi Garudafood kini mencapai 50.000 ton. Ini menarik dibandingkan dengan produk tahun 1991 yang hanya 150 ton (meningkat 333,4 kali lipat). Item produk pun meningkat dari satu item menjadi 68 item, termasuk jeli dan biskuit. Jumlah karyawannya dari ratusan orang menjadi 15.400 orang. Kalau jumlah ini ditambahkan dengan 18.000 petani yang terlibat dalam kemitraan aktif dengannya, terdapat lebih kurang 33.400 orang yang bekerja untuk produk Garudafood.

GarudaFood berkomitmen untuk memberikan produk yang berkualitas tinggi kepada pelanggan. GarudaFood selalu mengupayakan perbaikan-perbaikan untuk tetap memuaskan pelanggan. Sebagai hasilnya Garudafood berhasil memperoleh ISO 9002 dan Indonesia Customer Satisfaction Award (ICSA) di tahun 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, and 2005. Semuanya itu merupakan langkah awal dan tantangan untuk memberikan yang terbaik. Kami berusaha yang terbaik untuk menciptakan hubungan yang berkesinambungan bagi setiap pelanggan

Strategi Bisnis Untuk Bertahan dalam Pasar Global

Referensi

Dokumen terkait

Laporan ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi promosi dalam upaya meningkatkan penjualan produk jasa asuransi pada PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur (Cabang

Dari hasil observasi, strategi Public relations yang digunakan oleh Divisi Business Service dalam mengelola citra PT Telkom dengan menggunakan produk INDISchool

Sinar Sosro KP Solo 2 telah melakukan strategi penjualan produk Teh Botol Sosro Original kemasan kaleng melalui saluran distribusi sesuai dengan prosedur yang telah

Sinar Sengon Sejahtera tersedia Dokumen V- Legal untuk produk yang wajib dilengkapi dengan Dokumen V-Legal, dan telah sesuai dengan dokumen PEB dan dokumen invoice,

Distribusi dan Nilai Perusahaan Biaya pengantaran produk ke konsumen Pengeluar an Perusaha an Keputusan Distribusi Nilai Perusaha an dan laba Pertimbangan produk mana

Sinar Niaga Sejahtera menunjukan bahwa 1 pemberian balas jasa dan penghargaan masih belum maksimal, kurang adanya komunikasi antara pimpinan dan karyawan, 2 memberikan arahan kepada

Penghalang masuk Skala ekonomis Diferensi produk Identitas merek Biaya peralihan Kebutuhan modal Akses ke distribusi Keunggulan biaya absolute Kurva pembelajaran Akses