TYPHOID TYPHOID A. Pengertian
A. Pengertian
Typhoid
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi.adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ). dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ). Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan
paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
B. Etiologi
B. Etiologi
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
C. Patofisiologi
C. Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan
melalui Feses.
melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
kandung empedu.
D. Tanda dan Gejala
D. Tanda dan Gejala
Masa tunas typhoid 10 - 14 hari Masa tunas typhoid 10 - 14 hari
1.
1. Minggu IMinggu I
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
2
2.. Minggu IIMinggu II
Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi),
(putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomeghepatomegali, ali, meteorismus, penurunanmeteorismus, penurunan kesadaran. kesadaran. E. Pemeriksaan Penunjang E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Laboratorium : Pemeriksaan Laboratorium : 1. 1. UU ji ji U
U ji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). ji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu : o
o Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuhAglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
kuman). o
o Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagelAglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
kuman). o
o Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpaiAglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
typhoid.
2
2.. Pemeriksaan Pemeriksaan SGOT SGOT DAN DAN SGPTSGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
normal setelah sembuhnya typhoid.
F. Penatalaksanaan
F. Penatalaksanaan
1.
1. PerawatanPerawatan o
o Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegahPasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
komplikasi perdarahan usus. o
o Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bilaMobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
ada komplikasi perdarahan.
2
2.. DietDiet
o
o Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein. o
o Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. o
o
o Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari. hari. 3. 3. PengobatanPengobatan 1. 1. KlorampenikolKlorampenikol 2 2.. TiampenikolTiampenikol 3. 3. KotrimoxazolKotrimoxazol 4.
4. Amoxilin dan ampicillinAmoxilin dan ampicillin
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TYPHOID
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TYPHOID
A. Pengkajian A. Pengkajian
1.
1. R R iwayat iwayat Kesehatan Kesehatan SekarangSekarang
Mengapa pasien masuk
Mengapa pasien masuk R R umah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapatumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat
ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul. ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
2
2.. R R iwayat iwayat Kesehatan Kesehatan SebelumnyaSebelumnya
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama. Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama. 3.
3. R R iwayat iwayat Kesehatan Kesehatan KeluargaKeluarga
Apakah ada dalam keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien yang sakit seperti pasien.pasien. 4.
4. R R iwayat iwayat PsikososialPsikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih) Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih) Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
Interpersonal : hubungan dengan orang lain. 5.
5. 6.
6. Pola Fungsi kesehatanPola Fungsi kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme : Pola nutrisi dan metabolisme : 7.
7. Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus.Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus. Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur 8.
8. Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit padaSelama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit pada perutnya, mual, muntah, kadang diare.
perutnya, mual, muntah, kadang diare. 9.
9. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik o
o Kesadaran dan keadaan umum pasienKesadaran dan keadaan umum pasien
Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien. o
o Tanda - tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala - kakiTanda - tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala - kaki TD, Nadi,
TD, Nadi,R R espirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaanespirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan
umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan
kaki dengan menggunmenggunakan prinsip-prinsip inspeksi, akan prinsip-prinsip inspeksi, auskauskultasi, palpasi,ultasi, palpasi, perkusi), disamping itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya perkusi), disamping itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya penurunan BB karena peningakatan gangguan nutrisi yang terjadi,
penurunan BB karena peningakatan gangguan nutrisi yang terjadi, sehinggasehingga dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.
dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.
sis Keperawatan sis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang muncul menurut
Diagnosis Keperawatan yang muncul menurut NANDA (2001-2002) yaitu:NANDA (2001-2002) yaitu: a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi. a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi. b. I
b. Intoleransi aktivitantoleransi aktivitas berhubungan dengan ks berhubungan dengan keharusan istirahat ditempat tidur/ tirah eharusan istirahat ditempat tidur/ tirah baring.baring. c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang,
c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang, mual,mual, muntah/pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.
muntah/pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh. d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kurangberhubungan dengan intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia atau output yang berlebihan ak
akibat mual, muntah, anoreksia atau output yang berlebihan ak ibat diare.ibat diare. e. Diare berhubungan dengan peradangan pada dinding usus halus. e. Diare berhubungan dengan peradangan pada dinding usus halus. f. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi p
f. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi p ada usus halus.ada usus halus. g. Kurang pengetahuan tentang kondisi
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakitpenyakit, kebutuhan pengobatan dan , kebutuhan pengobatan dan prognosisprognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak adekuat.
Beberapa Pengertian Demam Tifoid
Beberapa Pengertian Demam Tifoid
TifoidTifoidadalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi.adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Tifoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, Tifoid disebut juga paratyphoid fever, enteric Tifoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, Tifoid disebut juga paratyphoid fever, enteric fever, typhus dan para typhus abdominalis (.Seoparman, 1996).
fever, typhus dan para typhus abdominalis (.Seoparman, 1996).
Demam Tifoid Demam Tifoid
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah T
dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah T yphoid dan paratyphoidyphoid dan paratyphoid abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ).
abdominalis, ( Syaifullah Noer, 1996 ).
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella Thypi ( Arief Maeyer, 1999 ).
( Arief Maeyer, 1999 ).
Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type
disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal,A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat
perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dandifus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto,
ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 22000022))
Tifus abdominalis adalah suatu inf
Tifus abdominalis adalah suatu infeksi sistem yang ditandaieksi sistem yang ditandai demamdemam, sakit kepala, kelesuan,, sakit kepala, kelesuan, anoreksia, bradikardi relatif,
anoreksia, bradikardi relatif, kadang-kadang pembesaran dari limpa/hati/kedua-duanya.kadang-kadang pembesaran dari limpa/hati/kedua-duanya. (Samsuridjal D dan heru S,
(Samsuridjal D dan heru S, 22003)003)
Penyebab Demam Tifoid
Penyebab Demam Tifoid
Penyebab demam tifoid dan demam paratifoid adalah S.t
Penyebab demam tifoid dan demam paratifoid adalah S.t yphyphi, S.paratyphi A, S.paratyphi Bi, S.paratyphi A, S.paratyphi B dan S.paratyphi C.
ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam tifoid
ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam tifoid dan pasiendan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari
dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demamdemamtifoid dan masih terustifoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun. mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
Patofisiologis Demam Tifoid
Patofisiologis Demam Tifoid
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat),
yaitu Food(makanan), Fingers(jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly(lalat), dan melaluidan melalui Feses.
Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan
orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti
kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tanganmencuci tangandan makanan yangdan makanan yang
tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
kandung empedu. Semula disangka
Semula disangka demamdemamdan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia.dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan oleh endotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian
Tetapi berdasarkan penelitian eksperimeneksperimental disital disimpulkan bahwa endotoksemmpulkan bahwa endotoksemia ia bukanbukan
merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis merupakan penyebab utama demam pada typhoid. Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena typhoid, karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
leukosit pada jaringan yang meradang.
Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari) Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi antara 3-60 hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa inkubasi penderita tetap
dalam keadaan asimtomatis. (S
Gejala Klinis Demam Tifoid
Gejala Klinis Demam Tifoid
Gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi dibandingkan dengan Gejala klinis pada anak umumnya lebih ringan dan lebih bervariasi dibandingkan dengan orang dewasa. Walaupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, tetapi secara garis orang dewasa. Walaupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, tetapi secara garis besar terdiri dari demam satu minggu/lebih, terdapat gangguan saluran pencernaan dan besar terdiri dari demam satu minggu/lebih, terdapat gangguan saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran
gangguan kesadaran. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala menyerupai penyakit infeksi akut pada umumnya seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah,
infeksi akut pada umumnya seperti demam, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah, diarediare,, konstipasi, serta suhu badan yang meningkat.
konstipasi, serta suhu badan yang meningkat.
Pada minggu kedua maka gejala/tanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam remiten, Pada minggu kedua maka gejala/tanda klinis menjadi makin jelas, berupa demam remiten, lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung, bisa disertai gangguan kesadaran lidah tifoid, pembesaran hati dan limpa, perut kembung, bisa disertai gangguan kesadaran dari ringan sampai berat. Lidah tifoid dan tampak kering, dilapisi selaput kecoklatan yang dari ringan sampai berat. Lidah tifoid dan tampak kering, dilapisi selaput kecoklatan yang tebal, di bagian ujung tepi tampak lebih kemerahan. (
tebal, di bagian ujung tepi tampak lebih kemerahan. (R R anuh, Hariyono, dan dkk.anuh, Hariyono, dan dkk. 22001)001)
Sejala
Sejalan n dengan dengan perkembanperkembangan penyakit, suhgan penyakit, suhu u tubutubuh h meningkat dengan gmeningkat dengan gambaraambaran n µanak µanak tangga¶. Menjelang akhir minggu pertama, pasien menjadi bertambah toksik. (Vanda Joss & tangga¶. Menjelang akhir minggu pertama, pasien menjadi bertambah toksik. (Vanda Joss & Stephen
StephenR R ose, 1997)ose, 1997)
Gambaran Klinik Gambaran Klinik
Gambaran Klinik Demam Tifoid Gambaran Klinik Demam Tifoid
Pemeriksaan Penunjang Demam Tifoid
Pemeriksaan Penunjang Demam Tifoid
1.1. Pemeriksaan Pemeriksaan Darah Darah Perifer Perifer LengkapLengkap Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula
Dapat ditemukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosisleukositosis atau kadar leukosit normal. Leukositosis dapat terjadi
dapat terjadi walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.walaupun tanpa disertai infeksi sekunder.
2
2. . Pemeriksaan Pemeriksaan SGOT SGOT dan dan SGPTSGPT
SGOT dan SGPT s
SGOT dan SGPT sering meningkaering meningkat, tt, tetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatanetapi akan kembali normal setelah sembuh. Peningkatan SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus
SGOT dan SGPT ini tidak memerlukan penanganan khusus 3. Pemeriksaan
3. Pemeriksaan UU ji Widal ji Widal U
U ji Widal dilakukan unt ji Widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antiboduk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Sali terhadap bakteri Sal monemonella typhi.lla typhi. U
U ji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita Demam ji Widal dimaksudkan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita Demam
Tifoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella t
Tifoid. Akibat adanya infeksi oleh Salmonella t yphyphi maka penderita i maka penderita membmembuat antibodiuat antibodi (aglutinin) yaitu:
(aglutinin) yaitu:
y
y Aglutinin O: karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh bakteriAglutinin O: karena rangsangan antigen O yang berasal dari tubuh bakteri y
y Aglutinin H: karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagela bakteriAglutinin H: karena rangsangan antigen H yang berasal dari flagela bakteri y
y Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai bakter.Aglutinin Vi: karena rangsangan antigen Vi yang berasal dari simpai bakter.
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglitinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglitinin O dan H yang digunakan untuk diagnosis Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar
Demam Tifoid. Semakin tinggi titernya semakin besar kemungkkemungkinan menderita Demaminan menderita Demam Tifoid. (Widiastuti Sa
Tifoid. (Widiastuti Sa mekto,mekto,22001)001)
Terapi Demam Tifoid
Terapi Demam Tifoid
1.
1. KloramfeKloramfenikol. nikol. Dosis Dosis yang yang diberikadiberikan n adalaadalah h 4 4 x x 500 500 mg mg perhari, perhari, dapat dapat diberikadiberikann secara oral atau intravena, sampai 7 hari b
secara oral atau intravena, sampai 7 hari b ebas panasebas panas
2
2. . TiamfenikTiamfenikol. ol. Dosis Dosis yang yang diberidiberikan kan 4 4 x x 500 500 mg mg per per hari.hari.
3.
3. KortimoksazolKortimoksazol. . DosisDosis 22xx 22tablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazoltablet (satu tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol
dan 80 mg trimetoprim) dan 80 mg trimetoprim) 4.
4. Ampisilin Ampisilin dan dan amoksiamoksilin. lin. Dosis Dosis berkisaberkisar r 50-150 50-150 mg/kg mg/kg BB, BB, selamaselama 22 mingguminggu
5.
5. SefalospSefalosporin orin Generasi Generasi Ketiga. Ketiga. dosis dosis 3-4 3-4 gram gram daladalam m dekstrosa dekstrosa 100 100 cc, cc, diberikandiberikan selama ½ jam per-infus sekali sehari, selama 3-5
selama ½ jam per-infus sekali sehari, selama 3-5 harihari 6.
6. Golongan Golongan FluorokuinolonFluorokuinolon
y
y Norfloksasin : dosis Norfloksasin : dosis22 x 400 mg/hari selama 14 harix 400 mg/hari selama 14 hari y
y Siprofloksasin : dosisSiprofloksasin : dosis 22 x 500 mg/hari selama 6 harix 500 mg/hari selama 6 hari y
y Ofloksasin : dosisOfloksasin : dosis 22x 400 mg/hari selama 7 harix 400 mg/hari selama 7 hari y
y Pefloksasin : dosis 1 x 400 mg/hari selama 7 hariPefloksasin : dosis 1 x 400 mg/hari selama 7 hari y
y Fleroksasin : dosis 1 x 400 mg/hari selama 7 hariFleroksasin : dosis 1 x 400 mg/hari selama 7 hari
7.
7. KombinKombinasi oasi obat bat antibiotik. antibiotik. Hanya Hanya diindikdiindikasikan asikan pada pada keadaan keadaan tertentu tertentu seperti: seperti: TifoidTifoid toksik, peritonitis atau perforasi,
toksik, peritonitis atau perforasi, syok septik syok septik , karena telah terbukti sering ditemukan dua, karena telah terbukti sering ditemukan dua macam organisme dalam kultur darah selain kuman Salmonella typhi. (Widiastuti S,
macam organisme dalam kultur darah selain kuman Salmonella typhi. (Widiastuti S, 22001)001)
Komplikasi Demam Tifoid
Komplikasi Demam Tifoid
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian. ((R R anuh, Hariyono, dan dkk.anuh, Hariyono, dan dkk. 22001)001)
Perdarahan usus, peritonitis,
Perdarahan usus, peritonitis, meningitis, kolesistitis, ensefalopati, bronkopneumonia,meningitis, kolesistitis, ensefalopati, bronkopneumonia, hepatitis. (Arif mansjoer & Suprohaitan
hepatitis. (Arif mansjoer & Suprohaitan 22000)000)
Perforasi usus terjadi pada 0,5-3% dan perdarahan berat pada 1-10% penderita demam tifoid. Perforasi usus terjadi pada 0,5-3% dan perdarahan berat pada 1-10% penderita demam tifoid. Kebanyakan komplikasi terjadi selama stadium
ke-Kebanyakan komplikasi terjadi selama stadium ke-22 penyakit dan umumnya didahului olehpenyakit dan umumnya didahului oleh
penurunan suhu tubuh dan
penurunan suhu tubuh dan tekanan darahtekanan darahserta kenaikan denyut jantung.Pneumonia seringserta kenaikan denyut jantung.Pneumonia sering ditemukan selama stadium
ke-ditemukan selama stadium ke-22penyakit, tetapi seringkali sebagai akibat penyakit, tetapi seringkali sebagai akibat superinfeksuperinfeksi si oleholeh
organisme lain selain Sal
organisme lain selain Salmonella. Pielonefritis, endokarditis, meningitis, osteomielitis danmonella. Pielonefritis, endokarditis, meningitis, osteomielitis dan arthritis septik jarang terjadi pada hospes normal. Arthritis s
arthritis septik jarang terjadi pada hospes normal. Arthritis s eptik dan osteomielitis lebiheptik dan osteomielitis lebih sering terjadi pada p
sering terjadi pada p enderita hemoglobinoenderita hemoglobinopati. (Behrmanpati. (Behrman R R ichard, 199ichard, 19922))
Pemeriksaan penunjang Demam Tifoid
Pemeriksaan penunjang Demam Tifoid
a.a. Pemeriksaan Pemeriksaan leukositleukosit b.
b. UU ji Widal ji Widal
c.
d.